You are on page 1of 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

UJI IDENTIFIKASI LIPID


(Uji Kelarutan, Uji Akrolein, dan Penentuan Asam Lemak Bebas)

Disusun Oleh :
Nama : Raehan Nazwa Kamali
NIM : 221030700626
Kelas : FKKE001
Kelompok :3

PROGRAM STUDI S1 FARMASI KLINIK DAN


KOMINITAS STIKES WIDYA DHARMA HUSADA
TANGERANG TA. 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lipid berasal dari kata Yunani yang berarti lemak. Secara bahasa
lipid merupakan lemak, sedangkan kalau dilihat dari stukturnya, lipid
merupakan senyawa trimester yang dibentuk dari senyawa gliserol dan
berbagai asam karboksilat rantai panjang.

Jadi lemak disusun dari dua jenis molekul yang lebih kecil yaitu
gliserol dan asam lemak. Lipid merupakan zat hidrofobik yang sukar larut
dalam air. Pada umumnya, lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi
sedikit larut dalam alkohol, dan larut sempurna dalam pelarut organik
seperti eter, kloroform, aseton, serta pelarut non polar lainnya.

Fungsi utama lemak: sebagai penyekat, bantalan dan cadangan


energi. Fungsi penyekat tampak jelas pada membran sel. Seluruh sel
mahluk hidup dibungkus oleh membran yang antara lain terdiri dari
molekul-molekul lemak yang tersusun sedemikian rupa sehingga isi sel
terpisah dari dunia luar.

Lemak atau minyak nabati atau hewan merupakan contoh dari


gliserol dan lemak jenuh atau minyak yang dapat dihidrolisis oleh larutan
alkali menjadi garam dari asam lemak yang sehari-hari kita kenal sebagai
sabun. Reaksi hidrolisis ini disebut penyabunan. Ester dapat dibuat dengan
cara mereaksikan asam karbosilat dengan alkohol yang dapat dikatalisis
oleh asam mineral, misalnya asam sulfat atau asam klorida. Reaksi yang
terjadi merupakan suatu keseimbangan. Biokimia lipid diperlukan untuk
memahami banyak bidang biomedis penting, misalnya obesitas, diabetes
mellitus, aterosklerosis, dan peran berbagai asam lemak tak jenuh ganda
dalam ilmu gizi dan kesehatan. Senyawa yang termasuk kelompok lipid
adalah trigliserida, lilin, fosfolipid, glikolipid, steroid, terpen,
prostaglandin.

1.2 Tujuan dan Manfaat


A. Tujuan
Tujuan diadakannya praktikum ini agar mahasiswa mampu
mengoperasikan atau melakukan identifikasi praktikum lipid dan
menerjemahkan hasil praktikum.
B. Manfaat
Manfaat adanya praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui
hasil dari tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Lemak dan minyak adalah senyawa lipida yang paling banyak di


alam. Perbedaan antara keduanya adalah perbedaan konsistensi/sifat fisik
pada suhu kamar, yaitu lemak berbentuk padat sedangkan minyak
berbentuk cair. Perbedan titik cair dari lemak disebabkan karena
perbedaan jumlah ikatan rangkap, panjang rantai karbon, bentuk cis atau
trans yang terkandung di dalam asam lemak tidak jenuh (Sartika, 2008).
Komponen dasar lemak adalah asam lemak dan gliserol yang
diperoleh dari hasil hidrolisis lemak, minyak maupun senyawa lipid
lainnya. Asam lemak pembentuk lemak dapat dibedakan berdasarkan
jumlah atom C (karbon), ada atau tidaknya ikatan rangkap, jumlah ikatan
rangkap serta letak ikatan rangkap. Berdasarkan struktur kimianya, asam
lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh (saturated fatty acid/SFA)
yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Sedangkan asam
lemak yang memiliki ikatan rangkap disebut sebagai asam lemak tidak
jenuh (unsaturated fatty acids), dibedakan menjadi Mono Unsaturated
Fatty Acid (MUFA) memiliki 1 (satu) ikatan rangkap, dan Poly
Unsaturated Fatty Acid (PUFA) dengan 1 atau lebih ikatan rangkap
(Sartika, 2008).
Jumlah atom karbon pada asam lemak berkisar antara 4 sampai 24
atom karbon, dengan pembagian antara lain asam lemak rantai
pendek/SCFA (2–4 atom karbon), rantai medium/MCFA (6–12 atom
karbon) dan rantai panjang/LCFA (>12 atom karbon). Semua lemak bahan
pangan hewani dan sebagian besar minyak nabati men- gandung asam
lemak rantai panjang. Titik cair asam lemak meningkat dengan bertambah
panjangnya rantai karbon. Umumnya asam lemak yang menyusun lemak
bahan pangan secara alami terdiri dari asam lemak dengan konfigurasi
posisi cis minyak kelapa sawit, kedelai, jagung, canola dan kelapa
(Sartika, 2008).
Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri
dari beberapa golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur
kimia yang dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu Asam
lemak, Lemak dan fosfolipid. Lemak secara kimiadiartikan sebagai ester
dari asam lemak dan gliserol. Rumus umum lemak yaitu: R1,R2,dan R3
adalah rntai hidrokarbin dengan jumlah atom karbon dari 3 sampai 23,
tetapi yang paling umum dijumpai yaitu 15 dan 17 (Salirawati, 2007).
Lemak digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam
lemaknya. Adapun penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan tak
jenuh. Lemak yang mengandung asam-asam lemak jenuh, yaitu asam
lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Dalam lemak hewani misalnya
lemak babi dan lemak sapi, kandungan asam lemak jenuhnya lebih
dominan. Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang mempunyai
ikatan rangkap. Jenis asam lemak ini dapat di identifikasi dengan reaksi
adisi, dimana ikatan rangkap akan terputus sehingga terbentuk asam lemak
jenuh (Salirawati ,2007).
Fungsi lipid seperti minyak dan lemak sebagai nutrisi dan juga
merupakan sumber energi utama yang digunakan sebagai energi cadangan
makanan yang disimpan pada jaringan adiposa dalam tubuh, dalam bentuk
lipoprotein fosfalipid yang berfungsi sebagai pengangkut zat-zat yang
melewati membran sel. Steroid senyawa-senyawa memiliki beberapa
fungsi misalnya kolestrol berperan dalam proses pengangkutan lemak
dalam tubuh. Estrogen dan testoleron berfungsi sebagai hormon kelamin:
dehidroksikolestrol dan ergastrol berperan sebagai provitamin D (Sutresna,
2009).

Terdapat berbagai macam uji yang berkaitan dengan lipid yang


meliputi analisis kualitatif maupun kuantitatif. Uji-uji kualitatif lipid
diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Uji Kelarutan Lipid


Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terdahadap
berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh
sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar
maka hasilnya lipid tersbut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid
memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-
sama nonpolar (Garjito, 1980)

2. Uji Acrolein
Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji akrolein. Dalam uji ini terjadi
dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak
menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Menurut Scy Tech
Encyclopedia, uji akrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin
atau lemak. Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen
pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian gliserol akan
terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai
akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan
ditandai dengan asap putih (Ketaren, 1986).

3. Penentuan Asam Lemak Bebas


Dalam Minyak (FFA = Free Fatty Acid) Ambil minyak kelapa 10 mL
dengan pipet volume ( BJ = 0,92) dalam erlenmeyer, tambahkan 10 mL
etanol 96 %, kemudian tambahkan 5 tetes pp 1%. Titrasi dengan NaOH
0,1 N.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

1. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Jumat, 18 November 2022
Waktu : 18.30-21.00
Tempat : Laboraturium Farmakologi (lab 2) STIKes Widya Darma
Husada

2. Alat dan Bahan


A. Alat
 Gelas ukur
 Batang pengaduk
 Tabung reaksi
 Beaker glass
 Pipet tetes
 Pipet ukur
 Timbangan analitis
 Erlenmeyer

B. Bahan
 Sampel: minyak kelapa, lemak, gliserol, olive oil, minyak jelantah,
dan lemak hewan
 Air
 Eter
 Kloroform
 KHSO4
 NaOH 0,1 N
 Larutan standar asam oksalat 0,1 N
 Indikator PP 1 %
 Etanol 96 %
3. Prosedur Kerja

1. Uji kelarutan
 Sampel: minyak kelapa, lemak, dan gliserol
 Pelarut yang digunakan: air, eter, kloroform

Masukan Kurang lebih 0,25-0,5 g lemak hewan atau 0,5 mL


minyak kelapa ke dalam tabung reaksi

Tambahkan 2 mL pelarut ke dalam tabung reaksi

Kocok dan amati bagaimana kelarutannya

2. Uji Acrolein
Siapkan 4 tabung reaksi yang bersih dan kering

lalu masukkan 10 tetes gliserol, olive oil, minyak, minyak


daging, dan minyak jelantah ke dalam tabung

Kemudian tambahkan sejumlah volume yang sama KHSO4

lalu dipanaskan pelan-pelan di atas api. Diperhatikan bau


akrolein yang menusuk hidung, bedakan dengan bau SO4

3. Penentuan Asam Lemak Bebas Dalam Minyak


(FFA = Free Fatty Acid)
Ambil minyak kelapa 10 mL dengan pipet volume ( BJ =
0,92), masukan ke dalam erlenmeyer

tambahkan 10 mL etanol 96 %, kemudian tambahkan 5 tetes


pp 1%

Titrasi dengan NaOH 0,1 N.


BAV IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
1. Uji Kelarutan lemak/lipid
Pada awal pengamatan: air,alkohol dingin,alkohol panas,dan
kloroform berwarna bening/tidak berwarna.
Pelarut Lemak Lemak Hasil Pengamatan Reaksi
Lemak Setelah Ditambahkan Lemak
Minyak
Air Minyak Tidak larut,minyak terpisah -
diatas
Alkohol Minyak Tidak larut,minyak -
Dingin menggumpal
dibawah,terdapat noda agak
samar
Alkohol Minyak Tidak larut,minyak -
Panas menggumpal
dibawah,terdapat noda agak
samar
Kloroform Minyak Bening dan larut,nodanya +
besar
Keterangan :
(+) menghasilkan kelarutan lemak/lipid

2. Uji Acrolein
Lipid Bau Awal Hasil Pengamatan Saat Reaksi
Sebelum Ditambahkan KHSO4 dan
Dipanaskan Dipanaskan
Olive Oil Bau olive Baunya tidak berubah, tidak -
oil larut,olive oil menggumpal
diatas
Gliserol Bau gliserol Berbau tidak sedap,gliserol +
larut
Minyak Bau minyak Baunya tidak berubah, tidak -
Jelantah jelantah larut,gumpalan minyak diatas
berwarna kuning
Keterangan :
(+) menghasilkan bau khas akrolein
Kadar asam lemak bebas (ALB) pada sample minyak
N0 SAMPLE MASSA VOLUME ALB (%)
MINYAK NaOH (ml)
(g)
1 Minyak kelapa 10. 1,9 0,48
10,10 2,2 0,56
Rata-rata : 0,52

4.2 Pembahasan
 Uji Kelarutan
Pada Uji ini pertama-tama disiapkan 4 buang tabung, pada tabung
1 diisi 2 mL air, tabung 2 diisi dengan 2mL alkohol dingin, tabung 3
diisi 2 mL alkohol panas, dan tabung 4 diisi dengan 2 mL klorofor.
Kemudian ke dalam setiap tabung dimasukkan 0,2 mL minyak lalu
dikocok agar Rata-Rata : partikel-partikel minyak dapat menusup
masuk ke dalam larutan-larutan yang ada di keempat tabung tersebut.
Setelahnya diambil 2 sampai 3 tetes dari masing-masing tabung dan
diteteskan pada kertas saring. Hasil yang praktikan peroleh adalah
bahwa pada tabung 1 yang berisi campuran air dan minyak
menghasilkan noda/bercak pada kertas saring. Hal ini menandakan
bahwa minyak tidak larut dalam air. Kemudian pada tabung 2 yang
berisi campuran alkohol dingin dan minyak, terdapat noda/bercak
yang agak samar. Hal ini menunjukkan bahwa minyak/lipid sedikit
sekali larut dalam alkohol dalam keadaan dingin. Pada tabung 3 yang
berisi alcohol dan minyak didapatkan hasil adanya noda/bercak agak
samar. Hal ini juga menandakan bahwa alkohol tidak cukup baik
dalam melarutkan minyak/lipid, namun lipid sedikitnya dapat larut
karena adanya pengaruh suhu yang meningkat. Lalu pada tabung 4
yang berisi kloroform dan minyak, didapatkan hasil bahwa pada kertas
saring terdapat noda/bercak besar. Hal ini menunjukkan bahwa
klorofom adalah pelarut yang baik untuk lipid. Seperti teori yang
disampaikan oleh Armstrong (1995) menyatakan bahwa lemak dan
minyak tidak larut dalam pelarut polar seperti air, namun larut dalam
pelarut non polar seperti kloroform, eter, dan benzene.

 Uji Akrolein
Pada uji ini disediakan 3 tabung. Di mana pada tabung 1
dimasukkan minyak zaitun, pada tabung 2 dimasukkan gliserol, dan
pada tabung 3 dimasukkan minyak jelanta. Lalu ke dalam masing-
masing tabung tersebut ditambahkan sejumlah volume KHSO4
dengan perbandingan yang sama terhadap setiap tabung. Penambahan
KHSO4 ini berperan sebagai senyawa pendehidrasi untuk mearik
molekul air dari gliserol seperti teori yang disampaikan Anwar (1994).
Hasil yang didapatkan oleh praktikan adalah bahwa pada tabung 1 dan
tabung 3 terdapat bau khas masing masing dari jenis minyak yang
diujikan serta pada kedua tabung tersebut terdapat gumpalan minyak
berwarna kuning di atas larutan. Sedangkan pada tabung 2 yang berisi
gliserol dan KHSO4 terdapat bau tidak sedap dan terlihat bahwa
gliserol larut dalam larutan. Hal ini menyatakan bahwa uji akrolein
positif terhadap gliserol karena menurut Anwar (1994), pada teorinya,
hanya gliserol dalam bentuk bebas atau yang terikat berupa senyawa
yang akan membentuk akrolein, sedangkan asam-asam lemak tidak.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Pada uji kelarutan, lipid hanya larut pada pelarut kloroform, karena
kloroform merupakan pelarut yang bersifat non polar sama seperti sifat
lipid yang non-polar.
2. Pada uji aklolein hanya gliserol yang menghasilkan bau tidak sedap
yaitu bau akrolein, karena hanya gliserol yang bisa didehidratasi oleh
KHSO4.
3. Pengujian asam lemak bebas pada suatu bahan pangan dapat dilakukan
dengan metode pemanasan kemudia dititrasi lalu menghitung jumlah
kandungan asam lemak bebas bahan pangan tersebut.
DAFTAR ISI

Ketaren.1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta:


Universitas Indonesia.
Pramarsh. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Puspita, Fika.2013.Uji Identifikasi Lipid.fikapuspita.blogspot.in/2013/07/laporan-
uji-kualitatif lipid.html?m=1
Sartika, Ratu Ayu Dewi. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh
dan Asam Lemak Trans terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional Vol. 2, No. 4, Februari 2008
Salirawati et al.2007.belajar kimia menarik. Jakarta: Grasindo
Sutresna, Nana. 2009. Kimia. Bandung: Grafindo.
Syamsu,2007. Kimia Organik. Edisi I. Jakarta: Binarupa Aksara.
Wikianswer. 2013. Biochemistry. Diakses 3 Januari 2016.
Yazid,Estien. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia. Yogyakarta: ANDI.

You might also like