You are on page 1of 8

Sari, dkk

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p03
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 23-30

Penentuan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Etanol Jamur Susu Harimau


(Lignosus rhinocerus)
Sari DY1, Widyasari R1, Taslima AN1
1
Program Studi D III Farmasi, Akademi Farmasi Yarsi, Jalan Panglima Aim No. 2, Pontianak,
Indonesia 78232

*E-mail: dinayuspitasari7@gmail.com
Riwayat artikel: Dikirim: 19/11/2020; Diterima: 30/12/2020, Diterbitkan: 1/07/2021

ABSTRACT
Tiger milk mushroom (Lignosus rhinocerus) is a plant that has traditionally been used as a
medicine in the interior of West Kalimantan, especially in Kapuas Hulu. One of the phytochemical
constituents contained is flavonoids (flavones and flavanones). This study aims to determine the
total flavonoid content of ethanol extract of tiger milk mushroom. The simplicia of tiger milk
mushroom was macerated using 96% ethanol. Phytochemical screening for the presence of
flavonoids the extract using magnesium and amyl alcohol powder. Determination of total flavonoid
content in ethanol extract of tiger milk mushrooms was carried out by UV-Vis spectrophotometry
using the colorimetric method (AlCl₃) at λ 410 nm and expressed as total flavonoids in quercetin
equivalent. The results showed that total flavonoid content of ethanol extract is 33.041 mgEQ/g
extract. Ethanol extract of tiger milk mushroom which contains flavonoids is potential as a source
of natural antioxidants and potential to be developed in medicinal and cosmetic products.
Keywords: Colorimetry, tiger milk mushroom, total flavonoid content

ABSTRAK
Jamur susu harimau (Lignosus rhinocerus) merupakan tanaman yang digunakan dalam
pengobatan tradisional di pedalaman Kalimantan Barat terutama di Kapuas Hulu. Salah satu
konstituen fitokimia yang terkandung adalah flavonoid (flavon dan flavanon). Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan kadar flavonoid total pada ekstrak etanol jamur susu harimau. Simplisia
jamur susu harimau dimaserasi menggunakan etanol 96 %. Skrining fitokima terhadap keberadaan
flavonoid dalam ekstrak menggunakan serbuk magnesium dan amil alkohol. Penentuan kadar
flavonoid total pada ekstrak etanol jamur susu harimau dilakukan secara spektrofotometri UV-Vis
dengan metode kolorimetri (AlCl3) pada λ 410 nm dan dinyatakan sebagai flavonoid total dalam
ekuivalen kuersetin (EQ). Kadar flavonoid total pada ekstrak etanol jamur susu harimau adalah
sebesar 33,041 mgEQ/g ekstrak. Ekstrak etanol jamur susu harimau yang mengandung flavonoid
berpotensi sebagai sumber antiooksidan alami dan potensial untuk dikembangkan dalam produk
obat dan kosmetik.
Kata kunci: Jamur susu harimau, kadar flavonoid total, kolorimetri

1. PENDAHULUAN di wilayah geografis tertentu yang meliputi


Cina Selatan, Thailand, Malaysia,
Jamur Susu Harimau (Lignosus
Indonesia, Filipina, Papua Nugini, Selandia
rhinocerus) merupakan tanaman
Baru, dan Australia. Jamur Susu Harimau
tradisional yang berasal dari pedalaman
merupakan tumbuhan yang dianggap
Kalimantan Barat terutama di Kapuas
sebagai obat tradisional yang sudah mulai
Hulu. Tanaman ini hanya dapat ditemukan
23
Sari, dkk

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p03
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 23-30

langka dikarenakan pertumbuhannya metode kolorimetri menggunakan


memakan waktu yang cukup lama. spektrofotometer UV-Visibel. Metode
Menurut Tan et al (2009) bagian jamur kolorimetri digunakan untuk penetapan
yang bermanfaat secara medis adalah kadar flavonoid yaitu dengan
sklerotia. menggunakan pereaksi AlCl₃. Terjadi
kompleks tahan asam antara gugus hidroksi
Secara tradisional jamur susu
dan keton yang bertetangga dengan
harimau telah digunakan oleh tabib melayu
pereaksi AlCl₃ dan membentuk kompleks
untuk mengobati kanker darah, kanker
tidak tahan asam dengan gugus
serviks, penyakit tukak usus, penyakit
ortohidroksi pada flavonoid. Oleh karena
ginjal, dan pembengkakan di sekitar mata
itu, pereaksi AlCl₃ digunakan untuk
dan tubuh; praktisi pengobatan Tiongkok
mendeteksi kedua gugus tersebut (Azizah,
tradisional juga menggunakannya untuk
2014). Prinsip penetapan kadar flavonoid
mengobati kelelahan, asma, meningkatkan
dengan metode kolorimetri AlCl₃ adalah
kesehatan, memperkuat sistem imunologi
terbentuknya kompleks antara
tubuh serta sebagai antioksidan (Tan et al.,
AlCl₃dengan gugus keto pada atom C-4
2015). Berdasarkan penelitian limiah,
dan juga dengan gugus hidroksil pada atom
jamur susu harimau memiliki manfaat
C-3 atau C-4 yang bertetangga dari flavon
dalam bidang farmasi, diantaranya: sebagai
dan flavonol (Parthasarathi and Park,
penghambat glikasi pada diabetes (Yap et
2015).
al, 2018), aktivitas antiasma (Jonathan et
al., 2016), aktivitas antikoagulan dan Penelitian mengenai aktivitas
fibrinolitik (Lee et al., 2005), antiobesitas antioksidan jamur susu harimau
dan hepatoprotektif (Hoe, 2014), sebelumnya menggunakan ekstrak air
antiinflamasi (Lee et al., 2012), dingin, dan ekstrak metanol, dimana
antimikroba (Moharnaji et al, 2012), senyawa antioksidan yang diuji adalah
aktivitas menghambat human papilloma komponen metabolit primer asam oleat dan
virus (HPV) (Abdullah et al., 2010), asam linoleat (Nallathamby et al., 2016)
aktivitas sitotoksik (Marzouk, 2016), dan dan senyawa metabolit sekuder golongan
aktivitas immune modulatory (Wong and fenolik (Yap et al., 2018). Oleh karena,
Cheung, 2009). peneliti tertarik untuk melakukan
penetapan kadar flavonoid total yang
Peneltian sebelumnya
terkandung dalam ekstrak etanol jamur
menunjukkan adanya konstituen fitokimia
susu harimau (Lignosus rhinocerus).
seperti alkana, asam-asam lemak, benzena,
senyawa fenol, asam dekarboksilat, dan
flavonoid (Jonathan et al., 2016). Senyawa
metabolit sekunder yang menjadi objek 2. BAHAN DAN METODE
utama dalam penelitian ini adalah Bahan dan Alat
flavonoid. Flavonoid merupakan sumber
Bahan-bahan yang digunakan
antioksidan, memiliki cincin aromatik yang
dalam penelitian ini yaitu jamur susu
mengandung setidaknya satu gugus
harimau (Lignosus rhinocerus) yang
hidroksil (Hasmi et al., 2016). Flavonoid
diperoleh dari Kabupaten Kapuas Hulu,
merupakan pendonor elektron yang baik
Kalimantan Barat, etanol 96%, etanol pro
karena gugus hidroksilnya yang berperan
analisis (Merck), asam asetat, asam klorida,
sebagai antioksidan (Aryal et al., 2019).
serbuk magnesium, quersetin, dan AlCl3.
Analisis kuantitatif flavonoid total
dapat dilakukan dengan menggunakan
24
Sari, dkk

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p03
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 23-30

Alat-alat yang digunakan pada Sub Metode 4 Penentuan Kadar


penelitian ini adalah ayakan, blender, Flavonoid Total Dengan Metode
neraca analitik (Sartorius BL 210S), Kolorimetri
batang pengaduk, gelas ukur, toples kaca Penentuan kadar flavonoid total
bertutup, magnetic stirrer, dry cabinet, pada ekstrak etanol jamur susu harimau
rotary evaporator (Dragon LAB RE-10 dilakukan secara spektrofotometri UV-Vis
Pro), gelas beaker, alumunium foil, dan
dengan metode kolorimetri (AlCl3) pada λ
spektrofotometer UV-Visibel (Shimadzu 410 nm dan dinyatakan sebagai flavonoid
Uv-1700 Pharmaspec). total dalam ekuivalen kuersetin (EQ)
Metode (Rebaya et al., 2019).
Sub Metode 1 Pengumpulan dan 1. Penentuan Panjang Gelombang
Pengolahan Sampel Maksimum Kuersetin.
Sebanyak 10 mg quersetin dilarutkan
Jamur Susu Harimau diambil
dalam 10 mL etanol (1000 ppm).
bagian bawah (sklerotia). Sampel
Kemudian diencerkan menjadi
kemudian disortasi basah, dicuci, disortasi
konsentrasi 60 ppm. Sebanyak 1 mL
kering, dirajang, dikeringkan
larutan kuersetin 60 ppm dipipet
menggunakan dry cabinet pada suhu 40˚C,
kemudian ditambahkan 1 mL AlCl3
dan diblender.
2% dan 8 mL asam asetat 5%,
Sub Metode 2 Pembuatan Ekstrak diinkubasi selama 30 menit.
Jamur susu harimau (Lignosus Absorbansi diukur panjang
rhinocerus) gelombang 400-800 nm (Ipandi,
Ekstraksi menggunakan metode dkk., 2016).
maserasi dengan cara serbuk simplisia 2. Pembuatan Kurva Standar quersetin.
bagian sclerotium jamur susu harimau Ditimbang quersetin sebanyak 10 mg
(881,31 g) dimaserasi menggunakan etanol dilarutkan dengan etanol 10 mL
96%. Ekstraksi dilakukan selama 4 x 24 (1000 ppm). Dibuat variasi
jam pada suhu kamar. Maserat yang konsentrasi 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm,
didapat dikumpulkan kemudian dipekatkan 80 ppm dan 100 ppm. dipipet
menggunakan rotary vaccum evaporator masing-masing sejumlah 1 mL dari
(Parthasarathi and Park, 2015). Ekstrak larutan standar ditambah dengan 1
pekat yang diperoleh sebanyak 34,78 g, mL AlCl3 2%, dan 8 mL asam asetat
dengan rendemen sebesar 1,58 %. 5%. Setelah itu diinkubasi selama 30
menit, absorbansi diukur dengan
Sub Metode 3 Skrining Fitokimia spektrofotometer UV-Vis pada λ
Sejumlah ekstrak jamur susu maksimum kuersetin (410 nm),
harimau ditambahkan serbuk magnesium dibuat kurva kalibrasi dengan
0,1 mg dan 0,4 mL amil alkohol (campuran menghubungkan nilai serapan
asam klorida 37% dan etanol 95% dengan sebagai koordinat (Y) dan
volume yang sama) dan 4 mL alkohol konsentrasi larutan standar absis (X)
kemudian campuran dikocok. (Ipandi, dkk., 2016).
Pembentukan warna merah, kuning atau 3. Penentuan Kadar Flavonoid Total
jingga pada lapisan amil alkohol Ekstrak Etanol Jamur Susu Harimau.
menunjukkan hasil flavonoid (Rebaya et 25 mg ekstrak etanol jamur susu
al., 2015). harimau dilarutkan dengan 10 mL
etanol. Kemudian diaduk
25
Sari, dkk

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p03
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 23-30

menggunakan magnetic stirrer Skrining Fitokimia


dengan kecepatan 300 rpm, ditambah
Ekstrak jamur susu harimau
etanol sampai diperoleh larutan
sebanyak 50 mL (500 ppm). Sampel ditambahkan serbuk magnesium 0,1 mg
dipipet 1 mL, kemudian ditambahkan dan 0,4 mL amil alkohol (campuran asam
1 mL AlCl3 2%, dan 8 mL asam klorida 37% dan etanol 95% dengan
asetat 5%, Setelah itu diinkubasi volume yang sama) dan 4 mL alkohol
selama 30 menit, absorbansi (410 kemudian campuran dikocok (Rebaya et
nm) diukur dengan spektrofotometer al., 2015), menghasilkan warna larutan
UV-Vis pada λ 40 nm. Setelah jingga.
diperoleh absorbansi ekstrak etanol
jamur susu harimau, dihitung kadar Penetapan Kadar flavonoid Total
flavonoid total (Ipandi, dkk., 2016). Ekstrak Etanol Jamur Susu Harimau
Pengujian dilakukan secara triplo. Analisis kadar flavonoid total
Kadar flavonoid dapat dihitung menggunakan metode kolorimetri dan
menggunakan rumus : spektrofotometri UV-Vis. Standar yang
digunakan adalah quersetin. Pengukuran
panjang gelombang maksimum dilakukan
pada rentang panjang gelombang 400-800
Keterangan: F: jumlah flavonoid metode nm. Panjang gelombang maksimum
AlCl3; c: kesetaraan quersetin (μg/mL); quersetin hasil pengukuran adalah pada
V: volume total ekstrak; f: faktor panjang gelombang 410 nm. Panjang
pengenceran; dan m: berat sampel (g) gelombang maksimum tersebut digunakan
(Azizah, dkk., 2014). untuk menentukan kurva seri quersetin dan
3. HASIL kadar flavonoid total pada sampel ekstrak
jamur susu harimau. Pada penentuan kurva
Pengumpulan dan Pengolahan Sampel baku quersetin, dibuat quersetin dengan
Jamur susu harimau (2.203,275 g) seri konsentrasi 20, 40, 60, 80, dan 100
dibersihkan kemudian dikeringkan µg/mL.
menggunakan dry cabinet sehingga Hasil yang didapat dari pembuatan
didapatkan simplisia kering kayu secang kuva kaliberasi adalah persamaan regresi
dengan kadar air sebesar 40 %. Massa linier y=0,00558x – 0,00765 dengan
kering serbuk kasar simplisia jamur susu koefisien determinasi (r²) sebesar 0,99088.
harimau adalah 881,31 g. Penetapan kadar flavonoid total
Proses Ekstraksi dan Pemeriksaan dilakukan menggunakan spektrofotometer
Karakteristik Ekstrak Etanol Jamur UV-Vis, dengan memasukkan nilai
Susu Harimau absorbansi sampel ke dalam persamaan
kurva baku quersetin.
Ekstraksi simplisia jamur susu
harimau dilakukan dengan cara maserasi
menggunakan pelarut etanol 96 %. Ekstrak
kental etanol yang diperoleh adalah
sebanyak 34,78 g dengan rendemen
sebesar 1,58 %.

26
Sari, dkk

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p03
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 23-30

Tabel 1. Kadar Flavonoid Total Ekstrak Etanol Jamur Susu Harimau


Sampel Replikasi Absorbansi Konsentrasi Rata-rata kadar
(mgEQ/g flavonoid total
ekstrak) (mgEQ/g ekstrak)
1 0,087 33,822
Ekstrak etanol 2 0,083 32,554 33,041 ±0,683
3 0,084 32,746

4. PEMBAHASAN Skrining Fitokimia


Pengumpulan dan Pengolahan Sampel Hasil skrining ekstrak etanol jamur
Sortasi basah dilakukan untuk susu harimau memberikan hasil
memisahkan kotoran atau bahan-bahan pembentukan warna jingga menunjukkan
asing yang menempel. Pengeringan hasil positif mengandung senyawa
dilakukan untuk mengurangi kadar air flavonoid (Syafitri, dkk., 2014).
sampel. Hal ini dilakukan untuk Penetapan Kadar flavonoid Total
menghentikan reaksi enzimatis sehingga Ekstrak Etanol Jamur Susu Harimau
mengurangi resiko tumbuhnya jamur
selama penyimpanan yang dapat Analisis kadar flavonoid total
menurunkan mutu simplisia. Sampel yang merupakan pengukuran total flavonoid
telah kering kemudian dirajang menjadi yang terkandung di dalam sampel. Metode
ukuran yang lebih kecil, setelah itu yang digunakan adalah kolorimetri dan
dilanjutkan dengan penghalusan spektrofotometri UV-Vis. Pereaksi AlCl₃
menggunakan blender sampai didapat digunakan untuk mendeteksi gugus
serbuk kasar jamur susu harimau, hidroksi dan keto yang bertetangga dan
tujuannya adalah untuk memperkecil gugus otro-hidroksi. AlCl₃ menyebabkan
ukuran partikel simplisia sehingga terjadinya pergeseran spektrum ultraviolet
memperluas kontak simplisia dengan pada flavonoid. Prinsip penetapan kadar
pelarut saat proses ekstraksi agar proses flavonoid metode alumunium klorida
ekstraksi optimal. Massa kering serbuk adalah terjadinya pembenetukan kompleks
kasar simplisia jamur susu harimau adalah antara alumunium klorida dengan gugus
881,31 g. keto pada atom C-4 dan gugus hidroksi
pada atom C-3 atau C-5 yang bertetangga
Proses Ekstraksi dan Pemeriksaan dari golongan flavon dan flavonol
Karakteristik Ekstrak Etanol Jamur (Sugrani, 2009).
Susu Harimau
Standar yang digunakan adalah
Hasil ekstraksi simplisia jamur susu quersetin, karena quersetin merupakan
harimau dengan cara maserasi flavonoid golongan flavonol yang
menggunakan pelarut etanol 96 % dan memiliki gugus keto pada atom C-4 dan
setelah dipekatkan menghasilkan ekstrak juga gugus hidroksil pada atom C-3 dan C-
dengan karakteristik warna hijau- 5 yang bertetangga (Azizah, dkk., 2014).
kecoklatan, berbau khas, dan berbentuk Persyaratan standar flavonoid yang
ekstrak pekat. digunakan adalah harus mengandung
gugus hidroksi pada posisi karbon ketiga,
ikatan rangkap ganda antara karbon posisi
dua dan tiga, gugus karbonil pada posisi
karbon keempat dan gugus polihidroksi
2724
Sari, dkk

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p03
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 23-30

pada dua cincin aromatik (Sugrani, 2009). perlakuan inkubasi selama 30 menit yang
dilakukan sebelum pengukuran
Pengukuran panjang gelombang
dimaksudkan agar reaksi berjalan
maksimum dilakukan pada rentang
sempurna, sehingga memberikan intensitas
panjang gelombang 400-800 nm. Panjang
warna yang maksimal (Azizah, dkk.,
gelombang maksimum quersetin hasil
2014).
pengukuran adalah pada panjang
gelombang 410 nm. Panjang gelombang Penetapan kadar flavonoid total
maksimum tersebut digunakan untuk dilakukan menggunakan spektrofotometer
menentukan kurva seri quersetin dan kadar UV-Vis, dengan memasukkan nilai
flavonoid total pada sampel ekstrak jamur absorbansi sampel ke dalam persamaan
susu harimau. kurva baku quersetin.
Pada penentuan kurva baku
quersetin, dibuat quersetin dengan seri
5. KESIMPULAN
konsentrasi 20, 40, 60, 80, dan 100 µg/mL.
kurva kaliberasi digunakan untuk Kadar flavonoid total pada sampel
mencapai ketelusuran pengukuran, ekstrak etanol jamur susu harimau adalah
menentukan kebenaran nilai yang sebesar 33,041 mgEQ/g ekstrak. Penelitian
ditunjukkan instrumen dan sampel yang ini dapat dilanjutkan dengan
diukur. Kurva kaliberasi diperoleh dengan pengembangan sediaan obat dan kosmetik
membuat larutan standar quersetin dengan menggunakan ekstrak etanol jamur susu
tujuan untuk mengukur tingkat ketelitian harimau.
data yang diperoleh (Ahmad, dkk., 2015). 6. UCAPAN TERIMAKASIH
Hasil yang didapat dari pembuatan
Peneliti mengucapkan terimakasih
kuva kaliberasi adalah persamaan regresi
kepada Akademi Farmasi Yarsi Pontianak
linier y=0,00558x – 0,00765 dengan
sebagai pemberi dana penelitian dan atas
koefisien determinasi (r²) sebesar 0,99088.
kontribusinya.
Besarnya linearitas ini mendekati nilai
satu, sehingga dapat dikatakan bahwa 7. DAFTAR PUSTAKA
absorbansi merupakan fungsi yang
Tan, W. C., Kuppusamy, U. R., Phan,
besarnya berbanding lurus dengan
C.W., Tan, Y.S., Raman, J., Anuar, A.
konsentrasi dan mengikuti persamaan
M. (2015). Ganoderma neojaponicum
regresi linier.
Imazeki revisited: domestication study
Penetapan kadar flavonoid total and antioxidant properties of its
dilakukan terhadap ekstrak etanol jamur basidiocarps and mycelia. Sci. Rep.
susu harimau. Metode yang digunakan 5(12). 515. doi: 10.1038/srep12515.
adalah metode kolorimetri. AlCl₃ berfungsi
Yap, H. Y., Tan, N. H, Ng, S. T., Tan, C. S,
membentuk kompleks dengan orto hidroksi
& Fung, S. Y. (2018) Inhibition of
maupun hidroksi keton, sementara
Protein Glycation by Tiger Milk
penambahan asam asetat dimaksudkan
Mushroom [Lignosus rhinocerus
untuk menguraikan kembali kompleks
(Cooke) Ryvarden] and Search for
karena Al tak stabil pada orto hidroksi dan
Potential Anti-diabetic Activity-Related
hidroksi keton (Suhendi, dkk., 2011). Pada
Metabolic Pathways by Genomic and
penetapan kadar flavonoid, penambahan
Transcriptomic Data Mining. Front.
asam asetat adalah untuk mendeteksi
Pharmacol. 9(103). 103-105. doi:
adanya gugus 7-hidroksil sedangkan
10.3389/fphar.2018.00103.
2824
Sari, dkk

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p03
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 23-30

Johnathan, M., Gan, S. H., Ezumi, M. F. Growing Wild In Egypt. Arabian


W., Faezahtul, A. H., and Nurul, A. A. Journal Of Chemistry. 9(1). 411–
(2016). Phytochemical profiles and 415.
inhibitory effects of Tiger Milk Wong, K. H., and Cheung, P. C. K. (2009).
mushroom (Lignosus rhinocerus) Sclerotia: emerging functional food
extract on ovalbumin-induced airway derived from mushrooms in Mushrooms
inflammation in a rodent model of as Functional Foods, ed P. C. K.
asthma. BMC Complement. Alternat. Cheung (111-146). Hoboken, NJ:
Med. 16(167). 1-3. doi: JohnWiley & Sons, Inc.
10.1186/s12906-016-1141-x. Hasmi, N. A. H., Nordin, N., Kumar, Y.,
Lee, S. Y., Kim, J. S., Kim, J. E., Sapkota, Lani, N., Fazil, F. N. M., Aizad, S.,
K., Shen, M. H., Kim, S. (2005). Abidin, N. Z., Zubairi, S. I. 2016.
Purification and characterization of Analysis of Flavonoids in
fibrinolytic enzyme from cultured Commercially Available Lignosus
mycelia of Armillaria mellea. Prot. Rhinocerus Dried Powder. Extract by
Expr. Pur. 43, 10–17. doi: Reversed-Phase High Performance
10.1016/j.pep.2005.05.004. Liquid Cromatograph (RP-HPLC).
Hoe, T. L. (2014). Lignosus rhinocerus International Future Scientis
Attenuated High Fat Diet Induced Non- Conference. Universiti Kebangsaan
Alcoholic Fatty Liver. National Chung Malaysia (UKM).
Hsing University. Aryal, S., Baniya, M. K., Danekhu, K.,
Lee, S. S., Tan, N. H., Fung, S. Y., Tan, C. Kunwar, P., Gurung, R., & Koirala, N.
S., Ng, S. T., and Sim, S.M. (2012). 2019. Total Phenolic Content,
Antiinflammatory activity of Lignosus Flavonoid Content and Antioxidant
rhinocerus (tiger milk mushroom) Potential of Wild Vegetables from
sclerotia. in Abstracts of the 18th Western Nepal. Jurnal Plants., 8(96).
Congress of the International Society 12-13. doi:10.3390/plants8040096.
for Mushroom Science (Beijing), 150– Azizah, D. N., Kumolowati, E.,
151. Faramayuda, F. 2014. Penetapan
Mohanarji, S. Dharmalingam, S., Kadar Flavonoid Metode AlCl3 Pada
Kalusalingam, A. 2012. Screening of Ekstrak Metanol Kulit Buah Kakao
Lignosus rhinocerus Extracts as (Theobroma cacao L.). Kartika
Antimicrobial Agents Against Jurnal Ilmiah Farmasi. 2(2). 47.
Selected Human Pathogens. Journal Parthasarathi, S., and Park, Y. K., 2015.
of Pharmaceutical and Biomedical Determination of total phenolics,
Sciences (JPBMS). 18(11). 1-3. flavonoid contents and antioxidant
Abdullah, N., Wahab, A. I. A., Lau, B. F., activity of different mBHT fractions: A
Abidin, N. Z., & Aminudin, N. (2010). polyherbal medicine. Pakistan journal
Anti-cervical cancer activity and of pharmaceutical sciences. 28(6).
SELDI-TOF-MS analysis of proteins 2162-2164.
from Lignosus rhinocerus (Tiger’s Milk Rebaya, A., Belghith, S. I., Baghdikian, B.,
Mushroom) grown in stirred tank Leddet, V. M., Mabrouki, F., Olivier,
reactor. Proceedings of the Fifth E.,, Cherif, J. K., Ayadi, M. T. 2014.
International Peptide Symposium. Total Phenolic, Total Flavonoid, Tannin
Marzouk, M. M. 2016. Flavonoid Content, and Antioxidant Capacity of
Constituents And Cytotoxic Activity Halimium halimifolium (Cistaceae).
Of Erucaria Hispanica (L.) Druce Journal of Applied Pharmaceutical
25
29
Sari, dkk

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p03
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 23-30

Science. 5(1). 52-57. doi:


10.7324/JAPS.2015.50110.
Ipandi, I., Triyasmono, L., dan Prayitno, B.
2016. Penentuan Kadar Flavonoid Total
dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Etanol Daun Kajajahi (Leucosyke
capitellata Wedd). Pharmascience,
3(1), 93-100.
Syafitri, N. S., Bintang, M., Falah, S. 2014.
Kandungan Fitokimia, Total Fenol,
dan Total Flavonoid Ekstrak Buah
Harendong (Melastoma affine D.
Don). Current Biochemistry. 1(3).
105-115.
Sugrani, A., Wagner, H. 2009. Plant Drug
Analysis, a Thin Layer
Chromatography Atlas, second
Edition, 1-365. Springer.
Ahmad, A. R., Juwita, Ratulangi, S. A. D.,
dan Malik, A. 2015. Penetapan Kadar
Fenolik dan Flavonoid Total Ekstrak
Metanol Buah dan Daun Patikala
(Etlingera elatior (Jack) R.M.SM).
Pharm Sci Res. 2(1). 1-10.
Nallathambya, N., Serma, L. G., Raman, J.,
Maleka, S. N. A., Vidyadarana, S.,,
Naidua, M., Kuppusamya, U. R., &
Sabaratnama, V. 2016. Identification
and in vitro Evaluation of Lipids from
Sclerotia of Lignosus rhinocerotis for
Antioxidant and Anti-
neuroinflammatory Activities. Natural
Product Communication. 11(10). 1485-
1490.
Suhendi, A., Sjahid, L. A., Hanwar, D.
2011. Isolasi dan Identifikasi
Flavonoid Dari Daun Dewandaru
(Eugenia uniflora L.). Pharmacon,
12(2)

26
30

You might also like