You are on page 1of 36

MAKALAH

“INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)”

SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN I

Dosen Pengampuh : Ns. Norman Alfiat Talibo, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh :

3B Keperawatan / Kelompok 5

1. Defila Mamonto 2101030

2. Windy Dilla Apriliani 2101039

3. Windy S. Abdullah 2101043

4. Fadillah Lagarata 2101018

PROGRAM STUDI NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MANADO

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

T.A 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah hirobbil ‘aalamiin, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam

atas segala karunia dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan

sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “Infeksi Saluran Kemih” disusun untuk memenuhi

salah satu tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Keperawatan I.

Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai

manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih

jauh dari kata sempurna. Karenanya kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca.

Besar harapan penulis makalah ini dapat menjadi inspirasi atau sarana pembantu.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil manfaat

dan pelajaran dari makalah ini.

Manado, 15 November 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 3

BAB I ................................................................................................................................... 5

PENDAHULUAN................................................................................................................ 5

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 5

B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 7

a. Tujuan Umum .......................................................................................................... 7

b. Tujuan Khusus ......................................................................................................... 8

D. Manfaat ..................................................................................................................... 8

BAB II.................................................................................................................................. 9

PEMBAHASAN .................................................................................................................. 9

A. Telenursing ............................................................................................................... 9

a. Pengertian Telenursing ......................................................................................... 9

b. Prinsip-Prinsip Telenursing.................................................................................. 9

c. Penerapan Telenursing ......................................................................................... 9

d. Aplikasi Telenursing ........................................................................................... 10

e. Media Telenursing .............................................................................................. 11

f. Kelebihan Telenursing ........................................................................................ 14

g. Kekurangan Telenursing .................................................................................... 15

3
h. Faktor-Faktor Penghambat Aplikasi Telenursing............................................. 15

i. Cara Mengatasi Hambatan Aplikasi Telenursing ............................................. 17

j. Contoh Penerapan Aplikasi Telenursing dalam Rumah Perawatan ................ 19

B. Infeksi Saluran Kemih ........................................................................................... 19

a. Definisi (ISK)....................................................................................................... 19

b. Jenis-Jenis Infeksi Saluran Kemih ..................................................................... 20

c. Etiologi Infeksi Saluran Kemih .......................................................................... 22

d. Patogenesis dan Patofisologi Infeksi Saluran Kemih ......................................... 23

e. Gejala dan Tanda Klinik Infeksi Saluran Kemih .............................................. 25

f. Faktor Resiko Infeksi Saluran Kemih ................................................................ 26

g. Faktor Resiko Uncomplicated ............................................................................ 27

h. Faktor Risiko Complicated : .............................................................................. 27

i. Pencegahan Infeksi Saluran Kemih ................................................................... 28

j. Pengobatan Infeksi Saluran Kemih.................................................................... 28

C. Percakapan Telenursing (Perawat, Pasien, dan Keluarga Pasien) .......................... 30

BAB III .............................................................................................................................. 33

PENUTUP ......................................................................................................................... 33

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 33

B. Saran ....................................................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 36

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam beberapa tahun terakhir ini profesi keperawatan mengalami

perkembangan yang sangat pesat menyangkut layanan keperawatan yang

professional, bermutu dan dapat dijangkau oleh masyarakat. Perawat semakin dituntut

untuk mengedepankan perkembangan tehnologi kesehatan, dimana pasien/klien yang

membutuhkan asuhan keperawatan dapat berasal dari berbagai kalangan dan dalam

“dunia maya” (cybernet), dimana semakin ditandai dengan tingginya pengguna

internet di Indonesia, dan semakin banyaknya website di bidang kesehatan.

Perkembangan ilmu kesehatan termasuk pelayanan keperawatan telah

mendorong terciptanya suatu model pelayanan keperawatan jarak jauh yang lebih

dikenal dengan nama telenursing. Telenursing terjadi ketika perawat menemukan

kebutuhan kesehatan klien melalui penilaian, triage dan ketetapan informasi,

menggunakan informasi, komunikasi dan berbasis jaringan system. Telenursing

memudahkan akses ke pelayanan kesehatan yang berkenaan dengan populasi yang

jauh dari pelayanan (under-serviced) dan area remote seperti halnya memudahkan

monitoring pelayanan di rumah atau individu dengan permasalahan kesehatan kronis.

Telenursing telah berhasil dinegara dengan laju pertumbuhan yang tinggi

karena beberapa faktor yaitu penghematan dalam biaya kesehatan, peningkatan angka

penuaan dan penduduk dengan penyakit kronik serta peningkatan cakupan kesehatan

jarak jauh, pedesaan dan daerah terpencil. Telenursing dapat membantu

menyelesaikan kekurangan perawat, menurunkan jarak, waktu kunjungan dan

5
menjaga pasien yang sudah keluar dari rumah sakit. Layanan kesehatan khususnya

keperawatan jarak jauh dengan menggunakan media teknologi informatika (internet)

memberikan kemudahan bagi masyarakat.

Masyarakat atau pasien tidak perlu datang ke rumah sakit, dokter atau perawat

untuk mendapatkan layanan kesehatan. Waktu yang diperlukan untuk layanan

kesehatan juga semakin pendek. Pasien dapat hanya dirumah dan melakukan kontak

via internet atau melalui video converence untuk mendapatkan informasi kesehatan,

perawatan dan bahkan sampai pengobatan.

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan yang disebabkan karena

adanya invasi bakteri pada saluran kemih. Infeksi saluran kemih disebabkan oleh

bakteri Escherechia coli, Klebsiella pneumonia dan Pseudomonas aeruginosa. Infeksi

saluran kemih dapat mengenai baik pria maupun wanita dari semua umur baik anak,

remaja, dewasa maupun umur lanjut. Wanita lebih sering terinfeksi dari pria dengan

angka populasi umum kurang lebih 5-15% (Tessy & Suwanto, 2001).

Saluran kemih terdiri dari uretra, kandung kemih, ureter dan ginjal.

Normalnya saluran kemih diatas uretra adalah steril. Berbagai mekanisme pertahanan

mekanik dan psikologi yang membantu menjaga sterilitas dan pencegahan terhadap

infeksi saluran kemih. Namun, jika terjadi infeksi di saluran kemih, maka urin dapat

mengandung bakteri (Price & Wilson, 2006).

Bakteriuria merupakan indikator utama infeksi saluran kemih. Bakteriuria

adalah terdapatnya bakteri di dalam urin yang disebabkan adanya bakteri patogenik

yang terdapat dalam saluran kemih dengan atau tanpa disertai tanda dan gejala

(Hooton et al, 2010). Bakteriuria bermakna adalah pertumbuhan mikroorganisme

murni lebih dari 105 colony forming unit (cfu/ml) pada biakan urin. Bakteriuria

6
bermakna mungkin tanpa disertai presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria

asimtomatik. Sebaliknya bakteriuria bermakna disertai presentasi klinis ISK

dinamakan bakteriuria bermakna simtomatik (Sukandar, 2014). Mikroorganisme yang

banyak menyebabkan bakteriuria adalah Escherichia coli. Mikroorganisme lainnnya

yang ditemukan seperti Proteus, Klebsiella, dan Staphylococcus. Infeksi yang

disebabkan Pseudomonas dan mikroorganisme lainnya jarang dijumpai, kecuali pada

kateterisasi (Lewis et al, 2007).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud telenursing ?

2. Bagaimana aplikasi telenursing dalam kehidupan masyarakat ?

3. Manfaat apa yang didapat dari aplikasi telenursing dalam kehidupan

masyarakat?

4. Apa saja faktor-faktor penghambat dalam aplikasi telenursing dalam

masyarakat dan bagaimana cara mengatasinya ?

5. Apa yang dimaksud dengan infeksi saluran kemih ?

6. Apa saja jenis-jenis infeksi saluran kemih ?

7. Bagaimana etiologi, patogenesis, patofisiologi infeksi saluran kemih?

8. Apa gejala dan tanda klinik infeksi saluran kemih?

9. Apa saja faktor resiko infeksi saluran kemih?

10. Bagaimanan cara pencegahan dan pengobatan infeksi saluran kemih?

C. Tujuan

a. Tujuan Umum :

1. Memberikan penjelasan tentang telenursing

2. Menjelaskan tentang infeksi saluran kemih

7
b. Tujuan Khusus :

a. Menjelaskan definisi telenursing

b. Menjelaskan prinsip telenursing

c. Menjelaskan kelebihan telenursing

d. Menjelaskan kekurangan telenursing

e. Menjelaskan aplikasi telenursing

f. Menjelaskan faktor-faktor penghambat telenursing dan cara mengatasinya

g. menjelaskan definisi infeksi saluran kemih

h. menjelaskan jenis-jenis infeksi saluran kemih

i. menjelaskan etiologi, patogenesis dan patofisiologi infeksi saluran kemih

j. menjelaskam tanda dan gejala serta faktor resiko infeksi saluran kemih

k. menjelaskan pencegahan dan pengobatan infeksi saluran kemih

D. Manfaat

Telenursing dapat membantu menyelesaikan kekurangan perawat,

menurunkan jarak, waktu kunjungan dan menjaga pasien yang sudah keluar dari

rumah sakit. Layanan kesehatan khususnya keperawatan jarak jauh dengan

menggunakan media teknologi informatika (internet) memberikan kemudahan bagi

masyarakat.

8
BAB II

PEMBAHASAN

A. Telenursing

a. Pengertian Telenursing

Telenursing (pelayanan Asuhan keperawatan jarak jauh) adalah penggunaan

tehnologi komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan

dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien dengan lokasi

yang jauh dan terpencil. Menggunakan saluran elektromagnetik (gelombang

magnetik, radio dan optik) dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data

dan video. Atau dapat pula di definisikan sebagai komunikasi jarak jauh,

menggunakan transmisi elektrik dan optik, antar manusia atau komputer.

Beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non-medis, seperti

telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring.

b. Prinsip-Prinsip Telenursing

Tidak mengubah sifat dasar dari praktek asuhan keperawatan, dimana perawat

terlibat dalam telenursing mulai dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan,

evaluasi dan dokumentasi asuhan keperawatan. Perawat juga terlibat dalam

informasi, pendidikan, arahan dan dukungan secara pribadi dalam telenursing

hubungan ditetapkan melalui penggunaan telepon, komputer, internet atau

teknologi komunikasi lainnya.

c. Penerapan Telenursing

Telenursing merupakan sistem yang berbasis internet yang didesain untuk

membantu pasien belajar cara mengelola kondisi mereka. Database server yang

9
berlokasi di sebuah pusat pelayanan perawatan kesehatan yang berfungsi untuk

mengumpulkan dan meneruskan serta memenuhi sinyal dari pasien, perawat,

dokter, dengan melihat informasi pada website dipusat kesehatan dengan staffnya

adalah seorang perawat professional yang mengetahui tentang teknik

telekomunikasi. Perawat ini secara regular mengunjungi pasien yang terdaftar dan

juga memberikan perawatan berkelanjutan melalui sistem telenursing. Terdapat

tiga jenis informasi yang akan terolah pada sistem ini antara lain :

a. Email dari pasien yang melaporkan status kesehatan.

b. Data vital sign : monitoring tekanan darah secara regular, nadi dan

temperature.

c. Video-mail, yang berfungsi untuk meningkatkan evaluasi pasien. Pasien

mengakses informasi kesehatan pada website. Informasi yang terkumpul

dipusat layanan kesehatan dan perawatan akan memutuskan apakah

memberikan perawatan melalui instruksi telenursing atau mengunjungi pasien.

d. Aplikasi Telenursing

Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat

telenursing dan melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat

pesat dalam aplikasi telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan system

memonitor parameter fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan

berat badan melalui internet. Dalam perawatan pasien di rumah, maka perawat dapat

memonitor tanda-tanda vital pasien seperti tekanan darah, gula darah, berat badan,

peak flow pernapasan pasien melalui internet. Dengan melakukan video conference,

pasien dapat berkonsultasi dalam perawatan luka, injeksi insulin dan

penatalaksanaan sesak napas. Melalui system interaktif video, pasien contact on-call

perawat setiap waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan

10
masalah, sebagai contoh bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin

atau diskusi tentang sesak nafas. Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil

dan dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit

kardiopulmoner.

e. Media Telenursing

1. Telepon ( telepon seluler )

2. Video atau audio conferencing

3. Komputer sistem informasi

4. whatsApp

11
5. Personal Digital System (PDA)

6. Internet / sosial media

Baru-baru ini di Indonesia berdiri organisasi yang bergerak dalam layanan

asuhan keperawatan di rumah (Home Care). Home care di Indonesia belum

menggunakan system Telenursing, akan tetapi masih bersifat home visit, artinya

perawat mendatangi rumah-rumah pasien untuk dilakukan perawatan secara langsung

tidak menggunakan jasa teknologi canggih. Media yang digunakan masih sebatas

penggunaan media telepon sebagai call center. Itupun masih terbatas pada kota-kota

besar, kota - kota kabupaten belum tersentuh layanan home care.

Asuhan keperawatan model ini (home care) sebenarnya bisa dikatakan sebagai

layanan asuhan keperawatan jarak jauh (telenursing) walaupun sangat sederhana.

Setidaknya organisai profesi dapat segera membangun konsep pengembangan layanan

perawatan jarak jauh dengan mengembangkan Home Care yang sudah mulai berjalan

dengan meningkatkan cakupan layanan ke daerah-daerah dan pada akhirnya kita

benar-benar bisa mengembangkan layanan melalui penggunaan fasilitas teknologi

yang lebih canggih.

12
Hal yang perlu disiapkan dalam legalitas daripada layanan kesehatan atau

keperawatan jarak jauh dalam hal ini penggunaan telenursing atau telemedicine yang

ada di rumah sakit yang dilakukan oleh instansi-instansi kesehatan seperti perawat,

dokter, dan yang lain-lain adalah dimana perawat menggunakan pengetahuan,

keterampilan, pertimbangan, dan pemikiran kritis yang tidak bisa dipisahkan di dalam

ilmu pendidikan perawatan. Aktifitas tersebut sudah dapat diberikan lisensi untuk

melakukan asuhan keperawatan.

Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan

kebijakan umum dari pemerintah untuk mengatur praktek, SOP/standar operasional

prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan

informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing membutuhkan integrasi antara startegi

dan kebijakan untuk mengembangkan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan

asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan serta pelatihan keperawatan.

Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian :

1. Faktor legalitas

Dapat didefinisikan sebagai otonomi profesi keperawatan atau institusi

keperawatan yang mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan telenursing.

2. Faktor financial

Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena

sarana dan prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan

organisasi profesi dalam penyediaan aspek financial dalam pelaksanaan

telenursing

3. Faktor Skill

13
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill

tentang telenursing. Perawat dan pasien perlu dilakukan pelatihan tentang

aplikasi telenursing. Terlaksananya telenursing sangat tergantung dari aspek

pengetahuan dan skill antara pasien dan perawat. Pengetahuan tentang

telenursing harus didasari oleh pengetahuan tehnologi informasi.

4. Faktor Motivasi

Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam

pelaksanaan telenursing. Tanpa ada motivasi dari perawat dan pasien,

telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik.

f. Kelebihan Telenursing

Banyak manfaat lain bila kita menggunakan teknologi dalam layanan

keperawatan jarak jauh (Telenuring ) diantaranya :

a. Mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kunjungan

b. Mempersingkat hari rawatan dan mengurangi biaya perawatan

c. Membantu memenuhi kenutuhan kesehatan.

d. Memudahkan akses petugas kesehatan yang berada di daerah yang terisolasi.

e. Berguna dalam kasus-kasus kronis atau kasus geriatik yang perlu perawatan di

rumah dengan jarak yang jauh dari pelayanan kesehatan.

f. Mendorong tenaga kesehatan atau daerah yang kurang terlayani untuk

mengakses penyedia layanan melalui mekanisme seperti : konferensi video dan

internet (American Nurse Assosiation, 1999).

Selain itu telenursing dapat memberikan kesempatan kepada perawat yang

berpengalaman klinik namun telah pensiun/tidak lagi bekerja di pelayanan

kesehatan, namun masih dapat memberikan asuhan keperawatan secara online.

14
Hal ini juga menghindari kontak langsung, meminimalkan resiko infeksi

nosokomial, memberikan privasi ruang dan waktu bagi pasien dan perawat. Dapat

dibayangkan bagi penderita HIV/AIDS, atau pasien pengguna narkotika/obat

terlarang /alkoholik akan lebih merasa terjaga privasinya dengan pelayanan

telenursing ini.

g. Kekurangan Telenursing

Kekhawatiran dengan adanya telenursing ini adalah tidak adanya interaksi

langsung perawat dengan klien yang akan mengurangi kualitas pelayanan

kesehatan. Kekhawatiran ini muncul karena beranggapan kontak langsung dengan

pasien sangat penting terutama untuk dukungan emosional dan sentuhan

terapeutik. Sedangkan kekurangan lain dari telenursing ini adalah kemungkinan

kegagalan teknologi seperti gangguan koneksi internet/terputusnya hubungan

komunikasi akibat gangguan cuaca dan lain sebagainya sehingga mengganggu

aktivitas pelayanan yang sedang berjalan, meningkatkan risiko terhadap

keamanan dan kerahasiaann dokumen klien.

h. Faktor-Faktor Penghambat Aplikasi Telenursing

Isu yang terjadi dalam pemberian pelayanan kesehatan dalam bentuk

telenursing yaitu praktek telenursing masih dilarang, sebagai contoh disalah satu

negara adidaya yakni Amerika serikat praktek telenursing dilarang karena

perawat yang online sebagai koordinator harus memiliki izin atau lisensi di setiap

negara bagian dan pasien yang menerima telecare harus bersifat lokal guna

menghindari malpraktek perawat antar negara bagian.

Ada beberapa isu yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan telehealth

yaitu:

15
1. Pembiayaan.

Dijumpai bahwa telehealth banyak mempunyai manfaat. Pemerintah masih

kurang dalam mengembangkan telehealth.

2. Aspek legal

Aspek hukum menyatakan bahwa: warga negara harus dilindungi dari praktek

petugas kesehatan yang tidak baik

3. Standar keamanan

Perhatian dalam apliksi tekhnologi dalam pelayanan kesehatan adalah

keamaan/keselamatan pasien. Sistem pelayanan telehealth harus bisa menjamin

keselamatan bagi pasien. Berkaitan dengan hal tersebut ANA (American Nursing

Association) menerbitkan 3 pedoman telehealth yaitu : Prinsip dasar telehealth

pada tahun 1998, kompetensi telehealth tahun 1999 dan mengembangkan

protokol telehealth pada tahun 2001.

4. Keamanan data

Telehealth memerlukan pencatatan elektronik (elektronik health record), yang

rawan akan privasi, kerahasiaan dan keamanan data.Sehingga penyelenggaraan

telehealth harus bisa menjamin keamanan data.

5. Infrastruktur komunikasi

Infrastruktur telekomunikasi merupakn bagian dari telehealth yang mempunyai

biaya dengan prosentase paling besar. Isu yang lain, adalah alat untuk hubungan

antarmuka (interface) akan sulit menyelenggarakan telehealth jika tidak ada

saling hubungan (interkoneksi) antar alat.

Penggunaan telenursing pada negara yang baru memulai pemanfaatannya tentu

mengalami kendala, diantaranya :

16
1. Membutuhkan sumber daya perawat yang memiliki kemampuan lebih yaitu

mampu memahami dan memanfaatkan teknologi yang pada umumnya tidak

mudah pengadaannya, membutuhkan Pendidikan kekhusussan spesialis informasi

yang menurut penulis saat ini mungkin masih kurang peminatnya.

2. Teknologi informasi dan pemanfaatan komputer untuk semua pihak yang

terkait dengan layanan keperawatan akan membutuhkan banyak biaya.

Sedangkan untuk pengadaan sarana teknologi tersebut yang dirasakan cukup

banyak membutuhkan biaya, dimana hal ini sulit diwujudkan oleh suatu

masyarakat yang berada disusuatu negara berkembang seperti di Indonesia.

i. Cara Mengatasi Hambatan Aplikasi Telenursing

Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan

kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar

operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan

jaminan informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan

startegi dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan

asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang

menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet.

Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik

disebabkan oleh karena keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana dan

prasarana serta kurangnya dukungan pelaksanaan telenursing dari pemerintah. Untuk

mensiasati keterbatasan pelaksanaan telenursing bisa dimulai dengan peralatan yang

sederhana seperti pesawat telepon yang sudah banyak dimiliki oleh masyarakat

tetapi masih belum banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan kesehatan

atau pelayanan keperawatan. Telenursing menggunakan telepon ini dapat

diaplikasikan di unit gawat darurat dan home care.

17
Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi

dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan

isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam

bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah :

1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang

diberikan harus tetap terjaga.

2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan

potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui

internet atau telepon) dan keuntungannya.

3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat

dikontrol dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email.

4. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan

penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.

Cara kerja Telenursing, dimana perawat menggunakan pengetahuan, keterampilan,

pertimbangan dan pemikiran kritis yang yang tidak bisa dipisahkan di (dalam) ilmu

Pendidikan perawatan. Aktivitas tersebut sudah dapat diberikan Lisensi melakukan

asuhan keperawatan.

Definisi legal ilmu perawatan hampir selalu meliputi :

1. Penggunaan ilmu perawatan pendidikan,

2. Pemikiran kritis,

3. Pengambilan keputusan.

Jadi jelaslah bahwa Telenursing merupakan peluang kerja profesi keperawatan yang

legal. Tentunya dukungan organisai profesi dalam perizinan sangat dibutuhkan.

18
j. Contoh Penerapan Aplikasi Telenursing dalam Rumah Perawatan

Berikut ini adalah contoh penerapan aplikasi telenursing dalam rumah perawatan,

antara lain :

a. Pasien bergerak dalam perjalanan, atau tinggal di rumah, di daerah terpencil yang

sulit dijangkau.

b. Pasien memiliki penyakitt paru kronik, diabetes, penyakit jantung kongestif atau

degenerative saraf seperti Parkinson.

c. Pasien pasca-bedah, perawatan luka, ostomies, cacat individu.

d. Pasien dapat dibantu secara rutin oleh perawat melalui video conference, atau

photo dan teks interaktif selama proses ini pasien dapat menggunakan

smartphone, tablet PC, atau komputer yang memiliki akses internet.

B. Infeksi Saluran Kemih

a. Definisi (ISK)

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu keadaan dimana kuman atau mikroba

tumbuh dan berkembang biak dalam saluran kemih dalam jumlah bermakna dan

menyebabkan infeksi. ISK merupakan penyakit dengan kondisi dimana terdapat

mikroorganisme dalam urin yang jumlahnya sangat banyak dan mampu

menimbulkan infeksi pada saluran kemih. ISK adalah keadaan adanya infeksi yang

ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih,

19
meliputi infeksi parenkim ginjal sampai kandung kemih dengan jumlah bakteriuria

yang bermakna.

Bakteriuria bermakna adanya bakteri dalam urin, yang berasal dari saluran kemih,

menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme lebih dari 10 colony forming units

(cfu/ml) pada biakan urin. Mikroorganisme bisa mencapai saluran kemih dengan

penyebaran secara hematogen atau limfatik, tetapi terdapat banyak bukti klinis dan

eksperimental yang menunjukkan bahwa naiknya mikroorganisme dari uretra

adalah jalur yang paling umum mengarah pada ISK, khususnya organisme yang

berasal dari enterik (misal., E. coli dan Enterobacteriaceae lain).

Untuk mendeteksi kepastian adanya bakteri pada urin maka dilakukan screening

bakteriuria. Screening bakteriuria ini merupakan diagnosa yang dapat digunakan

untuk menegakkan kasus ISK, yaitu ISK dikatakan positif apabila didapatkan

bakteri sejumlah >10 bakteri/ml urin. Pemeriksaan laboratorium juga sangat

penting untuk menegakkan diagnosa terjangkitnya penyakit infeksi saluran kemih.

Dua parameter yang penting dalam penyakit ISK antara lain adalah leukosit dan

bakteri dan bakteri dalam urin

b. Jenis-Jenis Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) dari segi klinik dibagi menjadi 2 yaitu :

20
1. Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi (simple/uncomplicated urinary tract

infection) yaitu bila infeksi saluran kemih tanpa faktor penyulit dan tidak

didapatkan gangguan struktur maupun fungsi saluran kemih.

2. Infeksi saluran kemih terkomplikasi (complicated urinary tract infection) yaitu

bila terdapat hal-hal tertentu sebagai infeksi saluran kemih dan kelainan struktur

maupun fungsional yang merubah aliran urin seperti obstruksi aliran urin, batu

saluran kemih, kista ginjal, tumor ginjal, ginjal, residu urin dalam kandung

kemih.

Perbedaan antara infeksi saluran kemih terkomplikasi dan tidak terkomplikasi yaitu

dalam hal kebutuhan pemeriksan penunjang untuk penegakan diagnosis,lama

dan penatalaksanaan,serta gejala infeksi saluran kemih (Suwitra dan Mangatas,

2004).

Klasifikasi infeksi saluran kemih dapat dibedakan berdasarkan anatomi dan klinis.

Infeksi saluran kemih diklasifikasikan berdasarkan anatomi, yaitu :

1. Infeksi saluran kemih bawah Berdasarkan presentasi klinis dibagi menjadi 2

yaitu :

a) Perempuan

Sistitis adalah infeksi saluran kemih disertai bakteriuria bermakna dan Sindroma

uretra akut.

b) Laki-laki

Berupa sistitis, prostatitis, epidimidis, dan uretritis.

2. Infeksi saluran kemih atas Berdasarkan waktunya terbagi menjadi 2 yaitu :

21
a) Pielonefritis akut (PNA), adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang

disebabkan oleh infeksi bakteri (Sukandar, 2011).

b) Pielonefritis kronis (PNK), mungkin terjadi akibat lanjut dari infeksi bakteri

berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil (Liza, 2011).

Berdasarkan klinisnya, ISK dibagi menjadi 2 yaitu :

1. ISK Sederhana (tak berkomplikasi)

2. ISK berkomplikasi

c. Etiologi Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih sebagian besar disebabkan oleh bakteri,virus dan jamur

tetapi bakteri yang sering menjadi penyebabnya. Penyebab ISK terbanyak adalah

bakteri gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus dan akan naik

ke sistem saluran kemih antara lain adalah Escherichia coli, Proteus sp, Klebsiella,

Enterobacter (Purnomo, 2014). Pasca operasi juga sering terjadi infeksi oleh

Pseudomonas, sedangkan Chlamydia dan Mycoplasma bisa terjadi tetapi jarang

dijumpai pada pasien ISK. Selain mikroorganisme, ada faktor lain yang dapat

memicu ISK yaitu faktor predisposisi (Fauci dkk., 2011).

E.coli adalah penyebab tersering. Penyebab lain ialah klebsiela, enterobakteri,

pseudomonas, streptokok, dan stafilokok (SudoyoAru, dkk 2013).

22
1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain :

a) Escherichia Coli : 90% penyebab ISK uncomplicated ( simple )

b) Psedomonas, proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated

c) Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan lain-

lain

2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain :

a) Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat

pengosongan kandung kemih yang kurang efektif.

b) Mobilitas menurun

c) Nutrisi yang sering kurang baik

d) Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral

e) Adanya hambatan pada aliran darah

f) Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

Berbagai jenis orgnisme dapat menyebabkan ISK. Escherichia coli (80% kasus)

dan organism enterik garam-negatif lainny merupakan organisme yang paling sering

menyebabkan ISK : kuman-kuman ini biasanya ditemukan di daerah anus dan

perineum. Organisme lain yag menyebabkan ISK antara lain Proteus, Pseudomonas,

Klebsiella, Staphylococcus aureus, Haemophilus, dan Staphylococcus koagulse

negatif. Beberapa faktor menyebabkan munculnya ISK di masa kanak-kanak

(Wong,2012)

d. Patogenesis dan Patofisologi Infeksi Saluran Kemih

Dua jalur utama terjadinya infeksi saluran kemih adalah hematogen dan

asending, tetapi dari kedua cara ini jalur asending yang paling sering terjadi.

1. Infeksi hematogen

23
Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang

rendah, karena menderita suatu penyakit kronik, atau pada pasien yang sementara

mendapat pengobatan imunosupresif. Penyebaran hematogen bisa juga timbul

akibat adanya fokus infeksi di salah satu tempat. Misalnya infeksi Staphylococus

aureus pada ginjal bisa terjadi akibat penyebaran hematogen dari fokus infeksi di

tulang, kulit, endotel, atau di tempat lain. Salmonela, Pseudomonas, candida, dan

proteus termasuk jenis bakteri yang dapat menyebar secara hematogen.

Ginjal yang normal biasanya mempunyai daya tahan terhadap infeksi bakteri

Escherichia coli karena itu jarang ada infeksi hematogen Escherichia coli.

Walaupun jarang terjadi, penyebaran hematogen ini dapat mengakibatkan infeksi

ginjal yang berat misalnya infeksi stafilokokus dapat menimbulkan abses pada

ginjal (Tessy & Suwanto, 2001).

2. Infeksi ascending

a) Kolonisasi uretra dan daerah introitus vagina

Saluran kemih yang normal umumnya tidak mengandung mikroorganisme kecuali

pada bagian distal uretra yang biasanya juga dihuni oleh bakteri normal kulit

seperti basil difteroid, streptokokus. Di samping bakteri normal flora kulit, pada

wanita, daerah 1/3 bagian distal uretra ini disertai jaringan periuretral dan vestibula

vaginalis juga banyak dihuni bakteri yang berasal dari usus karena letak anus tidak

jauh dari tempat tersebut. Pada wanita, kuman penghuni terbanyak pada daerah

tersebut adalah Escherichia coli di samping golongan enterobakter dan S. fecalis

(Tessy & Suwanto, 2001).

b) Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih

Proses masuknya mikroorganisme ke dalam kandung kemih belum diketahui

dengan jelas. Beberapa faktor yang mempengaruhi masuknya mikroorganisme ke

24
dalam kandung kemih adalah faktor anatomi, faktor tekanan urin pada waktu

miksi, manipulasi uretra atau pada hubungan kelamin, perubahan hormonal waktu

menstruasi, kebersihan alat kelamin bagian luar, adanya bahan antibakteri dalam

urin,dan pemakaian obat kontrasepsi oral (Tessy & Suwanto, 2001).

c) Multiplikasi bakteri dalam kandung kemih dan pertahanan kandung kemih

Dalam keadaan normal mikroorganisme yang masuk ke dalam kandung kemih

manusia atau binatang akan cepat menghilang, sehingga tidak sempat berkembang

biak dalam urin. Pertahanan yang normal dari kandung kemih ini tergantung dari

interaksi tiga faktor, yaitu : eradikasi organisme yang disebabkan oleh efek

pembilasan dan pengenceran urin, efek antibakteri dari urin, dan mekanisme

pertahanan mukosa kandung kemih yang intrinsik (Tessy & Suwanto, 2001).

d) Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal

Hal ini disebabkan oleh refluks vasikoureter dan menyebarnya infeksi dari pelvis

ke korteks karena refluks intrarenal. Refluks vasikoureter adalah keadaan patologis

karena tidak berfungsinya valvula vasikureter sehingga aliran urin naik dari

kandung kemih ke ginjal. Penggunaan kateter seringkali menyebabkan

mikroorganisme masuk kedalam kandung kemih, hal ini biasanya disebabkan

kurang higienisnya alat ataupun tenaga kesehatan yang memasukkan kateter.

Orang lanjut usia yang sukar buang air kecil umumnya menggunakan kateter untuk

memudahkan pengeluaran urin, itulah sebabnya mengapa penderita infeksi saluran

kemih cenderung meningkat pada rentang usia ini (Tessy & Suwanto, 2001).

e. Gejala dan Tanda Klinik Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih dapat diketahui dengan beberapa gejala seperti demam,

susah buang air kecil, nyeri setelah buang air besar (disuria terminal), sering buang

air kecil, menggigil, nyeri kolik, mual, muntah, nyeri ketok sudut kostovertebrata,

25
hematuria, nyeri abdomen, nyeri kepala, nyeri punggung, diare, kadang-kadang

merasa panas ketika berkemih, polakisuria atau frekuensi urgensi, stranguria, nyeri

suprasimfisis, enesmus, enuresis nocturnal, nyeri pinggang dan nyeri suprapubik

Gejala klasik : Demam dan menggigil yang terjadi tiba-tiba dan nyeri pinggang.

Sering disertai gejala sistitis berupa frequency (sering kencing tapi tidak disertai

peningkatan volum harian), nocturia, dysuria (nyeri saat kencing), dan urgency

(sukar menahan kencing). Kadang-kadang menyerupai gejala gastrointestinal

berupa mual,muntah,diare atau nyeri perut. Sebanyak 75% penderita pernah

mengalami riwayat ISK bagian bawah.

Gejala Uncomplicated : Gejala iritatif berupa disuria, frekuensi, urgensi, berkemih

dengan jumlah urin yang sedikit, dan kadang disertai nyeri supra pubis. Sistitis

ditandai dengan adanya leukosituria, bakteriuria, nitrit, atau leukosit esterase

positif pada urinalisis. Bila dilakukan pemeriksaan kultur urin positif.

Gejala Complicated : Suatu ISK Complicated diikuti dengan gejala klinis seperti

dysuria, urgensi, frekuensi, nyeri kolik, nyeri sudut kostoverteba, nyeri suprapubik

dan demam.

f. Faktor Resiko Infeksi Saluran Kemih

Penyebab ISK yang paling umum adalah bakteri gram negative. Escherichia

coli adalah penyebab terbanyak yang diikuti dengan Klebsiella, Proteus,

Pseudomonas, spesies Enterobacter, dan Serratia marcescens.

Beberapa faktor risiko :

1. Ketidakmampuan atau kegagalan kandung kemih untuk mengosongkan

isinya secara sempurna

2. Penurunan daya tahan tubuh

26
3. Peralatan yang dipasang pada saluran perkemihan seperti kateter dan

prosedur sistoskopi

g. Faktor Resiko Uncomplicated

Pada wanita faktor risiko terjadinya sistitis berbeda pada usia muda dan usia

tua. Pada wanita usia muda dan premenopause faktor risikonya berupa hubungan

seksual, penggunaan spermatisida, partner seksual baru, ibu dengan riwayat ISK,

riwayat ISK pada masa kanak-kanak.

Sedangkan pada wanita tua dan post menopause faktor risiko terjadinya sistitis

adalah riwayat ISK sebelum menopause, inkontinensia, vaginitis atrofi karena

defisiensi estrogen, sistokel, peningkatan volume urin pasca berkemih, golongan

darah, kateterisasi dan status fungsional yang memburuk pada wanita tua di rumah

jompo. Pada pria, angka kejadiannya hanya sedikit dan paling sering terjadi pada

usia 15-50 tahun.

h. Faktor Risiko Complicated :

1. Penggunaan kateter, splint, stent, atau kateterisasi kandung kemih berkala

2. Residual urin >100ml

3. Obstruksi saluran kemih atas maupun bawah

4. Refluks vesicoureteral

5. Diversi saluran kemih

6. Kerusakan urotelium karena kimia ataupun radiasi

7. ISK yang terjadi saat peri-/post- tindakan, contoh transplantasi ginjal

27
i. Pencegahan Infeksi Saluran Kemih

1. Hindari dehidrasi : ajurkan asupan harian (recommended daily allowance,

RDA) cairan pada dewasa aktif sekitar 30 ml/kg/hari. Perbanyak minum air

putih

2. Tidak menahan keinginan untuk buang air kecil.

3. Bersihkan segera alat vital setelah melakukan hubungan intim

4. Hindari konstipasi (perbanyak asupan cairan, serat diet, dan olahraga rekreasi)

5. Tangani retensi urien, inkontinensia urien atau obstruksi pada saluran keluar

kandung kemih.

6. Pertimbangan perbaikan sistokel pada wanita menopause penderita

pengosongan kandung kemih tanpa sempurna dan ISK kambuhan

7. Ajari wanita mengenai higienis yang baik setelah ke toilet dan berkemih

setelah senggama.

8. Tangani infeksi sejak dini, terutama pada pasien dengan penurunan fungsi

imun atau pasien dengan retensi urine, atau disfungsi kemih

9. Lepas kateter yang yang terpasang dan tangani pasien yang mengalami

disfungsi berkemih dengan program penatalaksanaan alternative seperti

pelatihan kandung kemih, farmakoterapi untuk inkontinensia urine, kateterisasi

intermiten atau berkemih terjadwal.

j. Pengobatan Infeksi Saluran Kemih

Terapi dapat diawali dengan pertimbangan faktor pasien, faktor mikrobiologis

dan data hasil klinis. Jenis Uncomplicated pada dewasa pengobatan antibiotika

secara empiris yang direkomendasikan selama 3 hari. Sedangkan ISK Complicated

penatalaksanaan tergantung dari keparahan gejala klinis. Perawatan empiris dari

28
ISK Complicated membutuhkan suatu pengetahuan tentang patogen penyebab dan

pola resistensi antibiotik lokal, serta tingkat keparahan dari abnormalitas saluran

kemih (termasuk evaluasi fungsi renal).

Penggunaan antibiotik yang tepat didasarkan pada pemahaman dari banyak

aspek penyakit infeksi; pertahanan tubuh pasien, identitas, virulensi dan kepekaan

mikroorganisme, farmakokinetika dan farmakodinamika dari antibiotik perlu

diperhatikan.

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya

resistensi; bakteri berubah dalam satu atau lain hal yang menyebabkan turun atau

hilangnya efektivitas obat, senyawa kimia atau bahan lainnya yang digunakan

untuk mencegah atau mengobati infeksi. Bakteri yang mampu bertahan hidup dan

berkembang biak, menimbulkan lebih banyak bahaya.

Lama pemberian antibiotika sangat dipengaruhi oleh :

1. Virulensi jenis kuman.

2. Infeksi superfisial atau jaringan yg lebih dalam.

3. Infeksi saluran atas (ginjal) atau bawah (kandung kencing).

4. Ada tidaknya kalainan anatomi maupun fungsional saluran kemih.

Efektifitas pengobatan sangat tergantung pada pola pengobatan yang rasional

atau tidak rasional; pengobatan yang rasional berdasarkan indikator WHO adalah

pemilihan terapi berdasarkan pertimbangan efikasi, safety, suitability dan cost.

Pengobatan dengan menggunakan antibioik harus rasiona dan bijak.

29
C. Percakapan Telenursing (Perawat, Pasien, dan Keluarga Pasien)

Keluarga : selamat siang, halo apakah benar ini dengan perawat windy

Perawat : iya selamat siang, iya benar ada yang bisa saya bantu?

Keluarga : ini sus, anak saya demam tinggi kemudian dia mengerang sakit terus pada

pinggangnya, saya takut anak saya ada apa"apa sus.

Perawat : baik bu tenang duluh yah, tolong berikan handpon ke anak ibu dulu yah

Keluarga : iya sus

Perawat : hallo mbak, perkenalkan saya perawat windy sebagai perawat telenursing

untuk monitoring, konsultasi, edukasi, dan pengkajian.

Pasien : hallo sus, iya sus

Perawat : baik mbak ada yang perlu saya bantu atau ada yang mau di konsultasikan

kepada saya

Pasien : iya sus ada

Perawat : baik mbak, sebelum itu saya akan melakukan pengkajian pada sistem

perkemihan anda, apakah anda bersedia?

Pasien : iya bersedia sus

Perawat : baik mbak dengarakan baik-baik yah, sebelumnya boleh saya tahu nama

mbak siapa?

Pasien : nama saya vhila sus

Perawat : boleh saya tahu umur anda berapa kemudian kesibukan anda apa?

Pasien : umur saya 20 tahun dan saya mahasiswa

Perawat : apa keluhan anda saat ini?

Pasien : pinggang saya sakit sekali sus dan akhir ini ketika saya kencing suka ada rasa

saki sus.

30
Perawat : baik anda bisa mendengr suara saya? Jika saya beri skala dari angka 1-10. 0

= tidak nyeri, 1-3 = nyeri ringan, 4-6 = nyeri sedang, 7-9 = nyeri berat, 10 =

nyeri sangat berat. Kira-kira nyeri yang di rasakan anda pada skala berapa?

Pasien : mungkin sekitar skala 5 sus

Perawat : sejak kapan anda mulai merasakn nyeri pada pinggang dan saat berkemih?

Pasien : kurang lebih seminggu yang lalu sus

Perawat : sebelumnya, apakah anda pernah mengalami hal yang serupa?

Pasien : tidak sus, ini baru pertama kalinya

Perawat : apakah dikeluarga anda ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama

seperti yang saat ini anda alami?

Pasien : tidak ada sus

Perawat : baik mbak vhila, jika ada waktu anda akan di lakukan pemeriskan fisik secara

langsung yah.

Pasien : iya sus

Perawat : tetapi ada beberapa pantangan yang perlu dihindari pengidap infeksi saluran

kemih yah, terutama hindari beberapa makanan dan minuman. Hal pertama

yang menjadi pantangan adalah hindari berbagai makanan dan minuman

yang dapat memperburuk gejala dari ISK anda, yang kedua hindari

keterlambatan pemeriksaan ke dokter dan yang ketiga hindari berhenti

konsumsi obat lebih awal.

Pasien : baik sus

Perawat : nanti sementara ini anda harus perbanyak minum air putih, dan jangan

konsumsi minuman yang bisa memperparah keadaan anda sampai infeksi

sembuh

Keluarga : baik sus

31
Perawat : nanti setelah akan di lakukan pemeriskaan,nanti saya akan berikan obat

antibiotik

Pasien : sus saya ingin bertanya, apa saja sih yang perlu di lakuka untuk pencegahan

penyakit ISK?

Perawat : Pencegahan yang harus di lakukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu :

Hindari dehidrasi, tidak menahan keinginan untuk buang air kecil, segera

bersihkan alat vital setelah berhubungan intim, perbanyak asupan cairan dsb.

Pasien : Oh, iya baik sus

Keluarga : hallo sus, boleh saya bertanya?

Perawat : iya apa yang ingin ditanyakan

Keluarga : apakah bisa melakukan kompres hangat diperut bagian bawah atau berendam

di air hangat sus?

Perawat : iya ibu bisa berendam di air hangat selama 15-20 menit untuk meredahkan

nyeri ibu.

Keluarga : baik sus, terimakasih infonya

Perawat : iya ibu itu sudah menjadi kewajiban saya sebagai perawat, oh iya ibu setelah

pemeriksaan fisik mbak vhila akan di lakukan pemeriksaan diagnostik seperti

tes lab, USG, dsb.

Keluarga : iya sus, apakah bisa besok kami datang ke puskesmas untuk melakukan

pemeriksaan fisik pada anak saya?

Perawat : yah tentu bisa, nanti hubungi lagi saya perawat windy

Keluarga : iya sus baik, terimakasih atas waktunya

Perawat : iya bu, kalo begitu saya tutup telefonnya bu

Keluarga : iya sus, selamat siang

Perawat : siang bu

32
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Telenursing merupakan salah satu bagian integral dari telehealth. Telenursing

dapat digunakan untuk memberikan pelayanan keperawatan professional dengan

berbagai metodenya ( home care, perawat on-call, menyediakan informasi dll ).

Telenursing dapat meningkatkan kemandirian dan kepuasan pasien dalam memenuhi

derajat kesehatannya. Telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif keluarga

dalam perawatan . Telenursing efektif digunakan dalam setting perawatan pasien yang

mengalami penyakit kronis dan penyakit yang menyebabkan ketergantungan.

Telenursing bisa juga dilakukan di pedesaan yang memadai sarana dan prasarana

teknologi dan informasinya.

Telenursing memiliki beberapa keuntungan menurut Britton, Keehner, Still &

Walden pada tahun1999 yaitu: Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, dapat

meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis,

dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di rumah sakit, Dapat

meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, dan dapat dimanfaatkan dalam bidang

pendidikan keperawatan (model distance learning) dan perkembangan riset

keperawatan berbasis informatika kesehatan.

Kalau kita lihat perkembangan telenursing di Indonesia, masih sangat jauh

ketinggalan dibandingkan negara-negara lain. Di Indonesia masih sangat sedikit

institusi kesehatan yang menggunakan telenursing. Diantara RS tersebut adalah, RS

Banyumas, RS Fatmawati dan beberapa RS lainnya di Jakarta yang telah

mengembangkan sistem pendokumentasian keperawatan berbasis komputer. Namun

33
memang kita tidak bisa menutup mata akan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh

keperawatan di Indonesia. Diantara hambatan itu adalah keterbatasan SDM yang

menguasai bidang keperawatan dan teknologi informasi secara terpadu, masih

minimnya infrastruktur untuk menerapkan sistem informasi di dunia pelayanan, dan

masih rendahnya minat para perawat di bidang teknologi informasi keperawatan.

Apalagi belum adanya kebijakan institusi pelayanan bagi pengembangan sistem

informasi berbasis komputer.

Mengembangkan sistem informasi keperawatan membutuhkan banyak

persiapan. Selain infrastrukturnya, SDM perawatnya juga haus disiapkan.

Kompetensi, kualifikasi dan keterampilan yang harus dimiliki perawat dalam praktek

telenursing adalah kompetensi klinis, keterampilan penilaian dalam area praktek

keperawatan. Selain itu perawat juga harus memiliki karakteristik pribadi yang akan

memfasilitasi keterlibatan mereka dalam telenusring, misalnya : sikap positif,

membuka pikiran terhadap teknologi, memiliki pengetahuan & kemampuan untuk

menavigasi sistem teknologi dan lingkungan misalnya pengetahuan dan keterampilan

untu mengoperasikan teknologi, memiliki pemahaman tentang keterbatasan teknologi

yang digunakan, misalnya dapat menentukan jika tanda-tanda vital sedang dimonitor

secara akurat dengan peralatan tertentu, memiliki pengetahuan dan penerapan

protokol operasional telehealth, memiliki keterampilan berkomunikasi dengan baik.

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat adanya mikroorganisme

dalam urin dan memiliki potensi untuk menginvasi jaringan-jaringan pada saluran

kemih. Infeksi saluran kemih sebagian besar disebakan oleh bakteri virus dan jamur

tetapi, bakteri yang sering menjadi penyebabnya.

Penderita infeksi saluran kemih dapat tidak mengalami gejala, namun

umumnya mempunyai gejala yang terkait dengan tempat dan keparahan infeksi.

34
Selain mikroganisme ada faktor lain yang dapt memicu isk yaitu faktor predisposisi

(fauci dkk.,2011) E coli adalah penyebab tersering infeksi saluran kemih terjadi ketika

bakteri (kuman) masuk ke dalam saluran kemih dan berkembang biak. Saluran kemih

terdiri dari kandung kemih, uretra dan dua ureter dan ginjal, sejauh ini diketahui

bahwa saluran kemih atau urin bebas dari mikroorganisma atau steril.

B. Saran

Diharapkan agar untuk mencegah terjadinya infeksi saluran kemih dan dapat

secara mandiri yaitu minum air putih yang cukup yaitu 1,5-1,7 liter per hari sebagai

salah satu pencegahan infeksi berulang dan melakukan relaksasi napas saat

mengalami nyeri untuk mengurangi rasa nyeri.

35
DAFTAR PUSTAKA

https://123dok.com/document/q0x4dp3q-makalah-telenursing.html

Microsoft Word - SKRIPSI FULL TEXT.doc (ums.ac.id)

(7) M A K A L A H INFEKSI SALURAN KEMIH | Yankes Polda Sumut - Academia.edu

BAB 2.pdf (umm.ac.id)

Infeksi Saluran Kemih (ISK) - RS Krakatau Medika

36

You might also like