Professional Documents
Culture Documents
B L O K M A T A D A N T HT
LABORATORIUM TERPADU 1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2021
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat-Nya penyusun dapat melaksanakan dan menyusun laporan
praktikum histologi yang berjudul “Histologi Mata dan THT” tepat pada
waktunya.
Makalah ini penulis susun untuk memenuhi prasyarat sebagai syarat nilai
praktikum histologi dan syarat mengikuti ujian praktikum histologi. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan, masukan, bimbingan,
dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :
1. Rusmiatik, S.Si, M.Biomed, selaku dosen pembimbing praktikum
histologi kelompok penulis.
2. Bapak/Ibu Dosen Universitas Islam Al-Azhar yang telah memberikan
masukan terkait makalah yang penulis buat.
3. Keluarga yang kami cintai yang senantiasa memberikan dorongan dan
motivasi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi berbagai
pihak.
Penyusun
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem indera adalah salah satu bagian dari sistem koordinasi yang
merupakan penerima rangsang atau reseptor. System penglihatan adalah bagian
dari sistem indra yang membuat organisme mampu melihat. Sistem penglihatan
menafsirkan informasi dari cahaya untuk mendirikan representasi dunia di
sekeliling tubuh. Mata adalah alat utama sistem ini. Mata secara garis besar dibagi
atas adnexa, orbita okuli, dan bulbus okuli. Sistem penciuman merupakan salah
satu dari lima indra yang dimiliki manusia. Sebagai bagian dari sistem panca indra
manusia, indra penciuman berperan untuk mendeteksi bau atau aroma. Peran
penting dari sistem indra, mencakup mata, telinga, hidung, dan tenggorokan. Organ
pengindra manusia memiliki bagian yang menerima rangsang berupa ujung-ujung saraf
atau sel- sel reseptor. Satu jenis reseptor hanya bisa menanggapi satu jenis rangsang.
Rangsangan yang diterimanya lebih dahulu diubah menjadi implus saraf, kemudian oleh
serabut-serabut saraf sensorik diteruskan ke pusat susunan saraf (otak dan susunan tulang
belakang).
1.2. Tujuan
1.2.1 Mahasiswa mampu memahami histologi mata dan THT.
1.2.2 Mahasiswa mampu mengamati komponen-komponen mata dan THT.
1.2.3 Mahasiswa mampu mengamati struktur beserta bagian- bagian dari
komponen mata dan THT.
1.2.4 Mahasiswa mampu mengetahui ciri-ciri jaringan mata dan THT.
1.3 Manfaat
1.3.1 Untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai histologi mata dan
THT.
1.3.2 Untuk dapat membedakan bentuk dari setiap komponen mata dan
THT.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Mata
Palpebra
Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di
bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.
Gangguan penutupan kelopak akan mengakibatkan keringnya permukaan mata
sehingga terjadi keratitis et lagoftalmos. Pada kelopak terdapat bagian- bagian :
System Lakrimal
Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola
mata. Sistem ekskresi mulai pada pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus
lakrimal, duktus nasolakrimal, meatus inferior. Sistem lakrimal terdiri atas 2
bagian, yaitu sistem produksi atau glandula lakrimal dan sistem ekskresi, yang
terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal dan duktus
nasolakrimal (Subardjo, Hartono).
Sklera
Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada
mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan
sklera disebut kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke
dalam bola mata. Kelengkungan kornea lebih besar dibanding sklera. Sklera
anterior ditutupi oleh 3 lapis jaringan ikat vaskular. Sklera mempunyai kekakuan
tehentu sehingga mempengaruhi pengukuran tekanan bola mata. Walaupun sklera
kaku dan tipisnya 1 mm ia masih tahan terhadap kontusitrauma tumpul (Subardjo,
Hartono).
Jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Pada iris
didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke
dalam bola mata. Otot dilatator dipersarafi oleh simpatis, sedang sfingter iris dan
otot siliar di persarafi oleh parasimpatis. Otot siliar yang terletak di badan siliar
mengatur bentuk lensa untuk kebutuhan akomodasi. Badan siliar yang terletak di
belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuos humor), yang dikeluarkan
melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas kornea dan sklera
(Subardjo, Hartono).
Retina
Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan
mempunyai susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran
neurosensoris yang akan merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan
diteruskan ke otak. Terdapat rongga yang potensial antara retina dan koroid
sehingga retina dapat terlepas dari koroid yang disebut ablasi retina (Subardjo,
Hartono).
Lensa
Kornea
- Epitel Tebalnya 550 pm, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk
yang saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel
gepeng
- Membran Bowman, terletak di bawah membran basal epitel kornea
yang merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma
dan berasal dari bagian depan stroma
- Stroma, menyusun 90 % ketebalan kornea. Terdiri atas lamel yang
merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan lainnya, pada
permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang di bagian perifer
serat kolagen ini bercabang
- Membran Descement, merupakan membran aselular dan merupakan
batas belakang stroma kornea dihasilkan sel endotel dan merupakan
membran basalnya
- Endotel, berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal,
besar 20-40 pm. Endotel-melekat pada membran descement melalui
hemidesmosom dan zonula okluden (Subardjo, Hartono).
Pupil
Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam. Bagian
luar dan tengah menyalurkan gelombang suara dari udara ke telinga dalam yang
berisi cairan untuk memperkuat energi suara dalam proses tersebut. Telinga dalam
berisi dua sensoris yang berbeda: koklea yang mengandung reseptor-reseoptor
untuk mengubah gelombang suara menjadi impuls-impuls saraf, sehingga kita
dapat mendengar dan aparatus vestibularis yang penting untuk sensasi
keseimbangan. Koklea merupakan tabung berbentuk rumah siput yang
mengandung organ sensori untuk pendengaran. Koklea memiliki tiga buah kanal
yang mengandung cairan yaitu skala vestibuli, skala timpani dan skala media.
Skala media berada di koklea bagian tengah, dipisahkan dari skala vestibuli oleh
Sebagian besar dari leher mendukung koneksi penting antara kepala dan
seluruh tubuh, seperti pembuluh darah, saraf, tabung pernapasan (trakea) dan
tabung makanan (esofagus). Leher terletak antara kepala dan dada. Batas atas
dibentuk oleh tepi bawah mandibula, angulus mandibulae, processus mastoideus,
linea nuchae superior dan protuberantia occipitalis externa. Sedangkan batas
bawah adalah incisura jugularis sterni,dataran atas clavicula, articualtio
acromioclavicularis,margo superior scapula dan proccesu spinorus vertebra
cervicallis VII.
Hidung
Bagian reseptor sel reseptor olfaktorius terdiri dari sebuah tonjolan yang
membesar dan mengandung beberapa silia panjang yang berjalan seperti hiasan
rumbai-rumbai ke permukaan mukosa. Silia ini mengandung tempat untuk
mengikat odoran, molekul yang dapat dihidu. Selama bernafas tenang, odoran
biasanya mencapai reseptor sensitif hanya dengan difusi karena mukosa
olfaktorius berada di atas jalur normal aliran udara. Tindakan mengendus
meningkatkan proses ini dengan menarik arus udara ke arah atas di dalam rongga
hidung sehingga lebih banyak molekul odoriferosa di udara yang berkontak
dengan mukosa olfaktorius. Odoran juga mencapai mukosa olfaktorius sewaktu
METODE PRAKTIKUM
- Kaca preparat.
- Penutup kaca preparat.
- Mikroskop.
4. Nama : Lacrimal
Gland
H13/ 20
7. Nama : Trachea
15 B
4.2.1 Eye
Mata terletak dalam struktur bertulang yang protektif ditengkorak yang juga
mengandung batalan jaringan adiposa, setiap bola mata terdiri atas sebuah bola
mata fibrosa yang kuat untuk mempertahankan bentuk secara keseluruhan. Secara
internal mata mengandung jaringan transparan yang membiasakan cahaya untuk
memfokuskan bayangan, selapis sel fotosensitif, dan suatu sistem neuron yang
berfungsi mengumpalkan, memproses, dan meneruskan informasi visual ke otak
(Yatim, Wildan Dr. 1990).
4.2.2 Cochlea
Koklea adalah sepenuhnya diluruskan dalam diagram ini untuk lebih mudah
menunjukkan bagaimana gelombang suara ditafsirkan menurut frekuensinya di
situs tertentu di sepanjang organ spiral. Suara berfrekuensi tinggi (panah merah)
menimbulkan gelombang tekanan yang menggerakan membran basilar dekat
pangkal dari koklea, dekat dengan fenestra ovalis. Duktus koklea, sebuah bagian
dari labirin membranosa berbentuk sebagai tuba spiral, mengandung sel-sel
rambut dan struktur lain yang memungkinkan fungsi auditori. Diadakan di tempat
dalam tulang koklea, duktus ini merupakan salah satu dari tiga kompartemen
4.2.3 Conjungtiva
Konjungtiva adalah membran mukosa tipis dan transparan yang menutupi
bagian anterior sklera dan berlanjut sebagai lapisan permukaan dalam kelopak
mata. Konjungtiva terdiri atas epitel berlapis kolumnar dengan banyak sel kecil
yang menyerupai sel goblet, yang ditunjang oleh selapis tipis lamina propria
jaringan ikat longgar. Sekresi mukus dari sel epitel konjungtiva ditambahkan ke
lapisan air mata yang melapisi epitel ini dan kornea (diFiore’s).
4.2.6 Epiglotis
Epiglotis, yang terjulur keluar dari tepi atas laring, berfungsi untuk
mencegah makanan atau cairan menelan memasuki jalur ini. bagian atas, atau
lingual, permukaan yang telah berlapis epitel skuamosa; pada titik-titik variabel di
permukaan laring yang epitel ini mengalami transisi ke epitel (pernapasan)
kolumnar bersilia pseudostratifid. Di bawah epitel terdapat kelenjar campuran
mukosa dan serosa di lamina propria. Di bawah epiglotis dan laring vestibularis,
mukosa menunjukkan ke lumen bilateral dengan dua pasang lipatan dipisahkan
oleh celah sempit atau vertikel. Pasangan atas, yaitu plica vestibularis atau pita
suara palsu, yang sebagian dilapisi epitel respiratorik yang di bawahnya terdapat
banyak kelenjar seromukosa (diFiore’s).
4.2.8 Palpebra
Di sebelah konjungtiva terdapat suatu lempeng fibroelastis padat jaringan
ikat yang disebut tarsus yang menyangga jaringan lain di kelopak mata. Jaringan
ini juga memiliki serangkaian 20- 25 kelenjar sebasea besar, masing-masing
dengan banyak asinus yang bersekresi ke dalam suatu duktus sentral panjang yang
membuka di antara bulu mata di tepi distal kelopak mata. Minyak dalam sebum
yang dihasilkan oleh kelenjar tarsal ini, yang umum disebut kelenjar Meibom,
membentuk lapisan permukaan pada lapisan air mata, mengurangi laju evaporasi
dan membantu melumasi permukaan mata (diFiore’s).
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sistem indera merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi untuk
menerima rangsang sesuai dengan modalitasnya masing-masing. Sistem indera ini
juga merupakan reseptor-reseptor khusus untuk menyadari perubahan lingkungan.
Adapun struktur yang telah diamati yaitu preparat mata, eyelid, eye ball, palpebra,
glandula lakrimalis, dinding cavum nasi, epiglotis, trakea dan naso cavity. Dari
pengamatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada indera penglihatan ini
dilapisi oleh tiga lapisan konsentrik utama yaitu tunika fibrosa, tunikavascularis
dan tunika neuralis yang memiliki peranan masing-masing dalam menerima
rangsang visual sehingga manusia dapat melihat berbagai macam objek.
Sedangkan pada indera penciuman terdapat banyak sel kemoreseptor untuk
mengenali bau, dan juga 5 juta reseptor olfaktorius dengan 1000 tipe berbeda
yang berfungsi untuk mendeteksi dan menyalurkan bau ke otak sehingga manusia
dapat mengetahui aroma yang dihirup.
Guyton. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 9th ed. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2000. p. 597-8; 623.
Junqueira, Luis Carlos dan Jose Carneiro. Histologi Dasar, Teks Dan Atlas. 10th
ed. Jakarta: EGC; 2007.