Professional Documents
Culture Documents
Shadaqah Pada Lembaga Amil Zakat Di Kota Makassar
Shadaqah Pada Lembaga Amil Zakat Di Kota Makassar
MUHAMAD HAMBALI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
i
SKRIPSI
MUHAMAD HAMBALI
A31110907
kepada
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
SKRIPSI
MUHAMAD HAMBALI
A31110907
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Abdul Hamid Habbe, S.E., M.Si. Drs. Abdul Rahman, M.M., Ak., CA
NIP. 196305151992031003 NIP 196601101992031001
iii
SKRIPSI
MUHAMAD HAMBALI
A31110907
Menyetujui,
Panitia Penguji
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
NIM : A31110907
adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam
naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang
lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi dan tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam
sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan
terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).
Muhamad Hambali
v
PRAKATA
Segala puji bagi Allah S.W.T., atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan tugas akhir untuk
mencapai gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya skripsi ini. Pertama-tama, ucapan terima kasih
peneliti berikan kepada Bapak Dr. Abdul Hamid Habbe, S.E., M.Si., dan Bapak
Drs. Abdul Rahman, Ak., M.M., sebagai dosen pembimbing atas waktu yang
telah diluangkan untuk membimbing, memberi motivasi, dan diskusi-diskusi yang
telah dilakukan dengan peneliti.
Ucapan terima kasih juga peneliti tujukan kepada para pimpinan dan
petugas di LAZ DAPU Masjid Al-Markaz, LAZ Rumah Zakat, BAZNAS dan
LAZISMU Makasssar atas pemberian izin kepada peneliti untuk melakukan
penelitian dan bersedia meluangkan waktunya dalam mendampingi proses
penelitian ini.
Terakhir, ucapan terima kasih kepada ayah, Marzuki dan ibu, Nihayah
peneliti atas bantuan, nasihat, dan motivasi yang diberikan selama penelitian
skripsi ini. Tak lupa pula ucapan terima kasih peneliti sampaikan untuk sahabat
dan teman atas dukungan dan motivasi yang diberikan.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna walaupun telah menerima bantuan
dari berbagai pihak. Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam skripsi ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab peneliti dan bukan para pemberi bantuan.
Kritik dan saran yang membangun akan lebih menyempurnakan skripsi ini.
Muhamad Hambali
vi
ABSTRAK
Muhamad Hambali
Abdul Hamid Habbe
Abdul Rahman
vii
DAFTAR ISI
viii
2.4. Akuntansi Zakat dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.
109 (PSAK 109) ................................................................................... 23
2.4.1. Pengakuan dan Pengukuran .................................................... 23
2.4.2. Penyajian ................................................................................. 27
2.4.3. Pengungkapan ......................................................................... 27
2.4.4. Laporan Keuangan Amil ........................................................... 29
2.1. Hasil Penelitian Sebelumnya yang Relevan ......................................... 36
ix
4.2. Sistem Perhimpunan Dana ZISWAF .................................................... 55
4.2.1. Prosedur Perhimpunan Dana LAZ Masjid Al-Markaz ............... 55
4.2.2. Prosedur Pengeluaran Dana LAZ Masjid Al-Markaz ................ 55
4.2.3. Prosedur Perhimpunan dana Rumah Zakat ............................. 56
4.2.4. Prosedur Pengeluaran Dana Rumah Zakat ............................. 57
4.2.5. Prosedur Perhimpunan Dana LAZISMU .................................. 58
4.2.6. Prosedur Pengeluaran Dana LAZISMU ................................... 60
4.2.7. Prosedur perhimpunan Dana BAZNAS Makassar ................... 60
4.2.8. Prosedur Pengeluaran Dana BAZNAS Makassar .................... 61
4.3. Analisis Akuntansi Zakat pada BAZ/LAZ Kota Makassar ..................... 62
4.3.1. Pengakuan ............................................................................. 79
4.3.2. Pengukuran ............................................................................ 80
4.3.3. Pengungkapan dan Penyajian ................................................ 80
4.4. Audit Terhadap Laporan Keuangan ..................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 91
x
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1.6 Rincial Penerimaan Infaq PNS Badan Amil Zakat Kota Makassar
Periode Januari S/D 30 November 2015 ............................................... 71
1.7 Pengeluaran Infaq PNS Badan Amil Zakat Kota Makassar Periode 1
Januari s/d 30 November 2015 ......................................................... 71
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Lebih dari delapan puluh lima persen penduduk Indonesia beragama Islam.
Dengan keunggulan ini maka secara otomatis Indonesia memiliki potensi zakat
yang sangat besar pula, hal ini kemudian mendorong berdirinya organisasi-
Indonesia (AASI) dan organisasi yang kemudian fokus menangani zakat adalah
Asosiasi Organiasasi Pengelola Zakat Indonesia yakni Badan Amil Zakat (BAZ)
Indonesia sebagai salah satu sarana ibadah. BAZ dan LAZ adalah suatu
Syariat Islam. Dana yang dikelola BAZ dan LAZ berasal dari orang islam yang
berkewajiban membayar zakat atau disebut muzakki. Selain zakat, sumber dana
Zakat dalam Islam adalah suatu rukun dari rukun-rukun agama; suatu
kedudukan zakat dalam islam, hal ini terlihat dari Allah menyebutkan kata zakat
1
2
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh IMZ pada tahun 2011 dan telah
kinerja lembaga zakat pemerintah. Dalam survey yang dilakukan terhadap 356
BAZ daerah di seluruh Indonesia ditemukan fakta bahwa hanya 108 BAZ
untuk dana yang dikelolanya. Hal tersebut bertujuan agar masyarakat yang
menggunakan jasanya percaya bahwa dana yang dititipkan dikelola dengan baik
dan benar. Laporan keuangan yang dibuat juga harus sesuai tujuan akuntansi
Sejak 2008 ED PSAK No. 109 Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah telah
dibuat oleh IAI. Pada tahun 2010 tepatnya tanggal 6 April PSAK 109 Akuntansi
Zakat dan Infak/Sedekah telah disahkan, akan tetapi masih banyak organisasi
masih banyaknya OPZ yang belum menerapkan PSAK 109, berikut temuan
penulis diantaranya LAZ Baitul Maal Hidayatullah dan Yayasan Dana Sosial Al-
Falah (YDSF) Malang (istutik, 2013), LAZISMU dan BAZDA Kab. Klaten
(Fhatonah, 2013), LAZIS Dana Peduli Umat Samarinda (Indriyani, dkk. 2012)
LAZ DPU Darul Tauhid Semarang (Umah, 2011), LAZISMU dan BAZDA Kab.
Meskipun terdapat beberapa OPZ yang sudah menerapkan PSAK 109 seperti
Dalam penelitian ini Peneliti mencoba mengambil studi kasus pada empat
antaranya dari LAZ Masjid Al-Markaz, LAZ NGO Nasional Rumah Zakat, LAZ
Kota Makassar. Dengan ini penulis akan melalukan penelitian yang berjudul
Amil Zakat di kota Makassar (Studi Kasus LAZ Masjid Al-Markaz, LAZ
Makassar
b. Penelitian ini dapat menjadi referensi buat peneliti lain yang ingin
secara benar dan tepat di dalam penyusunan laporan keuangan pada organisasi
pengelolaan zakat.
BAB I : PENDAHULUAN
BAB VI : PENUTUP
TINJAUAN PUSTAKA
diberikan oleh Allah SWT kepada seorang muzaki. Rasullulah SAW bersabda:
“Harta tidak berkurang karena sedekah (zakat), dan sedekah (zakat) tidak
diterima dari pengkhianatan (cara-cara yang tidak dibenarkan menurut syar’i).”
(HR Muslim)
menjadi bersih dari kotoran dan dosa yang menyertai yang disebabkan oleh
harta yang dimilikinya tersebut, adanya hak-hak orang lain yang menempel
padanya. Makna bersih (thaharah), bisa kita lihat dalam firman Allah SWT:
“Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka
dan berdoalah untuk mereka…” (Qs. At-Taubah :103)
diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada orang yang berhak menerima
2008;3).
adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha
untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam.
Pengertian diatas hampir sama dengan yang terdapat dalam PSAK 109 yang
7
menyebutkan bahwa zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki
menerimanya (mustahiq). jika dirumuskan maka “zakat adalah bagian dari harta
yang wajib diberikan oleh setiap orang muslim yang memenuhi syarat kepada
orang fakir miskin, orang yang membutuhkan, atau pihak-pihak lain yang berhak
untuk menerima shadaqah tanpa disertai imbalan, tanpa paksaan, tanpa batasan
zakat mendapat dosa dari Allah, sebagaimana firmanNya dalam surat at-Taubah:
103 dengan memenuhi syarat harta yag harus dipenuni sebelum di ambil
c. Milik Sempurna
8
9
memperjualbelikannya.
e. Cukup Nishab
secara hokum, yang mana harta tidak wajib dizakati jika kurang dari
ukuran tersebut.
dikeluarkan zakatnya lagi pada akhir haul agar tidak terjadi zakat
ganda pada satu jenis harta. Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah
SAW “tidak ada ganda dalam zakat” (HR Bukhari dan Muslim)
h. Cukup Haul
Menurut Farida et al. dalam bukunya Hukum Islam Zakat dan Wakaf
sebagai berikut : a) Fakir dan miskin yaitu fakir berarti orang yang tidak berharta,
pekerjaan atau usaha tetapi hasil usaha itu belum dapat mecukupi kebutuhan
hidupnya dan tidak ada yang menanggungnya, b) Amil Zakat, yaitu mereka yang
penjaga, pencatat, penghitung dan pembagi harta zakat, c) Mualaf yaitu orang
yang masih lemah imannya, karena baru memeluk Islam atau orang yang
mempunyai kemauan kuat untuk masuk agama Islam tetapi masih ragu-ragu
dijanjikan oleh tuannya akan merdeka apabila melunasi harga dirinya yang telah
agama Allah (tentara sukarelawan) yang tidak digaji dai pemerintah, meskipun
mereka orang kaya, g) Ibnu sabil yaitu mereka yang kehabisan belanja dalam
Zakat fitrah adalah zakat yang dikeluarkan oleh orang Islam untuk
menyucikan diri sebagai bagian dari pembayaran zakat atas diri dan jiwanya,
artinya yang menjadi objek zakat bukan harta atau pendapat melaikan manusia.
Zakat fitrah wajib atas setiap orang Islam yang bernyawa, besar atau kecil, tua
atau muda, laki atau perempuan, budak atau merdeka. Dari Ibnu Umar r.a beliau
berkata:
“Rasulullah SAW menajibkan zakat ffitrah, segantang (2.5 kg) korma, atau
segantang syair (gandum) atas hamba sahaya, orang-orang merdeka, laki-
laki, perempuan, anak kecil, orang dewasa, yang beragama Islam”. (H.R Al
Bukhari dan Muslim)
Kekayaan atau amwal (kata jamak dari maal) menurut bahasa arab
adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali oleh manusia untuk menyimpan dan
benda berwujud yang diinginkan manusia untuk disimpan dan dimilikinya setelah
adalah zakat yang boleh dibayarkan pada waktu tertentu, mencakup hasil
12
perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas,
dan perak, serta hasil kerja profesi yang masing-masing memiliki perhitungannya
sendiri.
(maal) yang wajid dizakati, Nisab, dan Jumlah Zakatnya antara lain:
a. Binatang ternak
Hewan ternak meliputi hewan besar (unta, sapi, kerbau) dan hewan kecil
mencapai nisab pada saat 40 ekor atau lebih wajib dikeluarkan zakatnya
satu ekor per tahun, kerbau dan sapi atau sejenisnya nisab 30 ekor wajib
Emas dan perak merupakan logam mulia yang selain merupakan tambang
elok, juga sering dijadikan perhiasan. Emas dan perak juga dijadikan mata
uang yang berlaku dari waktu ke waktu. Islam memandang emas dan
dan perak adalah uang yang berlaku pada mata uang suatu negara. Oleh
cek, saham, atau surat berharga lainnya termasuk kedalam kategori emas
dengan emas dan perak Nisab: emas atau logam mulia dan uang
mencapai nisab senilai 94 gram dan telah disimpan selama setahun, wajib
13
dikeluarkan zakat sebesar 2,5% per tahun. Perak nisabnya 672 gram,
c. Hasil Pertanian
5% setiap panen yang diolah secara intensif dan 10% setiap panen bila
d. Harta Perniagaan
gram emas setahun, dan wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5% per
tahun.
Ma’din adalah hasil tambang yang terdapat dari perut bumi dan memiliki
nilai ekonomis seperti perak, emas, timah, tembaga, minya bumi, dan lain
lain. Kekayaan laut adalah segala sesuatu yang dieksploitasi dari dalam
laut seperti mutiara, ambar, marjan, dan lain lain. Nisab: senilai 94 gram
f. Rikaz
Rikaz adalah harta terpendam dari zaman dahulu atau biasa disebut
ditemukan dan tidak ada yang mengaku sebagai pemiliknya. Nisa: Rikaz
b. Penghasilan Profesi
penghasilan profesi (hasil profesi) bila telah mencapai nisab. Hasil profesi
terdahulu), oleh karenanya bentuk kasab ini tidak banyak dibahas di kitab
didapatkan dari hasil profesi tersebut bebas dari zakat, sebab zakat pada
maka wajib atas kekayaannya itu zakat, akan tetapi jika hasilnya tidak
(penerima zakat).
Zakat maal sekarang banyak dikeluarkan oleh muzaki dalam bentuk uang.
Hal ini karena sifat dari uang yang lebih fleksibel dan praktis dalam penyalurannya.
Masyarakat menggunakan harga wajar atau harga pasar dalam menghitung jumlah
OPZ merupakan istilah lain dari amil zakat. Bedanya, jika amil zakat dapat
dibentuk oleh perorangan, OPZ dibentuk oleh sekelompok orang. Amil zakat
adalah salah satu golongan dari tujuh golongan yang berhak menerima zakat.
15
zakat.
zakat yang dimaksud di sini adalah merujuk pada apa yang didefinisikan UU
pendayagunaan zakat.
golongan penerima zakat ketiga setelah golongan fakir dan miskin. Asy-Syaibani
para pekerja yang sifat pekerjaannya operasional seperti supir, kurir, dan sekuriti
(Hafidhudin, 2007). Fatwa MUI No 8 tahun 2011 menegaskan bahwa amil zakat
yang tidak dibiayai oleh pemerintah berhak mendapat bagian zakat dengan batas
kewajaran. Hak amil atas dana zakat tersebut digunakan untuk pembiayaan
dijelaskan bahwa tugas pengelolaan zakat dilakukan oleh badan amil zakat dan
a. Badan Amil Zakat Badan Amil Zakat (BAZ) adalah lembaga yang
nama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Selain itu, dibentuk pula
umat, dan (8) bersedia diaudit syariat dan keuangan secara berkala.
b. Pengelola zakat harus terdiri dari orang orang yang berakal sehat dan
zakat, mulai dari peraturan, hukum, sampai ketentuan zakat. Hal ini
e. OPZ harus dapat bekerja secara efisien dan memiliki kinerja yang
SAW. Hal ini didasarkan pada hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad
dari syarat diatas, Fatwa MUI nomor 8 Tahun 2011 tentang Amil Zakat juga telah
mengatur syarat OPZ. Dalam fatwa tersebut disebutkan syarat amil zakat antara
lain:
a. Muslim
c. Amanah
kelompok orang, baik yang dibentuk oleh pemerintah ataupun masyarakat dapat
menjadi amil zakat atau mendirikan OPZ. Namun demikian, UU nomor 23 Tahun
persyaratan tentang pembentukan amil zakat. Untuk badan amil zakat yang
menteri.
Walikota atau bupati atas usulan kantor departemen agama kota atau
kabupaten.
2004). Secara garis besar tugas tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian
sesuai dengan ketentuan syariat. Fatwa MUI No. 8 Tahun 2011 juga
amil zakat apabila menemui kesulitan. Selain zakat, OPZ juga dapat
kafarat.
oleh para mustahiq. Dalam fatwa MUI no 8 tahun 2011 tentang amil
(Sari, 2012)
yang telah diakui dan terdaftar oleh pemerintah, harus mentaati undang-undang
21
dan peraturan yang dibuat oleh pemerintah. Salah satu aturan yang harus ditaati
oleh OPZ yang telah terdaftar di pemerintah adalah bersedia untuk diaudit oleh
auditor independen.
dan meringkas dalam bentuk yang berarti dan dalam unit uang tentang transaksi-
trsansaksi dan kejadian-kejadian yang, paling tidak, memiliki sifat keuangan, dan
Adapun kosa kata syariah dalam bahasa Arab memiliki arti jalan yang
ditempuh atau garis yang seharusnya dilalui. Dari sisi terminologi bermakna
pokok-pokok atauran hukum yang digariskan oleh Allh SWT untuk dipatuhi dan
dilalui oleh seorang muslim dalam menjalani segala aktivitas hidupnya (ibadah) di
sebagai berikut:
penerimaan dan pengeluaran yang tidak diperbolehkan oleh syari’ah, bila terjadi,
tepat, efisien, dan efektif atas zakat, infak, sedaqah, hibah, dan
organisasi.
Akuntansi zakat terkait dengan tiga hal pokok, yaitu penyediaan informasi,
2.4.1.1. Zakat
Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset lainnya diterima.
Zakat yang diterima dari muzakki diakui sebagai penambah dana zakat:
nonkas tersebut.
harga pasar. Jika harga pasar tidak tersedia, maka dapat menggunakan metode
penentuan nilai wajar lainnya sesuai yang diatur dalam PSAK yang relevan.
Zakat yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian amil dan
dana zakat untuk bagian nonamil. Penentuan jumlah atau persentase bagian
syariah dan kebijakan amil. Jika muzakki menentukan mustahiq yang harus
menerima penyaluran zakat melalui amil maka aset zakat yang diterima
24
seluruhnya diakui sebagai dana zakat. Jika atas jasa tersebut amil mendapatkan
Jika terjadi penurunan nilai aset zakat nonkas, jumlah kerugian yang
kelalaian amil.
kelalaian amil.
2.4.1.2. Infak/Sedekah
terikat atau tidak terikat sesuai dengan tujuan pemberi infak/sedekah sebesar:
harga pasar untuk aset nonkas tersebut. Jika harga pasar tidak
25
Aset nonkas dapat berupa aset lancar atau tidak lancar. Aset tidak lancar yang
diterima oleh amil dan diamanahkan untuk dikelola dinilai sebesar nilai wajar saat
pemberi.
pemberi untuk segera disalurkan. Aset seperti ini diakui sebagai aset lancar. Aset
ini dapat berupa bahan habis pakai, seperti bahan makanan; atau aset yang
nonkas tidak lancar dinilai sebesar nilai wajar sesuai dengan PSAK yang relevan.
kelalaian amil;
amil.
26
tidak lancar yang dikelola oleh amil, maka aset tersebut harus dinilai sesuai
waktu sementara untuk mendapatkan hasil yang optimal. Hasil dana pengelolaan
infak/sedekah sebesar:
nonkas.
yang mengurangi dana infak/ sedekah sepanjang amil tidak akan menerima
tidak sesuai dengan prinsip syariah, antara lain penerimaan jasa giro atau bunga
terjadi dalam kondisi darurat atau kondisi yang tidak diinginkan oleh entitas
dari dana zakat, dana infak/ sedekah dan dana amil. Aset nonhalal disalurkan
2.4.2. Penyajian
Amil menyajikan dana zakat, dana infak/ sedekah, dana amil, dan
dana non halal secara terpisah dalam neraca (laporan posisi keuangan).
2.4.3. Pengungkapan
2.4.3.1. Zakat
b. kebijakan pembagian antara dana amil dan dana non amil atas
konsistensi kebijakan;
mustahiq; dan
2.4.3.2. Infak/Sedekah
b. kebijakan pembagian antara dana amil dan dana non amil atas
alasannya;
yang meliputi:
jumlahnya; dan
dana infak/sedekah
a. Aset
iii. piutang
b. Kewajiban
c. Saldo dana
i. dana zakat
Ilustrasi 1
Saldo Dana
Aset tetap xxx Dana zakat xxx
Akumulasi penyusutan (xxx) Dana infak/sedekah xxx
Dana amil xxx
Dana nonhalal xxx
Jumlah dana xxx
Jumlah aset xxx Jumlah Kewajiban dan Saldo xxx
Dana
dana amil, dan dana non halal. Penyajian laporan perubahan dana mencakup, tetapi
a. Dana zakat
- Bagian amil
- Mustahiq lainnya
b. Dana infak/sedekah
c. Dana amil
- Penerimaan lainnya
d. Dana nonhalal
- Bunga bank
- Jasa giro
Ilustrasi 2
Keterangan Rp
DANA ZAKAT
Penerimaan
Penerimaan dari muzakki
muzakki entitas xxx
muzakki individual xxx
Hasil penempatan xxx
Jumlah penerimaan dana zakat xxx
Bagian amil atas penerimaan dana zakat xxx
Jumlah penerimaan dana zakat setelah bagian amil xxx
Penyaluran
Fakir-Miskin (xxx)
Riqab (xxx)
Gharim (xxx)
Muallaf (xxx)
Sabilillah (xxx)
Ibnu sabil (xxx)
Jumlah penyaluran dana zakat (xxx)
Surplus (defisit) xxx
Saldo awal xxx
Saldo akhir xxx
DANA INFAK/SEDEKAH
Penerimaan
Infak/sedekah terikat atau muqayyadah xxx
Infak/sedekah tidak terikat atau mutlaqah xxx
Bagian amil atas penerimaan dana infak/sedekah (xxx)
Hasil pengelolaan xxx
Jumlah penerimaan dana infak/sedekah xxx
34
Penyaluran
Infak/sedekah terikat atau muqayyadah (xxx)
Infak/sedekah tidak terikat atau mutlaqah (xxx)
Alokasi pemanfaatan aset kelolaan (xxx)
(misalnya beban penyusutan dan penyisihan)
Jumlah penyaluran dana infak/sedekah (xxx)
Surplus (defisit) xxx
Saldo awal xxx
Saldo akhir xxx
DANA AMIL
Penerimaan
Bagian amil dari dana zakat xxx
Bagian amil dari dana infak/sedekah xxx
Penerimaan lainnya xxx
Jumlah penerimaan dana amil xxx
Penggunaan (xxx)
Beban pegawai (xxx)
Beban penyusutan (xxx)
Beban umum dan administrasi lainnya (xxx)
Jumlah penggunaan dana amil (xxx)
Surplus (defisit) xxx
Saldo awal xxx
Saldo akhir xxx
DANA NONHALAL
Penerimaan
Bunga bank xxx
Jasa giro xxx
Penerimaan nonhalal lainnya xxx
Jumlah penerimaan dana nonhalal xxx
Penggunaan
35
penyusutan
d. Saldo awal
e. Saldo akhir
Ilustrasi 3
Akumul
Saldo Penamb Pengur Penyis asi Saldo
Awal ahan angan ihan Penyus Akhir
utan
Dana infak/
sedekah - aset
kelolaan lancar
(misal piutang
xxx Xxx (xxx) (xxx) - xxx
bergulir)
36
Dana infak/
sedekah - aset
kelolaan tidak
lancar (misal
rumah sakit xxx Xxx (xxx) - xxx xxx
atau sekolah)
Amil menyajikan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan PSAK 101:
salah satu data pendukung yang sangat diperlukan dalam penelitian ini. Terkait
dengan itu, fokus penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah yang terkait
dengan masalah murabahah dan penentuan marginnya. Oleh karena itu, peneliti
melalui internet.
Dari sekian banyak hasil penelitian di Indonesia yang telah dilakukan oleh
para peneliti sebelumnya, terlihat masih banyak OPZ yang belum menerapkan
PSAK 109, hal ini dapat kita lihat pada tabel 1.1 di bawah ini:
37
Banyuwangi
Pengelola Zakat yang belum menerapkan Akuntansi Zakat PSAK 109. Penelitian
ini adalah penlitian lanjutan terhadap Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) lainnya
sebagai objek penelitian sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih luas
METODE PENELITIAN
Objek penelitian ini adalah LAZ Masjid Al Markas, LAZ Rumah Zakat,
zakat, infak, sedekah, dan dana kemanusiaan. Penelitian ini dilaksanakan di LAZ
Masjid Al Markas, LAZ Rumah Zakat, LAZISMU dan BAZNAS kota Makassar
39
40
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif,
yang merupakan kumpulan data non angka yang bersifat deskriptif, seperti:
a. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari
tangan pertama), dalam hal ini data yang dianalis yang diperoleh dari
keuangan perusahaan.
41
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang
akuntansi zakat dan infak/shadaqah pada LAZ Masjid Al Markas, LAZ Rumah
Zakat, LAZISMU dan BAZNAS kota Makassar. Data yang dikumpulkan dianalisis
pada LAZ Masjid Al Markas, LAZ Rumah Zakat, LAZISMU, ZIS Indosat, BAZNAS
dan dokumentasi.
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
87
88
terlilit hutang, pengungsi yang terlantar, dan korban bencana alam dll.
penyaluran dana zakat, infak, dan sedekah telah dilakukan oleh LAZ
namun keempat LAZ ini belum menerapkan standar akuntansi ZIS (PSAK
sendiri pada prinsipnya sudah sesuai dengan PSAK 109 hanya masih
atas laporan kuangan. padahal pada PSAK 109 terkait dengan komponen
89
zakat.
dan BAZNAS Makassar secara berkala diaudit oleh auditor internal dari
kantor internal dan sampai saat ini laporan keuangan yang disajikan
5.2. Saran
dalam penilaian profesional dan akuntabilitas lembaga amil, oleh karena itu
DAFTAR PUSTAKA
Daud, Muhamamad Ali. 2006. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Waqah. Jakarta:
UI-Press
Fatwa Majelis Ulama Indonesia No. 9 tahun 2003 tentang amil zakat
Hafidhuddin, Didin. 2007. Panduan Praktis tentang Zakat, Infak, dan Sedekah.
Jakarta : Gema Insani
Indriyani, Rina dkk. 2012. Analisis Perlakuan Akuntansi Zakat, Infaq dan
Shodaqoh pada Lembaga Amil Zakat Dana Peduli Ummat (LAZ DPU) Di
Samarinda. Samarinda: Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman.
Mia, Eka W (2013). Analisi Perlakuan zakat Akuntansi Zakat, Infaq dan
Shodaqoh Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) LAZISMU cabang Bayuwangi
dan Bandan Amil Zakat daerah (BAZDA) kabupaten Banyuwangi. Jember
: Universitas Negeri Jember
92
Mu’is, fahrur.2011. Zakat A-Z Panduan Mudah, Lengkap, dan Praktis tentang
Zakat. Solo: Tinta Medina.
Prihatini, Farida dkk. 2005. Hukum Zakat dan Waqaf. Jakarta: Papas Sinar
Sinanti
Setiariware, Andi Metari. 2013. Analisis Penerapan Akuntansi Zakat, Infak dan
Sedekah pada LAZ (Lembaga Amil Zakat) Dompet Dhuafa Cabang
Umah, Ummi Khirul. 2011. Penerapan Akuntansi Zakat Pada Lembaga Amil
Zakat (Studi pada LAZ DPU DT Cabang Semarang). Skripsi. Semarang:
Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
Widyarti, Nurhaida M. (2014). Studi evaluatif atas penerapan akuntansi zakat dan
infak/shadaqah pada lazis wahdah islamiyah makassar berdasarkan psak
109. Makassar: UNHAS
Yulyani, Ira Ilama. 2012 Analisis penerapan akuntansi zakat pada organisasi
pengelola zakat (studi kasus LAZISMU kabupaten Klaten dan BAZDA
kabupaten klaten). Klaten: Universitas Gunadarma
93
Lampiran 1
BIODATA
Identitas Diri
Riwayat Pendidikan
Pendidikan Formal
1. SD Impres Balibunga Kec. Woja Kab. Dompu, Prov. NTB
2. SMPN 1 Woja , Kec. Woja, Kab. Dompu Prov. NTB
3. SMKN 1 Kec. Dompu, Kab. Dompu Prov. NTB
4. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin
Pengalaman Organisasi
Muhamad Hambali