You are on page 1of 17

MAKALAH

HAKIKAT INTERRELASI AL-QUR’AN DENGAN IPTEK

Dosen Pengampu :
Firdaus M.Pd
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhaanahu wata’ala yang telah memberikan kemudahan di dalam
penulisan makalah ini, sehingga kami bisa menyelesaikan penulisan makalah kami yang berjudul
“HAKIKAT INTERRELASI AL-QUR’AN & IPTEK” tepat pada waktunya. Semoga shalawat
serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad Shallallahu
alaihi wasallam yang mana beliau telah membimbing umat nya dari jalan kegelapan menuju
jalan jalan petunjuk.

Dalam penyelesaian penulisan makalah ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karna itu, kami haturkan ucapan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan
tugas penulisan makalah dan kami ucapkan terimakasih juga kepada rekan rekan yang
membantu di dalam proses penulisan makalah, semoga Allah memberikan balasan yang terbaik.
Amin.

Makalah yang kami tulis bukanlah karya yang sempurna. Oleh karna itu, kami sangat
mengharapkan kritik & saran yang bersifat membangun agar kami bisa lebih baik lagi di dalam
penulisan makalah di kemudian hari. Semoga makalah ini memberikan banyak manfaat bagi
kami sendiri dan bagi para pembaca. Terimakasih.

Cilacap, 29 oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al Qur’an secara bahasa di ambil dari bahasa arab yaitu lafaz (‫ يقرأ‬- ‫ )قرأ‬qara’a -yaqra’u-
qira’atan- qur’anan yang berarti bacaan atau yang di baca. Secara istilah al-Qur’an di
definisikan sebagai sebuah kitab yang di turunkan oleh Allah kepada nabi agung Muhammad
Shallallahu alihi wasallam secara bertahap melalui perantara malaikat jibril. di tulis di dalam
sebuah mushaf yang kemurniannya & keorisinilannya selalu terjaga, membacanya di catat
sebagai ibadah, serta merupakan pedoman di setiap aspek kehidupan manusia.

Ilmu dalam bahasa Arab `ilm berarti memahami, mengerti atau mengetahui. `Ilm menurut
bahasa berarti kejelasan, karena itu segala kata yang terbentuk dari akar katanya mempunyai
ciri kejelasan. Ilmu adalah pengetahuan yang jelas tentang segala sesuatu. Ilmu atau sains
memiliki arti lebih spesifik yaitu usaha mencari pendekatan rasional dan pengumpulan fakta
fakta empiris, dengan melalui pendekatan keilmuan akan didapatkan sejumlah pengetahuan
atau juga dapat dikatakan ilmu adalah sebagai pengetahuan yang ilmiah. Menurut Jan
Hendrik Rapar menjelaskan bahwa pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) adalah
pengetahuan yang diperoleh lewat penggunaan metode-metode ilmiah yang lebih menjamin
kepastian kebenaran yang dicapai Pengetahuan yang demikian dikenal juga dengan sebutan
science. lmu pengetahuan (sains) adalah pengetahuan tentang gejala alam yang diperoleh
melalui proses yang disebut metode ilmiah (scientific method). Sedang teknologi adalah
pengetahuan dan ketrampilan yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam
kehidupan manusia sehari-hari. Perkembangan iptek, adalah hasil dari segala langkah dan
pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek.

Membahas interrelasi Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan bukan dinilai dari banyak atau
tidaknya cabang cabang ilmu pengetahuan yang dikandungnya, tetapi lebih utama adalah
melihat, adakah Al-Qur’an atau jiwa ayat-ayatnya menghalangi ilmu pengetahuan atau
mendorongnya, karena kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya diukur melalui sumbangan
yang diberikan kepada masyarakat atau kumpulan ide dan metode yang dikembangkannya,
tetapi juga pada sekumpulan syarat-syarat psikologis dan sosial yang diwujudkan, sehingga
mempunyai pengaruh (positif atau negatif) terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.

Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang interrelasi antara Al-Qur’an dan Ilmu
Pengetahuan. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui hubungan
antara Al-Qur’an dan Ilmu pengetahuan, hubungan antara sains dan Al-Qur’an, hubungan
antara Al-Qur’an dan matematika, mengetahui perkembangan antara ilmu pengetahuan dan
Al-Qur’an, dan mengetahui pandangan islam terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana interrelasi kebenaran Al-Qur’an & Iptek…?


2. Apa bukti bukti ilmiah kebenaran Al-Qur’an dalam bidang pendidikan..?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui bagaimana interrelasi kebenaran Al-Qur’an & Iptek


2. Untuk mengetahui apa bukti bukti ilmiah kebenaran Al-Qur’an dalam bidang pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN

1. INTERRELASI KEBENARAN AL-QUR’AN & IPTEK


Interrelasi berasal dari dua kata yaitu inter dan relasi. Inter adalah bentuk terikat diantara
dua sedangkan relasi adalah hubungan atau berhubungan. Jadi interrelasi merupakan
hubungan antara dua masalah yang saling terikat. Dalam pembahasan ini berkenaan
dengan hubungan kebenaran Al-Qur’an dan iptek.
Al-Qur’an demikian menghormati kedudukan ilmu dan ahli ilmu dengan
penghormatan yang agung sebagai bukti, di dalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang
menyebut tentang fadhilah (kelebihan/kebaikan) ilmu pengetahuan dan ahli ilmu. Di
dalam sebagian besar ayat itu disebutkan kemuliaan dan ketinggian derajat ilmu.

Dalam rangka mengingatkan tentang anugerah ilmu pengetahuan yang telah diberikan
kepada manusia, Allah berfirman:

‫َعلَّ َم ااْل ِ ْنسَانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ۗ ْم‬

"Allah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak mereka ketahui." (QS al-Alaq
ayat :5)

‫ح هّٰللا ُ لَ ُك ۚ ْم َواِ َذا قِي َْل ا ْن ُش ُزوْ ا فَا ْن ُش ُزوْ ا يَرْ فَ ِع هّٰللا ُ الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا‬ ِ ِ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا قِ ْي َل لَ ُك ْم تَفَ َّسحُوْ ا فِى ْال َم ٰجل‬
ِ ‫س فَا ْف َسحُوْ ا يَ ْف َس‬
١١ - ‫ت َوهّٰللا ُ ِب َما تَ ْع َملُوْ نَ َخبِ ْي ٌر‬
ٍ ۗ ‫ِم ْن ُك ۙ ْم َوالَّ ِذ ْينَ اُوْ تُوا ْال ِع ْل َم د ََر ٰج‬

"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, Berilah kelapangan


di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu," maka berdirilah, niscaya Allah
akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti tentang apa yang kamu
kerjakan." (QS al-Mujadilah ayat :11)

‫اجدًا َّوقَ ۤا ِٕى ًما يَّحْ َذ ُر ااْل ٰ ِخ َرةَ َويَرْ جُوْ ا َرحْ َمةَ َرب ٖ ِّۗه قُلْ هَلْ يَ ْست َِوى الَّ ِذ ْينَ يَ ْعلَ ُموْ نَ َوالَّ ِذ ْينَ اَل يَ ْعلَ ُموْ نَ ۗ اِنَّ َما يَتَ َذ َّك ُر‬
ِ ‫ت ٰان َۤا َء الَّي ِْل َس‬
ٌ ِ‫اَ َّم ْن هُ َو قَان‬

ِ ‫اُولُوا ااْل َ ْلبَا‬


‫ب‬
(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah
pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada (azab) akhirat dan
mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sebenarnya hanya orang
yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.(QS az-Zumar ayat :9)

Dan masih banyak lagi ayat ayat membicarakan tentang ilmu dan ahli ilmu yang tidak
bisa kami sebutkan satu persatu.

A. HUBUNGAN AL-QUR’AN & IPTEK


Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW merupakan mukjizat paling
besar pengaruhnya, isinya selalu relevan dengan kehidupan, serta ilmu-ilmu yang
terkandung di dalamnya merupakan anugerah bagi manusia. Salah satu kemu’jizatan
(keistimewaan) Al-Qur’an yang paling utama adalah hubungannya dengan sains dan ilmu
pengetahuaan, begitu pentingnya sains dan ilmu pengetahuan dalam Al-Qur’an sehingga
Allah menurunkan ayat yang pertama kali Q.S Al-‘alaq 96/1-5.

Ada banyak ciri kemukjizatan Al-Qur’an salah satunya adalah dipeliharanya isi
Al-Qur’an hingga keotentikannya dijamin oleh Allah SWT dalam Surat Al-Hijr Ayat 9.
Demikianlah Allah menjamin keotentikan Al-Qur’an, jaminan yang diberikan atas dasar
Kemahakuasaan dan Kemahatahuan-Nya, serta berkat upaya-upaya yang dilakukan oleh
makhluk-makhluk-Nya, terutama oleh manusia. Dengan jaminan ayat di atas, setiap
Muslim percaya bahwa apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Al-Qur’an tidak
berbeda sedikit pun dengan apa yang pernah dibaca oleh Rasulullah saw., dan yang
didengar serta dibaca oleh para sahabat Nabi SAW.

Al-Qur’an secara ilmu kebahasaan berakar dari kata qaraa yaqrau qur’anan yang
bererti “bacan atau yang dibaca”. Secara general Al-Qur’an berarti sebagai sebuah kitab
yang berisi himpunan kalam Allah, suatu mukjizat yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. melalui perantaraan malikat Jibril, ditulis dalam mushaf yang
kemurniannya senantiasa terpelihara, dan membacanya merupakan amal ibadah. Al-
Qur’an memberikan dalil yang berisi hikmah dan kekuasaan Nya bahwa Allah Maha
Bijaksana dalam menciptakannya. Segala sesuatu yang diciptakan oleh allah tidak akan
sia-sia, bahkan semua itu menjadi bukti dan bukti tanda-tanda kebesaran Allah SWT,
bahwa Allah ada dan allah yang maha menciptakan atas segala sesuatu yang ada di dalam
alam semesta ini. Jika kita menelaah ayat ayat di dalam Al-Qur’an maka bukti bukti
ciptaan dan hikmah-Nya jelas nyata.

Al-Qur’an adalah buku induk ilmu pengetahuan, di mana tidak ada satu perkara
apapun yang terlewatkan, semuanya telah terkafer di dalamnya yang mengatur berbagai
aspek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Allah (Hablum minallah);
sesama manusia (Hablum minannas); alam, lingkungan, ilmu akidah, ilmu sosial, ilmu
alam, ilmu emperis, ilmu agama, umum dan sebgainya.(Q.S. Al-an’am: 38). Lebih lanjut
Achmad Baiquni mengatakan, “sebenarnya segala ilmu yang diperlukan manusia itu
tersedia di dalam Al-Qur’an”.

Islam merupakan satu-satunya agama di dunia yang sangat berempatik dalam


mendorong umatnya untuk menuntut ilmu, bahkan Al-Qur’an itu sendiri merupakan
sumber ilmu dan sumber inspirasi berbagai disiplin ilmu pengetahuan sains dan
teknologi. Al-Qur’an mengandung banyak konsep-konsep sains, ilmu pengetahuan dan
teknologi serta pujian terhadap orang-orang yang berilmu. Dalam Islam, setiap orang
diwajibkan untuk menuntut ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan (sains) dan
teknologi. Hal ini sebagaimana telah disabdakan oleh Rasulullah SAW : “ Menuntut ilmu
itu wajib atas setiap orang Islam” (HR. Ibnu Majah).

Namun alangkah ruginya, umat Islam saat ini yang kurang sekali mengapresiasi
kandungan Al-Qur’an, akibat banyaknya muslim yang tidak paham bahasa Al-Qur’an
(Bahasa Arab), meskipun hanya sebatas pemahaman tingkat dasar. Akibat tidak paham
bahasa Al-Qur’an, membaca Al-Qur’an hanya sebatas ritual saja (meskipun begitu
dasyatnya Al-Qur’an, sehingga orang yang tidak paham maksudnya pun dapat menjadi
tenang hatinya). Bahkan banyak generasi muda yang enggan untuk sekedar
menyentuhnya, apalagi untuk membacanya. Hal ini tidak lain disebabkan oleh minimnya
pengetahuan generasi muda Islam tehadap bahasa Al-Qur’an.

B. BUKTI ILMIAH KEBENARAN AL QUR’AN DI BIDANG IPTEK


Fakta Ilmiah dalam Al Quran telah terbukti kebenarannya yang banyak ditemukan oleh
para ilmuwan. Setiap Rasul yang diutus Allah SWT kepada manusia dibekali dengan
keistimewaan-keistimewaan yang disebut mukjizat. Mukjizat ini bukanlah kesaktian
ataupun tipu muslihat untuk memperdayai umat manusia, melainkan kelebihan yang
Allah SWT berikan untuk meneguhkan kedudukan para Rasulnya dan mempertegas
seruan (dakwah) mereka agar manusia beriman kepada Allah SWT dan tidak
mempersekutukan-Nya (tauhid).
Namun mukjizat setiap nabi dan Rasul berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan
karakter dan kondisi kaumnya yang menjadi objek dakwah. Lalu, apakah mukjizat Nabi
Muhammad SAW?

Para ulama sependapat, di antara sekian banyak mukjizat yang Allah berikan kepada
Nabi Muhammad saw, yang terbesar adalah Alquran. Alquran adalah kitab suci
penyempurna kitab-kitab suci para nabi sebelumnya. Alquran bukan hanya petunjuk
untuk mencapai kebahagiaan hidup bagi umat Muslim, tapi juga seluruh umat manusia.

Salah satu keajaiban AlQur’an, adalah terpelihara keasliannya dan tidak berubah
sedikitpun sejak pertama kali diturunkan pada malam 17 Ramadan 14 abad yang lalu
hingga kiamat nanti. Otentisitas Alquran sudah dijamin oleh Allah, seperti dalam firman-
Nya : “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan Sesungguhnya Kami
pula yang benar-benar memeliharanya.” (QS Al-Hijr: 9)
Bukti otentisitas ini adalah banyaknya penghafal Alquran yang terus lahir ke dunia,
dan pengkajian ilmiah terhadap ayat-ayatnya yang tak pernah berhenti. Keajaibannya,
meski Al –Qur’an diturunkan 14 abad lalu, namun ayatayatnya banyak yang menjelaskan
tentang masa depan dan bersifat ilmiah. Bahkan dengan kemajuan ilmu dan teknologi
saat ini, banyak ayat-ayat Alquran yang terbukti kebenarannya. Para ilmuwan telah
berhasil membuktikan kebenaran itu melalui sejumlah ekperimen penelitian ilmiah.

Berikut beberapa fakta ilmiah Al-Qur’an yang dihimpun dari berbagai sumber, di
mana berbagai penemuan ilmiah saat ini ternyata sesuai dengan ayat-ayatnya.

1. Lapisan lapisan atmosfer


Salah satu fakta tentang alam semesta sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an
adalah bahwa langit terdiri atas tujuh lapisan.
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Baqarah:29)

“Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih merupakan asap. Maka Dia
menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap
langit urusannya.”(QS. Fussilat:11-12)

Kata “langit”, yang kerap kali muncul di banyak ayat dalam Al Qur’an, digunakan
untuk mengacu pada “langit” bumi dan juga keseluruhan alam semesta. Dengan
makna kata seperti ini, terlihat bahwa langit bumi atau atmosfer terdiri dari tujuh
lapisan.

Saat ini benar-benar diketahui bahwa atmosfer bumi terdiri atas lapisan-lapisan yang
berbeda yang saling bertumpukan. Lebih dari itu, persis sebagaimana dinyatakan
dalam Al Qur’an, atmosfer terdiri atas tujuh lapisan. Para ilmuwan menemukan
bahwa atmosfer terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan-lapisan tersebut berbeda dalam
ciri-ciri fisik, seperti tekanan dan jenis gasnya. Lapisan atmosfer yang terdekat
dengan bumi disebut troposfer. Ia membentuk sekitar 90% dari keseluruhan massa
atmosfer. Lapisan di atas troposfer disebut stratosfer.

lapisan ozon adalah bagian dari stratosfer di mana terjadi penyerapan sinar ultraviolet.
Lapisan di atas stratosfer disebut mesosfer. . termosfer berada di atas mesosfer. Gas-
gas terionisasi membentuk suatu lapisan dalam termosfer yang disebut ionosfer.
Bagian terluar atmosfer bumi membentang dari sekitar 480 km hingga 960 km.
Bagian ini dinamakan eksosfer.. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe;
General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 319-322)

Keajaiban penting lain dalam hal ini disebutkan dalam surat Fushshilat ayat ke-12,
“… Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.” Dengan kata lain, Allah dalam
ayat ini menyatakan bahwa Dia memberikan kepada setiap langit tugas atau
fungsinya masing-masing. Sebagaimana dapat dipahami, tiap-tiap lapisan atmosfir ini
memiliki fungsi penting yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia dan seluruh
makhluk hidup lain di Bumi. Setiap lapisan memiliki fungsi khusus, dari
pembentukan hujan hingga perlindungan terhadap radiasi sinar-sinar berbahaya; dari
pemantulan gelombang radio hingga perlindungan terhadap dampak meteor yang
berbahaya. Salah satu fungsi ini, misalnya, dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah
sebagaimana berikut: Atmosfir bumi memiliki 7 lapisan. Lapisan terendah dinamakan
troposfer. Hujan, salju, dan angin hanya terjadi pada troposfer. Sebuah keajaiban
besar bahwa fakta-fakta ini, yang tak mungkin ditemukan tanpa teknologi canggih
abad ke-20, secara jelas dinyatakan oleh Al Qur’an 1.400 tahun yang lalu.

2. Segumpal darah yang menempel pada rahim


Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, intisari bayi yang
akan lahir terbentuk. Sel tunggal yang dikenal sebagai “zigot” dalam ilmu biologi ini
akan segera berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi
“segumpal daging”. Tentu saja hal ini hanya dapat dilihat oleh manusia dengan
bantuan mikroskop. Pada tahap awal perkembangannya, bayi dalam rahim ibu
berbentuk zigot, yang menempel pada rahim agar dapat menghisap sari-sari makanan
dari darah ibu. Zigot terlihat seperti sekerat daging. Namun, zigot tersebut tidak
melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada dinding rahim seperti
akar yang kokoh menancap di bumi dengan carangnya. Melalui hubungan semacam
ini, zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi
pertumbuhannya. (Moore, Keith L., E. Marshall Johnson, T. V. N. Persaud, Gerald
C. Goeringer, Abdul-Majeed A. Zindani, and Mustafa A. Ahmed, 1992, Human
Development as Described in the Qur‟an and Sunnah, Makkah, Commission on
Scientific Signs of the Qur’an and Sunnah, s. 36)

Informasi ini, yang ditemukan oleh embriologi modern, ternyata telah dinyatakan
dalam Al Qur‟an 14 abad yang lalu. Di sini, pada bagian ini, satu keajaiban penting
dari Al Qur‟an terungkap. Saat merujuk pada zigot yang sedang tumbuh dalam rahim
ibu, Allah menggunakan kata “„alaq” dalam Al Qur‟an: “Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari
„alaq (segumpal darah). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah.” (Al
„Alaq:1-3)
Arti kata “alaq” dalam bahasa Arab adalah “sesuatu yang menempel pada suatu
tempat”. Kata ini secara harfiah digunakan untuk menggambarkan lintah yang
menempel pada tubuh untuk menghisap darah.

Tentunya bukanlah suatu kebetulan bahwa sebuah kata yang demikian tepat
digunakan untuk zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu. Hal ini sekali lagi
membuktikan bahwa Al Qur‟an merupakan wahyu dari Allah, Tuhan Semesta Alam.

2. BUKTI BUKTI ILMIAH KEBENARAN AL-QUR’AN DALAM BIDANG


PENDIDIKAN

AL-QUR'AN merupakan firman Allah yang dijadikan pedoman hidup (way of life) oleh
kaum muslim yang tidak ada keraguan di dalamnya. Al-Qur’an mengandung ajaran-
ajaran pokok (prinsip dasar) menyangkut segala aspek kehidupan manusia dan dalam
berbagai permasalahannya. Al-Qur’an bagaikan sumber mata air yang tidak pernah
kering ketika manusia mengambil dan mengkaji hikmah isi kandungannya. Sudah tentu
tergantung kemampuan dan daya nalar setiap orang dan kapan pun masanya akan selalu
hadir secara fungsional memecahkan problem kemanusiaan.

Salah satu permasalahan yang tidak sepi dari perbincangan umat adalah masalah
pendidikan. Al-Qur'an sendiri telah memberi isyarat bahwa permasalahan pendidikan
sangat penting. Jika al-Qur'an dikaji lebih mendalam, akan ditemukan beberapa prinsip
dasar pendidikan yang dijadikan sumber inspirasi untuk dikembangkan dalam rangka
membangun pendidikan yang bermutu.

Istilah pendidikan dalam bahasa Arab, biasa diterjemahkan dengan isitilah, seperti;
tarbiyah dan ta’lim dengan berbagai derivasinya. Kedua istilah tersebut terdapat di
beberapa tempat dalam al-Quran dengan berbagai konteks yang berbeda-beda. Untuk
mengkaji masalah ini, digunakan pendekatan tematik (maudhu’i) dengan meneliti ayat-
ayat yang berhubungan dengan pendidikan. Dari hasil kajian ini dapat disimpulkan
bahwa konsep tarbiyah dan ta’lim adalah proses pembinaan, pengembangan, dan
pemeliharaan serta pemberian bekal berupa ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada
peserta didik agar mereka memiliki kepribadian dan sikap mental yang luhur, sehingga
mampu melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah di muka bumi ini sesuai dengan
daya nalar masing-masing.

Al Qur-an merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW oleh Allah SWT. Sebagai mukjizat terbesar dan luar biasa Rasulullah, Al Qur-an
tidak memungkinkan dapat disamai dari segi manapun dan oleh siapapun baik itu dari
segi indahnya apalagi isinya. Sehingga, umat Islam selain harus mengenal Al Qur-an
maka harus menjadikannya sebagai pedoman hidup (way of life). Berikut merupakan
beberapa hasil analisis kebenaran Al Qur-an dalam bidang pendidikan.

A. Surat al-Baqarah ayat 31-32

Surat Al-Baqarah ayat 31-32 menggambarkan :

‫ال ِإنِّي َأ ْعلَ ُم‬


َ َ‫ك َونُقَدِّسُ لَكَ ۖ ق‬ ُ ِ‫ض َخلِيفَةً ۖ قَالُوا َأتَجْ َع ُل فِيهَا َم ْن يُ ْف ِس ُد فِيهَا َويَ ْسف‬
َ ‫ك ال ِّد َما َء َونَحْ نُ نُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِد‬ ِ ْ‫ال َربُّكَ لِ ْل َماَل ِئ َك ِة ِإنِّي َجا ِع ٌل فِي اَأْلر‬
َ َ‫َوِإ ْذ ق‬
َ‫َما اَل تَ ْعلَ ُمون‬

َ ‫ضهُ ْم َعلَى ْال َماَل ِئ َك ِة فَقَا َل َأ ْنبُِئونِي بَِأ ْس َما ِ®ء ٰهَُؤاَل ِء ِإ ْن ُك ْنتُ ْم‬
َ‫صا ِدقِين‬ َ ‫َو َعلَّ َم آ َد َم اَأْل ْس َما َ®ء ُكلَّهَا ثُ َّم ع ََر‬

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui".

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian


mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku
nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"

Di jelaskan pada ayat ini, bahwa Malaikat merasa heran karena manusia yang
akan berbuat kerusakan dan pertumpahan darah itu dijadikan sebagai khalifah.
Sedangkan para malaikat merupakan makhluk Allah yang senantiasa bertasbih dan
memuliakan Allah.
Adapun nilai-nilai pendidikan yang dapat diambil dari ayat tersebut adalah:
Kewajiban bertanya bagi orang yang tidak tahu kepada orang yang lebih tahu. Kemudian
tidak boleh menghardik orang yang bertanya, tetapi sebaiknya pertanyaannya itu dijawab
atau dialihkan kepada yang lain dengan lemah lembut.

Dari pelajaran yang terdapat dalam ayat di atas, bahwa salah satu standar atau
ukuran untuk dapat hidup bermasyarakat dengan baik, harus memiliki rasa saling
menghargai dan menghormati sesama manusia. Terutama dalam hal berinteraksi dalam
kehidupan seharihari. Seperti saling bertegur sapa, saling membantu, bertanya jika tidak
tahu agar tidak terjadi kesalah pahaman, dan berkata dengan lemah lembut ketika ditanya
oleh orang lain.

Tanya jawab dalam kegiatan belajar mengajar sangatlah penting untuk


meningkatkan pemahaman peserta didik dalam proses belajarnya. Bahkan jika peserta
didik sulit untuk melakukan tanya jawab, guru harus pandai-pandai memberikan stimulus
atau rangsangan kepada peserta didik agar mereka berani untuk mengeluarkan suaranya.

Akan tetapi, dalam tanya jawab juga harus memperhatikan etika-etika dalam
bertanya maupun menjawab pertanyaan. Misalnya bertanya kepada orang tua, guru,
maupun orang yang lebih tua. Dalam bertanya harus menggunakan suara yang lembut,
dan dengan bahasa yang baik dan sopan. Begitu juga sebaliknya, ketika ditanya oleh
orang yang lebih muda, sebaiknya dalam menjawab pertanyaan dengan lemah lembut,
jika tidak bisa menjawab, maka alihkan pertanyaan tersebut kepada orang yang lebih tau
dengan cara yang sopan pula.

B. Surat an-Nisa’ ayat 170

‫ض َو َكانَ هّٰللا ُ َعلِ ْي ًما َح ِك ْي ًما‬ ‫هّٰلِل‬ ِّ ‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َج ۤا َء ُك ُ®م ال َّرسُوْ ُل بِ ْال َح‬
ِ ‫ق ِم ْن َّربِّ ُك ْم فَ ٰا ِمنُوْ ا خَ ْيرًا لَّ ُك ْم ۗ َواِ ْن تَ ْكفُرُوْ ا فَاِ َّن ِ َما فِى السَّمٰ ٰو‬
ِ ۗ ْ‫ت َوااْل َر‬

“Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan
(membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik
bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikit pun)
karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah. Dan
adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Didalam alquran tidak kurang dari 431 kali pengulangan kata Rasul baik dalam
bentuk tunggal (singular) maupun jamak (plural) di sebutkan. Dan Allah telah mengutus
semua Rasul kepada setiap kaum di muka bumi, dan semuanya membawa ajaran yang
sama seperti Islam. Kata rasul yang ada pada kandungan ayat di atas itu, ada empat aspek
tentang ilmu pendidikan yang dapat kita kaji bersama dari hasil analisis terhadap makna
kerasulan yang di uraikan.

makna kerasulan tersebut mengingatkan tentang, pentingnya pendidikan akhlak.


Hal ini dapat dipahami dari misi yang dibawa oleh para Rasul yang pada intinya adalah
pembinaan akhlak. Nabi Muhammad SAW dengan tegas menyatakan bahwasanya Aku
diutus ke muka bumi hanyalah untuk menyempurnakan akhlak. Akhlak yang dimaksud
disini bukanlah kajian teoritis filosofis tentang etika sebagaimana yang dijumpai dalam
kajian mengenai filsafat etika, melainkan contoh prilaku nyata dalam berbagai aspek
kehidupan yang disertai dengan nilai-nilai luhur. Dalam bidang ekonomi misalnya
ditegakkan akhlak berupa pemerataan, anti monopoli, menggunakan harta tidak terlalu
berlebihan atau untuk tujuan-tujuan keburukan, diperoleh dengan cara yang halal dan
baik, dan digunakan dengan cara yang baik. Dalam bidang sosial ditegakkan akhlak
kesederajatan (egaliter), saling menolong atas dasar keimanan dan ketakwaan, anti rasial,
anti kasta, dan sebagainya. Dalam bidang politik ditegakkan akhlak kejujuran, amanah,
keadilan, musyawarah, melindungi kaum yang lemah, tanggung jawab dan demokratis.
Dalam bidang hukum ditegakkan akhlak keadilan, kesamaan, tanpa pilih kasih,
manusiawi, tanggung jawab dan amanah. Dalam bidang kebudayaan ditegakkan akhlak
kesucian jiwa, cenderung kepada kebenaran, jauh dari memperturutkan hawa nafsu dan
sebagainya. Akhlak yang demikian itulah yang selanjutnya harus dijadikan sebagai
bagian pokok dari materi pendidikan Islam.

makna kerasulan yang kedua adalah mengingatkan tentang pentingnya mentaati


guru. Para rasul yang diutus oleh Allah adalah guru bagi kaumnya. Allah menyuruh umat
manusia mentaati Rasul. Ini berarti Allah menyuruh umat manusia mentaati guru, dan
jangan sekali-kali menentangnya. Ketaatan kepada guru ini adalah terkait dengan peran
guru sebagai agen ilmu pengetahuan, bahkan agen spiritual. Dalam persepsi ahli
pendidikan yang menggunakan paradigma tasawuf terdapat kesimpulan bahwa para guru
adalah agen spiritual dan agen ilmu dari Allah.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam pembahasan di atas telah di bahas bagaimana interrelasi ayat ayat al-Qur’an dalam bidang
iptek dengan akurat & jelas , ini menunjukkan salah satu kebenaran al-Qur’an sebagai mu’jizat
terbesar baginda nabi agung Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang tidak bisa di
pertentangkan. Karna apapun ilmu pengetahuan yang di kaji dan yang di bahas pada zaman ini
sejatinya serasi dengan apa yang ayat ayat al- Qur’an sebutkan bahkan jauh sebelum ilmu
pengetahuan itu di kaji & di bahas , al-Qur’an sudah menyebutnya. Begitu juga beberapa ayat
tentang nilai nilai pendidikan yang mana nilai nilai tersebut sudah lama terealisasi di dalam
kehidupan masyarakat kita yang ternyata nilai nilai tersebut searah dengan apa yang al-Qur’an
sebutkan. Di harapkan dengan mempelajari & mengkaji tema interrelasi al-Qur’an dalam bidang
iptek & pendidikan ini dapat menambah keyakinan kita kepada al-Qur’an sebagai mu’jizat
terbesar nabi agung Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.

B. SARAN

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan tetapi pada
kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih
minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA
1. Al Qur’anul Karim
2. Arifin, M, H, 1993, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara
3. Deedat, Ahmad, 2003, Al Qur’an Mu’jizat Yang Tak Tertandingi, Jakarta :
Pustaka
4. Achmad Baiquni, Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, PT. Dana
Bakhti Prima Yasa, Yogyakarta, 1997. h. 17.
5. H.G. Sarwar, Filsafat Al-Qur’an, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994.
h. 125.
6. DEPAG, Sains Menurut Perespektif Al-qur’an, PT. Dwi Rama, 2000. h. 3.

You might also like