Professional Documents
Culture Documents
Panduan Transportasi Pasien Dengan Ambulan
Panduan Transportasi Pasien Dengan Ambulan
PUSDIK SABHARA
TAHUN 2019
i
PENGESAHAN
PANDUAN
TRANSPORTASI PASIEN DENGAN AMBULANCE
TAHUN 2019
Tindakan Nama Jabatan Tanda Tanggal
Tangan
Disiapkan
Diperiksa
1
Wadir
Dr. Iwan Kiswahjudi RS
Diperiksa
PEMBINA NIP Bhayangkara
2
196801112005011004 Pusdik
sabhara
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayat Nya lah kami dapat menyelesaikan PanduanTransportasi
Pasien Dengan Ambulance ini.
Dengan adanya panduan ini diharapkan agar proses rujukan pasien dengaan
ambulance dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan standart yang
berlaku sehinggga upaya Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Sabhara untuk
meningkatkan mutu pelayanan dapat terwujud.
Kami juga menyadari masih banyaknya kekurangan di dalam panduan ini, oleh
karenanya segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari segenap
pembaca senantiasa kami nantikan.
Ditetapkan di : Porong
Pada tanggal: Januari 2019
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGAKARA
PUSDIK SABHARA
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. DEFINISI......................................................................................................................1
B. TUJUAN.......................................................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP.....................................................................................................2
A. KEBIJAKAN.................................................................................................................2
B. RUANG LINGKUP.......................................................................................................2
BAB III TATA LAKSANA.......................................................................................................5
A. TATA LAKSANA PERMINTAAN TRANSPORTASI AMBULANCE............................5
B. TATA LAKSANA SKRINING KEBUTUHAN PASIEN UNTUK
TRANSPORTASI...............................................................................................................5
C. TATALAKSANA PEMINDAHAN PASIEN KE BRANKAR AMBULANCE...................5
D. TATA LAKSANA PENGOPERASIAN KENDARAAN AMBULANS.............................6
E. TATA LAKSANA MONITORING PASIEN SELAMA TRANSPORTASI......................6
F. TATA LAKSANA PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI KEPADA
PASIEN & KELUARGA......................................................................................................8
G. TATALAKSANA PENYAMPAIAN KELUHAN ATAS PELAYANAN
TRANSPORTASI...............................................................................................................9
H. TATALAKSANA MENGAKHIRI TRANSPORTASI SAAT DI RS................................9
A. MONITORING PASIEN SAAT TRANSPORTASI DENGAN AMBULANCE
10
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
1. Transportasi adalah pemindahan pasien dari tempat yang satu ketempat
yang lain, dari ruang yang satu keruang yang lain, dari RS ke RS
rujukan.
2. Alat transportasi adalah kendaraan yang dipergunakan untuk
mengangkut pasien dari RS ketempat tujuan lain atau sebaliknya.
Misalnya:
a. Kendaraan milik pribadi
b. Kendaraan umum
c. Ambulance RS
B. TUJUAN
1. Memberikan acuan bagi pelaksana RS dalam memindahkan pasien dari
RS ketempat lain yang di kehendaki oleh pasien dan keluarganya.
1
BAB II
RUANG LINGKUP PELAYANAN AMBULANCE
Ambulance RS Bhayangkara Pusdik Sabhara mengacu pada standar
kendaraan pelayanan medis dari departemen kesehatan yang terdiri dari:
a. Ambulance Transportasi :
Pengangkutan penderita yang tidak memerlukan perawatan
khusus/tindakan darurat untuk menyelamatkan nyawa dan di
perkirakan tidak akan timbul kegawatan selama dalam
perjalanan.
b. Ambulance gawat darurat ( Basic dan Advanced):
Pengangkutan penderita gawat darurat yang sudah di
stabilkan ke tempat pelayan devinitive. Pasien memerlukan
pengawasan medic khusus dan memungkinkan tindakan
resusitasi dalam perjalanan rujukan.
1. Persyaratan transportasi
a. Persyaratan Penderita: Gangguan pernapasan dan kardiovaskular
telah ditanggulangi
1) Perdarahan dihentikan
2) Luka ditutup
3) Patah tulang difiksasi
b. Persyaratan kendaraan:
1) Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspense lunak
2) Warna kendaraan diupayakan putih
3) Di bagian depan dipasang tulisan “emergency” atau “ambulance”;
di samping kanan – kiri ditulis “ ambulans dan logo bintang enam
warna biru dangambar ular - tongkat
c. Ketersediaan driver yang memiliki kompetensi mengoperasionalkan
kendaraan ambulance sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
1) Sehat secara fisik dan mental
2) Mampu mengendarai mobil dalam keadaan tekanan
3) Memiliki keyakinan positif atas kemampuan dirinya
2
4) Bersikap toleran, selalu ingat bahwa pengemudi lain akan
bereaksi berbeda ketika mengetahui kendaraan gawat darurat
5) Tidak dalam pengaruh obat - obat berbahaya, terlarang, dan obat
penenang
d. Kewaspadaan atas risiko infeksi dan upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi
e. Kelengkapan sarana dan prasarana sesuai dengan kondisi pasien.
2. Unit Kerja
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Instalasi Pemeliharaan Sarana
3. Kewenangan Pelaksana
a. Driver ambulance terlatih
b. Petugas pendamping :
- Pasien derajat 0 dengan kriteria pasien yang dapat terpenuhi
kebutuhannya dengan ruang rawat biasa dengan Hemodinamik
stabil. Petugas pendamping yaitu Perawat pelaksana dan atau
Tenaga Pekarya yang terlatih BLS atau PPGD awam.
- Pasien derajat 1 dengan kriteria pasien dg resiko perburukan
kondisi / pasien yang menjalani perawatan di ruang Intensif yg
sudah memungkinkan untuk perawatan di ruang perawatan biasa
dengan sarana ruang perawatan. Petugas pendamping yaitu
Perawat pelaksana / dokter Umum.
- Pasien derajat 2 dengan kriteria pasien yang membutuhkan
observasi /interverensi lebih ketat,termasuk penanganan kegagalan
satu sistem organ atau pasca operasi besar. Petugas pendamping
yaitu Perawat lanjutan /dokter kompetensi penanganan pasien kritis
/ Advance Life Support.
- Pasien derajat 3 pasien dengan kriteria pasien yg membutuhkan
bantuan pernafasan lanjut (advanced respiratory support) / bantuan
pernafasan dasar (basic respiratory support) dg dukungan /
bantuan pada minimal 2 sistem organ, termasuk pasien2 yg
membutuhkan penanganan kegagalan multi organ. Petugas
3
pendamping yaitu Dokter Umum&perawat penyelia dengan
kemampuan Advance Life Support.
4
7 Tambahan Tempat sampah Tempat sampah
E Perlengkapan petugas
5
BAB III
TATA LAKSANA
6
4. Pasien dipindahkan dengan menarik kain sprei atau papan tersebut kearah
brankar ambulance
7
2. Pasien yang stabil dapat di pindahkan ke RS yang menjadi pilihannya atau
berdasarkan keputusan DPJP
3. Gunakan rute dan kecepatan yang sesuai menuju RS tujuan. Pilih rute
alternative yang sesuai jika rute normal tidak memungkinkan pasang sabuk
pengaman. Gunakan sirine dan lampu sesuai kondisi.
4. Jika pasien memburuk selama perjalanan dan kemungkinan hidup menuju
RS yang di tuju meragukan maka pasien dapat di transport ke IGD rumah
sakit yang mampu melakukan pertolongan sesuai kondisi pasien.
5. Sebelum dilakukan transfer pasien, pastikan hal-hal berikut:
a) Kondisi pasien vital meliputi jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi,
pastikan ikatan pada alat pengangkut/stretcher tidak
menyebabkan pasien kesulitan bernafas jika pasien tidak sadar,
pastikan pasien mendapatkan pertukaran udara yang cukup.
b) Keamanan posisi alat pengangkut di dalam ambulance.
c) Persiapkan jika timbul perburukan kondisi pernafasan dan
sirkulasi dengan meletakkan spineboard pendek atau papan RJP
di bawah matras.
d) Longgarkan pakaian yang ketat.
e) Periksa posisi balut dan bidai.
f) Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani
pasien. Mereka harus di tempatkan di kabin pengemudi dan
memakai sabuk pengaman dengan baik agar tidak
mempengaruhi proses perawatan pasien.
g) Naikkan barang pribadi seperti dompet, koper, dan tas serta
pastikan barang-barang tersebut aman di ambulance jika
memungkinkan, beritahu petugas keamanan tentang hal ini.
6. Selama perjalanan
1. Lengkapi riwayat dan secondary survey.
2. Kanjutkan perawatan kegawat daruratan yang di butuhkan.
3. Catat dan monitoring vital sign secara terus menerus.
4. Lakukan monitoring dan observasi berkelanjutan yang berfokus pada
airway, brething, circulation dan tingkat kesadaran.
5. Jika terjadi kondisi perburukan pada salah satu atau lebih komponen
ABCD lakukan ulang primary survey dan lakukan resusitasi.
6. Yakinkan alat yang anda perlukan terjangkau dan siapkan alat yang
mungkin anda perlukan sesuai kondisi pasien.
8
7. Pertahankan komunikasi dengan pasien untuk memeriksa respon
pasien.
8. Jika pasien gelisah
a. Perbaiki ABCD
b. Lakukan restrain jika pasien membahayakan diri sendiri dan orang
lain.
9. Koordinasikan dengan pengemudi tentang kondisi pasien dan cara
mengemudinya. Pengemudi perlu menyesuaikan kecepatan dan cara
mengemudinya sesuai kebutuhan pasien.
10. Jika terjadi henti jantung RJP harus dilakukan dalam kondisi ambulance
tetap berjalan, pastikan DPJP dan fasilitas rujukan mengetahui kejadian
ini.
7. Sampai di tempat rujukan
1. Jika kondisi tempat rujukan cukup ramai, jangan terburu-buru
menurunkan pasien, lanjutkan penanganan pasien di atas ambulance
sampai ada petugas yang siap mengambil alih.
2. Damping petugas yang akan mengambil alih
Lakukan operan / komunikasikan dengan petugas penerima
dengan tehnik SBAR
Serahkan barang pribadi pasien
Minta diri untuk meninggalkan tempat rujukan
3. Kembalikan peralatan ambulance ke tempat semula
4. Tukar barang-barang yang melekat pada pasien dengan milik rumah
sakit jika memungkinkan
Prinsifnya adalah “satu untuk satu”
Termasuk dalam halini: balut steril, verban, masker oksigen,
sarung tangan, alat bantu nafas.
Jika ada program pertukaran yang baik dengan rumah sakit bidai,
spinal dapat langsung di tukar dengan logistic rumah sakit, bidai,
spinal board.
Keuntungannya adalah
Tidak ada resiko perburukan cidera pasien akibat proses
tukar-menukar
Crew ambulance tidak perlu berlama-lama di rumah sakit
Segera periksa kelengkapan dan fungsi barang yang di tukar, dan
laporkan jika kerusakan.
9
5. Segera setelah tidak menangani pasien, buat laporan tertulis sebaiknya
mencari tempat tenang untuk melakukan ini.
10
5. Gunakan pengharum ruangan untuk menetralkan bau yang ada
6. Bersihkan dan lakukan prosedur disinfeksi pada barang non disposable
7. Ganti barang – barang sekali pakai dengan cadangan
8. Periksa dan tutup aliran tabung oksigen
9. Tukarkan barang/peralatan yang melekat pada tubuh pasien; jika
memungkinkan pakai prinsip “satu untuk satu”
10. Perika perlengkapan ambulance yang lain, laporkan bila ada kerusakan
11. Selalu isi ulang bahan bakar hingga penuh.
11
BAB IV
DOKUMENTASI
12