You are on page 1of 38

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

SAYEMBARA DESAIN TERBANGUN

LANDMARK – CULTURE AND TOURISM CENTER

NOPEMBER 2020

Kerjasama :
BADAN PELAKSANA OTORITA LABUAN BAJO FLORES
KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
dan

Ikatan Arsitek Indonesia (IAI)


Ikatan Arsitek Indonesia NTT
01
Pariwisata di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur memasuki babak baru setelah
dinobatkan sebagai 10 Destinasi Wisata Prioritas berdasarkan Surat Sekretariat
LATAR Kabinet Nomor B652/Seskab/Maritim/2015 perihal Arahan Presiden Republik
BELAKANG Indonesia mengenai Pariwisata. Babak baru tersebut semakin seru sejak
pemerintah sepakat untuk berfokus kepada percepatan pengembangan empat
destinasi superprioritas, di mana Labuan Bajo sebagai salah satunya. Bahkan,
Presiden Joko Widodo telah menetapkan Labuan Bajo sebagai tempat
berlangsungnya pertemuan G20 dan ASEAN Summit pada tahun 2023.

Hal tersebut di atas tentunya memerlukan dukungan persiapan pembangunan


yang tidak sedikit. Perlu pembenahan massif dari mulai prasarana dan sarana
kota, destinasi wisata, amenitis wisata, serta kesiapan keberdayaan
masyarakat Labuan Bajo sendiri.

Oleh Presiden Joko Widodo, Labuan Bajo digadang-gadang menjadi ‘Bali Baru’.
Artinya, popularitas dan pesona Labuan Bajo di mata dunia akan menjadi salah
satu yang diperhitungkan. Tentunya, Labuan Bajo juga memiliki ciri khas
kearifan lokal tersendiri yang perlu dijaga dan dikembangkan menjadi sesuatu
yang menarik minat para wisatawan nantinya.

Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BOPLBF) merupakan satuan kerja
di bawah Kementerian Pariwisata yang didirikan dengan Peraturan Presiden
Nomor 32 Tahun 2018 tentang Badan Otorita Pengelolaan Kawasan Pariwisata
Labuan Bajo Flores. BOPLBF mengemban tugas yang sangat penting dalam
mewujudkan cita-cita besar kepariwisataan Labuan Bajo. Salah satu fungsi
yang diemban adalah menyusun perencanaan dan pengembangan,
pembangunan, pengelolaan, dan pengendalian di Zona Otorita yang mencakup
kawasan seluas paling sedikit 400 Ha yang merupakan kawasan hutan yang
terletak di Hutan Bowosie, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Timur.

Salah satu yang termasuk di dalam rencana pembangunan di Zona Otorita


adalah mengembangkan suatu kawasan taman dan bangunan ikonik sekaligus
sebagai landmark dan yang dapat menjadi representasi seni, budaya,
kehidupan sosial, dan pariwisata di Labuan Bajo, selanjutnya disebut Labuan
Bajo Culture and Tourism Center.

Untuk mendapatkan rancangan yang terbaik dan gagasan yang orisinal, maka
dipilihlah sayembara sebagai metode pemilihan penyedia jasa. Sayembara
tersebut diperbolehkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang diperbaharui Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
dengan menimbang bahwa pengadaan barang/jasa pemerintah yang efisien,
terbuka dan kompetitif sangat diperlukan bagi ketersediaan barang/jasa yang
terjangkau dan berkualitas, sehingga akan berdampak pada peningkatan
pelayanan publik; dan kebutuhan pengaturan mengenai tata cara pengadaan
barang/jasa yang sederhana, jelas dan komprehensif, sesuai dengan tata
kelola yang baik, sehingga dapat menjadi pengaturan yang efektif bagi para
pihak yang terkait.

Kerja sama dengan Ikatan Arsitek Indonesia dipilih karena Ikatan Arsitek
Indonesia memiliki standar penyelenggaraan sayembara arsitektur yang telah
disusun selama beberapa tahun dan selalu diperbaharui. Dengan peraturan
(KAK) ini, penyelenggaraan sayembara arsitektur diharapkan dapat
memberikan hasil yang maksimal bagi para pemilik (owner) atau pihak yang
berkepentingan (stakeholders) dalam menemukan gagasan/desain arsitektur
yang paling sesuai dengan kebutuhan fungsi bangunannya. IAI-Badan
Sayembara Arsitektur yang dikhususkan untuk membantu memberikan
kontribusi kepada penyelenggaraan kegiatan ini.

Dalam kegiatan ini, IAI akan berkolaborasi dengan IAI Nusa Tenggara Timur
dalam menjalankan kegiatannya.

02
Adapun peraturan dan perundang-undangan yang mendasari Sayembara
Perancangan Labuan Bajo Culture and Tourism Center di Kawasan Badan
DASAR Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores adalah dan tidak terbatas pada hal
HUKUM berikut :

1. Undang-undang No. 6/2017 tentang Arsitek


2. Undang-undang No. 11/2020 tentang Cipta Kerja

3. Undang-undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung


4. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
5. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2000 tentang penyelenggaraan
Jasa Konstruksi
6. Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
7. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung.
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2014 Tentang
Koordinasi Lintas Sektor Penyelenggaraan Kepariwisataan;
9. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2018 tentang Pembentukan Badan
Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Labuan Bajo – Flores; dan
10. Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 11 Tahun 2017 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata.
11. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;
12. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
13. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;

14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 tanggal 1


Desember 2006 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 45/PRT/M/2007 tanggal 27
Desember 2007 Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara, dengan perubahannya terakhir dengan Permen PU dan
Perumahan Rakyat No. 31/PRT/M/2015.

16. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


Nomor 14 Tahun 2018 tentang Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa;
17. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 7 Tahun 2018 tentang Perencanaan Pengadaan;
18. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pedoman Swakelola; dan,
19. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Melalui Penyedia.
20. Kode Etik dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek

21. Standar Nasional Indonesia (SNI);


22. Standar Industri Indonesia (SII);
23. Peraturan-peraturan lain yang berkaitan dengan pekerjaan ini;
24. Ketentuan ijin masuk lokasi proyek;
25. Peraturan, Standar dan Spesifikasi lain yang dikeluarkan oleh
Kementerian Pariwisata atau Kementerian lain yang relevan;
26. Standard-standard lain yang relevan dengan jenis pekerjaan
Pariwisata di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur memasuki babak baru setelah
dinobatkan sebagai 10 Destinasi Wisata Prioritas berdasarkan Surat Sekretariat
Kabinet Nomor B652/Seskab/Maritim/2015 perihal Arahan Presiden Republik
Indonesia mengenai Pariwisata.

Hal tersebut di atas tentunya memerlukan dukungan persiapan pembangunan


yang tidak sedikit. Perlu pembenahan massif dari mulai prasarana dan sarana
kota, destinasi wisata, amenitis wisata, serta kesiapan keberdayaan
masyarakat Labuan Bajo sendiri.

Oleh Presiden Joko Widodo, Labuan Bajo digadang-gadang menjadi ‘Bali Baru’.
Artinya, popularitas dan pesona Labuan Bajo di mata dunia akan menjadi salah
satu yang diperhitungkan. Tentunya, Labuan Bajo juga memiliki ciri khas
kearifan lokal tersendiri yang perlu dijaga dan dikembangkan menjadi sesuatu
yang menarik minat para wisatawan nantinya.

Badan Otorita Labuan Bajo Flores (BOPLBF) mengemban tugas yang sangat
penting dalam mewujudkan cita-cita besar kepariwisataan Labuan Bajo. Salah
satu fungsi yang diemban adalah menyusun perencanaan dan pengembangan,
pembangunan, pengelolaan, dan pengendalian di Zona Otorita yang mencakup
kawasan seluas paling sedikit 400 Ha yang merupakan kawasan hutan yang
terletak di Hutan Bowosie, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Timur.

Salah satu yang termasuk di dalam rencana pembangunan di Zona Otorita


adalah mengembangkan suatu kawasan taman dan bangunan ikonik yang dapat
menjadi representasi seni, budaya, kehidupan sosial, dan pariwisata di Labuan
Bajo, selanjutnya disebut Labuan Bajo Culture and Tourism Center.

Untuk mendapatkan rancangan yang terbaik dan gagasan yang orisinal, maka
dipilihlah sayembara sebagai metode pemilihan penyedia jasa. Sayembara
dipandang sebagai cara pengadaan jasa pemerintah yang efisien, terbuka dan
kompetitif sangat diperlukan bagi ketersediaan barang/jasa yang terjangkau
dan berkualitas, sehingga akan berdampak pada peningkatan pelayanan publik;
dan kebutuhan pengaturan mengenai tata cara pengadaan barang/jasa yang
sederhana, jelas dan komprehensif, sesuai dengan tata kelola yang baik,
sehingga dapat menjadi pengaturan yang efektif bagi para pihak yang terkait.
Hasil yang dapat adalah sesuatu yang memperjuangkan nilai-nilai dan
kompetensi desain.

Kerja sama dengan Ikatan Arsitek Indonesia dipilih karena Ikatan Arsitek
Indonesia memiliki standar penyelenggaraan sayembara arsitektur yang telah
disusun selama beberapa tahun dan selalu diperbaharui. Dengan peraturan ini,
penyelenggaraan sayembara arsitektur diharapkan dapat memberikan hasil
yang maksimal bagi para pemilik (owner) atau pihak yang berkepentingan
(stakeholders) dalam menemukan gagasan/desain arsitektur yang paling sesuai
dengan kebutuhan fungsi bangunannya. IAI juga memiliki Badan Sayembara
Arsitektur yang dikhususkan untuk membantu memberikan kontribusi kepada
penyelenggaraan kegiatan ini.

03
KERANGKA
ACUAN
KERJA (KAK)
SAYEMBARA
04
Nama Sayembara : SAYEMBARA DESAIN LANDMARK –
LABUHAN BAJO CULTURE AND TOURISM CENTRE

DAERAH Lokasi sayembara : Labuan Bajo (dekat bandara, area KKOP)


Pemrakarsa : BADAN OTORITA PARIWISATA LABUAN BAJO
PEREN- FLORES KEMENTERIAN PARIWISATA DAN
CANAAN EKONOMI KREATIF

PETA LOKASI :
Ukuran SITE :

- Ukuran Site adalah imajiner persegi empat, akan dikembangkan pada saat design
development dari hasil sayembara

- Ukuran 150 x 250 m2 (ring 1), boleh dikembangkan lebih

- Mengahadap (dari semua sisi, 360 derajad)

- Warna hijau (relative datar), warna putih/ abu abu cenderung menurun, dapat
dikembangkan dengan tetap mempertahankan kontur ataupun rekayasa kontur.
05
LANDMARK

Landmark secara umum dapat diartikan sebagai penanda. Dalam suatu


PUSTAKA kawasan keberadaan suatu landmark berfungsi untuk orientasi diri bagi
pengunjung. Landmark dapat berupa bentuk alam seperti bukit, gunung,
danau, lembah, dan sebagainya. Dalam perkembangannya, landmark
dapat berupa gedung, monumen, sculpture, tata kota, alur jalan, dan
vegetasi.

Sedang menurut buku Perancangan Kota Secara Terpadu (Markus Zahnd,


2006) : ―Landmark adalah titik referensi seperti elemen node, tetapi
orang tidak masuk ke dalamnya karena bisa dilihat dari luar letaknya.
Landmark adalah elemen eksternal dan merupakan bentuk visual yang
menonjol dari kota‖. Landmark adalah bentuk visual yang menjolok dari
sebuah kota.dan merupakan elemen terpenting dari bentuk kota, karena
berfungsi untuk membantu orang dalam mengarahkan diri dari titik
orientasi untuk mengenal kota/ kawasan itu sendiri secara
keseluruhannya.

Fungsi landmark, diantaranya :

- mempermudah manusia dalam mengenali tempat berpijak.

- hierarki suatu wilayah

- penunjuk arah

- pembentuk Skyline

- vistas

- focal Points

- simbol penanda kota

- ciri khas penanda suatu daerah

Contoh Landmark :
Monas (Monumen Nasional) di Jakarta, Tugu Bundaran HI Jakarta, Tugu
Katulistiwa Pontianak, Gedung Sate di Bandung,

Jam Gadang di Bukittinggi, Tugu di Jogjakarta, Monumen Jogja Kembali.

Landmark di Labuan Bajo yang didesain :


 harus dapat mencirikan identitas kawasan baik menggambarkan masa
lalu, memori sebuah kawasan wisata maupun gambaran masa depan
 merupakan bagian tidak terpisahkan dan satu kesatuan dengan
kegiatan pusat budaya, pusat informasi pariwisata, museum, dll
 the position of a prominent or well-known object in a particular
landscape.
 segala sesuatu yang memudahkan untuk dikenali dan iconik,
dikenang, dan dikagumi, berkaitan monumen, bangunan, dan
struktur lainnya
 berfungsi untuk membantu orang dalam mengarahkan diri pada titik
orientasi tertentu pada sebuah sebuah lokasi
 sebagai sebuah simbol visual yg mengindentifikasikan suatu area
(kawasan wisata Labuan Bajo) berdasarkan bentuk visual tertentu
yang kuat karena memiliki suatu yang khas dan tidak dimiliki daerah
lain serta berada pada tempat strategis sebuah kawasan (dekat
bandara), dimana arah atau aktivitas saling bertemu dan merupakan
pintu gerbang kawasan
 memperhatikan skala lingkungan, berada di jalan masuk dan keluar
salah satu area kawasan wisata dengan penikmat sebagian besar
orang berkendara dan berjalan dengan tidak terburu-buru, dari
jauh...mendekat..dekat...dan hilang...
 menggambarkan ciri khas kawasan wisata labuan bajo
CULTURE CENTER

Pusat kebudayaan sepertinya—tak ada data valid siapa yang memulainya—


sebuah inovasi urban yang lahir dari tuntutan zaman modern. Kota-kota tak
punya banyak waktu luang untuk menangkap kebudayaan yang terus bergerak,
karena itu mesti ada lembaga di mana budaya diramu dan dikemas di bawah
satu atap. Dulu, ―pusat‖ itu dikuasai kerajaan. Selepas era monarki, perannya
berpindah ke banyak tangan. Dalam konteks hubungan internasional misalnya,
pusat kebudayaan difungsikan layaknya alat diplomasi: membentuk jembatan
kultural dengan para mitra asing. Goethe-Institut dan Erasmus Huis adalah
contohnya. Tapi ada pula pusat kebudayaan yang murni inisiatif partikelir.
Fondazione Prada menyalurkan minat seni Miuccia Prada, sementara Stavros
Niarchos Foundation Cultural Center mewakili kontribusi sosial sang miliuner
Yunani. Bagi banyak kota, pusat kebudayaan juga kian vital sebagai asset
wisata. Memilikinya jadi syarat untuk menyandang reputasi ―kota yang
berbudaya.‖ Setidaknya di Eropa, pusat kebudayaan turut diperhitungkan dalam
seleksi gelar European Capital of Culture.

Salah satu yang termasuk di dalam rencana pembangunan di Zona Otorita adalah
mengembangkan suatu kawasan taman dan bangunan ikonik yang dapat menjadi
representasi seni, budaya, kehidupan sosial, dan pariwisata di Labuan Bajo,
selanjutnya disebut Labuan Bajo Culture and Tourism Center yang juga
merupakan sebuah Land Mark (baru) di ―Bali Baru‖.

Sayembara ini adalah ―menggabungkan’ landmark yang ikonik dengan pusat


kebudayaan yang didalamnya diantaranya terdapat aktifitas utama museum dan
bangunan ikonik ini juga harus mencerminkan kekayaan budaya di Flores/ NTT.

- Museum
- Tourism Centre dan
- Fasilitas penunjang
- Pusat budaya kawasan wisata dan area NTT/ Flores
- Taman
- Kantor Pengelola
- Area serbaguna yang berfungsi sebagai (sewaktu-waktu) dapat menjadi :
galery, pameran, seminar, pentas budaya, promosi wisata, dll
- Fasilitas Pendukung :
= parkir
= area commercial (resto, cafe)
= cindera mata/ souvenir
= representative UKM
= Musholla
= Toilet
= Laktasi

Sebagai gambaran yang paling memudahkan adalah secara visual dan


kegiatan, sebagai misal :

- Tugu Monas, Jakarta


- Garuda Wisnu Kencana, Denpasar
- Tokyo Tower, Tokyo
- Sidney Opera House, Sidney
06
Desain diharapkan dapat menjawab kebutuhan dan tuntutan desain
yang terbagi sebagai berikut :
1. Bangunan Ikonik; merupakan konsep di mana bangunan dirancang
KRITERIA memiliki peran penting sebagai penanda (sign), representasi, dan
PERAN- ikon sebuah tempat, lingkungan, kota, kawasan, bahkan negara.
Kehadirannya memberi identitas sehingga tempat tersebut mudah
CANGAN
diingat dan dikenal oleh masyarakat atau lingkungannya, dan
kehadirannya mendorong popularitas kawasan yang
direpresentasikan. Skala bangunan relatif besar berbanding
bangunan lain dalam kawasan yang lebih luas, megah, memiliki
bentuk atraktif, memiliki unsur kekuatan bangunan yang tinggi,
dan berlokasi pada tempat yang strategis.

2. Konsep Arsitektur Kawasan; Konteks bangunan dengan Kawasan


Wisata Labuan Bajo agar selaras dengan pengembangan
perencanaan dan perancangan kawasan khususnya masterplan
kawasan.
Karena terletak di zona hutan, bangunan harus dirancang dengan
memikirkan kesatuan elemen dengan lingkungan sekitarnya.
3. Berwawasan Lingkungan; rancangan dipertimbangkan agar dalam
proses pembangunannya dapat secara kontinyu ditopang oleh
sumber daya alam yang selalu tersedia dan cukup, mutu
lingkungan yang baik, serta bertahan dalam waktu cukup lama.
Melestarikan sistem-sistem penunjang kehidupan, melestarikan
keanekaragaman hayati, dan menjamin penggunaan sumber daya
alam yang dapat diperbaharui.

4. Berwawasan Seni dan Budaya Lokal; Merepresentasikan elemen


seni dan budaya lokal serta rancangannya mampu memfasilitasi
showcase seni dan budaya lokal.

5. Berteknologi; hasil rancangan dipertimbangkan agar dapat


mengimplementasikan teknologi dari mulai proses pembangunan,
operasional, serta pemeliharaannya
6. Kesinambungan;
 desain arsitektur landmark-culture tourism center diharapkan
mengakomodir kesinambungan dan keserasian dengan lingkungan
sekitar kawasan wiata Labuan Bajo dan perkembangan area
wisata saat ini dan future beberapa tahun ke depan
7. Ekspresi Bangunan
 Ekspresi landmark-culture tourism center dan fasilitas pendukung
yang memperhatikan beberapa pertimbangan sebagai berikut :
o bukan merupakan tiruan dari bangunan yang telah ada
o mepresentasikan sejarah kawasan, saat ini dan masa depan
kawasan
o iconic, inovatif, bekarakter kuat, progresif dan adatatif
terhadap perkembangan kawasan kedepan.
o skalatif (skala kawasan) dimana penikmat bangunan dari
empat sisi site dan di satu sisi jalan lainnya yang tidak
langsung dapat menuju sirkulasi utama.
o memperhatikan nilai – nilai sejarah dan budaya
lokal kawasan
o memperlihatkan keterkaitan antar fungsi dan juga
kawasan sekitar secara arsitektural.
o green building; merupakan upaya untuk mendukung
praktik berkelanjutan yang ramah lingkuangan di
kawasan
o memperhatikan penggunaan material yang
memudahkan dalam pemeliharaan dan ketahanan
terhadap iklim setempat, khususnya kawasan
pariwisata Labuan Bajo serta penggunaan material
―low embodied energy‖ dan ―low embodied carbon‖

o rancangan mempertimbangkan kemudahaan


pelaksanaan melalui metode pelaksanaan konstruksi
terutama bangunan sculpture yang berada di dalam
danau air) yang menggunakan energi yang rendah
dalam proses konstruksinya.
o optimum reliability; dengan memperhatikan durable
design details, praktis dan mudah dalam
pemeliharaan.

8. Harga Konstruksi

Landmark-culture tourism center yang didesain


maksimum dengan harga pelaksanaan di 2021-2022
adalah Rp.30.000.000.000,-
07
1. Data Lahan/Site
a. Lokasi :Landmark-culture tourism center : Berdekatan
Bandara
BATASAN DAN b. Luas Area :
PERMINTAAN
- Landmark-culture tourism center : 150 x 250 = 37.500 m2

: boleh dikembangkan
c. Koefisien Dasar Bangunan : 10
d. Koefisien Lantai Bangunan : 0,5
e. Garis Sempadan Bangunan : 20
f. Lapis Bangunan Maksimum : 3
g. Ketinggian bangunan maksmimum : 50 meter (tower, menara,
dll)

2. Batas-batas Lahan
a. Utara : hutan
b. Timur : hutan
c. Selatan : hutan
d. Barat : hutan
3. Program Ruang :
Program ruang/ fasilitas disesuaikan dengan ide untuk bangunan
landmark-culture tourism center :
Fasilitas Utama :
- Tourism Centre = 200 m2
- Kantor dan Pengelola, gudang penunjang, engineering = 200-250
m2
- Pusat budaya kawasan wisata dan area NTT= 500 m2
- Museum = 1.000 -1200 m2 (pertimbangkan area pameran
tetap dan area pameran tidak tetap, harmonisasi komposisi
(perbandingan presentase) diserahkan ke peserta)
- Viewing Deck (tempat wisatawan bisa melihat Pemandangan
sekitar = 300-400 m2 dapat melihat view 360 derajad
- Taman maksimum yang dapat dikembangan, = maksimum
m2, boleh menggunakan tema dan dapat sebagai area atraktive
(misal : amphitater, pusat kebugaran/olahraga/ kegiatan
remaja/skateboard/ pop up creative), dll
- Area serbaguna yang berfungsi sebagai (sewaktu-waktu) dapat
menjadi : galery, pameran, seminar, pentas budaya, promosi
wisata, dll = 2.000 m2
- Fasilitas Pendukung :
= parkir minimal dan tetap memperhatikan kawasan hijau
(grassblock/ rumput gajah/ rumput jepang dan tanaman
penenduh)
= per 50 m2/ 1 park (mobil)
= per 200 m2/ 1 bus wisata
= sepeda motor
= sepeda
= commercial (resto, cafe) = maksimum 10% x bangunan utama
= cindera mata/ souvenir = maksimum 3-4% x bangunan utama
= representative UKM = maksimum 2-3% x bangunan utama
= Musholla (berikut wudlu) = daya tampung +/- 20 orang/ Musholla,
ada minimal 2 lokasi (publick dan kantor), harmonisasi diserahkan
ke peserta sayembara
= Toilet = sesuai kebutuhan,pria-wanita, disabilitas (tidak
memusat di 1 lokasi), minimal 2 lokasi (public dan kantor),
harmonisasi diserahkan ke pesera
= Laktasi = sesuai kebutuhan
= Pertimbangkan pencapaian disabilitas

08
KRITERIA
PENILAIAN

Perencana Pemahaman dan kelengkapan sesuai KAK dan peraturan


an dan yang berlaku
Perancang
 konsep landmark/iconik-pusat budaya dan turis :
an – 65%
integrasi antara komponen dalam kawasan wisata
berkaitan (sejarah masa lampau, keterkaitan
kawasan/urban/ perencanaan urban, transportasi
dan ruang public, taman dan lainnya sekitar lokasi)

 lokasi pada area yang ditunjukkan dalam gambar


diatas, dan dipertimbangakn apabila dicapai dengan
kendaraan, sepeda motor dan jalan kaki

 Aspek Keamanan, Keselamatan, Kesehatan dan


Kenya-manan dalam bangunan landmark/ sculpture
mengingat keberadaan lokasi.

 andmark sebagai bangunan pust budaya/ turis :


design yang iconik inovatif, memperhatikan masa
lalu, tata letak yang efisien, dan kenyamanan
penikmat/ pengguna

 Aspek keterbangunan dan manfaat terhadap kota/


urban dikaitkan dengan penikmat/ pemakai dan
lingkungan

 Integrasi dengan kawasan sekitar dan ruang luar


serta pengolahan taman dan lahan

Elemen- Orientasi rancangan melalui pendekatan lingkungan


elemen kawasan wisata, sejarah, antisipasi COVID 19 serta
berwawas lingkungan tropis
an hijau –
Kepekaan rancangan landmark terhadap energi, air,
10%
limbah, dan gas rumah kaca (CO2), apabila diperluas
dengan rancangan ME

Rancangan ruang terbuka publik dan ruang hijau.

Ekspresi Menarik bagi penikmat, pengunjung, pemakai terkait


Rancanga landmark yang mewadahi aktifitas pusat budaya-pusat
n – 25% turis sebagai icon penanda kawasan

Memaksimalkan Potensi Lahan dan terkait lalu lintas

Kemampuan didalam menciptakan Identitas : Unik,


Orisinil dan mempertimbangkan lingkungan

Mudah dibangun dan mudah perawatan


09
 Sayembara merupakan Sayembara Desain Terbangun 2 (dua)
tahap.

BENTUK  Terbuka untuk semua anggota IAI yang mempunyai SKA Muda,
SAYEMBARA Madya, Utama IAI dan masyarakat umum/ disiplin ilmu non
arsitektur (harus bekerjasama dengan anggota IAI yang
mempunyai SKA Minimal Muda yang masih berlaku)

Sayembara ini merupakan penilaian 2 (dua) tahap, yaitu :

10 1. Peserta lolos dokumen administrasi : Identitas, NPWP,


Anggota IAI (bagi peserta perorangan dan ketua kelompok
TATA wajib men scan kartu anggota yang masih berlaku, dan SKA
Minimal Muda yang masih berlaku/aktif).
CARA PENJURIAN
2. Bagi calon peserta yang mempunyai SKA Arsitek Minimal Muda
Non IAI dan disiplin non arsitektur, wajib bekerja sama
dengan Anggota IAI ber SKA Minimal Muda aktif.
3. Peserta dinilai oleh Dewan Juri (dari aspek keterbangunan
landmark/ bangunan iconic, peraturan-peraturan
pembangunan landmark di kawasan, keselamatan bangunan
landmark dan aspek lainnya)
4. Peserta dinilai Tahap I oleh Dewan Juri untuk masuk
nominasi 5 (lima) besar
5. Nominator 5 (lima) besar masing-masing kategori diminta
untuk mempersiapkan materi presentasi. Presentasi dilakukan
di Jakarta atau ditentukan kemudian. Bagi peserta yang
berdomisili di luar kota, biaya transportasi dan penginapan
tidak ditanggung oleh panitia pelaksana
6. Penilaian Tahap II, nominator 5 (lima) besar masing-masing
kategori presentasi dengan materi presentasi di hadapan
Dewan Juri, undangan dan publik (terbatas) untuk
menentukan Penghargaan 1, 2 dan 3 tiap kategori (kategori
landmark)
Peserta dapat memasukan karya lebih dari 1 karya kategori dengan

11 ketentuan nomor pendaftaran berbeda untuk masing-masing karya.

Peserta diminta mengunggah karya dengan ketentuan panel


MATERI KARYA presentasi sebagai berikut :

I. Materi Peserta diminta mengunggah karya dengan mekanisme :


a. Ketentuan Panel Karya :

o 6-7 (enam s/d maksimum tujuh) panel karya


dalam ukuran A2 disusun secara potrait.
Peserta harus memperhatikan dan
mempertimbangkan jenis dan ukuran Font agar
dapat terbaca jika panel A2 diperkecil menjadi
ukuran A4. Catatan : usahakan hanya 6 panel
maksimum.
o File panel karya dalam format .jpg/.jpeg;
besaran file maksimum 1 MB per file/panel dan
PDF yang sudah disatukan jadi satu (6 panel
jadi 1)
o Layout mengikuti format penyajian dan tidak
diperkenankan mencantumkan identitas apapun
pada panel, kecuali nomor peserta, judul karya
dan lembar halaman (dapat menggugurkan
kepesertaan)
o Penamaan file per halaman adalah menurut
urutan nomor lembar, dimulai dari gambar
konsep-konsep, siteplan dst.

Contoh :
Konsep Makro : Panel_01.jpeg
Konsep Mikro : Panel_02.jpeg
Gambar Situasi : Panel_03.jpeg
Gambar/ Foto : terbangun nantinya
Dan seterusnya
b. Menyertakan data dengan Hi – Resolution gambar – gambar tersebut kedalam
CD-R (pada saat menjadi nominator) untuk keperluan dokumentasi
Penyelenggara dalam bentuk format .jpeg dan pdf per halaman gambar.

c. Daftar Gambar; daftar gambar–gambar (skala gambar bebas namun terukur,


diwajibkan menggunakan skala batang). Ketentuan mengenai format panel
karya dan urutannya adalah sebagai berikut :
o 2 (Dua) Panel Konsep ukuran A2 terdiri dari konsep-Konsep yang
memuat :

1) Konsep secara makro 1 panel


2) Konsep mikro, metode konstruksi , gambaran anggaran
(wajib : bahan utama konstruksi dan metode konstruksi 1 panel
dan gambaran anggaran kasar terbangun)

d. 4-5 (Empat sampai Lima) panel prarencana ukuran A2 terdiri dari Gambar-
gambar dan atau skematik desain dengan skala sesuai proporsi yang memuat
perencanaan dan perancangan :
1) Gambar Situasi/ rencana tapak gambar yang menunjukan
posisi landmark/ bangunan iconik di dalam tapak (termasuk
posisi dalam air/ danau) terhadap lingkungan/ hubungan 1 panel
denah landmark/ bangunan iconik dan tata ruang
luar/penghijauan di dalam kawasan tapak.
2) Gambar Denah, gambar yang menunjukan susunan tata
ruang dalam bangunan landmark yang berskala dan
2 panel
menerangkan peil lantai, denah ruang luar terkait
landmark.
3) Tampak Bangunan landmark, gambar yang menunjukan
pandangan ke-empat sisi/arah bangunan landmark . Untuk
landmark posisi lalulintas dua arah dan arah yang lain arah
1 panel
kedatangan. Dapat digambarkan secara vista (tampak
vista), berturut-turut arah datang sampai klimaks
menjumpai bangunan landmark.
4) Potongan Bangunan landmark, gambar secara memanjang
1 panel
dan melintang untuk menunjukan secara garis besar
penampang dan sistem struktur bangunan landmark.
5) Perspektif Eksterior, terdiri atas: Perspektif eksterior
bangunan landmark berupa Aerial view / bird eye view;
Perspektif man eye view dari arah kedatangan tapak; 1 panel
Perspektif eksterior lainnya yang dianggap penting,
perspektif interior, view dari deck pandang ke arah luar
maupun suasana dalam deck pandang.
6) Aksonometri Sistem Struktur dan MEP, memperlihatkan
sistem struktur dan skema MEP secara umum. Untuk
material MEP pertimbangkan agar tidak menghalangi
tampak arsitektur)
Catatan : Penyusunan Panel Bebas/ tidak harus seperti diatas, tetap
komunikatif
12
Kepanitian : IAI Nasional, IAI NTT dan BOLBF

PENGARAH
DAN PANITIA
SUSUNAN PANITIA PENGARAH

No. NAMA INSTITUSI

1 Robertus M. Rayawulan, IAI IAI NTT

2 Ery J. Wiemar, IAI IAI Nasional

SUSUNAN PANITIA PELAKSANA

No. NAMA INSTITUSI

1 Rachmad Widodo, IAI IAI Nasional

2 Toton Suhartanto, IAI IAI Nasional

3 Benyamin S. D. Pande IAI NTT

4 Budhi B. Lily IAI NTT

5 Benekditus Boli IAI NTT

6 Megarianthi Parama Dewi IAI Nasional

7 Septiani IAI Nasional

8 Widyandari IAI Nasional

9 Tbc BOLBF

10 Tbc BOLBF

10 Tbc BOLBF

SUSUNAN JURI

No. NAMA INSTITUSI

1 Direktur BOLBF/ Yori Antar, IAI Pemrakarsa

2 Ir. Pilipus Jeraman, MT. IAI NTT

3 ................., IAI IAI

4 ................, IAI IAI

5 ................., IAI IAI


Sayembara ini merupakan sumbangan pemikiran dan sebagai

13
wujud apresiasi kepada peserta oleh karena itu bagi Karya Terbaik
akan diberikan penghargaan berjumlah total Rp. 295.000.000,-
(Dua Ratus Sembilan Puluh Lima Juta Rupiah).
PENGHARGAAN
SAYEMBARA
PENGHARGAAN URAIAN JUMLAH
Penghargaan 1 Tunai + sertifikat Rp. 150.000.000,-

Penghargaan 2 Tunai+ sertifikat Rp. 75.000.000,-

Penghargaan 3 Tunai + sertifikat Rp. 50.000.000,-


2 Penghargaan @ Rp.10.000.000,-
Tunai + sertifikat
Nominasi
14
JADWAL
SAYEMBARA

1
9-10 Nopember 2020
Persiapan Pendaftaran

2
10 Nopember – 14 Desember 2020
Pendaftaran, Download Dokumen dan Pemasukan Karya

3
13 Nopember 2020
Penjelasan Pekerjaan dan Tinjauan Lokasi (Penjelasan Lapangan)

4
13 Desember 2020
Batas Pemasukan Karya (online jam 23.59)

5
15 Desember s/d 16 Desember 2020
Administrasi dan Penjurian Tahap I (Nominator 5 besar), Penjurian
Tahap I : 16 Desember 2020

6
19 Desember 2020
Penjurian Tahap II Penentuan Pemenang

7
20 Desember 2020
Pengumuman Pemenang Sayembara (apabila tidak ada
perubahan jadwal oleh BOLBF)

8
Januari-Pebruari 2021
Malam Pemberian Hadiah
1. Peserta

15 a. Sayembara ini terbuka bagi Anggota IAI yang memiliki


kompetensi dalam bidang arsitektur dan ber-Sertifikat Keahlian
PENGATURAN Arsitektur (SKA) IAI yang masih berlaku;
PESERTA, TATA
b. Peserta dapat terdiri atas perseorangan, kelompok (Tim)
CARA PENDAFTA-
RAN, PENJELASAN maksimum 5 orang termasuk ketua kelompok.
DAN PEMASUKAN c. Bagi peserta perorangan dan ketua kelompok wajib memiliki
keanggotaan IAI, SKA Arsitektur IAI dan NPWP.
d. Bagi peserta yang kelompok, Ketua Kelompok wajib memiliki
SKA IAI yang masih berlaku dan NPWP yang berlaku. Kemudian
peserta disarankan (boleh berkolaborasi) untuk bekerja
sama/berkolaborasi dengan disiplin ilmu lainnya (ahli struktur,
ahli ME, seniman, ahli urban, pariwisata, sejarah, dsb) dalam
mengikuti sayembara ini;
e. Anggota kelompok diperbolehkan datang dari disiplin non
arsitektur (sarjana arsitektur, sarjana seni, seniman, sejarah,
landscape, grafis, urban dan lain sebagainya)
f. Setiap Peserta/Kelompok boleh mengirimkan proposal/karya
lebih dari 1 (satu) alternatif namun dalam pendaftaran yang
berbeda.
g. Bagi para Pemenang, proposal/karya yang diserahkan/diikut
sayembarakan harus asli dan bukan dari hasil plagiasi baik
secara keseluruhan maupun sebagian dari hasil karya orang lain
h. Pemenang Penghargaan 1 wajib melanjutkan pengembangan
desain hasil karya sayembaranya dalam bentuk terukur.
i. Pemenang sayembara akan ditetapkan sebagai arsitek
pemenang sayembara yang mempunyai otoritas desain dalam
pengembangan desain.
j. Pada tahap selanjutnya pemenang sayembara diminta
memberikan penjelasan desain kepada Konsultan DED, kecuali
dinyatakan lain dalam Perikatan/perjanjian yang dibuat antara
Pemenang Penghargaan 1 dan Pemrakarsa.
k. Seluruh peserta yang memasukan proposal/karya berhak
mendapatkan sertifikat sayembara.
l. Keputusan Panitia Penyelenggara adalah mutlak dan tidak dapat
diganggu gugat serta tidak diadakan korespondensi terhadap
penetapan pemenang sayembara.
m. Korespondensi melalui surel oleh peserta hanya diperkenankan
untuk menanyakan kejelasan teknis dan dalam batas waktu
tertentu. Semua surel yang masuk akan di informasikan ulang
melalui website IAI/ email sayembara sehingga seluruh
pendaftar yang tidak mempunyai/ mengirimkan pertanyaan
dapat mempunyai informasi yang sama.

2. Pendaftaran Dan Pengambilan Dokumen Sayembara

a. Peserta tidak dibebankan biaya pendaftaran.


b. Pendaftaran dilakukan melalui email :
sayembaraiailabuanbajo@gmail.com
c. Pengambilan dokumen sayembara dilakukan dengan cara
mengunduh dokumen Sayembara dalam bentuk softcopy,
yang berisi antara lain:
1) Materi Kerangka Acuan Kerja ;
2) Peta Lokasi (diperjelas kemudian)
d. Waktu pengunduhan berkas sayembara dapat dilakukan setiap
saat sampai batas waktu pendaftaran dinyatakan ditutup sesuai
Jadwal Sayembara atau informasi Panitia Pelaksana melalui
website www. iai.org, milis IAI, dan (Sosmed : IG IAI, Twitter
IAI, FB IAI)
3. Pengamatan Lokasi

Tidak ada pengamatan Lokasi, tetapi Peserta dianjurkan untuk


melakukan penggalian informasi lokasi agar dapat lebih
memahami keadaan yang sesungguhnya secara lebih mendalam,

4. Rapat Penjelasan Sayembara

Rapat penjelasan materi sayembara berikut acara tanya jawab


(Aanwijzing) akan diadakan pada 13 Nopember 2020 dengan
informasi waktu dan tempat yang ditentukan kemudian..

Para calon peserta diharapkan dapat hadir/mengirimkan


wakilnya pada acara tersebut atau melalalui zoo/ google meet.

Hasil keputusan tanya jawab (Aanwijzing) akan menjadi Berita


Acara yang dapat dilihat melalui website oleh para peserta
sayembara dan menjadi satu kesatuan dengan dokumen
pelaksanaan Sayembara.

5. Pemasukan Karya Sayembara

Pemasukan Karya sayembara dapat diunggah melalui email :

sayembaraiailabuanbajo@gmail.com (syarat dan ketentuan


berlaku) setelah melakukan login dan paling lambat pada
tanggal 13 Desember 2020 pukul 23.59 wib.
6. Persyaratan Administrasi, Penilaian dan Diskualifikasi meliputi
(peserta sayembara) :

a. Kartu Indentitas seluruh anggota kelompok (KTP/


SIM/Paspor).
b. Scan Kartu Anggota IAI (aktif)/ SKA IAI dan NPWP bagi
perorangan dan ketua kelompok
c. Daftar nama anggota kelompok beserta disiplin keilmuannya.

7. Persyaratan penilaian :
a. Peserta memenuhi kelengkapan administrasi;
b. Peserta memenuhi persyaratan teknis pemasukan materi dan
format penyajiansayembara;
c. Peserta memasukan karya sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.

8. Peserta dinyatakan diskualifikasi, bila:


a. Peserta terbukti berafiliasi dengan Penyelenggara, Dewan Juri,
baik secara pribadi maupun hubungan kerja.
b. Peserta terbukti melakukan komunikasi mengenai substansi
yang mempengaruhi proses penilaian dalam bentuk apapun pada
anggota Dewan Juri selama masa penyelenggaraan sayembara;
c. Peserta membuka identitas dirinya dalam bentuk apapun yang
akan mempengaruhi proses penilaian juri (panel karya, sosmed)
d. Dokumen karya peserta mempunyai tanda/identitas lain diluar
persyaratan;
e. Karya Peserta dinilai oleh Dewan Juri merupakan hasil plagiasi
atau hasil karya milik orang lain
f. Tidak memenuhi persyaratan administrasi (misal : SKA tidak
berlaku)
g. Kelompok lain mendaftar dengan desain yang sama
1. Seluruh materi sayembara menjadi milik panitia penyelenggara

16 dan pemrakarsa dengan hak cipta karya milik peserta, kecuali


dinyatakan lain dalam suatu perjanjian perikatan.

STATUS MATERI DAN 2. Status pemenang selanjutnya akan mengikuti aturan-aturan


PEMENANG yang berlaku secara umum dan secara hukum di lingkungan
SAYEMBARA
Pemerintah RI, sejauh tidak melanggar Kode Etik dan Kaidah
Tata Laku IAI.

3. Pemenang Penghargaan 1 sayembara diwajibkan menyelesaikan


dan menyerahkan dokumen Konsep Rancangan dan
Prarancangan/Skematik Desain berdasarkan masukan catatan
dari Dewan Juri dan Pemberi Tugas adapun dokumen Konsep
Rancangan dan Prarancangan/Skematik Desain antara lain
sebagai berikut:

a. Konsep Rancangan

1) Program Rancangan yang disusun arsitek berdasarkan


pengolahan data primer maupun sekunder serta informasi lain
untuk mencapai batasan tujuan desainserta kendala
persyaratan/ketentuan pembangunan yang berlaku.

2) Konsep Rancangan yang merupakan dasar pemikiran dan


pertimbangan-pertimbangan semua bidang terkait (baik
struktur, mekanikal, elektrikal, dan/atau bidang keahlian lain
bila diperlukan) yang melandasi perwujudan gagasan
rancangan yang menampung semua aspek, kebutuhan, tujuan,
biaya dan kendala desain.

b. Prarancangan / Skematik Desain

1) Prarancangan/Skematik Desain

Pada tahap ini berdasarkan Konsep Rancangan yang paling


sesuai dan dapat memenuhi persyaratan program perancangan
(apabila ada), arsitek menyusun pola dan gubahan bentuk
arsitektur yang diwujudkan dalam gambar-gambar. Sedangkan
nilai fungsional dalam bentuk diagram-diagram. Aspek kualitatif
lainnya serta aspek kuantitatif seperti perkiraan luas lantai,
informasi penggunaan bahan, sistem konstruksi, biaya, dan
waktu pelaksanaan pembangunan disajikan dalam bentuk
laporan tertulis maupun gambar-gambar.

2) Sasaran Dokumen Prarancangan/Skematik Desain adalah untuk:

a) Membantu pengguna jasa dalam memperoleh pengertian


yang tepat atas program dan konsep rancangan yang telah
dirumuskan arsitek.

b) Mendapatkan pola dan gubahan bentuk rancangan yang


tepat, waktu pembangunan yang paling singkat, serta biaya
yang paling ekonomis.

c) Memperoleh kesesuaian pengertian yang lebih tepat atas


konsep rancangan serta pengaruhnya terhadap kelayakan
lingkungan.

d) Menunjukkan keselarasan dan keterpaduan konsep rancangan


terhadap ketentuan Rencana Tata Kota dalam rangka
perizinan.

4. Semua biaya yang terkait dengan penyusunan dokumen Konsep


Rancangan dan Prarancangan/Skematik Desain menjadi
tanggung jawab Pemenang Penghargaan 1, antara lain: biaya
honorarium tenaga ahli struktur, tenaga ahli ME, tenaga ahli QS
maupun tenaga ahli lainnya yang dibutuhkan dalam penyusunan
dokumen tersebut.

5. Dokumen Konsep Rancangan dan Prarancangan/Skematik Desain


selambat-lambatnya diserahkan ke Pemrakarsa melalui IAI pada
Desember 2020 (tanggal ditentukan kemudian), dan akan
menjadi dasar pelaksanaan pekerjaan Konsultan DED (yang
diseleksi dan ditetapkan secara terpisah oleh pemrakarsa).

6. Hadiah pemenang utama akan diserahkan setelah penyerahan


dokumen konsep rancangan dan pra rancangan dan cara/ tata
aturan akan ditentukan oleh IAI..

7. Pemenang Penghargaan 1 wajib melakukan pendampingan


(dalam bentuk penjelasan dalam rapat sebanyak 3 kali dalam
waktu maksimum 6 (enam) bulan), kepada Konsultan Perencana
DED dan diberi kesempatan menjadi bagian dari Tim Tenaga
Ahli pada tim perencana Konsultan DED yang terpilih, kecuali
dinyatakan lain dalam perjanjian perikatan antara Pemenang
Penghargaan 1 dan Pemrakarsa.

8. Pemenang Penghargaan 1 akan (diusulkan dan mendapat


kesempatan) oleh pemrakarsa/ pemilik proyek (akan diatur
dengan perikatan berbeda antara pemenang 1 dengan
pemrakarsa), menjadi tenaga ahli dalam tim perencana
Konsultan DED selanjutnya mendapatkan honorarium dari
Konsultan DED dalam menyelesaikan dokumen Pekerjaan
Pengembangan Rancangan, Pekerjaan Pembuatan Gambar
Kerja, Pekerjaan Pembuatan Dokumen dan Proses Pengadaan
Pelaksanaan Konstruksi dan Pekerjaan Pengawasan Berkala,
yang merupakan bagian dari penugasan Pemrakarsa kepada
Konsultan DED terpilih.
17
1. Pemrakarsa
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores
Alamat : Jln.Frans Sales Lega, Cowang Dereng Batu
PEMRAKARSA DAN Cermin Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur
PENYELENGGARA 87654

2. Penyelenggara

Badan Penghargaan dan Sayembara Karya Ikatan Arsitek


Indonesia
Alamat : Gedung Jakarta Design Center- lantai 7.
Jl.Gatot Subroto, Kav. 53, Jakarta 10260
Telepon : 021- 5304715 / 021 - 5304623
Fax : 021- 5304722

18
Hal-hal lain yang belum jelas dan tercantum dalam KAK dan
lampiran-lampirannya, akan ditetapkan kemudian dalam Berita
Acara Penjelasan.
PENUTUP
Jakarta, Oktober 2020

Badan Penghargaan dan Sayembara Karya


PN 2018-2021

Rachmad Widodo, IAI


Ketua Badan

You might also like