You are on page 1of 66

DIKTAT KULIAH

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS

Dosen :

DINI YULIANTI ,ST., MT

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS BANDUNG RAYA
BANDUNG
MATERI
 PENDAHULUAN
 TUJUAN
 ASPEK-ASPEK KELAYAKAN BISNIS
 ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI
 ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA
 ASPEK MANAJEMEN
 ASPEK FINANSIAL
 ASPEK LINGKUNGAN
 PELAPORAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

REFERENSI

♫ Husein Umar(2003), Studi Kelayakan Bisnis, edisi ke 2, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
♫ W.B. Taylor (1997), Sanins Manajemen 4”, Prentice Hall, Salemba Empat
♫ Barry, Render dan Heizer J, (1997), Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, 4” (Terjemahan)
Printice Hall, Salemba Empat
PENDAHULUAN

Menurut pendapat Raymond E. Glos dalam bukunya Business : Its Nature and
Environment : An Introduction, bahwa pengertian perusahaan dan bisnis adalah :
PERUSAHAAN
Sebuah Organisasi yang memproses perubahan keahlian dan sumber daya ekonomi menjadi
barang/jasa yang diperuntukkan bagi pemuasan kebutuhan para pembeli,serta diharapkan
akan memberikan laba kepada pemiliknya. Jadi, fokus perusahaan lebih kepada organisasi.
BISNIS
Adalah sebagai seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung
di dalam bidang perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan industri dimana perusahaan
berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka.
Pengertian bisnis lebih luas dari perusahaan karena perusahaan merupakan bagian dari bisnis.

P4
Gambar 1. KONSEP KOMPONEN BISNIS

Penjelasan Gambar. 1 :
Konsep Pasar (P1)
1. Produsen harus mengetahui dengan baik bagaimana menentukan pasar produsen yang
diinginkan.
2. Apakah dalam bentuk monopoli, oligopoli, pasar persaingan sempurna, dll
3. Produsen hendaknya mengetahui pasar konsumen yang ingin dimasuki, misalnya
pasar pemerintah, reseller, atau pasar konsumen.
4. Perusahaan hendaknya menentukan kebijakan segmentasi pasar, target pasar, serta
positioning produk di pasarnya.

Konsep Perusahaan (P2)


1. Konsep perusahaan disebut sebagai internal perusahaan
2. Elemen-elemen dari internal perusahaan dibagi atas fungsional perusahaan dan
tingkatan manajemennya.
3. Dari sisi fungsional, lingkungan perusahaan terbagi atas : fungsional pemasaran,
SDM, keuangan, produksi/operasi, dan manajemen.
4. Dari sisi tingkatan manajemen, lingkungan perusahaan dibagi atas manajemen tingkat
atas, manajemen tingkat menengah, dan manajemen tingkat bawah.

Konsep Persaingan dan Eksternal lain (P3)


1. Lingkungan Eksternal Adalah kondisi-kondisi yang berada di luar perusahaan dan
tidak dapat dikendalikan perusahaan. Yang meliputi, kondisi politik, ekonomi, sosial,
teknologi, legal, dan lingkungan hidup.
2. Lingkungan Eksternal lain adalah Lingkungan industri, yaitu suatu lingkungan
dimana produk-produk perusahaan berada dan terlibat dalam persaingan

Konsep Perubahan (P4)


1. Perubahan pada lingkungan bisnis, seperti situasi politik,ekonomi,dst
2. Perubahan pada situasi pasar, perilaku konsumen,sikap konsumen, dan daur hidup
produk.
3. Perubahan pada internal perusahaan, seperti kondisi SDM, motivasi, dan kepuasan
SDM, sikap dan perilaku SDM dalam perusahaan.
4. Perubahan-perubahan yang terjadi sebaiknya diantisipasi dengan menutup kelemahan-
kelemahan dan ancaman-ancaman dengan kekuatan-kekuatan dan peluang-peluang
yang dimiliki perusahaan.

STUDI KELAYAKAN BISNIS vs STUDI KELAYAKAN PROYEK

STUDI KELAYAKAN PROYEK


Merupakan penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek dibangun untuk jangka
waktu tertentu
Sedangkan
STUDI KELAYAKAN BISNIS
 Merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau
tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka
pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya
rencana peluncuran produk baru.
 kelayakan bisnis atau yang biasa disingkat dengan SKB adalah kegiatan terencana yang
dilakukan untuk mempelajari secara lebih mendalam mengenai suatu usaha ataupun
bisnis yang akan dijalankan, usaha tersebut pada akhirnya akan memberikan kesimpulan
mengenai layak atau tidaknya sebuah usaha bisnis tersebut dijalankan. Mengapa studi
kelayakan tersebut diperlukan? Hal terpenting adalah untuk kebaikan kelangsungan
kehidupan perusahaan di masa yang akan datang, dan agar tidak ada pihak-pihak yang
merasa dirugikan dari terlaksananya sebuah usaha bisnis.

PENTINGNYA RENCANA USAHA (STUDI KELAYAKAN BISNIS)


Hasil studi kelayakan bisnis pada prinsip nya bisa digunakan antara lain :
1. Merintis usaha baru:
Membuka toko, membangun pabrik, mendirikan perusahaan jasa, membuka usaha
dagang, Pabrikan dll.
2. Pengembangan usaha
Menambah kapasitas pabrik, untuk memperluas skala & cakupan usaha dsb.
3. Pemilihan jenis usaha atau investasi
Proyek yang paling menguntungkan, misalnya pilihan usaha dagang, pilihan usaha jasa,
pabrikasi atau rakitan, pilihan proyek A atau proyek B.

Adapun pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan usaha di
antaranya :
1. Bagi pihak investor, studi kelayakan usaha/bisnis ditujukan untuk melakukan penilaian dari
kelayakan usaha untuk menjadi masukan yang berguna karena sudah mengkaji berbagai
aspek seperti aspek pasar, aspek tenis dan operasi, aspek organisasi dan manajemen, aspek
lingkungan dan aspek finansial sehingga dapat dijadikan dasar bagi investor untuk membuat
keputusan investasi yang lebih obyektif.
2.      Bagi analisis studi kelayakan (Kreditur),  adalah suatu alat yang berguna, yang dapat
dipakai sebagai penunjang kelancaran tugas-tugasnya dalam melakukan penilaian suatu usaha
baru, pengembangan usaha baru, atau menilai kembali usaha yang sudah ada.
3.      Bagi masyarakat, merupakan suatu peluang untuk meningkatkan kesejahteraan dan
perekonomian rakyat baik yang terlibat langsung maupun yang muncul karena adanya nilai
tambah sebagai sebab akibat adanya usaha atau proyek tersebut.
4.      Bagi pemerintah, dari sudut pandang mikro, hasil dari studi kelayakan bagi pemerintah
terutaman untuk tujuan pengembangan sumber daya manusia, berupa penyerapan tenaga
kerja.  Selain itu adanya usaha baru atau berkembangnya usaha lama sebagai hasil dari studi
kelayakan usaha yang dilakukan individu atau badan usaha tertentu akan menambah
pemasukan pemerintah, baik dari pajak penambahan nilai maupun pajak penghasilan dan
retribusi berupa biaya perizinan, biaya pendaftaran, biaya administrasi  dan lainnya yang
layak diterima sesuai dengan ketentuan yang berlaku.  Secara makro pemerintah dapat
berharap dari keberhasilan studi kelayakan usaha ini adalah untuk mempercepat pertumbuhan
ekonomi daerah ataupun nasional sehingga tercapai pertumbuhan dan kenaikan income per
kapita.

Tujuan studi kelayakan bisnis


Secara lebih lengkap, berikut ini merupakan beberapa tujuan yang ingin dicapai dari
pelaksanaan sebuah Studi Kelayakan Bisnis (SKB):

1. Menghindari kerugian
Analisa yang dilakukan melalui studi kelayakan bisnis tersebut tak lain untuk
memperkirakan bagaimana kemungkinan untung ruginya sebuah perusahaan di masa yang
akan datang. Jika di dalam analisa terdapat kerugian perusahaan yang kemungkinannya
akan lebih besar, maka ada baiknya Anda berpikir ulang jenis usaha yang akan Anda pilih.

2. Memudahkan pelaksanaan kerja


Adanya analisa akan membantu Anda dalam merealisasikan program-program perusahaan.
Anda bisa memilih kebijakan mana yang dirasa menguntungkan ataupun merugikan.

3. Memudahkan perencanaan perusahaan


Analisa yang baik akan membantu Anda dalam merencanakan segala hal yang
menyangkut dengan kegiatan perusahaan. Langkah dan program apa yang akan disusun
akan menjadi lebih mudah dengan adanya studi kelayakan bisnis tersebut.

4. Memudahkan dalam hal pengawasan


Kegiatan sebuah bisnis besar memerlukan proses pengawasan dari pihak yang berwenang
seperti pemerintah misalnya. Adanya laporan analisa mengenai studi kelayakan sebuah
bisnis akan menjadi panduan bagi pihak-pihak berwenang dalam hal melakukan
pengawasan.

5. Memudahkan proses pengendalian


Pengawasan dan pengendalian dalam operasi sebuah perusahaan besar perlu dilakukan
secara berkesinambungan. Proses yang salah dari keduanya akan memberikan dampak
buruk baik untuk kesehatan lingkungan maupun masalah sosial lainnya. Adanya studi
kelayakan bisnis akan lebih memudahkan bagi pihak yang berwenang atau perusahaan
terkait untuk melakukan pengawasan serta pengendalian.

TAHAPAN STUDI KELAYAKAN BISNIS


Berdasarkan tahapannya, Rencana/studi kelayakan usaha dapat dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut :
- Penemuan Ide
- Tahap Penelitian
- Tahap Evaluasi
- Tahap Pengurutan Usulan yang Layak
- Tahap Rencana Pelaksanaan
- Tahap Pelaksanaan

Tabel.1 ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS

No Komponen Aspek Yang Diteliti

1 Pasar : Pasar Konsumen dan Produsen

2 Internal Perusahaan : • Pemasaran

• Teknik dan Teknologi


• Manajemen

• Sumber Daya Manusia

• Keuangan

3 Lingkungan : • Politik, Ekonomi dan Sosial

• Lingkungan Industri

• Yuridis (Legal)

• Lingkungan Hidup
 PASAR

Dalam kehidupan sehari-hari pasar sering diartikan tempat bertemunya antara penjual
dan pembeli, atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk
membentuk suatu harga.
“Pengertian pasar menurut M. Fuad dkk (Pengantar Bisnis, 2000) adalah tempat
pertemuan antara penjual dan pembeli, atau lebih jelasnya, daerah, tempat, wilayah, area yang
mengandung kekuatan permintaan dan penawaran yang saling bertemu dan membentuk
harga.”
Sedangkan menurut Stanton/seorang ahli pemasaran (Pengantar Bisnis, 2000) “Pasar
adalah kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja,
dan kemauan untuk membelanjakannya.

Konsep tentang jual-beli (pertukaran) mengacu pada pemahaman konsep sebuah


pasar.
“Sebuah pasar terdiri dari pelanggan potensial dengan kebutuhan atau keinginan
tertentu yang mungkin mau dan mampu untuk ambil bagian dalam jual-beli guna memuaskan
kebutuhan atau keinginan” (Philip Kotler, 1988, dalam bukunya Manajemen Pemasaran,
analisis perencanaan dan pengendalian.)

Sistem Pemasaran yang Sederhana

BENTUK PASAR
1. Bentuk – bentuk pasar produsen :
 Pasar persaingan Sempurna
Pasar yang jumlah produsennya tidak terbatas dan konsumen dapat membeli atau
menjual berapa saja pada harga pasar
 Pasar Monopoli
Sebuah bentuk pasar yang dikuasai oleh seorang penjual saja.
 Pasar Oligopoli
Perluasan dari pasar monopoli. Terdiri dari beberapa penjual
 Pasar Persaingan Monipolistik
Bentuk campuran antara persaingan sempurna dengan monopoli.
2. Bentuk-bentuk pasar dari sisi konsumen :
 Pasar Konsumen
Pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh perorangan atau keluarga
dalam rangka penggunaan pribadi (tidak untuk dibisniskan).
 Pasar Industri
Pasar untuk barang dan jasa yang dibeli/disewa oleh perorangan atau organisasi yang
digunakan pada produksi barang atau jasa lain, baik untuk dijual maupun untuk
disewakan.
 Pasar Penjual Kembali (Reseller)
Suatu pasar terdiri dari perorangan/organisasi yang terdiri dari dealer, distributor,
grossier, agent, dan retailer. Semua reseller ini melakukan penjualan kembali untuk
mendapatkan keuntungan
 Pasar Pemerintah
Merupakan pasar yang terdiri dari unit-unit pemerintah yang membeli atau menyewa
barang atau jasa untuk menjalankan tugas-tugas pemerintah, misalnya di sektor
pendidikan, perhubungan, kesehatan, dll.

Pertanyaan Mendasar dalam Aspek Pasar dan Pemasaran


Aspek pasar merupakan salah satu aspek yang berkenaan mengenai kondisi pasar dari
bidang usaha yang di jalankan, dan merupakan urutan pertama bila akan menyusun suatu
laporan Studi Kelayakan Bisnis. Oleh karena itu terdapat beberapa pertanyaan yang mendasar
mengenai aspek pasar pada bisnis atau usaha yang akan di jalankan.

Pertanyaan yang mendasar :


1.    Berapa market potensial yang tersedia.
Untuk mengetahui berapa market potensial yang tersedia maka dapat menggunakan
informasi yang telah lalu, dengan kata lain sang pemilik usaha sebelum membuka usahanya
harus terlebih dahulu melakukan perbandingan dengan mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber yang berkaitan dengan usaha yang akan di lakoninya.
Sebagai contoh : Apabila akan membuka usaha rumah makan bakmi jawa, tentunya
pasar potensial yang tersedia sangat banyak sekali dari orang yang berusia lanjut sampai
dengan orang yang berusia muda.
2.    Berapa market share yang tersedia dari seluruh pasar potensial.
Untuk mengetahui ini maka dapat melakukan pengamatan siapa saja yang bisa atau
mungkin dapat membeli produk yang dihasilkan, dengan mengetahui perbandingan yang ada
di dalam market potensial.
Sebagai contoh : Apabila akan membuka usaha berupa warung Bakmi Jawa, usahakan
mempunyai tempat usaha yang terletak di tengah perkampungan dan di pinggir jalan serta
memiliki cita rasa tersendiri, dengan alasan tidak semua orang yang lewat atau lingkungan
sekitar akan selalu membeli bakmi jawa yang sudah di hasilkan dan merasa cocok dengan
cita rasa tersebut.

3.    Strategi pemasaran yang akan di gunakan.


Untuk melakukan strategi pemasaran dapat menggunakan strategi Marketing Mix yang
di titik beratkan kepada Product Life Cycle atau keberlangsungan hidup produk yang di
hasilkan, ini ditujukan karena bila sebuah usaha sudah menjadi dominan maka tidak berarti
tidak ada pesaing, justru sebaliknya, pasti akan ada pesaing, dan kalau pesaing ini di biarkan
maka jika terdapat kesalahan dalam pemasokan dari perusahaan yang dominan sempat
mengalami keterlambatan atau hambatan, pangsa pasar yang kecil itu akan di manfaatkan
oleh pesaing sebagai senjata untuk merebut market potensial dari usaha yang sudah dominan
tersebut.
Sebagai contoh : Apabila warung Bakmi jawa tadi sudah cukup terkenal dan memiliki
pelanggan potensial yang sudah memenuhi target penjualan per hari, akan tetapi tempat yang
dijadikan makan tidak di renovasi, sehingga saat para pelanggan tersebut menikmati
makannanya sering berdesakan dan kepanasan, apabila ada pesaing yang membuka jenis
usaha yang sama dan cita rasa yang mendekati dengan warung bakmi tersebut serta memiliki
tempat yang lebih luas dan nyaman untuk menikmati makanan yang dihidangkan, maka tidak
menutup kemungkinan apabila lama kelamaan usaha bakmi jawa yang dominan tadi akan
ditinggalkan oleh para pelanggan potensialnya
Data-data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan itu adalah :
 Kecenderungan konsumsi/permintaan masa lalu dan sekarang serta variabel yang
mempengaruhinya.
 Penawaran produk sejenis dimasa lalu dan sekarang serta kecenderungannya di masa
yang akan datang termasuk kemungkinan perluasan produksi dari perusahaan pesaing.
 Impor dan ekspor oleh negara bersangkutan.
 Struktur persaingan (struktur biaya dalam produksi dan pemasaran).
 Tingkah laku, motivasi, kebiasaan dan preferensi konsumen.

PENGERTIAN PERMINTAAN
Permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang
mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga. Permintaan yang
didukung oleh kekuatan tenaga beli disebut permintaan efektif. Permintaan yang didasarkan
pada kebutuhan saja disebut permintaan potensial
Hukum permintaan mengatakan bahwa bila harga suatu barang meningkat, maka
kuantitas barang yang diminta akan berkurang, tetapi bila harga barang yang menurun maka
kuantitas barang yang diminta menaik (asumsi ceteris paribus)

KONSEP PERMINTAAN PASAR


Konsep Permintaan pasar terbagi atas :
1. Permintaan Konsumen
2. Permintaan Pasar

PERMINTAAN PASAR
Fungsi permintaan: Qx = f (Px, Pa-z,Y, S)
Px = Harga Barang
Pa-z = Harga barang-barang lain dari A – Z
Y = Tingkat Pendapatan
S = Selera konsumen Konsumen
MENGUKUR DAN MERAMAL PERMINTAAN
Peramalan permintaan merupakan usaha untuk mengetahui jumlah produk atau
sekelompok produk di masa yang akan datang dalam kondisi tertentu. Apabila perusahaan
menemukan suatu pasar yang menarik, maka perlu pengestimasi besarnya pasar pada masa
sekarang dan masa yang akan datang dengan cepat.
1.      Mengukur Permintaan Pasar Saat Ini
a) Mengestimasi total permintaan pasar
Total permintaan suatu produk adalah total volume yang dibeli oleh sekelompok
konsumen tertentu dalam suatu wilayah geografis tertentu selama jangka waktu
tertentu dalam suatu lingklungan pasar tertentu. Salah satu persamaan untuk
mengestimasi total permintaan pasar adalah dengan menggunakan persamaan :
Q = n. p. q
Dimana :
Q = Total permintaan pasar
n = Jumlah pembeli di pasar
p = Harga rata-rata satuan
q = Jumlah yang dibeli oleh rata-rata pembeli per tahun

b) Mengestimasi wilayah permintaan pasar


Dalam wilayah yang terbaik serta mengalokasikan anggaran permasaran yang optimal
dapat dilakukan dengan dua metode:
         Market Build Up
Digunakan terutama oleh perusahaan barang industri untuk mengidentifikasi
semua pembeli potensial dalam setiap pasar dan mengestimasi pembelian
potensialnya.
         Market Indek
Digunakan terutama oleh perusahaan barang konsumsi dengan mengidentifikasi
faktor-faktor pasar yang ada korelasinya dengan potensi dan menggabungkannya
dalam indek tertimbang.

c) Mengestimasi penjualan aktual dan pangsa pasar


Dilakukan dengan mengidentifikasi para pesaing dan mengestimasi penjualan mereka.
2. Meramal Permintaan Mendatang
 Survei niat pembeli
Menanyakan kepada pembeli secara langsung untuk mendapatkan jawaban yang
objektif
 Pendapat para tenaga penjual
Perusahaan meminta tenaga penjualnya mengestimasi penjualan produk untuk
daerah masing-masing, kemudian estimasi individu dijumlahkan untuk ramalan
penjualan keseluruhan.
 Pendapat para ahli
Pendapat yang dihasilkan berdasar data dan analisis yang lengkap dan ilmiah baik
dari para akademisi maupun para praktisi.
 Analisis regresi
Seperangkat prosedur statistik untuk menemukan faktor-faktor nyata yang paling
penting mempengaruhi penjual. Kita lakukan jika terdapat 2 variabel penelitian
yang sudah diketahui mana variabel bebas dan mana variabel terikat.
Contoh :
Jika terdapat data dari dua variabel penelitian yang sudah diketahui mana variabel
bebas X dan variabel terikat Y. Dengan rumus :
Y = a + bx
Dimana:Y = variabel tidak bebas
   x = variabel bebas
   a = nilai tercepat (konstan)
   b = koefisien arah regresi
                                    harga a dihitung dengan rumus :
  a = ΣY (ΣX2) – ΣX ΣXY
                                                 n ΣX2 – (ΣX)2
                                    harga b dihitung dengan rumus :
             b = n ΣXY – ΣX ΣY
                                              n ΣX2 – (ΣX)2
contoh : Nilai penjualan (Y) dan biaya (X) produk sepatu, PT Amanda Alam tahun
2000 (dalam milyar rupiah)
Y X Y X
34 32 32 30
38 36 34 30
34 31 36 30
40 38 37 33
30 29 36 32
40 35 37 34
40 33 39 36
34 30 40 36
35 32 33 32
39 36 34 32
33 31 36 34
32 31 37 32
42 36 38 34
40 37 42 35
42 38 41 37

Besaran yang diperlukan setelah dihitung didapat :


ΣY = 1.105                  ΣXY = 37.094             ΣX2 = 33.599
ΣX = 1.001                  ΣY2 = 41. 029             n = 30
Menentukan persamaan regresi linearnya dengan memasukkan nilai-nilai diatas
kedalam persamaan, didapat nilai a dan b sebagai berikut :
a = 1.105 x 33.599 – 1.001 x 37.094
                        30 x 33.599 – (1.001)2
= 37.126.895 – 37.131.094
                     1.007.970 – 1.002.001
               = -0,7
b = 30 x 37.094 – 1.001 x 1105
                      30 x 33.599 – (1.001)2
= 1.112.820 – 1.106.105
                  1.007.970 – 1.002.001
               = 1,12
Jadi persamaan regresi linearnya adalah :
            Y = -0,7 + 1,12X
Kita dapat memanfaatkan persamaan regresi diatas misalnya dengan
memprediksi nilai penjualan sepatu jika biaya diberi suatu harga tertentu. Jika
biaya sebesar 100 milyar, maka diperkirakan pendapatan penjualan menjadi :
            Y = -0,7 - 1,12X
               = -0,7 – 1,12 (100)
               = 111,3 milyar
            Jika biaya operasional dalam hal ini X = 0 tidak dikeluarkan, akan
menimbulkan pendapatan negatif sebesar 0,7 milyar. Dalam prakteknya bisa saja
terjadi, misalnya perusahaan sama sekali tidak melakukan usaha apapun yang tentu
tidak mengeluarkan biaya operasional akan tetapi akan ada biaya tetap yang harus
dikeluarkan, seperti pembayaran gaji, depresiasi, utang, dsb, yang didalm contoh
kasus besarnya adalah 0,7 milyar.

PENAWARAN
Berbagai kuantitas barang yang ditawarkan di pasar pada berbagai tingkat harga. Bila
harga suatu barang meningkat, maka produsen akan berusaha meningkatkan jumlah barang
yang dijualnya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran, sbb :
1. Harga Barang itu sendiri
2. Harga barang-barang lain
3. Biaya Faktor produksi
4. Tujuan Perusahaan
5. Tingkat Teknologi

Apabila jumlah konsumsi riil terhadap suatu produk telah diketahui, pengisian
permintaan dan penawaran dapat terjadi, baik dari dalam maupun luar daerah tersebut.
Dengan mengetahui jumlah konsumsi riil dan jumlah penawaran dari suatu produk,
perbedaan antara konsumsi riil dengan penawaran adalah peluang yang dapat dimanfaatkan
dalam pembukaan usaha baru. Apabila konsumsi riil lebih kecil dari jumlah produk yang
ditawarkan, berarti usaha tersebut tidak mempunyai peluang untuk didirikan.
Berbagai peluang dalam menawarkan produk yang dihasilkan sangat berhubugan dengan
Market space dan Market share. Market space adalah peluang pasar (market potensial) yang
dapat dimanfaatkan
oleh berbagai perusahaan dan market scpae terjadi apabila permintaan lebih besar
daripada penawaran. Selisih yang terjadi merupakan ruang gerak bagi perusahaan untuk dapat
memasuki pasar. Sedangkan market share merupakan bagian yang dapat diambil oleh
gagasan usaha/proyek yang direncanakan. Dengan demikian, apabila market space tidak
tersedia, tidak mungkin terdapat market share. Kesempatan untuk mendapatkan market share
sangat bergantung pada masing-masing perusahaan dalam melakukan kompetisi/persaingan
diantara perusahaan dalam harga, kualitas, kuantitas, teknis produksi, penggunaan teknologi,
dan lain sebagainya.
Market share mampu menjelaskan tentang :
1. Kemampuan perusahaan menguasai pasar, dapat dipandang sebagai salah satu indikator
keberhasilan. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah mempertahankan atau
meningkatkan tingkat market share. Sehingga pencapaian tujuan berarti juga dianggap
sebagai keberhasilan perusahaan.
2. Kedudukan (posisi) perusahaan di pasar persaingan. Berdasarkan tingkat market share,
kedudukan masing-masing perusahaan dapat dilakukan urutan atau rangkingnya dalam
pasar persaingan.

Sebagai contoh, jumlah kebutuhan minyak pelumas dengan jumlah kendaraan yang ada
dalam sebuah kota. Apabila jumlah kendaraan sebanyak 25.000 buah dan membutuhkan
minyak pelumas sebanyak 3.000.000 liter per tahun. Penawaran yang ada baru mampu
memenuhi permintaan sebanyak 2.500.000 liter, berarti 500.000 liter merupakan peluang
pasar (market space) bagi perusahaan lain untuk masuk pasar. Apabila ada 2 perusahaan yang
ingin memanfaatkan peluang tersebut maka market share adalah sebesar 250.000 liter per
tahun.
ASPEK PEMASARAN
 Segmenting, Targeting, Positioning
 Sikap, perilaku, dan kepuasan konsumen
 Strategi, kebijakan, dan program pemasaran
 Bauran Pemasaran (4 P : Product, Price, Place, Promotion)
Aspek Pemasaran bertujuan untuk mengidentifikasi produk yang dibutuhkan
konsumen dan mengukur besarnya kebutuhan tersebut. Identifikasi produk perlu
dilakukan dalam rangka untuk mengetahui produk apa yang dibutuhkan konsumen.
Maka produk dibuat sesuai dengan keinginan konsumen dan memiliki daya jual yang
tinggi.
MANAJEMEN PEMASARAN
Pemasaran menurut stanton (1995) adalah keseluruhan sistem yang
berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan,
menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang
atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang
potensial.
STRATEGI PEMASARAN
Strategi pemasaran menurut Kotler (Manajemen Pemasaran, 1988) adalah
pendekatan pokok yang akan digunakan oleh unit bisnis dalam mencapai sasaran
yang telah ditetapkan lebih dulu, didalamnya tercantum keputusan-keputusan pokok
mengenai target pasar , penempatan produk di pasar, bauran pemasaran dan tingkat
biaya pemasaran yang diperlukan.
VARIABEL STRATEGI
Ada 4 variabel utama yang dapat dikontrol oleh pengusaha didalam kegiatan
strateginya yaitu :
a. Market Segmentation (segmentasi pasar)
Pasar terdiri dari banyak sekali pembeli yang berbeda dalam beberapa hal,
misalnya keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian dan praktek-
praktek pembeliannya. Dari perbedaan-perbedaan ini dapat dilakukan
segmentasi pasar.
Faktor-faktor yang termasuk dalam segmentasi pasar, yaitu :
 Faktor Geografis : pasar dibagi menjadi beberapa lokasi (negara, propinsi,
kota, atau daerah yang lebih kecil)
 Faktor Demografis : pasar dibagi atas pertimbangan variabel tingkat
pendapatan, jumlah anggota keluarga, pendidikan, pekerjaan, agama,
kebangsaan, dan lain sebagainya.
 Faktor Psikografis : pasar dibagi atas pertimbangan faktor-faktor yang
terdapat pada diri konsumen (gaya hidup, kepribadian, motif membeli, dan
sebagainya).
 Faktor perilaku : dengan pertimbangan pada kesempatan penggunaan,
manfaat yang dicari konsumen, tingkat pemakaian, kesetiaan konsumen
terhadap produk, juga sikap konsumen terhadap produk.

b. Marketing Mix (bauran pemasaran)


Merupakan strategi mencampur kegiatan-kegiatan marketing, agar dicari
kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil paling memuaskan. Ada 4
komponen yang tercakup dalam kegiatan marketing mix ini yang terkenal
dengan sebutan 4P, yaitu :
 Product (produk)
Merupakan titik sentral dari kegiatan marketing, produk ini dapat berupa
barang dapat pula berupa jasa.
 Price (harga)
Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat
memiliki atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli
dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu
harga yang sama terhadap semua pembeli.
 Place (distribusi)
Sebelum produsen memasarkan produknya, maka sudah ada perencanaan
tentang pola distribusi yang akan dilakukan. Disini penting perantara dan
pemilihan saluran distribusinya. Perantara ini adalah sangat penting karena
dalam segala hal mereka berhubungan dengan konsumen.
 Promotion (promosi)
Promosi pada zaman pemasaran modern ini tidak dapat diabaikan. Penjualan
akan meningkat dengan mempergunakan promosi. Promosi penjualan artinya
usaha yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Cara-cara promosi yang dilakukan antara lain :
 Advertising (periklanan)
 Sales promotion (promosi penjualan)
 Public relation (hubungan masyarakat)
 Personal selling (penjualan perorangan)

c. Marketing Budget
Strategi penetapan jumlah dana untuk kegiatan marketing sangat
mempengaruhi keberhasilan pemasaran. Pada umumnya apabila dana
bertambah untuk kegiatan marketing maka penjualan meningkat, namun tidak
selalu demikian.
Berapa besar jumlah anggaran belanja marketing ini, sangat tergantung
pada barang yang akan dipasarkan, dan sesuai pula dengan pengalaman
perusahaan.

d. Timing
Disini para pengusaha harus menjaga waktu, kapan harus mulai
melancarkan pemasaran akan produknya

ANALISIS PERSAINGAN
Langkah-langkah dalam menganalisis pesaing menurut Kotler adalah sebagai
berikut :
1. Mengidentifikasi pesaing
 Perusahaan yang menawarkan produk dan harga yang sama di pasar
 Perusahaan yang membuat produk atau kelas produk yang sama
 Perusahaan lain yang membuat produk dan memasok yang sama
 Perusahaan yang bersaing merebut uang dari konsumen yang sama.
2. Menentukan Sasaran Pesaing
 Semua pesaing pada dasarnya berusaha memaksimalkan laba dan pesaing
bertujuan untuk memuaskan pelanggan dalam hal komponen pangsa pasar,
arus kas, pemakaian teknologi dan pelayanan.
 Jadi dengan mengetahui sasaran pesaing dapat menunjukkan kepuasan
pesaing pada situasi sekarang dan mengetahui kemungkinan-kemungkinan
reaksi tindakan kompetitif
3. Mengidentifikasi Strategi Pesaing
Mengidentifikasi kelompok-kelompok strategik pesaing, seperti mutu, ciri,
kebijakan harga, promosi, distribusi masing-masing pesaing, dll.
4. Menilai Kekuatan dan Kelemahan Pesaing
Perusahaan sebaiknya melakukan riset pemasaran terhadap pelanggan, pemasok
maupun dealer, selanjutnya data dianalisis untuk menghasilkan informasi yang
dibutuhkan untuk menilai pesaing.
5. Mengestimasi Pola Reaksi Pesaing
Perusahaan perlu mengetahui pola reaksi pesaing yang berbeda untuk
mengantisipasi tindakan pesaing atau reaksi terhadap pesaing lainnya.
6. Memilih Pesaing
Setelah perusahaan dapat menentukan pesaing utamanya melalui bauran
pemasaran, saluran distribusi, dan sasaran pelanggan, maka harus diputuskan
pesaing mana yang harus diserang.
Tujuan
 Untuk meyakini apakah secara teknis dan pilihan teknologi, rencana usaha layak
untuk dijalnkan atau usaha yang sedang dijalankan masih layak untuk
diteruskan.
 Untuk digunakan sebagai dasar dalam melakukan Estimasi Cost.
 Untuk melihat berbagai akibat dari pilihan jenis teknologi yang mungkin akan
digunakan terhadap : Tenaga Kerja, Keseimbangan Lingkungan, Infra Struktur,
Demand, Capital Vice, Hubungan antar Industri, dll.
 Ruang Lingkup
1. Penentuan Strategi Produksi dan Perencanaan Produk
 Agar barang/jasa yang akan diproduksi dapat memenuhi kebutuhan
konsumen, didahului dengan penelitian pasar dan pemasaran.
 Terdapat tahapan-tahapan untuk menetapkan produk, yaitu :
a. Penentuan Ide Produk dan Seleksi
Ide produk akan terbentuk atas dasar perkembangan teknologi dan
kebijakan-kebijakan internal perusahaan.
b. Pembuatan Desain Produk Awal
Dalam membuat produk awal mempertimbangkan hal-hal seperti :
manfaat produk yang akan dibuat, fungsi yang hendaknya dimiliki
barang agar menunjang manfaat-manfaatnya, desain, seni, dan
estetika barang yang akan diproduksi.
c. Pembuatan Prototip dan Pengujian
Prototip adalah produk yang dibuat sebagai produk percobaan
sebelum produk dibuat secara besar-besaran. Kemudian produk
prototip diuji berulang-ulang sampai sesuai dengan harapan, sehingga
akhirnya dapat diimplementasikan
d. Implementasi
Tahap ini mencoba untuk menilai produk yang sudah mulai
diproduksi dan ditawarkan di pasar memiliki masa depan yang baik.
Salah satu melakukan penilaian dengan menggunakan preference
matrix. Caranya produk dinilai melalui beberapa kriteria yang
dianggap penting, lalu kriteria tersebut diberi bobot kepentingan.
Selanjutnya nilailah kondisi produk berdasarkan kriteria-kriteria
tersebut. Contoh : Memberikan bobot dengan skala minimal ordinal.
Carilah rata-rata skornya, bandingkan rata-rata skor itu dengan
standar minimal yang telah ditentukan oleh perusahaan. Jika nilai
diatas standar, maka dianggap bahwa produk berada pada kondisi
sukses pada saat itu.

2. Proses Pemilihan Teknologi untuk produksi


Berkaitan dengan pemilihan teknologi, biasanya suatu produk tertentu
dapat diproses dengan lebih dari satu cara, sehingga teknologi yang dipilih
perlu ditentukan secara jelas.
Kriterianya adalah kesesuian dengan bahan mentah yang dipakai,
keberhasilan pemakaian teknologi di tempat lain, kemampuan tenaga kerja
dalam pengoperasian teknologi, dan kemampuan antisipasi terhadap
teknologi lanjutan.

3. Penentuan Kapasitas Produksi yang Optimal


Kapasitas didefinisikan sebagai suatu kemampuan pembatas dari unit
produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu. Kapasitas dapat dilihat
dari input atau output.
Kapasitas dari input,misalnya kapasitas suatu perguruan tinggi dapat
dilihat dari kemampuannya untuk menampung mahasiswa, kapasitas mesin
didasarkan pada jam kerja operasi per harinya.
Kapasitas dari output, misalnya pabrik tahu diukur dari kemampuannya
menghasilkan tahu, atau kapasitas buruh pabrik rokok diukur dengan
kemampuannya menghasilkan batang-batang rokok.
Rata-rata penggunaan kapasitas dapat diukur dengan presentase
pemakaian kapasitas untuk berproduksi dibagi dengan kapasitas yang
tersedia.

4. Letak Pabrik dan Layout nya.


Letak Pabrik sebagai tempat proses produksi perlu dianalisis secara
seksama karena sangat berpengaruh terhadap banyak aspek, seperti biaya.
Murah mahalnya harga produk tergantung pada letak pabrik karena jarak
berpengaruh terhadap harga di pasar.

5. Rencana Pengendalian persediaan Bahan Baku dan Barang Jadi


Aktivitas produksi hendaknya direncanakan dengan baik agar jumlah
produksi yang dihasilkan tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan jumlah produksi,
adalah :
a. Permintaan
b. Kapasitas Pabrik
c. Suplai bahan baku
d. Modal Kerja
e. Peraturan Pemerintah
Beberapa Metode untuk perencanaan jumlah produksi, adalah :
a. Metode Break-Even Point
b. Metode Marginal Cost atau Marginal Revenue
c. Metode Linier Programming

6. Pengawasan Kualitas Produk, baik dalam bentuk Barang ataupun Jasa.


Kualitas produk baik barang atau jasa merupakan kesatuan karakteristik
produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, manufaktur, dan pemeliharaan
yang membuat produk dan jasa dapat memenuhi harapan-harapan pada
konsumen. Untuk memahami kualitas, dapat digunakan trilogi manajerial
yang meliputi :
a. Perencanaan Kualitas
Aktivitas ini merupakan pengembangan dari produk dan proses untuk
memenuhi keinginan konsumen yang terdiri dari langkah-langkah sebagai
berikut :
Menentukan siapa konsumennya.
Menentukan apa kebutuhan atau keinginan konsumen.
Mengembangkan produk dan kualitas yang sesuai.
Mengembangkan proses sebagai pedoman bagian operasi/produksi.
b. Pengendalian Kualitas
Aktivitas ini dilakukan pada tahap operasi, langkah-langkah yang dilakukan,
yaitu :
Evaluasi performansi aktual
Membandingkan performansi aktual dengan sasaran yang direncanakan
Mengambil tindakan terhadap penyimpangan.
c. Perbaikan Kualitas
Aktivitas ketiga dari trilogi ini bertujuan untuk mencapai tingkat yang lebih
baik dari sebelumnya.
 Perencanaan SDM
Dalam membangun proyek bisnis, ketersediaan SDM-nya yaitu manajer proyek
dan staf proyek. Kesuksesan suatu perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
sebuah proyek bisnis sangat tergantung pada SDM yang solid, yaitu manajer dan
timnya.
 Analisis Pekerjaan
Pekerjaan merupakan komponen dasar bagi struktur organisasi dan merupakan
alat untuk mencapai tujuan organisasi. Analisis pekerjaan merupakan suatu
proses untuk menentukan isi suatu pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat
dijelaskan kepada orang lain. Isi suatu pekerjaan merupakan hasil dari analisis
pekerjaan dalam bentuk tertulis dan sering disebut dengan deskripsi pekerjaan.
Agar suatu pekerjaan dapat dikerjakan oleh orang yang tepat, maka diperlukan
syarat yang harus dipenuhi oleh orang tersebut, yang sering disebut dengan
kualifikasi/spesifikasi personalia.
 Rekrutmen, Seleksi, dan Orientasi
Rekruitmen merupakan suatu kegiatan untuk mencari sebanyak-banyaknya
calon tenaga kerja yang sesuai dengan lowongan yang tersedia. Sumber-sumber
dimana terdapat calon karyawan dapat diketahui melalui antara lain lembaga
pendidikan, departemen tenaga kerja, biro-biro konsultan, melalui iklan di media
massa dan tenaga kerja dari dalam organisasi sendiri.
Seleksi merupakan usaha yang sistematis yang dilakukan guna lebih menjamin
bahwa mereka yang diterima adalah mereka yang dianggap paling tepat dengan
kriteria yang telah ditetapkan serta jumlah yang dibutuhkan. Usaha-usaha yang
sistematis tadi misalnya dengan melakukan tahapan berikut : seleksi dokumen,
psikotes, tes intelegensi, tes kepribadian, tes bakat dan kemampuan, tes
kesehatan dan wawancara.
Orientasi dilakukan pada pegawai yang telah diterima, setelah melalui tahapan
seleksi. Proses orientasi ini dimaksudkan untuk memperkenalkan pegawai baru
kepada situasi kerja dan kelompok kerjanya yang baru. Jadi kegiatan ini
merupakan bagian dari sosialisasi, yaitu proses pemahaman sikap, standar, nilai
dan pola perilaku yang baru.
 Produktivitas
Secara umum produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil
yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input).
Dengan kata lain bahwa produktivitas memiliki dua dimensi, pertama : suatu
efektivitas yang mengarah kepada pencapaian unjuk kerja yang maksimal, yaitu
pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu ; kedua
efesiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan masukan dengan
realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Berkaitan dengan SDM, ciri pegawai yang produktif menurut Dale Timpe (1989)
adalah :
1. Cerdas dan dapat belajar dengan relatif cepat
2. Kompeten secara profesional
3. Kreatif dan inovatif
4. Memahami pekerjaan
5. Belajar dengan cerdik, menggunakan logika, efisien, tidak mudah macet
dalam pekerjaan
6. Selalu mencari perbaikan-perbaikan, tetapi tahu kapan harus berhenti.
7. Dianggap bernilai oleh atasannya.
8. Memiliki catatan prestasi yang baik
9. Selalu meningkatkan diri
 Pelatihan dan Pengembangan
Program pelatihan (training) bertujuan untuk memperbaiki penguasaan
berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu untuk kebutuhan
sekarang, sedangkan pengembangan bertujuan untuk menyiapkan pegawainya
siap memangku jabatan tertentu di masa yang akan datang. Pengembangan
bersifat lebih luas karena menyangkut banyak aspek, seperti peningkatan dalam
keilmuan, pengetahuan, kemampuan, sikap, dan kepribadian. Program pelatihan
dan pengembangan bertujuan antara lain untuk menutupi gap antara kecakapan
karyawan dan permintaan jabatan, juga untuk meningkatkan efisiensi dan
Untuk melaksanakan program pelatihan dan pengembangan, manajemen
hendaknya melakukan analisis tentang kebutuhan, tujuan, sasaran, serta isi dan
prinsip belajar terlebih dahulu. Prinsip belajar hendaknya menjadi pedoman cara
belajar, misalnya bahwa program bersifat partisipatif, relevan, terjadi
pemindahan keahlian serta memberikan feedback mengenai kemajuan peserta
pelatihan. Pengembangan sumber daya manusia jangka panjang banyak memiliki
manfaat, misalnya dalam rangka mengurangi ketergantungan pada penarikan
karyawan baru, memberikan kesempatan kepada karyawan lama, mengantisipasi
keusangan karyawan dan perputaran tenaga kerja (turnover).
 Prestasi kerja
Hasil penilaian prestasi kerja (performance appraisal) karyawan dapat
memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik
kepada karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka. Agar penilaian prestasi
kerja dapat dilaksanakan dengan baik, aktivitas ini perlu dipersiapkan. Sistem-
sistem penilaian harus mempunyai hubungan dengan pekerjaan, praktis,
memiliki standar-standar, dan menggunakan ukuran yang dapat diandalkan.
 Pola gaji/ upah (kompensasi)
Cara manajemen untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi, dan kepuasan
kerja para karyawan adalah melalui kompensasi. Kompensasi dapat didefinisikan
sebagai sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.
Sebelum kompensasi diberikan, terlebih dahulu dilakukan proses kompensasi
yaitu suatu jaringan berbagai subproses untuk memberikan balas jasa kepada
karyawan bagi pelaksanaan pekerjaan dan untuk memotivasi mereka agar
mencapai tingkat prestasi yang diinginkan. Imbalan atau balas jasa yang diterima
karyawan dibagi atas dua macam, yaitu imbalan yang bersifat finansial (sering
disebut kompensasi langsung), dan nonfinansial (disebut kompensasi pelengkap
atau kompensasi tidak langsung) yang tidak langsung berkaitan dengan prestasi
kerja.
 Perencanaan karier
Karier merupakan semua pekerjaan atau jabatan seseorang yang telah maupun
yang sedang dilakoninya. Pekerjaan-pekerjaan ini dapat saja merupakan realisasi
dari rencana-rencana hidup seseorang. Dapat dilihat bahwa konsep dasar
perencanaan karier seseorang adalah :
a. Karier sebagai suatu urutan promosi atau transfer ke jabatan-jabatan yang
lebih besar tanggung jawabnya atau ke lokasi-lokasi yang lebih baik selama
kehidupan kerja seseorang.
b. Karier sebagai petunjuk pekerjaan yang membentuk suatu pola yang
sistematik dan jelas (membentuk satu jalur karier).
c. Karier sebagai sejarah pekerjaan seseorang atau serangkaian posisi yang
dipegangnya selama kehidupan kerja.
 Keselamatan dan Kesehatan kerja
Keselamatan dan Kesehatan kerja perlu terus dibina agar dapat
meningkatkan kualitas keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Agar
pembinaan dapat berjalan dengan baik, antara lain dapat dilakukan dengan cara-
cara berikut ini :
a. Tanamkan dalam diri karyawan keyakinan bahwa mereka adalah pihak yang
paling menentukan dalam pencegahan kecelakaan.
b. Tunjukkan pada karyawan bagaimana mengembangkan perilaku kerja yang
aman.
c. Berikan teknik pencegahan kecelakaan secara spesifik.
d. Buatlah contoh yang baik
e. Tegakkan standar keselamatan kerja secara tegas.
Kesehatan kerja adalah kesehatan fisik dan mental. Kesehatan karyawan
bisa terganggu karena penyakit, stress, maupun kecelakaan. Dengan adanya
program kesehatan kerja diharapkan pekerja menjadi lebih produktif karena
jarang tidak masuk kerja karena sakit. Oleh karena itu, gangguan-gangguan
penglihatan, pendengaran, kelelahan, lingkungan kerja (misalnya suhu dan
kelembaban) dan lainnya perlu dihilangkan atau diperkecil semaksimal mungkin.
 Pemberhentian
Pemberhentian sinonim dengan separation, pemisahan atau Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) dari suatu organisasi terhadap karyawannya.
Pemberhentian karyawan ini dapat terjadi oleh berbagai sebab, misalnya :
1. Peraturan perundang-undangan yang berlaku
2. Keinginan perusahaan
3. Keinginan karyawan
4. Pensiun
5. Kontrak kerja telah berakhir
6. Kesehatan karyawan
7. Meninggal dunia
8. Perusahaan dilikuidasi

Pemberhentian dari pekerjaan dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik


bagi perusahaan maupun bagi karyawan. Dari sisi perusahaan, kerugian dapat
timbul karena misalnya adanya biaya-biaya penarikan, seleksi, dan
pengembangan. Dari sisi karyawan, kerugian dapat timbul karena hilangnya
pekerjaan. Agar tidak timbul masalah karena pemberhentian ini, proses
pemberhentian karyawan hendaknya didasarkan pada undang-undang atau
peraturan yang berlaku.
Tujuan
Tujuan tudi aspek manajemen adalah untuk me nge tahui
apak ah pe m bangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan,
dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan
layak, atau sebaliknya.
 Perencanaan
Manajemen dalam pembangunan proyek bisnis maupun manajemen dalam
implementasi rutin bisnis adalah sama dengan manajemen lainnya. Ia berfungsi
untuk aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengendalian. Dalam menyusun suatu perencanaan, hendaknya dapat dikaji dari
beberapa sisi, seperti : sisi pendekatan pembuatan perencanaan, sisi fungsi
perencanaan itu sendiri, sisi jangka waktu pelaksanaan yang akan dicover oleh
perencanaan, dan sisi tingkatan perencanaan. Setelah itu buatlah suatu
rekomendasi, berupa hasil studi yang menyatakan bahwa ide bisnis dapat
direncanakan atau tidak.
 Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian untuk dua kegiatan pokok, yaitu membangun proyek maupun
mengimplementasikan bisnis secara rutin, hendaknya dikaji dari beberapa sisi,
seperti : bagaimana langkah-langkah dalam pengorganisasian, bagaimana asas
organisasi yang hendaknya dipilih, bagaimana struktur organisasi yang dirancang,
dan bagaimana prestasi organisasi yang diinginkan.
 Penggerakan (Actuating)
Aspek pergerakan merupakan bagian dari manajemen, hendaknya harus dapat
diperkirakan dalam manajemen bisnis agar berjalan dengan baik dan layak.
Menyusun agar pergerakan ini dapat berjalan dengan baik, hendaknya dikaji dari
beberapa sisi, seperti : fungsi pergerakan yang harus terpenuhi, serta sikap dan
perilaku seorang pemimpin yang hendaknya memenuhi kriteria agar dapat
menggerakkan bawahannya. Jika syarat-syarat pergerakan ini terpenuhi maka
dapat direkomendasikan bahwa dari sisi pergerakan dapat dinyatakan layak.
 Pengendalian (Controling)
Pengendalian atau pengawasan di dalam manajemen memiliki berbagai funsi
pokok. Fungsi pokok pengendalian tersebut adalah :
1. Mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan dengan melakukan
pengendalian secara rutin disertai dengan adanya ketegasan-ketegasan
dalam pengawasan, seperti pemberian sangsi.
2. Memperbaiki berbagai penyimpangan yang terjadi.
3. Mendinamisasikan organisasi. Dengan adanya pengawasan lebih awal maka
dapat mencegah terjadinya penyimpangan, sehingga setiap unit organisasi
selalu dalam keadaan bekerja secara efektif dan efisien.
4. Mempertebal rasa tanggung jawab. Dengan adanya
pengendalian/pengawasan yang rutin, setiap unit organisasi dan
karyawannya dapat selalu mengerjakan semua tugas yang diberikan dengan
benar, sehingga kesalahan dalam pelaksanaan tugas kemungkinan kecil untuk
muncul.
I. PENDAHULUAN
Keuangan merupakan salah satu fungsi bisnis yang bertujuan untuk membuat
keputusan keputusan investasi, pendanaan, dan dividen.
Keputusan investasi ditujukan untuk menghasilkan kebijakan yang berhubungan dengan
(a) kebijakan pengalokasian sumber dana secara optimal, (b) kebijakan modal kerja, (c)
kebijakan investasi yang berdampak pada strategi perusahaan yang lebih luas (merger
dan akuisisi)
II. Kebutuhan dana
Suatu aktivitas bisnis tidak akan dapat berjalan dengan baik bila tidak didukung
oleh ketersediaan dana yang baik dan mencukupi.
Secara umum, pengalokasian dana tersebut dapat dilakukan ke dalam dua
bentuk, yaitu untuk aktiva tetap (fixed assets), dan untuk modal kerja (working capital).
III. Sumber pendanaan
Pendanaan adalah suatu indikator penting dalam mendeteksi apakah suatu bisnis
dapat dijalankan atau tidak. Sumber dana bisa didapat dari :
1. Modal asing yaitu: sumber dana yang didapatkan dari luar perusahaan (kreditur)
yang tidak ikut memiliki perusahaan tersebut seperti bank, perusahaan leasing,
dan lain sebagainya. Sumber dana dari modal asing biasanya berwujud hutang,
baik hutang jangka panjang, maupun hutang jangka pendek.
2. Dari internal perusahaan yang akan melakukan aktivitas bisnis. Sumber dana ini
disebut juga sebagai sumber dana modal sendiri. Sumber dana modal sendiri
biasanya berwujud modal saham dan laba ditahan
IV. PENILAIAN ASPEK FINANSIAL
 Metode periode pengembalian (Payback Period)
 Metode nilai sekarang bersih (Net Present Value/NPV)
 Metode indeks profitabilitas (IP)
 Metode internal rate of return – IRR
 Metode modified internal of return - MIRR

A. Periode pengembalian – payback period


 Jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi melalui
penerimaan – penerimaan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut.
 Mengukur kecepatan kembalinya dana investasi
 Rumus periode pengembalian jika arus per tahun jumlahnya berbeda
Periode pengambalian
a−b
¿ n+ x 1tahun
c −b

n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas


masih belum bisa menutup investasi mula-mula
a = Jumlah investasi mula-mula
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n
C = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1

 Rumus periode pengembalian jika arus per tahun jumlahnya sama


Periode pengembalian
investasi awal
= x 1 tahun
arus kas

Usulan proyek investasi


 Periode pengembalian lebih cepat : layak
 Periode pengembalian lebih lama : tidak layak
 Jika usulan proyek investasi lebih dari satu maka periode pengembalian yang lebih
cepat yang dipilih

Contoh arus kas setiap tahun jumlahnya sama


1. Usulan proyek investasi sebesar Rp. 450 juta, umurnya diperkirakan 5 tahun tanpa
nilai sisa, arus kas pertahun yang dihasilkan selama umur proyek Rp. 150 juta dan
umur proyek yang disyaratkan 4 tahun.
Periode pengembalian proyek investasi tersebut adalah :

Jawaban :
Rp 450 Juta
¿ x 1 Tahun = 3 Tahun
Rp150 Juta

Periode pengembalian 3 tahun lebih kecil dari yang disyaratkan maka usulan proyek
investasi adalah diterima

Contoh arus kas setiap tahun jumlahnya berbeda


1. Suatu usulan proyek investasi senilai Rp. 600 juta dengan umur ekonomis 5 tahun,
Syarat periode pengembalian 2 tahun dan arus kas pertahun adalah :
Tahun 1 RP. 300 juta
Tahun 2 Rp. 250 juta
Tahun 3 Rp. 200 juta
Tahun 4 Rp. 150 juta
Tahun 5 Rp. 100 juta

Arus kas dan arus kas kumulatif


Tahun Arus Kas Arus Kas Kumulatif
1 Rp 300.000.000,00 Rp 300.000.000,00
2 Rp 250.000.000,00 Rp 550.000.000,00
3 Rp 200.000.000,00 Rp 750.000.000,00
4 Rp 150.000.000,00 Rp 900.000.000,00
5 Rp 100.000.000,00 Rp 1.000.000.000,00

Periode Pengembalian
Rp. 600 juta – Rp. 550 juta
= 2+ x 1 tahun
Rp. 750 juta – Rp. 550 juta
= 2,25 tahun atau 2 tahun 3 bulan
→ Periode pengembalian lebih dari yang disyaratkan maka usulan proyek investasi
ini di tolak
Tugas
1. Investasi Proyek A dan B masing-masing Rp 500 Juta.

Anda Kerjakan dan apa kesimpulannya ?

Kelemahan Metode Periode Pengembalian


 Tidak memperhatikan nilai waktu dari uang
 Tidak memperhitungkan nilai sisa dari investasi
 Tidak memperhatikan arus kas setelah periode pengembalian tercapai

B. Metode Nilai Sekarang Bersih


 Metode nilai sekarang bersih – net present value – NPV
Menggunakan pertimbangan bahwa nilai uang sekarang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan nilai uang pada waktu mendatang, karena adanya faktor bunga
 Arus kas yang digunakan arus kas yang telah didiskontokan atas dasar biaya modal
perusahaan atau tingkat pengembalian yang disyaratkan atau tingkat suku bunga
Rumusan :

CF : Arus kas
i : Biaya modal – tingkat bunga
n : Umur proyek investasi
OI : Investasi awal
Perhitungan NPV menggunakan tabel bunga dan arus kas setiap tahun jumlahnya
berbeda

Perhitungan NPV menggunakan tabel bunga dan arus kas setiap tahun jumlahnya
berbeda

Rumus

NPV = (arus kas x faktor diskonto ) – Investasi awal

Keputusan :

 NPV positif - diterima

Jika PV arus kas lebih tinggi dari PV investasi awal

 NPV negatif - ditolak

Jika PV arus kas lebih kecil dari PV investasi awal


1. Contoh kasus Arus kas Berbeda

Suatu perusahaan sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp.


700 juta, dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 15 %, perkiraan arus kas
pertahun

Nilai NPV positif sebesar Rp. 16.895.000, maka usulan proyek investasi ini layak
diterima

C. Metode Indeks Profitabilitas

Perbandingan antara present value – PV arus kas dengan investasi awal

Rumusan PI

CF
1−i
PI =
IO
Keterangan
PV = present value
IO = Investasi awal

Kriteria penilai :

PI > 1 : Layak – diterima

PI < 1 : Tidak layak - ditolak

Contoh kasus :

Penyelesaian kasus :

Indek keuntungan :

PI = ( 716.985.000 / 700.000.000 )

PI = 1, 0242

Proyek investasi ini layak

D. Metode Internal Rate Of Return – IRR – Tingkat Pengembalian Internal


 Tingkat bunga yang dapat menjadikan NPV sama dengan nol, karena PV arus kas
pada tingkat bunga tersebut sama dengan investasi awalnya
 Metode ini memperhitungkan nilai waktu uang, jadi arus kas di diskontokan atas
dasar biaya modal – tingkat bunga

 Rumusan IRR :
CF : Arus kas
i : Biaya modal – tingkat bunga yang dicari
pada tingkat diskonto NPV akan menjadi nol
n : Umur proyek investasi
OI : Investasi awal
 Langkah – langkah menghitung IRR :
a. Hitung PV arus kas yang dihasilkan usulan proyek investasi dengan
menggunakan tingkat suku bunga yang dipilih sembarangan
b. Bandingkan hasil perhitungan poin 1 diats dengan IO – nya
 Jika hasilnya negatif, coba dengan suku bunga yang lebih rendah
 Jika hasilnya positif, coba dengan suku bunga lebih tinggi
c. Lanjutkan poin langkah 2 diatas sampai PV – nya mendekati OI (selisih PV
dengan investasi awal = - 1 dan + 1)
d. Menghitung tingkat diskonto dari usulan proyek investasi tersebut dengan
teknik interpolasi

 Contoh kasus Arus kas Berbeda


1. Suatu perusahaan sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar
Rp. 112.500.000, dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 15 %, perkiraan
arus kas pertahun

Jawaban :

Kita coba dengan tingkat suku bunga 13 % dan 12 %, bagaimana nilai PV


terhadap investasi awal.
Mencari nilai IRR

Basis 12 %

IRR = 12 + (Rp. 1.740.000 / Rp. 2.315.000) x 1 %

IRR = 12 % + 0,75 %
IRR = 12,75 %

Basis 13 %

IRR = 13 % + (RP -575.000 / Rp. 2.315.000 ) x 1 %

IRR = 13 % + ( - 0,248 %)

IRR = 12,57 %

Nilai IRR lebih kecil dari 15 %, maka usulan proyek investasi ini di tolak

2. Kasus arus kas setiap tahunnya jumlahnya sama Suatu perusahaan


mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 80 juta, menghasilkan
arus kas setiap tahun Rp. 24 juta, selama 5 tahun dengan tingkat pengembalian
yang disyaratkan 12 %Berapa besarnya IRR ?

Jawaban :

 Dicoba faktor diskonto 15 %

NPV = (arus kas x Faktor diskonto) – OI

NPV = (Rp. 24 juta x 3,3522 ) - Rp. 80 juta

NPV = Rp. 80.452.800 – Rp 80 juta

NPV = Rp 452.800

 Dicoba faktor diskonto 16 %

NPV = (arus kas x Faktor diskonto) – OI

NPV = (Rp. 24 juta x 3,2743 ) - Rp. 80 juta

NPV = Rp. 78.583.200 – Rp 80 juta

NPV = Rp – 1.416.800

Jawaban.. Perhitungan interpolasi :


IRR = 15 % + ( Rp 452.800 / Rp. 1.869.600) x 1 %
IRR = 15 % + 0,24 %
IRR = 15,24 %
Maka usulan proyek ini di terima

E. Modified Internal Rate of Return - MIRR


Tingkat diskonto yang mengakibatkan nilai sekarang dari biaya proyek sama dengan
nilai sekarang dari nilai akhirnya, di mana nilai akhir proyek adalah jumlah nilai masa
mendatang dari kas masuk yang dimajemukan terhadap biaya modal perusahaan
Rumusan MIRR

CIFt (1 + k)n-t
PV arus keluar =

(1 + MIRR)n

Kriteria :
MIRR ≥ Tingkat pengembalian = Di terima
MIRR ≤ Tingkat pengembalian = Di Tolak
Contoh Kasus
1. Sebuah proyek investasi berusia 3 tahun dengan tingkat pengembalian 10 % dan
investasi awal $ 6000, dengan arus kas pertahun sbb :
Tahun 1 $ 2000
Tahun 2 $ 3000
Tahun 3 $ 4000
Tentukan MIRR ?
Penyelesaian :
CIF = 2000 (1,10)2 + 3000 (1,10)1 + 4000 (1,10)0
= 2.420 + 3.300 + 4.000 = 9720
Berdasarkan rumusan MIRR :
6.000 = [ 9.720 / (1 + MIRR)3
( 1 + MIRR)3 = 9.720 / 6.000
( 1 + MIRR)3 = 1,62
1 + MIRR = 3√ 1,62
1 + MIRR = 1,1745
MIRR = 0,1745 atau 17,45 %

 MIRR mengasumsikan arus kas dari semua proyek diinvestasikan kembali dengan
tingkat pengembalian sebesar IRR proyek
 MIRR dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui profitabilitas perusahaan

MENGANALISA LAPORAN KEUANGAN


 Seorang pebisnis yang ingin menanamkan investasinya atau menyertakan modalnya
pada perusahaan lain tentu membutuhkan informasi-informasi yang dapat
memberikan gambaran mengenai kinerja perusahaan tersebut. Salah satu cara
adalah dengan melihat laporan keuangan, karena memberikan informasi lengkap
mengenai aktivitas perusahaan tersebut.
 Laporan keuangan adalah laporan yang memberikan gambaran akuntansi atas
operasi serta posisi keuangan perusahaan. Financial statements terdiri atas:
1) Laporan Laba/Rugi (Income Statement), yang berisi laporan sistematis tentang
pendapatan-pendapatan/revenues dan biaya-biaya/expenses perusahaan selama satu
periode tertentu.
2) Laporan Arus Kas (Statements of Cash Flows), laporan arus kas berupa laporan atas
dampak kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan perusahaan terhadap arus kas
selama satu periode tertentu.
  
Penggunaan laporan arus kas:
a) Pembuatan laporan sumber dari penggunaan dana/kas: Sumber:
1) Setiap kenaikan dalam prakiraan utang atau modal sendiri, seperti
peminjaman dari bank;
2) Setiap penurunan dalam perkiraan aktiva, seperti menjual aktiva tetap.
Penggunaan:
(1) Setiap penurunan dalam perkiraan utang atau modal sendiri, seperti melunasi
pinjaman;
(2) Setiap kenaikan dalam perkiraan aktiva, seperti membeli aktiva tetap.
 LAPORAN ARUS KAS
NAMA PERUSAHAAN
TAHUN
DES. JAN. FEB.
2006 2007 2007
A. PENERIMAAN

Penerimaan Penjualan

Penerimaan Pinjaman

Sub Total Penerimaan

B. PENGELUARAN

Pembelian Aset (Investasi)

Pembelian Bahan Baku

Pembelian Bahan Pembantu

Upah Buruh Produksi

Transport (Pengiriman Produk)

Biaya Produksi Lain-Lain

Gaji Pimpinan

Gaji Staf Administrasi dan Umum

Biaya Pemeliharaan

Beban Pemasaran

Alat Tulis Kantor

Listrik, Air, Telepon

Beban Administrasi Lain-Lain

Angsuran Pokok

Biaya Bunga

Biaya Pajak
Sub Total Pengeluaran
C. SELISIH KAS

D. SALDO KAS AWAL

E. SALDO KAS AKHIR

3) Laporan Tahunan (Annual Report), annual report adalah laporan yang


disampaikan setiap tahun oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya.
Annual report terdiri atas:
a) Informasi verbal, yang berisi opini manajemen atas operasi tahun lalu dan prospek
perusahaan di masa mendatang;
b) Informasi kuantitatif, yang berupa laporan keuangan/financial statements.
 
Format Neraca Sebagai Berikut :

NAMA PERUSAHAAN
NERACA
PERIODE
AKTIVA : PASSIVA :
Aktiva Lancar : Kewajiban Jangka Pendek (Utang
­ Kas Lancar):
­ Surat – surat Berharga ­ Utang usaha
­ Piutang Usaha ­ Estimasi utang pajak penghasilan
­ Persediaan : ­ Utang Jangka Panjang Jatuh Tempo
a. Bahan Baku Kewajiban/Utang Jangka Panjang :
b. Barang dalam proses ­ Utang Jangka Panjang
c. Barang Jadi TOTAL Utang :
­ Beban bayar dimuka
TOTAL AKTIVA LANCAR : MODAL & EKUITAS
­ Modal
Aktiva Tetap : ­ Saham Biasa
­ Tanah ­ Laba Ditahan
­ Bangunan dikurangi penyusutan a. Saldo Awal
­ Mesin dan Peralatan (- depresiasi) b. Laba bersih
TOTAL AKTIVA TETAP :
TOTAL MODAL & EKUITAS :
TOTAL AKTIVA : (A) TOTAL KEWAJIBAN &
(MODAL+EKUITAS) : ( B )
ASPEK EKONOMI, SOSIAL, POLITIK, LINGKUNGAN INDUSTRI,
ASPEK YURIDIS,ASPEK LINGKUNGAN HIDUP

I. ASPEK EKONOMI
Cukup banyak data makro ekonomi yang tersebar di berbagai media yang secara
langsung maupun tidak langsung dapat dimanfaatkan perusahaan. menurut Husein
Umar (2007:246) makroekonomi sebagai input dalam studi kelayakan bisnis, hendaknya
perlu dikaji imbal baliknya, yaitu bahwa bisnis yang direncanakan hendaknya
bermanfaat bagi pihak lain. Hubungan bisnis yang direncanakan dapat ditinjau dari
aspek ekonomi, antara lain :
1. Rencana Pembangunan Nasional
Analisis manfaat bisnis dari sisi ini, dimaksudkan agar dapat:
 Memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat
Kegiatan usaha yang dapat dikerjakan oleh tenaga kerja lokal tidak perlu
digantikan tenaga kerja asing. Juga, penggunaan tenaga kerja mesin perlu
dipertimbangkan terlebih dahulu apakah tidak akan menjadi lebih baik jika
menggunakan tenaga bukan mesin atau menggunakan tenaga kerja masyarakat
sekitar.
 Menggunakan Sumber Daya lokal
Sumber daya lokal misalnya bahan baku. Komponen bahan baku produk lokal
jika dimanfaatkan untuk proses produksi jelas akan meningkatkan
perekonomian didaerah tersebut karena sumber daya lokal ini dapat dijadikan
usaha bagi masyarakat.
 Menambah Pendapatan Nasional
Sudah jelas bahwa dengan bertumbuhnya bisnis dalam negeri maka pendapatan
dari sektor pajak juga akan bertambah. Serta penggunaan bahan baku lokal akan
mengurangi penggunaan bahan import. Dan penggunaan bahan lokal akan
menghemat devisa negara.
 Menumbuhkan Industri Lain
Dengan adanya proyek bisnis yang baru, diharapkan tumbuh industri lain yang
sejenis atau industri pendukung lainnya seperti industri bahan baku maupun
industri sebagai dampak positif adanya kegiatan ekonomi didaerah tersebut.

2. Sisi Nilai Investasi


Proyek mampu meningkatkan kesempatan kerja. Dengan berkembangnya
suatu bisnis maka akan membutuhkan investasi yang lebih untuk
pengembangannya. Dibutuhkan investor juga guna meningkatkan suatu
perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya. Investasi sangat berpengaruh positif
dalam lingkungan bisnis, sebab daerah sekitar lingkungan bisnis akan merasakan
perubahan yang positif dari sisi kesejahteraan dan kemajuan daerah.

3. Hambatan di Bidang Ekonomi


Pelaksanaan pembangunan ekonomi terus dilaksanakan dalam rangka
menaikkan atau paling tidak mempertahankan pendapatan yang telah dicapai. Bagi
bangsa indonesia, masih banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi, sehingga
tidaklah mudah untuk melaksanakan pembangunan ekonomi, yang juga akan
berdampak pada aspek sosial dan politik. Beberapa penghambat pembangunan ini
antara lain:
 Iklim tropis, menyebabkan terjadinya lingkungan kerja yang panas dan lembab
sehingga menurunkan usaha atau gairah kerja manusia, banyak muncul
penyakit, serta membuat pertanian kurang menguntungkan
 Produktivitas rendah, ini disebabkan oleh kalitas manusia dan sumber daya alam
yang relatif kurang menguntungkan
 Kapital sedikit, ini disebabkan oleh redahnya produktivitas tenaga kerja yang
berakibat kepada rendahnya pendapatan negara, sehingga tabungan sebagai
sumber kapital yang rendah.
 Nilai perdagangan luar negeri yang rendah, ini disebabkan negara miskin
mengandalkan ekspor bahan mentah yang mempunyai elastisitas penawaran
permintaan atas perubahna harga yang inelastis. Hal ini dalam jangka panjang
dapat mengakibatkan kerugian.
 Besarnya pengangguran, hal ini disebabkan karena banyaknya tenaga kerja yang
pinadah dari desa ke kota dan kota tak mampu menampung tenga mereka
karena kurangnya faktor produksi lain untutk mengimbanginya sehingga
terjadilah pengangguran itu.
 Besarnya ketimpangan distribusi pendapatan, misalnya keuntungan lebih
banyak dimiliki oleh sebagian kecil golongan tetentu saja
 Tekanan penduduk yang berat, hal ini disebabkan antara lain naiknya rata – rata
umur manusia dibarengi dengan masih besarnya persentase kenaikan jumlah
penduduk yang makin lama makin membebani sumberdaya lain untuk
memenuhi kebutuhan hidup
 Penggunaan tanah yang produktivitasnya rendah, hal ini disebabkan karena
sektor pertanian menjadi mata pencaharian utama, disamping itu kualitas alat –
alat produksi, pupuk, teknik pengolahanjuga masih relatif rendah.

4. Dukungan Pemerintah
Pemerintah mempunyai kepentingan agar perdagangan yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan di dalam negeri akan menghasilkan devisa bagi negara.
Salah satu betuk dukungan itu adalah melalui proteksi perdagangan. Proteksi
perdagangan merupakan seluruh intensif perdagangan baik berupa proteksi
maupun bantuan (subsidi). Oleh karena itu proteksi perdagangan lebih tepat
disebut sebagai intensif perdagangan.
Instrumen kebijakan proteksi perdagangan banyak ragamnya, tetapi tujuannya
tetap satu, yaitu menimbulkan distors pasar dalam artian mencegah adanya pasar
persaingan bebas.

II. ASPEK SOSIAL


Tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya.
Namun demikian, perusahaan tidak dapat hidup sendirian. Perusahaan hidup bersama-
sama dengan komponen lain dalam satu tatanan kehidupan yang pluralistik dan
kompleks, walau hendaknya selalu berada dalam keseimbangan. Salah satu komponen
yang dimaksud adalah lembaga sosial, sehingga perusahaan memiliki tanggung jawab
sosial.
1. Perusahaan sebagai Lembaga Sosial
Sebuah perusahaan memiliki tugas bermacam-macam kegiatan dalam waktu
bersamaan. Misalnya perusahaan manufaktur,selain membeli bahan baku,
mengolahnya menjadi barang jadi, kemudian mendistribusikannya ke pasar, juga
melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti : penelitian, penyediaan lapangan pekerjaan
baru, dan sebagainya. Untuk melaksanakan semua kegiatan itu, perusahaan memiliki
mekanismenya, walaupun pada umumnya berbeda perusahaan satu dengan yang
lainnya.
Untuk merealisasikan kegiatan perusahaan sering timbul ancaman-ancaman dan
peluang-peluang yang datang dari lingkungan eksternal perusahaan, seperti kondisi
politik, ekonomi, dan sosial. Selain ancaman dan peluang bisnis juga dipengaruhi
oleh aspek internal perusahaan, yaitu mengenai kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki perusahaan selain bertujuan mencari keuntungan yang maksimal, hendaknya
mengemban misi sosial kemasyarakatan. Hal ini penting agar perusahaan dan
masyarakat hidup saling menguntungkan.
2. Perubahan kondisi sosial yang kompleks
Pemecatan karyawan karena berbagai alasan, seperti karena karyawan mabuk-
mabukan atau karena perusahaan mengalami kemerosotan keuntungan, merupakan
hal yang biasa pada masa lalu. Kini, tindakan seperti itu hanya akan mengakibatkan
terganggunya keseimbangan dalam sistem sosial yang kompleks dalam perusahaan.
Hal ini, diantaranya disebabkan oleh makin baiknya peraturan-peraturan
pemerintah, meningkatnya kualitas SDM, kemajuan di bidang teknologi dan ilmu
pengetahuan, perkembangan pasar yang sudah harus dilayani oleh banyak
perusahaan dan adanya sistem sosial yang bersifat pluralistik dimana tugas-tugas
sosial ditangani oleh lembaga-lembaga yang besar.
3. Perusahaan dalam masyarakat yang pluralistik
Masyarakat Pluralistik adalah sebuah kehidupan berbagai kelompok yang
mempengaruhi lingkungan perusahaan dalam mendapatkan harapan-harapan
sosial,politik, ekonomi, atau politik. Hubungan antara perusahaan dan lembaga-
lembaga lingkungannya menjadi kompleks karena semakin banyak lembaga yang
terlibat, seperti penanam modal, karyawan, pembeli, penjual, pemerintah, dsb.
Dalam kondisi seperti ini, dapat dikatakan bahwa perusahaan berada di dalam
masyarakat pluralistik.
Hendaknya bisnis memiliki manfaat-manfaat sosial yang hendaknya diterima
oleh masyarakat, seperti :
a) Membuka Lapangan kerja baru
Adanya proyek bisnis baru akan menarik masyarakat sekitar untuk turut serta
membuka lapangan kerja baru. Contohnya : dengan berdirinya sebuah Mal di
suatu daerah tertentu, maka akan bermunculan usaha sampingan yang
dilakukan masyarakat sekitar, seperti : menjual bakso, buah-buahan, parkiran,
dll
b) Melaksanakan alih teknologi
Dengan dilakukannya alih teknologi kepada pekerja dengan berbagai cara
pelatihan yang terprogram dengan baik, maka diharapkan tidak hanya
meningkatkan skill tetapi sikap mental sebagai tenaga kerja yang andal dan
semakin kokoh. Akhirnya pekerja langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar secara positif.
c) Meningkatkan Mutu Hidup
Adanya proyek bisnis baru dapat mengurangi angka pengangguran sehingga
dapat meningkatkan mutu hidup masyarakat sekitar.
d) Pengaruh Positif
Proyek bisnis baru dapat berpengaruh positif pada masyarakat sekitar, tidak
hanya berdampak pada peningkatan kondisi fisik, seperti jalan, jembatan, dan
telepon, tetapi pada kondisi lingkungan psikis masyarakat.

III. ASPEK POLITIK


Adanya isu/spekulasi yang timbul akibat kondisi politik yang diciptakan pemerintah
akan mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu produk, baik barang maupun jasa.
Dalam menganalisis kelayakan bisnis, hendaknya aspek politik dapat diperkirakan dan
diimplementasikan sehingga menjadi layak. Situasi politik dapat diketahui melalui berita-
berita media massa. Makin kacau kondisi politik suatu daerah atau negara akan berdampak
kepada dunia bisnis di negara/daerah tersebut, begitupula sebaliknya.
Kendala-kendala politik diberlakukan terhadap perusahaan melalui keputusan
perdagangan yang wajar, program perpajakan, penentuan upah minimum, kebijakan polusi
dan harga serta banyak tindakan lainnya yang bertujuan untuk melindungi karyawan,
konsumen, masyarakat umum dan lingkungan. Karena berbagai peraturan tersebut biasanya
restriktif, mereka cenderung mengurangi laba potensial perusahaan. Namun beberapa
tindakan politik dan hukum juga didisain untuk memberi manfaat dan melindungi
perusahaan. Tindakan tersebut diantaranya adalah hak paten, subsidi pemerintah, dan lain
sebagainya. [Purnomo : hal-31]

IV. ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI


Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang
menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki implikasi yang relatif lebih
spesifik dan langsung terhadap operasionalisasi perusahaan [Purnomo, hal 32].
Buku dari guru besar Harvard Michael E.Porter “Competitive Strategy (Strategi
Bersaing)”, mendorong konsep lingkungan industri kepermukaan pemikiran strategi dan
perencanaan usaha. Inti dari buku tersebut adalah artikel dari HBR (Harvard Business
Review), yaitu Porter menjelaskan 5 kekuatan yang membentuk kompetisi dalam industri.
Kerangka kerja Porter yang didefinisikan baik membantu manajer strategik mengaitkan
pengaruh dari faktor “remote” terhadap akibat yang dihasilkan pada lingkungan operasi
perusahaan [Amin, 53-54]. Menurut Porter, sifat dan tingkat kompetisi dalam suatu industri
bergantung pada 5 kekuatan (5 competitive forces), yang dapat dilihat pada gambar berikut
ini.
Pendatang
Baru

Kekuatan Kekuatan
Penawaran Pemasok Pesaing Penawaran Pembeli
Industri

Pemasok Pembeli
Persaingan di antara
Perusahaan yang ada

Ancaman Produk
atau Jasa Pengganti

Produk
Pengganti

Gambar Kekuatan-kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri


Sumber : Purnomo,Hari,Setiawan,. Dan Zulkieflimansyah., Tahun 1999, Manajemen Strategi
(Sebuah Konsep Pengantar), Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
[Hal 33]

1). Ancaman Masuknya Pendatang Baru


Pendatang baru dalam industri biasanya dapat mengancam pesaing yang ada. Hal ini
disebabkan karena pendatang baru seringkali membawa kapasitas baru, keinginan untuk
merebut pangsa pasar, serta memiliki sumber daya besar. Akibatnya harga dapat
memaksa perusahaan yang sudah ada untuk lebih efektif dan efisien serta belajar untuk
bersaing dalam dimensi baru. Terdapat beberapa hambatan untuk memasuki industri
atau entry barriers. Diantaranya adalah sebagai berikut [Purnomo : hal 36 – 40] :
a. Skala Ekonomi
Yang dimaksud dengan skala ekonomi adalah bertambahnya jumlah barang yang
diproduksi dalam suatu periode sehingga mengakibatkan biaya produksi per unit
menjadi turun. Skala ekonomi ini menghalangi masuknya pendatang baru dengan
cara memaksa mereka untuk masuk pada skala besar dan mengambil resiko
menghadapi reaksi yang keras dari pesaing yang ada atau masuk dengan skala kecil
dengan konsekuensi akan beroperasi dengan tingkat biaya yang tidak
menguntungkan.
b. Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk artinya perusahaan tertentu mempunyai identifikasi merek dan
loyalitas pelanggan, yang disebabkan oleh periklanan, pelayanan pelanggan,
perbedaan produk di masa lampau, atau sekedar merupakan perusahaan pertama
yang memasuki industri.
c. Persyaratan Modal (Capital Requirement)
Kebutuhan untuk melakukan investasi sumber daya keuangan yang besar agar dapat
bersaing menciptakan suatu hambatan masuk, khususnya apabila modal yang
diperlukan untuk pengeluaran tidak dapat diterima kembali. Persyaratan modal yang
besar membatasi kelompok dari pendatang yang mungkin masuk.
d. Biaya Peralihan Pemasok (Switshing Cost)
Hambatan masuk tercipta dengan adanya biaya peralihan pemasok, yaitu biaya yang
harus dikeluarkan pembeli bilamana berpindah dari produk pemasok tertentu ke
produk pemasok lainnya. Biaya peralihan ini dapat meliputi biaya melatih kembali
karyawan, biaya peralatan pelengkap yang baru, desain ulang produk, bahkan biaya
psikologis karena merusak hubungan. Jika biaya peralihan ini tinggi, maka pendatang
baru harus menawarkan penyempurnaan yang besar dalam hal biaya atau prestasi
agar pembeli mau beralih dari pemasok lama.
e. Akses ke Saluran Distribusi
Hambatan masuk dapat ditimbulkan dengan adanya kebutuhan dari pendatang baru
untuk mengamankan distribusi produknya bilamana saluran distribusi untuk produk
tersebut telah ditangani oleh perusahaan yang sudah mapan, perusahaan baru harus
membujuk saluran tersebut agar menerima produknya melalui cara-cara penurunan
harga, kerjasama periklanan dan sebagainya yang tentu saja berimplikasi terhadap
turunnya laba. Makin terbatasnya saluran pedagang besar atau pengecer untuk
suatu produk dan makin banyak pesaing yang telah mengikat saluran ini, jelas akan
semakin berat usaha untuk masuk ke dalam industri.
f. Kebijakan Pemerintah
Pemerintah dapat membatasi atau bahkan menutup masuknya industri dengan
melakukan pengendalian dan pengawasan, seperti perjanjian lisensi dan batasan-
batasan pada akses ke bahan baku. Pemerintah juga dapat memainkan peranan
tidak langsung seperti standar polusi udara dan peraturan keamanan.
g. Hal-hal Lain
Perusahaan yang telah mapan mungkin mempunyai keunggulan biaya yang tidak
dapat ditiru oleh pendatang baru yang akan masuk, tidak peduli berapapun besarnya
dan berapapun pencapaian skala ekonomi dari pendatang baru ini. Keunggulan-
keunggulan yang paling penting diantaranya adalah penguasaan yang
menguntungkan atas bahan baku, lokasi yang menguntungkan, subsidi pemerintah
serta kurva pengalaman dan belajar.
2). Tingkat Rivalitas Di antara Para Pesaing Yang Ada
Rivalitas (rivalry) di kalangan pesaing yang ada berbentuk perlombaan untuk
mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik-taktik seperti persaingan harga, perang
iklan, introduksi produk, dan meningkatkan pelayanan atau jaminan kepada pelanggan.
Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau
melihat peluang untuk memperbaiki posisi. Pada kebanyakan industri, gerakan
persaingan oleh satu perusahaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap para
pesaingnya dan dengan demikian dapat mendorong perlawanan atau usaha untuk
menandingi gerakan tersebut. Dalam arti, perusahaan-perusahaan tersebut saling
tergantung satu sama lain (mutually dependent). Intensitas persaingan antar perusahaan
merupakan fungsi dari beberapa faktor, seperti :
 Adanya beberapa pesaing yang seimbang
 Pertumbuhan industri yang lambat
 Kurangnya diferensiasi atau switching cost
 Pertambahan kapasitas yang tinggi
 Pesaing yang berbeda-beda
 Hambatan pengunduran diri yang tinggi
3). Tekanan Dari Produk Pengganti
Semua perusahaan dalam suatu industri dalam pengertian yang luas bersaing dengan
produk pengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang substitusi dapat
memberikan fungsi atau jasa yang sama. Ancaman dari produk substitusi ini kuat jika
konsumen dihadapkan pada sedikitnya switching cost dan jika produk substitusi tersebut
mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama bahkan lebih tinggi dari
produk-produk suatu industri.
4). Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli
Para pembeli biasanya akan membeli barang dengan harga termurah yang dapat
diperolehnya. Untuk mengurangi biaya mereka, biasanya pembeli meminta kualitas yang
lebih tinggi, pelayanan yang lebih baik, serta yang lebih penting harga yang lebih murah.
Tindakan ini akan menyebabkan persaingan yang kuat di antara perusahaan yang ada
dalam suatu industri yang sama. Biasanya kekuatan tawar-menawar pembeli meningkat
jika situasi berikut terjadi :
 Pembeli membeli dalam jumlah besar.
 Produk yang dibeli adalah produk standar dan tidak terdiferensiasi.
 Pembeli memperoleh laba yang rendah
 Produk industri adalah tidak terlalu penting untuk produk atau jasa pembeli
 Pembeli menempatkan suatu ancaman melakukan integrasi ke hulu untuk membuat
produk industri.

5). Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok


Pemasok dapat menekan perusahaan yang ada dalam suatu industri dengan cara
menaikkan harga serta menurunkan kualitas barang yang dijualnya. Jika perusahaan
tidak dapat menutupi kenaikan biaya melalui struktur harganya, maka kemampulabaan
perusahaan tersebut dapat menurunkan karena tindakan pemasok tadi.
Pemasok memiliki tawar-menawar jika :
 Didominasi oleh sedikit perusahaan.
 Produknya adalah unik.
 Industri tersebut bukanlah pelanggan yang penting dari pemasok.
 Pemasok memperlihatkan ancaman untuk melakukan integrasi hilir.

V. ASPEK YURIDIS
Aspek Yuridis membahas tentang : Siapa Pelaksana Bisnis, Bisnis apa yang akan
dilaksanakan, Waktu Pelaksanaan Bisnis, Dimana Bisnis Dilaksanakan, Bagaimana Bisnis
Dilaksanakan, Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku.
A. SIAPA PELAKSANA BISNIS
Untuk menganalisis siapa pelaksana bisnis, pembahasannya dibagi menjadi
dua, yaitu Badan Usahanya dan Orang-orang atau individu-individu yang terlibat
sebagai decision makers.
1. Bentuk Badan Usaha
Beberapa bentuk perusahaan di Indonesia, dari segi yuridisnya adalah sbb :
 Perusahaan perseorangan
Jenis Perusahaan ini merupakan perusahaan yang diawasi dan dikelola oleh
seseorang. Dan memperoleh semua keuntungan perusahaan, tetapi
menanggung semua resiko yang timbul dalam kegiatan perusahaan.
 Firma
Bentuk perkumpulan usaha yang didirikan oleh beberapa orang dengan
menggunakan nama bersama. Kerugian dan keuntungan ditanggung
bersama, jika ada salah satu anggota keluar dari firma maka secara otomatis
firma bubar.
 Perseroan Komanditer (CV)
Suatu persekutuan yang didirikan oleh beberapa orang yang masing-masing
menyerahkan sejumlah uang dalam jumlah yang tidak perlu sama.
 Perseroan Terbatas (PT)
Suatu badan yang mempunyai kekayaan, hak, dan kewajiban yang terpisah
dari yang mendirikan dan yang memiliki. Tanda keikutsertaan seseorang
memiliki perusahaan ini adalah dengan memiliki saham perusahaan.
 Perusahaan Negara (PN)
Perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha yang modalnya secara
keseluruhan dimiliki oleh negara.
 Perusahaan Pemerintah yang lain
Persero, Perusahaan Umum (Perum), Perusahaan Jawatan (Perjan), dan
Perusahaan daerah (PD). Persero dan PD merupakan perusahaan yang
mencari keuntungan bagi negara, sedangkan untuk Perum dan Perjan
semata-mata untuk mencari keuntungan finansial.
 Koperasi
Merupakan Bentuk badan usaha yang bergera di bidang ekonomi yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya yang bersifat
murni, pribadi, dan tidak dapat dialihkan.
2. Identitas Pelaksanan Bisnis
Ada beberapa sisi dari identitas pelaksana bisnis yang perlu diteliti, adalah
sebagai berikut :
 Kewarganegaraan
Peraturan-peraturan yang berbeda antara warga negara dengan warga
negara asing dalam kaitannya pendirian suatu perusahaan.
 Informasi Bank
Ketahui apakah sponsor proyek adalah debitur pada bank lain. Karena jika
iya harus dicari apakah ada keterlibatan terdapat kemacetan pembayaran
kredit, cek kosong maupun jaminannya.
 Keterlibatan pidana atau perdata
Perlu diketahui apakah pelaksana proyek terlibat dalam suatu tindakan yang
menimbulkan gugatan ataupun tuntutan.
 Hubungan Keluarga
Jika terdapat hubungan keluarga (suami-isteri), (orang tua-anak), perlu
diselidiki bagaimana mereka mengatur kebijakan hartanya.

B. BISNIS APA YANG DILAKSANAKAN


 Bidang Usaha
Bidang usaha dari proyek yang akan dibangun harus sesuai dengan anggaran
dasar perusahaan atau telah sesuai dengan corporate philosophy-nya.
 Fasilitas
Apabila proyek akan mendapatkan fasilitas tertentu, selidiki apakah
pengurusannya telah diselesaikan secara sah.
 Gangguan Lingkungan
Proyek yang akan dibuat perlu memperhatikan lingkungan sekitar tempat
proyek berada. Pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh proyek akan
berdampak negatif pada proyek itu sendiri, seperti pencemaran udara, air,
suara, dan moral masyarakat.
 Perupahan
Proyek yang membutuhkan tenaga kerja dengan skill yang rendah biasanya tidak
kesulitan memperolehnya dan mereka pun mau dibayar dengan rendah. Sistem
pengupahan perlu memperhatikan standar upah minimum yang ditetapkan
pemerintah setempat karena jika dilanggar, keresahan buruh akan berdampak
negatif pada proyek.

C. DIMANA BISNIS AKAN DILAKSANAKAN


 Perencanaan Wilayah
Lokasi proyek harus disesuaikan dengan rencana wilayah yang telah ditetapkan
oleh pemerintah agar mudah mendapatkan izin-izin yang diperlukan. Di samping
itu, harus diperhatikan prakiraan situasi dan kondisi lokasi proyek dalam waktu
yang akan datang. Peneliti dapat mencari informasi tentang perencanaan
wilayah ini, misalnya dengan menghubungi kantor Pemda setempat yang
mengurusi perencanaan wilayah dimana proyek bisnis akan berada.
 Status Tanah
Status kepemilikan tanah proyek harus jelas, peneliti dapat mencari informasi
tentang status tanah ini. Misalnya dengan menghubungi kantor Badan
Pertahanan Nasional (BPN) setempat.

D. WAKTU PELAKSANAAN BISNIS


Dalam kaitannya dengan waktu pelaksanaan bisnis, tinjauan aspek yuridis
terhadap izin pelaksanaan proyek bisnis menjadi penting diteliti. Semua izin harus
masih berlaku dan izin-izin yang belum dimiliki haruslah dilengkapi terlebih dahulu
(minimal izin prinsip).
E. BAGAIMANA CARA PELAKSANAAN BISNIS
Misalnya perusahaan kurang modal untuk menyelesaikan proyek, meminjam
uang dari perorangan atau lembaga keuangan adalah beberapa alternatif untuk
mengatasi kesulitan itu. Lembaga keuangan sebagai peminjam telah menentukan
syarat-syarat dalam rangka pengamanan secara yuridis, baik bersifat pencegahan
maupun penanggulangan. Syarat-syarat yang ditetapkannya harus dipenuhi oleh
pelaksana proyek.

F. PERATURAN DAN PERUNDANGAN


 Undang-undang no.1 Tahun 1995 tentang dasar hukum Perseroan Terbatas
 Hal-hal Umum yang dimuat dalam Akta Pendirian sebuah PT
Nama Perusahaan, Tempat Kedudukan PT, Maksud dan tujuan Berusaha,
Modal, Surat Saham, Rapat Direksi, Tugas dan Wewenang Dewan Komisaris,
Rapat Dewan Komisaris, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Pemungutan
Suara dalam RUPS, Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan, dan Langkah dalam
Likuidasi.
 Undang-undang No.8 Tahun 1999 : Tentang Perlindungan Konsumen
Penjelasan tentang hak-hak konsumen, kewajiban konsumen, Hak Pelaku
Usaha, Kewajiban Pelaku Usaha, Sanksi Hukum bagi pelaku Usaha, dan Sanksi
Hukum.

VI. ASPEK LINGKUNGAN HIDUP


Aspek lingkungan hidup perlu juga dianalisis kelayakannya, analisis lingkungan
hidup mengacu pada analisis AMDAL. Analisis Dampak Lingkungan sudah dikembangkan
oleh beberapa negara maju sejak tahun 1970 dengan nama Environmental impact
analysis atau environmental impact Assesment yang keduanya disingkat EIA. AMDAL
diperlukan untuk melakukan suatu studi kelayakan dengan dua alasan pokok, yaitu:
1 Karena undang – undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian.
Jawaban ini cukup efektif untuk memaksa para pemilik proyek yang kurang
memperhatikan kualitas lingkungan dan hanya memikirkan keuntungan proyeknya
sebesar mungkin tanpa menghilangkan dampak samping yang timbul.
2 AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya
proyek – proyek produksi. Manusia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan
dan meningkatkan kesejahteraan melakukan aktivitas yang makin lama makin
mengubah lingkuangannya. Pada awalnya perubahan lingkungan itu belum menjadi
masalah, tapi seteleh perubahan itu menjadi di luar ambang batas, maka manusia
tidak dapat mentolerir lagi perubahan yang merugikan itu.
Pemrakarsa proyek harus membuat AMDAL dengan konsekuensi ia harus
mengeluarkan biaya. Tanggung jawab penyelenggara Amdal ini bukan berarti harus
diemban pemrakarsa proyek itu sendiri. Ia dapat menyerahkan penyelenggaraan ini
kepada konsultan swasta atau pihak lain atas dasar saran dari pemerintah. Namun,
pemrakarsa proyek tetap sebagai pihak yang bertanggung jawab,bukan pihak
konsultan swasta pembuat AMDAL tersebut.

KEGUNAAN AMDAL
AMDAL bukan suatu proses yang berdiri sendiri melainkan bagian dari proses
AMDAL yang lebih besar dan penting, menyeluruh dan utuh dari perusahaan dan
lingkungannya, sehingga AMDAL dapat dipakai untuk mengelola dan memantau proyek
dan lingkungannya dengan menggunakan dokumen yang benar.
Selanjutnya, beberapa peran AMDAL dijelaskan sebagai berikut : Peran AMDAL
dalam pengelolaan lingkungan. Aktivitas pengelola lingkungan baru dapat dilakukan
apabila rencana pengelolaan lingkungan telah disusun berdasarkan perkiraan dampak
lingkungan yang akan timbul akibat dari proyek yang akan dibangun. Dalam kenyataan
nanti, apabila dampak lingkungan yang telah diperkirakan jauh berbeda dengan
kenyataan, ini dapat saja terjadi karena kesalahan-kesalahan dalam menyusun AMDAL
atau pemilik proyek tidak menjalankan proyeknya sesuai AMDAL. Agar dapat dihindari
kegagalan ini maka pemantauan haruslah dilakukan sedini mungkin, sejak awal
pembangunan, secara terus menerus dan teratur.
Peran AMDAL dalam pengelolaan proyek, AMDAL merupakan salah satu studi
kelayakan lingkungan yang diisyaratkan untuk mendapatkan perizinan selain aspek-
aspek studi kelayakan yang lain seperti aspek teknis dan ekonomis. Seharusnya AMDAL
dilakukan bersama-sama, di mana masing-masing aspek dapat memberikan masukan
untuk aspek-aspek lainnya sehingga penilaian yang optimal terhadap proyek dapat
diperoleh. Kenyataan yang biasa terjadi adalah bahwa hasil studi kelayakan untuk aspek
lingkungan tidak dapat menghasilkan kesesuaian di dalam studi kelayakan untuk aspek
lainnya. Bagian dari Amdal yang dapat diharapkan oleh aspek teknis dan ekonomis
biasanya adalah sejauh mana keadaan lingkungan dapat menunjang perwujudan
proyek, terutama sumber daya yang diperlukan proyek tersebut seperti air, energi,
manusia, dan ancaman alam sekitar. AMDAL sebagai dokumen penting. Laporan
AMDAL merupakan dokumen penting sumber informasi yang detail mengenai keadaan
lingkungan pada waktu penelitian proyek dan gambaran keadaan lingkungan di masa
setelah proyek dibangun. Dokumen ini juga penting untuk evaluasi, untuk membangun
proyek yang lokasinya berdekatan dan dapat digunakan sebagai alat legalitas.

PERATURAN DAN PERUNDANG – UNDANGAN


Langkah awal tim AMDAL dalam melakukan studi adalah memahami peraturan dan
perundangan yang berlaku mengenai lingkungan hidup di lokasi tempat studi AMDAL
dilakukan. Sumber peraturan dan perundangan tersebut ada yang berlaku secara
internasional dan ada juga yang berlaku untuk suatu negara saja. Dalam satu negara,
dapat saja peraturan dan perundangannya berbeda menurut propinsi dan sektornya.
Berlaku secara internasional. Peraturan – peraturan yang bersifat internasional penting
diperhatikan terutama oleh mereka yang melakukan studi AMDAL yang dampak
proyeknya akan melampaui daerah yang digunakan secara internasional, seperti
misalnya proyek yang limbahnya akan dibuang ke laut atau limbah yang dapat ditiup
angin sampai jatuh ke negara lain, seperti misalnya hujan asam. Peraturan –peraturan
yang berlaku secara internasional mengenai AMDAL dapat berupa deklarasi, perjanjian
– perjanjian bilateral maupun multilateral. Sebagai contoh adalah deklarasi Stockholm
yang disebut Declarationof the United Nations Conference on the Human Environment
yang oleh semua negara anggota PBB tahun 1972. Berlaku di Dalam Negeri. Di
indonesia, peraturan dan perundang – undangan dapat dijumpai pada tingkat nasional,
sektoral maupun regional / daerah. Peraturan Pemerintah RI nomor 51 tahun 1993
tentang Analisis mengenai Dampak lingkungan merupakan peraturan baru pengganti
dari Peraturan Pemerintah RI nomor 26 tahun 1986.
Peraturan pemerintah ini ditindak lanjuti oleh SK Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 10- 15 tahun 1994. Isi dari peraturan pemerintah ini penulis sajikan ulang untuk
hal- hal yang dianggap paling penting dari sisi bisnis.

KOMPONEN AMDAL
Yang dimaksudkan dengan AMDAL adalah suatu hasil studi mengenai dampak
suatu kegiatan yang direncanakan dan diperkirakan mempunyai dampak penting
terhadap lingkungan hidup. Analisis ini meliputi keseluruhan kegiatan pembuatan 5
( lima ) dokumen yang terdiri dari PIL (penyajian Informasi Lingkungan ), KA (Kerangka
Acuan), ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan ), RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan ),
dan RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan). ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan )
adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu kegiatan
yang direncanakan. Arti dampak penting di sini adalah perubahan lingkungan yang amat
mendasar yang di akibatkan oleh suatu kegiatan. Yang perlu digaris bawahi dari
pengertian diatas adalah tidak semua rencana kegiatan harus dilengkapi dengan ANDAL
karena ia hanya diterapkan pada kegiatan yang diperkirakan akan mempunyai dampak
terhadap lingkungan hidup.

DOKUMEN RENCANA KELOLA LINGKUNGAN


Beberapa penjelasan mengenai dokumen RKL disajikan dalam bentuk Lingkup
Rencana Pengelolaan Lingkungan ( RKL ) yang merupakan dokumen yang memuat
upaya – upaya mencegah, mengendalikan, dan menanggulangi dampak penting
lingkungan yang bersifat negatif dan meningkatkan dampak positif sebagai akibat dari
suatu rencana usaha atau kegiatan.
Dalam pengertian tersebut upaya pengelolaan lingkungan menbcakup empat
kelompok aktivitas, yaitu :
 Pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk menghindari atau mencegah dampak
negatif lingkungan melalui pemilihan atas alternatif, tata letak (tata ruang mikro
lokasi, dan rancang bangun proyek.
 Pengelolaan lingkungan yang bertujuan menanggulangi, meminimalisasi, atau
mengendalikan dampak negatif baik yang timbul di saat usaha atau kegiatan
beroperasi, maupun hingga saat usaha atau kegiatan berakhir misalnya rehabilitasi
lokasi proyek.
 Pengelolaan lingkungan yang bersifat meningkatkan dampak positif sehingga
dampak tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih besar baik kepada
pemprakarsa maupun pihak lain terutama masyarakat yang turut menikmati
dampak positif tersebut.
 Pengelolaan lingkungan yang bersifat memberikan pertimbangan ekonomi
lingkungan sebagai dasar untuk memberikan kompensasi atas sumberdaya tidak
dapat pulih, hilang atau rusak (baik dalam arti sosial ekonomi dan atau ekologis)
sebagai akibat usaha atau kegiatan.

Kedalaman Rencana Pengelolaan Lingkungan


Mengingat dokumen AMDAL merupakan bagian dari studi kelayakan, maka
dokumen RKL hanya akan bersifat memberikan pokok – pokok arahan, prinsip- prinsip,
atau persyaratan untuk pencegahan / penanggulangan / pengendalian dampak. Hal ini
tidak lain disebabkan karena:
a) Pada taraf studi kelayakan, informasi rencana usaha atau kegiatan (proyek) masih
relatif umum, belum memiliki spesifikasi tehnik yang rinci, dan masih memiliki
beberapa alternatif ini tak lain karena tahap ini memang dimaksudkan untuk
mengkaji sejauh mana proyek dipandang patut atau layak untuk dilaksanakan
ditinjau dari segi teknis dan ekonomis; sebelum investasi, tenaga, dan waktu
terlanjur dicurahkan lebih banyak.
b) Pokok – pokok arahan, prinsip –prinsip, dan persyaratan pengelolaan lingkungan
yang tertuang dalam dokumen RKL selanjutnya akan diintegrasikan atau menjadi
dasar pertimbangan bagi konsultan rekayasa dalam menyusun rancangan rinci
rekayasa.

Rencana Pengelolaan Lingkungan


Rencana pengelolaan lingkungan dapat berupa pencegahan dan penanggulangan
dampak negatif, serta peningkatan dampak positif yang bersifat strategis. Rencana
pengelolaan lingkungan harus diuraikan secara jelas, sistematis serta mengandung ciri –
ciri pokok sebagai berikut :
 Rencana pengelolaan lingkungan memuat pokok – pokok arahan, prinsip – prinsip,
pedoman, atau persyaratan untuk mencegah, menanggulangi, mengendalikan atau
meningkatkan dampak penting baik negatif maupun positif yang bersifat strategis ;
dan bila dipandang perlu, lengkapi pula dengan acuan literatur tentang rancang
bangun penanggulangan dampak dimaksud.
 Rencana pengelolaan lingkungan dimaksud perlu dirumuskan sedemikian rupa
sehingga dapat dijadikan bahan pertimbanagan untuk pembuatan rancangan rinci
rekayasa, dan dasar pelaksanaan kegiatan pengelolaan lingkungan.
 Rencana pengelolaan lingkungan mencakup pula upaya peningkatan kemampuan
dan pengetahuan karyawan pemprakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan
hidup melalui kursus – kursus dan pelatihan.
 Rencana pengelolaan lingkungan juga mencakup pembentukan unit organisasi yang
bertanggung jawab dibidang lingkungan untuk melaksanakan RKL.

You might also like