Professional Documents
Culture Documents
Makalah Konsep Puskesmas - Kelompok 2 Ompk
Makalah Konsep Puskesmas - Kelompok 2 Ompk
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
KENDARI
2022
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan....................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................4
2.1. Pengertian Puskesmas.............................................................................................4
2.2. Fungsi Puskesmas...................................................................................................4
2.3. Peran Puskesmas.....................................................................................................6
2.4. Visi dan misi Puskesmas.........................................................................................7
2.5. Struktur organisasi Puskesmas................................................................................7
2.6. Tata Kerja Puskesmas............................................................................................8
2.7. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Oleh Puskesmas....................................10
2.8 Program pokok puskesmas.....................................................................................11
2.8 Masalah - masalah mutu pelayanan kesehatan yang muncul di lingkup Puskesmas
.....................................................................................................................................18
BAB III............................................................................................................................21
PENUTUP.......................................................................................................................21
A. Kesimpulan............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................22
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Kosep Puskesmas”.
Penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,
khususnya kepada Ibu Agnes Mersatika Hartoyo, S.K.M., M.Kes selaku dosen
ii
mata kuliah “Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan” Universitas Halu
Oleo.
Kami menyadari, bahwa Makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.
Semoga Makalah “Konsep Puskesmas” ini bisa menambah wawasan para
pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan terkait konsep puskesmas.
Kelomopok 2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta
aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah
dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa
mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Dewi et al., 2020).
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional
mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan serta
kesadaran hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 5 menyebutkan bahwa setiap orang
mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu
dan terjangkau. Puskesmas merupakan salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif di suatu wilayah kerja.
Puskesmas sebagai penyelenggara pembangunan kesehatan merupakan
bagian integral dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya
pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, baik secara sosial maupun ekonomi (Ulumiyah,
2018).
Berdasarkan Permenkes No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat
Praktik Mandiri Dokter Gigi pada bagian lampiran I Standar Akreditasi
Puskesmas menyebutkan bahwa agar Puskesmas dapat menjalankan
fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik mulai dari sumber daya
1
yang digunakan, proses pelayanan hingga kinerja pelayanan sebab
masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu, serta
dapat menjawab kebutuhan mereka. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu,
manajemen risiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam
pengelolaan Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
komprehensif kepada masyarakat melalui upaya pemberdayaan masyarakat
dan swasta (Permenkes, 2015) Keselamatan pasien menurut Permenkes RI
No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien adalah sistem yang membuat
asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Ulumiyah, 2018).
2
9. Mengetahui masalah - masalah apa saja yang terjadi dalam mutu
pelayanan kesehatan yang muncul di lingkup puskesmas?
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana
pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas
adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja (Sari et
al., 2019).
Pengertian puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang
berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu
yang berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalarn
suatu wilayah tertentu (Sari et al., 2019).
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta
aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah
dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa
mengabaika mutu pelayanan kepada perorangan (Sari et al., 2019).
4
Fungsi Puskesmas dalam melaksanakan tugasnya, Puskesmas
menyelenggarakan fungsi (Permenkes RI no 75 tahun 2014): 1)
penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya dan 2)
penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
5
b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif.
c. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
d. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien. petugas dan pengunjung
e. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif
dan kerjasama inter dan antar profesi.
f. Melaksanakan rekam medis.
g. Melaksanakanpencatatan, pelaporan. dan evaluasi terhadap mutu dan
akses Pelayanan Kesehatan.
h. Melaksanakanpeningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan.
i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya.
j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
Sistem Rujukan.
6
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana
menggali dan menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan
efisien.
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan
ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
4. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program.
7
Divisi UKM Pengembangan
Divisi Jaringan dan Jejaring.
3. Manajer Keuangan, membawahi:
Divisi Umum
Divisi Keuangan.
8
4. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, puskesmas menjalin kerjasama yang erat dengan
berbagai pelayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan
perorangan, jalinan kerjasama tersebut diselenggarakan dengan berbagai
sarana pelayanan kesehatan perorangan seperti rumah sakit
(kabupaten/kota) dan berbagai balai kesehatan masyarakat (balai
pengobatan penyakit paru-paru, balai kesehatan mata masyarakat, balai
kesehatan kerja masyarakat, balai kesehatan olahraga masyarakat, balai
kesehatan jiwa masyarakat, balai kesehatan indra masyarakat).
Sedangkan untuk upaya kesehatan masyarakat, jalinan kerjasama
diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat
rujukan, seperti Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Balai Teknik
Kesehatan Lingkungan, Balai Laboratorium Kesehatan serta berbagai
balai kesehatan masyarakat. Kerjasama tersebut diselenggarakan melalui
penerapan konsep rujukan yang menyeluruh dalam koordinasi Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Unit bidan di desa/komunitas.
5. Dengan Lintas Sektor
Tanggungjawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk mendapat
hasil yang optimal, penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut
harus dapat dikoordinasikan dengan berbagai lintas sektor terkait yang
ada di tingkat kecamatan. Diharapkan di satu pihak, penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di kecamatan tersebut mendapat dukungan dari
berbagai sektor terkait, sedangkan di pihak lain pembangunan yang
diselenggarakan oleh sektor lain di tingkat kecamatan berdampak positif
terhadap kesehatan.
6. Dengan Masyarakat
Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif
9
dari masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan. Dukungan aktif
tersebut diwujudkan melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas
(BPP) yang menghimpun berbagai potensi masyarakat, seperti tokoh
masyarakat, tokoh agama, LSM, orgasnisasi kemasyarakatan, serta dunia
usaha. BPP tersebut berperan sebagai mitra puskesmas dalam
menyelenggarakan pembangunan Kesehatan.
10
Puskesmas harus bisa mewujudkan kemandirian hidup sehat untuk
semua orang baik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat luas pada
umumnya.
4. Pemerataan
Pelayanan kesehatan yang dilakukan Puskesmas harus bisa diperoleh
dan dijangkau seluruh masyarakat secara adil tanpa membeda-bedakan
status sosial, suku, agama, ras, antargolongan, budaya, dan ekonomi.
5. Teknologi Tepat Guna
Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
Puskesmas harus bisa memanfaatkan teknologi secara tepat guna sesuai
dengan kebutuhan dan tidak mempunyai risiko buruk terhadap lingkungan.
6. Keterpaduan dan Kesinambungan
Didukung dengan adanya manajemen Puskemas,
penyelelenggaranaan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya
kesehatan perorangan (UKP) dapat diintegrasikan dan dikoordinasikan
secara lintas sektoral serta pelaksanaan sistem rujukan dapat ditingkatkan.
11
Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk
karena kekurangan protein dan kalori dan lain-lain kekurangan, serta
bila ada pemberian makanan tambahan vitamin dan mineral
Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya
Immunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3X,
polio 3X, dan campak 1X pada bayi
Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan
program KIA
Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan
perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena
melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu berisiko tinggi
Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak prasekolah untuk
macam-macam penyakit ringan.
Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan
pemeliharaan, memberikan penerangan dan pendidikan tentang
kesehatan, dan untuk mengadakan pemantauan pada mereka yang lalai
mengunjungi puskesmas dan meminta agar mereka datang ke
puskesmas lagi
Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para
dukun bayi
2. Upaya keluarga berencana
Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para ibu dan caton ibu
yang mengunjungi KIA
Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang kemudian
akan bekerja sebagai penggerak calon peserta keluarga berencana
Mengadakan pembicaraan-pembicaraan tentang keluarga berencana
kapan saja ada kesempatan, baik di puskesmas maupun sewaktu
mengadakan kunjungan rumah
Memasang IUD, cara-cara penggunaan pit, kondom dan cara-cara lain
dengan memberi sarananya
12
Melanjutkan mengamati mereka yang menggunakan sarana
pencegahan kehamilan.
3. Upaya perbaikan gizi
Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka
Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program
perbaikan gizi
Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat dan secara
perseorangan kepada mereka yang membutuhkan, terutama dalam
rangka program KIA
Melaksanakan program-program: Program perbaikan gizi keluarga
(suatu program menyeluruh yang mencakup pembangunan
masyarakat) melalui kelompok-kelompok penimbangan pos pelayanan
terpadu. Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein
dan kalori yang cukup kepada anak-anak di bawah umur 5 tahun dan
kepada ibu yang menyusui. Memberikan vitamin A kepada anak-anak
di bawah umur 5 tahun.
4. Upaya kesehatan lingkungan
Kegiatan-kegiatan utama kesehatan Iingkungan yang dilakukan staf
puskesmas adalah:
Penyehatan air bersih
Penyehatan pembuangan kotoran
Penyehatan lingkungan perumahan
Penyehatan air buangan/limbah
Pengawasan sanitasi tempat umum
Penyehatan makanan dan minuman
Pelaksanaan peraturan perundangan
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
a. Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit
b. Melaporkan kasus penyakit menular
13
c. Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan
yang masuk, untuk menemukan kasus-kasus baru dan untuk
mengetahuyi sumber penularan
d. Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit
e. Menyembuhkan penderita hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi
f. Pemberian immunisasi
g. Pemberantasan vector
h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
6. Upaya pengobatan
a. Melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui:
Mendapatkan riwayat penyakit
Mengadaan pemeriksaan fisik
Mengadaan pemeriksaan laboratorium
Membuat diagnose
b. Melaksanakan tindakan pengobatan
c. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat
berupa:
Rujukan diagnostik
Rujukan pengobatan/rehabilitas
Rujukan lain.
7. Upaya penyuluhan kesehatan masyaraka:
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari tiap-tiap program puskesmas. Kegiatan penyuluhan
kesehatan dilakukan pada setiap kesempatan oleh petugas, apakah di
klinik, rumah dan kelompok-kelompok masyarakat.
b. Di tingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri, tetapi
di tingkat kabupaten diadakan tenaga-tenaga koordinator penyuluhan
kesehatan. Koordinator membantu para petugas puskesmas dalam
mengembangkan teknik dan materi penyuluhan di Puskesmas.
8. Upaya kesehatan sekolah
14
a. Membina sarana keteladanan di sekolah, berupa sarana keteladanan
gizi berupa kantin dan sarana keteladanan kebersihan lingkungan
b. Membina kebersihan perseorangan peserta didik
c. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan secara
aktif dalam pelayanan kesehatan melalui kegiatan dokter kecil
d. Penjaringan kesehatan peserta didik kelas I
e. Pemeriksaan kesehatan periodik sekali setahun untuk kelas II sampai
VI dan guru berupa pemeriksaan kesehatan sederhana
f. Immunisasi peserta didik kelas I dan VI
g. Pengawasan terhadap keadaan air
h. Pengobatan ringan pertolongan pertama
i. Rujukan medic
j. Penanganan kasus anemia gizi
k. Pembinaan teknis dan pengawasan di sekolah
l. Pencatatan dan pelaporan.
9. Upaya kesehatan olah raga
a. Perneriksaan kesehatan berkala
b. Penentuan takaran latihan
c. Pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi
d. Pengobatan akibat cedera latihan
e. Pengawasan selama pemusatan latihan.
10. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
a. Asuhan perawatan kepada individu di puskesmas maupun di rumah
dengan berbagai tingkat umur, kondisi kesehatan, tumbuh kembang
dan jenis kelamin.
b. Asuhan perawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit
terkecil dari masyarakat (keluarga binaan)
c. Pelayanan perawatan kepada kelompok khusus diantaranya: ibu hamil,
anak balita, usia lanjut dan sebagainya
d. Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat
11. Upaya peningkatan kesehatan kerja
15
a. Identifikasi. masalah, meliputi: Pemeriksaan kesehatan awal dan
berkala untuk para pekerja, Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang
datang berobat ke puskesmas, Peninjauan tempat kerja untuk
menentukan bahaya akibat kerja
b. Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja melalui peningkatan gizi
pekerja, Iingkungan kerja, dan kegiatan peningkatan kesejahteraan.
c. Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja, meliputi: Penyuluhan
kesehatanKegiatan ergonomoik, yaitu kegiatan untuk mencapai
kesesuaian antara alat kerja agar tidak terjadi stres fisik terhadap
pekerjaKegiatan monitoring bahaya akibat kerjaPemakaian alat
pelindung
d. Kegiatan pengobatan kasus penyakit akibat kerja
e. Kegiatan pemulihan kesehatan bagi pekerja yang sakit
f. Kegiatan rujukan medik dan kesehatan terhadap pekerja yang sakit.
12. Upaya kesehatan gigi dan mulut
a. Pembinaan/pengembangan kemampuan peran serta masyarakat dalam
upaya pemeliharaan diri dalam wadah program UKGM
b. Pelayanan asuhan pada kelompok rawan, meliputi: Anak sekolah
Kelompok ibu hamil, menyusui dan anak pra sekolah
c. Pelayanan medik gigi dasar, meliputi: Pengobatan gigi pada penderita
yang berobat maupun yang dirujuk Merujuk kasus-kasus yang tidak
dapat ditanggulangi kesasaran yang Iebih mampu Memberikan
peyuluhan secara individu atau kelompok Memelihara kebersihan
(higiene klinik) Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan
d. Pencatatan dan pelaporan.
13. Upaya kesehatan jiwa
a. Kegiatan kesehatan jiwa yang terpadu dengan kegiatan pokok
puskesmas
b. Penanganan pasien dengan gangguan jiwa
c. Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan peran serta
masyarakat
16
d. Pengembangan upaya kesehatanjiwa di puskesmas melalui
pengembangan peran serta masyarakat dan pelayanan melalui
kesehatan jiwa
e. Pencatatan dan pelaporan.
14. Upaya kesehatan mata
a. Upaya kesehatan mata, pencegahan kesehatan dasar yang terpadu
dengan kegiatan pokok Iainnya
b. Upaya kesehatan mata; Anamnesa Pemeriksaan visus dan mata luar,
tes buta warna, tes tekanan bola mata, tes saluran air mata, tes
lapangan pandang, funduskopi, dan pemeriksaan laboratorium
Pengobatan dan pemberiaan kacamata
15. Upaya pembinaan peran serta masyarakat Upaya pembinaan peran serta
masyarakat dapat dilakukan melalui:
a. Penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, pimpinan wilayah,
limas sektoral dan berbagai organisasi kesehatan. yang dilaksanakan
melalui dialog. seminar dan lokakarya , dalam rangka komunikasi,
informasi, dan motivasi dengan memanfaatkan media massa dan
sistem informasi kesehatan
b. Persiapan petugas penyelenggara melalui latihan, orientasi atau
sarasehan kepemimpinan di bidang kesehatan
c. Persiapan masyarakat, melalui rangkaian kegiatan untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenal dan
memecahkan masalah kesehatan, dengan menggali dan menggerakkan
sumber daya yang dimilikinya, melalui rangkaian kegiatan:
Pendekatan kepada tokoh masyarakat
Survei mawas diri masyarakat untuk mengenali masalah kesehatannya
Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan bersama rencana
pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
d. Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melalui
kader yang telah dilatih
e. Pengembangan dan pelestarian kegiatan oleh masyarakat.
17
16. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
a. Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat digunakan untuk
pengobatan tradisional
b. Melakukan pembinaan terhadap cara-cara pengobatan tradisional.
Pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas diarahkan kepada keluarga
sebagai satuan maasyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok puskesmas
ditunjukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari
masyarakat diwilayah kerjanya. Setiap kegiatan pokok puuskesmas
dilaksanakan dengan pendekatan pembangunan kesehatan masyarakat.
Puskasmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melakasanakan program
kesehatan tertentu oleh pemerintah pusat (contoh : pekan imunisasi nasional).
Dalam hal demikian, baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan
diberikan oleh pemerintah pusat bersama pemerintah daerah. Keadaan darurat
mengenai kesehatan dapat terjadi, misalnya karena timbulnya wabah penyakit
menular atau karena bencana alam.
18
procedure (SOP) yang telah ditetapkan. Misalnya sikap tidak disiplin petugas
medis pada unit pelayanan puskesmas yang dikeluhkan masyarakat. Mereka
selalau diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis yang dinilai
cenderung arogan, berdalih terbatasnya persediaan obat – obatan pada
puskesmas telah menyebabkan banyak banyak diantara pasien terpaksa
membeli obat pada apotik.
a. Waktu tunggu pelayanan
Waktu tunggu pelayanan merupakan masalah yang sering
menimbulkan keluhan pasien dibeberapa instansi kesehatan. Lamanya
waktu tunggu pasien di pendaftaran, pemeriksaan, pengambilan obat
mencerminkan bagaimana instansi tersebut mengelola komponen
pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien. Penelitian
ini bertujuan untuk melihat hubungan waktu tunggu dengan kepuasan
pasien.
b. Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan
Puskesmas harus memiliki pelayanan kesehatan yang baik dan
berkualitas agar dapat memberikan kepuasan kepada pasien yang dapat
bermanfaat bagi masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan, Puskesmas Pacet perlu memperbaiki keadaan kamar mandi,
melengkapi persediaan obat, meningkatkan ketepatan diagnosa dokter,
dan meningkatkan ketepatan resep obat yang diberikan kepada
pasien. Dan dimensi empati dinyatakan memuaskan dengan skor gap
0,02. Hasil pengukuran kualitas pelayanan Puskesmas Pacet secara
umum dapat dikatakan kurang memuaskan dengan gap score sebesar -
0,032. Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, Puskesmas Pacet
perlu memperbaiki keadaan kamar mandi, melengkapi persediaan obat,
meningkatkan ketepatan diagnosa dokter, dan meningkatkan ketepatan
resep obat yang diberikan kepada pasien. Dan dimensi empati dinyatakan
memuaskan dengan skor gap 0,02.
c. Intervensi Edukasi Kepatuhan terhadap Protokol Kesehatan di Pelayanan
Puskesmas
19
Pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh virus SARS Cov-2
menjadi masalah serius yang mengancam kesehatan masyarakat secara
meluas dan telah menjadi perhatian dunia salah satunya
indonesia. Sehingga perlu dilakukan pencegahan dan pengendalian
dengan cara memberikan edukasi mengenai penerapan protokol
kesehatan untuk menekan tingkat penularan Covid-19
d. Kinerja pelayanan kesehatan di puskesmas
Faktor penghambat utama dalam kinerja pelayanan kesehatan
dasar Puskesmas yaitu kurangnya koordinasi antara anggota atau tim
sehingga bentrokan jam kerja upaya. Pemecahan dari faktor
penghambat tersebut yaitu komunikasi yang harus terjalin baik
sehingga dapat membuat anggota atau tim tersebut dapat bekerja
sama dengan baik dan tidak ada bentrokan jam kerja. Sehingga,
tujuan dari anggota atau tim tersebut dapat tercapai.
e. Sistem informasi rekam medis
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana
pelayanan kesehatan masyarakat yang sangat penting di
Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatau wilayah kerja. puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional
yang berfungsi sebagai pusat pembangunan, pusat pembinaan peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan, serta pusat pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh,
terpadu yang dilakukan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal di
suatu wilayah tertentu.
Sistem informasi yang dibuat dapat mengatasi permasalahan-
permasalahan yang ada di Puskesmas Cililin. Media penyimpanan,
pengolahan data pasien, rekam medis, dan obat sudah terkomputerisasi
sehingga proses pelayanan kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan
cepat dan mudah serta terhindar dari kesalahan.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat
ternyata masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan
oleh masyarakat. Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang
memadai, tetapi juga dari segi tenaga medis yang demikian pula adanya. Oleh
karena itu, diperlukan perhatian khusus dari pemerintah dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta komitmen untuk merubah sistem
pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh masyarakat. Selain itu, Puskesmas
juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan
masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
21
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, B. R., Rahajo, S., & Adhitya, E. (2020). PERANCANGAN SISTEM
INFORMASI PUSKESMAS BERBASIS WEB. Jurnal IKRA-ITH
Informatika, 4(103), 12–19.
Sari, M., Kom, S., & Kom, M. (2019). Technologia”Vol 10, No. 3, Juli -
September 2019 172. EJournal Ilmu Pemerintahan, 10(3), 172–178.
Ulumiyah, N. H. (2018). MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN
KESEHATAN PUSKESMAS Improving t he Health Services ’ Quality by
Implementation of Patient Safety in Public Health Center. Jurnal
Administrasi Kesehatan Indonesia, 6(2), 149–155.
https://doi.org/10.20473/jaki.v6i2.2018.149-155
Widianti, R. F., Noor, H. M., Si, M., Kala, R., & Si, M. (2018). KINERJA
PEGAWAI PUSKESMAS DALAM SANGATTA SELATAN KABUPATEN
KUTAI TIMUR. 6(1), 185–198.
UPTD Puskesmas Gunung Pati Semarang. (2019). Profil kesehatan Tahun 2019.
Resi Wulandari. (2018). Tata-tata Kerja Puskesmas.
https://puskesmasprimaryhealthcare.wordpress.com/2011/10/10/tata-tata-
kerja-puskesmas/
Evan Sebastian. (2019). Peran dan Prinsip Puskesmas dalam Penyelenggaraan
Kesehatan. Artikel Kesehatan Umum. Tahun 2019.
https://www.google.com/amp/s/mhomecare.co.id/blog/peran-dan-prinsip-
puskesmas/amp/
Pratiwi MR, Sani FN. Hubungan Waktu Tunggu Pelayanan Terhadap Tingkat
Kepuasan Pasien di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota
Surakarta. Profesi (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian.
2017;14(2):24–30.
Dewi Putri Larasati1, Anis Saidah2, Retno Puspita Sari3, Fitri Ana Puji Wahayu.
2020. “Tingkat Kesadaran Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan
Coronavirus 2019 Di Desa Pandanharum.” 2019: 1–9.
22
Sinadia, A., Kimbal, M., & Undap, G. (2018). PERAN DINAS KESEHATAN
DALAM PENYEDIAAN LOGISTIK DI PUSKESMAS KECAMATAN
MANGANITU. JURNAL EKSEKUTIF, 1(1).
23