Professional Documents
Culture Documents
Koperasi Kel 2
Koperasi Kel 2
Kelompok 2:
Ahmad Sabbi (101211020148)
Aldy Wiranata (101211010125)
Angga Siswanto (101211010108)
Dema Angelika (101211010141)
Prehasti Regita (101211010137)
Putri Regina Rezki (101211010124)
Rezy Alvinri (101211010099)
Rosidah (101211010139)
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Manajemen Koperasi dan UKM Ibu Sri Astuti, SE.,MM. yang telah
memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca agar kedepannya kami dapat membuat makalah
yang lebih baik lagi. Sekian terima kasih.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan perekonomian nasional. Pada awal kemerdekaan Indonesia, koperasi
didirikan sebagai koperasi berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun
1965. Sejak saat itu lahirlah beberapa peraturan yang berkaitan dengan
perkoperasian, dimulai dengan penghapusan undang-undang dan diganti
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok
Perkoperasian dan kemudian dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun
1992 tentang Perkoperasian.(Achmad Solihin, 2018)
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana perkembangan Gerakan koperasi di
Indonesia dari era pra kemerdekaan hingga orde baru
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Agar perkembangan koperasi tidak makin meluas, pemerintah
belanda pada tahun 1915 berusaha mengatur kehidupan koperasi dengan
suatu Undang-undang. Dengan keluarnya UU koperasi tahun 1927, maka
koperasi di Indonesia mulai berkembang dan bangkit lagi. Selain koperasi-
koperasi lama yang dirintis oleh Serikat Islam, Boedi oetom, Partai
Nasional Indonesia, maka bermunculanlah koperasi-koperasi lainnya
seperti koperasi kredit, koperasi perikanan dan koperasi kerajinan. Akan
tetapi koperasi ini mundur lagi karena mendapat saingan berat dari kaum
pedagang yang mendapat fasilitas dari Pemerintah Belanda.
4
diberikan oleh Pemerintah Penjajah tersebut dimaksudkan agar koperasi
dapat bangkit dan berkembang serta mampu mengatasi dirinya sendiri.
5
pemerintah. Menjamurnya Koperasi ketika memancing kaum partai untuk
memanfaatka keadaan mereka demi tujuan partai.Dan banyak koperasi
yang kemudian diperalat oleh para pimpinan partai itu. Ini berarti secara
sadar telah melanggar prinsip-prinsip berkoperasi.
Kongres Koperasi I
6
Kongres Koperasi II
Terdapat beberapa sebab yang mendorong diadakannya Kongres
Koperasi II, antara lain :
1. SOKRI yang merupakan hasil Kongres Koperasi I tidak mampu
melaksanakan fungsinya dengan baik. Sehingga tidak terwujud
kesatuan pandangan tentang betuk organisasi, dasar atau tujuan
koperasi.
2. Adanya anggapan oleh sementara kalangan gerakan koperasi bahwa
peraturan perkoperasianyang ada sudah tidak relevan lagi. Peraturan
perkoperasian dimaksud adalah Undang-undang No. 179/1949 yang
diaanggap tidak sesuai lagi denga alam kemerdekaan.
Di dalam kongres ini beberapa orang Pejabat Pemerintah dan para tokoh
gerakan koperasi turut aktif memberikan prasaran mereka, antara lain :
1. Prof.Dr. Sumitro Djojohadikusumo (MenteriPerekonomian)
tentang “Fungsi Koperasi dalam proses pengembangan ekonomi”.
2. Iskandar Tejakusuma (Menteri Perburuhan) tentang “Perumahan
Rakyat”.
3. R.Moh. Abiyah Hadiwinoto (GKBI) tentang “Undang-Undang
Koperasi”.
4. Roesli Rahim (Kepala Koperasi Pusat) tentang “Pendidikan dan
Penerangan Koperasi”.
5. R.S. Soeria Atmadja (Kepala Direktorat Perekonomian Rakyat)
7
penyesuaian diri dari gerakan koperasi terhadap kebijaksanaan politik
yang sedang berlaku.
Munaskop I
Gerakan koperasi akan menyelenggarakan Munasnya untuk yang I
kali di Surabaya ketika tanah air Indonesia baru dibawah pengaruh
Demokrasi terpimpin. Munaskop I itu terselenggara pada tanggal 21 s/d 27
april 1961 dengan peserta banyak 1.500 orang. Adapun Munaskop dalam
sidangnya kemudian berhasil menelorkan beberapa keputusan, antara lain
meliputi :
1. Peranan Koperasi Indonesia
2. Organisasi gerakan serta program koperasi Indonesia
Munaskop II
Kondisi sedemikian mencapai puncaknya tatkala diadakan Munaskop
II di Jakarta, langsung di bawah pimpinan Menteri Transkop (Moh,
Achmad), Menteri dalam negeri (Dr Soemarno Sastroadmodjo) dan
Menteri sekretaris Jendral Front Nasional (Soedibyo). Peserta yang hadir
(kurang lebih 1000 orang) berasal dari berbagai utusan, seperti dari pejabat
pemerintah, para wakil organisasi massa (Ormas) revolisioner, anggota
Front Nasional anggota MPR/DPR-GR, golongan koperasi, para pemimpin
induk Koperasin dan lain-lain. Munaskop II berlangsungpada tanggal 2
s.d. 10 Agustus 1965
8
nasional mencoreng muka kemerdekaan dan Undang-undang dasar 1945
yang telah diyakini kebenarannya. Sejak saat Jendral Suharto efektif
memegang kendali kekuasaan pemerintah sesuai dengan SUPERSEMAR
(surat perintah 11 Maret 1966), perbaikan mulai dilakukan. Tanpa terkecuali
bidang perkoperasian untuk dikembalikan sesuai dengan fungsinya yang
sesungguhnya.
Munas Gerkopin I
Untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan politik yang ada
maka gerakan koperasi merencanakan akan mengadakan Musyawarah
(tingkat) Nasional. Musyawarah itu diharapkan menelorkan suatu keputusan
yang mengatur suatu pola baru sebagai pegangan perkoperasian dalam
melakukan rehabilitasi kehidupan perkoperasian.
9
kepada pejabat presiden jendral TNI Soeharto, yang kemudian
mensahkannya sebagai Undang-undang dengan No. 12 tahun 1967, tanggal
18 Desember 1967, Undang-undang ini diberitakan dalam lembaran negara
No. 23 Tahun 1967.
10
Rapat Anggota DKI
Munaskop X
Munaskop X yang diselenggarakan di Jakarta (7-8 Nopember 1977)
adalah sesuai dengan keputusan yang diambil dalam “simposium” tentang
pembinaan Koperasi ke arah pelaksanaan pasal 33 UUD 1945, beberapa
waktu sebelumnya. Perubahan AD/RT DKI yang diajukan simposiem
tersebut disetujui dengan beberapa penyempurnaan kemudian disahkan
tanggal 10 Januari 1978.
Munaskop XI
Terdapat alasan yang menyebabkan diadakannya Munaskop XI,
antara lain karena dirasakan belum tercapainya sasaran utama pengembanga
koperasi, yaitu sebagai alat peejuangan anggotanya serta sebagai partner
pemerintah yang mampu berdikari.
Sebanyak 350 peserta yang hadir dalam acara Munaskop XI yang
diadakan di Jakarta tanggal 17-19 Januari 1983 dan bertemakan : “Dengan
Koperasi meningkatkan pemerataan pendapatan pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat.”
Adapun keputusan yang diambil-keputusan yang diambilMuanskop yang
acaranya dibuka presiden Soeharto di istana merdeka ini, antara di bidang
kaderisasi, peraturan perundang-undangan, koperasi-kopeasi khusus, dan lain-
lain; bidang pendidikan, bidang usaha koperasi, dan lain sebagainya.
11
Rapat Anggota Dekopin
Pada bulan januari 1983 diadakan rapat anggota Dekopin. Atas dasar
keputusan Munaskop XI di atas dasar Rapat anggotan Dekopin disusunlah
rencana kerja lima tahun, yang dapat dijadikan pedoman kerja Dekopin
dalam melaksanakan tugasnya yang dibebankan kepada pengurus masa
bakti 1983-1988. Rencana kerja ini dalam pelaksanaanya dibagi-bagi
menjadi perogram kerja tahunan.
Munaskop XII
Musyawarah nasional koperasi ke 12 diselenggaakan di Jakarta pada
tanggal 18-20 Juli 1988 dengan pokok-pokok pikiran tentang pembangunan
koperasi, khususnya bidang usaha dan permodalan koperasi; bidang
pendidikan, latihan penyuluhan koperasi; dan bidang manajemen,
pengembangan dan penelitian koperasi.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Koperasi adalah suatu kumpulan orang orang yang memiliki tujuan yang
sama dengan cara bekerja sama dengan membentuk organisasi tujuannya untuk
mensejahterakan para anggotanya. Sejarah dan perkembangan koperasi di
Indonesia mengalami proses dan sistem pelaksanaan yang berbeda-beda sesuai
dengan masa pemerintahan yang ada di Indonesia dimulai dari masa sebelum
kemerdekaan, masa mempertahankan kemerdekaan, masa orde lama dan masa
orde baru hingga sekarang. Koperasi memiliki peranan yang sangat penting
dalam pembangunan ekonomi dan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat
Indonesia di awal kemerdekaan tetapi seiring masuknya liberalisme koperasi pun
mengalami penurunan kemajuan bahkan untuk saat ini koperasi cenderung jalan
di tempat atau tidak berkembang.
3.2 Saran
Koperasi di Indonesia tentulah terjadi yang namanya pasang surut di
dalam dunia koperasi , oleh karena itu marilah kita meningkatkan kesadaran
dari diri kita masing - masing dalam usaha untuk meningkatkan koperasi di
Indonesia dengan cara meningkatkan kinerja anggota koperasi dengan cara
memberikan training atau pelatihan kepada anggota koperasi terus kita juga
bisa memodifikasi produk yang ada , dengan memodifikasi produk-produk
yang ada dikoperasi , kiranya akan meningkatkan selera masyarakat sehingga
tertarik untuk mengkonsumsi produk dari koperasi tersebut dengan
menyesuaikan dengan perkembangan zaman dari tahun ke tahun dan juga
13
memperbaiki koperasi secara menyeluruh , kita harus menjadikan koperasi
yang ada Indonesia ini sebagai koperasi yang baik dan mari kita memberi
perubahan yang ada untuk lebih mensejahterkan koperasi Indonesia agar
menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
14
Achmad Solihin, E. P. L. (2018). Sejarah Koperasi. LinkedIn Learning,21–
39.http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp content/uploads/pdfmk/ESPA4323-
M1.pdf
15