Professional Documents
Culture Documents
Tugas1 Dbc118090-Kristinalorenza.
Tugas1 Dbc118090-Kristinalorenza.
net/publication/351303604
CITATIONS READS
0 4,727
7 authors, including:
Kristina Lorenza
Universitas Palangka Raya
7 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI KAFE BERBASIS WEBSITE (STUDI KASUS : PALANGKA RAYA) View project
All content following this page was uploaded by Kristina Lorenza on 04 May 2021.
Kristina Lorenza
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya
Jl. Yos Sudarso, Kec. Jekan Raya, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah
74874
Email : kristinalorenza@mhs.eng.upr.ac.id
Abstrak
Sarkasme dapat mengubah polaritas kalimat dari positif atau negatif menjadi
sebaliknya. Sementara sentimen analisis pada sosial media sudah banyak
dimanfaatkan, tetapi masih jarang sekali ditemukan sentimen analisis yang
mempertimbangkan pendeteksian sarkasme didalamnya. Media sosial, blog, dan
online kelompok menjadi forum yang membuat masyarakat Indonesia
mengutarakan pendapat, saran, keluhan dan bahkan kritik terhadap subjek secara
bebas. Sentimen Analisis adalah metode untuk menggolongkan positif, netral, dan
negatif polaritas dari pendapat yang diungkapkan oleh pengguna internet. Sarkasme
adalah salah satu tantangan untuk mengklasifikasikan sentimen suatu opini.
Penelitian ini merupakan tinjauan pustaka untuk menelaah beberapa penelitian yang
ditemukan mengetahui metode untuk mendeteksi sarkasme dan untuk mengetahui
efeknya dll sarkasme pada akurasi klasifikasi sentimen. Hasil dari ini tinjauan
pustaka dapat digunakan sebagai referensi untuk mengembangkan sarkasme
metode deteksi.
Kata Kunci: Kalimat sarkas, Instagram, Bahasa
1. Pendahuluan
Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi antarmanusia yang
efektif dan banyak digunakan. Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan.
Oleh sebab itu, dalam bahasa terkandung norma-norma kebudayaan yang
mengatur perilaku kebahasaan anggotanya. Pada era teknologi informasi ini,
media sosial merupakan sarana komunikasi masyarakat dalam dunia maya
yang efektif. Media sosial di dunia maya, seperti twitter, facebook, blog, dan
forum-forum diskusi online dewasa ini sangat digemari oleh masyarakat dunia,
dan sangat efektif dampaknya terhadap pembentukan opini masyarakat. Dalam
konteks ini, media sosial dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, antara lain
untuk promosi program, pembentukan opini, pencitraan terhadap figur atau
kandidat dan melakukan propaganda politik. Untuk tujuan itu, sebagaimana
fungsinya, bahasa yang digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhannya.
Oleh sebab itu, maka fenomena penggunaan bahasa yang tidak santun bahkan
mengarah pada sarkasme pada media sosial banyak ditemukan. Tulisan yang
berisi umpatan, caci-maki, cemooh, dan merendahkan orang lain sangat mudah
ditemukan dalam akun facebook, twitter, blok, dan instagram yang
disampaikan secara terbuka kepada khalayak. Media massa sebagai sarana
komunikasi sering dimanfaatkan orang untuk menyampaikan pendapat dan
dukungannya terhadap salah satu tokoh dalam partai politik. Sebagaimana
dalam kampanye tidak resmi, yaitu kampanye yang dilakukan oleh masing-
masing pendukung kandidat melalui komunikasi dalam media sosial. Berbagai
gaya komunikasi dilakukan para pengguna media sosial, baik melalui
komentar, kritik, saran, dan gurauan yang di dalamnya banyak mengandung
ujaran yang melanggar kesantunan karena mengandung sarkasme. Penggunaan
gaya bahasa sarkasme dalam media sosial ini dapat mendidik masyarakat untuk
menggunakan bahasa yang sarkastik (kasar), sehingga secara tidak lagsung
media sosial telah berperan dalam menyebarkan contoh penggunaan bahasa
yang tidak santun dan melanggar etika pergaulan. Hal ini perlu mendapatkan
perhatian khusus sebab jika dibiarkan akan membentuk suatu budaya
komuniksi yang tidak sehat bahkan dapat melunturkan karakter bangsa
Indonesia yang dikenal sebagai bangsa timur, yang santun dan berbudaya
tinggi, menjadi bangsa yang sarkastik. Oleh sebab itu, dipandang perlu untuk
dilakukan penelitian tentang penggunaan bahasa dalam media massa ini, untuk
memberi masukan bagi pendidikan karakter generasi muda Indonesia.
2. Sarkasme
Sarkasme merupakan penggunaan kata-kata pedas untuk menyakiti orang
lain; cemoohan atau ejekan kasar (Sugono: 2008, 1270). Kata sarkasme
diturunkan dari kata Yunani sarkamos yang berarti merobek-robek daging
seperti anjing, menggigit bibir karena marah, atau berbicara dengan kepahitan.
Sarkasme mempunyai ciri utama, yaitu selalu mengandung kepahitan dan
celaan yang getir, menyakiti hati, dan kurang enak didengar. Apabila
dibandingkan dengan ironi dan sinisme, maka sarkasme lebih kasar. Sarkasme
menurut Goris Keraf merupakan suatu acuan yang mengandung kepahitan dan
celaan getir.
Contohnya: mulut kau harimau kau dan lihat sang raksasa itu (maksudnya
si cebol). Sarkasme dapat saja bersifat ironi, dapat juga tidak, tetapi yang jelas
bahwa gaya bahasa ini selalu akan menyakiti hati dan kurang enak didengar.
Sedangkan, menurut Poerwadarminta, sarkasme adalah gaya bahasa yang
mengandung olok-olok atau sindiran pedas yang menyakitkan (Hariyanto:
2017, 10-11). Sarkasme merupakan gaya bahasa yang mengejek secara kasar,
sindiran pedas yang mampu menyakiti hati dan kurang enak di dengar.
3. Media Sosial
Media sosial, seperti televisi, radio dan surat kabar merupakan media
informasi popular sebelum tahun 2000-an. Tetapi kini popularitasnya tergradasi
oleh media informasi berbasis internet. Meskipun tampaknya televisi tidak
tergantikan, tetap saja porsi media televisi terus mengalami penyusutan, dan
teknologi berbasis internet menjadi sarana yang terus digunakan untuk masa-
masa mendatang. Jejaring sosial dan mesin pencari memiliki peluang bisnis
sangat baik.
Tren justru memperlihatkan orang yang berumur lebih dari 50 tahun pun,
mulai gemar berinternet dan memiliki akun jejaring sosial. Dimulai tahun 2009
dan seterusnya adalah tahun keemasan jejaring sosial jika ingin meningkatkan
pengunjungnya. Sekaranglah era sosial media. Media sosial memiliki beberapa
pengertian, yakni:
a. Interaksi sosial antara manusia dalam memproduksi, berbagi dan
bertukar informasi, hal ini mencakup gagasan dan berbagai konten
dalam komunitas virtual.
b. Media sosial adalah kelompok dari aplikasi berbasiskan internet yang
dibangun atas dasar ideologi dan teknologi berbasis web 2.0 yang
memungkinkan terciptanya website yang interaktif.
Dari kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media sosial
mampu menghadirkan serta mentranslasikan cara berkomunikasi baru dengan
teknologi yang sama sekali berbeda dari media sosial tradisional. Berbagai
media komunikasi dunia "cyber" ini membentuk jaringan komunikasi yang kaya
tanpa batasan ruang dan waktu.
5. Kesimpulan
Daftar Pustaka
Anshari, F., & Hafiz, A. (2018). Bahasa Sarkasme dalam Berita Olahraga-Studi
Kasus Bolatory. com. Prosiding Konferensi Nasional Komunikasi, 2(01),184-196.
https://www.academia.edu/3818350