You are on page 1of 11

LAPORAN PRAKTIKUM

MODUL 01

REAKSI-REAKSI KIMIA

Nama : Bili Ramdani

NIM : 19822092

Kelompok :D

Shift :

Asisten : Satrio

Tanggal Praktikum : Senin, 12 September 2022

Tanggal Pengumpulan Laporan : Senin, 26 September 2022

LABORATORIUM KIMA DASAR

FAKULTAS ILMU DAN PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2022
REAKSI-REAKSI KIMIA

1. TUJUAN PERCOBAAN
1.1 Mengenal berbagai jenis bahan kimia
1.2 Menentukan rumus kimia setiap bahan kimia yang digunakan saat praktikum
1.3 Menuliskan persamaan reaksi dengan benar
1.4 Mengenal berbagai jenis reaksi kimia

2. TEORI DASAR
Reaksi kimia merupakan suatu proses yang melibatkan dua atau lebih suatu
produk yang memiliki sifat fisik/kimia yang berbeda dengan pereaksinya. Secara umum
reaksi kimia dikelompokkan menjadi dua, yaitu reaksi asam-basa dan reaksi reduksi-
oksidasi. Reaksi asam-basa adalah reaksi kimia yang melibatkan netralisasi ion H+ dan
OH- (teori Arrhenius). Pemberi dan penerima ion proton menurut Bronsted-Lowry, dan
pemberi-penerima pasangan elektron menurut teori asam-basa Lewis. Sedangkan reaksi
reduksi-oksidasi adalah reaksi kimia yang berkaitan dengan pelepasan dan pengikatan
elektron, atom oksigen, dan atom hidrogen.

3. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat

3.1.1 Tabung reaksi

3.1.2 Rak Tabung

3.1.3 Pipet Tetes

3.1.4 Spatula

3.2 Bahan

3.2.1 CuSO4 0.1 M

3.2.2 HCl 0.1 M

3.2.3 AgNO3 0.1 M

3.2.4 Pb(NO)3 0.1 M


3.2.5 NaC2H3O2 0.1 M

3.2.6 KI 0.1 M

3.2.7 NH3 0.1 M

3.2.8 HC2H3O2 0.1 M

3.2.9 K2CrO4 0.1 M

3.2.10 K2Cr2O7 0.1 M

3.2.11 HCl 1 M

3.2.12 NaOH 1 M

3.2.13 KMnO4 0.05 M

3.2.14 H2C2O4 0.1 M

3.2.15 Fe (II) 0.1 M

3.2.16 H2SO4 2M

3.2.17 H2O3 3%

3.2.18 Padatan CuSO4 dan KI

3.2.19 Logam Mg,Cu, dan Zn

4. CARA KERJA
4.1 Cara Kerja Reaksi Oksidasi Logam

Mula-mula 1 mL larutan tembaga (II) sulfat (CuSO4) dimasukkan ke dalam


tabung reaksi bersih, lalu ditambahkan sepotong logam magnesium (Mg) ke
dalamnya. Hasil reaksi segera setelah penambahan Mg dan hasil reaksi setelah 5
menit diamati dengan seksama. Langkah selanjutnya, 1 mL larutan asam hidroklorida
(HCl) ditempatkan dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan sekeping logam seng (Zn)
ke dalamnya. Setelah itu, hasil reaksi segera setelah penambahan Zn dan hasil reaksi
setelah 5 menit diamati dengan seksama. Selanjutnya, 10 tetes larutan pertak nitrat
(AgNO3) ditempatkan dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan sepotong logam
tembaga (Cu). Hasil reaksi segera setelah penambahan Cu dan hasil reaksi setelah 5
menit diamati dengan seksama. Ketiga reaksi di atas dibandingkan dan
diklasifikasikan tipe reaksinya, lalu tuliskan persamaan reaksi yang terjadi.

4.2 Cara Kerja Reaksi Reaksi Asam-Basa Ion (Pb2+)

Mula-mula Larutan timbal nitrat [Pb(NO3)2] 0.1 M dimasukkan ke dalam tabung


reaksi, lalu tambahkan 1 mL larutan (NaC2H3O2) 0.1 M ke dalam larutan tersebut.
Hasil reaksi segera setelah penambahan 1 mL larutan ke dalam larutan tersebut.
Langkah selanjutnya, 1 mL larutan timbal nitrat [Pb(NO3)2] O.1 M dimasukkan ke
dalam tabung reaksi, lalu tambahkan 1 mL larutan (KI) 0.1 M ke dalam larutan
tersebut. Hasil reaksi segera setelah penambahan 1 mL larutan (KI) 0.1 M ke dalam
larutan tersebut. Ketiga reaksi di atas kemudian dituliskan dalam bentuk persamaan
reaksinya pada bagian lembar pengamatan. Setelah itu, simpulkan apakah kedua
reaksi di atas menghasilkan endapan. Bila terjadi endapan, tuliskan alasannya dapat
terbentuknya endapan dalam larutan tersebut.

4.3 Cara Kerja Reaksi Reduksi ion (Cu+) Dalam Fasa Padat & Larutan

Mula-mula siapkan 4 tabung reaksi. Tabung 1&2 masing-masing diisi dengan


sedikit mungkin padatan tembaga (II) sulfat pentahidrat (CuSO4. 5H2O), lalu masing-
masing tabung diberi label A dan B. Tabung 3&4 masing-masing diisi dengan
sesedikit mungkin padatan KI, lalu masing-masing tabung diberi label C dan D.
Langkah selanjutnya, padatan yang terdapat pada tabung A dituangkan ke dalam
tabung C. Hasil reaksi segera setelah padatan yang terdapat pada tabung A
dituangkan ke dalam tabung C setelah diamati dengan seksama. Berikutnya, tabung
B&D ditambahkan 2 mL air dan kemudian diaduk sampai padatan larut seluruhnya.
Setelah itu, larutan tabung B dituangkan ke dalam larutan tabung D. Hasil reaksi
segera setelah tabung B&D ditambahkan 2 mL air dan kemudian diaduk sampai
padatan larut seluruhnya. Kedua reaksi di atas dibandingkan perbedaan reaksinya
antara fasa padat (tahap B) dengan fasa larutan (tahap C) serta tuliskan persamaan
reaksinya.
4.4 Cara Kerja Reaksi Perubahan Warna Indikator Dalam Reaksi Asam-Basa

Mula-mula dalam suatu tabung reaksi dimasukkan 2 mL larutan (NaOH), lalu


ditambahkan 2 tetes larutan indikator ke dalam larutan tersebut, kemudian
ditambahkan 1 mL larutan H2C2O4 0.1 M pada campuran larutan (NaOH) dan larutan
indikator tersebut. Lalu diamati perubahan warna yang terjadi pada reaksi di atas,
jumlah tetesan dihitung hingga terjadi perubahan warna, serta diberikan penjelasan
tentang alasan sehingga hasil pengamatannya demikian.

Langkah selanjutnya dalam tabung reaksi dimasukkan 1 mL larutan (NH3) 0.1 M,


kemudian ditambahkan 2 tetes larutan indikator ke dalam larutan tersebut, berikutnya
ditambahkan 1 mL larutan (H2C2O4) 0.1 M (tetes demi tetes). Lalu diamati perubahan
warna yang terjadi pada reaksi di atas, jumlah tetesan dihitung hingga terjadi
perubahan warna, serta diberikan penjelasan tentang alasan sehingga hasil
pengamatannya demikian.

Kedua prosedur di atas dibandingkan perbedaan antara reaksi 1 dan 2 berdasarkan


kekuatan asam/basa.

4.5 Cara Kerja Kesetimbangan Ion Kromat

Larutan kalium kromat (K2CrO4) 0.1 M masing-masing sebanyak 1 mL


dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi. Larutan (HCl) 1 M sebanyak 5 tetes
ditambahkan ke dalam tabung pertama, kemudian campuran tersebut dikocok secara
perlahan-lahan, lalu diamati hasil reaksi yang terjadi berupa perubahan warna larutan
apakah terjadi atau tidak. Pada tabung 2 ditambahkan 5 tetes larutan (NaOH) 1 M,
kemudian kocok campuran tersebut secara perlahan, lalu diamati hasil reaksi yang
terjadi berupa perubahan warna apakah terjadi atau tidak, serta simpan kedua reaksi
di atas.. Langkah selanjutnya, dilakukan hal yang sama seperti di atas dan larutan
(K2CrO4) diganti dengan larutan (K2CrO7). Berikutnya, dituliskan persamaan reaksi
kesetimbangan ion (CrO72-) dan ion CrO42- dalam suasana asam dan basa.
4.6 Cara Kerja Reaksi Reduksi Hidrogen Peroksida

Percobaan ini dilakukan di lemari asam. Larutan 3 % hidrogen peroksida (H2O2)


sebanyak 2 mL dimasukkan dengan hati-hati ke dalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan seujung sendok kecil KI, lalu diamati perubahan yang terjadi berupa
perubahan warna larutan dan suhu.

4.7 Cara Kerja Reaksi Reduksi Kalium Permanganat

Ke dalam campuran 1 mL asam oksalat (H2C2O4) 0.1 M dan 2 mL (H2SO4) 2 M


diteteskan larutan KMnO4 0.05 M tetes demi tetes sambil dikocok. Larutan (KMnO4)
0.05 M diteteskan terus hingga warnanya tidak hilang lagi. Selanjutnya ke dalam 1
mL larutan besi(II) (Fe2+) dan 2 tetes (H2SO4) 2 M diteteskan larutan KMnO4 0.05 M
sambil dikocok. Lama waktu hilangnya warna (KMnO4) pada prosedur pertama
dibandingkan dengan lama waktu hilangnya warna (KMnO4) pada prosedur kedua,
dituliskan persamaan reaksi setara untuk kedua reaksi di atas, serta dihitung jumlah
mol yang diperlukan (KMnO4) pada masing-masing reaksi di atas, jika 1 tetes larutan
KMnO4 diasumsikan setara dengan 0.05 mL, kemudian ditentukan apakah jumlah
mol (KMnO4) yang diperlukan berbeda dan diberikan alasan tentang hasil tersebut
sehingga menghasilkan demikian.
5. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

5.1 Reaksi Oksidasi Logam


Tabel 5. 1 Hasil Pengamatan Reaksi Oksidasi Logam

No. Prosedur Pengamatan Kesimpulan


1. CuSO4(aq) + Mg(s) Pada saat t awal : Persamaan Reaksi :
Larutan CuSO4 berwarna biru, CuSO4(aq) + Mg(s) →
Mg(s) berwarna perak MgSO4(aq) + Cu(s)
Pada saat t5 menit:
Mg(s) terdekomposisi dan
terbentuk endapan Cu disertai
gelembung-gelembung kecil.
2. HCl(aq) + Zn(s) Pada saat t awal : Persamaan Reaksi :
Larutan HCl tidak berwarna, HCl(aq) + Zn(s) → ZnCl2(aq)
padatan Zn berwarna abu-abu, + H2(g)
warna tidak berubah, dan
terbentuk gelombang-gelombang
kecil
Pada saat t5 menit :
Gelombang-gelombang kecil
semakin banyak dan terjadi
perubahan warna dari bening ke
coklat
3. AgNO3(aq) + Cu(s) Pada saat t awal : 2AgNO3(aq) + Cu(s) →
Muncul padatan hitam CuNO3(aq) + 2Ag(s)
Pada saat t5 menit :
Padatan hitam semakin banyak,
campuran menjadi keruh
Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi : Pada 5.1 reaksi terjadi secara reduksi dan oksidasi

5.2 Reaksi Asam Basa Ion Pb2+


Tabel 5. 2 Hasil pengamatan reaksi asam basa ion Pb2+

No. Prosedur Pengamatan Kesimpulan


1. Pb(NO3)2(aq) + Setelah kedua larutan Persamaan Reaksi :
CH3COONa(aq) dicampurkan, terjadi Pb(NO3)2(aq) +
perubahan warna dari bening CH3COONa(aq) →
menjadi putih keruh dan tidak 2NaNO3(aq)+ Pb(CH3COO)2(aq)
terdapat endapan
2. Pb(NO3)2(aq) + Setelah kedua larutan Persamaan Reaksi :
2KI(aq) dicampurkan, terjadi perubahan Pb(NO3)2(aq) + 2KI(aq) →
warna larutan dari bening menjadi 2KNO3(aq) + PBI2(s)
kuning. Pada reaksi ini terjadi
kenaikan suhu.
Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi : Pada 5.2 reaksi terjadi secara asam-basa

5.3 Reaksi Reduksi Ion Cu2+ dalam fasa padat dan larutan
Tabel 5.3 Hasil pengamatan reaksi reduksi ion Cu2+ dalam fasa padat dan larutan

No. Prosedur Pengamatan Kesimpulan


1. CuSO4.5H2O(s) CuSO4.5H2O(s) berwarna biru, Persamaan Reaksi :
(tabung A) + KI(s) padatan KI sebelumnya 2CuSO4.5H2O(s) + 5KI(s) →
(tabung B) berwarna putih. Setelah kedua 2CuI(S) + I3- (aq) + 2K2SO4(aq) +
larutan dicampurkan, 10H2O(l)
CuSO4.5H2O(s) berubah
warna menjadi perak,
sedangkan padatan KI berubah
warna menjadi coklat.
Perubahan warna
menunjukkan terjadinya reaksi
2. CuSO4(aq) Setelah kedua larutan Persamaan Reaksi :
(Tabung B) + dicampurkan, warnanya menjadi 2CuSO4.5H2O(aq) + 5KI(aq)
KI(aq) (Tabung D) coklat keruh → 2CuI(S) + I3- (aq) +
2K2SO4(aq) + 10H2O(l)
Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi:

5.4 Reaksi Perubahan Warna Indikator Dalam Reaksi Asam-Basa


Tabel 5. 4 Hasil pengamatan reaksi perubahan warna indikator dalam reaksi asam-
basa

No. Prosedur Pengamatan Kesimpulan


1. Na(OH)2(aq) + Perubahan warna : Dari Persamaan Reaksi :
fenolftalein + ungu menjadi bening 2NaOH(aq) + fenolflatein +
H2C2O4(aq) Jumlah tetesan : 21 tetes H2C2O4(aq) →Na2C2O4(aq) +
H2O(aq)
2. NH3(aq) + Perubahan warna: Persamaan Reaksi :
fenolflatein + 2NH3(aq) + fenolflatein +
H2C2O4(aq) Jumlah tetesan : H2C2O4(aq) → (NH4)2 C2O4(aq)
Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi:

5.5 Reaksi Kesetimbangan Ion Kromat


Tabel 5. 5 Hasil pengamatan reaksi kesetimbangan ion kromat

No. Prosedur Pengamatan Kesimpulan


1. K2CrO4 0.1M + Tabung 1 : Terjadi perubahan Persamaan Reaksi :
HCl 1M (tabung 1) warna menjadi coklat 2CrO42-(aq) + 2H-(aq) → Cr2O72-
Tabung 2 : Tidak berubah (aq) + H2O(l)
K2Cr2O4 0.1M + warna K2CrO4(aq) + NaOH(aq) →
NaOH 1M (tabung Tidak bereaksi
2)
2. K2CrO7 0.1M + Tabung 1 : Tidak terjadi Persamaan Reaksi :
HCl 1M (tabung 1) perubahan warna K2CrO7(aq) + HCl(aq) → Tidak
Tabung 2 : Berubah warna bereaksi
K2Cr2O7 0.1M + menjadi kuning Cr2O72-(aq) + 2OH-(aq) →
NaOH 1M (tabung 2CrO42 + H2O(l)
2)
Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi:

5.6 Reaksi Reduksi Hidrogen Peroksida


Tabel 5. 6 Hasil pengamatan reduksi hidrogen peroksida

No. Prosedur Pengamatan Kesimpulan


1. H2O2(aq) + KI(S) Terjadi perubahan warna Persamaan Reaksi :
menjadi kuning, terdapat H2O2(aq) + I-(aq) → H2O(l) + IO-(aq)
gelembung gas, serta kenaikan (pers1)
suhu dari 2 derajat ke 3.5 H2O2(aq) + IO-(aq) → H2O(l) + O2(g) + I-(aq)
derajat celcius (pers2)
Pers1 – pers2
2H2O2(aq) → 2H2O(l) + O2(g)

5.7 Reaksi Reduksi Kalium Permanganat


Tabel 5. 7 Hasil pengamatan reaksi reduksi Kalium Permanganat

No. Prosedur Pengamatan Kesimpulan


1. H2C2O4 0.1M + Tetes 1 KMnO4 : Tidak Persamaan Reaksi :
H2SO4 2M + terjadi perubahan warna pada Reduksi: 2MnO4- +
KMnO4 0.05M larutan (warna larutan bening) 16H+(aq) + 10e- →
Setelah beberapa tetes : 2Mn2+(aq) + 8H2O(l)
Terjadi perubahan warna Oksidasi: 5H2C2O4(aq)
menjadi ungu →10CO2 + 10H+(aq)
Jumlah tetesan : 9 tetes 3H2SO4 + 10e-
Redoks: 2KMnO4 +
5H2C2O4 + 3H2SO4 →
K2SO4 + 2MnSO4 + 8H2O
+ 10 CO2

2. Fe(II) 0.1M + Tetes 1 KMnO4 : Tidak terjadi Persamaan Reaksi :


H2SO4 2M + perubahan warna Reduksi : MnO4- + 8H+ +5e-
KMnO4 0.05 M Setelah beberapa tetes : Terjadi → Mn2+ + 4H2O
perubahan warna menjadi ungu Oksidasi : Fe2+(aq) → Fe3+(aq) +
Jumlah tetesan : 18 tetes pada e-
waktu 4 detik Redoks : 2KMnO4 + 10Fe2+ +
8 H2SO4 → K2SO4 + 2MnSO4
+ 10Fe+ + 5 SO42+ + 8H2O

Kesimpulan dan Klasifikasi Tipe Reaksi :

6. PEMBAHASAN
Dalam reaksi oksidasi logam, reaksi akan terjadi secara spontan apabila spesi yang
mengalami reduksi memiliki Eo yang lebih posititf dari pada spesi yang teroksidasi. Pada
percobaan 5.1 menunjukkan bahwa seluruh reaksi merupakan reaksi spontan, karena
spesi yang mengalami reduksi ( Cu(s), H2(g), dan 2Ag(s) ) memiliki Eo yang lebih positif
dibandingkan spesi yang teroksidasi ( Mg(s), Zn(s), dan Cu(s) )

7. DAFTAR PUSTAKA
[1] Brady, James and Humiston, Gerard.1975. General Chemistry: Principles and
Strucutre. U.S.A: John Wiley and Sons, Inc.

[2] “Penentuan Praktikum Kimia Dasar I KI1101”, 2022, Modul : Institut Teknologi Bandung.

You might also like