Professional Documents
Culture Documents
Askep Sehat Jiwa
Askep Sehat Jiwa
Trimester II
a. Kognitif
Subjektif : Takut jika suami pergi/meninggalkan rumah dalam waktu relative lama
Objektif : -
b. Afektif
Subjektif : Merasa senang dan bahagia dengan gerakan janin
Objektif : -
c. Fisiologis
Subjektif : Mulai merasakan gerakan janin, ngidam makanan / hal lain, berat badan naik
rata-rata 2,5 kg per minggu
Objektif : Perut mulai kelihatan buncit
d. Moral dan Spiritual
Subjektif : Merasakan ada ikatan dengan janin, merasakan bahwa janin bisa mendengar,
melihat dan merasakan apa yang dilakukan oleh ibu, sering memimpikan bayi, sering
mengajak janin bicara dan mengenalkan suara orang terdekat
Objektif : -
e. Sosial
Subjektif : Menjalin hubungan dengan ibu lain untuk mencari pengalaman dan dukungan,
merasa nyaman dan bangga bila memakai baju hamil, merasa lebih tergantung dengan
suami
Objektif : -
Trimester III
a. Kognitif
Subjektif : Memikirkan dan memutuskan tempat alternatif untuk melahirkan
(Bidan, puskesmas, RS, RB) Objektif : -
b. Afektif
Subjektif : Mulai merasakan ketidaknyamanan pada tubuh: sesak, kaki bengkak, mudah
lelah, kram kaki, merasa antusias menyambut kehadiran calon bayi
c. Fisiologis
Subjektif : Merasa kepanasan,mudah berkeringat, sering berkemih, sesak nafas, mudah
lelah, kram kaki
Objektif : Keluar cairan kuning dari puting susu, kaki bengkak
d. Moral dan Spiritual
Subjektif : Membayangkan hari – hari yang akan dijalani terkait dengan kehamilan dan
kelahiran dengan gembira
Objektif : Mempersiapkan segala kebutuhan bayi baik material maupun spiritual (nama
terbaik, tempat melahirkan, upacara kelahiran, perlengkapan bayi dan ibu dll)
e. Perilaku dan Kepribadian
Subjektif : Berusaha mencari informasi dari banyak sumber tentang kehamilan, kelahiran
dan janin ( tenaga kesehatan, ibu lain)
Objektif : Berhati-hati dalam berpikir, perkataan, dan perbuatan.
c. Psikomotor :
Pasien mampu melakukan tindakan yang mendukung pertumbuhan dan
perkembangan janinnya.
Tindakan Keluarga
a. Kognitif :
Keluarga mampu mengenal perilaku yang menggambarkan perkembangan ibu
hamil yang normal, keluarga mampu mengenal perilaku yang menggambarkan
perkembangan ibu hamil yang menyimpang.
b. Afektif :
Keluarga mampu memotivasi ibu hamil untuk melakukan pemerikasaan
kesehatan selama kehamilan.
c. Psikomotor :
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan
pemerikasaan kesehatan selama hamil dan proses persalinan.
Tindakan Kolaborasi
a. Kognitif :
Mampu menggambarkan perkembangan ibu hamil yang normal, mampu
menggambarkan perkembangan ibu hamil yang menyimpang.
b. Afektif :
Mampu memotivasi ibu hamil untuk melakukan pemerikasaan kesehatan selama
kehamilan.
c. Psikomotor :
Memfasilitasi ibu hamil untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
melakukan pemerikasaan kesehatan selama hamil dan proses persalinan
Tindakan Keperawatan :
Tindakan Mandiri
a. Diskusikan tentang karakteristik perkembangan yang normal yang dialami selama
kehamilan.
b. Diskusikan tentang karakteristik perkembangan yang menyimpang yang dialami
selama kehamilan.
c. Diskusikan tentang perkembangan biologis, psikologis, dan sosial pada kehamilan.
d. Diskusikan tentang cara mencapai pertumbuhan dan perkembangan janin yang normal:
1) Trimester I :
Menyentuh/ mengelus perut, berusaha bersikap tenang saat mengetahui kepastian
kehamilan, menghindari stress, mulai mengajak janin berbicara, banyak berdoa,
meditasi atau ibadah lain, berusaha memenuhi kebutuhan gizi janin, makan sedikit tapi
sering, melakukan kegiatan yang menmyenangkan, selalu berpikir positif (berbaik
sangka terhadap segala sesuatu yang terjadi).
2) Trimester II :
Mengajak janin berbicara lebih sering sambil mengelus perut ibu, kenalkan suara
orang-orang di sekitar (ayah, kakak, nenek, kakek) secara teratur, mendengar musik
yang lembut, memperdengarkan bacaan kitab suci, tetap menjaga keseimbangan emosi,
tidak mudah marah atau sedih, menghindari berkata dan berbuat negative, meyakini
ada ikatan dengan janin, merespon gerakan janin dengan mengusap, menekan dan
sedikit menggoyang perut.
3) Trimester III :
Lakukan semua tindakan yang dilakukan pada tiga bulan kedua, sering jalan pagi /
olahraga ringan, senam hamil, mengenalkan lingkungan sambil mengajak janin
berbicara, kenalkan janin dengan cahaya : menyenter / mengarahkan lampu ke
perut ibu, makan makanan yang bervariasi rasanya, melakukan setiap kegiatan
dengan hati yang tenang, senang dan ikhlas, lebih sering melakukan latihan relaksasi,
hindari rokok dan alkohol.
Tindakan Kolaborasi
a. Memantau perkembangan kehamilan yang normal
b. Memantau penyimpangan perkembangan kehamilan
c. Melakukan pemeriksaan kehamilan
d. Merujuk kasus kehamilan bila ada indikasi tindakan medis
e. Libatkan dalam kegiatan kelompok
SEHAT JIWA PADA BAYI
Usia 6 – 12 bulan
a. Merangkak, berdiri, berjalan dengan berpegangan dan latihan berjalan sendiri.
b. Membungkukkan badan tanpa berpegangan.
c. Tertawa/berteriak gembira bila melihat benda yang menarik.
d. Mengucapkan perkataan yang terdiri dari 2 suku kata yang sama.
e. Memperhatikan/memandang wajah ibu/orang yang mengajak bicara.
f. Senang diajak bicara dan bermain, berbahagia dipeluk dan dicium.
g. Menangis saat merasa tidak nyaman (basah, lapar, haus, sakit dan gerah (kepanasan
cuaca).
h. Menangis saat digendong orang yang tidak dikenalnya, menolak saat akan digendong
orang yang tidak dikenal
Usia 12 – 18 bulan
a. Berjalan mundur, menangkap bola, menendang bola, berjalan naik turun tangga.
b. Anak dapat menumpuk balok.
c. Menyebutkan nama bagian tubuh.
d. Mengucapkan perkataan yang terdiri dari 2 suku kata
e. Memperhatikan/memandang wajah ibu/orang yang mengajak bicara.
f. Senang diajak bicara dan bermain, berbahagia dipeluk dan dicium.
g. Menangis saat merasa tidak nyaman (basah, lapar, haus, sakit dan gerah (kepanasan
cuaca)
h. Menangis saat digendong orang yang tidak dikenalnya, menolak saat akan digendong
orang yang tidak dikenal.
Tindakan Keperawatan :
Tindakan Keperawatan Individu
Usia 0 – 6 bulan
1. Latih bayi untuk mengangkat kepala
2. Latih bayi untuk membalikkan badan dari telentang ke telungkup sampai bayi dapat
membalikkan badannya sendiri
3. Latih bayi untuk menggenggam benda/mainan
4. Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi menangis
5. Penuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit)
6. Beri selimut saat bayi kedingingan
7. Ajak bayi untuk berbicara
8. Panggil bayi sesuai dengan namanya
9. Ajak bayi bermain (bersuara lucu, menggerakkan benda, memperlihatkan benda berwarna
menarik, benda berbunyi).
Usia 6 – 12 bulan
1. Latih bayi untuk merangkak, berdiri, berjalan dengan berpegangan dan berjalan sendiri.
2. Latih bayi untuk membungkukkan badan tanpa berpegangan
3. Latih bayi untuk mengucapkan perkataan yang terdiri dari 2 suku kata yang sama
4. Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi menangis.
5. Penuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit).
6. Beri selimut saat bayi kedingingan.
7. Ajak bayi untuk berbicara.
8. Panggil bayi sesuai dengan namanya.
9. Ajak bayi bermain (bersuara lucu, menggerakkan benda, memperlihatkan benda berwarna
menarik, benda berbunyi).
Usia12 – 18 bulan
1. Latih bayi berjalan mundur, menangkap bola, menendang bola, dan berjalan naik
turun tangga
2. Latih bayi untuk menumpuk balok
3. Latih bayi untuk menyebutkan nama-nama bagian tubuhnya
4. Latih bayi untuk mengucapkan perkataan yang terdiri dari 2 suku kata
5. Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi menangis
6. Penuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit)
7. Beri selimut saat bayi kedingingan
8. Ajak bayi untuk berbicara
9. Panggil bayi sesuai dengan namanya.
10. Ajak bayi bermain (bersuara lucu, menggerakkan benda, memperlihatkan benda berwarna
menarik, benda berbunyi)
Tindakan Kolaborasi :
a. Lakukan penilaian kemampuan bayi bersama kader.
b. Bekerja sama dengan perawat komunitas terkait tumbuh kembang bayi.
SEHAT JIWA PADA ANAK TODDLER
Minor
a. Subjektif
1. Anak banyak bertanya tentang hal baru/benda asing.
2. Anak melakukan kegiatan sendiri.
3. Anak mulai bermain dan berkomunikasi dengan orang diluar keluarga.
b. Objektif
1. Anak hanya sebentar mau berpisah dengan orang tua.
2. Anak menunjukkan rasa suka dan tidak suka.
3. Anak mulai mengikuti kegiatan keagamaan yang dilakukan keluarga.
Tindakan Keperawatan :
Tindakan Individu
a. Latih anak untuk melakukan kegiatan rumah secara mandiri.
b. Puji keberhasilan anak.
c. Hindari gunakan kata perintah dan suasana yang membuat anak bersikap negatif.
d. Berikan mainan sesuai perkembangan.
e. Latih anak mengenal tindakan yang boleh dan tidak boleh dilakukan
f. Libatkan anak dalam kegiatan keagamaan
Tindakan Keluarga :
a. Mengkaji pemahaman keluarga tentang perkembangan anak dan menjelaskan
perkembangan psikososial anak toddler yang harus dicapai dan yang menyimpang serta
menjelaskan cara yang dapat dilakukan keluarga untuk meningkatkan perkembangan anak.
b. Diskusikan tindakan yang dapat dilakukan keluarga untuk meningkatkan perkembangan
psikosisal anak
c. Diskusikan tindakan yang dapat dilakukan keluarga pada anak jika ditemukan tanda
dan gejela yang menyimpang.
Tindakan Kelompok :
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai perkembangan dan cara melatih anak
mengembangkan kemampuan psikososial anak usia toddler.
Tindakan Kolaborasi :
a. Melakukan penilaian kemampuan bersama kader.
b. Bekerjasama dengan perawat komunitas di puskesmas mengenai perkembangan anak toddler.
SEHAT JIWA PADA ANAK PRA SEKOLAH
Protektor :
a. Mengkhayal dan kreatif
b. Memiliki Inisiatif bermain dengan alat-alat rumah tangga
c. Memahami hal yang benar dan salah
d. Mengenal berbagai warna
e. Mengenal jenis kelamin
f. Membantu melakukan pekerjaan rumah sederhana
g. Belajar ketrampilan baru melalui permainan
h. Belajar merangkai kata dan kalimat
i. Mudah berpisah dengan orang tua
j. Suka bermain dengan teman sebaya.
Tindakan Keperawatan :
Tindakan mandiri
a. Kaji perkembangan psikososial anak pada masa anak bayi dan toddler.
b. Kaji pemenuhan kebutuhan fisik: ajarkan kebersihan diri
c. Bantu anak mengembangkan ketrampilan motorik: bermain dengan melibatkan aktivitas fisik,
ciptakan lingkungan yang aman bagi anak
d. Latih anak mengembangkan ketrampilan bahasa: ajak anak berkomunikasi, ajari anak
membaca
e. Latih anak mengembangkan ketrampilan psikososial: motivasi anak untuk bermain
dengan teman sebaya dan mengikuti perlombaan.
f. Latih anak memahami identitas dan peran sesuai jenis kelamin: Ajari anak mengenal
bagian tubuh dan fungsinya, ajari anak mengenal perbedaan jenis kelamin.
g. Bantu anak mengembangkan kecerdasan: bantu anak menggali kreatifitasnya, bimbing anak
mengembangkan ketrampilan baru, latih anak mengenal huruf, angka, warna dan benda, serta
latih anak membaca, menggambar dan berhitung.
h. Bantu anak mengenal dan memahami nilai moral: terapkan nilai agama dan budaya positif
pada anak, latih kedisiplinan pada anak.
i. Beri pujian pada pencapaian anak terhadap tugas rumah/tugas sekolah
Tindakan kolaborasi :
a. Kader mampu memahami perilaku yang menggambarkan perkembangan anak pra sekolah
yang normal dan menyimpang.
b. Kader mampu memahami cara menstimulasi perkembangan anak pra sekolah.
c. Kader mampu mendemonstrasikan tindakan untuk menstimulasi perkembangan anak pra
sekolah.
d. Kader mampu merencanakan cara menstimulasi perkembangan anak pra sekolah.
SEHAT JIWA PADA ANAK USIA SEKOLAH
Protektor
a. Mengenal mata uang
b. Mengetahui nama benda dan fungsinya
c. Mengetahui sebab akibat
d. Menulis tulisan sambung
e. Menyelesaikan kegiatan sederhana
f. Memiliki hobi yang melibatkan fisik (naik sepeda, menggambar dll)
g. Menggunting kertas mengikuti pola
h. Menyebutkan nama dan hal lain mengenai dirinya
i. Menceritakan kembali cerita pendek
j. Berkomunikasi dengan orang lain
k. Mempunyai rasa bersaing (kompetisi),
l. Ikut berperan dalam kegiatan kelompok di lingkungan rumah maupun sekolah
m. Senang berkelompok dengan teman sebaya
n. Memiliki teman karib
Tindakan Keperawatan :
Tindakan mandiri
a. Kaji perkembangan psikososial anak pada masa anak bayi, toddler dan Pra sekolah.
b. Kaji pemenuhan kebutuhan fisik: ajarkan kebersihan diri.
c. Bantu anak mengembangkan ketrampilan motorik: bermain dengan melibatkan aktivitas fisik,
ciptakan lingkungan yang aman bagi anak.
d. Latih anak mengembangkan ketrampilan bahasa: ajak anak berkomunikasi, ajari anak
membaca.
e. Latih anak mengembangkan ketrampilan psikososial: Beri waktu anak unuk bermain di
luar rumah bersama teman dan kelompoknya, motivasi anak untuk bermain dengan teman
sebaya dan mengikuti perlombaan, latih anak berinteraksi dengan orang lain yang lebih
dewasa.
f. Bantu anak mengembangkan kecerdasan: Mendiskusikan kelebihan dan kemampuan
anak, menjelaskan dan melatih ketrampilan, memberi bacaan dan permainan yang
meningkatkan kemampuan, melibatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga sederhana, latih
anak membaca, menggambar, berhitung dan lakukan serta kembangkan hobi yang dimiliki
anak.
g. Bantu anak mengenal dan memahami nilai moral: terapkan nilai agama dan budaya positif
pada anak, latih kedisiplinan pada anak, bimbing anak saat nonton tv dan membaca buku
cerita.
h. Beri pujian pada pencapaian anak terhadap tugas rumah/tugas sekolah.
Tindakan Kolaborasi :
a. Kader mampu memahami perilaku yang menggambarkan perkembangan anak sekolah yang
normal dan menyimpang.
b. Kader mampu memahami cara menstimulasi perkembangan anak sekolah.
c. Kader mampu mendemonstrasikan tindakan untuk menstimulasi perkembangan anak sekolah.
d. Kader mampu merencanakan cara menstimulasi perkembangan anak sekolah
Tindakan Keperawatan :
Tindakan Individu
a. Kaji perkembangan psikososial remaja sebelumnya.
b. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif remaja.
c. Mendiskusikan karakteristik perkembangan psikososial remaja yang normal dan
menyimpang.
d. Menjelaskan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal.
e. Membantu remaja melakukan kegiatan mencapai perkembangan psikososial yang normal.
f. Berikan reinformcement pada tiap pencapaian remaja.
Tindakan Keluarga :
a. Diskusikan pada keluarga cara merawat remaja.
b. Jelaskan ciri perkembangan remaja yang harus dicapai dan yang menyimpang.
c. Jelaskan cara menstimulasi kemampuan remaja.
d. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan pada remaja dalam mencapai perkembangan
psikososial.
Tindakan Kelompok :
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai perkembangan dan cara melatih mengembangkan
kemampuan psikososial usia remaja.
Tindakan Kolaborasi :
a. Melakukan penilaian kemampuan bersama kader.
b. Bekerjasama dengan perawat komunitas di puskesmas mengenai perkembangan remaja.
Faktor Protektor :
a. Memiliki tujuan hidup.
b. Berinteraksi dengan orang lain.
c. Terdapat perubahan fisik dan psikologis.
d. Memiliki pekerjaan.
e. Memiliki minat dan hobi.
Tindakan Keperawatan :
Tindakan mandiri
a. Diskusikan tentang perkambangan psikososial yang normal dan menyimpang.
b. Diskusikan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal:
1. Menetapkan tujuan hidup.
2. Berinteraksi dengan banyak orang termasuk lawan jenis.
3. Berperan serta/ melibatkan diri dalam kegiatan di masyarakat.
4. Memilih calon pasangan hidup.
5. Menetapkan karier/pekerjaan.
6. Mempunyai pekerjaan.
7. Motivasi dan berikan dukungan pada individu untuk melakukan tindakan yang dapat
memenuhi perkembangan psikososialnya.
Tindakan Kolaborasi :
a. Kader mampu memahami perilaku yang menggambarkan perkembangan dewasa yang
normal dan menyimpang.
b. Kader mampu memahami cara menstimulasi perkembangan dewasa muda.
c. Kader mampu mendemonstrasikan tindakan untuk menstimulasi perkembangan dewasa
muda.
d. Kader mampu merencanakan cara menstimulasi perkembangan dewasa muda.
Faktor Protektor :
a. Memiliki tujuan hidup.
b. Memiliki pasangan hidup.
c. Terdapat perubahan fisik dan psikologis.
d. Sudah produktif.
e. Memiliki minat dan hobi.
Tindakan keperawatan :
Tindakan mandiri
a. Diskusikan tentang perkambangan psikososial yang normal dan menyimpang.
b. Diskusikan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal:
1. Menetapkan tujuan hidup.
2. Berinteraksi dengan banyak orang termasuk lawan jenis.
3. Berperan serta/ melibatkan diri dalam kegiatan di masyarakat.
4. Memilih calon pasangan hidup.
5. Menetapkan karier/pekerjaan.
6. Mempunyai pekerjaan.
7. Motivasi dan berikan dukungan pada individu untuk melakukan tindakan yang dapat
memenuhi perkembangan psikososialnya.
Tindakan Kolaborasi :
a. Kader mampu memahami perilaku yang menggambarkan perkembangan dewasa yang normal
dan menyimpang.
b. Kader mampu memahami cara menstimulasi perkembangan dewasa.
c. Kader mampu mendemonstrasikan tindakan untuk menstimulasi perkembangan dewasa.
d. Kader mampu merencanakan cara menstimulasi perkembangan dewasa.
SEHAT JIWA PADA USIA DEWASA TUA
Diagnosa Keperawatan : Kesiapan Peningkatan Perkembangan Usia Lansia
Pengertian :
Perkembangan psikososial lanjut usia adalah tercapainya integritas diri yang utuh. Pemahaman
terhadap makna hidup secara keseluruhan membuat lansia berusaha menuntun generasi
berikutnya (anak dan cucunya) bedasarkan sudut pandangnya. lansia yang tidak mencapai
integritas diri akan merasa putus asa dan menyesali masa lalunya karena tidak merasakan
hidupnya bermakna.
Faktor Protektor :
a. Puas dengan pencapaian hidup.
b. Rajin melaksanakan kegiatan ibadah.
c. Tidak memiliki penyakit kronis.
d. Gaya hidup tidak berlebihan.
Afektif
a. Menerima datangnya kematian.
b. Merasa berarti dalam hidup.
c. Merasa dicintai dan berarti dalam hidup.
Tindakan Keperawatan :
Tindakan Mandiri :
a. Diskusikan tentang perkembangan psikososial yang normal dan menyimpang.
b. Diskusikan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal:
1. Mempunyai harga diri tinggi.
2. Menilai kehidupannya berarti.
3. Menerima nilai dan keunikan orang lain.
4. Menerima dan menyesuaikan kematian pasangan.
5. Menyiapkan diri menerima datangnya kematian.
6. Melaksanakan kegiatan agama secara rutin.
7. Merasa dicintai dan berarti dalam keluarga.
8. Berpatisipasi dalam kegiatan sosial dan kelompok masyarakat.
9. Menyiapkan diri ditinggalkan anak yang telah mandiri.
Tindakan Keluarga :
a. Jelaskan kepada keluarga tentang perkembanga lansia yang normal dan menyimpang.
b. Diskusikan dengan keluarga mengenai cara memfasilitasi perkembangan psikososial
lansia yang normal.
c. Latih keluarga untuk memfasilitasi perkembangan psikososial lansia yang normal.
Tindakan Kolaborasi :
a. Kader mampu memahami perilaku yang menggambarkan perkembangan lansia yang
normal dan menyimpang.
b. Kader mampu memahami cara menstimulasi perkembangan lansia.
c. Kader mampu mendemonstrasikan tindakan untuk menstimulasi perkembangan lansia.
d. Kader mampu merencanakan cara menstimulasi perkembangan lansia.