You are on page 1of 16

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

NAMA : ARISULASTRI
GURU SD – KELAS B

Masalah yang
Analisis eksplorasi penyebab
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
masalah
diidentifikasi
1 Kurangnya Sumber Kajian Literatur Jurnal / Artikel: Setelah dilakukan eksplorasi
perhatian peserta terhadap hasil kajian literatur dan
didik saat proses 1. Jurnal pendidikan dan ilmu sosial oleh Ina Magdalena dkk (2020) hasil wawancara, serta
pembelajaran. Menyatakan bahwa faktor siswa tidak memperhatikan penjelasan dikonfirmasi melalui observasi,
guru yaitu : dapat diketahui bahwa yang
a. faktor internal dengan : menyebabkan kurangnya
 indikator ketenangan terkategori kurang baik, perhatian peserta didik saat
 indikator kosentrasi terkategori cukup baik, proses pembelajaran :
 indikator minat terkategori kurang baik, 1. Faktor ketenangan, dimana
 indikator bakat terkategori kurang baik, siswa pada saat PBM tidak
 indikator motivasi terkategori kurang baik. pernah duduk tenang.
b. faktor eskternal dengan : 2. Minat kurang baik, dimana
 indikator cara orang tua mendidik anak terkategori kurang siswa tidak ada ketertarikan
baik, terhadap pembelajaran.
 indikator relasi antar keluarga terkategori kurang baik, 3. Metode mengajar kurang
baik, dimana guru dalam
 indikator metode mengajar terkategori kurang baik,
penyampaian materi hanya
 indikator teman bergaul terkategori kurang baik.
menggunakan metode
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/nusantara/article/downlo
ceramah dan tanya jawab.
ad/820/564/
4. teman bergaul, dimana teman
bergaul siswa sering
2. Milatut Thoyibah (2020)
mengajak bermain/bercerita
Penyebab kurangnya konsentrasi dalam belajar antara lain : tidak
sehingga perhatian siswa
sarapan pagi, pengaruh dari handphone (HP), keluarga yang
terpecah.
broken home, kurang tidur, pengaruh dari cuaca.
5. Tidak sarapan pagi, dimana
https://www.duniapgmi.com/2020/03/penyebab-siswa-kurang-
kebanyakan siswa tidak
konsentrasi-dalam.html
Hasil Wawancara: sarapan pagi sebelum ke
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, maka dapat sekolah akhirnya masih pagi
diketahui penyebab masalah kurangnya perhatian peserta didik saat mereka sudah lemas.
proses pembelajaran antara lain sebagai berikut : 6. Model pembelajaran kurang
menarik, dimana guru sangat
1. Teman Sejawat : NURFARA FARIDA,S.Pd jarang menggunakan model-
 Model pembelajaran kurang menarik model pembelajaran yang
 Faktor lingkungan keluarga yang tidak kondusif dapat membangkitkan
 Tidak adanya ice breaking dalam pembelajaran ketertarikan siswa dalam
PBM.
2. Kepala Sekolah : SITI SYARIFAH,S.Pd
 Peserta didik jenuh dengan metode yang sama
 Kurangnya penggunaan media pembelajaran
 Karakteristik serta gaya belajar tiap peserta didik beragam

3. Pengawas : NURFIN,S.Pd.,M.M
 Kurang memahami karakteristik peserta didik
 Pengaturan posisi duduk
 Penggunaan model dan media kurang menarik

4. Pakar : SALEHA,S.Pd,M.Pd
Dosen PGSD Universitas Muhammadiyah Enrekang
 Ketertarikan siswa lebih ke audio visual
 Kurangnya keterlibatan masyarakat terhadap pendidikan
 Motivasi belajar menurun akibat penggunaan gadget

2 Rendahnya Setelah dilakukan eksplorasi


kemampuan Sumber Kajian Literatur Jurnal / Artikel: terhadap hasil kajian literatur dan
membaca peserta wawancara, serta dikonfirmasi
didik. 1. Siti Rohani (2019) melalui observasi, dapat diketahui
Dalam penelitiannya, faktor-faktor yang mempengaruhi membaca bahwa yang menyebabkan
permulaan menurut lamb dan arnold dalam buku Farida Rahim rendahnya kemampuan membaca
adalah (1) faktor fisiologis, (2) faktor intelektual, (3) faktor peserta didik :
lingkungan, (4) faktor psikologis. 1. Faktor dari guru, dimana
guru jarang menggunakan
2. Havizi (2022) strategi, model serta metode
Ada berbagai masalah yang menyebabkan kegiatan membaca mengajar yang menarik agar
tidak efektif, yaitu : siswa terlibat dalam kegiatan
a. Masalah yang berasal dari guru, jarangnya menggunakan membaca.
strategi yang menarik agar siswa terlibat dalam kegiatan 2. Faktor siswa, dimana
membaca, sehingga siswa menjadi jenuh ketika membaca. kurangnya motivasi siswa
Ajaklah siswa untuk berlatih membaca, menanamkan rasa sehingga siswa tidak
ingin dan ketertarikannyaa terhadap bahan bacaan. semangat untuk membaca
b. Masalah yang berasal dari dalam diri siswa itu buku apalagi buku bacaan
sendiri,Kurangnya tata bahasa di kalangan siswa disebabkan yang bernarasi panjang.
lemahnya motivasi yang dimilikinya, sehingga siswa lesu 3. Faktor lingkungan, dimana
untuk membaca buku yang bernarasi panjang . Hal ini lingkungan belajar siswa di
menimbulkan kesulitan bagi siswa menemukan poin penting rumah kurang terbimbing
dari apa yang mereka baca, yang pada akhirnya tidak mampu oleh orang tua sehingga apa
memahami teks bacaan tersebut. yang telah dipelajari di
https://min3bandarlampung.sch.id/mengenal-masalah- sekolah tidak diulang kembali
penyebab-rendahnya-kemampuan-membaca-siswa/ di rumah.

Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, maka dapat
diketahui penyebab masalah rendahnya kemampuan membaca
peserta didik antara lain sebagai berikut :

1. Teman Sejawat : ZULFAH,A.Ma


 Media pembelajaran kurang kreatif
 Kemampuan guru belum memadai (kurangnya mengikuti
diklat)
 Tidak terjalinnya komunikasi guru dan orang tua
 Lingkungan belajar siswa di rumah

2. Pengawas : NURFIN,S.Pd.,M.M
 Kurangnya minat siswa
 Kurangnya komunikasi dengan orang tua siswa
 Penggunaan media belum sesuai dengan karakteristik siswa

4. Pakar : SALEHA,S.Pd,M.Pd
Dosen PGSD Universitas Muhammadiyah Enrekang
 Lingkungan keluarga sebagai pendidikan pertama masih
belum maksimal
 Sarana belajar masih klasikal
 Motivasi belajar siswa masih kurang
 Kurangnya kesadaran guru dalam mengembangkan diri dalam
mendesign pembelajaran yang dapat menarik minat siswa
dengan karakteristik yang beragam

3 Kemampuan Setelah dilakukan eksplorasi


dasar Sumber Kajian Literatur Jurnal / Artikel: terhadap hasil kajian literatur dan
matematika wawancara, serta dikonfirmasi
peserta didik 1. Jurnal Ilmiah Didaktika (2021) melalui observasi, dapat diketahui
masih rendah. Mengemukakan salah satu penyebab rendahnya kemampuan bahwa yang menyebabkan
dasar matematika siswa dikarenakan oleh guru dalam kemampuan dasar matematika
menyampaikan pembelajarannya masih kurang kreatif dan peserta didik masih rendah :
inovatif, sehingga membuat siswa bosan dan mudah jenuh dalam 1. Faktor guru :
proses pembelajaran. Guru masih banyak menjelaskan sehingga a) Kurang kreatif dalam
peserta didik kurang mengalami proses penemuan konsep- menyampaikan materi;
konsep pembelajaran, hal ini menyebabkan siswa menjadi b) Guru lebih dominan
mudah lupa terhadap materi yang diterimanya dan kurang aktif menjelaskan sehingga
dalam pembelajaran matematika. siswa kurang memahami
konsep dan mudah lupa
2. Jurnal Ilham Raharjo dkk (2021) terhadap materinya.
Mengemukakan faktor kesulitan belajar matematika ditinjau 2. Faktor siswa :
dari peserta didik, faktor-faktor tersebut antara lain adalah a) Siswa kurang serius,
peserta didik kurang serius. Faktor yang lain adalah masih dimana siswa pada saat
banyak peserta didik yang tidak fokus ketika mengikuti dijelaskan materi, mereka
pelajaran. Faktor lain yang menyebabkan kesulitan belajar lebih banyak bermain
adalah peserta didik masih menganggap Matematika sebagai dengan temannya.
pelajaran yang sulit. b) Siswa menganggap
matematika sebagai
Hasil Wawancara: pelajaran yang sulit,
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, maka dapat dimana siswa ketika
diketahui penyebab masalah kemampuan dasar matematika peserta belajar matematika sudah
didik masih rendah antara lain sebagai berikut : menyerah diawal karena
merasa pelajaran
1. Teman Sejawat : ZULFAH,A.Ma matematika itu sulit.
 Siswa belum memahami nilai tempat 3. Kurangnya alat peraga yang
 Kurangnya alat peraga yang digunakan dalam menanamkan digunakan dalam
konsep menanamkan konsep
matematika sehingga siswa
2. Pengawas : NURFIN,S.Pd.,M.M kesulitan dalam memahami
 Belum maksimalnya penanaman konsep terhadap siswa materi yang disampaikan.
 Media yang digunakan belum maksimal

4 Keterampilan Setelah dilakukan eksplorasi


berbicara peserta Sumber Kajian Literatur Jurnal / Artikel: terhadap hasil kajian literatur dan
didik masih wawancara, serta dikonfirmasi
rendah. 1. Lisa Junia (2020) PROBLEMATIKA KETERAMPILAN BERBICARA melalui observasi, dapat diketahui
SISWA. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi bahwa yang menyebabkan
pembelajaran keterampilan berbicara kurang optimal antara lain: keterampilan berbicara peserta
a. Kurangnya rasa percaya diri. didik masih rendah:
b. Kurang mahir berbicara di depan umum. 1. Kurangnya rasa percaya diri,
c. Guru kurang terampil dalam mengajar di dalam kelas. dimana siswa merasa malu
d. Minimnya wawasan dan pemahaman sosial atau sistem pada saat dipersilahkan
sosial. tampil didepan kelas untuk
e. Jarak fisik antara pembicara dengan pendengar. berbicara.
f. Persepsi yang berbeda. 2. Minat membaca kurang,
g. Minat membaca yang kurang. dimana sangat banyak siswa
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54 yang tidak senang membaca
039/1/11160183000028_Lisa%20Junia.pdf buku sehingga pengetahuan
serta kosakata yang siswa
2. Terdapat beberapa faktor yang menjadi penghambat dari miliki menjadi terbatas dan
keterampilan berbicara siswa, antaranya: inilah kemudian yang
a. faktor internal meliputi : menyebabkan keterampilan
 penggunaan bahasa daerah (Dalam proses komunikasi berbicara siswa rendah.
sehari-hari biasanya menggunakan bahasa ibu (bahasa 3. Faktor guru, dimana
daerah) sebagai bahasa untuk berkomunikasi.) pembelajaran yang diberikan
 keluarga (Peran orang tua sangat penting dalam guru lebih dominan memakai
mendidik anaknya ketika dirumah, tetapi pada penelitian metode ceramah sehingga
ini siswa mengatakan bahwa orang tua sibuk berkerja kurangnya komunikasi 2 arah
dan jarang ada waktu luang untuk mengajarinya belajar, yang dapat memicu kebiasaan
sehingga menyebabkan kurangnya perhatian pendidikan siswa dalam berbicara.
anak-anaknya.)
 siswa (banyak siswa yang takut saat bertanya kepada
guru maupun ketika maju kedepan yang dikarenakan
tidak berani dan takut salah, disisi lain juga terdapat
pembelajaran yang tidak menyenangkan sehingga
membuat siswa kurang antusias.)
b. faktor eksternal meliputi :
 lingkungan (Salah satu faktor yang mempengaruhi
ketrampilan berbicara yaitu faktor lingkungan, dimana
siswa bertempat tinggal di daerah perdesaan yang mana
mereka selalu menggunakan bahasa ibu/bahasa daerah
untuk berinteraksi)
 Guru (Pembelajaran yang diberikan oleh guru lebih
dominan memakai metode ceramah dan kurangnya
penerapan media pembelajaran serta model
pembelajaran)
 Sarana dan prasarana (di desa minimnya sarana dan
prasarana menjadi penghambat belajar siswa seperti
perpustakaan yang kurang lengkap, ruang belajar yang
kurang memadai dan terawat.)

Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, maka dapat
diketahui penyebab masalah keterampilan berbicara peserta didik
masih rendah antara lain sebagai berikut :

1. Teman Sejawat : ZULFAH,A.Ma


 Kurangnya percaya diri siswa
 Tidak lancar membaca sehingga malu tampil di depan kelas

2. Pengawas : NURFIN,S.Pd.,M.M
 Kurangnya strategi guru dalam memancing keterampilan
berbicara siswa
 Kurangnya latihan-latihan bercerita
 Kurang percaya diri siswa

5 Kurangnya Setelah dilakukan eksplorasi


perhatian orang Sumber Kajian Literatur Jurnal / Artikel: terhadap hasil kajian literatur dan
tua terhadap 1. Layyina (2017) Kurangnya perhatian orang tua terhadap wawancara, serta dikonfirmasi
perkembangan pendidikan. melalui observasi, dapat diketahui
belajar peserta Dimana dalam artikel ini, penulis mengungkapkan betapa bahwa yang menyebabkan
didik. pentingnya pendidikan dalam keluarga bagi perkembangan anak kurangnya perhatian orang tua
menjadi manusia yang pribadi dan berguna bagi masyarakat, terhadap perkembangan belajar
sehingga keluarga yang kurang harmonis dapat menyebabkan peserta didik :
anak tidak dapat mengembangkan potensi-potensinya yang 1. Kesibukan orang tua, dimana
dimiliki. Keadaan seperti ini disebabkan oleh kurangnya kebanyakan orang tua sibuk
perhatian dari orang tua karena kesibukan orang tua, bekerja siang malam sehingga
pertengkaran orang tua dihadapan anaknya sehingga keinginan tidak ada waktu untuk
anak untuk mengembangkan bakatnya akan terhambat oleh memperhatikan
kurang perhatian orang tua terhadap anak, karena lingkungan perkembangan belajar
yang baik dan afektif akan berpengaruh positif terhadap pribadi anaknya.
anak maka perkembangan anak juga akan baik jika diperhatikan 2. Orang tua belum menyadari
oleh orang tuanya. pentingnya pendidikan anak
https://123dok.com/article/kurangnya-perhatian-orang-tua- demi masa depan dan cita-
terhadap-pendidikan.y6mn3knq cita anaknya.
3. Pendidikan orang tua, dimana
2. Jurnal Edukasi Madrasah Ibtidaiyah oleh Indah Septiya Rini dkk rata-rata riwayat pendidikan
(2020) orang tua siswa hanya sampai
Berdasarkan hasil penelitian peserta didik yang mendapatkan SMP bahkan ada yang hanya
perhatian orang tuanya dalam kegiatan belajar lebih SD sehingga mereka tidak
berprestasi daripada siswa yang kurang perhatian dari terlalu memperhatikan
orang tuanya. perbedaan prestasi belajar anak dikarenakan perkembangan belajar
perhatian orang tua yang sangat berpengaruh besar dalam anaknya karena keterbatasan
kegiatan belajar anak dirumah sangatlah kurang. Berbeda pengetahuan orang tua juga.
dengan anak yang lebih mendapatkan perhatian dari orang
tuanya, mereka cenderung lebih berprestasi dalam
pendidikannya. Dengan kata lain besarnya perhatian orang tua
sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
https://journal.unuha.ac.id/index.php/jemari/article/view/582
/364

Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, maka dapat
diketahui penyebab masalah kurangnya perhatian orang tua
terhadap perkembangan belajar peserta didik antara lain sebagai
berikut :

1. Teman Sejawat : ZULFAH,A.Ma


 Orang tuanya sibuk bekerja sehingga tidak ada waktu
memperhatikan anaknya
 Sebagian besar orang tua memang tidak peduli dan tidak mau
pusing dengan perkembangan belajar anaknya sebab mereka
pikir yang penting saya sudah sekolahkan.

2. Kepala Sekolah : SITI SYARIFAH,S.Pd


 Pekerjaan orang tua, sehingga tidak bisa lagi meluangkan
waktu untuk mencari tau perkembangan belajar anak.
 Belum menyadari pentingnya pendidikan anak.
 Rata-rata riwayat pendidikan orang tua hanya sampai SMP
bahkan ada yang SD.
3. Pengawas Sekolah
 Kurangnya inisiatif guru dalam membangun komunikasi
dengan orang tua siswa.
 Orang tua tidak dapat membagi waktu untuk memperhatikan
anaknya disebabkan karena tuntutan pekerjaan.

6 Kurangnya Setelah dilakukan eksplorasi


komunikasi Sumber Kajian Literatur Jurnal / Artikel: terhadap hasil kajian literatur dan
personal guru wawancara, serta dikonfirmasi
terhadap peserta 1. Eva Setya Oktaviyanti (2021) melalui observasi, dapat diketahui
didik. Dalam artikelnya penulis mengatakan agar terciptanya hubungan bahwa yang menyebabkan
antara guru dengan siswa lebih akrab dan menguntungkan, kurangnya komunikasi personal
terutama dalam situasi akademik, maka guru dan siswa harus guru terhadap peserta didik :
mempunyai sikap sebagai berikut: 1. Adanya jarak antara guru dan
a. Keduanya, harus saling mengenali. Seorang guru yang tidak siswa, keduanya tidak saling
mengenali siswanya, demikian pula sebaliknya, tidak akan kenal dekat sehingga susah
timbul kasih sayang antara bapak/ibu dan anak, karena tidak bagi keduanya untuk saling
adanya kasih sayang inilah jarak antara keduanya akan berkomunikasi.
semakin jauh. 2. Tidak adanya kesungguhan
b. Bersikap terbuka, sehingga akan menimbulkan mental hati dalam mengetahui
keduanya untuk menerima saran dan kritik. Selain itu dapat kendala-kendala yang dialami
mengakrabkan hubungan, karena hal ini menyebabkan kedua siswa dalam proses belajar.
belah pihak mengakui eksistensi, mengakui dan menyadari
akan hak kewajiban masing-masing
c. Saling percaya dan menghargai, seorang guru yang menaruh
kepercayaan terhadap kemampuan siswanya akan bersikap
mau menghargai dan mendudukan mereka sebagai patner,
bukan sebagai bawahan yang selalu harus menerima perintah
d. Guru berkesungguhan hati maupun membimbing siswa,
demikian pula halnya siswa dengan kesungguhan hati yang
mau dibimbing
https://widyasari-press.com/komunikasi-interpersonal-antara-
guru-dan-siswa/
2. Wulan Vitasari - Komunikasi Guru dengan Siswa Membangun
Motivasi Belajar Siswa Guru.
Dalam artikel ini menuliskan guru merupakan cerminan sikap
dari peserta didik atau siswa. Salah satunya dilihat dari segi
penampilan, fisik, maupun materi. Adanya interaksi atau jalinan
komunikasi antara guru dengan siswa yang baik, masuk ke dalam
ranah sopan santun dapat menumbuhkan manfaat untuk
membangun motivasi atau semangat dalam belajar. Alasannya,
jika terjadi komunikasi yang harmonis, guru dengan leluasa
memberikan motivasi-motivasi belajar ketika dalam akhir
pelajaran atau pada saat proses pembelajaran berlangsung.
https://osf.io/gft3z/download

Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, maka dapat
diketahui penyebab masalah Kurangnya komunikasi personal guru
terhadap peserta didik antara lain sebagai berikut :

1. Teman Sejawat : ZULFAH,A.Ma


 Faktor dari gurunya yaitu tidak adanya keinginan guru untuk
mengetahui apa kendala yang dialami siswanya.

2. Pengawas : NURFIN,S.Pd.,M.M
 Kurangnya inisiatif guru dalam membangun komunikasi
untuk mengetahui kendala-kendala yang dialami oleh siswa.

7 Kurangnya Setelah dilakukan eksplorasi


penggunaan Sumber Kajian Literatur Jurnal / Artikel: terhadap hasil kajian literatur dan
model 1. Indah Fajar Friani dkk (2017) KENDALA GURU wawancara, serta dikonfirmasi
pembelajaran di DALAMMENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PADA melalui observasi, dapat diketahui
kelas. PEMBELAJARAN TEMATIK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI bahwa yang menyebabkan
SD NEGERI 2 KOTA BANDA ACEH kurangnya penggunaan model
Dalam jurnal tersebut guru menghadapi berbagai kendala dalam pembelajaran di kelas :
menerapkan model pembelajaran pada pembelajaran tematik 1. Guru kurang mampu
berdasarkan kurikulum 2013. Hasil observasi terhadap aktivitas menyiasati waktu, dimana
guru dan siswa menunjukkan bahwa terdapat beberapa kegiatan guru terkadang sulit
yang belum maksimal dilakukan oleh guru diantaranya dalam menggunakan model
perancangan pelaksanaan pembelajaran guru kurang memahami pembelajaran karena
dan mengingat langkah- langkah pembelajaran sesuai sintak yang keterbatasan.
ada pada model pembelajaran. Sehingga guru kurang mampu 2. Guru kurang mampu dalam
dalam menstimulus siswa untuk menemukan sendiri masalah memanfaatkan teknologi,
yang ada pada materi pembelajaran, dalam pengawasan kelas dimana guru bukannya tidak
guru kurang mampu mengarahkan siswa yang kurang pintar paham teknologi, namun guru
untuk terlibat aktif dengan bekerjasama dalam kelompok, terkadang tidak mampu
terkendala dalam menyediakan alat dan bahan jika diperlukan memanfaatkan teknologi yang
dalam melakukan proyek. Hasil wawancara menunjukkan bahwa ada untuk menyampaikan
guru menyatakan kendala yang dihadapi guru adalah guru materi kepada siswa dengan
kurang menyiasati waktu yang tersedia, guru kurang mampu cara yang kreatif.
dalam menguasai teknologi, pengelolaan dan pengawasan kelas 3. Kurangnya keaktifan siswa
yang tidak dapat berjalan dengan maksimal dan dalam proses pembelajaran,
ketidakaktifannya siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga, dimana kurangnya partisipasi
proses penerapan model pembelajaran tidak dapat berjalan siswa dalam penerapan model
dengan maksimal. pembelajaran sehingga dalam
https://media.neliti.com/media/publications/188143-ID-kendala- penggunaan model menjadi
guru-dalammenerapkan-model-pembe.pdf tidak maksimal dan tidak
seperti yang diharapkan.
2. Artikel : Mengenal Kendala Pembelajaran Inovatif di Kelas (2022) 4. Kurangnya pengetahuan guru
Ada beberapa faktor yang menjadi kendala penerapan terhadap berbagai macam
model-model pembelajaran
pembelajaran interaktif : sehingga guru kesulitan
a. faktor lingkungan sekolah. Tentu faktor ini tidak hanya dalam menentukan model
sekedar membahas konsep belajar saja namun juga pembelajaran yang cocok
dengan situasi dan kondisi
bagaimana mekanisme berjalannya administrasi sekolah.
belajar siswa.
Peran guru memang utamanya sebagai pendidik. Namun tidak
bisa dinafikkan bahwa pendidik juga terkadang harus cerdas
dan bijak dalam membagi waktu agar keduanya dapat berjalan
seimbang.
b. adanya perbedaan usia para pendidik. Tentu hal ini akan
menghadirkan kesenjangan sehingga pembelajaran inovatif tak
dapat terlaksana dengan baik. Ketidakmampuan sebagian
pendidik dalam pemanfaatan teknologi sangat berpengaruh
besar pada keberlangsungan penerapan konsep pembelajaran
inovatif di kelas.
https://naikpangkat.com/mengenal-kendala-pembelajaran-
inovatif-di-kelas/

Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, maka dapat
diketahui penyebab masalah kurangnya penggunaan model
pembelajaran di kelas antara lain sebagai berikut :

1. Teman Sejawat : ZULFAH,A.Ma


 Faktor guru : tidak adanya keinginan untuk merubah
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, tidak adanya
waktu memikirkan dan mencoba menerapkan model-model
pembelajaran yang inovatif.
 Fasilitas dalam menerapkan model inovatif tidak mendukung
 Kurangnya pengetahuan guru terkait model-model
pembelajaran inovatif

2. Kepala Sekolah : SITI SYARIFAH,S.Pd


 Kurang mengadakan pembelajaran diluar kelas sehingga guru
hanya fokus pada pembelajaran di dalam kelas, padahal siswa
akan lebih senang jika diberikan ruang belajar yang dapat dia
amati secara langsung.
 Kurangnya pengetahuan guru akan berbagai macam model-
model pembelajaran.

3. Pengawas : NURFIN,S.Pd.,M.M
 Kurang memahami karakteristik siswa
 Penggunaan model yang belum sesuai dengan karakteristik
siswa.

4. Pakar : SALEHA,S.Pd,M.Pd
Dosen PGSD Universitas Muhammadiyah Enrekang
 Faktor dari SDM (guru) dimana kurangnya fasilitas guru
dalam mengembangkan profesionalismenya melalui
pendidikan profesi guru serta tidak adanya keinginan yang
kuat dalam mengembangkan dirinya.

8 Rendahnya Setelah dilakukan eksplorasi


kemampuan Sumber Kajian Literatur Jurnal / Artikel: terhadap hasil kajian literatur dan
peserta didik 1. Tri Nuraini dan Julianto Julianto (2022) ANALISIS FAKTOR wawancara, serta dikonfirmasi
dalam PENYEBAB KESULITAN SISWA SEKOLAH DASAR KELAS IV melalui observasi, dapat diketahui
mengerjakan soal DALAM MENYELESAIKAN SOAL HOTs (HIGH ORDER THINKING bahwa yang menyebabkan
HOTS. SKILLS) PADA MATA PELAJARAN IPA lemahnya kemampuan peserta
Adapun faktor yang dapat menyebabkan peserta didik kelas IV didik dalam mengerjakan soal
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal berbasis HOTs, HOTS :
yaitu karena peserta didik yang belum terbiasa dalam 1. Siswa tidak memahami
menyelesaikan soal berbasis HOTs, peserta didik masih materi, dimana siswa tidak
memerlukan bantuan orang lain dalam menyelesaikan soal, memahami materinya dengan
kesulitan dalam memahami kalimat atau maksud dari soal, baik sehingga menyulitkan
kurang teliti dalam membaca dan memahami soal, serta mereka dalam mengerjakan
pemahaman materi yang kurang. Dalam menyelesaikan soal soal HOTS.
HOTs terkadang guru perlu memberi stimulus pada peserta didik 2. Siswa tidak mengerti perintah
agar peserta didik dapat menyelesaikan soal HOTs tersebut. soal, dimana siswa bingung
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian- dengan perintah soal
pgsd/article/view/44430#:~:text=Adapun%20faktor%20yang%20 sehingga mereka kesulitan
dapat%20menyebabkan,kesulitan%20dalam%20memahami%20k dalam menentukan apa yang
alimat%20atau diinginkan soal tersebut.
3. Siswa tidak terbiasa dengan
2. Rizki Pratama Dalman dan Junaidi Junaidi (2022) Penyebab soal HOTS, dimana siswa
Sulitnya Siswa Menjawab Soal HOTS jarang sekali diberikan contoh
Hasil temuan peneliti di lapangan menunjukkan bahwa penyebab soal HOTS dalam
siswa kesulitan dalam menjawab soal HOTS adalah sebagai mengerjakan tugas sehingga
berikut: ketika dihadapkan dengan
a. Siswa tidak memahami materi. (Penyebab utama siswa soal HOTS mereka tidak
mengalami kesulitan dalam menjawab soal HOTS adalah paham.
karena mereka tidak memahami materi. Berdasarkan
wawancara dengan beberapa siswa diperoleh informasi
bahwa mereka tidak paham dengan materi yang sudah
diajarkan oleh guru.)
b. Siswa tidak mengerti perintah soal. (kesulitan dalam
menjawab soal HOTS adalah karena mereka tidak mengerti
perintah soal. Berdasarkan wawancara dengan beberapa
siswa diperoleh informasi bahwa mereka tidak mengerti
dengan perintah soal yang diberikan)
https://naradidik.ppj.unp.ac.id/index.php/nara/article/downl
oad/12/13

Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, maka dapat
diketahui penyebab masalah kurangnya penggunaan model
pembelajaran di kelas antara lain sebagai berikut :

1. Teman Sejawat : ZULFAH,A.Ma


 Siswa belum terbiasa dengan soal HOTS
 Siswa kesulitan dalam memahami isi soal

2. Kepala Sekolah : SITI SYARIFAH,S.Pd


 Kurangnya pemahaman siswa terhadap soal yang HOTS
 Siswa belum memahami materi yang terdapat dalam soal
 Siswa belum terbiasa dengan soal HOTS
3. Pengawas : NURFIN,S.Pd.,M.M
 Kurangnya latihan serta pembiasaan mengerjakan soal HOTS
 Siswa mengalami miskonsepsi terhadap permintaan soal

9 Belum Setelah dilakukan eksplorasi


optimalnya Sumber Kajian Literatur Jurnal / Artikel: terhadap hasil kajian literatur dan
penggunaan wawancara, serta dikonfirmasi
teknologi dalam 1. Purnasari dan Sadewo (2018) melalui observasi, dapat diketahui
pembelajaran Mengatakan bahwa kompetensi guru dalam merancang bahwa yang menyebabkan belum
pembelajaran yang tepat dan sesuai kebutuhan diperlukan optimalnya penggunaan teknologi
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, namun pada dalam pembelajaran :
kenyataanya banyak guru yang belum memenuhi dan mencapai 1. Pemahaman guru terkait
kemampuan pedagogik. Keterampilan guru dalam mengelola teknologi masih terbatas,
pembelajaran masih perlu terus ditingkatkan terkhusus dalam dimana guru kurang
mengusai teknologi dan menggunakannya dalam pembelajaran. memahami bagaimana cara
menggunakan teknologi
2. Pebria Dheni Purnsari (2020) dalam pembelajaran sehingga
Mengemukakan bahwa sebagian besar guru kesulitan dapat menambah ketertarikan
menggunakan teknologi untuk menunjang proses belajar siswa dalam belajar.
mengajar karena pemahaman guru terkait teknologi 2. Fasilitas kurang memadai,
pembelajaran masih terbatas. Banyak guru yang tidak dimana sekolah masih
memperbaharui dan meningkatkan ilmunya ketika menggeluti memiliki fasilitas yang minim
profesi guru. Guru harus selalu up to date dalam hal ilmu sehingga menghambat guru
pengetahuan serta teknologi sehingga ada pembaharuan cara dalam menerapkan media
mengajar. berbasis IT dalam
pembelajaran.
Hasil Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, maka dapat
diketahui penyebab masalah belum optimalnya penggunaan teknologi
dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut :

1. Teman Sejawat : ZULFAH,A.Ma


 Fasilitas kurang memadai.
 Tidak adanya keinginan guru untuk meningkatkan
kemampuannya.
 Penguasaan terhadap ilmu teknologi masih kurang.

2. Kepala Sekolah : SITI SYARIFAH,S.Pd


 Kurangnya sarana dan prasarana di sekolah, seperti proyektor
yang tersedia di sekolah hanya 1 sedangkan jumlah kelas yang
ingin jadi sasaran pengembangan teknologi ada 6.
 Guru kurang mengikuti diklat/pelatihan-pelatihan tentang
ilmu teknologi sehingga guru mengalami kendala dalam
mengopersikannya.

3. Pengawas : NURFIN,S.Pd.,M.M
 Fasilitas yang dimiliki sekolah masih terbatas.

4. Pakar : SALEHA,S.Pd,M.Pd
Dosen PGSD Universitas Muhammadiyah Enrekang
 Kurangnya pengetahuan/pemahaman tentang cara
memanfaatkan teknologi dalam PBM
 Fasilitasnya belum memadai

You might also like