You are on page 1of 2

Wartawan dengan Jurus Seribu Bayang

Oleh: Indah Wulandari Pulungan

Profesi wartawan mungkin sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat.


Wartawan adalah sebuah profesi yang sangat berkaitan erat dengan lapangan.
Mereka adalah prajurit tempur di garda terdepan untuk memperoleh berbagai
informasi yang akan diberikan kepada masyarakat. Kredibilitas suatu media pun
sangat ditentukan oleh kualitas dari seorang wartawan.
Bab I mengenai ketentuan umum, UU Pers No. 40 tahun 1999 tentang
pers terutama dalam pasal 1 menyebutkan, wartawan adalah orang yang secara
teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik. Peraturan Rumah Tangga (PRT)
pasal 9 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang merupakan organisasi
wartawan terbesar di Indonesia memperkuat pula definisi wartawan. Menurut
peraturan tersebut wartawan adalah orang yang melakukan kegiatan
kewartawanan berupa kegiatan/usaha yang berhubungan dengan pengumpulan,
pengolahan dan penyiaran dalam bentuk berita, pendapat dan usulan, gambar-
gambar dan sebagainya dalam bidang komunikasi massa. (Darajat
Wibawa,2012)
Dalam berburu berita, para wartawan memang harus memiliki kepekaan
yang tinggi terhadap lingkungan. Mereka harus memiliki nalar dan insting yang
tajam, untuk menghasilkan berita yang benar-benar berkualitas. Seorang
wartawan juga harus memiliki refleks yang tinggi, ketika mendapatkan suatu
informasi. Jurus seribu bayang pun seketika dikeluarkan saat hendak memburu
berita, agar topik hangat tersebut tidak ketinggalan untuk disajikan kepada
masyarakat. Arti dari jurus seribu bayang ini adalah, para wartawan harus siap
sedia dan selalu ada di kondisi apa pun untuk meliput sebuah berita.
Profesionalisme dari seorang wartawan juga sangat dipertaruhkan ketika
ia memberikan informasi kepada masyarakat. Informasi tersebut harus berisi
fakta-fakta yang ada dan tidak menyembunyikan kebenaran apa pun. Jadi,
seorang wartawan tidak hanya sekadar menulis berita saja, namun mereka harus
turut memahami dan mematuhi kode etik jurnalistik.

You might also like