You are on page 1of 2

Jawaban

1. Alasan pemerintah membuat Omnibus Law lantaran sudah terlalu banyak


regulasi yang dibuat, yang kemudian menimbulkan persoalan tersendiri,
seperti tumpah tindih regulasi. Akibatnya, tak sedikit menimbulkan konflik
kebijakan atau kewenangan antara satu kementerian/lembaga dengan
kementerian/lembaga lainnya, dan juga antara Pemerintah Pusat dengan
Pemerintah Daerah. Regulasi yang tumpang tindih ini akhirnya berdampak
pada terhambatnya implementasi program pembangunan dan
memburuknya iklim investasi di Indonesia. Sehingga membuat program
percepatan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sulit
tercapai.

Menurut saya pribadi perlu ditinjau lebih lanjut setelah mengetahui


latarbelakang dibuatnya omnibus law ini yaitu dari segi tujuan pembuatan
omnibus law yang mana tujuan-tujuan tersebut antara lain:
a. Meningkatkan iklim usaha yang kondusif dan atraktif bagi investor
b. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia
c. Meningkatkan kepastian hukum dan mendorong minat Warga Negara
Asing (WNA) untuk bekerja di Indonesia yang dapat mendorong alih
keahlian dan pengetahuan bagi kualitas SDM Indonesia
d. Mendorong kepatuhan sukarela Wajib Pajak (WP) dan menciptakan
keadilan berusaha antara pelaku usaha dalam negeri dan pelaku usaha
luar negeri.
Adapun dampak setelah ditetapkan UU Omnibus Law yang sudah
diputuskan lembaga peradilan tinggi negara, antara lain:
Dampak pertama, riset atau penelitian. Berdasarkan, Pasal 66 UU Cipta
Kerja, perseroan negara dapat melakukan riset dan inovasi nasional
berdasarkan penugasan pemerintah. Akibat, putusan judicial review MK,
tugas tersebut ditangguhkan sementara waktu.
Kedua, inbreng saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, ke lembaga pengelola investasi (LPI)
atau Indonesia Investment Authority (INA) senilai Rp45 triliun.

2. Menurut pandangan saya pribadi poin-poin dalam UU Cipta Kerja ini


sudah sangat baik. Hanya saja yang menimbulkan reaksi kemarahan publik
adalah pada cara pengesahannya.  Publik menilai UU Cipta Kerja ini
dibahas dengan terburu-buru dan kejar tayang. Belum lagi tidak ada
sosialisasi yang dilakukan oleh DPR terkait UU Cipta Kerja ini ditandai
dengan belum adanya draft asli dari aturan sapu jagat ini. Karena
seharusnya, pasca diundangkan DPR dan pemerintah pun harus
menyelenggarakan sosialisasi ke publik. Baik itu berupa seminar atau
mengajak dialog langsung beberapa pihak dari mulai akademisi, para ahli,
hingga pekerja serta semua orang yang berkaitan di dalamnya. Hal ini pun
membuat kecurigaan publik semakin bertambah. Padahal publik belum
sepenuhnya memahami dan mengetahui isi dari UU Cipta Kerja ini,
namun karena persepsi awal sudah buruk maka pikiran negatif publik
sudah lebih dahulu muncul.

3. Pertama, yang perlu dilakukan adalah berdamai dengan kondisi yang


terjadi saat ini. Ia menyarankan agar Anda secara pelan-pelan mengelola
ketakutan yang muncul.
Kedua, memberikan imbauan terhadap masyarakat misalnya, boleh keluar
rumah tapi harus pakai masker, hand sanitizer, jaga jarak dan jangan
ngeyel karena kita harus bertarung dengan yang tak kasat mata,

4. Menurut saya sendiri tentunya dengan adanya permasalahan tersebut justru


akan lebih sulit dalam membangun Integritas Nasional di Indonesia,
karena kita tahu pada problematika tersebut mencakup beberapa aspek
keberlangsungan hidup Indonesia yang aspek tersebut adalah Politik,
Etnis/Suku, Budaya dan Perekonomian tentunya.

Hal ini menjadi patokan kita sebagai warga Indonesia dalam memikirkan
tentang pembenahan kaitannya dengan Integritas Nasional di Indonesia
dengan penyelesaian problematika tersebut maka Indonesia selangkah
lebih maju pada era baru yang lebih loyal.

You might also like