Professional Documents
Culture Documents
Buku Panduan Deteksi Dini Mental Emosi Anak
Buku Panduan Deteksi Dini Mental Emosi Anak
Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif
yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak
berlaku terhadap:
1. Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f,
dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
EMOSIONAL
Editor:
dr. Nurasyik, Sp.KJ.,M.Kes
Desainer:
Mifta Ardila
Penata Letak:
Rendi Fernandes
Proofreader:
Tim Mitra Cendekia Media
Ukuran:
viii, 29 hlm, 10x14,8 cm
ISBN:
978-623-176-014-2
Cetakan Pertama:
November 2022
Hak Cipta 2022, pada Fredy Akbar Kabira, S.Kep., Ns., M.Kep, Adi Hermawan, S.Kep., Ns., M.Kes,
Idawati Binti Ambohamsah, S.Kep., Ners., M.Kes,
Mega Utami
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau
memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit.
PENDAHULUAN_1
DEFINISI MENTAL EMOSIONAL PADA
ANAK_3
FAKTOR RESIKO PENYEBAB MASALAH
MENTAL EMOSIONAL_5
DAMPAK GANGGUAN EMOSIONAL_7
DEFENISI DETEKSI DINI_12
KUESIONER UNTUK MENILAI MASALAH
MENTAL EMOSIONAL ANAK_14
CARA PENILAIAN KUESIONER_21
DAFTAR PUSTAKA_23
BIOGRAFI PENULIS_25
v
vi | Fredy Akbar Kabira, S.Kep., Ns., M.Kep, dkk
PRAKATA
Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan buku ajar. Tak lupa juga mengucapkan
salawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Besar Muhammad SAW, karena berkat
beliau, kita mampu keluar dari kegelapan menuju
jalan yang lebih terang.
Kami ucapkan juga rasa terima kasih kami
kepada pihak-pihak yang mendukung lancarnya buku
ajar ini mulai dari proses penulisan hingga proses
cetak, yaitu orang tua kami, rekan-rekan kami,
penerbit, dan masih banyak lagi yang tidak bisa kami
sebutkan satu per satu.
Adapun, buku ajar kami yang berjudul
‘DETEKSI DINI GANGGUAN MENTAL EMOSIONAL
PADA ANAK’ ini telah selesai kami buat secara
semaksimal dan sebaik mungkin agar menjadi
manfaat bagi pembaca yang membutuhkan informasi
dan pengetahuan mengenai bagaimana cara
mendeteksi dini gangguan mental emosional pada
anak.
Dalam buku ini, tertulis bagaimana cara
mendeteksi dini gangguan mental emosional pada
vii
anak. Dalam buku ini terdapat instrument
pengukuran gangguan mental emosional pada anak
yang akan dilatihkan. Sekalipun buku ini ditujukan
untuk semua petugas Kesehatan, guru, mahasiswa
bahkan juga oleh orang tua.
Kami sadar, masih banyak luput dan
kekeliruan yang tentu saja jauh dari sempurna
tentang buku ini. Oleh sebab itu, kami mohon agar
pembaca memberi kritik dan juga saran terhadap
karya buku ajar ini agar kami dapat terus
meningkatkan kualitas buku.
Demikian buku ini kami buat, dengan
harapan agar pembaca dapat memahami informasi
dan juga mendapatkan wawasan mengenai gangguan
mental emosional pada anak.
Harapan kami buku ini akan bermanfaat bagi semua
pihak, saling mengisi dalam mewujudkan masyarakat
Indonesia yang lebih berkualitas.
P
revalensi gangguan mental emosional pada
anak usia prasekolah cukup tinggi. Nasional
Institute of Mental Health (NIMH)
menyebutkan bahwa prevalensi gangguan mental
emosional pada anak usia prasekolah sekitar 10-15%
di dunia (KMHO, 2019). Laporan Riskesdas Indonesia
Tahun 2018 menyebutkan bahwa angka gangguan
mental emosional di Indonesia sebesar 9,6%. Angka
tersebut mengalami peningkatan dibandingkan hasil
tahun 2013 yaitu sebesar 6,0%. Provinsi Jawa Tengah
sendiri mengalami peningkatan dari 4,7% 11 menjadi
7,7% (BPPK, 2018)(Subekti, N., & Nurrahima,
2019).Perkembangan mental emosional bagi usia
prasekolah merupakan perkembangan dasar karena
potensi otak anak dalam masa ini akan
mempengaruhi kejiwaan anak. Proses mental adalah
proses pengolahan informasi yang menjangkau
kegiatan kognisi, intelegensia, berpikir, belajar,
memecahkan masalah dan pembentukan konsep.
Masalah mental emosional yang tidak diselesaikan
akan memberikan dampak negatif terhadap
1
perkembangan anak, terutama terhadap pematangan
karakternya, hal ini mengakibatkan terjadinya
gangguan mental emosional yang dapat berupa
perilaku berisiko tinggi. Melihat luasnya faktor risiko
dan dampak yang mungkin terjadi, maka sudah
sewajarnya keluarga terutama orang tua harus lebih
menyadari kondisi tersebut dengan melakukan
pemeriksaan kesehatan mental emosional sehingga
masalah mental emosional pada anak dapat segera
ditindaklanjuti untuk menghindari terjadinya
gangguan jiwa di kemudian hari. Pemeriksaan
kesehatan mental emosional pada anak merupakan
upaya menemukan adanya kelainan mental
emosional pada anak agar dapat diketahui dan segera
ditindaklanjuti sesuai rekomendasi. Untuk mengatasi
hal tersebut, dibuatlah sebuah Sistem Pendeteksi Dini
Kesehatan Mental Emosional Anak menggunakan
Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME)
M
ental emosional adalah suatu usaha untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
pengalamannya. Masalah mental emosional
pada anak merupakan masalah yang cukup serius.
Berbagai faktor yang dapat memicu masalah mental
emosional anak yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan tempat tinggal,
lingkungan masyarakat maupun lingkungan media
sosial yang dapat mengganggu keseimbangan mental
emosional anak seperti kejadian kekerasan dalam
lingkungan keluarga, masalah dengan teman sebaya,
bullying akibat adanya cacat fisik ataupun masalah
ekonomi. Fenomena-fenomena tersebut dapat
mempengaruhi proses perkembangan kognitif anak
dan menjadikan persepsi yang negatif bagi anak itu
sendiri(Rizkiah et al., n.d.). Masalah emosi dan
perilaku pada anak dan remaja merupakan masalah
yang cukup serius karena berdampak terhadap
perkembangan, serta menimbulkan hendaya dan
B
eberapa faktor risiko yang dapat
menyebabkan anak mengalami masalah
mental emosional adalah faktor internal dan
faktor eksternal.
1. Faktor risiko eksternal (komplikasi saat
lahir/masa awal bayi, riwayat penyakit kronis,
umur, jenis kelamin) dan
2. internal (pekerjaan ibu, pendidikan ibu,
pendapatan keluarga, pola asuh, status
perkawinan, jumlah anak). Konflik keluarga
termasuk faktor risiko masalah mental emosional.
Kondisi sosial ekonomi di mana anak-anak
tumbuh juga dapat memiliki dampak yang besar
pada pilihan dan peluang masa remaja dan
dewasa .(Utami & Hanifah, 2021)
P
engertian deteksi dini adalah sebuah proses
pengungkapan akan adanya kemungkinan
mengidap suatu penyakit. Untuk menghindari
terjadinya sakit, maka perlu upaya sedini mungkin
untuk mengenal kondisi, maka dari itu harap
diketahui faktor-faktor yang menimbulkan gangguan
dan gejala-gejalanya sebagai bentuk deteksi
diagnosis. Deteksi yang biasa dilakukan ialah
mengenali gejala-gejala abnormalitas (ketidak-
wajaran) pada suatu penyakit. Pendekatan diagnosis
ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kekalutan
yang lebih parah yang dapat merusak kepribadian.
Hal tersebut dapat membantu individu dalam
mengembangkan cara berfikir, cara berperasaan, dan
cara berperilaku yang baik dan benar, sehingga
eksistensi seseorang bisa diterima dan diakui dalam
lingkungan sosialnya sebagai sosok insan yang sehat
secara sempurna.
Interpretasi
Bila jawaban YA, maka kemungkinan anak mengalami
masalah mental emosional
Intervensi
Bila jawaban YA hanya 1 (satu)
1. Lakukan konseling kepada orang tua
menggunakan buku pedoman pola asuh yang
mendukung perkembangan anak
2. Lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak
ada perubahan rujuk ke rumah sakit yang
memiliki fasilitas Kesehatan jiwa/tumbuh
kembang anak
Bila jawaban YA, ditemukan 2 (dua) atau lebih
21
Rujuk kerumah sakit yang memiliki fasilitas
Kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak. Rujukan
harus disertai informasi mengenai jumlah dan
masalah mental emosional yang ditemukan