You are on page 1of 6

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

TUGAS 5W+1H

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Drs. Ec. Syaiful Hifni Ak., M.Si.

Disusun Oleh :

Daniya Fatima Salsabila (1910313320019)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2022
What ( apa itu Sistem Pengendalian Manajemen )

Pengendalian manajemen ialah suatu proses untuk memotivasi dan memberi semangat dan juga
dorongan kepada anggota organisasi untuk dapat melaksanakan kegiatan – kegiatan dalam
rangka mencapai tujuan sebuah organisasi. Pengendalian manajemen juga merupakan suatu
proses untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan yang tidak disengaja maupun ketidakbenaran
yang disengaja. Pengendalian manajemen dalam suatu perusahaan mencakup aspek-aspek
perencanaan, pengorganisasian serta pengarahan fungsi-fungsi manajemen dengan adanya
koordinasi pada beberapa bagian yang ada di dalam perusahaan. Setiap periodenya akan
dilaksanakan kegiatan evaluasi serta strategi apa saja yang akan dilakukan oleh perusahaan,
dengan itu pengendalian dapat dilakukan untuk menjamin bahwa semua strategi akan berjalan
sesuai dengan keinginan perusahaan. Pengendalian manajemen yang efektif pada dasarnya
memerlukan suatu prosedur yang tepat, sehingga dapat memungkinkan manajer atau perusahaan
untuk melakukan pengawasan serta evaluasi terhadap input dan output dengan maksimal. Oleh
karena itu, manajemen memerlukan sistem untuk menangani proses yang akan digunakan untuk
menjamin organisasi dalam melaksanakan kebijakan yang ada secara efektif dan efisien.
Menurut Suadi (1996), pengendalian manajemen adalah sistem yang terdiri dari beberapa anak
sistem yang saling berkaitan, yaitu pemrograman, penganggaran akuntansi, pelaporan dan
pertanggung jawaban untuk membantu manajemen mempengaruhi orang lain dalam sebuah
perusahaan agar mau mencapai tujuan perusahaan melalui strategi tertentu secara efektif dan
efisien.

Why ( kenapa system pengendalian manajemen digunakan? )

Pengendalian digunakan untuk menciptakan kondisi yang dapat memotivasi organisasi untuk
mencapai hasil yang ditentukan atau diharapkan. Salah satu kesulitan dalam mendiskusikan
Sistem Pengendalian Manajemen adalah ambiguitas dan kontradiksi dalam mendefinisikan
sistem pengendalian. Terdapat beberapa definisi sistem pengendalian sehingga sulit untuk
membandingkan dan mengintegrasikan berbagai penelitian pengendalian. Pengendalian
organisasi didefinisikan sebagai berbagai tindakan atau aktivitas yang dilakukan untuk
mempengaruhi orang sehingga berperilaku untuk mencapai tujuan organisasi (Flamholtz, 1983).
Sedangkan Schreyogg dan Steinmann (1987) berpendapat pengendalian memusatkan pada dua
pertanyaan: Apakah (1) strategi diterapkan sesuai yang direncanakan (2) hasil yang diproduksi
sesuai dengan yang diharapkan. Giglioni dan Bedeian (1974) menyatakan bahwa pengendalian
dalam sebuah organisasi yang kompleks terbagi kedalam dua tipe: Tipe pertama berupa
perintahperintah kepada para bawahan mengenai aktivitas yang harus mereka laksanakan. Untuk
tipe yang pertama ini dimanifestasikan dalam pembuatan standard operating procedures (SOP)
dan pemrograman. Tipe kedua yang disebut pengendalian cybernetic didefinisikan sebagai
sebuah sistem dimana standar kinerja ditentukan, parameter kinerja diukur dan perbandingan
dilakukan antara standar dengan kinerja yang sebenarnya yang akan menghasilkan umpan balik
berupa informasi mengenai adanya perbedaan (varians). Penelitian akuntansi banyak
memfokuskan pada sistem cybernetic dan pengendalian penganggaran keuangan telah menjadi
alat utama untuk mengarahkan sistem tersebut. Pada beberapa perusahaan, sistem kompensasi
insentif merupakan bagian kunci sebagai umpan balik sistem.

Who ( siapa yang biasanya membuat tahap-tahap penyusunan anggaran pada system
pengendalian manajamen ? (proses penyusunan anggaran))

Departemen Anggaran. Departemen anggaran, yang biasanya melaporkann kepada pengawas


perusahaan, menyusun arus informasi dari sistem pengontrolan anggaran. Panitia anggaran
terdiri dari anggota senior manajemen, seperti kepala bagian eksekutif, kepala bagian operasi dan
kepala bagian keuangan. Panitia anggaran melakukan peranaan yang penting. Mereka menilai
dan juga menyetujui dan menyesuaikan tiap anggaran. Dalam perusahaan yang besar, panitia
anggaran mungkin hanya sampai pada pejabat pelaksana senior yang menilai anggaran untuk
unit bisnis atau group anak perusahaan

When ( kapan perbaikan anggaran dilakukan )

Ada dua tipe umum perbaikan anggaran :

1. Prosedur yang dipersiapkan secara sistematis (tiap triwulan) memperbaharui anggaran.


Memperbaharui tentunya memerlukan kerja ekstra. Kurang lebih, perusahaan besar
Jepang menganggap hal ini berharga. Mereka mempersiapkan anggaran untuk setahun,
tetapi hanya 6 bulan pertama dari anggaran ini yang disetujui oleh manajemen senior.
Anggaran 6 bulan kedua diperbaiki dan disetujui sebelum waktunya dimulai.
2. Prosedur yang mengizinkan membuat perbaikan dalam keadaan tertentu. Jika perbaikan
anggaran terbatas hanya pada situasi tertentu, perbaikan seperti itu harus selalu diperiksa.
Secara umum, izin untuk memperbaiki sulit untuk didapat. Perbaikan anggaran harus
dibatasi pada kemungkinan dimana anggaran yang disetujui sangat tidak relistis sehingga
tidak lagi sebagai alat kontrol yang berguna.

Anggaran Kontinjensi

Beberapa perusahaan mempersiapkan anggaran kebetulan yang menandakan bahwa manajemen


perlu mengambil tindakan jika ada penurunan dalam volume penjualan yang telah diantisipasi
dalam perkembangan anggaran. Anggaran kebetulan menyediakan jalan yang lebih cepat untuk
mengubah kondisi jika situasinya telah tiba. Jika volume penjualan turun 20%, manajer unit
bisnis dapat memutuskan sendiri, sesuai dengan keputusan pembuatan anggaran kebetulan,
tindakan harus dilakukan.

Where ( dimanakah focus utama system pengedalian manajemen? )

Fokus utama pengendalian manajemen ada pada pelaksanaan strategi atau eksekusi, dan
merupakan salah satu alat dalam implementasi strategi. Alat lainnya adalah struktur organisasi,
manajemen sumber daya manusia, dan kultur. Struktur Organisasi meliputi peran spesifik dalam
organisasi, hubungan pelaporan, dan pembagian tanggungjawab, sedangkan manajemen sumber
daya manusia adalah proses seleksi, pelatihan, evaluasi, promosi, dan penghentian karyawan
untuk membangun keahlian dan kompetensi yang dibutuhkan organisasi untuk
mengimplementasikan strategi. Variabel lain adalah kultur, mencakup norma, kepercayaan,
perilaku yang secara implisit atau eksplisit digunakan untuk melandasi segala keputusan
manajemen. Jadi, agar strategi bisa menghasilkan kinerja terbaik, maka alat seperti struktur
organisasi, manajemen sumber daya manusia, kultur dan pengendalian manajemen harus
dirancang secara harmonis. Sistem pengendalian manajemen membantu manajer menggerakkan
organisasi ke sasaran stratejik, sedangkan pengendalian manajemen berfokus pada implementasi
strategi. Dalam industri yang lingkungannya bergerak cepat, maka pengendalian manajemen
dapat memberikan dasar untuk menentukan strategi baru. Terutama menyangkut dimensi non-
finansial, seperti kualitas produk, pangsa pasar, kepuasan pelanggan , ketepatan waktu
pengiriman, dan moral karyawan. Fungsi ini dinamakan interactive control.

How ( bagaimana merancang system pengendalian manajemen ? )

Untuk membuat sebuah system pengendalian manajemen, terlebih dulu harus mengetahui tujuan
organisasi. Penyusun sistem pengendalian manajemen dapat menggolongkan subjek
pengendalian manajemen menjadi tiga bagian sebagai berikut:

1. Mempertimbangkan pola-pola otonomi yang digunakan oleh organisasi untuk


mempengaruhi perilaku para manajer ke arah pencapaian tujuan organisasi.Bagian ini
meliputi identifikasi mengenai:
 Iklim yang menentukan perilaku manajer, misalnya gaya para manajer dan
philosopi organisasi yang sangat mempengaruhi otonomi manajerial dan sistem
pengendalian. Dalam menyusun sistem pengendalian, pola tersebut dianggap
sebagai sesuatu yang sudah ditentukan
 Perancangan sistem selanjutnya memulai tugasnya dengan mengidentifikasikan
tujuan, strategi, dan kebijakan yang sudah ditentukan melalui proses perencanaan
strategi.
2. Menyusun secara lengkap rancangan struktur pengendalian manajemen. Atas dasar
tujuan, strategi dan kebijaksanaan yang telah ditentukan selanjutnya penyusun sistem
pengendalian manajemen menyusun secara lengkap rancangan struktur pengendalian
manajemen. Rancangan tersebut meliputi:
a. Keputusan pembentukan pertanggungjawaban unit-unit dalam organisasi untuk
menjaga sumber-sumber organisasi.
b. Sistem pengukuran prestasi yang digunakan untuk mengevaluasi pusat
pertangungjawaban.
c. Penentuan intensif dan ganjaran untuk memotivasi perilaku para manajer pusat
pertanggungjawaban dalam pencapaian tujuan.
Menyusun proses pengendalian manajemen yang sifatnya berulang-ulang. Proses pengendalian
manajemen biasanya didukung oleh sistem informasi formal. Sistem tersebut jika
pelaksanaannya benar, dapat menjamin hubungan struktur dan proses pengendalian manajemen.
Proses pengendalian yang berulang-ulang ini disusun untuk tujuan pengolahan informasi yang
dapat:

a. Menterjemahkan tujuan menyeluruh organisasi menjadi tujuan-tujuan berbagai sub-unit


atau pusat pertanggungjawaban organisasi.
b. Peka terhadap perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi tujuan dan strategi.
c. Membandingkan prestasi yang sesungguhnya dengan prestasi yang diinginkan.
d. Membuat tindakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam rangka
pencapaian tujuan.

Struktur pengendalian manajemen memusatkan pada berbagai jenis pusat pertanggungjawaban


dalam suatu organisasi. Secara sederhana, istilah pusat pertanggungjawaban digunakan untuk
menunjukan unit-unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang bertanggungjawab. Setiap
pusat pertanggungjawaban:

 Menggunakan masukan (input)


 Melaksanakan pekerjaan (proses)
 Menghasilkan keluaran (output)

You might also like