Professional Documents
Culture Documents
Yusri Dwi Lestari
Yusri Dwi Lestari
pengendalian yang tepat. Erosi porsio adalah (AKDR) dapat menyebabkan terjadinya erosi
salah satu kondisi ginekologis yang di derita portio pada wanita. Pada saat pemasangan alat
sekitar 85% wanita (Neelam and Kumar, 2009). kontrasepsi dalam rahim mungkin dapat terjadi
Erosi porsio (serviks) sering kali tanpa sedikit luka atau erosi pada portio atau gesekan
gejala. Erosi portio merupakan masalah benang AKDR dalam waktu yang lama dan
kesehatan reproduksi yang menyebabkan dianggap benda asing oleh tubuh sehingga
infeksi pada saluran reproduksi, yang mana menimbulkan reaksi inflamasi (Handayani. S,
angka kejadian inspeksi saluran reproduksi 2010).
(ISR) tertinggi di dunia adalah pada usia remaja Hubungan seksual yang aktif juga dapat
(35%-42%) dan menoupose (30%-35%). Di menjadi faktor predisposisi terjadinya erosi
Indonesia wanita yang mengalami erosi portio portio pada wanita, hal tersebut dikarenakan
sebanyak 15,02% (DepKes RI, 2014). seringnya terjadi gesekan pada saat
Meskipun tidak fatal, namun risiko berhubungan seksual dapat menyebabkan luka
jangka panjang dari erosi porsio berhubungan atau erosi, termasuk juga reaksi yang di
dengan gejala yang berkaitan dengan sistem timbulkan akibat zat yang terkandung di dalam
genitourinari, ketidakseimbangan psikologis sperma yang dianggap benda asing dan
pada pasien. Erosi porsio dapat menjadi memperparah luka atau erosi yang sebelumnya
penyebab banyak gejala ginekologis seperti telah terjadi (Manuaba, 2009). Maturasi serviks
keputihan, sakit punggung, dyspaurenia, juga berkaitan dengan terjadinya erosi pada
perdarahan intermenstrual, dan iritabilitas portio, hal tersebut dapat terjadi pada wanita
kandung kemih. Erosi porsio yang tidak segera yang menikah atau aktif berhubungan seksual
mendapat penanganan kemudian akan terjadi pada usia muda dimana serviks belum matang
cervicitis. dan masih rentan, kebiasaan merokok dan
Erosi portio dapat disebabkan oleh penggunaan kontrasepsi pil yang
beberapa hal yaitu, wanita yang menikah usia mempengaruhi regulasi hormonal di dalam
muda atau berhubungan seksual di usia < 20 tubuh juga merupakan faktor yang
tahun dimana sel mukosa pada serviks belum menyebabkan erosi porsi (Hwang Loris et.al,
matang dan masih rentan ketika menerima 2009)
rangsangan saat berhubungan seksual termasuk Pemakaian kontrasepsi hormonal dan
zat-zat yang terkandung dalam cairan ejakulat. riwayat IMS meningkatkan risiko lesi pra-
Penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka kanker leher rahim. Selain itu umur di atas 35
waktu yang lama lebih dari 4 tahun dapat tahun, pertama kali berhubungan seksual pada
menyebabkan munculnya lesi pra kanker. usia dini dan perilaku seksual berisiko juga
Kebersihan organ reproduksi juga berpengaruh meningkatkan risiko terjadinya lesi pra-kanker
terhadap terjadinya erosi portio, kebersihan leher rahim (parwati, dkk., 2015).
organ reproduksi berpengaruh terhadap Ph Portio yang merupakan ujung dari
vagina dan kelembapan sehingga dapat serviks yang terletak pada bagian paling bawah
memberikan peluang untuk pertumbuhan jamur dari rahim terdiri dari kolagen, elastin dan
dan bakteri, sehingga menyebabkan gatal dan preteoglikan dengan sedikit otot polos. Portio
radang yang dapat meningkatkan risiko yang sehat memiliki fungsi menghalangi
terjadinya erosi serviks (Simon, 2019). bakteri agar tidak masuk ke rahim dan sistem
Erosi serviks sangat umum ditemukan reproduksi interna lainnya (Cuningham, et.al,
dalam kehamilan karena level estrogen yang 2013), namun jika kondisi portio mengalami
tinggi dan akan hilang seiring turunnya kadar erosi, radang atau gangguan akan berubah
estrogen setelah melahirkan. Wanita yang menjadi tempat berkembangnya bakteri dan
menggunakan kontrasepsi kimiawi juga dapat menyebar ke dalam rahim dan organ
berisiko mengalami erosi portio akibat reproduksi di sekitarnya (Wiknjosastro, 2009).
perubahan tingkat keasaman daerah genitalia Porsio yang mengalami erosi dan
dan alergi pada penggunaan kontrasepsi peradangan berwarna merah disertai dengan
kimiawi. Penggunaan tampon dan tindakan atau timbulnya mucus yang purulen. Erosi yang
pemeriksaan yang menggunakan speculum juga dibiarkan akan menyebabkan berbagai
dapat menyebabkan erosi akibat gesekan benda gangguan pada kesehatan reproduksi wanita,
tersebut dengan portio (Manuaba, 2005). menyebabkan ketidaknyamanan, gangguan
Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim pada keharmonisan hubungan suami istri, dan
akibat paling berat dari erosi yang tidak Februari sebanyak 112 orang. Sampel diambil
tertangani dengan baik yaitu munculnya ca menggunakan purposive sampling. Sampel
cerviks (Norwitz Errol. R, 2007). sebanyak 30 orang dengan masing-masing
Pemeriksaan inspeksi visual asam kelompok sebanyak 15 orang, yaitu kelompok
asetat (IVA) dan Pap smear dapat digunakan wanita usia subur yang menggunakan
untuk mendeteksi kelainan pada serviks. kontrasepsi pil kombinasi dalam waktu yang
Dengan tidak adanya ketersediaan Pap smear, lama namun tidak rutin berhubungan seksual
IVA mungkin merupakan metode skrining dan wanita usia subur rutin berhubungan
kelainan pada serviks dan kanker serviks seksual minimal 1 – 2 kali atau lebih dan
dengan tindakan yang lebih sederhana dan menggunakan kontrasepsi non hormonal.
biaya yang murah (Naz and Hanif, 2014).
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti Pengumpulan Data
melakukan penelitian tentang hubungan Pengumpulan data pada penelitian ini dengan
frekuensi hubungan seksual dan KB pil menggunakan observasi melalui pemeriksaan
kombinasi terhadap terjadinya erosi portio pada IVA dan wawancara pada wanita pasangan usia
wanita pasangan usia subur di poskesdes Binor subur (WPUS). Pada kelompok KB Pil
Paiton Probolinggo. kombinasi disarankan untuk tidak berhubungan
seksual selama seminggu sebelum pemeriksaan
METODE PENELITIAN IVA.
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian observasional Pengolahan dan Analisis Data
dengan rancangan cross sectional untuk Analisa data secara univariat dan bivariat
mencari hubungan frekuensi hubungan seksual dengan menggunakan program SPSS.
dan KB Pil kombinasi terhadap terjadinya erosi
HASIL PENELITIAN
portio pada wanita pasangan usia subur.
Berdasarkan tabel 1, responden yang
Lokasi dan Waktu Penelitian melakukan hubungan seksual 1 – 2 kali
Penelitian ini dilakukan di Poskesdes Binor, seminggu sebanyak 4 orang (27%), 3 – 4 kali
Paiton, Probolinggo pada Bulan Februari 2020. seminggu sebanyak 11 orang (73%), dan > 5
kali seminggu 0 orang (0%). Responden yang
Populasi dan Sampel menggunakan KB Pil kombinasi <5 tahun
Populasi dalam penelitian ini adalah semua sebanyak 3 orang (20%), 5 tahun sebanyak 1
pasangan usia subur khususnya wanita yang orang (7%), > 5 tahun sebanyak 11 orang
melakukan pemeriksaan IVA pada bulan (73%).
Responden yang mengalami erosi porsio ringan Responden yang mengalami erosi
berdasarkan frekuensi hubungan sebanyak 3 porsio ringan berdasarkan KB Pil Kombinasi
orang (20%), yang mengalami erosi porsio sebanyak 10 orang (67%), yang mengalami
sedang sebanyak 6 orang (40%), yang erosi porsio sedang sebanyak 3 orang (20%),
mengalami erosi porsio berat sebanyak 6 orang yang mengalami erosi porsio berat sebanyak 2
(40%). orang (53%).
Erosi Portio
Variabel Penelitian Total
Ringan Sedang Berat
Hubungan Seksual
1 – 2 kali 2 1 1 4
3 – 4 kali 1 5 5 11
> 5 kali 0 0 0 0
Total 3 6 6 15
Penggunaan KB Pil
Kombinasi
< 5 Th 4 0 0 4
> 5 Th 6 3 2 11
Total 10 3 2 15
Berdasarkan hasil tabulasi silang alam rahim, hubungan seksual serta personal
kemudian dilakukan perhitungan dengan higiene yang kurang dapat menyebabkan
menggunakan uji SPSS dengan spearman’s rho radang dan erosi. Tempat erosi ini dapat
dan diperoleh hasil 0.037 dan lebih kecil dari berglanulasi sehingga mudah berdarah dan
α=0.05 pada taraf signifikan. Dapat diartikan menimbulkan perdarahan atau metroragia.
bahwa ada hubungan antara frekuensi Frekuensi hubungan seksual yang tinggi
hubungan seksual dengan erosi portio. menyebabkan seringnya terjadi gesekan
Berdasarkan hasil tabulasi silang terhadap mukosa portio yang menyebabkan
kemudian di lakukan perhitungan menggunakan terjadinya erosi pada portio. Zat-zat yang
uji SPSS dengan spearman’s dan diperoleh terkandung di dalam sperma juga dapat
hasil 0.021 dan lebih kecil dari α=0.05 pada mempengaruhi mukosa serviks, terutama pada
taraf signifikan maka dapat diartikan ada serviks yang luka sehingga dapat memperparah
hubungan antara KB Pil kombinasi dengan kondisi erosi dan jika terus berlanjut sel-sel
erosi portio. mukosa dapat berubah sifat menjadi sel kanker.
Selain itu, hubungan seksual yang kasar,
PEMBAHASAN hubungan seksual pada saat wanita belum
Pengaruh hubungan seksual terhadap erosi bergairah juga menambah risiko terjadinya lecet
portio dan erosi pada portio.
Dari tabel tabulasi silang menunjukkan Frekuensi hubungan seksual dan
bahwa hampir setengah responden yang kejadian erosi Di Poskesdes Binor Paiton
melakukan hubungan seksual 4-6x mengalami Probolinggo di lakukan perhitungan dengan
erosi berat sebanyak 4 orang (27%), dan menggunakan uji SPSS dengan spearman’s rho
sebagian besar >6x mengalami erosi ringan (pada lampiran) dan diperoleh hasil 0.037 dan
sebanyak 5 orang, erosi sedang sebanyak 2, lebih kecil dari p.0.05 pada taraf signifikan
erosi berat sebanyak 8 orang dengan jumlah 11 maka Ha diterima berarti ada hubungan antara
orang (73%). Adapun faktor yang frekuensi hubungan seksual dengan erosi portio.
mempengaruhi erosi portio adalah frekuensi Hal ini dibuktikan dengan hasil kuesioner
hubungan seksual, adanya rangsangan pada responden yang menjawab dan hasil observasi
kanalis servikalis, rangsangan dari luar seperti menggunakan pemeriksaan IVA.
pemasangan dan pelepasan alat kontrasepsi
Narulita, E., dan Prihatin, J. (2019). Infeksi Melular Seksual Sebagai Faktor
Kontrasepsi Hormonal : Jenis, Fisiologi, Risiko Lesi Pra-kanker Leher Rahim.
dan Pengaruhnya Bagi Rahim . Jember. Public Health Preventive Medicine
UPT Penerbitan Universitas Jember. Archieve. 3(2): 138-142.
Naz, U., and Hanif, S. (2014). Agreement Purwoastuti, E., Elisabeth, SW. (2015) Panduan
Between Visual Inspection WihAceic Materi Kesehatan Reproduksi dan
Acid and Papanicolaou’s Smear as Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Screening Methods for Cervical Cancer. Pustaka Baru Press.
Journal of The College of The Physicians Simon, M. (2019). Analisis Faktor yang
and Surgeons Pakistan.24(4):228-231. Berpengaruh terhadap Terjadinya Erosi
Neelam, Kumar N. (2009) Management of Serviks pada Wanita Pasangan Usia
cervical erosion. AYU. 30(2):171-174. Subur (PUS) di Puskesmas Pallangga
Norwitz Errol. R. (2007). At A Glance Obstetri Kabupaten Gowa. Nursing Inside
dan Ginekologi. Alih Bahasa Artsiyanti. Community. 2(1) :1-11.
Jakarta: Penerbit Erlangga dan Pusat
Perbukuan Depdiknas.
Parwati, N., Putra A. E., Karmaya, M. (2015).
Kontrasepsi Hormonal dan Riwayat