You are on page 1of 6

MATERI EDUKASI

Cuci tangan secara rutin merupakan salah satu upaya yang sangat penting untuk
menjaga kebersihan tangan (hand hygiene) dalam upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi, terutama infeksi nosokomial. Menurut WHO, cuci tangan atau hand wash adalah
prosedur membersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir, sedangkan
hand rub adalah membersihkan tangan dengan hand sanitizer berbasis alkohol.
Mengapa kita harus cuci tangan harus pakai sabun?
Tangan melakukan banyak hal seperti memegang hewan peliharaan, membersihkan
kotoran, menyiapkan makanan, menyusui bayi dan lain-lain jika tidak dicuci maka dapat
memindahkan kuman penyakit. Kulit tangan kita selalu lembab karena secara alami
mengandung lemak. Oleh karena itu kuman/kotoran mudah menempel di tangan kita dan
akan berpindah ke benda/makanan yang kita pegang. Kuman-kuman penyakit senang berada
di tempat yang kotor.
Cuci tangan harus pakai sabun dengan air mengalir, karena dengan memakai sabun dapat
membersihkan tangan dari kotoran yang mengandung kuman penyakit.
Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir dapat mencegah Penyakit diare, infeksi saluran
pernafasan atas hingga lebih dari 50%, menurunkan 50% insiden avian influensa, hepatitis A,
kecacingan, penyakit kulit dan mata.
5 waktu penting cuci tangan pakai sabun :
1. Sebelum makan
2. Setelah BAB
3. Sebelum menjamah makanan
4. Sebelum menyusui
5. Setelah beraktifitas
Bahaya Tidak Mencuci Tangan
Umumnya, setiap orang terkadang sering menyentuh mata, hidung, dan mulut tanpa disadari.
Padahal, hal tersebut justru membuat kuman dengan mudah masuk ke dalam tubuh melalui
ketiga area yang disentuh tadi. Cuci tangan pakai sabun nggak hanya mencegah
terinfeksi berbagai virus dan bakteri. Cuci tangan pakai sabun juga langkah mencegah
stunting pada anak. Karena ini termasuk dalam tahapan menjaga sanitasi yang baik.
Sebenarnya, cuci tangan pakai sabun tidak hanya untuk mencegah stunting. Ada
beberapa masalah kesehatan yang disebabkan karena malas cuci tangan pakai sabun. 
 
Dikutip dalam situs Kementerian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat, ada beberapa masalah akibat malas cuci tangan, berikut
ini:
 
1. Diare
Masalah kesehatan yang paling sering dijumpai karena malas cuci tangan pakai
sabun adalah diare. Salah satu alasan anak rentan terkena diare karena kurang menjaga
kebersihan, termasuk saat sebelum makan. Banyaknya bakteri di tangan ikut masuk ke
dalam tubuh bersama makanan yang dikonsumsi. Bahkan, anak-anak di bawah 2
tahun yang terkena diare akut dapat menyebabkan stunting.

2. . Keracunan makanan
Tangan yang kotor dipenuhi kuman, bakteri, dan virus dapat mengontaminasi
makanan yang kita konsumsi. Misalnya menempel pada makanan-makanan bernutrisi,
seperti sayur, buah, daging, dan beberapa makanan lainnya. Kalau sudah begitu,
semua makanan yang seharusnya memberikan nutrisi pada tubuh akan sia-sia, dan
akan ‘menyerang balik’ kita dengan diare atau muntah. 
 
3. . Mudah terkena pilek
Masalah kesehatan lain yang cukup sering dijumpai akibat malas cuci tangan pakai
sabun adalah pilek. Tangan menjadi salah satu sumber utama penularan kuman, virus,
dan bakteri. Kebiasaan malas cuci tangan akan membuat memberi kesempatan virus
dan bakteri saling berpindah dan memicu pilek. Fakta menariknya, seperti yang
dikutip dari DetikHealth, cuci tangan dapat menurunkan risiko pilek hingga 21%.

4. Terinfeksi Bakteri E.coli dan Tipes


Malas mencuci tangan juga berisiko terkena bakteri E.Coli atau Escherichia Coli.
Bakteri ini adalah kumah yang menyebar dari kotoran satu ke orang lain.
Biasanya, seseorang akan terkena bakteri ini jika tidak mencuci tangan setelah
menggunakan toilet umum. Selain E.Coli, orang yang malas mencuci tangan setelah
menggunakan toilet juga berisiko terserang
penyakit tifus atau tipes.

5. . Impetigo
Impetigo adalah salah satu infeksi menular yang kerap terjadi pada anak-anak.
Salah satunya penyebabnya, malas cuci tangan pakai sabun. Ada beberapa tanda yang
terlihat saat terkena impetigo, seperti kulit kemerahan hingga menjadi luka.
Merawat kuku merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan dengan
benar agar kuku terjaga kesehatan dan kebersihannya. Kuku yang sehat adalah kuku yang
selalu terlihat bersih, kuat, dan tidak mudah patah. Permukaan kuku yang sehat berwarna
jernih dan sedikit terlihat warna merah muda pada bantalan permukaannya. Selain itu, tekstur
permukaannya rata dan juga halus. Apabila kuku mengalami perubahan warna, tekstur,
ataupun tampilannya sebaiknya segera konsultasikan kondisi tersebut ke dokter.
Cara merawat kuku
1. Menjaga kuku tetap kering
Kuku yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh jamur dan bakteri sehingga dapat
menyebabkan infeksi pada kuku. Selain itu, kuku yang lembab karena sering atau terlalu
lama terkena air akan mudah patah. Untuk menghindari hal tersebut, pakai sarung tangan
karet saat mencuci piring atau baju. Dapat pula dengan mengeringkan kuku menggunakan
handuk bersih yang kering setelah membersihkan kaki atau tangan.
2. Menjaga kebersihan kuku
Menjaga kebersihan kuku dapat dilakukan dengan cara menggunting kuku secara rutin.
Hal ini bertujuan untuk mencegah menumpuknya kotoran atau bakteri yang bisa
menyebabkan infeksi. Gunakan gunting kuku yang bersih, tajam, dan hanya digunakan untuk
diri sendiri. Gunting kuku secukupnya atau jangan terlalu pendek karena bisa membuat jari
terluka dan akan semakin sulit membersihkan kotoran yang terjebak.
3. Menggunakan pelembab
Meskipun kuku harus tetap kering, namun kuku juga tidak boleh terlalu kering. Oleskan
losion pelembab tangan pada kuku dan kutikula untuk menjaga kelembaban kuku agar tetap
cukup.
4. Menggunakan sabun untuk membersihkan kuku
Untuk merawat kuku tangan maupun kaki, gunakan sabun antibakteri ketika
membersihkannya. Agar mendapat hasil yang maksimal, gunakan spons atau handuk kecil
untuk menggosok sela-sela kuku.
5. Mengonsumsi makanan bergizi
Agar kuku tetap sehat dan kuat, diperlukan asupan gizi yang harus dipenuhi. Nutrisi yang
diperlukan untuk menjaga kesehatan kuku, seperti vitamin, zat besi, zink, protein, dan
magnesium. Nutrisi tersebut dapat dipenuhi melalui konsumsi buah-buahan yang
mengandung vitamin A, C, dan B6, seperti buah aprikot, kiwi, dan pisang. Selain itu, dapat
juga mengonsumsi daging, ikan, ataupun sayuran hijau untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
lainnya.
Hal yang harus dihindari
1. Menggigit kuku dan memotong kutikula kuku
Kedua hal ini dapat menyebabkan kuku semakin pendek dan bentuknya tidak beraturan.
Jamur dan bakteri akan makin mudah masuk sehingga dapat menginfeksi kuku.
2. Menarik kulit di tepi kuku
Kulit di pinggiran kuku atau hangnail yang ditarik begitu saja dapat menyebabkan risiko
robeknya jaringan kulit sehingga memudahkan terjadinya infeksi, bengkak, ataupun
bernanah. Sebaiknya potong hangnail dengan gunting kuku agar tidak terjadi hal demikian.
3. Menggunakan cat kuku
Penggunaan cat kuku yang terlalu sering dapat menyebabkan kuku patah ataupun lepas.
Jika ingin menggunakan cat kuku, gunakan yang kandungannya ringan. Selain itu, gunakan
penghapus cat kuku yang terbebas dari kandungan aseton. Aseton dan cat kuku akan
membuat kuku semakin kuning dan tekstur permukaannya pecah-pecah.

You might also like