Professional Documents
Culture Documents
2021.10.11 - Hari 1
2021.10.11 - Hari 1
NOTULA
I. PENDAHULUAN
Capacity building diperlukan untuk perencanaan ruang laut baik dari dari kementerian
maupun daerah. Hal terebut didukung oleh Pelatihan Nasional Perencanaan Ruang Laut
Tingkat Dasar sebagai upaya peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM)
perencana ruang Laut.
Kegiatan dibuka oleh Kepala Pusbindiklatren, Bappenas dan pemberian sambutan oleh
Sekretaris Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, KKP.
Agenda pada hari pertama adalah penjelasan dan pemaparan oleh narasumber terkait
pengantar dan konsep terkait perencanaan ruang laut.
Pretest dan postest dilaksanakan untuk meninjau kemampuan peserta dan keberhasilan
dampak dari pelatihan yang dilakukan.
II. PEMBAHASAN DAN DISKUSI
Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan dalam Perencanaan
Pembangunan Nasional – Direktorat Kelautan dan Perikanan, Kementerian
PPN/BAPPENAS
RPJMN 2020-2024 memuat kerangka regulasi, kelembagaan, dan pendanaan terkait
pengelolaan pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil. Terdapat arah kebijakan terkait program
nasional dan prioritas.
Dokumen perencanaan nasional yaitu:
1. RPJP (20 tahun)
2. RPJMN (5 tahun)
3. RKP (1 tahun)
RPJMN memuat Agenda Pembangunan (AP 1-7)
1. AP 1 perkembangan ekonomi: ketahanan pangan, wisata bahari, ketahanan
pangan, dan perencanaan ruang.
2. AP 6: rehabilitasi mangrove, kerusakan lingkungan
3. AP 7: Pengawasan sumberdaya kelautan
Perencanaan ruang memiliki target pada RKP 2022 yaitu fasilitasi 8 pemda, menghasilkan 3
materi teknis KSN, dan 12 materi teknis KSNT.
RKP didetailkan lagi di renja.
Pendekatan perencanaan dan penganggaran mempertimbangkan “THIS” yaitu:
1. Tematik terfokus: perencanaan pembangunan terfokus pada isu strategis yang
memiliki daya ungkit tinggi dalam mendukung pencapaian Prioritas Nasional.
2. Holistik menyeluruh: perencanaan pembangunan dilakukan dengan
mempertimbangkan seluruh aspek (potensi, tantangan hambatan, dan
permasalahan).
3. Interconneted keterhubungan: perencanaan kegiatan pembangunan saling
terhubung dan selaras dalam mencapai Prioritas Nasional.
4. Spasial lokus: perencanaan memperhatikan data dan informasi pada dimensi
ruang dan kewilayahan.
Kaidah pengelolaan sumber daya melalui “science based policy and community based
implementation” perlu didukung oleh:
1. Data dan informasi yang akurat
2. Riset/kajian yang memadai
3. Sarana-prasarana dan SDM
Hal-hal yang diperhatikan dalam pembangunan kelautan:
1. Pelabuhan perikanan
2. Potensi lahan perikanan budidaya
3. Persebaran destinasi pariwisata
4. Kawasan konservasu dan potensi calon kawasan konservasi baru
5. Dukungan teknologi dalam penataan ruang laut/zonasi kawasan memerlukan
dukungan teknologi sistem informasi geografis terkait perencanaan serta
pengendalian dan pengawasan.
6. Kerangka pendanaan pembangunan kelautan dan perikanan pendanaan dari
belanja k/l, dana transfer, inovasi pendanaan, APBD, dan philantrophy/swasta.
7. Hibah COREMAP-CTI yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan
kawasan konservasi melalui efektivitas pengelolaan kawasan, perencanaan wilayah
pesisir terpadu, dan penatalayanan sumber daya pesisir oleh masyarakat.
Pembangunan nasional memiliki keterpaduan berdasarkan pada pendekatan spasial dengan
bukti data, informasi, pengetahuan, skenario pembangunan nasional, matra darat dan laut,
serta daya dukung lingkungan. Pendekatan yang dilakukan dengan pendekatan holistik dan
tematik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan ruang yaitu:
1. Kebijakan pengelolaan WP3K dan pemanfaatan SDKP harus disesuaikan dengan
karakteristik wilayah sehingga implementasi tidak bersifat one fit for all namun
bersifat komprehensif.
2. Penataan ruang sebagai acuan penyusunan rencana pembangunan sektor,
pembangunan daerah, dan penyusunan rencana tata ruang yang lebih detail di
wilayah provinsi/kabupaten/kota.
3. Memberikan kepastian hukum terhadap batas-batas wilayah dan menjadi acuan
hak-hak atas ruang hidup ruang berusaha (pemberian izin lokasi perairan), dan
ruang perlindungan sumber daya (mendukung pemanfaatan SDA berkelanjutan).
4. Memberikan kesempatan pada masyarakat (masyarakat hukum adat, lokal, dan
tradisional) untuk dapat berpartisipasi dalam proses perencanaan untuk
memberikan jaminan peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui penataan
ruang yang berkeadilan.
5. Perlu dukungan dengan SDM dan data informasi yang kuat.
Kebijakan Perencanaan Ruang Laut – Direktur Perencanaan Ruang Laut, KKP
UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja menyebutkan bahwa perencanaan ruang
diintegrasikan dalam satu kesatuan.
Perencanaan ruang laut merupakan proses penataan ruang laut yang sudah diatur dalam
PP No. 28 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang Laut. Perencanaan ruang
laut meliputi penyusunan:
1. Materi teknis muatan ruang laut pada RTRWN
2. Materi teknis ruang perairan pada RTR KSN
3. Materi teknis muatan perairan pesisir pada rencana tata ruang wilayah provinsi
4. RZ KAW, dan
5. RZ KSNT.
Materi teknis muatan ruang laut pada RTRWN, RTR KSN, RZWP3K, RZ KAW, dan RZ KSNT
terdiri dari:
1. Rencana struktur ruang laut suatu jalur yang memperkuat aktivitas dalam ruang.
Susunan struktur ruang laut meliputi susunan pusat pertumbuhan kelautan dan
sistem jaringan prasarana dan sarana laut.
Susunan pusat pertumbuhan kelautan meliputi:
a. Pusat pertumbuhan kelautan dan perikanan, berupa:
- Pelabuhan perikanan
- Sentra kegiatan usaha pergaraman
- Sentra kegiatan perikanan tangkap
- Sentra kegiatan perikanan budidaya
- Destinasi pariwisata
- Pengembangan energi
b. Pusat industri kelautan dan perikanan, berupa:
- Industri kelautan
- Industri manufaktur
- Industri pengolahan ikan
- Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi
- Industri pariwisata
Sistem jaringan prasarana dan sarana laut meliputi:
a. Sistem jaringan transportasi paling sedikit berupa:
- Tatanan kepelabuhan nasional
- Pelabuhan lainnya, dan/atau
- Alur pelayaran sesuai dengan ketentuan peraturan perUUan.
b. Sistem jaringan energi dan ketenagalistrikan paling sedikit berupa:
- Pipa bawah laut minyak dan gas bumi
- Pipa fluida lainnya
- Instalasi minyak dan gas bumi, dan/atau
- Kabel bawah laut untuk ketenagalistrikan
c. Sistem jaringan telekomunikasi paling sedikit berupa:
- Kabel bawah laut untuk telekomunikasi, dan/atau
- Kabel bawah laut dan sarana/instrument untuk mitigasi bencana
d. Sistem jaringan sumber daya air paling sedikit berupa sumber air dan/atau
prasarana sumber daya air.
e. Rencana konektivitas paling sedikit berupa:
- Penempatan prasarana dan sarana transportasi, dan
- Jaringan transportasi laut yang dapat berupa alur pelayaran umum dan
perlintasan.
2. Rencana pola ruang laut bentuk yang berbeda setiap lokasinya yang
mempertimbangkan aspek-aspek tertentu. Rencana pola ruang laut terdiri dari
kawasan pemanfaatan umum dan/atau kawasan konservasi di laut.
3. Alur migrasi biota laut
Materi teknis muatan ruang laut pada RTRWN, RTR KSN, RZWP3K, RZ KAW, dan RZ KSNT
mempertimbangkan aspek:
1. Kedaulatan dan kesatuan wilayah
2. Keberlanjutan
3. Kesatuan ekosistem
4. Mengarusutamakan ekonomi biru, dan
5. Kebencanaan.
Tujaun dalam penentuan tata ruang yakni untuk menyerasikan, menselaraskan, dan diacu
dalam penentuan kebijakan dan perencanaan ruang laut.
Contoh pola ruang laut sebagai pemanfaatan umum berupa zona pembuangan ( dumping
area).
PP No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup menjelaskan bahwa terdapat area sensitif yang terdiri dari:
1. Kawasan konservasi perairan
2. Daerah rekreasi atau wisata bahari
3. Kawasan mangrove
4. Padang lamun
5. Terumbu karang
6. Kawasan taman nasional
7. Kawasan taman wisata alam laut
8. Kawasan rawan bencana alam
9. Daerah pemijahan dan pembesaran ikan serta budidaya perikanan
10. Alur migrasi biota laut yang dilindungi
11. Daerah penangkapan ikan atau zona perikanan
12. Alur pelayaran
13. Wilayah pertahanan