You are on page 1of 22

SEHAT JIWA PADA IBU HAMIL

Diagnosis Keperawatan : Kesiapan Peningkatan Perkembangan Ibu Hamil


Definisi : adanya janin dalam rahim seorang perempuan sebagi hasil konsepsi yang
berlangsung sejak peristiwa tertanamnya hasil konsepsi pada dinding endometrium di dalam
uterus sampai lahirnya janin. Pada masa ini seorang ibu belajar untuk memahami dan
memberikan respon yang positif terhadap perubahan fisiologis, psikologis dan sosial selama
usia kehamilannya.

Tanda dan Gejala/ Respon/Faktor Protektif :


Trimester I
a. Kognitif
Subjektif : Segera melakukan test kehamilan dengan segera
Objektif : -
b. Afektif
Subjektif : Merasa bahagia dengan kehamilan, merasakan perasaan yang berubah –ubah
dari waktu ke waktu, merasa nyaman dan bahagia bila disentuh,dibelai dan disayangi oleh
suami.
Objektif : -
c. Fisiologis
Subjektif : Tidak menstruasi, mual dan muntah di pagi hari, cepat lelah dan mengantuk,
sering buang air kecil, payudara terasa penuh, nyeri tekan, gatal pada putting, tidak
menyukai bau makanan tertentu, lidah terasa pahit, produksi air ludah meningkat,
cepat basah pada area kewanitaan, dan berat badan cenderung menurun, merasakan
perubahan nafsu makan, cepat lelah dan mengantuk.
Objektif : Areola menghitam
d. Moral dan Spiritual
Subjektif : Memberitahukan kabar kehamilan pada suami, keluarga dan tetangga, ingin
selalu diperhatikan oleh suami dan keluarga, ingin selalu bersama dengan suami
Objektif : -
e. Perilaku dan Kepribadian
Subjektif : Berusaha menenangkan diri bila mengalami perubahan perasaan

Trimester II
a. Kognitif
Subjektif : Takut jika suami pergi/meninggalkan rumah dalam waktu relative lama
Objektif : -
b. Afektif
Subjektif : Merasa senang dan bahagia dengan gerakan janin
Objektif : -
c. Fisiologis
Subjektif : Mulai merasakan gerakan janin, ngidam makanan / hal lain, berat badan naik
rata-rata 2,5 kg per minggu
Objektif : Perut mulai kelihatan buncit
d. Moral dan Spiritual
Subjektif : Merasakan ada ikatan dengan janin, merasakan bahwa janin bisa mendengar,
melihat dan merasakan apa yang dilakukan oleh ibu, sering memimpikan bayi, sering
mengajak janin bicara dan mengenalkan suara orang terdekat
Objektif : -
e. Sosial
Subjektif : Menjalin hubungan dengan ibu lain untuk mencari pengalaman dan dukungan,
merasa nyaman dan bangga bila memakai baju hamil, merasa lebih tergantung dengan
suami
Objektif : -

Trimester III
a. Kognitif
Subjektif : Memikirkan dan memutuskan tempat alternatif untuk melahirkan
(Bidan, puskesmas, RS, RB) Objektif : -
b. Afektif
Subjektif : Mulai merasakan ketidaknyamanan pada tubuh: sesak, kaki bengkak, mudah
lelah, kram kaki, merasa antusias menyambut kehadiran calon bayi
c. Fisiologis
Subjektif : Merasa kepanasan,mudah berkeringat, sering berkemih, sesak nafas, mudah
lelah, kram kaki
Objektif : Keluar cairan kuning dari puting susu, kaki bengkak
d. Moral dan Spiritual
Subjektif : Membayangkan hari – hari yang akan dijalani terkait dengan kehamilan dan
kelahiran dengan gembira
Objektif : Mempersiapkan segala kebutuhan bayi baik material maupun spiritual (nama
terbaik, tempat melahirkan, upacara kelahiran, perlengkapan bayi dan ibu dll)
e. Perilaku dan Kepribadian
Subjektif : Berusaha mencari informasi dari banyak sumber tentang kehamilan, kelahiran
dan janin ( tenaga kesehatan, ibu lain)
Objektif : Berhati-hati dalam berpikir, perkataan, dan perbuatan.

Tujuan Asuhan Keperawatan :


Tindakan Mandiri
a. Kognitif :
Pasien mampu memahami karakteristik perkembangan yang normal pada ibu hamil,
pasien mampu memahami karakeristik perkembangan yang menyimpang pada ibu hamil,
pasien mampu memahami cara menyesuaikan diri terhadap perubahan biologis, psikologis
dan sosial selama masa kehamilan.
b. Afektif :
Pasien merasa bahagia dan menerima kehamilannya.

c. Psikomotor :
Pasien mampu melakukan tindakan yang mendukung pertumbuhan dan
perkembangan janinnya.
Tindakan Keluarga
a. Kognitif :
Keluarga mampu mengenal perilaku yang menggambarkan perkembangan ibu
hamil yang normal, keluarga mampu mengenal perilaku yang menggambarkan
perkembangan ibu hamil yang menyimpang.
b. Afektif :
Keluarga mampu memotivasi ibu hamil untuk melakukan pemerikasaan
kesehatan selama kehamilan.
c. Psikomotor :
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan
pemerikasaan kesehatan selama hamil dan proses persalinan.
Tindakan Kolaborasi
a. Kognitif :
Mampu menggambarkan perkembangan ibu hamil yang normal, mampu
menggambarkan perkembangan ibu hamil yang menyimpang.
b. Afektif :
Mampu memotivasi ibu hamil untuk melakukan pemerikasaan kesehatan selama
kehamilan.
c. Psikomotor :
Memfasilitasi ibu hamil untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
melakukan pemerikasaan kesehatan selama hamil dan proses persalinan

Tindakan Keperawatan :
Tindakan Mandiri
a. Diskusikan tentang karakteristik perkembangan yang normal yang dialami selama
kehamilan.
b. Diskusikan tentang karakteristik perkembangan yang menyimpang yang dialami
selama kehamilan.
c. Diskusikan tentang perkembangan biologis, psikologis, dan sosial pada kehamilan.
d. Diskusikan tentang cara mencapai pertumbuhan dan perkembangan janin yang normal:
1) Trimester I :
Menyentuh/ mengelus perut, berusaha bersikap tenang saat mengetahui kepastian
kehamilan, menghindari stress, mulai mengajak janin berbicara, banyak berdoa,
meditasi atau ibadah lain, berusaha memenuhi kebutuhan gizi janin, makan sedikit tapi
sering, melakukan kegiatan yang menmyenangkan, selalu berpikir positif (berbaik
sangka terhadap segala sesuatu yang terjadi).
2) Trimester II :
Mengajak janin berbicara lebih sering sambil mengelus perut ibu, kenalkan suara
orang-orang di sekitar (ayah, kakak, nenek, kakek) secara teratur, mendengar musik
yang lembut, memperdengarkan bacaan kitab suci, tetap menjaga keseimbangan emosi,
tidak mudah marah atau sedih, menghindari berkata dan berbuat negative, meyakini
ada ikatan dengan janin, merespon gerakan janin dengan mengusap, menekan dan
sedikit menggoyang perut.
3) Trimester III :
Lakukan semua tindakan yang dilakukan pada tiga bulan kedua, sering jalan pagi /
olahraga ringan, senam hamil, mengenalkan lingkungan sambil mengajak janin
berbicara, kenalkan janin dengan cahaya : menyenter / mengarahkan lampu ke
perut ibu, makan makanan yang bervariasi rasanya, melakukan setiap kegiatan
dengan hati yang tenang, senang dan ikhlas, lebih sering melakukan latihan relaksasi,
hindari rokok dan alkohol.

Edukasi Pasien dan Keluarga :


a. Jelaskan kepada keluarga tentang perkembangan ibu hamil yang normal.
b. Jelaskan kepada keluarga tentang perkembangan ibu hamil yang menyimpang.
c. Diskusikan dengan keluarga tentang cara memfasilitasi perkembangan psikososial
ibu hamil.
d. Diskusikan dengan keluarga tentang pemerikasaan kesehatan selama kehamilan
e. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat digunakan
untuk melakukan pemerikasaan kesehatan selama kehamilan dan proses persalinan.

Tindakan Kolaborasi
a. Memantau perkembangan kehamilan yang normal
b. Memantau penyimpangan perkembangan kehamilan
c. Melakukan pemeriksaan kehamilan
d. Merujuk kasus kehamilan bila ada indikasi tindakan medis
e. Libatkan dalam kegiatan kelompok
SEHAT JIWA PADA BAYI

Diagnosis keperawatan : Kesiapan Peningkatan Perkembangan Usia Bayi


Pengertian :
Kesiapan peningkatan perkembangan usia bayi adalah tahap perkembangan bayi usia 0-18
bulan dimana pada usia ini bayi belajar mengembangkan rasa percaya atau tidak percaya
terhadap orang lain. Perkembangan psikososial bayi yang normal adalah proses perkembangan
yang ditandai dengan pemupukan rasa percaya terhadap orang lain, diawali dengan rasa percaya
terhadap orang tua terutama ibu.

Tanda dan Gejala :


Usia 0 – 6 bulan
a. Mengangkat kepala.
b. Membalikkan badan dari telentang ke telungkup sampai anak dapat membalikkan
badannya sendiri.
c. Menggenggam benda.
d. Mengoceh dan memberi reaksi terhadap suara.
e. Menengok ke arah sumber suara.
f. Menangis saat merasa tidak nyaman (basah, lapar, haus, sakit dan gerah (kepanasan
cuaca)

Usia 6 – 12 bulan
a. Merangkak, berdiri, berjalan dengan berpegangan dan latihan berjalan sendiri.
b. Membungkukkan badan tanpa berpegangan.
c. Tertawa/berteriak gembira bila melihat benda yang menarik.
d. Mengucapkan perkataan yang terdiri dari 2 suku kata yang sama.
e. Memperhatikan/memandang wajah ibu/orang yang mengajak bicara.
f. Senang diajak bicara dan bermain, berbahagia dipeluk dan dicium.
g. Menangis saat merasa tidak nyaman (basah, lapar, haus, sakit dan gerah (kepanasan
cuaca).
h. Menangis saat digendong orang yang tidak dikenalnya, menolak saat akan digendong
orang yang tidak dikenal

Usia 12 – 18 bulan
a. Berjalan mundur, menangkap bola, menendang bola, berjalan naik turun tangga.
b. Anak dapat menumpuk balok.
c. Menyebutkan nama bagian tubuh.
d. Mengucapkan perkataan yang terdiri dari 2 suku kata
e. Memperhatikan/memandang wajah ibu/orang yang mengajak bicara.
f. Senang diajak bicara dan bermain, berbahagia dipeluk dan dicium.
g. Menangis saat merasa tidak nyaman (basah, lapar, haus, sakit dan gerah (kepanasan
cuaca)
h. Menangis saat digendong orang yang tidak dikenalnya, menolak saat akan digendong
orang yang tidak dikenal.

Tujuan Tindakan Keperawatan :


Kognitif :
a. Bayi mampu mengembangkan kemampuan berbicara/berbahasa.
b. Bayi mampu berespon terhadap bunyi atau suara.
c. Bayi mampu mengenal dan membedakan orang-orang disekitarnya
Psikomotor :
a. Bayi mampu mengembangkan kemampuan motoriknya
Afektif :
a. Bayi mampu mengekspresikan perasaan sebagai respon terhadap stimulus.

Tindakan Keperawatan :
Tindakan Keperawatan Individu
Usia 0 – 6 bulan
1. Latih bayi untuk mengangkat kepala
2. Latih bayi untuk membalikkan badan dari telentang ke telungkup sampai bayi dapat
membalikkan badannya sendiri
3. Latih bayi untuk menggenggam benda/mainan
4. Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi menangis
5. Penuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit)
6. Beri selimut saat bayi kedingingan
7. Ajak bayi untuk berbicara
8. Panggil bayi sesuai dengan namanya
9. Ajak bayi bermain (bersuara lucu, menggerakkan benda, memperlihatkan benda berwarna
menarik, benda berbunyi).

Usia 6 – 12 bulan
1. Latih bayi untuk merangkak, berdiri, berjalan dengan berpegangan dan berjalan sendiri.
2. Latih bayi untuk membungkukkan badan tanpa berpegangan
3. Latih bayi untuk mengucapkan perkataan yang terdiri dari 2 suku kata yang sama
4. Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi menangis.
5. Penuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit).
6. Beri selimut saat bayi kedingingan.
7. Ajak bayi untuk berbicara.
8. Panggil bayi sesuai dengan namanya.
9. Ajak bayi bermain (bersuara lucu, menggerakkan benda, memperlihatkan benda berwarna
menarik, benda berbunyi).

Usia12 – 18 bulan
1. Latih bayi berjalan mundur, menangkap bola, menendang bola, dan berjalan naik
turun tangga
2. Latih bayi untuk menumpuk balok
3. Latih bayi untuk menyebutkan nama-nama bagian tubuhnya
4. Latih bayi untuk mengucapkan perkataan yang terdiri dari 2 suku kata
5. Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi menangis
6. Penuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit)
7. Beri selimut saat bayi kedingingan
8. Ajak bayi untuk berbicara
9. Panggil bayi sesuai dengan namanya.
10. Ajak bayi bermain (bersuara lucu, menggerakkan benda, memperlihatkan benda berwarna
menarik, benda berbunyi)

Tindakan Keperawatan Keluarga :


a. Informasikan tentang tahap perkembangan yang harus dicapai anak usia infant.
b. Informasikan pada keluarga mengenai cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi
rasa percaya diri bayi.
c. Diskusikan dengan keluarga mengenai cara yang akan digunakan keluarga untuk
menstimulasi rasa percaya diri bayi.
d. Latih keluarga mengenai metode tersebut dan dampingi saat keluarga melakukannya
pada anak.
e. Bersama keluarga susun tindakan yang akan dilakukan dalam melatih rasa percaya diri
bayi.

Tindakan Kolaborasi :
a. Lakukan penilaian kemampuan bayi bersama kader.
b. Bekerja sama dengan perawat komunitas terkait tumbuh kembang bayi.
SEHAT JIWA PADA ANAK TODDLER

Diagnosis Keperawatan : Kesiapan Peningkatan Perkembangan Anak Usia Toddler


Pengertian :
Tahap perkembangan anak usia 18-36 bulan dimana pada usia ini anak belajar melatih
kemandiriannya untuk melakukan tindakan biasanya dicirikan anak mengeksplor lingkungan
sekitar. Jika anak tidak mampu mencapai tugas perkembangan pada masa ini anak akan
cenderung kurang percaya diri.

Tanda dan Gejala :


Mayor
a. Subjektif
1. Anak mengenal dan menyebutkan namanya sendiri.
2. Anak sering menggunakan kata “jangan/tidak/nggak”
b. Objektif
1. Anak banyak bertanya tentang hal baru/benda asing
2. Anak melakukan kegiatan sendiri
3. Anak mulai bermain dan berkomunikasi dengan orang diluar keluarga
4. Anak hanya sebentar mau berpisah dengan orang tua

Minor
a. Subjektif
1. Anak banyak bertanya tentang hal baru/benda asing.
2. Anak melakukan kegiatan sendiri.
3. Anak mulai bermain dan berkomunikasi dengan orang diluar keluarga.

b. Objektif
1. Anak hanya sebentar mau berpisah dengan orang tua.
2. Anak menunjukkan rasa suka dan tidak suka.
3. Anak mulai mengikuti kegiatan keagamaan yang dilakukan keluarga.

Tujuan Asuhan Keperawatan :


Kognitif :
a. Anak mampu mengenal dan menyebutkan nama.
b. Anak mampu mengembangkan kemampuan komunikasi
Psikomotor :
a. Anak mampu mengembangkan kemampuan motorik kasar dan halus.
b. Anak mampu melakukan kegiatan sendiri
Afektif :
a. Anak mampu menunjukkan rasa suka dan tidak suka.
b. Anak mampu melakukan kegiatan keagamaan bersama keluarga

Tindakan Keperawatan :
Tindakan Individu
a. Latih anak untuk melakukan kegiatan rumah secara mandiri.
b. Puji keberhasilan anak.
c. Hindari gunakan kata perintah dan suasana yang membuat anak bersikap negatif.
d. Berikan mainan sesuai perkembangan.
e. Latih anak mengenal tindakan yang boleh dan tidak boleh dilakukan
f. Libatkan anak dalam kegiatan keagamaan

Tindakan Keluarga :
a. Mengkaji pemahaman keluarga tentang perkembangan anak dan menjelaskan
perkembangan psikososial anak toddler yang harus dicapai dan yang menyimpang serta
menjelaskan cara yang dapat dilakukan keluarga untuk meningkatkan perkembangan anak.
b. Diskusikan tindakan yang dapat dilakukan keluarga untuk meningkatkan perkembangan
psikosisal anak
c. Diskusikan tindakan yang dapat dilakukan keluarga pada anak jika ditemukan tanda
dan gejela yang menyimpang.

Tindakan Kelompok :
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai perkembangan dan cara melatih anak
mengembangkan kemampuan psikososial anak usia toddler.

Tindakan Kolaborasi :
a. Melakukan penilaian kemampuan bersama kader.
b. Bekerjasama dengan perawat komunitas di puskesmas mengenai perkembangan anak toddler.
SEHAT JIWA PADA ANAK PRA SEKOLAH

Diagnosa Keperawatan : Kesiapan Peningkatan Perkembangan Usia Anak pra sekolah


Pengertian :
Anak Usia Pra Sekolah adalah anak usia 3-6 tahun dimana anak akan belajar berinteraksi dengan
orang lain, berfantasi, dan berinisiatif. Anak juga akan mengenal identitas diri (jenis kelamin)
dan meniru orang disekitarnya.

Protektor :
a. Mengkhayal dan kreatif
b. Memiliki Inisiatif bermain dengan alat-alat rumah tangga
c. Memahami hal yang benar dan salah
d. Mengenal berbagai warna
e. Mengenal jenis kelamin
f. Membantu melakukan pekerjaan rumah sederhana
g. Belajar ketrampilan baru melalui permainan
h. Belajar merangkai kata dan kalimat
i. Mudah berpisah dengan orang tua
j. Suka bermain dengan teman sebaya.

Tanda dan gejala :


Mayor
a. Subjektif :
Sering bertanya, membaca, mengungkapkan keinginan, menyebutkan nama dan jenis
kelaminnya, menyebutkan nama benda dan fungsinya, mengetahui warna, senang, gembira,
cemas ringan, marah wajar, percaya diri, berani
b. Objektif :
Berjalan di papan titian, berlari, bermain lompat tali, lompat karung, mengerjakan pekerjaan
rumah, mengikuti kegiatan agama
Minor
a. Subjektif : -
b. Objektif : Menggambar, menulis tegak bersambung, menggambar dan menggunting pola.

Tujuan Asuhan Keperawatan :


Kognitif :
a. Pasien memiliki inisiatif bermain pada alat-alat rumah tangga.
b. Pasien mampu menciptakan kreativitas dan senang berkhayal.
c. Pasien mampu memahami perbedaan benar dan salah
d. Pasien mampu mengenal jenis kelamin
e. Pasien mampu mengenal beberapa warna
f. Pasien mampu merangkai kata dan kalimat
Psikomotor :
a. Pasien mampu mempertahankan kesehatan fisik.
b. Pasien mampu melakukan kegiatan fisik sesuai usianya.
c. Pasien mampu membantu pekerjaan rumah tangga yang sederhana.
d. Pasien mampu melakukan permainan yang diajarkan.
Afektif :
a. Pasien senang bermain dengan teman sebaya.
b. Pasien mengekspresikan rasa senang, sedih, marah secara wajar

Tindakan Keperawatan :
Tindakan mandiri
a. Kaji perkembangan psikososial anak pada masa anak bayi dan toddler.
b. Kaji pemenuhan kebutuhan fisik: ajarkan kebersihan diri
c. Bantu anak mengembangkan ketrampilan motorik: bermain dengan melibatkan aktivitas fisik,
ciptakan lingkungan yang aman bagi anak
d. Latih anak mengembangkan ketrampilan bahasa: ajak anak berkomunikasi, ajari anak
membaca
e. Latih anak mengembangkan ketrampilan psikososial: motivasi anak untuk bermain
dengan teman sebaya dan mengikuti perlombaan.
f. Latih anak memahami identitas dan peran sesuai jenis kelamin: Ajari anak mengenal
bagian tubuh dan fungsinya, ajari anak mengenal perbedaan jenis kelamin.
g. Bantu anak mengembangkan kecerdasan: bantu anak menggali kreatifitasnya, bimbing anak
mengembangkan ketrampilan baru, latih anak mengenal huruf, angka, warna dan benda, serta
latih anak membaca, menggambar dan berhitung.
h. Bantu anak mengenal dan memahami nilai moral: terapkan nilai agama dan budaya positif
pada anak, latih kedisiplinan pada anak.
i. Beri pujian pada pencapaian anak terhadap tugas rumah/tugas sekolah

Edukasi pasien dan keluarga :


a. Jelaskan kepada keluarga tentang perkembangan anak pra sekolah yang normal dan
menyimpang.
b. Diskusikan dengan keluarga mengenai cara memfasilitasi perkembangan psikososial
anak pra sekolah yang normal.
c. Latih keluarga untuk memfasilitasi perkembangan psikososial anak pra sekolah yang normal.

Tindakan kolaborasi :
a. Kader mampu memahami perilaku yang menggambarkan perkembangan anak pra sekolah
yang normal dan menyimpang.
b. Kader mampu memahami cara menstimulasi perkembangan anak pra sekolah.
c. Kader mampu mendemonstrasikan tindakan untuk menstimulasi perkembangan anak pra
sekolah.
d. Kader mampu merencanakan cara menstimulasi perkembangan anak pra sekolah.
SEHAT JIWA PADA ANAK USIA SEKOLAH

Diagnosa Keperawatan : Kesiapan Peningkatan Perkembangan Usia Anak sekolah.


Pengertian :
Anak Usia Sekolah adalah anak dalam rentang usia 6 – 12 tahun. Pekembangan kemampuan
psikososial anak usia sekolah adalah kemampuan menghasilkan karya, berinteraksi dan
berprestasi dalam belajar berdasarkan kemampuan diri sendiri.

Protektor
a. Mengenal mata uang
b. Mengetahui nama benda dan fungsinya
c. Mengetahui sebab akibat
d. Menulis tulisan sambung
e. Menyelesaikan kegiatan sederhana
f. Memiliki hobi yang melibatkan fisik (naik sepeda, menggambar dll)
g. Menggunting kertas mengikuti pola
h. Menyebutkan nama dan hal lain mengenai dirinya
i. Menceritakan kembali cerita pendek
j. Berkomunikasi dengan orang lain
k. Mempunyai rasa bersaing (kompetisi),
l. Ikut berperan dalam kegiatan kelompok di lingkungan rumah maupun sekolah
m. Senang berkelompok dengan teman sebaya
n. Memiliki teman karib

Tanda dan gejala :


Mayor
a. Subjektif :
Menyebutkan nama dan jenis kelamin, menjelaskan nama dan fungsi benda, membaca doa,
mengungkapkan perasaan marah, senang, takut dan sedih, menyampaikan pendapat dan
keinginan, puas dengan keberhasilan, menceritakan kebaikan, mengungkapkan kesalahan.
b. Objektif :
Lompat tali, bermain engklek, menangkap dan melempar bola.
Minor
a. Subjektif :
Mengekspresikan kemarahan, menunjukkan perasaan marah, senang, takut dan sedih.
b. Objektif :
Menggambar, menulis tegak bersambung, menggambar dan menggunting pola.

Tujuan Asuhan Keperawatan :


Kognitif :
a. Pasien mampu mengembangkan kecerdasan.
b. Pasien mampu memahami nilai-nilai moral.
c. Pasien mampu mempelajari hal-hal baru.
d. Pasien mampu beradaptasi secara psikososial.
e. Pasien memiliki rasa bersaing.
f. Pasien mampu menyelesaikan tugas sekolah.
g. Pasien memahami nilai mata uang.
h. Pasien memiliki peran dalam kegiatan kelompok
Psikomotor :
a. Pasien mempertahankan kesehatan fisik.
b. Pasien mampu melakukan kegiatan fisik sesuai usianya.
c. Pasien mampu melakukan hobi.
d. Pasien mampu menyelesaikan kegiatan rumah tangga yang sederhana.
Afektif :
a. Pasien mampu mengekspresikan perasaan.
b. Pasien mampu mengungkapkan kesalahan.
c. Pasien merasa bahagia terhadap kebaikan yang pernah dilakukan.
d. Pasien merasa puas terhadap keberhasilan yang dicapai.

Tindakan Keperawatan :
Tindakan mandiri
a. Kaji perkembangan psikososial anak pada masa anak bayi, toddler dan Pra sekolah.
b. Kaji pemenuhan kebutuhan fisik: ajarkan kebersihan diri.
c. Bantu anak mengembangkan ketrampilan motorik: bermain dengan melibatkan aktivitas fisik,
ciptakan lingkungan yang aman bagi anak.
d. Latih anak mengembangkan ketrampilan bahasa: ajak anak berkomunikasi, ajari anak
membaca.
e. Latih anak mengembangkan ketrampilan psikososial: Beri waktu anak unuk bermain di
luar rumah bersama teman dan kelompoknya, motivasi anak untuk bermain dengan teman
sebaya dan mengikuti perlombaan, latih anak berinteraksi dengan orang lain yang lebih
dewasa.
f. Bantu anak mengembangkan kecerdasan: Mendiskusikan kelebihan dan kemampuan
anak, menjelaskan dan melatih ketrampilan, memberi bacaan dan permainan yang
meningkatkan kemampuan, melibatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga sederhana, latih
anak membaca, menggambar, berhitung dan lakukan serta kembangkan hobi yang dimiliki
anak.
g. Bantu anak mengenal dan memahami nilai moral: terapkan nilai agama dan budaya positif
pada anak, latih kedisiplinan pada anak, bimbing anak saat nonton tv dan membaca buku
cerita.
h. Beri pujian pada pencapaian anak terhadap tugas rumah/tugas sekolah.

Edukasi Pasien dan Keluarga :


a. Jelaskan kepada keluarga tentang perkembangan anak sekolah yang normal dan
menyimpang.
b. Diskusikan dengan keluarga mengenai cara memfasilitasi perkembangan psikososial anak
sekolah yang normal.
c. Latih keluarga untuk memfasilitasi perkembangan psikososial anak sekolah yang normal.

Tindakan Kolaborasi :
a. Kader mampu memahami perilaku yang menggambarkan perkembangan anak sekolah yang
normal dan menyimpang.
b. Kader mampu memahami cara menstimulasi perkembangan anak sekolah.
c. Kader mampu mendemonstrasikan tindakan untuk menstimulasi perkembangan anak sekolah.
d. Kader mampu merencanakan cara menstimulasi perkembangan anak sekolah

SEHAT JIWA PADA ANAK REMAJA

Diagnosa Keperawatan : Kesiapan Peningkatan Perkembangan Anak Remaja


Pengertian :
Tahap perkembangan remaja usia 12-18 tahun dimana pada saat ini remaja harus mampu
mencapai identitas diri meliputi peran, tujuan pribadi, keunikan dan ciri khas diri. Bila hal
ini tidak tercapai maka remaja akan mengalami kebingungan peran yang berdampak pada
rapuhnya kepribadian sehingga akan terjadi gangguan konsep diri.

Tanda dan Gejala :


Mayor
a. Subjektif
1. Anak menilai objektif dan kelebihan serta kekurangan diri.
2. Memiliki teman curhat.
3. Mengikuti kegiatan rutin (olah raga, seni, pramuka, pengajian dll).
b. Objektif
1. Bertanggung jawab dan mampu mengambil keputusan tanpa bergantung dengan orang tua.
2. Menemukan identitas diri, memiliki tujuan dan cita-cita masa depan
Minor
a. Subjektif
1. Bersosialisasi dengan baik dan menerapkan norma-norma yang berlaku di tempat tinggal.
2. Menyampaikan pendapat dan penolakan secara asertif.
b. Objektif
1. Berperilaku santun, menghormati orang tua dan orang sekitar.
2. Memiliki prestasi yang berarti dalam hidup

Tujuan Asuhan Keperawatan :


Kognitif
a. Remaja mampu mengetahui dengan menilai aspek positif dan kekurangan diri.
b. Remaja mampu mengetahui identitas diri, memiliki tujuan dan cita-cita masa depan.
c. Remaja mampu memahami norma dan peraturan yang berlaku.
d. Remaja mampu berprestasi dalam bidang akademik.
Psikomotor
a. Remaja mampu mengembangkan kemampuan diri.
b. Remaja mampu meraih prestasi pada kegiatan positif.
c. Remaja dapat beraktivitas dengan aktif tanpa hambatan.
Afektif
a. Remaja mampu menyampaikan pendapat dengan asertif.
b. Remaja mampu mengendalikan emosi.

Tindakan Keperawatan :
Tindakan Individu
a. Kaji perkembangan psikososial remaja sebelumnya.
b. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif remaja.
c. Mendiskusikan karakteristik perkembangan psikososial remaja yang normal dan
menyimpang.
d. Menjelaskan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal.
e. Membantu remaja melakukan kegiatan mencapai perkembangan psikososial yang normal.
f. Berikan reinformcement pada tiap pencapaian remaja.

Tindakan Keluarga :
a. Diskusikan pada keluarga cara merawat remaja.
b. Jelaskan ciri perkembangan remaja yang harus dicapai dan yang menyimpang.
c. Jelaskan cara menstimulasi kemampuan remaja.
d. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan pada remaja dalam mencapai perkembangan
psikososial.

Tindakan Kelompok :
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai perkembangan dan cara melatih mengembangkan
kemampuan psikososial usia remaja.

Tindakan Kolaborasi :
a. Melakukan penilaian kemampuan bersama kader.
b. Bekerjasama dengan perawat komunitas di puskesmas mengenai perkembangan remaja.

SEHAT JIWA PADA USIA DEWASA MUDA


Diagnosa Keperawatan : Kesiapan Peningkatan Perkembangan Usia Dewasa Muda
Pengertian :
Perkembangan tahap dewasa muda adalah tahap perkembangan pada usia 19- 30 tahun dimana
tahapan perkembangan individu mampu melakukan interaksi yang akrab dengan orang lain,
terutama lawan jenis, dan mempunyai pekerjaan. Pada tahap ini, individu mencoba untuk
mandiri dan mencukupi kebutuhan dirinya dengan bekerja. Interaksi yang dilakukan mengarah
pada bekerja, perkawinan, dan mempunyai keluarga yang menjadi bagian dari masyarakat.

Faktor Protektor :
a. Memiliki tujuan hidup.
b. Berinteraksi dengan orang lain.
c. Terdapat perubahan fisik dan psikologis.
d. Memiliki pekerjaan.
e. Memiliki minat dan hobi.

Tanda dan gejala :


Mayor
a. Subjektif
1. Melakukan hal- hal positif.
2. Menolong orang lain.
3. Berinteraksi dengan orang lain terutama lawan jenis.
4. Memiliki motivasi yang tinggi.
b. Objektif
1. Mengembangkan hobi seperti olahraga.
2. Menyampaikan pendapat dengan sopan.
3. Memiliki pekerjaan.
Minor
a. Subjektif
1. Meningkatkan kemampuan.
2. Melakukan aktivitas mandiri.
b. Objektif
1. Berpartisipasi dalam kegiatan di masyarakat.
2. Memiliki ide yang kreatif dan inisiatif objektif.

Tujuan Asuhan Keperawatan :


Kognitif :
a. Mampu memahami ciri perkembangan usia dewasa muda yang normal dan menyimpang.
b. Individu dewasa muda mampu memahami cara mencapai perkembangan psikososial
yang normal :

1. Berinteraksi dengan banyak orang termasuk lawan jenis.


2. Mempunyai pekerjaan.
c. Individu dewasa muda mampu melakukan tindakan untuk mencapai perkembangan
psikososial yang normal.
Psikomotor :
a. Melakukan interaksi dengan antusias.
b. Mengerjakan pekerjaan dengan inisiatif dan kreatif.
c. Melakukan hobi bersama teman- teman.
Afektif :
a. Bisa mengendalikan emosi.
b. Memiliki rasa kepercayaan diri.
c. Memiliki jiwa penolong

Tindakan Keperawatan :
Tindakan mandiri
a. Diskusikan tentang perkambangan psikososial yang normal dan menyimpang.
b. Diskusikan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal:
1. Menetapkan tujuan hidup.
2. Berinteraksi dengan banyak orang termasuk lawan jenis.
3. Berperan serta/ melibatkan diri dalam kegiatan di masyarakat.
4. Memilih calon pasangan hidup.
5. Menetapkan karier/pekerjaan.
6. Mempunyai pekerjaan.
7. Motivasi dan berikan dukungan pada individu untuk melakukan tindakan yang dapat
memenuhi perkembangan psikososialnya.

Edukasi pasien dan keluarga :


a. Jelaskan kepada keluarga tentang perkembanga dewasa m u d a yang normal dan
menyimpang.
b. Diskusikan dengan keluarga mengenai cara memfasilitasi perkembangan psikososial
dewasa muda yang normal.
c. Latih keluarga untuk memfasilitasi perkembangan psikososial dewasa muda yang normal.

Tindakan Kolaborasi :
a. Kader mampu memahami perilaku yang menggambarkan perkembangan dewasa yang
normal dan menyimpang.
b. Kader mampu memahami cara menstimulasi perkembangan dewasa muda.
c. Kader mampu mendemonstrasikan tindakan untuk menstimulasi perkembangan dewasa
muda.
d. Kader mampu merencanakan cara menstimulasi perkembangan dewasa muda.

SEHAT JIWA PADA USIA DEWASA TUA


Diagnosa Keperawatan : Kesiapan Peningkatan Perkembangan Usia Dewasa Tua
Pengertian :
Perkembangan tahap dewasa adalah tahap perkembangan seorang individu mampu terlibat
dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Peningkatan perkembangan dewasa lebih
meningkatkan kemampuan dalam pekerjaan, mencoba untuk mandiri dan mencukupi kebutuhan
dirinya dengan bekerja.

Faktor Protektor :
a. Memiliki tujuan hidup.
b. Memiliki pasangan hidup.
c. Terdapat perubahan fisik dan psikologis.
d. Sudah produktif.
e. Memiliki minat dan hobi.

Tanda dan gejala :


Mayor
a. Subjektif
1. Melakukan hal- hal positif.
2. Menolong orang lain.
3. Rajin beribadah.
4. Memiliki motivasi yang tinggi.
b. Objektif
1. Mengembangkan hobi seperti olahraga.
2. Menyampaikan pendapat dengan sopan.
3. Lebih arif dan bijaksana.
Minor
a. Subjektif
1. Meningkatkan kemampuan.
2. Melakukan aktivitas mandiri.
b. Objektif
1. Berpartisipasi dalam kegiatan di masyarakat.
2. Memiliki ide yang kreatif dan inisiatif objektif.

Tujuan Asuhan Keperawatan :


Kognitif :
a. Mampu memahami ciri perkembangan usia dewasa yang normal dan menyimpang.
b. Mampu memahami kepribadian terbuka dan tertutup.
c. Mengetahui cara untuk meningkatkan kemampuan.
d. Mampu memahami aspek moral yang baik dan salah.
Psikomotor :
a. Melakukan hobi dengan antusias.
b. Mengerjakan pekerjaan dengan inisiatif dan kreatif.
c. Melakukan kegiatan bersama masyarakat.
Afektif :
a. Bisa mengendalikan emosi.
b. Memiliki rasa kepercayaan diri.
c. Memiliki jiwa penolong.

Tindakan keperawatan :
Tindakan mandiri
a. Diskusikan tentang perkambangan psikososial yang normal dan menyimpang.
b. Diskusikan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal:
1. Menetapkan tujuan hidup.
2. Berinteraksi dengan banyak orang termasuk lawan jenis.
3. Berperan serta/ melibatkan diri dalam kegiatan di masyarakat.
4. Memilih calon pasangan hidup.
5. Menetapkan karier/pekerjaan.
6. Mempunyai pekerjaan.
7. Motivasi dan berikan dukungan pada individu untuk melakukan tindakan yang dapat
memenuhi perkembangan psikososialnya.

Edukasi Pasien dan Keluarga :


a. Jelaskan kepada keluarga tentang perkembanga dewasa yang normal dan menyimpang.
b. Diskusikan dengan keluarga mengenai cara memfasilitasi perkembangan psikososial dewasa
muda yang normal.
c. Latih keluarga untuk memfasilitasi perkembangan psikososial dewasa muda yang normal.

Tindakan Kolaborasi :
a. Kader mampu memahami perilaku yang menggambarkan perkembangan dewasa yang normal
dan menyimpang.
b. Kader mampu memahami cara menstimulasi perkembangan dewasa.
c. Kader mampu mendemonstrasikan tindakan untuk menstimulasi perkembangan dewasa.
d. Kader mampu merencanakan cara menstimulasi perkembangan dewasa.
SEHAT JIWA PADA USIA DEWASA TUA
Diagnosa Keperawatan : Kesiapan Peningkatan Perkembangan Usia Lansia
Pengertian :
Perkembangan psikososial lanjut usia adalah tercapainya integritas diri yang utuh. Pemahaman
terhadap makna hidup secara keseluruhan membuat lansia berusaha menuntun generasi
berikutnya (anak dan cucunya) bedasarkan sudut pandangnya. lansia yang tidak mencapai
integritas diri akan merasa putus asa dan menyesali masa lalunya karena tidak merasakan
hidupnya bermakna.

Faktor Protektor :
a. Puas dengan pencapaian hidup.
b. Rajin melaksanakan kegiatan ibadah.
c. Tidak memiliki penyakit kronis.
d. Gaya hidup tidak berlebihan.

Tanda dan Gejala :


Mayor
a. Subjektif
1. Mempunyai harga diri tinggi.
2. Menilai kehidupannya berarti.
3. Menerima nilai dan keunikan orang lain.
b. Objektif
1. Berpatisipasi dalam kegiatan sosial dan kelompok masyarakat.
2. Menyiapkan diri ditinggalkan anak yang telah mandiri.
Minor
a. Subjektif
1. Menerima dan menyesuaikan kematian pasangan.
2. Menyiapkan diri menerima datangnya kematian.
b. Objektif
1. Melaksanakan kegiatan agama secara rutin.
2. Merasa dicintai dan berarti dalam keluarga

Tujuan Asuhan Keperawatan :


Kognitif
a. Mampu memahami ciri perkembangan usia lansia yang normal dan menyimpang.
b. Mampu menilai kehidupan berarti.
c. Mampu memahami nilai dan keunikan orang lain d. Mengetahui cara untuk meningkatkan
ibadah.
Psikomotor
a. Melakukan kegiatan ibadah secara rutin.
b. Melakukan kegiatan bersama masyarakat.

Afektif
a. Menerima datangnya kematian.
b. Merasa berarti dalam hidup.
c. Merasa dicintai dan berarti dalam hidup.

Tindakan Keperawatan :
Tindakan Mandiri :
a. Diskusikan tentang perkembangan psikososial yang normal dan menyimpang.
b. Diskusikan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal:
1. Mempunyai harga diri tinggi.
2. Menilai kehidupannya berarti.
3. Menerima nilai dan keunikan orang lain.
4. Menerima dan menyesuaikan kematian pasangan.
5. Menyiapkan diri menerima datangnya kematian.
6. Melaksanakan kegiatan agama secara rutin.
7. Merasa dicintai dan berarti dalam keluarga.
8. Berpatisipasi dalam kegiatan sosial dan kelompok masyarakat.
9. Menyiapkan diri ditinggalkan anak yang telah mandiri.

Tindakan Keluarga :
a. Jelaskan kepada keluarga tentang perkembanga lansia yang normal dan menyimpang.
b. Diskusikan dengan keluarga mengenai cara memfasilitasi perkembangan psikososial
lansia yang normal.
c. Latih keluarga untuk memfasilitasi perkembangan psikososial lansia yang normal.

Tindakan Kolaborasi :
a. Kader mampu memahami perilaku yang menggambarkan perkembangan lansia yang
normal dan menyimpang.
b. Kader mampu memahami cara menstimulasi perkembangan lansia.
c. Kader mampu mendemonstrasikan tindakan untuk menstimulasi perkembangan lansia.
d. Kader mampu merencanakan cara menstimulasi perkembangan lansia.

You might also like