You are on page 1of 4

REVIEW

BUKU DASAR – DASAR ILMU POLITIK MIRIAM BUDIARDJO

HALAMAN 267 – 287

Studi Berikut di Review Oleh,

Satria Pratama Abriansyah,

NIM 2022105034044

PRODI HI/FISIP UNCEN 2022

PROFIL BUKU

Nama Penulis : Prof. Miriam Budiardjo 

Tahum Terbit : 2008

Penerbit Buku : PT Gramedia Pustaka Utama

Alamat Penerbit : Jl. Palmerah Barat 33–37, Lt. 2–3, Jakarta 10270 

Nomor ISBN : 978-979-22-3494-7 


ULASAN BAB

Sebelumnya perlu di ketahui bahwa review ini akan di bagi menjadi satu bab dan tujuh sub-bab
terdiri dari, apa saja yang dimaksud dari pembagian kekuasaan Sistem Federasi, Konfederasi,
dan Negara Kesatuan antara lain Tokoh, Kelebihan, Kekurangan dan Kesimpulan dari apa yang
telah di ketahui dari studi Pembagian Kekusaan dari buku Dasar Ilmu Politik karangan Miriam
Budiarjo halaman 267 - 287

● PENGENALAN SISTEM FEDERASI, KONFEDERASI DAN NEGARA KESATUAN

Di kutip dari bukunya menurut Prof. Miriam Budiardjo, pembagian kekuasaan dalam setiap
bentuknya sangatlah berbeda dari lain, tetapi adanya kesamaan dan ketidaksamaan dalam
beberapa kasus yang di ketahui seperti;

1) Negara Kesatuan

Negara kesatuan merupakan Negara berdaulat dimana negaranya menganut sistem sentralisasi
kekuasaan yang dimaksud adalah adanya satu pemerintahan tunggal yang memerintah negara
berdaulat tersebut dalam segala aspek geopolitikalnya terbilang kekuasaan pusat. Negara
kesatuan memiliki kebebasan dalam membuat, mengontrol, dan menegakan undang” dalam
negeri berdaulat bersangkutan.

2) Konfederasi

Konfederasi merupakan gejala politik dimana beberapa Negara bagian membentuk semacam
koalisi akan tetapi setiap peserta Negara bagian meemiliki kedaulatan masing” dan memiliki
kekuasaan yang sama rata, konfederasi biasanya terbentuk karena adanya tujuan yang sama
yang hanya bisa di tuntaskan dengan bekerja sama.

3) Federasi

Negara Federasi adalah Negara yang kekuasaannya di Desentralisasikan dari kekuasaan pusat ke
sekumpulan Negara-negara bagian dimana Negara bagian otonomis bertanggung jawab dengan
membuat undang-undangnya sendiri yang terdiri dari kekuasaan cadangan (Reserved Power)
seperti undang” yang menyangkut pendidikan, hukuman pidana, dll. Federasi menengahi
konfederasi dan Negara kesatuan dimana segala pihak memiliki kedaulatan akan tetapi Negara
federasi lah yang memiliki kekuasaan tertinggi berwujud sebagai perwakilan Negara bagian
dalam bidang hubungan internasional dan penyelesai berbagai isu yang hadapi
TOKOH

1. Carl J. Friedrich (ilmuwan politik keturunan Jerman-Amerika)

2. Hans Kelsen (ahli hukum dan filsuf dari Austria)

3. L. Oppenheim (ahli hukum dari Jerman)

4. C.F. Strong (seorang pengarang buku)

5. K.C. Wheare (seorang pengarang dari Austria)

6. George Jellinek (filsuf dan ahli tata negara berkebangsaan Jerman)

7. Edward M. Sait (seorang pengarang buku)

8. R. Kranenburg (politisi dari Belanda)

9. F. Isjwara (seorang pengarang buku)

10. E. Utrecht (politikus Indo-Belanda)

11. A.V. Dicey (cendekiawan hukum tata negara berekebangsaan Inggris)

12. Hitler (politisi Jerman dan ketua Partai Nazi kelahiran Austria.)

13. Roosevelt (Presiden Amerika Serikat tahun 1933-1945)

14. John Locke (filsuf dari Inggris)

15. Montesquieu (filsuf dari Prancis)

16. Kant dan Fichte (salah satu para sarjana hukum)

17. Andrei Y. Vyshinsky (ahli hukum dan diplomat Uni Soviet)

KELEBIHAN
1) Negara kesatuan, memiliki keunggulan dalam pengambilan keputusan secara spontan dan
juga merupakan pajangan delegasi kekuasaan terkokoh dari distribusi kekuasaan yang lain
dimana komunikasi pusat dan daerah lebih mudah. Biaya biaya infrastruktur lebih murah
dan Korupsi berkurang karena adanya dominanansi peran negara.
2) Negara konfederasi, Negara-negara yang berpartisipasi dalam konfederasi memiliki
perlindungan terhadap suatu konflik dengan adanya dua legitimasi kebijakan sistem tata
kelola ganda, dan juga Kebijakan territorial yang dibedakan dengan baik.
3) Federasi, memiliki kelebihan dimana Negara bagian memiliki kekuasaan otonomi yang
sangat responsive terhadap kebutuhan masyarakatnya oleh karena itu Negara serikat/federasi
lebih efesien dalam manajemen konfliknya dan menstimulasi kemajuan hukum dan kebijakan

KEKURANGAN

1) Negara kesatuan, rentan menjadi Negara dictator dan peluang untuk mengetahui kelemahan
kebijakan yang dibuat pemerintah sangat kecil yang memungkinkan ketidak samarataaan
perkembangan infrastruktur daerah.
2) Negara konfederasi Mereka tidak dapat menetapkan kewajiban hukum kepada warga negara.
Mereka tidak memiliki aturan hokum Ia tidak dapat menjalankan kekuasaan langsung apa
pun atas suatu bangsa atau penduduknya.
3) Negara federasi, memiliki sejarah yang mementingkan masyarakat menengah ke atas dengan
meninggalkan masyarakat sosio-ekonomi kebawah dan minoritas, dalam beberapa kasus
kapitalisme masih merala jela dimana yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin.
Ada juga beberapa celah dalam hukum yang dapat memungkinkan hukum internasional dan
hukum local saling bertabrakan bahkan juga dapat di pakai salingbertentangan dalam
pengadilan.

KESIMPULAN

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, menurut konsep Trias Politika pembagian
kekuasaan Negara terbagi menjadi 3 yaitu kekuasaan legislative(Rulemaker), eksektif(Rule
Application) dan yudikatif(Rule Adjudication). Sedangkan metode pembagian kekuasaan terdiri
dari Kesatuan(Sentral), Konfederasi(Desentral) dan Federasi(Campuran antar Unity-
Confederate) Yang mengutamakan tingkat kekuasaan otonom secara Vertikal dan Horizontal
guna pertumbuhan yang lebih pesat dan kesamarataan kemakmuran dalam perkembangan
penerapan hukum dan kebijakan Negara.

You might also like