You are on page 1of 33

Laporan Kasus

DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN

PENYAKIT GERD (GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE )

Oleh

!r" T#a Nur R#$%#ana

1
Pen!a&p#n'

!r" I No&an A'us Tr#paana

DALA RANGKA ENGIKUTI PROGRA


PROGRA DOKTER INTERNSHIP

DI *AHANA PUSKESAS PEKUTATAN I

+E,RANA

-./0

KATA PENGANTAR 

Puji
Puji syukur
syukur penuli
penuliss panjatk
panjatkan
an kehada
kehadapan
pan Tuhan
Tuhan Yang Maha
Maha Esa karena
karena atas
 berkatNyalah laporan Kasus yang berjudul 1D#a'nos#
1D#a'nos#ss !an Pena2ala%
Pena2ala%saan
saan
Pena%#2
Pena%#2 GERD (GASTROES
(GASTROESOPHA
OPHAGEAL DISEASE) 3  dapat
GEAL REFLUX DISEASE)
dise
disele
lesa
saik
ikan
an deng
dengan
an tepa
tepatt wakt
waktu.
u. Lapo
Lapora
ran
n ini
ini disu
disusu
sun
n seba
sebaga
gaii tuga
tugass dala
dalam
m
menjalani Program Dokter nternship di wahana Puskesmas Pekutatan .

Dalam menyelesaikan
menyelesaikan laporan
laporan ini! penulis memperoleh banyak bantuan serta
 bimbingan dari berbagai pihak! baik yang berasal dari dalam maupun dari luar 
institusi. Melalui ini! penulis mengu"apkan terima kasih yang sebesar#besarnya
kepada $

%. dr.  Nyoman &g


&gus Tr
Tripayana se
selaku Ke
Kepala Pu
Puskesmas Pe
Pekutatan
 sekaligus menjadi Pembimbing.

'. (ekan#rekan se
sejawat do
dokter! do
dokter in
internship! pe
perawat! bi
bidan se
serta
orang tua yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.

2
Penulis sangat mengharapkan adanya saran serta kritik yang membangun bagi
kesempurnaan laporan ini. &khir kata! penulis berharap semoga laporan ini dapat
memberi
memberi sumbangan
sumbangan terhadap pengembang
pengembangan
an ilmu pengetahuan
pengetahuan dan berman)aat
berman)aat
 bagi semua pihak.

Pekutatan! *ebruari
'+%,

Penulis

D&*T&( -

alaman

&L&M&N -&MP/L...................................
-&MP/L..........................................................
........................................
...............................
..............
i

D&*T&(
D&*T&( - .............................................
....................................................................
...............................................
.....................................
.............
ii............................................
ii...................................................................
..............................................
..............................................
...................................
............

0&0 %. PEND&/L/&N...........................
PEND&/L/&N..................................................
..............................................
..................................
...........
%

0&0 '. L&P1(&N K&-/-..................................................


K&-/-.................................................................................
...............................

'.% dentitas
dentitas Pasien......
Pasien...........
..........
..........
..........
..........
.........
.........
..........
..........
..........
..........
..........
.............
.............
.....
'.' &namnesis..
&namnesis.......
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
............
.................
...................
...........
..
'.'.%
'.'.% Keluhan
Keluhan /tama........
/tama.............
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
.............
.............
.....
'.'.'
'.'.' (iwayat
(iwayat Penyak
Penyakit
it -ekaran
-ekarang....
g.........
..........
..........
..........
..........
..........
.............
.............
.....
'.'.2
'.'.2 (iwayat
(iwayat Penyak
Penyakit
it Dahulu
Dahulu.....
..........
..........
..........
..........
..........
...........
................
..............
....

3
'.'.3 (iwayat Penyakit Keluarga...............................................

'.' Pemeriksaan *isik..........................................................................


'.2.% Pemerksaan /mum............................................................

'.2 Pemeriksaan Penunjang.................................................................


'.3.% Laboratorium.....................................................................
'.4 Diagnosis Kerja..............................................................................
'.5 Penatalaksanaan.............................................................................
'., Prognosis........................................................................................
0&0 2. PEM0&&-&N.....................................................................................

2.% De)inisi .........................................................................................


2.' Patogenesis....................................................................................
2.2 Klasi)ikasi......................................................................................
2.3 Mani)estasi Klinis..........................................................................
2.4 Pemeriksaan *isik ......................................................................
2.5 Pemeriksaan Penunjang.................................................................
2., Penatalaksanaan.............................................................................
2.%+ Pen"egahan....................................................................................

2.%% Komplikasi................................................................................. ...

2.%' Prognosis.......................................................................................

D&*T&( P/-T&K&...........................................................................................

4
,A, I

PENDAHULUAN

6E(D 7Gastroesofageal Reflux Disease8 adalah suatu penyakit yang

 jarang terdiagnosis oleh dokter di ndonesia karena bila belum menimbulkan

keluhan yang berat seperti re)luks eso)agitis dokter belum bisa mendiagnosa.

(e)luks gastroeso)agus adalah masuknya isi lambung ke dalam eso)agus yang

terjadi se"ara intermiten pada orang! terutama setelah makan 7&sroel! '++'8.
6E(D adalah penyakit organ eso)agus yang banyak ditemukan di negara

0arat. 0erbagai sur9ei menunjukkan bahwa '+#3+: populasi dewasa menderita

heartburn 7rasa panas membakar di daerah retrosternal8! suatu keluhan klasik 

5
6E(D. Di ndonesia! penyakit ini sepintas tidak banyak ditemukan. anya

sebagaian ke"il pasien 6E(D datang berobat pada dokter karena pada umumnya

keluhannya ringan dan menghilang setelah diobati sendiri dengan antasida.

Dengan demikian hanya kasus yang berat dan disertai kelainan endoskopi dan

 berbagai ma"am komplikasinya yang datang berobat ke dokter 7Djajapranata!

'++%8.
Pre9alensi P(6 ber9ariasi tergantung letak geogra)is! tetapi angka

tertinggi terjadi di Negara 0arat. Trend pre9alensi 6E(D di &sia meningkat. Di

ongkong meningkat dari ';!<: 7'++'8 menjadi 24: 7'++28. -edangkan

 berdasarkan data salah satu rumah sakit di ndonesi! (-=M menunjukkan

 peningkatan signi)ikan dari 5: menjadi '5: dalam kurun waktu 4 tahun. &sian

0urning Desire -ur9ey 7'++58 membuktikan bahwa pemahaman tentang 6E(D

 pada populasi di ndonesia adalah yang terendah di &sia Pasi)ik! hanya sekitar 

%:! sedangkan di Taiwan men"apai <%: dan ongkong 55:.


&ntara laki#laki dan perempuan tidak terdapat perbedaan insidensi yang

 begitu jelas! ke"uali jika dihubungkan dengan kehamilan dan kemungkinan non-

erosive reflux disease lebih terlihat pada wanita. >alaupun perbedaan jenis

kelamin bukan menjadi )aktor utama dalam perkembangan P(6! namun  Barrett’s

esophagus lebih sering terjadi pada laki#laki.


Gastroesophageal reflux disease 76E(D8 terdiri dari spektrum gangguan

yang terkait! termasuk hernia hiatus! re)lu? disease dengan gejala yang terkait!

eso)agitis erosi)! striktur peptikum! 0arrett eso)agus! dan adenokarsinoma

esophagus.

6
,A, II

LAPORAN KASUS

I!en2#2as Pas#en

 Nama $ Tn. P

/mur $ 44 tahun

@enis Kelamin $ laki#laki

Pendidikan $ -MP

&gama $ slam

&lamat $ Desa Yeh -umbul

-tatus pernikahan $ Menikah

Ana&nes#s

Telah dirawat seorang pasien laki#laki berumur tahun di Puskesmas

 pekutatan % sejak tanggal '< @anuary '+%,! &namnesis dilakukan se"ara auto#

anamnesis dan allo#anamnesis dengan keluarga pasien

Keluhan U2a&a

1s datang dengan keluhan nyeri dada seperti rasa terbakar 

R#4aa2 Pena%#2 Se%aran'

7
1s mengeluh nyeri dada seperti rasa terbakar sejak 2 hari sebelum ke

 puskesmas! selain itu perut terasa penuh mendesak ke atas sehingga os merasa

sedikit sesak. 1s mengatakan bahwa setiap habis makan terasa asam pada lidah

dan air liur terasa banyak mengumpul di dalam mulut.. 1s juga mengeluh tidak 

enak di tenggorokan dan merasa mual dan nyeri ulu hati.

1s menyangkal sering terbangun dimalam hari! dan menyangkal nyeri ulu hati

 berkurang atau bertambah dengan makanan! os juga menyangkal nyeri dada yg

menjalar ke lengan atau ke punggung.

R#4aa2 Pen'o5a2an

Pasien 0elum pernah berobat sebelumnya

R#4aa2 Pena%#2 Dahulu

1s tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya. 1s memiliki

riwayat penyakit maag sejak ' tahun yang lalu. 1s tidak memiliki riwayat

hipertensi dan penyakit jantung

R#4aa2 Pena%#2 Keluar'a

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.

Pe&er#%saan F#s#% 

Keadaan umum $ Tampak sakit sedang

Kesadaran $ "ompos mentis

Tekanan darah $ %3+A<+ mmg

 Nadi $ << ?Amenit

8
 Na)as $ '+ ?Amenit

-uhu $ 25.3B=

Kesan giCi $ giCi baik  

S2a2us General#s

Kepala $ bulat! simetris

(ambut $ hitam lebat! tersebar merata dan tidak mudah di"abut

Mata $ konjungti9a anemis 7#A#8! skleraikterik7#A#8

Telinga $ sekret tidak ada! nyeri tekan dan ketok mastoid tidak ada

idung $ tidak ditemukan kelainan

Tenggorok $ )aring tidak hiperemis! tonsil T%#T% tidak hiperemis

6igi dan Mulut $ mukosa dan bibir basah. =aries gigi tidak ada. 1 baik 

Leher $ K60 tidak ditemukan pembesaran

Thoraks $   normo"hest! iktus tidak terlihat

Pa  )remitus sama KiKa! iktus teraba di % jari medial

LM=- (= 

Pe  -onor. 0atas jantung dalam batas normal

&u -uara na)as 9esikular FAF! ronkhi #A#! wheeCing #A#. 0@

 0@  reguler Murmur 7#8! 6allop 7#8

&bdomen $   datar! distensi tidak ada

Pa  supel! hepar dan lien tidak teraba. Nyeri tekan

epigastrium 7F8

Pe  Timpani

&u  bising usus 7F8 normal

6enitalAanus $ tidak ditemukan kelainan

9
Ekstremitas akral hangat! per)usi baik. (e)leks )isiologis FAF! re)leks

 patologis #A#. Tidak terdapat edema pada kedua ekstremitas

 bawah pasien

Pe&er#%saan Penun6an'

Pemeriksaan Laboratorium

Dilakukan pada tanggal '< @anuary '+%5

Pe&er#%saan Has#l N#la# Nor&al


He&a2olo'#
emoglobin %2.< grAdl %2 G %< grAdl
Leukosit ,.5++A Hl 2.<++ G %+.5++ A Hl
ematokrit 32!% : 3+ G 4' :
Trombosit %;<.+++ A Hl %4+.+++ G 33+.+++ A Hl

D#a'nos#s ,an!#n'

• =hest pain et "ausa 6astroesophageal re)lu? disease 76E(D8


• =hest pain et "ausa /lkus peptikum
• =hest pain et "ausa &ngina pe"toris

D#a'nos#s Ker6a

• =hest pain et "ausa 6astroesophageal re)lu? disease 76E(D8


&njuran Pemeriksaan $
• =ek 'TL
• EK6
• (o Thora?
• Endoskopi

Terapi awal$

• n)us (L '+gttAmenit
• &ntagonis reseptor '$ (anitidin '?% amp
• &ntasida syrup 2?% sendok makan
• Para"etamol 2?4++

10
Pro'nos#s

&d 9itam $ ad bonam

&d )ungsionam $ ad bonam

&d sanationam $ ad bonam

Follo4 up (-7 6anuar -./0) .0".. *I,

-ubje"ti9e$ Nyeri dada sebelah kanan seperti rasa terbakar 

-esak 7#8

-akit tenggorokan 7#8

Mulut terasa asam 7#8

 Nyeri ulu hati 7#8

1bje"ti9e$ Keadaan /mum $ Tampak sakit sedang

Kesadaran $ =ompos Mentis

Tekanan darah $ %2+A<+ mmg

*rek. Na)as $ '< ?Amenit

*rek. Nadi $ << ?Amenit

-uhu $ 25B=

Mata $ konjungti9a tidak anemis! sklera tidak  

ikterik 

Leher $ dalam batas normal

Thoraks $ "or dan pulmo dalam batas normal

11
&bdomen $ distensi tidak ada! bising usus 7F8 normal!

nyeri tekan epigastrium 7F8

Ekstremitas $ akral hangat! pitting oedem tidak ada

&ssessment$ 6astroesophageal re)lu? disease 76E(D8

Planning$ n)us (L A'3 jam %5 tpm

nj. (anitidin % amp

 parasetamol tab 2?%

&ntasid syr 2?%" a"

(anitidine '?% a"

Pasien diperbolehkan pulang

,A, III

ANALISA KASUS

12
-eorang pria usia 44 tahun di rawat di Puskesmas % pekutatan dengan

diagnosis kerja 6astroesophageal re)lu? disease 76E(D8. Keluhan utama pasien

yaitu nyeri dada seperti rasa terbakar yang dirasakan sejak 2 hari sebelum masuk 

 puskesmas.

Penyakit re)luks gastroeso)ageal 7Gastroesophageal reflux disease A

6E(D 8 adalah suatu keadaan patologis sebagai akibat re)luks kandungan

lambung ke dalam eso)agus! dengan berbagai gejala yang timbul akibat

keterlibatan eso)agus! )aring! laring dan saluran na)as.%

6angguan ini disebabkan oleh sphin"ter eso)agus bagain bawah yang

 bekerja dengan kurang baik dan re)luks asam lambung atau getah alkali usus ke

dalam eso)agus yang berlangsung dalam waktu yang lama.

 Nyeri ulu hati biasanya ditandai oleh sensasi terbakar yang biasanya

sangat terasa di epigastrium atas atau di belakang pro"essus ?yphoideus dan

menyebar ke atas. Nyeri ulu hati dapat disebabkan oleh de)luks asam lambung

atau sekret empedu ke dalam eso)agus bagian bawah! keduanya mengiritasi

mukosa.

 Nyeri menelan atau odino)agia dapat dirasakan sebagai nyeri membakar.

-ulit dibedakan dari nyeri ulu hati di bagian tengah dada.pat disebabkan oleh

de)luks asam lambung atau sekret empedu ke dalam eso)agus bagian bawah!

keduanya mengiritasi mukosa.dibedakan dari nyeri ulu hati di bagian tengah dada.

al tersebut dapat disebabkan oleh spasme eso)agus akibat peregangan akut! atau

dapat terjadi sekunder akibat peradangan mukosa eso)agus.

(egurgitasi adalah aliran balik isi lambung ke dalam rongga mulut.

0edanya dengan muntah adalah regurgitasi tidak membutuhkan tenaga dan tidak 

13
disertai dengan mual. 6angguan ini dirasakan dalam tenggorokan sebagai rasa

asam atau "airan panas yang pahit. Pada orang dewasa! regurgitasi men"erminkan

adanya inkompetensi sphin"ter eso)agus bagian bawah dan kegagalan sphin"ter 

eso)agus bagian atas untuk bertindak sebagai sawar regurgitasi. '

,A, I8

TIN+AUAN PUSTAKA

&. DE*N- 6&-T(1E-1P&6E&L (E*L/I D-E&-E 76E(D8

14
Penyakit re)luks gastroeso)ageal 7Gastroesofageal refluks disease A

6E(D 8 adalah suatu keadaan patologis sebagai akibat re)luks kandungan

lambung ke dalam eso)agus! dengan berbagai gejala yang timbul akibat

keterlibatan eso)agus! )aring! laring dan saluran na)as.%

(e)luks gastroeso)ageal adalah )enomena biasa yang dapat timbul

 pada setiap orang sewaktu#waktu! pada orang normal re)luks ini terjadi

 pada posisi tegak sewaktu habis makan! karena sikap posisi tegak tadi

dibantu oleh adanya kontraksi peristaltik primer! isi lambung yang

mengalir ke eso)agus segera kembali ke lambung! re)luks sejenak ini tidak 

merusak mukosa eso)agus dan tidak menimbulkan keluhan. Keadaan ini

dikatakan patologis bila re)luks terjadi berulang#ulang dan dalam waktu

yang lama.

6E(D terdiri dari dua tipe! yakni $ NE(D 7 Non#erosi9e (e)lu?

disease 8 dan E(D 7 Erosi9e (e)lu? Disease 8 5

0. EPDEM1L16

nsidensi terjadinya 6E(D tinggi pada negara#negara barat dan saat ini

makin banyak yang menaruh perhatian tentang 6E(D. Dilaporkan

sebanyak %2!3: #%5!2 : pasien menderita 6E(D di Taiwan! Malaysia!

dan @epang. Di *K/! (-/PN =ipto Mangunkusumo -yam &* et al

melaporkan bahwa terjadi peningkatan pre9alensi 6E(D dari 4!, : pada

tahun %;;, menjadi '4!%< : pada tahun '++'. 2

=. ET1L16

15
(e)luks gastroeso)ageal terjadi sebagai konsekuensi berbagai kelainan

)isiologi dan anatomi yang berperan dalam mekanisme antire)luks di

lambung dan eso)agus. Mekanisme pato)isiologis meliputi relaksasi

transien dan tonus  Lower Esophageal Sphincter   7LE-8 yang menurun!

gangguan clearance eso)agus! resistensi mukosa yang menurun dan jenis

reluksat dari lambung dan duodenum! baik asam lambung maupun bahan#

 bahan agresi) lain seperti pepsin! tripsin! dan "airan empedu serta )aktor#

)aktor pengosongan lambung. &sam lambung merupakan salah satu )aktor 

utama etiologi penyakit re)luks eso)ageal! kontak asam lambung yang

lama dapat mengakibatkan kematian sel! nekrosis! dan kerusakan mukosa

 pada pasien 6E(D.

&da 3 )aktor penting yang memegang peran untuk terjadinya 6E(D 4$

%. (intangan &nti#re)luks 7&nti (e)luks 0arrier8

Kontraksi tonus  Lower Esofageal Sphincter  7LE-8 memegang

 peranan penting untuk men"egah terjadinya 6E(D! tekanan LE- J 5

mmg hampir selalu disertai 6E(D yang "ukup berarti! namun

re)luks bisa saja terjadi pada tekanan LE- yang normal! ini dinamakan

inappropriate atau transient sphincter relaxation! yaitu pengendoran

s)ingter yang terjadi di luar proses menelan. &khir#akhir ini

dikemukakan bahwa radang kardia oleh in)eksi kuman  elicobacter 

 p!lori mempengaruhi )aal LE- denagn akibat memperberat

keadaan.*aktor hormonal! makanan berlemak! juga menyebabkan

turunnya tonus LE-. 4

'. Mekanisme pembersihan eso)agus

16
Pada keadaan normal bersih diri eso)agus terdiri dari 3 ma"am

mekanisme! yaitu gaya gra9itasi! peristaltik! sali9asi dan pembentukan

 bikarbonat intrinsik oleh eso)agus. Proses membersihkan eso)agus dari

asam 7esophageal acid clearance8 ini sesungguhnya berlangsung

dalam ' tahap. Mula#mula peristaltik eso)agus primer yang timbul

 pada waktu menelan dengan "epat mengosongkan isi eso)agus!

kemudian air liur yang alkalis dan dibentuk sebanyak +!4 mLAmenit

serta bikarbonat yang dibentuk oleh mukosa eso)agus sendiri!

menetralisasi asam yang masih tersisa. -ebagian besar asam yang

masuk eso)agus akan turun kembali ke lambung oleh karena gaya

gra9itasi dan peristaltik. (e)luks yang terjadi pada malam hari waktu

tidur paling merugikan oleh karena dalam posisi tidur gaya gra9itasi

tidak membantu! sali9asi dan proses menelan boleh dikatakan terhenti

dan oleh karena itu peristaltik primer dan sali9a tidak ber)ungsi untuk 

 proses pembersihan asam di eso)agus. -elanjutnya kehadiran hernia

hiatal juga menggangu proses pembersihan tersebut. 4

2. Daya perusak bahan re)luks

&sam pepsin dan mungkin juga empedu yang ada dalam "airan

re)luks mempunyai daya perusak terhadap mukosa eso)agus. 0eberapa

 jenis makanan tertentu seperti air jeruk nipis! tomat dan kopi

menambah keluhan pada pasien 6E(D. 4

3. si lambung dan pengosongannya

(eluks gastroeso)agus lebih sering terjadi sewaktu habis makan

dari pada keadaan puasa! oleh karena isi lambung merupakan )aktor 

17
 penentu terjadinya re)luks. Lebih banyak isi lambung lebih sering

terjadi re)luks. -elanjutnya pengosongan lambung yang lamban akan

menambah kemungkinan re)luks tadi. 4

Penyakit re)luks gastroeso)ageal bersi)at multi)aktorial.

Eso)agitis dapat terjadi sebagai akibat dari re)luks gastroeso)ageal

apabila%$

%. Terjadi kontak dalam waktu yang "ukup lama antara bahan

re)luksat dengan mukosa eso)agus

2. Terjadi penurunan resistensi jaringan mukosa eso)agus! walaupun

waktu kontak antara bahan re)luksat dengan eso)agus tidak lama.

D. P&T16ENE--

Eso)agus dan 6aster dipisahkan oleh suatu Cona tekanan tinggi

7high pressure "one8 yang dihasilkan oleh kontraksi  Lower esophageal 

 sphincter# Pada indi9idu normal! pemisah ini akan dipertahankan ke"uali

 pada saat terjadinya aliran antegrad yang terjadi pada saat menelan! atau

aliran retrogard yang terjadi pada saat sendawa atau muntah. &liran balik 

dari gaster ke esophagus melalui LE- hanya terjadi apabila tonus LE-

tidak ada atau sangat rendah 7J2 mmg8 %

(e)luks gastroeso)ageal pada pasien 6E(D terjadi melalui 2

mekanisme$%

18
%. (e)luks spontan pada saat relaksasi LE- 7 Lower 

esophageal sphincter 8 yang tidak adekuat

'. &liran retrograde yang mendahului kembalinya tonus LE-

setelah menelan

2. Meningkatnya tekanan intra abdomen

Terjadinya aliran balikA re)luks pada penyakit GERD diakibatkan

oleh gangguan motilitas A pergerakan eso)agus bagian ujung bawah . Pada

 bagian ujung ini terdapat otot pengatur 7 s)ingter 8 disebut LES $ yang

)ungsinya mengatur arah aliran pergerakan isi saluran "erna dalam satu arah

dari atas kebawah menuju usus besar. Pada GERD  akan terjadi relaksasi

spontan otot tersebut atau penurunan kekuatan otot tersebut! sehingga dapat

terjadi arus balik atau re)luks "airanA asam lambung! dari bawah keatas

ataupun sebaliknya.4

6ambar % $ Patogenesis Terjadinya 6E(D

19
*aktor G )aktor yang mempengaruhi LE- 4$

Menaikkan tekanan Menurunkan tekanan


ormon 6astrin -e"retin

Motilin =olesistokinin

-ubstan"e P -omastotatin

6lukagon

Polipeptida

Progesteron
Makanan Protein Lemak  

=oklat

Pepermint
Lain#lain istamin Ka)ein

&ntasida (okok 

Meti"lopramid Kehamilan

Domperidone Prostaglandin

=isapride Morpin

E. M&N*E-T&- KLN-

6ejala klinik yang khas dari 6E(D adalah nyeri A rasa tidak enak di

epigastrium atau retrosternal bagian bawah! rasa nyeri biasanya

dideskripsikan sebagai rasa terbakar 7heart burn 8! ber"ampur dengan

gejala dis)agia! mual atau regurgitasi dan rasa pahit di lidah! gejala ini

dapat lebih buruk pada malam hari. %

eart burn kadang#kadang dijumpai pada orang sehat! namun bila

terjadi berulang#ulang! hal ini mempunyai nilai ramal diagnostik 5+:.

Yang dimaksud dengan heart burn adalah rasa panasA membakar yang

20
dirasakan di daerah epigastrium dan bergerak naik ke daerah retrosternal

sampai ke tenggorok. Keluhan ini terutama timbul malam hari pada waktu

 berbaring atau setelah makan. Keluhan bertambah pada waktu

membungkuk! atau setelah minum minuman beralkohol! sari buah! kopi!

minuman panas atau dingin. -ebaliknya antasida dapat mengurangi rasa

sakit tadi.

 (asa tidak enak pada retrosternal ini mirip dengan keluhan pada

serangan angina pektoris. Dis)agia yang timbul saat makan makanan padat

mungkin terjadi karena striktur atau keganasan yang berkembang dari

 Barrett’s esophagus . 1dino)agia 7rasa sakit saat menelan makanan8 bisa

timbul jika sudah terjadi ulserasi eso)agus yang berat.

6E(D dapat juga menimbulkan mani)estasi gejala ekstra eso)ageal

yang atipik dan sangat ber9ariasi mulai dari nyeri dada non#kardiak 7 Non

=ardia" =hestpain8 ! suara serak 7 hoarseness 8 ! mulut terasa asam !

laringitis! batuk karena aspirasi sampai timbulnya bronkiektasis atau

asma.6ejala GERD biasanya berjalan perlahan#lahan! sangat jarang terjadi

episode akut atau keadaan yang bersi)at mengan"am nyawa

21
*. D&6N1--

Disamping anamnesis dan pemeriksaan )isik! beberapa pemeriksaan penunjang

dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis 6E(D! yaitu $

• Endoskopi saluran "erna bagian atas

Merupakan standart baku untuk diagnosis 6E(D dengan ditemukannya

%ucosal break di eso)agus! jika tidak ditemukan keadaan ini disebut

sebagai non erosive refluks disease 7NE(D8. Pada kebanyakan kasus hasil

 pemeriksaan ini normal! atau bisa tampak eso)agitis A eppitelliu% barret !

yang merupakan suatu keadaan praganas dan predisposisi adenokarsinoma

di sepertiga bawah eso)agus. 0iopsi diperlukan untuk memastikan

diagnosis! menyingkirkan etiologi radang lainnya seperti kandidiasis atau

9irus 7herper simpleks! =ytomegalo 9irus8! selanjutnya endoskopi

menetapkan tempat asal perdarahan! striktur dan berguna pula untuk 

 pengobatan 7dilatasi endoskopik8%

Ta5el /" Klas#9#%as# Los An'eles /

22
Dera6a2 Kerusa%an Ga&5aran En!os%op#
& Erosi ke"il#ke"il pada mukosa eso)agus dengan diameter J 4 mm
0 Erosi pada mukosaAlipatan mukosa dengan diameter  4 mm

tanpa saling berhubungan


= Lesi yang kon)luen tetapi tidak mengenaiAmengelilingi seluruh

lumen
D Lesi mukosa eso)agus yang bersi)at sirkum)erensial

7mengelilingi seluruh lumen eso)agus8

• Pemeriksaan radiologi

Pada pemeriksaan ini diberikan kontras barium! diamati se"ara )luoroskopi

 jalannya barium dalam eso)agus! peristaltik terutama bagian distal! bila

ditemukan re)luks barium dari lambung kembali ke eso)agus maka hal itu

dinyatakan sebagai 6E(D. -ering tidak menunjukkan kelainan pada kasus

eso)agitis ringan. Namun pada keadaan tertentu pemeriksaan ini

mempunyai nilai lebih dari endoskopi! yaitu pada $

%. -tenosis eso)agus derajat ringan akibat eso)agitis peptik dengan gejala

dis)agia

'. iatus hernia%

• Pemantauan P '3 jam

Pengukuran P pada eso)agus bagian distal dapat memastikan ada

tidaknya re)luks gastroeso)ageal. P dibawah 3 pada jarak 4 "m di atas

LE- dianggap diagnostik untuk re)luks gastroeso)ageal.  %

• Tes Pro9okati) 

# Tes 0ernstein

23
Tes ini mengukur sensiti9itas mukosa dengan memasang selang

transanal dan melakukan per)usi bagian distal eso)agus dengan =L +!%

M dalam waktu kurang dari % jam. 0ila larutan ini menimbulkan nyeri

dada seperti yang biasa dialami pasien! sedangkan larutan Na=l tidak 

%
menimbulkan rasa nyeri! maka test ini dianggap positi)

# Tes )armakologikAedro)onium

Menggunakan obat edrophorium yang disuntikkan  untuk menentukan

adanya komponen nyeri motorik yang dapat dilihat dari rekaman gerak 

 peristaltik eso)agus se"ara manometri untuk memastikan nyeri dada

 berasal dari eso)agus.%

• Manometri eso)agus

Tes ini akan memberi man)aat yang berarti jika pada pasien#pasien dengan

gejala nyeri epigastrium dan regurgitasi yang nyata. %

• -intigra)i 6astroeso)ageal

Tes ini menggunakan "airan atau "ampuran makanan "air dan padat yang

di label dengan radio isitop yang tidak diabsorbsi! biasanya technetiu% .

-ensiti9itas dan spesi)itas tes ini masih diragukan.%

6. PEN&T&L&K-&N&&N

Pada prinsipnya! penatalaksanaan 6E(D terdiri dari modi)ikasi gaya

hidup! terapi medikamentosa! terapi bedah serta akhir#akhir ini mulai

dilakukan terapi endoskopik. Tujuan terapi 6E(D adalah menghilangkan

gejala! menyembuhkan eso)agitis 7jika terjadi8 dan untuk men"egah

terjadinya komplikasi.%

24
-asaran terapinya adalah asam lambung! lapisan mukosa lambung.

-trategi terapinya dengan menurunkan sekresi asam di lambung!

mengurangi keasaman pada lambung! melapisi mukosa lambung!

menaikkan p dan mengurangi terjadinya re)lu?! memper"epat

 pengosongan lambung! memperkuat LE-! )aktor barier antire)luks

terpenting.

Terapi untuk 6E(D dapat dibedakan menjadi terapi tanpa

non)armakologi atau modi)ikasi gaya hidup! terapi )armakologis atau

medikamentosa! terapi bedah! terapi endoskopik.

0erikut ini merupakan terapi non )armakologi $

 Modi)ikasi 6aya idup

o Mengurangi berat badan pada pasien yang kegemukan

o menghindari pakaian ketat sehingga dapat mengurangi

tekanan intra abdomen.

o Meninggikan posisi kepala saat tidur 

o menghindari makan sebelum tidur! dengan tujuan untuk 

meningkatkan bersihan asam selama tidur serta men"egah

re)luks asam dari lambung ke eso)agus.

o 0erhenti merokok dan konsumsi alkohol! karena keduanya

dapat menurunkan tonus LE- sehingga se"ara langsung

mempengaruhi sel#sel epitel.

o Mengurangi konsumsi lemak dan mengurangi jumlah

makanan yang di makan! karena keduanya dapat

menimbulkan distensi lambung.

25
o Menghindari makanan seperti "oklat! pepermint! teh! kopi!

dan minuman bersoda! karena dapat menstimulasi sekresi

asam.

o Menghindari konsumsi obat#obat yang dapat menurunkan

tonus LE- seperti anti kolinergik! teo)ilin! diaCepam! opiat!

antagonis kalsium! agonis beta adrenergik! progesteron %

(ekomendasi makanan dan gaya hidup pada pengobatan penyakit (e)luks Eso)ageal
Makanan yang harus dihindari $

%. @eruk nipis

'. Tomat

2. 0awang

3. Makanan pedas

Makanan yang dapat menyeabkan re)luks $

%. Makanan yang berlemak 

'. Kopi! teh! "oklat! permen

6aya hidup

%. 0erhenti merokok 

'. indari kegemukan

2. Tidak mengkonsumsi alkohol

3. indari makan 2 jam sebelum tidur 

4. Meninggikan bantal

5. Mengkonsumsi sedikit tetapi lebih sering makanan

,. indari tidur setelah makan

<. indari pakaian yang ketat


Tabel $ rekomendasi diet dan gaya hidup dalam pengobatan 6E(D 3

26
 0erikut ini merupakan terapi medikamentosa %$

Dengan ' pendekatan yaitu step up dan stepdown$

%. Metode step up menggunakan obat yang tergolong kurang kuat

dalam menekan sekresi asam 7antagonis reseptor ' 8 atau golongan

 prokinetik! bila gagal diberikan golongan obat penekan sekresi asam

yang lebih kuat dengan terapi lebih lama 7penghambat pompa

 protonA PP 8.

'. Metode step down pengobatan dimulai dengan PP dan apabila

 berhasil dapat dilanjutkan dengan terapi pemeliharaan dengan

menggunakan dosis yang lebih rendah atau antagonis reseptor '

atau prokinetik atau bahkan antasid.

6ambar 2. -trategi pengobatan 6E(D

0erikut ini adalah obat#obatan yang dapat digunakan dalam terapi

medikamentosa $

 &ntasid

6olongan obat ini "ukup e)ekti) dan aman! dapat memperkuat

tekanan s)ingter eso)agus bagian bawah tapi tidak menyembuhkan

lesi eso)agitis

 &ntagonis reseptor '

27
-ebagai penekan sekresi asam! golongan ini e)ekti) dalam

 pengobatan 6E(D jika diberikan dosis ' kali lebih tinggi dan dosis

untuk terapi ulkus! golongan ini hanya e)ekti) pada pengobatan

eso)agitis derajat ringan sampai sedang serta tanpa komplikasi.

7%8 -imetidin $ ' ? <++ mg atau 3 ? 3++ mg

7'8 (anitidin $ 3 ? %4+ mg

728 *amotidin $ ' ? '+ mg

738 NiCatidin $ ' ? %4+ mg

 1bat#obat prokinetik $

7%8 Metoklopramid $ 2 ? %+ mg

7'8 Domperidon $ 2 ? %+#'+ mg

728 =isapride $ 2 ? %+ mg

 -ukral)at 7 aluminium hidroksida F sukrosa oktasul)at 8

1bat ini tidak punya e)ek langsung terhadap asam lambung! obat ini

 bekerja dengan "ara meningkatkan pertahanan mukosa eso)agus!

sebagai bu))er terhadap =l di eso)agus serta dapat mengikat pepsin

dan garam empedu! "ukup aman diberikan karena bekerja se"ara

topikal

 Dosis 3?% gram.

 Penghambat pompa proton A PP

6olongan ini merupakan drug of choice  dalam pengobatan 6E(D!

obat ini bekerja langsung pada pompa proton sel parietal dengan

mempengaruhi enCim ! K &TP#ase yang dianggap sebagai tahap

akhir proses pembentukan asam lambung.

28
# 1mepraCole $ ' ? '+ mg.

# LansopraCole $ ' ? 2+ mg.

# PantopraCole $ ' ? 3+ mg.

# (abepraCole $ ' ? %+ mg.

# EsomepraCole $ ' ? 3+ mg.

Table ' $ E)ekti)itas terapi obat#obatan

6olongan obat Mengurangi Penyembuhan Men"egah Men"egah

gejala lesi eso)a)itis komplikasi kekambuhan


&ntasid F% + + +
Prokinetik F' F% + F%
&ntagonis F' F' F% F%

reseptor '
&ntagois F2 F2 F% F%

reseptor ' F

 prokinetik 
&ntagonis F2 F2 F' F'

reseptor '

dosis tinggi
Penghambat F3 F3 F2 F3

 pompa proton
Pembedahan F3 F3 F2 F3

 0erikut ini merupakan terapi bedah$

Pembedahan antire)luks! yaitu )undus lambung dibungkus mengelilingi

eso)agus 7 )undoplikasi 8! meningkatkan tekanan s)ingter bagian bawah dan

sebaiknya dipertimbangkan pada kasus resisten dan kasus re)luks eso)agitis

dengan komplikasi yang tidak se"ara penuh responsi) terhadap terapi medis

29
atau pada pasien dengan terapi medis jangka panjang yang tidak 

menguntungkan dan gagal. @uga diindikasikan apabila terjadi striktur yang

 berulang.

 0erikut ini merupakan terapi endoskopi $

# Penggunaan energi radio)rekwensi

# Plikasi gastrik endoluminal

# mplantasi endoskopik! yaitu dengan menyuntikkan Cat

implan di bawah mukosa eso)agus bagian distal! sehingga

lumen eso)agus bagian menjadi lebih ke"il

 ndikasi terapi endoskopi pada 6E(D

30
Penderita 6E(D yang tidak mmerlukan terapi pembedahan yang

mengalami keadaan $

# Peristaltik yang buruk dengan re)luks yang banyak 

# Pasien muda yang gagal dengan terapi medikamentosa

# olume re)lu?ate

. P(16N1--
Prognosis 6E(D sangat baik! sekitar <+#;+: yang terkena dapat sembuh

dengan bantuan antasid. 0eberapa lainnya butuh pengobatan lain! teapi

tidak terlalu jelas berapa lama untuk sembuh.

,A, 8
KESIPULAN

Gastroesofageal reflux disease 76E(D8 adalah suatu kondisi dimana "airan

lambung mengalami re)luks ke eso)agus sehingga menimbulkan gejala khas

 berupa rasa terbakar! nyeri di dada! regurgitasi! dan komplikasi. Mani)estasi klinis

6E(D meliputi gejala tipikal 7eso)agus8 dan atipikal 7ekstraeso)agus8. *aktor 

31
yang berperan untuk terjadinya 6E(D yaitu mekanisme antire)luks! kandungan

"airan lambung! mekanisme bersihan oleh eso)agus! dan resistensi sel epitel

eso)agus. /ntuk menegakkan diagnosis 6E(D dapat ditegakkan berdasarkan

analisa gejala klinis dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang

dapat dilakukan diantaranya endoskopi! radiologi! pengukuran p! tes per)usi

0erstein! tes gastro#esophageal s"intigraphy.


Komplikasi penyakit 6E(D diantaranya Eso)agus barret! eso)agitis

ulserati)! perdarahan! striktur eso)agus! dan aspirasi. 6E(D merupakan penyakit

kronik yang memerlukan pengobatan jangka panjang. Pengobatan yang dapat

diberikan pada klien 6E(D meliputi modi)ikasi gaya hidup! terapi endoskopi!

terapi medikamentosa! dan terapi komplikasi.


Diagnosa yang dapat ditegakkan pada klien dengan 6E(D yaitu $
a. (isiko aspirasi berhubungan dengan hambatan menelan!

 penurunan re)luks laring dan glotis terhadap "airan re)luks.


 b. De)isit 9olume "airan berhubungan dengan pemasukan yang

kurang! mual dan muntah A pengeluaran yang berlebihan.


". Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

 berhubungan dengan anoreksia! mual! muntah


d.  Nyeri akut berhubungan dengan in)lamasi lapisan eso)agus.
e. 0ersihan jalan na)as tidak e)ekti) berhubungan dengan re)luks

"airan ke laring dan tenggorokan.


). 6angguan menelan berhubungan dengan penyempitanAstriktur 

 pada esophagus akibat gastroesofageal reflux disease.


g. &nsietas berhubungan dengan proses penyakit.

32

You might also like