You are on page 1of 4

TEMPERATUR AIR LAUT / SUHU AIR LAUT (Materi Oseanografi 

Fisika)

Posted on September 10, 2016

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indoonesia (KBBI) temperatur adalah panas dinginnya
badan atau hawa.1 Sedangkan suhu adalah  ukuran kuantitatif terhadap temperatur, panas dan
dingin, sesuatu yang diukur termometer2. Dari keduanya, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya
penggunaan kedua kata ini sama saja, apalagi keduanya memiliki posisi sebagai noun/ benda.

Temperatur atau suhu merupakan derajat panas suatu objek yang diakibatkan oleh
tumbukan antar molekul yang tidak beraturan. Temperatur berbeda dengan panas/kalor. Panas
per unit volume dihitung dari temperatur dengan rumusan: Q = densitas x panas spesifik x
temperatur.3

Faktor yang memengaruhi suhu permukaan laut adalah letak ketinggian dari permukaan
laut (Altituted), intensitas cahaya matahari yang diterima, musim, cuaca, kedalaman air, sirkulasi
udara, dan penutupan awan.4

Sumber utama panas air laut yaitu berasal dari cahaya matahari.  Ada pula sumber lain
panas air laut yaitu struktur bumi seperti gunung api; lempeng samudera; dan daratan, serta
energi kinetik yang ada dalam kolom air. Perbedaan siang dan malam dapat mempengaruhi suhu
air laut.  Pada pagi hari, suhu air laut lebih rendah dibandingkan pada siang hari. Pada sore hari
suhu air laut lebih rendah dari siang hari tetapi lebih tinggi dari pagi hari meskipun posisi
mataharinya sama, hal tersebut dikarenakan sifat air laut yang lama menyerap dan melepaskan
panas. Selain itu, berdasarkan posisi matahari terhadap bumi pun dapat mempengaruhi suhu air
laut. Suhu air laut pada wilayah tropis akan lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah subtropis
dan kutub. Ada pula sumber lain panas air laut, yaitu interior bumi (daratan dan kerak bumi),
serta energi kinetik yang ada dalam kolom air.

1
http://kbbi.web.id/suhu diakses 17 Maret 2019
2
http://kbbi.web.id/suhu diakses 17 Maret 2019
3
Purba, Noir P. dan Widodo S. Pranowo. 2015. Dinamika Oseanografi (Deskripsi Karakteristik Massa Air dan
Sirkulasi Air Laut). Sumedang: Unpad Press.
4
Hutabarat,Sahala dan Stewart M. Evans. 1985. Pengantar Oseanografi. Jakarta: UI.
Cahaya matahari sebagai sumber utama panas air laut dapat memberikan panas dengan batasan
vertikal sejauh 50-100 dan horizontal sejauh 50 Km. Lapisan permukaan air laut terlihat
memiliki nilai temperatur yang tinggi, namun sebenarnya lapisan yang memiliki nilai temperatur
tertinggi ada pada kedalaman 0.8 hingga 1 meter. Menurut Noir P. Purba dan Widodo S.
Pranowo, hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

1. tepat di bagian atas terjadi pemancaran panas kembali ke atmosfer

2. Terjadi konveksi dengan udara, bila udara tersebut merupakan massa dingin sehingga
kembali menyerap panas

3. di bagian permukaan terjadi penguapan (penguapan memerlukan panas)

Kondisi Temperatur di wilayah Tropis, Subtropis, dan Kutub

Terdapat 3 pola temperatur secara vertikal, yaitu:

1. Mix Layered (lapisan tercampur)

Yaitu lapisan kolom air yang langsung berbatasan dengan udara. Lapisan ini memiliki suhu yang
paling tinggi karena langsung terkena cahaya matahari. Umumnya lapisan ini berada pada
kedalaman 0 hingga 300 meter. Lapisan ini sangat dipengaruhi oleh turbulen.

2. Lapisan Thermoklin

Lapisan Thermoklin adalah lapisan dimana terjadi  penurunan temperatur secara tiba-tiba dan
cepat. Lapisan ini terletak diantara lapisan mix layered dengan lapisan homogen (300-500
m). Lapisan ini terjadi karena adanya ketidakstabilan kolom air antara lapisan tercampur atau mix
layered dengan lapisan dalam atau homogen.

Lapisan thermoklin sangat terlihat di wilayah perairan yang memiliki suhu tinggi seperti di
wilayah tropis. Hal ini dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Wilayah subtropis hanya
sedikit terkena cahaya matahari sehingga panas yang diserap oleh air laut sedikit pula. Hal itu
menyebabkan perbedaan suhu di permukaan dengan suhu di dalam air (100-300 m) sangat kecil,
sehingga lapisan thermoklin yang terliat pun sedikit pula. Pada wilayah kutub, meskipun
mengalami siang selama enam bulan tetap saja terkena cahaya matahari sangat sedikit sekali
sehingga SPL dengan suhu di dalam air (100-300 m) sama sehingga tidak terdapat lapisan
thermoklin.

3. Lapisan Homogen

Yaitu lapisan di bawah lapisan thermoklin. Memiliki temperatur yang rendah karena tidak
mendapat sinar matahari. Lapisan ini memiliki keadaan quasi stationary (hampir tidak berubah).

Pada keadaan tertentu, lapisan homogen bisa saja berada pada lapisan mix layereddan
sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan terjadinya upwelling, yaitu penaikan massa air laut dari
suatu lapisan dalam ke lapisan permukaan. Gerakan naik ini membawa serta air yang suhunya
lebih dingin, salinitas tinggi, dan zat-zat hara yang kaya ke permukaan (Nontji, 1993).

Pengukuran Temperatur
Pengukuran temperatur dibagi dua, yaitu secara insitu dan potensial. Menurut Noir P. Purba dan
Widodo S. Pranowo temperatur insitu yaitu pengukuran temperatur yang diukur pada kedalaman
yang diinginkan, sedangkan Pengukurana potensial yaitu pengukuran temperatur yang diukur
pada kedalaman yang sebenarnya, tetapi sudah melalui proses adiabatis. Menurut Hadi,
temperatur in situ merupakan temperatur air laut pada kedalaman tertentu yang dinyatakan
dengan simbol T,temperatur potensial didefinisikan sebagai temperatur parcel air di permukaan
laut setelah ia diangkat dari suatu kedalaman tertentu secara adiabatis ke permukaan. Temperatur
potensial selalu lebih rendah dari pada temperatur in situ.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hadi, S. 2010. Pengantar Oseanografi Fisis. Bandung: ITB Press.

2. Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Djambatan: Jakarta.

3. Savitria, R. dan R. P. Sari.”PEMANTAUAN PARAMETER FISIS OSEANOGRAFI

You might also like