Professional Documents
Culture Documents
Laprak Biokimia Lipid
Laprak Biokimia Lipid
Disusun Oleh :
Nama : Raehan Nazwa Kamali
NIM : 221030700626
Kelas : FKKE001
Kelompok :3
Jadi lemak disusun dari dua jenis molekul yang lebih kecil yaitu
gliserol dan asam lemak. Lipid merupakan zat hidrofobik yang sukar larut
dalam air. Pada umumnya, lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi
sedikit larut dalam alkohol, dan larut sempurna dalam pelarut organik
seperti eter, kloroform, aseton, serta pelarut non polar lainnya.
2. Uji Acrolein
Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji akrolein. Dalam uji ini terjadi
dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak
menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Menurut Scy Tech
Encyclopedia, uji akrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin
atau lemak. Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen
pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian gliserol akan
terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai
akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan
ditandai dengan asap putih (Ketaren, 1986).
B. Bahan
Sampel: minyak kelapa, lemak, gliserol, olive oil, minyak jelantah,
dan lemak hewan
Air
Eter
Kloroform
KHSO4
NaOH 0,1 N
Larutan standar asam oksalat 0,1 N
Indikator PP 1 %
Etanol 96 %
3. Prosedur Kerja
1. Uji kelarutan
Sampel: minyak kelapa, lemak, dan gliserol
Pelarut yang digunakan: air, eter, kloroform
2. Uji Acrolein
Siapkan 4 tabung reaksi yang bersih dan kering
4.1 Hasil
1. Uji Kelarutan lemak/lipid
Pada awal pengamatan: air,alkohol dingin,alkohol panas,dan
kloroform berwarna bening/tidak berwarna.
Pelarut Lemak Lemak Hasil Pengamatan Reaksi
Lemak Setelah Ditambahkan Lemak
Minyak
Air Minyak Tidak larut,minyak terpisah -
diatas
Alkohol Minyak Tidak larut,minyak -
Dingin menggumpal
dibawah,terdapat noda agak
samar
Alkohol Minyak Tidak larut,minyak -
Panas menggumpal
dibawah,terdapat noda agak
samar
Kloroform Minyak Bening dan larut,nodanya +
besar
Keterangan :
(+) menghasilkan kelarutan lemak/lipid
2. Uji Acrolein
Lipid Bau Awal Hasil Pengamatan Saat Reaksi
Sebelum Ditambahkan KHSO4 dan
Dipanaskan Dipanaskan
Olive Oil Bau olive Baunya tidak berubah, tidak -
oil larut,olive oil menggumpal
diatas
Gliserol Bau gliserol Berbau tidak sedap,gliserol +
larut
Minyak Bau minyak Baunya tidak berubah, tidak -
Jelantah jelantah larut,gumpalan minyak diatas
berwarna kuning
Keterangan :
(+) menghasilkan bau khas akrolein
Kadar asam lemak bebas (ALB) pada sample minyak
N0 SAMPLE MASSA VOLUME ALB (%)
MINYAK NaOH (ml)
(g)
1 Minyak kelapa 10. 1,9 0,48
10,10 2,2 0,56
Rata-rata : 0,52
4.2 Pembahasan
Uji Kelarutan
Pada Uji ini pertama-tama disiapkan 4 buang tabung, pada tabung
1 diisi 2 mL air, tabung 2 diisi dengan 2mL alkohol dingin, tabung 3
diisi 2 mL alkohol panas, dan tabung 4 diisi dengan 2 mL klorofor.
Kemudian ke dalam setiap tabung dimasukkan 0,2 mL minyak lalu
dikocok agar Rata-Rata : partikel-partikel minyak dapat menusup
masuk ke dalam larutan-larutan yang ada di keempat tabung tersebut.
Setelahnya diambil 2 sampai 3 tetes dari masing-masing tabung dan
diteteskan pada kertas saring. Hasil yang praktikan peroleh adalah
bahwa pada tabung 1 yang berisi campuran air dan minyak
menghasilkan noda/bercak pada kertas saring. Hal ini menandakan
bahwa minyak tidak larut dalam air. Kemudian pada tabung 2 yang
berisi campuran alkohol dingin dan minyak, terdapat noda/bercak
yang agak samar. Hal ini menunjukkan bahwa minyak/lipid sedikit
sekali larut dalam alkohol dalam keadaan dingin. Pada tabung 3 yang
berisi alcohol dan minyak didapatkan hasil adanya noda/bercak agak
samar. Hal ini juga menandakan bahwa alkohol tidak cukup baik
dalam melarutkan minyak/lipid, namun lipid sedikitnya dapat larut
karena adanya pengaruh suhu yang meningkat. Lalu pada tabung 4
yang berisi kloroform dan minyak, didapatkan hasil bahwa pada kertas
saring terdapat noda/bercak besar. Hal ini menunjukkan bahwa
klorofom adalah pelarut yang baik untuk lipid. Seperti teori yang
disampaikan oleh Armstrong (1995) menyatakan bahwa lemak dan
minyak tidak larut dalam pelarut polar seperti air, namun larut dalam
pelarut non polar seperti kloroform, eter, dan benzene.
Uji Akrolein
Pada uji ini disediakan 3 tabung. Di mana pada tabung 1
dimasukkan minyak zaitun, pada tabung 2 dimasukkan gliserol, dan
pada tabung 3 dimasukkan minyak jelanta. Lalu ke dalam masing-
masing tabung tersebut ditambahkan sejumlah volume KHSO4
dengan perbandingan yang sama terhadap setiap tabung. Penambahan
KHSO4 ini berperan sebagai senyawa pendehidrasi untuk mearik
molekul air dari gliserol seperti teori yang disampaikan Anwar (1994).
Hasil yang didapatkan oleh praktikan adalah bahwa pada tabung 1 dan
tabung 3 terdapat bau khas masing masing dari jenis minyak yang
diujikan serta pada kedua tabung tersebut terdapat gumpalan minyak
berwarna kuning di atas larutan. Sedangkan pada tabung 2 yang berisi
gliserol dan KHSO4 terdapat bau tidak sedap dan terlihat bahwa
gliserol larut dalam larutan. Hal ini menyatakan bahwa uji akrolein
positif terhadap gliserol karena menurut Anwar (1994), pada teorinya,
hanya gliserol dalam bentuk bebas atau yang terikat berupa senyawa
yang akan membentuk akrolein, sedangkan asam-asam lemak tidak.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pada uji kelarutan, lipid hanya larut pada pelarut kloroform, karena
kloroform merupakan pelarut yang bersifat non polar sama seperti sifat
lipid yang non-polar.
2. Pada uji aklolein hanya gliserol yang menghasilkan bau tidak sedap
yaitu bau akrolein, karena hanya gliserol yang bisa didehidratasi oleh
KHSO4.
3. Pengujian asam lemak bebas pada suatu bahan pangan dapat dilakukan
dengan metode pemanasan kemudia dititrasi lalu menghitung jumlah
kandungan asam lemak bebas bahan pangan tersebut.
DAFTAR ISI