You are on page 1of 4

Journal of Pharmaceutical and Medicinal Sciences 2017 2(2): pp 59-62

Antioxidant Activity of Ethyl Acetate Fraction of Muntingia calabura L.


Leaves

Imrawati, Suwahyuni Mus, Sahibuddin A Gani, Kafita Inkristi Bubua


Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar, Perintis Kemerdekaan Street Km 13,7 Daya Makassar-
Indonesia

Artikel info ABSTRACT


Diterima : 16 Sep 2017 Muntingia calabura is one of the plant that has potential as a natural antioxidant. The antioxidant
Direvisi : 16 Des 2017 effect of ethyl acetate fraction of M. calabura leaves had been done using ABTS (2,2’-azino-bis-(3
Disetujui : 22 Des 2017 ethylbenzothiazoline)-6-sulfonic Acid) method. The dried leaves were extracted by maceration method
using ethanol than fractinated using water, n-hexane, and ethyl acetate, respectively. The chemical
Keyword mayor components of M. calabura leaves were identified: phenolic, flavonoid and steroid. The
Antioxidant concentration of the ethyl acetate fraction for the antioxidant testing in this research was 0.8; 1.0;
Ethyl acetate fraction 1.2; 1.4; and 1.6 ppm compared to vitamin C was 0.6; 0.8; 1,0; 1.2; and 1.4 ppm. The result shows that
Muntingia calabura Linn.
ABTS method
ethyl acetate fraction has very strong activity as an antioxidant with IC50 value 1.20 ppm compared
with ascorbic acid IC50 1.18 ppm. Based on the result, it can be concluded that M. calabura leaves had
very strong antioxidant activity.

Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi Etil Asetat Daun kersen (Muntingia


calabura L.) Menggunakan Metode ABTS
ABSTRAK
Kata kunci Kersen (Muntingia calabura L.) adalah salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai antioksidan
Antioksidan
Fraksi etil asetat
alami. Penelitian tentang uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat daun M. calabura dengan
Muntingia calabura Linn. menggunakan metode ABTS (2,2’-azino-bis-(3 etilbenzotiazolin)-6 sulfonate acid) telah dilakukan. Daun
Metode ABTS M. calabura diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol selanjutnya difraksinasi
secara berturut-turut menggunakan pelarut air, n-hexan dan etil asetat. Uji golongan menunjukkan
ekstrak etanol mengandung komponen kimia flavonoid, fenolik, dan steroid. Sedangkan hasil uji
aktivitas antioksidan menggunakan metode ABTS menunjukan aktivitas antioksidan yang sangat
kuat dengan nilai IC50 1,20 ppm yang sebanding dengan vitamin C (IC50 1,18 ppm). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa daun M. calabura berpotensi sebagai sumber oksidan alami.

Koresponden author
Imrawati
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar, Perintis Kemerdekaan Street Km 13,7 Daya Makassar-Indonesia

59
Imrawati et al., / JPMS 2017 2(2): 59-62

PENDAHULUAN hingga berbentuk potongan kecil lalu dikeringkan


Antioksidan merupakan salah satu senyawa yang hingga diperoleh simplisia kering.
dapat menginaktifkan radikal bebas, molekul tidak Pembuatan ekstrak
stabil yang dihasilkan oleh berbagai jenis proses Simplisia kering ditimbang sebanyak 500 g,
kimia normal tubuh atau oleh radiasi sinar ultra violet diekstraksi menggunakan metode maserasi pelarut
(UV), asap rokok dan pengaruh lingkungan lainnya. etanol 70% lalu didiamkan selama 5x24 jam, dan sesekali
Penambahan antioksidan sintetik pada berbagai produk dilakukan pengadukan, kemudian disaring untuk
kosmetik maupun makanan merupakan cara paling mendapatkan filtatnya, ampas sampel diremaserasi
efektif untuk mencegah oksidasi lemak pada produk kembali. Filtrat dikumpulkan kemudian dievaporasi
tersebut, tetapi penggunaan antioksidan sintetik perlu pada suhu 40ºC dengan rotary evaporator (Buchi) hingga
mendapat perhatian serius karena beberapa penelitian diperoleh ekstrak pekat.
membuktikan adanya efek toksik dan karsinogenik
Fraksinasi dengan metode ekstraksi cair-cair (ECC)
pada tubuh manusia (Handayani dan sulistyo, 2008).
Fraksinasi ekstrak dilakukan dengan metode
Kersen (Muntingia calabura L.) adalah salah satu
ECC menggunakan pelarut dengan tingkat kepolaran
tumbuhan yang berpotensi sebagai antioksidan alami.
yang berbeda dan tidak saling bercampur. Sebanyak
Hasanah et al. (2016) menyatakan bahwa ekstrak daun
12 g ekstrak kental dilarutkan dengan air 100 mL dan
M. calabura mengandung komponen aktif flavonoid,
ditambahkan n-heksan dengan perbandingan volume
saponin, dan tanin yang memiliki kandungan tertinggi
yang sama di dalam corong pisah sampai terekstraksi
ketika diekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
sempurna dan diperoleh lapisan air dan lapisan
etanol.
n-heksan. Setelah itu fraksi air dimasukkan kembali
Penelitian tentang aktivitas antioksidan ekstrak
ke dalam corong pisah dan kemudian ditambahkan
etanol daun M. calabura juga telah pernah dilaporkan
pelarut etil asetat dengan perbandingan volume yang
dengan metode 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH)
sama kemudian dilakukan kembali pengocokan dan
dan ferric reducing antioxidant power (FRAP) dengan
pemisahan sehingga diperoleh fraksi air dan fraksi etil
nilai IC50 berturut-turut adalah 6,82 dan 83,15 ppm,
asetat. Setelah itu fraksi etil asetat dipekatkan dengan
sedangkan pembanding quarsetin diperoleh nilai IC50
rotary evaporator dan diuapkan diatas penangas air.
sebesar 4,24 ppm (Sutrisno, 2016).
Penelitian tentang isolasi senyawa antioksidan Uji penapisan fitokimia
ekstrak metanol daun M. calabura diketahui bahwa Pengujian Flavonoid
fraksi etil asetat merupakan fraksi yang memiliki Sebanyak 5 mL ekstrak ditambahkan dengan 2 mL
aktivitas antioksidan paling tinggi untuk menghambat air panas, didihkan selama 5 menit, kemudian disaring.
radikal bebas (DPPH) dengan nilai EC50 2,81 ppm di Filtrat sebanyak 5 mL ditambahkan 0,05 mg serbuk Mg
bandingkan dengan fraksi-fraksi yang lain (Nanden, dan 1 mL HCl pekat, kemudian dikocok dengan cepat.
2012). Uji positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna
Pada penelitian ini akan digunakan metode 2,2’ -azino merah, kuning atau jingga.
-bis (3-ethyl-benzo-thiazoline-6-sulphonic acid (ABTS) Pengujian fenolik
sebagai metode uji aktivitas antioksidan. Metode Sebanyak 5 mL ekstrak ditambahkan 10 tetes FeCl3
ABTS dipilih karena memiliki sensitivitas lebih tinggi 1%, hasil positif ditandai dengan warna hijau sampai
daripada DPPH dan dapat dipakai untuk menganalisa biru kehitaman.
antioksidan pada makanan. Metode DPPH didasarkan
Pengujian saponin
pada kemampuan antioksidan suatu senyawa untuk
Dipipet sebanyak 5 ml ekstrak lalu ditambahkan 2
mendonorkan ion hidrogen (H3O+), sedangkan pada
tetes HCl 1 N, terbentuk busa dan tetap stabil ± 7 menit,
metode ABTS dilihat berdasarkan kemampuan
maka ekstrak positif mengandung saponin.
senyawa tersebut untuk menstabilkan senyawa radikal
bebas dengan mendonorkan radikal proton (Fitriana et Uji steroid
al., 2015). Sejumlah sampel dilarutkan dengan kloroform,
Berdasarkan uraian di atas telah diteliti penelitian kemudian ditambah dengan 2 mL asam asetat anhidrat
lebih lanjut tentang aktivitas antioksidan dari fraksi etil dan ditambahkan 3 tetes H2SO4 pekat. Hasil positif
asetat daun M. calabura dengan menggunakan metode apabila terbentuk warna hijau sampai biru
ABTS. Penentuan aktivitas antioksidan fraksi etil asetat
Larutan stok sampel fraksi etil asetat 1.000 ppm
METODE PENELITIAN diencerkan hingga didapatkan konsentrasi 100 ppm
Bahan penelitian kemudian dipipet masing-masing 40; 50; 60; 70; dan
Bahan yang digunakan seperti etanol 70%; etanol 80 µL, ditambah 1 mL larutan ABTS lalu dicukupkan
96%; aquadest; etil asetat; n-heksan; baku vitamin C; volumenya sampai 5 mL dengan etanol (konsentrasi
asam sulfat; asam asetat anhidrat; serbuk Mg, asam akhir 0,8; 1,0; 1,2; 1,4; dan 1,6 ppm). Selanjutnya
klorida; besi(III) klorida; potasium persulfat; dan ABTS larutan dihomogenkan lalu di ukur serapan dengan
diperoleh dari Merck-Indonesia. spektrofotometri UV-Vis (Agilent) pada λ 749 nm.
Pengambilan dan pengolahan sampel
ANALISIS DATA
Sampel daun M. calabura diambil dari Kelurahan
Persentase peredaman ABTS yang dihasilkan oleh
Kapasa Kecamatan Tamalanrea, Makassar - Sulawesi
masing-masing konsentrasi fraksi etil asetat dan
Selatan dicuci bersih dengan air mengalir, dirajang
vitamin C dihitung yang dinyatakan dalam persen

60
Imrawati et al., / JPMS 2017 2(2): 59-62

A B
Penghambatan (%) 100 100

Penghambatan (%)
75 75

50 50

25 25

0 0
Blanko 0.8 1 1.2 1.4 1.6 Blanko 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4
Konsentrasi (ppm) Konsentrasi (ppm)

Gambar 1 Perbandingan aktifitas antioksidan fraksi etil asetat daun M. calabura (A) terhadap vitamin C (B) pada
berbagai konsentrasi (ppm)

sedangkan nilai IC50 didapatkan melalui analisis probit perlakuan disajikan pada Tabel 1.
regresi linear. Hasil skrining fitokimia dapat dilihat bahwa ekstrak
mengandung beberapa komponen metabolit sekunder
HASIL DAN DISKUSI seperti fenolik, flavonoid, dan steroid. Pada penelitian
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah ini, diperoleh hasil yang negatif untuk pengujian
daun M. calabura yang diekstraksi menggunakan saponin.
metode maserasi penyari etanol 70%. Cairan penyari Setelah dilakukan skrining fitokimia dilanjutkan
akan menembus dinding sel dan masuk kedalam dengan fraksinasi menggunakan metode ECC.
rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat Aktif akan Fraksinasi dilakukan untuk memisahkan senyawa
larut dalam cairan penyari karena adanya perbedaan yang terkandung dalam ekstrak berdasarkan tingkat
konsentrasi antara larutan didalam dan diluar sel, kepolarannya. Fraksinasi yang dilakukan yaitu
sehingga larutan yang terpekat terdesak keluar. menerapkan prinsip distribusi senyawa dalam dua
Peristiwa ini terjadi berulang–ulang sehingga terjadi pelarut yang berbeda tingkat polaritasnya yang tidak
keseimbangan konsentrasi antara larutan didalam dan saling bercampur (Gandjar, 2007). Fraksinasi ini
di luar sel. Untuk mengoptimalkan proses ini, maka menggunakan tiga pelarut diantaranya pelarut polar
dilakukan pengulangan maserasi (remaserasi), ampas yaitu air, pelarut semipolar yaitu etil asetat, dan pelarut
dari ekstraksi pertama dimaserasi kembali dengan nonpolar yaitu n-heksana.
penyari yang sama. Ekstrak yang diperoleh kemudian Fraksi etil asetat dipilih karena berdasarkan
di saring dan diuapkan sehingga didapatkan ekstrak penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa fraksi
kental. Dalam penelitian ini, metode maserasi dipilih ini yang memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi
karena prosedurnya sederhana, mudah, murah, dan untuk menghambat radikal bebas DPPH (EC50= 2,80
dapat menghindari kerusakan senyawa bioaktif akibat ppm) di bandingkan dengan fraksi-fraksi yang lain
panas (Gandjar, 2007). (Nanden, 2012).
Hasil maserasi diperoleh ekstrak kental sebanyak Metode ABTS merupakan metode penentuan ativitas
41,32 g (rendamen= 8,26%). Selanjutnya dilakukan uji antioksidan yang diperoleh dari hasil oksidasi kalium
kualitatif komponen fitokimia, hal ini dilakukan untuk persulfat dengan garam diammonium ABTS. Adanya
mengetahui keberadaan suatu senyawa metabolit aktivitas antioksidan dari sampel ditandai dengan
sekunder yang terkandung dalam ekstrak. Penentuan hilangnya warna biru pada pereaksi ABTS (Molyneux,
secara kualitatif dapat dilihat dari perubahan warna 2004). Besarnya aktivitas antioksidan ditandai dengan
atau terbentuknya endapan ketika sampel direaksikan nilai IC50. Nilai IC50 menunjukkan nilai konsentrasi
dengan bahan kimia tertentu. Hasil pengujian kualitatif larutan sampel yang dibutuhkan untuk meredam 50%
komponen fitokimia ekstrak daun kersen dari berbagai aktivitas radikal bebas ABTS.

Tabel 1 Hasil skrining fitokimia ekstrak etanol daun M. calabura


Identifikasi Hasil Keterangan
Fenolik + Terbentuk warna biru kehitaman setelah ditambah FeCl3 warna berubah
menjadi hijau sampai biru kehitaman
Flavonoid + Terbentuk warna merah terbentuk warna merah, kuning atau jingga setelah
penambahan serbuk Mg dalam suasana asam
Saponin - Setelah dikocok 30 menit timbul buih lebih dari 3 cm, dan ditetesi HCl encer
buih tidak menghilang
Steroid + Terbentuk warna hijau sampai biru setelah penambahan asam asetat
anhidrat dan asam sulfat pekat
61
Imrawati et al., / JPMS 2017 2(2): 59-62

Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa semakin DAFTAR PUSTAKA


besar konsentrasi sampel maka semakin kecil nilai Fitriana W D, Fatmawati S, Esram T. Uji aktivitas
absorbansinya (aktivitas antioksidan semakin tinggi). antioksidan terhadap DPPH dan ABTS dari fraksi-
Hal ini ditandai dengan semakin besarnya nilai % fraksi daun kelor (Moringa oleifera). Prosiding
inhibisi. Fraksi etil asetat daun M. calabura memiliki Simposium nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains.
nilai IC50 sebesar 1,20 ppm dan vitamin C sebagai 2015; 657-660
pembanding memiliki nilai IC50 sebesar 1,18 ppm. Gandjar G H, Rohman A. Kimia farmasi analisis,
Berdasarkan klasifikasi Molyneux nilai IC50 dari Pustaka Pelajar. 2007. Yogyakarta
fraksi etil asetat dan vitamin C termasuk dalam kategori Handayani R, Sulistyo J. Sintesis senyawa flavonoid-α-
antioksidan yang sangat kuat yaitu < 50 ppm. Adanya glikosida secara reaksi transglikosilasi enzimatik
aktivitas antioksidan yang sangat kuat disebabkan dan aktivitasnya sebagai antioksidan. Biodiversitas.
karena daun M. calabura banyak mengandung 2008:9(1); 1-4
senyawa bioaktif seperti flavonoid, selain itu pada Hasanah M, Andriani N, Noprizon. Perbandingan
penelitian ini sampel daun M. calabura yang digunakan aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun kersen
sudah berupa fraksi yang lebih murni dibandingkan (Muntingia calabura L.) hasil ekstraksi maserasi dan
ekstrak. Faktor lain yang mempengaruhi tingginya refluks. Scientia. 2016:6(2); 84-90
aktivitas antioksidan yaitu waktu maserasi sampel yang Molyneux P. The use of the stabil free radical
maksimal pada saat proses ekstraksi yaitu selama 5 hari diphenylpicrilhydrazyl (DPPH) for estimating
sehingga senyawa yang berkhasiat sebagai antioksidan antioxidant activity. Journal of science technology.
terekstraksi dengan baik. 2004:26; 211-219
Nanden N. Isolasi senyawa antioksidan ekstrak metanol
KESIMPULAN daun kersen (Muntingia calabura Linn). Skripsi:
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Universitas Jendral Achmad Yani. 2012. Cimahi
pada Fraksi etil asetat daun M. calabura dapat Sutrisno B. Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol
disimpulkan bahwa fraksi etil asetat mampu meredam daun kersen (Muntingia calabura L.) dengan metode
radikal bebas ABTS dengan nilai IC50 1,20 ppm dan DPPH (1,1- difenil-2-pikrilhidrazil) dan metode
termasuk dalam kategori antioksidan yang sangat kuat. FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power). Skripsi:
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi. 2016. Makassar

62

You might also like