You are on page 1of 38

PANDUAN DETEKSI DINI MENTAL

EMOSIONAL PADA ANAK


UU No 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4

Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif
yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.

Pembatasan Pelindungan Pasal 26

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak
berlaku terhadap:

i. penggunaan kutipan singkat ciptaan dan/atau produk hak terkait untuk


pelaporan peristiwa aktual yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan
informasi aktual;
ii. penggAndaan ciptaan dan/atau produk hak terkait hanya untuk kepentingan
penelitian ilmu pengetahuan;
iii. penggAndaan ciptaan dan/atau produk hak terkait hanya untuk keperluan
pengajaran, kecuali pertunjukan dan fonogram yang telah dilakukan
pengumuman sebagai bahan ajar; dan
iv. penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu
pengetahuan yang memungkinkan suatu ciptaan dan/atau produk hak terkait
dapat digunakan tanpa izin pelaku pertunjukan, produser fonogram, atau
lembaga penyiaran.
Sanksi Pelanggaran Pasal 113

1. Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f,
dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
EMOSIONAL

Fredy Akbar Kabira, S.Kep., Ns., M.Kep


Adi Hermawan, S.Kep., Ns., M.Kes
Idawati Binti Ambohamsah, S.Kep., Ners., M.Kes
Mega Utami
PANDUAN DETEKSI DINI MENTAL
EMOSIONAL PADA ANAK
Fredy Akbar Kabira, S.Kep., Ns., M.Kep
Adi Hermawan, S.Kep., Ns., M.Kes
Idawati Binti Ambohamsah, S.Kep., Ners., M.Kes
Mega Utami

Editor:
dr. Nurasyik, Sp.KJ.,M.Kes

Desainer:
Mifta Ardila

Sumber Gambar Kover:


Freepik.com

Penata Letak:
Rendi Fernandes

Proofreader:
Tim Mitra Cendekia Media

Ukuran:
viii, 29 hlm, 10x14,8 cm

ISBN:
978-623-176-014-2

Cetakan Pertama:
November 2022

Hak Cipta 2022, pada Fredy Akbar Kabira, S.Kep., Ns., M.Kep, Adi Hermawan, S.Kep., Ns., M.Kes,
Idawati Binti Ambohamsah, S.Kep., Ners., M.Kes,
Mega Utami
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau
memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Anggota IKAPI: 022/SBA/20


PENERBIT MITRA CENDEKIA MEDIA

Kapalo Koto No. 8, Selayo, Kec. Kubung, Kab. Solok


Sumatra Barat – Indonesia 27361
HP/WA: 0812-7574-0738
Website: www.mitracendekiamedia.com
E-mail: mitracendekiamedia@gmail.com
DAFTAR
ISI
PRAKATA_viii

PENDAHULUAN_1
DEFINISI MENTAL EMOSIONAL PADA
ANAK_3
FAKTOR RESIKO PENYEBAB MASALAH
MENTAL EMOSIONAL_5
DAMPAK GANGGUAN EMOSIONAL_7
DEFENISI DETEKSI DINI_12
KUESIONER UNTUK MENILAI MASALAH
MENTAL EMOSIONAL ANAK_14
CARA PENILAIAN KUESIONER_21

DAFTAR PUSTAKA_23
BIOGRAFI PENULIS_25

v
vi | Fredy Akbar Kabira, S.Kep., Ns., M.Kep, dkk
PRAKATA
Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan buku ajar. Tak lupa juga mengucapkan
salawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Besar Muhammad SAW, karena berkat
beliau, kita mampu keluar dari kegelapan menuju
jalan yang lebih terang.
Kami ucapkan juga rasa terima kasih kami
kepada pihak-pihak yang mendukung lancarnya buku
ajar ini mulai dari proses penulisan hingga proses
cetak, yaitu orang tua kami, rekan-rekan kami,
penerbit, dan masih banyak lagi yang tidak bisa kami
sebutkan satu per satu.
Adapun, buku ajar kami yang berjudul
‘DETEKSI DINI GANGGUAN MENTAL EMOSIONAL
PADA ANAK’ ini telah selesai kami buat secara
semaksimal dan sebaik mungkin agar menjadi
manfaat bagi pembaca yang membutuhkan informasi
dan pengetahuan mengenai bagaimana cara
mendeteksi dini gangguan mental emosional pada
anak.
Dalam buku ini, tertulis bagaimana cara
mendeteksi dini gangguan mental emosional pada
vii
anak. Dalam buku ini terdapat instrument
pengukuran gangguan mental emosional pada anak
yang akan dilatihkan. Sekalipun buku ini ditujukan
untuk semua petugas Kesehatan, guru, mahasiswa
bahkan juga oleh orang tua.
Kami sadar, masih banyak luput dan
kekeliruan yang tentu saja jauh dari sempurna
tentang buku ini. Oleh sebab itu, kami mohon agar
pembaca memberi kritik dan juga saran terhadap
karya buku ajar ini agar kami dapat terus
meningkatkan kualitas buku.
Demikian buku ini kami buat, dengan
harapan agar pembaca dapat memahami informasi
dan juga mendapatkan wawasan mengenai gangguan
mental emosional pada anak.
Harapan kami buku ini akan bermanfaat bagi semua
pihak, saling mengisi dalam mewujudkan masyarakat
Indonesia yang lebih berkualitas.

Polewali, Oktober 2022

viii | Fredy Akbar Kabira, S.Kep., Ns., M.Kep, dkk


PENDAHULUAN

P
revalensi gangguan mental emosional pada
anak usia prasekolah cukup tinggi. Nasional
Institute of Mental Health (NIMH)
menyebutkan bahwa prevalensi gangguan mental
emosional pada anak usia prasekolah sekitar 10-15%
di dunia (KMHO, 2019). Laporan Riskesdas Indonesia
Tahun 2018 menyebutkan bahwa angka gangguan
mental emosional di Indonesia sebesar 9,6%. Angka
tersebut mengalami peningkatan dibandingkan hasil
tahun 2013 yaitu sebesar 6,0%. Provinsi Jawa Tengah
sendiri mengalami peningkatan dari 4,7% 11 menjadi
7,7% (BPPK, 2018)(Subekti, N., & Nurrahima,
2019).Perkembangan mental emosional bagi usia
prasekolah merupakan perkembangan dasar karena
potensi otak anak dalam masa ini akan
mempengaruhi kejiwaan anak. Proses mental adalah
proses pengolahan informasi yang menjangkau
kegiatan kognisi, intelegensia, berpikir, belajar,
memecahkan masalah dan pembentukan konsep.
Masalah mental emosional yang tidak diselesaikan
akan memberikan dampak negatif terhadap
1
perkembangan anak, terutama terhadap pematangan
karakternya, hal ini mengakibatkan terjadinya
gangguan mental emosional yang dapat berupa
perilaku berisiko tinggi. Melihat luasnya faktor risiko
dan dampak yang mungkin terjadi, maka sudah
sewajarnya keluarga terutama orang tua harus lebih
menyadari kondisi tersebut dengan melakukan
pemeriksaan kesehatan mental emosional sehingga
masalah mental emosional pada anak dapat segera
ditindaklanjuti untuk menghindari terjadinya
gangguan jiwa di kemudian hari. Pemeriksaan
kesehatan mental emosional pada anak merupakan
upaya menemukan adanya kelainan mental
emosional pada anak agar dapat diketahui dan segera
ditindaklanjuti sesuai rekomendasi. Untuk mengatasi
hal tersebut, dibuatlah sebuah Sistem Pendeteksi Dini
Kesehatan Mental Emosional Anak menggunakan
Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME)

2 | Fredy Akbar Kabira, S.Kep., Ns., M.Kep, dkk


DEFENISI MENTAL EMOSIONAL PADA ANAK

M
ental emosional adalah suatu usaha untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
pengalamannya. Masalah mental emosional
pada anak merupakan masalah yang cukup serius.
Berbagai faktor yang dapat memicu masalah mental
emosional anak yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan tempat tinggal,
lingkungan masyarakat maupun lingkungan media
sosial yang dapat mengganggu keseimbangan mental
emosional anak seperti kejadian kekerasan dalam
lingkungan keluarga, masalah dengan teman sebaya,
bullying akibat adanya cacat fisik ataupun masalah
ekonomi. Fenomena-fenomena tersebut dapat
mempengaruhi proses perkembangan kognitif anak
dan menjadikan persepsi yang negatif bagi anak itu
sendiri(Rizkiah et al., n.d.). Masalah emosi dan
perilaku pada anak dan remaja merupakan masalah
yang cukup serius karena berdampak terhadap
perkembangan, serta menimbulkan hendaya dan

Panduan Deteksi Dini…| 3


menurunkan produktivitas serta kualitas hidup
mereka.(Wiguna Tjhin et al., 2010)

4 | Fredy Akbar Kabira, S.Kep., Ns., M.Kep, dkk


FAKTOR RESIKO PENYEBAB MASALAH
MENTAL EMOSIONAL

B
eberapa faktor risiko yang dapat
menyebabkan anak mengalami masalah
mental emosional adalah faktor internal dan
faktor eksternal.
1. Faktor risiko eksternal (komplikasi saat
lahir/masa awal bayi, riwayat penyakit kronis,
umur, jenis kelamin) dan
2. internal (pekerjaan ibu, pendidikan ibu,
pendapatan keluarga, pola asuh, status
perkawinan, jumlah anak). Konflik keluarga
termasuk faktor risiko masalah mental emosional.
Kondisi sosial ekonomi di mana anak-anak
tumbuh juga dapat memiliki dampak yang besar
pada pilihan dan peluang masa remaja dan
dewasa .(Utami & Hanifah, 2021)

Dari sekian faktor tersebut sikap orang tua


sangat berperan penting dalam tingkat mental
emosional pada anak. Secara tidak langsung orang tua
atau orang disekitar anak dapat mempengaruhi
mental emosional anak melalui tindakannya yang

Panduan Deteksi Dini…| 5


akan membentuk watak dan menentukan sikap anak
serta tindakannya. Orang tua dapat memilih pola asuh
yang tepat dan ideal bagi anaknya. Orang tua yang
salah dalam bersikap akan membawa akibat buruk
bagi perkembangan anaknya.

6 | Fredy Akbar Kabira, S.Kep., Ns., M.Kep, dkk


DAMPAK GANGGUAN EMOSIONAL

Gangguan emosional yang dimiliki seseorang pasti


berdampak bagi dirinya atau bahkan orang lain di
sekitarnya. Berikut adalah dampak dari gangguan
emosional, yaitu:
 Kurangnya kemampuan berinteraksi dengan
orang lain Individu dengan gangguan emosional
terkadang sulit untuk mampu mengendalikan diri
ketika emosinya sedang tidak stabil. Hal ini tentu
saja membuat orang lain, terutama yang tidak
terlalu dekat merasa kurang nyaman. Di sisi lain,
gangguan emosional juga membuat individu
kurang peka terhadap perasaan orang lain karena
lebih fokus pada emosi yang dirasakan. Oleh sebab
itu, orang lain kurang mampu merasakan
kedekatan dan hubungan yang baik.

Panduan Deteksi Dini…| 7


 Perkembangan kepribadian terganggu Setiap
manusia pasti mengalami tahapan perkembangan
secara fisik, emosi, serta kognitif. Ketiga aspek
tersebut berkaitan dengan kepribadian individu.
Apabila terdapat gangguan emosi selama masa
perkembangan, maka kemungkinan terdapat
hambatan atau kendala bagi individu untuk
mendapatkan tujuan perkembangan yang sesuai
dengan usianya. Orang dengan gangguan
emosional bisa saja memiliki masa perkembangan
yang terlambat sehingga tidak sesuai dengan
usianya.

8 | Fredy Akbar Kabira, S.Kep., Ns., M.Kep, dkk


 Penyakit fisik Gangguan emosional memiliki
pengaruh terhadap kondisi fisiologis. Pada
umumnya, gangguan yang muncul seperti sakit
perut, migrain, sesak napas, jantung berdetak
lebih kencang, keluar keringat dingin, nyeri dada,
gangguan saraf, atau kondisi-kondisi lain yang
muncul akibat perubahan emosi.

Panduan Deteksi Dini…| 9


 Menurunnya produktivitas Individu yang
memiliki gangguan emosional pada umumnya
tidak selalu bisa beraktivitas seperti biasa sebab
kondisi emosionalnya sering tidak stabil dan
berpengaruh pada aktivitas yang dilakukan.
Dalam perasaan yang sedang sedih atau marah,
individu belum tentu dapat mengerjakan sesuatu
dengan maksimal seperti ketika dalam emosi yang
stabil.

10 | Fredy Akbar Kabira, S.Kep., Ns., M.Kep, dkk


 Permasalahan dalam bidang akademik Bagi
pelajar atau mahasiswa yang memiliki gangguan
emosional, gangguan tersebut dapat
mempengaruhi prestasi serta hasil belajar yang
sudah dilakukan. Hal ini dikarenakan kondisi
emosi yang kurang stabil dapat memecah fokus
sehingga sulit untuk berkonsentrasi ketika sedang
belajar(Fakhriyani, 2019)

Panduan Deteksi Dini…| 11


DEFENISI DETEKSI DINI

P
engertian deteksi dini adalah sebuah proses
pengungkapan akan adanya kemungkinan
mengidap suatu penyakit. Untuk menghindari
terjadinya sakit, maka perlu upaya sedini mungkin
untuk mengenal kondisi, maka dari itu harap
diketahui faktor-faktor yang menimbulkan gangguan
dan gejala-gejalanya sebagai bentuk deteksi
diagnosis. Deteksi yang biasa dilakukan ialah
mengenali gejala-gejala abnormalitas (ketidak-
wajaran) pada suatu penyakit. Pendekatan diagnosis
ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kekalutan
yang lebih parah yang dapat merusak kepribadian.
Hal tersebut dapat membantu individu dalam
mengembangkan cara berfikir, cara berperasaan, dan
cara berperilaku yang baik dan benar, sehingga
eksistensi seseorang bisa diterima dan diakui dalam
lingkungan sosialnya sebagai sosok insan yang sehat
secara sempurna.

12 | Fredy Akbar Kabira, S.Kep., Ns., M.Kep, dkk


(Wiguna Tjhin et al., 2010). Deteksi dini merupakan
hal yang penting untuk mengurangi masalah dan
kompetensi pada usia yang lebih tua (Maullyah,
2018).

Panduan Deteksi Dini…| 13


UNTUK MENILAI MASALAH
KUESIONER
MENTAL EMOSIONAL ANAK

Masalah mental emosional dapat dideteksi secara


dini pada anak usia 36–72 bulan mempergunakan
instrumen, yaitu Kuesioner Masalah Mental
Emosional (KMEE) yang terdapat di dalam program
Stimulasi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang atau
SDIDTK dari Kementerian Kesehatan Kuesioner
Masalah Mental Emosional (KMME) adalah salah satu
cara untuk mendeteksi dini tumbuh kembang anak
yaitu kegiatan pemeriksaan/skrining untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang pada anak balita pra sekolah.
Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini

14 | Fredy Akbar Kabira, S.Kep., Ns., M.Kep, dkk


adanya penyimpangan/masalah mental emosional
pada anak prasekolah (Mulyantari et al., 2019)

Panduan Deteksi Dini…| 15


No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anak anda seringkali
terlihat marah tanpa sebab
yang jelas? (seperti banyak
menangis,mudah tersinggung
atau bereaksi berlebihan
terhadap hal-hal yang sudah
biasa dihadapinya)
2. Apakah anak anda tampak
menghindar dari teman-
teman atau anggota ke-
luarganya? (seperti ingin
merasa sendirian,menyendiri
atau merasa sedih sepanjang
waktu,kehilangan minat ter-
hadap hal-hal yang biasa
diminati)
3. Apakah anak anda terlihat
berprilaku merusak dan
menentang terhadap ling-
kungan disekitarnya? (seperti
melanggar peraturan yang
ada,mencuri seringkali me-
lakukan perbuatan yang
16 | Fredy Akbar Kabira, S.Kep., Ns., M.Kep, dkk
bahaya bagi dirinya,atau
menyiksa binatang atau anak-
anak lainnya) dan tampak
tidak peduli dengan nasihat-
nasihat yang sudah diberikan
kepadanya?
4. Apakah anak anda mem-
perlihatkan adanya perasaan
ketakutan atau kecemasan
berlebihan tidak dapat
dijelaskan asalnya dan tidak
sebanding dengan anak lain
seusianya?
5. Apakah anak anda mengalami
keterbatasan oleh karna
adanya konsentrasi yang
buruk atau mudah teralih
perhatiannya, sehingga meng-
alami penurunan dalam
aktivitas sehari-hari atau
prestasi belajarnya?
6. Apakah anak anda menun-
jukkan perilaku kebingungan
sehingga mengalami ke-

Panduan Deteksi Dini…| 17


sulitan dalam berkomunikasi
dan membuat keputusan?
7. Apakah anak anda me-
nunjukkan adanya perubahan
pola tidur? (seperti sulit tidur
sepanjang waktu,terjaga se-
panjang hari, sering ter-
bangun di waktu tidur malam
oleh karna mimpi bu-
ruk,mengigau)
8. Apakah anak anda mengalami
perubahan pola makan?
(seperti kehilangan nafsu
makan,makan berlebihan
atau tidak mau makan sama
sekali)
9. Apakah anak anda seringkali
mengeluh sakit kepala,sakit
perut,atau keluhan-keluhan
fisik lainnya?
10. Apakah anak anda seringkali
mengeluh putus asa atau
berkeinginan untuk meng-
akhiri hidupnya?
18 | Fredy Akbar Kabira, S.Kep., Ns., M.Kep, dkk
11. Apakah anak anda me-
nunjukkan adanya kemun-
duran perilaku atau kemam-
puan yang sudah dimilikinya?
(seperti mengompol Kem-
bali,menghisap jempol atau
tidak mau berpisah dengan
orang tua/pengasuhnya)
12. Apakah anak anda melakukan
perbuatan berulang-ulang
tanpa alasan yang jelas?

Panduan Deteksi Dini…| 19


20 | Fredy Akbar Kabira, S.Kep., Ns., M.Kep, dkk
CARA PENILAIAN KUESIONER

1. Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas


dan nyaring, satu persatu perilaku yang tertulis
pada kuesioner masalah mental emosional
(KMME).
2. Catat jawaban YA, kemudian hitung jumlah
jawaban YA.

Interpretasi
Bila jawaban YA, maka kemungkinan anak mengalami
masalah mental emosional

Intervensi
 Bila jawaban YA hanya 1 (satu)
1. Lakukan konseling kepada orang tua
menggunakan buku pedoman pola asuh yang
mendukung perkembangan anak
2. Lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak
ada perubahan rujuk ke rumah sakit yang
memiliki fasilitas Kesehatan jiwa/tumbuh
kembang anak
 Bila jawaban YA, ditemukan 2 (dua) atau lebih
21
Rujuk kerumah sakit yang memiliki fasilitas
Kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak. Rujukan
harus disertai informasi mengenai jumlah dan
masalah mental emosional yang ditemukan

22 | Fredy Akbar Kabira, S.Kep., Ns., M.Kep, dkk


DAFTAR PUSTAKA
Fakhriyani, D. V. (2019). Kesehatan Mental. In Early
Childhood Education Journal (Issue November
2019).
http://digilib.uinsby.ac.id/918/10/Daftar
Pustaka.pdf

Maullyah, I. (2018). Perkembangan Mental Emosional


pada Anak Umur 3-5 Tahun Ditinjau dari Sikap
Orang Tua. Jurnal Riset Kebidanan Indonesia,
1(2), 48–55.
https://doi.org/10.32536/jrki.v1i2.8

Mulyantari, A. I., Romadhona, N., Nuripah, G., Susanti,


Y., & Respati, T. (2019). Hubungan Kebiasaan
Penggunaan Gadget dengan Status Mental
Emosional pada Anak Usia Prasekolah. Jurnal
Integrasi Kesehatan & Sains, 1(1), 10–15.
https://doi.org/10.29313/jiks.v1i1.4213

Rizkiah, A., Risanty, R. D., & Mujiastuti, R. (n.d.). Sistem


Pendeteksi Dini Kesehatan Mental Emosional
Anak Usia 4-17 Tahun Menggunakan Metode
Forward Chaining. https://jurnal.umj.ac.id/
index.php/just-
23
Subekti, N., & Nurrahima, A. (2019). Gambaran
Keadaan Mental Emosional. Jurnal Ilmu
Keperawatan Komunitas, 3(2), 10–15.

Utami, S., & Hanifah, D. (2021). Risk Factors Of


Emotional Mental Problems of Pre-School
Children In Sukabumi City. Buletin Penelitian
Sistem Kesehatan, 24(3), 192–201.

Wiguna Tjhin, Manengkei Paul Samuel Kris, Pamela


Christa, Rheza Agung Muhammad, & Hapsari
Windi Atika. (2010). Masalah Emosi dan
Perilaku pada Anak danRemaja di Poliklinik
Jiwa Anak dan Remaja RSUPNdr.
Ciptomangunkusumo (RSCM), Jakarta. Sari
Pediatri, 12(4), 270–277.

24 | Fredy Akbar Kabira, S.Kep., Ns., M.Kep, dkk


BIOGRAFI PENULIS

Fredy Akbar Kabira, S.Kep.,


Ns., M.Kep, lahir di Polewali
Mamasa pada tanggal 31
Desember 1986. Menye-
lesaikan Pendidikan di SDN
023 Kampung Baru, kemudian
melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1
Wonomulyo menyelesaikan Pendidikan SMA
pada tahun 2005 di SMA Negeri 1 Campalagian.
Pada tahun yang sama penulis melanjutkan
Pendidikan sarjana dan Profesi Ners di Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Timur.
Tahun 2010 mulai bekerja sebagai Dosen di
Akademi Keperawatan YPPP Wonomulyo dan
tahun 2013 melanjutkan pendidikan magister
Keperawatan konsentrasi Kepemimpinan dan
Manajemen Keperawatan di Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin selesai
Tahun 2015. Hingga kini aktif sebagai dosen di
25
Akademi Keperawatan dan mengampu mata
kuliah Keperawatan Jiwa dengan aktifitas Tri
Darma Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
ke persoalan Kesehatan Jiwa baik tindakan
promotif, preventif maupun rehabilitasi pada
Pasien Jiwa.

Adi Hermawan, S.Kep., Ns., M.


Kes, lahir di Ujung Pandang
tanggal 18 Mei 1987.
Mendapatkan Pendidikan di
SMA Hang Tuah pada tahun
2005, menyelesaikan studi
strata satu jurusan Keperawatan dan Profesi
Ners tahun 2009 dan 2010 serta Magister
Kesehatan Masyarakat UIT tahun 2016. Sejak
Tahun 2011 hingga 2014 mengajar mata kuliah
Keperawatan Jiwa dan Sistem Neurobehavior
Fakultas Keperawatan UIT. Pada awal tahun
2016 terdaftar sebagai dosen tetap Program
Studi Pindidikan Profesi Ners Stikes Amanah

26 | Fredy Akbar Kabira, S.Kep., Ns., M.Kep, dkk


Makassar dengan mengajar Mata Kuliah
Keperawatan Kesehatan Jiwa dan membimbing
Profesi Ners pada departemen Keperawatan
Jiwa. Sejak Tahun 2020 telah tersertifikasi oleh
Kemdikbud Republik Indonesia dan ditahun
yang sama juga mulai mengajar pada Program
Studi S1 Gizi Institut Teknologi dan Kesehatan
Tri Tunas Nasional Makassar dan menjadi salah
satu dari staf dan pengajar pada perguruan
tinggi tersebut. Saat ini aktif melakukan
penelitian dan melakukan pengabdian
masyarakat dan menjadi salah satu dosen
penerima hibah penelitian Kemenristek
Republik Indonesia tahun anggaran 2022.

Idawati Binti Ambohamsah,


S.Kep., Ners., M.Kes, lahir di
Nongkolud pada taggal 09 April
1987. Menyelesaikan Pen-
didikan di SRJK C) KOK WAH
TALIBONG Tuaran Kota
Kinabalu Sabahpada tahun
1999. Kemudian melanjutkan di Sekolah

Panduan Deteksi Dini…| 27


Menengah kebangsaan St. John Tuaran Kota
Kinabalu Sabah sampai tahun pada 2001 dan
selesai di MTs DDI Polewali pada tahun 2002.
Menyelesaikan Pendidikan SMA pada tahun
2005 di SMA Negeri 01 Polewali Mandar. Pada
tahun yang sama, penulis melanjutkan
Pendidikan Sarjana Keperawatan di STIK Gia
Makassar tahun 2009. Tahun 2010 mulai bekerja
sebagai Dosen di Akademi Keperawatan YPPP
Wonomulyo dan Melanjutkan Profesi Ners pada
tahun 2013 di Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Islam Makassar. Pada tahun 2014,
melanjutkan pendidikan Magister Ilmu
Biomedik konsentrasi Emergency and Disaster
Management di Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin Makassar dan selesai pada tahun
2017. Hingga kini aktif sebagai dosen di Akademi
Keperawatan YPPP Wonomulyo dan melakukan
aktivitas Tri Dharma Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat.

28 | Fredy Akbar Kabira, S.Kep., Ns., M.Kep, dkk


Mega utami, lahir di makassar
pada tanggal 23 desember
2001. Pada tahun 2012
menyelesaikan Pendidikan di
SDN 213 Inpres Sanggalea di
kabupaten maros provinsi
Sulawesi selatan, tahun 2015 menyelesaikan
Pendidikan di SMP Negeri 3 Wonomulyo dan
menyelesaikan Pendidikan SMK pada tahun
2018 di SMK YPPP Wonomulyo. Pada tahun
2019 penulis melanjutkan Pendidikan D3 di
Akademi Keperawatan YPPP Wonomulyo dan
tahun 2022 ini masih berstatus mahasiswi
tingkat akhir di Akademi Keperawatan YPPP
Wonomulyo.

Panduan Deteksi Dini…| 29

You might also like