Professional Documents
Culture Documents
Tugas Metopel Proposal Tesis
Tugas Metopel Proposal Tesis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Republik Indonesia, melainkan adalah milik seluruh bangsa Indonesia, dan
pada tingkatan paling tinggi dikuasai oleh Negara Republik Indonesia. 2Atas dasar hak
menguasai dari negara itu ditentukan adanya macam-macam hak atas tanah yang
diberikan kepada masyarakat, baik itu perorangan maupun dalam bentuk Badan
Hukum.
UUPA menyediakan berbagai jenis hak atas tanah untuk berbagai macam
keperluan, misalnya diberikan status hak milik sebagai sarana untuk membangun
rumah tinggal bagi warga negara Indonesia. 3 Hal ini disebabkan bahwa hak milik
adalah hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah
selama waktu tidak terbatas, sepanjang tidak ada larangan untuk itu dengan
1
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria.
2
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Hak-Hak Atas Tanah ( Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2008)
hal 63
3
Irene Eka Sihombing, Segi-Segi hukum Tanah Nasional Dalam Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan,
(Jakarta, Universitas Trisakti 2009) hal 53
4
Muhammad Yamin Lubis dan Abdul Rahim Lubis, Kepemilikan Properti Di Indonesia Termasuk Kepemilikan
Rumah Oleh Orang Asing ( Bandung , Mandar Maju, 2013) hal 19
maka diterbitkanlah sertifikat hak milik. Sertipikat hak milik merupakan surat tanda
bukti hak atas tanah bagi pemegangnya untuk memiliki, menggunakan, mengambil
manfaat lahan tanahnya secara turun temurun, terkuat atas dan terpenuh.5Menurut
1. Hak Milik adalah hak turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat
Salah satu bentuk peralihan hak atas tanah adalah jual beli yang berarti
pengalihan hak atas tanah kepada pihak/orang lain yang berupa dari penjual kepada
pembeli tanah.6 Jual beli adalah “suatu perjanjian timbal balik yang dalam hal ini
pihak yang satu (si penjual ) berjanji untuk menyerahkan hak milik atas sutu barang,
sedangkan pihak yang lainnya (si pembeli) berjanji untuk membayar harga yang
terdiri dari sejumlah uang sebagai imbalan dari perolehan hak milik tersebut” 7.Yang
berarti jual beli itu sendiri bertujuan untuk beralihnya hak kepemilikan dari pemilik
lama kepemilik baru disertai dengan penyerahan. Sebelum terjadinya peralihan hak
milik dan penyerahan tanah dalam proses jual beli tanah didahului oleh kesepakatan
atau persesuaian kehendak antara pihak penjual dan pembeli tentang harga dan tanah
Hubungan hukum dalam jual beli dinyatakan dengan tertulis yaitu perjanjian
jual beli yaitu perjanjian konseptual karena mengikat para pihak saat terjadinya
kesepakatan para pihak tersebut mengenai unsur esensial dan aksidentalia dari
perjanjian tersebut.8 setelah dilakukan perjanjian jual beli maka dilakukan penyerahan
Pada pasal 1459 KUH Perdata disebutkan bahwa “Hak milik atas benda yang
menurut pasal 6129, 61310, dan 61611 KUH Perdata. Penyerahan merupakan cara
memperoleh hak milik yang penting dan paling sering terjadi dalam masyarakat.
Penyerahan adalah pemindahan suatu benda oleh pemilik atau atas namanya kepada
orang lain, sehingga orang lain ini memperoleh hak milik atas benda tersebut.12
bendanya itu oleh penjual kepada pembeli. Jadi, penyerahan adalah perbuatan yuridis
8
Ahmadi Miru, Hukum kontrak dan Perancangan kontrak, (PT. Raja Grafindo Persada,Jakarta , 2007)
hal 126
9
Pasal 612 KUH Perdata.
10
Pasal 613 KUH Perdata
11
Pasal 616 KUH Perdata
12
Racmadi Usman, Hukum Kebendaan (Jakarta, Sinar Grafika, 2011) hal 205
Dalam hal melakukan perbuatan hukum untuk mengalihkan suatu hak atas
tanah haruslah dilakukan dihadapan seorang Notaris atau Pejabat Pembuat Akta
Tanah yang bertujuan untuk memperoleh kekuatan pembuktian yang sah dan
dibuatkan dengan akta otentik. Khusus untuk tanah-tanah yang bersertipikat jual beli
atau pengalihan hak ini dilakukan di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah, tetapi ada
kalanya sebelum pelaksanaan jual beli tanah bersertifikat ini dilakukan sebuah
pengikatan dihadapan notaris, yang dinamakan dengan Akta Pengikatan Jual Beli.
Sehubungan dengan akta yang dibuat oleh notaris, di dalam Pasal 1868 KUH
Perdata disebutkan : “Suatu akta autentik ialah suatu akta yang di dalam bentuk yang
ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh atau dihadapan pegawai umum yang
berbunyi :
semuanya itu sepanjang pembuatan Akta itu tidak juga ditugaskan atau
dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-
undang.
dengan Pertanahan, tertera didalam pasal 15 ayat (2) huruf f UUJN13: Notaris
berwenang membuat Akta yang berkaitan dengan pertanahan, Akta yang berkaitan
dengan tanah bersertifikat yang dibuat oleh notaris berbentuk pengikatan atau
perjanjian.
sistem hukum Indonesia. Pranata hukum ini berfungsi sebagai alat pengikat hubungan
hukum satu subjek hukum dengan subjek hukum lainnya dalam melakukan berbagai
perbuatan hukum. perjanjian diartikan sebagai suatu peristiwa dimana seorang lain
atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melakukan suatu hal.14
kekayaan/harta benda antara dua atau lebih pihak yang memberi kekuatan hak pada
satu pihak untuk memperoleh prestasi sekaligus mewajibkan pada pihak lain untuk
memberi prestasi.15 Hal tersebut senada dengan perjanjian jual beli dalam BW
(Burgelijke Wetboek) yang menganut asas obligatoir, yang meletakan hak dan
kewajiban bertimbal balik di antara para pihak, dimana pihak pembeli berkewajiban
13
UUJN adalahsingkatandariUndang-UndangJabatanNotaris, yaituUndang-UndangNomor 30 Tahun
2004 tentangJabatanNotaris yang telahmengalamiperubahanberdasarkanUndang-UndangNomor 2
Tahun 2014 tentangPerubahanatasUndang-UndangNomor 30 Tahun 2004 TentangJabatanNotaris.
14
R. Subekti, Hukum Perjanjian (Jakarta, Intermasa 2002) hal 1
15
M.Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian ( Bandung, Alummni, 1996) hal 6
membayar harga tanah yang merupakan hak penjual berbalik dengan kewajiban
penjual berkewajibanmenyerahkanobjekjualbelikepadapihakpembeli.
Nyonya Lim Sae Ten sebagai pihak pertama dengan Nyonya Ai Ling sebagai pihak
kedua.
Dimana pada saat melakukan pengikatan jual beli tanah dan rumah toko
tersebut, rumah dan toko tersebut sedang dalam keadaan disewakan kepada pihak
ketiga selama 5 (lima) tahun terhitung tanggal 1 (satu) Juli 2002 sampai 30 juni 2007.
Pada saat masa sewa rumah toko oleh pihak ketiga berakhir pada tanggal
yang sudah diperjanjikan pihak ketiga menyerahkan kembali rumah toko tersebut
kepada tuan Benny halim M dan nyonya Lim Sae Ten sebagai pihak yang
menyewakan rumah toko kepada pihak ketiga. Dimana setelah pengembalian objek
pengikatan jual beli tersebut kepada tuan Benny Halim dan nyonya Lim Sae Ten
terlaksana nyonya Ai ling selaku pihak yang telah melakukan Pengikatan Jual Beli
dan telah membayar lunas objek pengikatan jual beli tersebut, yang dituangkan dalam
penyerahan atas tanah dan rumah tersebut. Akan tetapi Tuan Benny Halim M dan
Nyonya Lim Sae Ten menolak untuk melakukan penyerahan objek pengikatan jual beli
dikarenakan mereka mengganggap nyonya Ai Ling belum sebagai pemilik dari tanah
dan rumah tersebut karena mereka berdalih hanya baru melakukan sebatas pengikatan
jual beli belum melakukan jual beli yang sesungguhnya atas objek Akta Pengikatan
Jual Beli No 14 tertanggal 26 September. Pada akhirnya setelah jalan musyawarah dan
dan nyonya Lim Sae Ten tidak juga mau untuk melabutkukan
Universitas Sumatera Utara
7
memenangkan nyonya Ai ling selaku pihak yang berhak atas tanah dan rumah
tersebut.
judul penelitian tentang “Akta Pengikatan Jual Beli Sebagai Dasar Pengalihan
B. Perumusan Masalah
beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini yaitu :
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada topik penelitian dan permasalah yang diajukan diatas, maka
nomor 396/PK/Pdt/2014
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan manfaat baik secara teoritis dan praktis bagi
1. Secara Teoritis
bidang akademis sehingga pengetahun tentang jual beli tanah dan rumah terutama
menjadi lebih baik dari sebelumnya baik bagi masyarakat, Pengajar bahkan praktisi
2. Secara Praktis
tentang hukum pertanahan sehingga dalam proses jual beli terhadap tanah tidak
E. Keaslian Penelitian
Hukum Pengikatan Jual Beli Sebagai Bukti Pengalihan Kepemilikan Rumah (Studi
Putusan Mahkamah Agung Nomor 396 K/Pdt/2012) “ belum ada yang membahasnya
melakukan penelitian terkait tentang Akta Pengikatan Jual Beli tanah dan rumah ,
“Aspek-Aspek Hukum Yang Terkait Dalam Akta Perikatan Jual Beli Yang
a. Alasan hukum apa yang menjadi dasar pembuatan akta Perikatan Jual
1961?
Kenotariatan USU,denganjudul :
AnalisisYuridisAtasAktaNotarisTerkaitDenganPengikatanJualBeliHakAtas Tanah
a. Apakah pengikatan jual beli tanah secara cicilan disebut sebagai jual beli yang
c. Bagaimana status hukum penjual dan pembeli terhadap tanah yang dibeli
1. Kerangka Teori
teori adalah untuk menerangkan dan menjelaskan gejala spesifik untuk proses tertentu
yang terjadi.17 Kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat,
teori mengenai suatu kasus atau permasalahan yang menjadi bahan perbandingan atau
menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi dan satu teori harus
Fungsi teori dalam tesis ini adalah untuk memberikan arahan atau petunjuk
dan meramalkan serta menjelaskan gejala yang diamati. Teori dalam penulisan tesis
ini menggunakan teori kepastian hukum, dimana teori kepastian hukum ini dapat
17
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum ( Jakarta, Universitas Indonesia Press,
1986), hal.122
18
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian (Bandung , Mandar Maju, 1994) hal 80
19
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum Op Cit, hal 6
boleh atau tidak boleh dilakukan, dan kedua berupa keamanan hukum bagi
individu dari kesewenangan pemerintah karena dengan adanya aturan hukum
yang bersifat umum itu individu dapat mengetahui apa saja yang boleh
dibebankan atau dilakukan oleh Negara terhadap individu. Kepastian hukum
bukan hanya berupa pasal-pasal dalam undang-undang melainkan juga adanya
konsistensi dalam putusan hakim antara putusan hakim yang satu denganputusan
hakim lainnya untuk kasus yang serupa yang telah di putuskan.20
kepastian hukum perlu diperhatikan. Oleh karena kepastian hukum harus dijaga demi
keamanan dalam negara, maka hukum positif selalu harus ditaati, walaupun isinya
kurang adil atau juga kurang sesuai dengan tujuan hukum.Tetapi dapat pengecualian
bilamana pertentangan antara isi tata hukum tentang keadilan begitu besar. Sehingga
tata hukum itu tampak tidak adil pada saat itu tata hukum boleh dilepaskan.21
sebagaimana dikutip oleh Sidharta, yaitu bahwa kepastian hukum dalam situasi
a. Tersedia aturan-aturan hukum yang jelas atau jernih, konsisten dan mudah
20
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta, Kencana Pranada Media
Group,2008) hal 158
21
Theo Huijbers, Filsafat Hukum Dalam Lintas Sejarah, (Yogyakarta, Kanisius, 1982)
Hal.163
hukum tersebut secara konsisten dan juga tunduk dan taat kepadanya.
c. Bahwa mayoritas warga pada prinsipnya menyetujui muatan isi dan karena itu
kepastian hukum dapat dicapai jika substansi hukumnya sesuai dengan kebutuhan
Perjanjian itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua
belah pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh Undang-undang dinyatakan cukup
untuk itu. Ini berarti, jual beli yang telah dilangsungkan dan telah mengikat dengan
tercapainya kata sepakat mengenai kebendaan yang akan dijual dan harga beli antara
penjual dan pembeli, tidak dapat dibatalkan secara sepihak oleh pembeli maupun
penjual. Bahkan dalam hal jual beli dilakukan dengan pemberian uang. 25Sebagaimana
menurut Herlien Budiono26asas pacta sunt servanda diakui sebagai aturan yang
menetapkan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah, mengingat kekuatan
Teori kepastian hukum dan asas Pacta Sunt Servanda dibutuhkan untuk
peralihan hak atas tanah dan rumah , dengan melihat dari sisi peraturan perundang-
yang merupakan kumpulan dalam arti yang berkaitan, dengan istilah yang akan
diteliti dan/atau diuraikan dalam karya ilmiah. 27Untuk menjawab permasalah dalam
g. Pengikatan jual beli adalah perjanjian pendahuluan yang bentuknya bebas 28 yaitu
suatu perjanjian dimana para pihak saling mengikatkan diri untuk terjadinya suatu
perjanjian baru atau perjanjian pokok yang merupakan tujuan dari para pihak
tersebut.
h. Akta Otentik adalah suatu akta yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan undang
undang oleh atau dihadapan pejabat umum yang berwenang untuk itu ditempat
i. Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan
j. Akta Notaris adalah akta otentik yang dibuat oleh atau dihadapan notaries
k. Pejabat Pembuat Akta Tanah atau selanjutnya disebut sebagai PPAT adalah
pejabat umum yang diberikan kewenangan untuk membuat akta-akta otentik yang
27
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum (Jakarta, Sinar Grafika, 2009) hal 96
28
Herlien Budiono, artikel “Pengikatan Jual Beli Dan Kuasa Mutlak” Majalah Renvoi, edisi tahun I,
No 10, Bulan Maret 2004, hal 57
29
Pasal 1868 Kitab Undang undang hukum perdata
30
Undang-Undang Jabatan Notaris Pasal 1 ayat (1)
berkenaan perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah dan hak atas
l. Akta PPAT adalah akta yang dibuat oleh PPAT sebagai bukti telah
dilaksanakannya perbuatan hukum mengenai hak atas tanah dan hak atas satuan
rumah susun.33
G. Metode Penelitian
Untuk melengkapi penulisan tesis ini dengan tujuan agar dapat lebih terarah
dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka metode penelitian yang
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif
mengingat penelitian ini berbasis kepada ilmu hukum normatif, dan mengacu kepada
untuk memperoleh gambaran secara rinci dan sistematis tentang permasalahan yang
32
Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor.37 Tahun 1998 tentang Pejabat Pembuat Akta
Tanah.
Pasal 1 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor.37 Tahun 1998 tentang Pejabat Pembuat Akta
33
Tanah.
34
Ibrahim Johni, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, (Malang,BayuMedia
Publishing 2005), hal. 336
35
Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad ke-20, (Bandung,
Alumni, 1994,) hal. 101.
buku mengenai hukum pertanahan yang ada untuk mengetahui kekuatan dari akta
pengikatan jual beli sebagai bukti pengalihan kepemilikan atas tanah dan rumah.
Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang pada
dasarnya pada metode. Sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk
mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya,
2. Sumber Data
secara normatif lalu diuraikan untuk melakukan suatu telaah terhadap data tersebut
secara sistematik. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui
data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, melalui peraturan
perundang-undangan, buku-buku, situs internet, media massa dan kamus serta data
36
Ronny Hanitijo Soemitro, Metologi Penelitian Hukum dan Jurimetri ( Jakarta, Ghalia
Indonesia, 1990) hal 53
terhadap bahan hukum primer seperti buku-buku yang menguraikan materi yang
tertulis yang dikarang oleh para sarjana, bahan-bahan mengajar dan lain-lain.
hukum ataubahanrujukanbidanghukum.
(Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan
pustaka. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain berasal dari
artikel baik yang diambil dari media cetak maupun elektronik, dokumen-dokumen
37
Ibid
38
Ibid
mendalam.
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan studi dokumen/
sistematisasi literatur yang berkaitan dengan sengketa jual beli tanah yang
yang diajukan dalam penelitian ini adalah pihak pihak yang ditentukan
5. Analisis Data
tentang realitas atau fenomena sosial yang bersifat unik dan kompleks.39
Dimana hasil analisa akan dipaparkan secara deskriptif, dengan harapan dapat
menggambarkan secara jelas mengenai akta pengikatan jual beli sebagai dasar
Burhan Bungi, Analisa Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan Metodologis
39
Kearah Penguasaan Model Aplikasi, (Bandung, Raja Grafindo, 2004), hal 103.
Data yang diperoleh baik dari studi kepustakaan maupun wawancara pada dasarnya
merupakan data yang dianalisis secara kualitatif, yaitu setelah data terkumpul kemudian
dituangkan dalam bentuk uraian logis dan sistematis, selanjutnya dianalisis untuk
Penarikan kesimpulan secara deduktif adalah suatu metode yang berhubungan dengan
permasalahan yang diteliti dari peraturan- peraturan atau prinsip-prinsip umum menuju