Professional Documents
Culture Documents
Bab Iv
Bab Iv
id
BAB IV
ANALISIS DATA
kasus verba berprefiks ber- dalam bahasa Indonesia. Analisis tahap kedua adalah
Bahasa Indonesia
kasus verba berprefiks ber- dalam bahasa Indonesia, penulis akan membatasi
apa saja bagian dari data penelitian yang dibutuhkan dalam menentukan
kerangka kasus suatu verba. Dalam teori Tata Bahasa Kasus, sebuah kalimat
dibagi atas modalitas dan proposisi. Modalitas bisa berupa unsur negasi, kala,
aspek, dan adverbia. Proposisi terdiri dari sebuah verba disertai dengan
kasus sebuah kalimat tidak semua unsur kalimat diperlukan, hanya modalitas
yang berupa unsur negasi, kala, aspek, dan adverbia, serta proposisi yang
terdiri dari verba dan sejumlah kasus pada nomina pengikutnya. Jadi kalimat-
kalimat dengan verba berprefiks ber- dalam bahasa Indonesia yang menjadi
data dalam penelitian ini tidak akan dianalisis secara menyeluruh. Analisis
commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
hanya mengambil unsur-unsur dari sebuah kalimat yang diperlukan saja yaitu
jenis yaitu verba keadaan, verba aksi, verba proses, dan verba aksi-proses.
Fitur semantis adalah makna inheren yang terdapat di dalam suatu verba.
Makna inheren suatu verba tidak terikat dengan wujud verba, seperti
berwujud kata dasar, kata yang tanpa afiks, atau kata yang dengan afiks.
perihal (suatu benda); suasana; situasi yang sedang berlaku (2008:7). Jadi
verba keadaan adalah verba yang memiliki makna inheren keadaan. Verba
apa?”.
bahasa Indonesia menjadi tiga bagian lagi. Yaitu verba keadaan berprefiks
Berikut akan disajikan contoh data dari ketiga jenis verba keadaan
Berdasar batasan yang telah penulis tentukan, bagian data (1) yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
mereka bergembira
modalitas proposisi
verba nomina
Ø
bergembira mereka
experiencer
suatu kalimat dibagi atas dua bagian yaitu modalitas dengan proposisi.
Bagian proposisi terdiri dari verba dan nomina. Verba data (1) adalah
makna inheren suatu keadaan, yaitu keadaan gembira. Makna inheren yang
“mereka dalam keadaan gembira”. Cara lain untuk menentukan jenis verba
verba keadaan.
ahli tersebut, penulis menyatakan bahwa mereka pada data (1) berlabel
kala, aspek, dan adverbia. Unsur tersebut tidak terdapat dalam data (1).
sebagai berikut.
bergembira + [ ___ E]
penulis akan menyajikan beberapa data yang sejenis dengan data (1).
Data (2) dan (3) merupakan data yang sejenis dengan data (1).
kasus serta kerangka kasus verba keadaan berprefiks ber- yang berfitur
semantis keadaan psikologis dalam bahasa Indonesia. Bagian data (2) yang
commit
karena selain memiliki verba to userber-, kalimat “aku (Bayu Oktara)
berprefiks
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
Verba data (2) dan (3) adalah beruntung dan bermimpi. Beruntung
kalimatnya menjadi “aku (Bayu Oktara) dalam keadaan untung” dan “ia
mengalami mimpi”.
Aku dalam data (2) dan ia dalam data (3) merupakan nomina yang
untung” untuk aku (Bayu Oktara) dan “mengalami mimpi” untuk ia.
Dengan demikian, kerangka kasus yang dimiliki verba data (2) dan (3)
juga sama seperti kerangka kasus yang dimiliki verba data (1) yaitu.
beruntung + [ ___ E]
bermimpi + [ ___ E]
commit
keadaan nonpsikologis. Yaitu to user yang tidak berhubungan dengan
keadaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
emosi kejiwaan. Berikut analisis kasus verba keadaan berprefiks ber- yang
Berdasar teori Tata Bahasa Kasus bagian inti data (4) serta yang
modalitas proposisi
verba nomina
Ø
bercabang tanduk rusa
objektif
sehingga data (4) menjadi “tanduk rusa dalam keadaan memiliki cabang”.
Cara lain untuk menentukan jenis verba keadaan adalah dengan cara
Nomina yang terdapat dalam data (4) adalah tanduk rusa. Tanduk
adalah kasus yang secara semantis paling netral, kasus apa saja yang
diwakili oleh nomina yang peranannya dalam kegiatan atau keadaan yang
konsep ini dapat secara nyata dibatasi pada benda-benda yang terkena
menyatakan bahwa tanduk rusa pada data (4) berlabel kasus objektif (O)
bercabang + [ ___ O]
kasus data (4) penulis akan menyajikan beberapa data sejenis dan memiliki
label kasus yang sama dengan data (4) di atas. Berikut data-data tersebut.
Data (5), (6), dan (7) merupakan data yang sejenis dengan data (4).
kasus serta kerangka kasus verba keadaan berprefiks ber- yang berfitur
Berbintik pada data (5), bergema pada data (6), dan bergerigi pada
data (7) merupakan jenis verba keadaan yang memiliki fitur semantis
adalah “dalam keadaan memiliki gerigi”. Sehingga kalimat dari data (5),
(6), dan (7) menjadi “kulitnya dalam keadaan memiliki bintik”, Suaranya
tidak dalam keadaan gema”, dan “gergaji selalu dalam keadaan memiliki
menjawab pertanyaan yang menjadi batasan bagi jenis verba keadaan yaitu
Nomina pada data (5) adalah kulitnya, pada data (6) adalah
suaranya, dan pada data (7) adalah gergaji. Kulitnya, suaranya, dan
gergaji berlabel kasus objektif. Yaitu kasus yang dibatasi pada benda-
benda yang terkena kegiatan atau keadaan yang dinyatakan oleh verba.
demikian, kerangka kasus yang dimiliki verba data (5), (6), dan (7) adalah
sebagai berikut.
berbintik + [ ___ O]
bergema + [ ___ O]
bergerigi + [ ___ O]
setelah jenis verba ini bersifat wajib, karena jika keterangan tersebut
dihilangkan maka kalimat yang muncul tidak akan berterima serta tidak
Data (8) dan (9) merupakan data dengan verba keadaan berprefiks
“Konflik berawal dari Desa Wotgalih” dan data (9) “Keempat korban
berasal dari Ngawi”. Kedua data tersebut berketerangan suatu lokasi yaitu
Desa Wotgalih dan Ngawi. Keterangan pada data (8) dan (9) tersebut
commit to user
wajib hadir setelah verba karena, jika dilesapkan kalimat yang terbentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
Kedua kalimat tersebut tidak berterima dalam bahasa Indonesia serta tidak
memiliki makna yang utuh. Jadi keterangan dalam data (8) dan (9)
verba berawal dan berasal serta menunjukkan tempat dari nomina konflik
Wotgalih dan Ngawi adalah kasus lokatif. Menurut Samsuri kasus lokatif
adalah kasus yang menunjuk ke lokasi atau orientasi spasial suatu situasi
Dari uraian tentang kedua lokasi dalam data (8) dan (9) di atas
dapat disimpulkan juga bahwa verba berawal dan berasal adalah jenis
Indonesia.
Nomina yang terdapat pada data (8) dan (9) adalah konflik dan
keadaan yang dinyatakan oleh verba berasal. Dengan demikian kasus yang
dimiliki konflik dan keempat korban adalah kasus objektif. Jadi kerangka
berawal + [ ___ O + L]
berasal + [ ___ O + L]
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
(10) Ia dapat berbicara dalam bahasa Jawa atau dalam bahasa Sunda
dengan lancar. (KBBI/2008/188)
menentukan bagian inti dari data (10). Bagian inti data (10) adalah
“Ia dapat berbicara”, “dalam bahasa Jawa atau dalam bahasa Sunda
dengan lancar” adalah bagian bukan inti kalimat, karena “Ia dapat
Ia dapat berbicara
modalitas proposisi
dapat berbicara Ia
objektif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
dalam penentuan kasus bagi nomina pada data (10). Ada tidaknya
dapat pada data (10) berperan penting dalam penentuan label kasus
“ini” pada data (11) hanya merupakan acuan, jika dilesapkan tidak
modalitas proposisi
objektif
commit
berbunga memiliki to user
makna inheren keadaan, yaitu keadaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
tersebut.
verba yang terdapat pada kalimat (12c). Verba kalimat (12), (12a),
Menurut Chafe dalam Parera verba aksi adalah verba yang berfitur
terdapat di dalam suatu verba. Makna inheren suatu verba tidak terikat
dengan wujud verba, seperti berwujud kata dasar, kata yang tanpa afiks,
atau kata yang dengan afiks. Menurut Sugono, aksi memiliki makna
aksi adalah jenis verba yang memiliki makna inheren aksi yang berwujud
aksi adalah dapat menjadi jawaban dari pertanyaan “apa yang dilakukan
subjek?”. Berikut akan disajikan analisis data verba aksi berprefiks ber-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
modalitas roposisi
Ø verba nomina
agentif
bertugas + [ __ A]
analisis data (14) – (23) akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut.
Tabel 1
commit
dan proposisi teori Tata Bahasa to user
Kasus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
modalitas proposisi
Ø verba nomina
(?)
ia berkaca
modalitas proposisi
Ø verba nomina
berkaca ia
(?)
nomina seperti data (24) dan (25). Yaitu nomina menjadi pelaksana
yang terdapat di dalam suatu verba. Makna inheren suatu verba tidak
terikat dengan wujud verba, seperti berwujud kata dasar, kata yang tanpa
afiks, atau kata yang dengan afiks. Dalam Sugono, proses memiliki makna
(2008:1106). Jadi verba proses adalah jenis verba yang memiliki makna
rangkaian suatu tindakan. Penanda lain verba proses adalah dapat menjadi
jawaban dari pertanyaan “apa yang terjadi pada subjek?”. Berikut akan
disajikan analisis data dengan verba proses berprefiks ber- dalam bahasa
kasusnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
Berikut akan disajikan uraian data (26) dalam bagan modalitas dan
modalitas proposisi
Ø verba nomina
objektif
verba proses.
kasus objektif adalah kasus yang dapat secara nyata dibatasi pada
sebagai berikut.
berkurang + [ __ O ]
commitberikut.
Indonesia akan disajikan sebagai to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
sebagai berikut.
Tabel 2
berikut.
modalitas proposisi
berbunga mangga
objektif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
modalitas proposisi
objektif
memiliki lumut”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
Inti penentuan bahwa kedua verba pada data (32) dan (33)
adalah.
verba.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
Indonesia
inheren yang terdapat di dalam suatu verba. Makna inheren suatu verba
tidak terikat dengan wujud verba, seperti berwujud kata dasar, kata yang
tanpa afiks, atau kata yang dengan afiks. Sugono menyatakan bahwa aksi
makna inheren suatu aksi yang berupa gerakan; tindakan; sikap (gerak-
adalah dapat menjadi jawaban dari pertanyaan “apa yang dilakukan subjek
terhadap objek?”. Berikut akan disajikan beberapa data dengan verba aksi-
Inti kalimat dari data (34) adalah “orang berburu gajah”. Berikut
akan disajikan bagan modalitas dan proposisi data (34) guna menentukan
commit to user
kasus serta kerangka kasus data tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
modalitas proposisi
agentif objektif
pelaksana tindakancommit
yang to
dinyatakan
user oleh verba berburu. Gajah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
berburu + [ __ A + O]
modalitas proposisi
atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang
berkomunikasi + [ __ A + Kom]
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
modalitas proposisi
agentif komitatif
Nomina yang terdapat pada data (36) adalah kita dan rombongan
itu. Kita berlabel kasus agentif karena kita merupakan nomina pelaksana
bahwa kasus agentif adalah kasus yang menandai pelaksana tindakan yang
pada tindakan atau keadaan yang dinyatakan oleh verba (Samsuri, 1987:
semua kalimat dalam bahasa Indonesia yang memiliki kata hubung dengan
bergabung + [ ___ A + L]
C. Teori Tata Bahasa Kasus terhadap Verba Berprefiks ber- dalam Bahasa
Indonesia
verba dengan nomina dalam sebuah kalimat. Kasus-kasus yang terdapat dalam
Tata Bahasa Kasus adalah agentif (A), experiencer (E), instrumental (I),
objektif (O), lokatif (L), sumber (S), goal (G), waktu (W), komitatif (Kom),
Label kasus yang dimiliki oleh nomina ditentukan oleh jenis verba yang
terdapat dalam sebuah kalimat. Dalam penelitian ini, verba berprefiks ber-
keadaan, verba aksi, verba proses, dan verba aksi-proses. Dari analisis tiap-
tiap jenis verba tersebut akan diketahui label kasus yang dimiliki oleh nomina
dalam sebuah kalimat. Berikut deskripsi label kasus yang dimiliki nomina dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68
wajib. Berikut deskripsi label kasus yang dimunculkan dari ketiga jenis
commitkeadaan
manusia yang memiliki to user psikologis seperti marah, sedih,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69
commit to
nomina tersebut memiliki userkasus objektif (O).
label
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70
inti dari sebuah kalimat. Label kasus keterangan wajib pada jenis
data-data yang telah dianalisis, verba aksi berprefiks ber- dalam bahasa
Hanya label kasus agentif (A) yang dihadirkan oleh jenis verba aksi
memiliki label kasus objektif (O). Nomina yang hadir dengan verba
nomina yang hadir dengan verba proses berprefiks ber- dalam bahasa
nomina yang menjadi pelaksana dari aksi tersebut. Label kasus untuk
nomina kedua tidak ada kepastian pelabelan kasus. Dari data yang
kasus agentif (A) yang kemunculannya bersifat pasti pada verba aksi-
proses berprefiks ber- dalam bahasa Indonesia, yaitu kasus objektif (O)
kasus lokatif (L) pada rombongan itu dalam kalimat “kita bergabung
pelabelan kasus dari keempat jenis verba berprefiks ber- dalam Bahasa
makna inheren yang dimiliki verba berbicara bukan lagi sebuah aksi
verba berbicara pada kalimat a) dan b), nomina yang mengikuti verba
verba. Dia dalam kalimat b) “dia dapat berbicara” memiliki label kasus
objektif (O), karena dia merupakan nomina yang terkena keadaan yang
deskripsi label kasus dalam sederet kasus yang terdapat teori Tata
Bahasa Kasus. Kasus tersebut dalam kalimat “tuan puteri beradun” dan
“ia berkaca”. Beradun dan berkaca merupakan jenis verba aksi yang
akibat dari aksi mengenai pelaksana aksi tersebut. Label kasus yang
pengikutnya tidak jelas apakah kasus agentif (A) atau kasus objektif
(O). Belum ada definisi kasus seperti itu dalam teori Tata Bahasa
Kasus.
commit to user