Professional Documents
Culture Documents
Audit 9
Audit 9
Akuntansi
TUGAS:
1. Bukti Audit
Bukti Audit atau audit evidence adalah segala informasi yang digunakan auditor untuk
membuktikan apakah informasi yang diaudit sudah sesuai dengan kriteria tertentu. Memperoleh
sejumlah bukti audit yang berkualitas sangatlah penting untuk mencapai tujuan audit.
Auditor memerlukan bukti audit sebelum melakukan proses audit untuk menghasilkan pelaporan
audit yang kompeten. Bukti audit kompeten harus didapatkan lewat inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan
yang diaudit. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor seputar kelayakan
bukti audit, yaitu:
Kompetensi bukti audit ini berkaitan dengan sejauh mana bukti-bukti yang diperoleh dapat
dipercaya. Jika bukti yang didapatkan adalah sangat kompeten, maka hal ini sangat membantu
auditor untuk menentukan apakah laporan keuangan yang diperiksanya sudah disajikan dengan
wajar. Pertimbangan yang perlu dilakukan dalam pemeriksaan apakah bukti audit sudah
kompeten bisa didasarkan pada:
1) Relevansi (Relevance). bukti audit yang relevan haruslah sesuai jika digunakan untuk
maksud tertentu, yang dalam ini berarti harus berhubungan dengan tujuan auditor. Jika
tujuan auditor adalah untuk menentukan keberadaan suatu persediaan, auditor bisa
mendapatkan buktinya dengan melakukan observasi langsung pada persediaan tersebut.
2) Sumber Perolehan (Sources), sumber informasi sangat berpengaruh pada kompetensi
bukti audit. Sumber informasi yang dapat mempengaruhi kompetensi bukti adalah sbb:
1) Jika sumber informasi didapatkan dari sumber independen di luar perusahan,
2) Semakin efektif struktur pengendalian internal perusahaan, maka semakin besar
jaminan yang diberikan atas keandalan data akuntansi dan laporan keuangan, 3)
Pengetahuan auditor secara pribadi dan secara langsung dari pemeriksaan fisik,
pengamatan, penghitungan, dan inspeksi lebih meyakinkan daripada informasi yang
didapat secara tidak langsung.
3) Ketepatan Waktu (Timeliness), ketepatan waktu berhubungan dengan tanggal
penggunaan bukti audit. Kriteria ini menjadi penting khususnya untuk
memverifikasi aktiva lancar, utang lancar, dan akun surplus-defisit karena bisa mengecek
apakah cut off sudah dilakukan dengan tepat.
4) Objektivitas (Objectivity), bukti audit yang objektif dipandang lebih kompeten jika
dibandingkan dengan bukti audit yang bersifat subjektif. Untuk menilai objektivitas bukti
audit, diperlukan juga penilaian atas kualifikasi personal yang memberikan bukti tersebut.
Perusahaan umumnya selalu menyediakan bukti atas informasi yang diberikan kepada auditor.
Bahkan, bukti yang dihadirkan terkadang berjumlah besar dan bertumpuk antara satu jenis bukti
dengan bukti lainnya. Diantara berbagai bukti yang disediakan seringkali perusahaan
menyuguhkan bukti-bukti yang sesungguhnya tidak relevan dengan maksud dilakukannya audit.
Oleh karena itu, umumnya auditor akan melakukan seleksi terhadap kelayakan bukti audit ini.
Adapun beberapa hal yang umumnya dijadikan dasar oleh auditor untuk mengukur kelayakan
audit evidence adalah sebagai berikut:
Auditor wajib menguasai bidang keilmuan baik teoritis maupun praktis terhadap objek
yang diaudit. Dalam audit hukum, auditor harus menguasai keilmuan bidang hukum.
2) Integritas Manajemen
Terkadang seorang auditor juga menilai track record dari pihak manajemen, bagaimana
selama ini profil mereka, bagaimana tingkat integritas mereka. Ini juga mempengaruhi
keyakinan auditor terhadap segala bukti yang diajukan.
Status badan hukum dari suatu perusahaan juga akan mempengaruhi cara penilaian bukti
oleh auditor. Badan hukum perseroan terbatas tentu akan dinilai lebih detail
dibandingkan dengan badan hukum CV, dan seterusnya.
4) Kondisi Keuangan
Dalam audit keuangan, financial condition menjadi faktor yang sangat menentukan
apakah auditor akan menilai secara detail (satu per-satu) bukti yang disodorkan atau
hanya melihat sampel saja. Semakin baik kondisi keuangan yang baik tentu buktinya
berbeda dengan ketika kondisi keuangan perusahaan buruk.