Professional Documents
Culture Documents
Literasi Berbasis Platform Digital Sebagai Upaya Pemuda Menguatkan Demokrasi 4.0
Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
Istilah demokrasi bukanlah hal yang asing untuk di dengar, namun sungguh rumit untuk
diperbincangkan. Selain dikarenakan Indonesia menganut sistem pemerintahan yang demokratis,
namun juga karena demokrasi di Indonesia telah menjadi suatu sikap dan pandangan hidup
bangsa di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk dengan memiliki keragaman suku,
budaya, agama, dan lain sebagainya. Pada dasarnya demokrasi merupakan sebuah system
kehidupan yang bukan hanya sebagai alat politik semata tetapi juga membentuk berbagai aspek
tata masyarakat lainnya sebagai pandangan hidup berupa nilai-nilai yang mengatur kehidupan
bersama
(Prameswari, 2019:16).
Istilah demokrasi sendiri sebagai paham kebebasan yang mendunia, telah merambah ke
berbagai pelosok lapisan kehidupan masyarakat namun tidak cukup banyak dipahami secara
matang. Dari keterbatasan pemahaman dan pengetahuan tentang demokrasi tersebut, ditambah
adanya perbedaan persepsi yang mendasar tentang demokrasi dalam mengimplementasikan,
sehingga demokrasi sering disalah artikan. Untuk menyikapi hal ini maka perlunya sebuah
kedewasaan dan kematangan dalam mengimlementasikan nilai-nilai budaya demokrasi. Tanpa
manusia-manusia yang memegang teguh nilai-nilai demokrasi, masyarakat yang demokratis
hanya akan merupakan impian belaka. Kehidupan masyarakat yang demokratis harus didasarkan
pada kesadaran warga bangsa atas ide dan cita-cita demokrasi yang melahirkan kesadaran dan
keyakinan bahwa hanya dalam masyarakat demokratislah dimungkinkan warga bangsa untuk
memaksimalkan kesejahteraan dan kebebasan.
Secara etimologis demokrasi berasal dari bahasa yunani, “demos” berarti rakyat
dan “kratos/kratein” berarti kekuasaan. Konsep dasar demokrasi berarti “rakyat
berkuasa” (government of rule by the people). Ada pula defenisi singkat untuk istilah
demokrasi yang diartikan sebagai pemerintaahn atau kekuasaan dari rakyat dan untuk
rakyat. Namun demikian penerapan demokrasi diberbagai Negara di dunia memiliki
ciri khas dan spesifikasi masing-masing yang lazimnya sangat dipengaruhi oleh ciri
maysarakat sebagai rakyat dalam suatu negara().
Demokrasi menurut Aristoteles mengemukakan ialah suatu kebebasan atau
prinsip demokrasi ialah kebebasan, karena hanya melalui kebebasanlah setiap
warga negara bisa saling berbagi kekuasaan didalam negaranya. Aristoteles pun
mengatakan apabila seseorang hidup tanpa kebebasan dalam memilih cara hidupnya,
maka sama saja seperti budak. Demokrasi menurut H. Harris Soche ialah suatu bentuk
pemerintahan rakyat, karenanya kekuasaan pemerintahan melekat pada rakyat juga
merupakan HAM bagi rakyat untuk mempertahankan, mengatur dan melindungi diri
dari setiap paksaan dalam suatu badan yang diserahkan untuk memerintah.
Demokrasi memberikan kebebasan pada setiap individu, tetapi bukan demokrasi tanpa
batas karena mereka harus menghormati kebebasan yang dimiliki individu lainnya.
Sejalan dengan pandangan kaum liberalisme, penganut demokrasi sangat yakin bahwa
manusia pada dasarnya adalah makhluk rasional. Meskipun diberikan kebebasan,
setiap orang pasti akan bersikap rasional. Maka dari itu, tiap individu dalam negara
demokrasi diyakini tidak akan melanggar kebebasan individu lainnya, berkompromi
sebelum bertindak, dan tidak saling menyerang. Pada akhirnya, kebebasan yang
dimiliki akan dipakai untuk mengembangkan potensi, kreativitas, dan sisi positif
lainnya dalam diri mereka sehingga akan memajukan negara tersebut.
Pemuda adalah individu yang mengalami perubahan baik secara fisik maupun
psikis. Definisi Pemuda Menurut RUU Kepemudaan bahwa pemuda ialah individu
yang telah memasuki umur 16 tahun sampai 35 tahun.Menurut Mulyana (2011)
pemuda adalah seseorang yang memiliki karakter dinamis, dan masih belum mampu
mengendalikan emosi. Menurut Koentjaraningrat (1997) pemuda adalah sebuah fase
yang terdapat dalam siklus kehidupan manusia, dalam fase inilah pemuda akan
berkembang kearah yang lebih baik. Sedangkan pengertian demokrat sendiri menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu kelompok yang paham atau penganut
(pengikut) demokrasi.
Dengan demikian arti dari Karakteristik Pemuda Demokrat adalah bahwa
Pemuda Indonesia harus meiliki jiwa atau kerpribadian yang mencerminkan sikap
paham demokrasi sebagai generasi penerus bangsa dan negara.
Era 4.0 adalah era revolusi industri dimana munculnya teknologi kecerdasan
buatan, kendaraan otonom dan internet dapat membantu pekerjaan manusia. Era 4.0. Di
era ini kemajuan teknologi membuat penyebaran informasi dapat dilakukan dengan
mudah dan cepat di media sosial. Dari data APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia) menyebutkan, bahwa pengguna internet pada tahun 2020 mencapai lebih dari
196 juta jiwa atau sekitar 72% dari total penduduk. Sedangkan, Pulau Jawa yang
merupakan konsentrasi penduduk Indonesia data pengguna internetnya melebihi setengah
pengguna internet di Indonesia, yaitu 55,7% (Kompas.id, 2021).
Saat ini, berkat berbagai aplikasi media sosial, sangat mudah untuk berbagi
informasi. Oleh karena itu, masyarakat lebih mudah menyampaikan keinginannya atau
menyampaikan pendapatnya secara terbuka. Adanya media sosial juga mempermudah
pemerintah dalam mengetahui suara rakyat dan mudah dalam menyampaikan
gagasannya. Namun, disisi lain. media pada era sekarang banyak menyajikan kebencian
diban- dingkan kebenaran. Sedangkan masyarakat mudah sekali menerima berita yang
tidak benar lalu dengan mudahnya menyebarkan berita tersebut Efek dari kejadian
tersebut banyak menimbulkan perpecahan antar bangsa. Maka dari itu, perlunya upaya
untuk mengatasi hal tersebut. Salah satunya dengan literasi, sebagai wujud pertahanan.
Literasi tersebut yang pertama adalah literasi baca dan tulis kanna ketika orang memiliki
kemauan membaca maka kemapuan untuk menganalisis suatu keadaan akan baik, serta
informasi yang didapat akan semakin banyak.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Optimalisasi adalah berasal dari kata
dasar optimal yang berarti terbaik, tertinggi, paling menguntungkan, menjadikan paling
baik, menjadikan paling tinggi, pengoptimalan proses, cara, perbuatan mengoptimalkan
(menjadikan paling baik, paling tinggi, dan sebagainya) sehingga optimalisasi adalah suatu
tindakan, proses, atau metodologi untuk membuat sesuatu (sebagai sebuah desain, sistem,
atau keputusan) menjadi lebih/sepenuhnya sempurna, fungsional, atau lebih efektif.
Karya tulis ini menggunakan metode pengumpulan data primer studi kualitatif yaitu
kuisioner yang dibagikan kepada beberapa mahasiswa. Selain itu dalam proses analisis karya
juga menggunakan studi literatur, yaitu memperoleh informasi dan data kualitatif dengan
memperkaya bacaan dari berbagai literatur seperti buku, jurnal penelitian, buletin, makalah atau
rujukan dari peneliti sebelumnya dan sebagainya, yang dapat mendukung atau menjawab
masalah yang telah dirumuskan.
Input : Data yang dikumpulkan berasal dari data primer yaitu melakukan penyebaran
kuisioner langsung kepada responden sejumlah 14 responden. Selain itu, data juga
berasal dari jurnal penelitian dan hasil survei baik cetak maupun elektronik (internet),
literatur buku maupun dari situs-situs koran online.
Proses : menganalisis data yang terkumpul yang berkaitan dengan permasalahan yang
diangkat dalam karya tulis.
Output: penyajian data berupa makalah karya tulis.
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi kondisi mahasiswa demokrat uinma
4.2
Pada era ini, peran literasi digital dalam konteks media sosial menjadi lebih
sentral. Bila kontrol konten media sosial rasanya sulit dilakukan oleh pemilik media,
pemerintah, maupun kelompok lainnya, literasi digital adalah salah satu solusinya.
Dengan menggalakkan literasi digital, pengendalian diri terhadap penggunaan media
sosial dapat dilakukan secara optimal. Literasi digital bertujuan agar masyarakat
menguasai pemprosesan berbagai informasi di media sosial dengan lebih kritis dan tidak
mudah mengikuti arus tren informasi yang belum tentu valid.
Literasi digital yang memberi titik tekan pada kemampuan kritis individu dalam
menggunakan media digital, dalam hal ini juga termasuk media sosial, berpijak pada
pemprosesan informasi dan melibatkan kompetensi teknologi, kognitif, dan sosial. Hal
tersebut perlu dilakukan agar warganet lebih peka ketika menyaring informasi dan cakap
dalam membedakan informasi akurat dan tidak. Literasi digital dapat menjadi alternatif
cara yang efektif, dengan mengenalkan tanda-tanda berita palsu, prosedur verifikasi
informasi, hingga menindak lanjuti informasi yang kiranya masuk kategori hoax.
Strategi personal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa UIN Malang untuk
meningkatkan literasi digital, pertama, mengembangkan kesadaran akurat akan paparan
informasi dengan memilah sumber yang kredibel. Kedua, terus memperkaya diri dengan
ilmu agar struktur pengetahuan yang kita bangun menjadi lebih kuat. Ketiga,
membandingkan informasi yang sama dari satu platform media ke media lainnya agar
bisa mendapatkan banyak sudut pandang, Keempat, berkaca pada opini pribadi, apakah
opini tersebut sudah cukup rasional dengan segala sumber informasi yang kita punya.
Terakhir, menumbuhkan budaya verifikasi dan aktif mengoreksi informasi palsu yang
beredar.
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA