Professional Documents
Culture Documents
Jabonputihbuku
Jabonputihbuku
Editor:
Nina Mindawati
Irdika Mansur
Pujo Setio
Editor:
Nina Mindawati, Irdika Mansur dan Pujo Setio
Editor:
Nina Mindawati, Irdika Mansur, dan Pujo Setio
ISBN: 978-602-6961-00-6
Diterbitkan oleh:
FORDA PRESS
Anggota IKAPI No. 257/JB/2014
Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor, Jawa Barat 16610
Telp./Fax. +62 251 7520093
Email: fordapress@yahoo.co.id
ISBN: 978-602-6961-00-6
KATA PENGANTAR
iv | KATA PENGANTAR
Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI | v
V. PENYIAPAN BENIH BERKUALITAS (Eliya Suita
dan Naning Yuniarti) ………………………………… 73
A. Pendahuluan ……………………..……………….. 73
B. Pengumpulan Buah ………..……….…………...… 73
C. Ekstraksi Benih ……………..……………………. 75
D. Sortasi Benih ……………………..………………. 76
VI. PERKECAMBAHAN, PEMBIBITAN, STANDAR
MUTU BENIH DAN BIBIT JABON PUTIH (Naning
Yuniarti, Rina Kurniaty, dan Nurhasybi) …………….. 81
A. Pendahuluan ………………………..…………….. 81
B. Perkecambahan ………………………..…………. 82
C. Pembibitan …………………………………..……. 90
D. Standardisasi Mutu Benih dan Bibit Jabon Putih .... 97
VII. KARAKTERISTIK DAN PENYIMPANAN BENIH
(Nurhasybi dan Naning Yuniarti) ……………………. 107
A. Pendahuluan ………………….…………..………. 107
B. Karakteristik Benih Jabon Putih ……………..…… 108
C. Teknik Penyimpanan Benih Jabon Putih …….…... 112
VIII. HAMA PENYAKIT PADA BENIH DAN BIBIT
JABON PUTIH (Yulianti dan Tati Suharti) …....……. 119
A. Pendahuluan ……………………..……………….. 119
B. Identifikasi dan Gejala Serangan Hama dan
Penyakit .…………………………………..……… 121
C. Teknik Pengendalian Hama dan Penyakit Benih
dan Bibit …………………………………….……. 127
IX. APLIKASI IRADIASI SINAR GAMMA UNTUK
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN
JABON PUTIH (M. Zanzibar dan Danu) ……………. 137
A. Pendahuluan ……………………………..……….. 137
B. Prakondisi Benih Sebelum Iradiasi ………….….. 138
C. Metode Iradiasi Sinar Gamma, Perkecambahan,
dan Pembibitan ………………………………..…. 139
D. Pengaruh Iradiasi terhadap Kecambah dan Bibit …. 141
E. Penggunaan Klon untuk Perbanyakan Massal
Vegetatif …………………………………….…… 146
X. PENUTUP ……………………………………………. 157
vi | DAFTAR ISI
Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 3.1. Karakteristik geoklimat dan hasil analisis tanah
(kedalaman 0–20 cm) pada 11 populasi jabon
putih (Sudrajat et al., 2014) ................................ 25
Tabel 3.2. Satuan kesuburan tanah 11 populasi jabon putih
(Sudrajat, 2015).................................................. 27
Tabel 3.3. Evaluasi indeks sensitivitas (rangkai
sensitivitas) 12 provenansi jabon putih terhadap
cekaman kekeringan dan genangan air. .............. 36
Tabel 3.4. Evaluasi indeks toleransi (rangking toleransi)
12 provenansi jabon putih terhadap cekaman
kekeringan dan genangan ................................... 37
Tabel 3.5. Keragaman, koefisien keragaman populasi dan
lingkungan, serta heritabilitas karakter benih
dan bibit jabon putih .......................................... 42
Tabel 3.6. Keragaman genetis di dalam populasi famili
jabon berdasarkan APLF .................................... 48
Tabel 4.1. Karakteristik morfologi dan periode
perkembangan bunga dan buah jabon putih. ...... 69
Tabel 6.1. Nilai rerata daya kecambah benih jabon putih
berdasarkan taraf pengusangan. ......................... 86
Tabel 7.1. Sifat Benih Ortodoks.......................................... 110
Tabel 7.2. Sifat Benih Rekalsitran ...................................... 111
Tabel 8.1. Kandungan hara makro N, P, dan K, serta pH
media bibit jabon putih ...................................... 133
Tabel 9.1. Jumlah kecambah jabon putih pada berbagai
dosis iradiasi ...................................................... 141
Tabel 9.2. Nilai peubah bibit jabon putih akibat perlakuan
iradiasi sinar gamma pada benih ........................ 142
Tabel 9.3. Komposisi beberapa media kultur jaringan yang
digunakan untuk perbanyakan tanaman ............. 149
Hal.
Gambar 2.1. Penampilan jabon putih (A), jabon merah (B)
dan jabon kuning/gempol (C) .......................... 7
Gambar 2.2. Agroforestry tanaman jabon putih dengan
beberapa tanaman pertanian di BKPH Pare
(KPH Kediri, Jawa Timur): (A) persiapan
lahan di bawah tegakan jabon putih, (B)
tumpangsari tanaman jabon putih dengan
tomat, (C) tumpangsari tanaman jabon putih
dengan nenas, (D) tumpangsari tanaman jabon
putih dengan jagung dan nenas ........................ 10
Gambar 2.3. Perkembangan arsitektur bentuk tajuk (Rouxs
model) jabon putih umur satu hingga empat
tahun (Shukla & Ramakrishnan, 1986) (A)
dan penampilan pohon dewasa (B) .................. 11
Gambar 2.4. Pemanfaatan kayu jabon putih: kayu
pertukangan (A), furniture (B), pulp dan
kertas (C), dan kayu lapis (D) .......................... 14
Gambar 3.1. Populasi jabon putih di hutan sekunder di
sepanjang sempadan Sungai Kapuas,
Kalimantan Tengah .......................................... 22
Gambar 3.2. Hubungan antara umur pohon dengan rerata
diameter (A) dan rerata tinggi (B) tanaman
jabon putih (Krisnawati et al., 2011)................ 28
Gambar 3.3. Persamaan indeks tapak diameter setinggi
dada (A) dan tinggi total jabon putih (B)
(Haneda et al., 2012)........................................ 29
Gambar 3.4. Tanaman jabon yang rentan roboh pada tanah
dengan kedalaman air (water table) dangkal.... 31
Gambar 3.5. Tanaman jabon putih yang baru ditanam
sebagian besar rentan terhadap kekeringan ...... 32
DAFTAR GAMBAR | ix
Gambar 6.6. Kecambah normal jabon putih ......................... 89
Gambar 6.7. Perkecambahan di media pasir : arang sekam
(1:1) ................................................................. 89
Gambar 6.8. Polycup (A) dan bibit jabon dengan polycup
(B).................................................................... 91
Gambar 6.9. Semai yang telah disapih ................................. 92
Gambar 6.10. Rak tempat pemeliharaan bibit ........................ 93
Gambar 6.11. Bibit jabon siap tanam (A) dan kekompakan
media dan perakaran pada bibit jabon siap
tanam (B) ......................................................... 96
Gambar 6.12. Korelasi antara tinggi bibit jabon putih di
persemaian dan indeks kekokohan dengan
tinggi bibit di lapangan (tinggi uji lapangan) ... 100
Gambar 6.13. Korelasi antara indeks kekokohan dengan
persen hidup bibit, dan berat basah akar
dengan tinggi bibit jabon putih di lapangan
(tinggi uji lapangan) ......................................... 100
Gambar 8.1. Cendawan terbawa benih: cendawan
Fusarium sp (A), cendawan Aspergillus sp
(B), dan cendawan Rhizopus sp (C) ................. 122
Gambar 8.2. Hama ulat daun pada tanaman jabon putih
umur enam bulan: Attacus atlas (A) dan ulat
tanduk (B dan C) .............................................. 123
Gambar 8.3. Hama serangga dari Ordo Hemiptera (A dan
B) pada tanaman jabon putih umur enam
bulan di lapangan ............................................. 123
Gambar 8.4. Gejala serangan hama kepik pada tanaman
jabon putih umur enam bulan (A dan B) .......... 125
Gambar 8.5. Gejala serangan ulat keket tanaman jabon
putih umur enam bulan (A) dan serangga
pengisap seperti semut menyebabkan daun
mengering (B) .................................................. 125
Gambar 8.6. Perbedaan pertumbuhan bibit jabon pada
berbagai perlakuan ........................................... 132
Gambar 8.7. Perbedaan pertumbuhan bibit jabon putih
umur enam bulan pada berbagai perlakuan ...... 132
x | DAFTAR GAMBAR
Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih
DAFTAR GAMBAR | xi
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN | 1
rehabilitasi lahan karena tersedia pilihan jenis yang memiliki
kesesuaian dengan tipe tapak yang menjadi objek kegiatan
penanaman dan rehabilitasi lahan.
2 | PENDAHULUAN
Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih
PENDAHULUAN | 3
dan pembibitan dalam bentuk bunga rampai untuk jenis
jabon putih akan membantu menyediakan referensi yang
ideal untuk mengatasi permasalahan pembenihan dan
pembibitan di lapangan.
4 | PENDAHULUAN
JABON PUTIH: JENIS POPULER,
PENTING, DAN BERMANFAAT
Dede J. Sudrajat
A. Pendahuluan
6 | Dede J. Sudrajat
Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih
A B C
Gambar 2.1. Penampilan jabon putih (A), jabon merah (B), dan
jabon kuning/gempol (C)
8 | Dede J. Sudrajat
Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih
A B
C D
A B
12 | Dede J. Sudrajat
Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih
C D
14 | Dede J. Sudrajat
Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih
Daftar Pustaka
16 | Dede J. Sudrajat
Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih
18 | Dede J. Sudrajat
KARAKTERISTIK TEMPAT TUMBUH,
KERAGAMAN GENETIS, DAN POTENSI
SUMBER BENIH JABON PUTIH
Dede J. Sudrajat
A. Pendahuluan
20 | Dede J. Sudrajat
Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih
22 | Dede J. Sudrajat
Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih
24 | Dede J. Sudrajat
Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih
60 35
(A) V
(B)
50 30 IV
V
Rerata tinggi total (m)
III
IV
Rerata DBH (cm)
25
40 III II
20 I
II
30
I 15
(cm)
20
(m)
10
10
5
0 0
0 5 15 20 25 30 0 5 10 15 20 25
Umur (tahun) Umur (tahun)
Keterangan:
Titik-titik: rerata hasil pengukuran; Garis: nilai yang diambil dari tabel hasil
tegakan sementara; Angka romawi: menunjukan kelas kualitas tempat tumbuh
(semakin besar nilainya, semakin bagus kualitas tempat tumbuh)
28 | Dede J. Sudrajat
Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih
A B
30 | Dede J. Sudrajat
Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih
32 | Dede J. Sudrajat
Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih
D
SRP SKR SOK JGS JNK JAP KKT KBL CPG CPK NBH PKK SRP SKR SOK JGS JNK JAP KKT
KBL CPG CPK NBH PKK
34 | Dede J. Sudrajat
Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih
Kuadran I Kuadran II
38 | Dede J. Sudrajat
Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih
40 | Dede J. Sudrajat
Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih
BLB
KBL
Grup 1
KTB
KKT
Grup 1
PGC
CPG
Grup 2
PKC
CPK
KRS
SKR
OKS
SOK
JAP
APJ
Grup 3 Grup 3
JGS
GSJ
JNK
NKJ
NBH
BHS
(A) SRP
RPS Grup 4 (B)
44 | Dede J. Sudrajat
Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih
46 | Dede J. Sudrajat
Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih
2 3 4 6 14 24 1 4 6 7 9 10 11 12 13 14 2 7 11 12 13 15 17 22 23 24 6 7 8 10 21
48 | Dede J. Sudrajat
Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih
50 | Dede J. Sudrajat
Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih
Daftar Pustaka
Anjum, S., Xie, X., Wang, L., Saleem, M., Man, C. & Lei,
W. 2011. Morphological, physiological and
biochemical responses of plants to drought stress.
African J. Agric. Res., 6(9): 2026–2032.
Ayele, T.B., Gailing, G. & Finkeldey, R. 2011. Assessment
and integration of genetic, morphological and
demographic variation in Hagenia abyssinica (Bruce)
J.F. Gmel. to guide its conservation. J. Nat. Conserv.,
19: 8–17.
Bawa, K.S. & Krugman, S.L. 1990. Reproductive biology
and genetics of tropical trees in relation to
conservation and management. In: Gomez-Pampa A,
Whitmore TC, Hadley M, editors. Rain forest
regeneration and management. The Parthenon
Publishing Group. pp. 119–136.
Budiman, B., Sudrajat, D.J., Lee, D.K. & Kim, S.Y. 2015.
Effect of initial morphology on field performance in
54 | Dede J. Sudrajat
Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih
58 | Dede J. Sudrajat
Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih
A. Pendahuluan
pistillum
stamen
petal
sepal
A B C
Gambar 4.4. Buah majemuk (A), buah tunggal (B), dan ruang
yang berisi benih (C)
Benih berukuran
besar, luna,k dan
berwarna pucat.
Ditemukan pada
buah berwarna hijau.
Benih berukuram
maksimal, keras
berwarna coklat tua.
Dijumpai pada buah
berwarna kuning.
D. Musim Buah
Daftar Pustaka
A. Pendahuluan
B. Pengumpulan Buah
C. Ekstraksi Benih
1. Ekstraksi Kering
D. Sortasi Benih
A B
A B
Gambar 5.4. Benih jabon putih (A) dan benih jabon putih dilihat
dengan mikroskop (B)
Daftar Pustaka
Anugrahandy, A., Argo, B.D. & Susilo, B. 2013.
Perancangan Alat Sortasi Otomatis Buah Apel
Manalagi (Malus sylvestris Mill) Menggunakan
Mikrokontroler AVR ATMega 16. Jurnal Keteknikan
Pertanian Tropis dan Biosistem, 1(1): 1–9.
Bogidarmanti, R., Mindawati, N. & Bramasto, Y. 2013.
Manual Budidaya Jabon Putih. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan dan Direktorat Jenderal
Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan
Perhutanan Sosial, Direktorat Bina Perbenihan
Tanaman Hutan.
Bramasto, Y. 2008. Teknik Penanganan Benih Tanaman
Hutan Hasil Panen. Mitra Hutan Tanaman, 3(3): 131–
140.
A. Pendahuluan
B. Perkecambahan
1. Densitas/Kerapatan Benih
N0 N0
d1 = d0 d3 = d0
N1 N3
N0 N0
d2 = d0 d4 = d0
N2 N4
2. Teknik Perkecambahan
C. Pembibitan
a. Media
Media sapih harus memenuhi syarat murah, mudah didapat,
ringan, mengandung hara, dan porous. Sebelum digunakan,
media harus disterilkan terlebih dahulu dengan cara diuap air
panas atau direbus dengan menggunakan drum. Dalam
pembibitan jabon putih, media yang sesuai untuk
pertumbuhan bibit hinga umur lima bulan ialah media
kompos organik yang dapat menghasilkan tinggi 27,7 cm,
diameter 2,23 mm, persen hidup 86%, berat kering 4,86 g,
dan IMB 0,65 (Pramono et al., 2011).
b. Wadah bibit
Umumnya wadah bibit menggunakan kantung plastik yang
berlubang di bagian bawah dan pinggirnya (polybag).
Ukuran wadah tergantung bibit yang akan dibuat, mulai
ukuran kecil (4 x 10 cm) yang biasa disebut sosis hingga
ukuran 30 x 40 cm. Bibit jabon bisa menggunakan ukuran
sosis. Selain polybag, polycup dapat juga digunakan. Wadah
A B
Gambar 6.8. Polycup (A) dan bibit jabon dengan polycup (B)
c. Naungan
Fungsi naungan pada bibit sewaktu kecil (Prastowo et al.,
2006):
1) Mengatur sinar matahari yang masuk ke pembibitan (30–
60%).
2) Menciptakan iklim mikro yang ideal bagi pertumbuhan
awal bibit.
3) Menghindarkan bibit dari sengatan matahari langsung
yang dapat membakar daun-daun muda.
4) Menurunkan suhu tanah di siang hari, memelihara
kelembaban tanah dan mengurangi derasnya curahan air
hujan
5) Naungan dapat dibuat dari plastik, paranet atau dari
pelepah daun.
6) Naungan yang cocok untuk bibit jabon putih yaitu yang
memiliki kerapatan 50%.
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan sehari dua kali, yaitu pagi sekitar jam
6.00–8.00 dan sore jam 16.00–18.00 dengan menggunakan
gembor
b. Penyiangan
Penyiangan ialah menghilangkan rumput atau tumbuhan liar
yang tumbuh bersama semai
c. Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada umur satu bulan setelah
penyapihan dengan menggunakan pupuk NPK dosis 2 g per
bibit, dan diulang pada umur dua bulan.
d. Pewiwilan
Pewiwilan dilakukan setelah tinggi bibit minimal 20 cm
dengan membuang daun-daun tua, kering, busuk, atau
berpenyakit, dan menyisakan tiga pasang daun teratas.
e. Pemotongan akar
Pemotongan akar rutin dilakukan agar akar tidak keluar dari
polybag [jika menggunakan polybag]. Pemotongan terakhir
minimal 1–2 minggu sebelum bibit didistribusikan.
f. Penjarangan
Jarak antarbibit perlu dijarangkan jika antarbibit sudah
saling bersinggungan atau daunnya saling menutupi.
g. Penyulaman
Penyulaman dilakukan jika ada bibit yang mati atau hampir
seluruh bagian tanaman terserang hama atau penyakit.
5. Aklimatisasi
A B
Gambar 6.11. Bibit jabon siap tanam (A) dan kekompakan media
dan perakaran pada bibit jabon siap tanam (B) (Foto: Rina, 2009)
7. Pengiriman Bibit
Daftar Pustaka
Budiman, B., Sudrajat, D.J., Lee, D.K. & Kim, Y.S. 2015.
Effecet of initial morphology on field performance in
white jabon seeedlings at Bogor, Indonesia. Forest
Science and Technology, 11(4): 206–211.
Dey, D.C. & Parker, W.C. 1997. Morphological Indicators
of Stock Quality and Yield Performance of Red Oak
(Quercus rubra L.) Seedlings Underplanted in a
Central Ontario Shelterwood. New Forests, 14: 145–
156.
Durahim & Hendromono. 2001. Kemungkinan Penggunaan
Limbah Organik Sabut Kelapa Sawit dan Sekam Padi
Sebagai Campuran Top Soil Untuk Mikoriza
A. Pendahuluan
Sifat Deskripsi
Karakteristik Penambahan berat kering berhenti sebelum
kemasakan masak. Kadar air turun hingga 6–10% saat
masak dengan variasi kecil di antara individu
benih
Dormansi Dormansi sering terjadi
Metabolisme saat Tidak aktif
masak
Kategori Dapat dikeringkan pada kadar air rendah tetapi
karakteristik lain peka suhu rendah (disebut intermediate seperti
pada benih Swietenia macrophylla). Beberapa jenis pohon
ortodoks tidak dapat mempertahankan viabilitas di bawah
kadar air minimum tertentu disebut
suborthodoks, seperti Agathis australis dan
Agathis macrophylla
Daftar Pustaka
Berjak, P, Farrant, J., Mycock, D.J. & Pammenter, N.W.
1990. Recalcitrant (homiohydrous) Seeds: The Enigma
of Their Desiccation Sensitivy. Seed Sci. & Tech., 18:
297–310.
Bonner, F.T. 1990. Storage of Seeds: Potential and
Limitations for Germplasm Conservation. Forest
Ecology and Management, 35: 35–43.
Byrd, H.W. 1993. Pedoman teknologi benih. PT.
Pembimbing Massa. Jakarta. (terjemahan).
Chin, H.F. & Krishnapillay, G. 1989. Seed Moisture:
Recalcitrant vs Orthodox Seeds. In Seed Moisture
(eds. Stanwood & Mc. Donald), pp 15–22. Crop
Science and Technology, 1: 427–452.
Ellis, R.H., Hong, T.D. & Roberts, E.H. 1990. An
Intermediate Category of Seed Storage Behaviour I.
Coffee. Journal of Experimental Botany, 41: 1167–
1174.
A. Pendahuluan
A B C
A B C
Gambar 8.2. Hama ulat daun pada tanaman jabon putih umur
enam bulan: Attacus atlas (A) dan ulat tanduk (B dan C)
A B
A B
A B
A B
A. Pendahuluan
Tabel 9.2. Nilai peubah bibit jabon putih akibat perlakuan iradiasi
sinar gamma pada benih
Kerapatan
Daya Stomata/mm Luas
Dosis Tinggi Diameter
Hidup Daun
Iradiasi (cm) (mm) Daun Daun
(%) (mm)
atas Bawah
0 100 29,02 3,08 42,5 106,16 456,33
5 85,33 34,12 3,71 11,66 68,66 271,67
10 100 46,08 4,27 46,75 143,66 616,33
15 65 51,22 5,75 32,66 76,66 475,67
20 35 32,86 5,13 6,16 50,83 400,33
40 100 14,23 3,19 51 74,66 474
80 26,66 8,17 2,98 13,33 68,16 209,33
100 78,33 16,92 2,03 0 10,16 298,33
A B C
D E F
10
20
40
80
a. Eksplant
Bahan tanaman yang digunakan ialah seluruh bagian
tanaman yang masih muda dan mampu untuk mengadakan
proses pertumbuhan, yaitu bagian tanaman yang masih
meristematik (sel-selnya mudah melakukan pembelahan)
dan sehat.
b. Media
Media yang digunakan dalam propagasi klonal ialah media
buatan. Media tersebut mengadung zat-zat yang sama
dengan yang terkandung dalam tanah. Media dasar
umumnya menggunakan media Murashige dan Skoog (1962)
(Tabel 9.3).
a. Bahan stek
Asal bahan stek berpengaruh terhadap kemampuan berakar
stek dan pertumbuhan biakannya. Bahan stek yang masih
muda (juvenil) secara fisiologis memiliki kemampuan
berakar yang lebih baik daripada biakan stek yang telah tua.
Hartman et al. (1997) menyatakan bahwa bahan tanaman
yang berasal dari bagian tanaman dekat dengan akar lebih
juvenil dari pada bahan tanaman yang berada pada tajuk
yang lebih tinggi. Bahan stek pucuk jabon dipilih pucuk
yang berumur muda secara fisiologis ataupun kronologis
yaitu berumur maksimal satu tahun. Ukuran diameter 0,5–1
cm, panjang 10–15 cm, memiliki 2–3 ruas (nodul), memiliki
2 daun (untuk mengurangi penguapan, daun dipotong 2/3
bagian). Bagian bawah batang dipotong miring dengan sudut
40o agar permukaan batang lebih luas dan memudahkan
dalam penanaman. Bahan stek sebelum dan sesudah
pemotongan diletakkan di dalam wadah berisi air agar bahan
stek tidak layu.
Tanaman jabon termasuk tanaman yang cepat mengalami
penuaan secara fisiologis sehingga dalam penyediaan bahan
stek dalam jumlah besar dapat digunakan kebun pangkas
bergulir, yaitu bibit jabon berumur 5–6 bulan diambil
pucuknya sebagai bahan stek, kemudian potongan bawah
atau sisa potongan dipelihara sebagai bahan tanaman atau
b. Media
Media perakaran stek dapat menggunakan pasir atau media
padat lainnya. Media perakaran stek jabon dapat
menggunakan media steril campuran sekam padi dan
cocopeat (1:2, v/v). Sterilisasi media dapat dilakukan dengan
dikukus, dijemur sinar matahari, atau fumigasi
menggunakan fungisida. Wadah media dapat menggunakan
polybag ukuran 10 x 10 cm atau polytube atau potray ukuran
9 x 9 cm (45 pot setiap tray). Kemudian diletakkan di ruang
pertumbuhan stek.
5 cm
A B
5 cm
C D
Daftar Pustaka
158 | PENUTUP
Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih
PENUTUP | 159
Diterbitkan oleh:
FORDA PRESS
Anggota IKAPI No. 257/JB/2014
Jalan Gunung Batu No. 5 Bogor, Jawa Barat
Telp./Fax. +62251 7520093
E-mail: fordapress@yahoo.co.id