You are on page 1of 246

Djarwanto

Ratih Damayanti
Jamal Balfas
Efrida Basri
Jasni
I.M. Sulastiningsih
Andianto
D. Martono
Gustan Pari
Adang Sopandi
Mardiansyah
Krisdianto

Penerbit
FORDA PRESS

Penerbitan untuk:

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan


Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
PENGELOMPOKAN JENIS KAYU PERDAGANGAN
INDONESIA

Penulis:
Djarwanto
Ratih Damayanti
Jamal Balfas
Efrida Basri
Jasni
I.M. Sulastiningsih
Andianto
D. Martono
Gustan Pari
Adang Sopandi
Mardiansyah
Krisdianto

Pengarah:
Dr. Ir. Dwi Sudharto, M.Si.

Narasumber:
Y.I. Mandang

Penyunting:
Prof. Dr. Imam Wahyudi, M.S.
Ir. Nana Suherna M. Saad, M.P.
Dr. David, S.E., M.M.

Penerbit
FORDA PRESS
2017
PENGELOMPOKAN JENIS KAYU PERDAGANGAN INDONESIA

Penulis:
Djarwanto
Ratih Damayanti
Jamal Balfas
Efrida Basri
Jasni
I.M. Sulastiningsih
Andianto
D. Martono
Gustan Pari
Adang Sopandi
Mardiansyah
Krisdianto

Pengarah:
Dr. Ir. Dwi Sudharto, M.Si.

Narasumber:
Y.I. Mandang

Penyunting:
Prof. Dr. Imam Wahyudi, M.S.
Ir. Nana Suherna M. Saad, M.P.
Dr. David, S.E., M.M.

©2017, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan


Cetakan Pertama, April 2017
xiv + 228 halaman; 210 x 297 mm

ISBN: 978-602-6961-23-5

Penerbit:
Forda Press (Anggota IKAPI No. 257/JB/2014)

Diterbitkan untuk:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan
Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Jl. Gunung Batu, No. 5, Bogor

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang menggandakan atau memperbanyak buku ini, baik sebagian maupun keseluruhan isi buku,
termasuk foto ataupun materi lain dalam buku tanpa seizin penulis dan penerbit.
Sambutan Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi

Tugas utama Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi (BLI) berdasarkan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/MenLHK-II/2015 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah menyeleng-
garakan penelitian, pengembangan, dan inovasi di bidang lingkungan hidup dan kehutanan
untuk mendukung eselon I teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan
pemangku kepentingan lainnya. Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019, untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan
menekankan keunggulan kompetitif dan kemampuan IPTEK, BLI harus menghasilkan IPTEK
yang inovatif dalam rangka menjawab berbagai permasalahan dan tantangan di sektor
lingkungan hidup dan kehutanan.

Hingga saat ini, BLI telah menghasilkan berbagai kajian dan hasil inovasi IPTEK yang
menjadi rujukan dalam pengambilan keputusan dan praktik pengelolaan lingkungan hidup dan
kehutanan. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menjelaskan bahwa inovasi
adalah kegiatan penelitian, pengembangan dan/atau perekayasaan yang bertujuan untuk
mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara
baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau
proses produksi. Inovasi di bidang LHK cukup bervariasi, antara lain tentang sifat dasar kayu,
perbaikan sifat dan pemanfaatannya.

Penelitian sifat dasar kayu dari jenis yang kurang dikenal telah lama dilakukan oleh Pusat
Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Hasil Hutan. Pengembangan hasil penelitian terse-
but telah dituangkan dalam bentuk publikasi jurnal ataupun publikasi Atlas Kayu Indonesia.
Hasil penelitian dalam bentuk publikasi tersebut semakin terasa manfaatnya dengan adanya
kajian pengelompokan jenis kayu perdagangan Indonesia. Dari hasil publikasi data dan
informasi sifat dasar kayu bersama dengan pemberdayaan koleksi kayu di Xylarium Bogoriense
1915, Puslitbang Hasil Hutan telah mampu memberikan sumbangan pikiran bagi para
pengambil keputusan dalam pengelompokan jenis kayu perdagangan Indonesia.

Akhirnya, saya ucapkan selamat kepada para peneliti Puslitbang Hasil Hutan yang telah
menghasilkan formula pengelompokan jenis kayu perdagangan Indonesia sebagai bahan
kebijakan dalam pengelompokan jenis kayu perdagangan Indonesia.

Bogor, Januari 2017


Kepala Badan Litbang dan Inovasi

Dr. Henry Bastaman, M.E.S.

| iii
Sambutan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Jenis kayu yang biasa dipakai untuk keperluan bahan bangunan, mebel, barang kerajinan,
dan kayu lapis semakin terbatas jumlahnya dan tidak seimbang dengan kebutuhan yang
semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan kayu, saat ini mulai digunakan jenis kayu lain
yang mudah didapat, seperti kayu kurang dikenal dari hutan alam ataupun dari hutan rakyat.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri, telah
banyak diperdagangkan jenis kayu yang pada awalnya dianggap tidak memiliki nilai ekonomi.
Ditunjang dengan perkembangan teknologi, semua jenis kayu memiliki nilai komersial, bahkan
untuk jenis tertentu dapat diolah menjadi produk kayu mewah.

Akibat kurang dikenalnya jenis kayu tersebut, muncul nama-nama yang tidak baku,
seperti kayu borneo, kayu merah, kayu racuk, dan sebagainya. Penetapan Provisi Sumber Daya
Hutan (PSDH) bagi jenis ini relatif sulit sehingga untuk memudahkan penetapannya,
berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 163/Kpts-II/2003, kayu tersebut masuk ke
dalam kelompok Rimba Campuran. Padahal, kualitas kayunya belum tentu lebih rendah dari
jenis yang sudah lebih dahulu dikelompokkan ke dalam kelompok kayu perdagangan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No.163/Kpts-II/2003, kayu perdagangan


dikelompokkan dalam 121 kelompok dagang yang memuat sekitar 186 jenis/kelompok jenis
kayu. Di sisi lain, berdasarkan informasi dari Sub Direktorat Informasi Verifikasi Legalitas Kayu,
hingga November 2016, terdapat lebih kurang 1.044 jenis kayu yang diperdagangkan. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah jenis kayu yang diperdagangkan semakin bertambah. Namun,
tambahan jenis tersebut dimasukkan dalam kelompok Rimba Campuran dengan besaran PSDH
yang rendah. Untuk itu, pengelompokan kayu perdagangan perlu dikaji ulang agar jenis kayu
yang belum termasuk dalam lampiran Keputusan Menteri Kehutanan No. 163/Kpts-II/2003
dapat ditentukan nilainya berdasarkan kualitas kayu.

Akhirnya, saya menyampaikan penghargaan dan ucapan selamat kepada tim penyusun
dan tim penyunting buku ini yang telah mengkaji dan menentukan kriteria dan formula
pengelompokan jenis kayu perdagangan Indonesia. Harapannya, hasil kajian pengelompokan
kayu perdagangan Indonesia dapat dijadikan sebagai acuan ilmiah dalam penyusunan kebijakan
pengelolaan kayu perdagangan. Terima kasih disampaikan pula kepada Asosiasi Pengusaha
Hutan Indonesia (APHI), PT. Sinarmas Forestry, dan PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP)
yang telah membantu dalam penerbitan buku ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi khalayak
luas, khususnya para pengambil keputusan di bidang pengusahaan hutan, baik di kalangan
pemerintahan, dunia usaha maupun masyarakat luas.

Bogor, Januari 2017


Kepala Pusat,

Dr. Ir. Dwi Sudharto, M.Si.

|v
Kata Pengantar

Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam berupa jenis pohon penghasil kayu yang
sangat banyak jumlahnya. Berdasarkan hasil penelitian, ada sekitar 4.000 jenis pohon berkayu
yang terdapat di hutan alam. Pengumpulan contoh kayu beserta bahan herbarium sudah dimulai
sejak tahun 1915 oleh peneliti dan pejabat kehutanan daerah. Bersamaan dengan itu, pada
tahun yang sama juga didirikan Xylarium, yaitu satuan kerja yang bertugas mengumpulkan dan
menyimpan contoh kayu dari berbagai jenis pohon. Jumlah koleksi yang ada saat ini tercatat
sebanyak 45.067 sampel kayu, yang tergabung dalam 110 suku, 675 marga, dan 3.667 spesies.
Xylarium tersebut diberi nama Xylarium Bogoriense 1915 yang didirikan di bawah lembaga yang
bernama Proefstation voor het Boschwezen. Lembaga tersebut merupakan cikal bakal
terbentuknya Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kehutanan. Xylarium Bogoriense
1915 sudah tercatat dalam Index Xylariorum, Institutional Wood Collection of the World sejak
tahun 1975, dan menempati peringkat ketiga di dunia setelah Forest Products Laboratory USA
yang koleksinya mencapai 100.000 sampel kayu dari seluruh dunia dan The Royal Museum of
Central Africa di Belgia dengan jumlah koleksi 57.165 sampel kayu. Selain itu, kegiatan
eksplorasi untuk mengetahui kekayaan sumber daya hutan Indonesia sudah dilakukan sejak
zaman Belanda melalui penelitian taksonomi tumbuhan berkayu di seluruh wilayah Indonesia.
Hasil eksplorasi ini kemudian dituangkan ke dalam buku De Nuttige Planten van Indonesie oleh
K. Heyne tahun 1927, kemudian diterjemahkan oleh Badan Litbang Kehutanan pada tahun 1987
dalam seri buku Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid I-IV.

Berdasarkan hasil pengumpulan sampel kayu dan bagian pohon lainnya (daun, bunga, dan
lain-lain) oleh Den Berger, herbarium pun dibuat untuk penentuan jenis dan penelitian sifat
kayu yang ditujukan untuk penentuan kelas kuat (I–V) dan kelas awet (I–V). Kayu dengan Kelas
Kuat I dan II (berat jenis/BJ>0,60) diperuntukkan sebagai bahan konstruksi/bangunan berat
yang selalu berhubungan dengan tanah basah dan/atau cuaca, serta angin (seperti kayu perka-
palan, jembatan, tiang listrik, bantalan rel kereta api, dan konstruksi bangunan rumah), Kelas
Kuat III untuk bangunan yang tidak berhubungan dengan tanah basah (mebel dan sebagainya),
dan Kelas Kuat IV dan V untuk konstruksi/bangunan ringan (plafon, peti kemas, dan sebagai-
nya). Penentuan kelas kuat sangat penting dalam aplikasinya di lapangan karena berhubungan
langsung dengan keselamatan manusia dan lingkungan, terutama dalam penggunaannya sebagai
bahan konstruksi yang memikul beban berat. Demikian juga keawetan yang menentukan umur
pakai kayu. Kayu yang tidak awet jika digunakan tanpa adanya perlakuan pengawetan akan
merugikan karena masa pakai rendah sehingga masyarakat setiap saat harus mengganti kusen,
daun pintu, dan jendela rumah akibat dimakan rayap dan atau bubuk kayu.

Sistem penggolongan kelas awet kayu terhadap organisme perusak seperti rayap tanah
dan bubuk kayu kering diciptakan oleh Dr. Pfeiffer, lalu mengalami sedikit perubahan oleh Balai
Penyelidikan Kehutanan pada tahun 1923 dan 1946. Berdasarkan kelas awet kayu, jenis kayu
apa saja yang sangat awet dapat dengan mudah diketahui karena tidak pernah rusak dimakan
rayap dan atau bubuk. Demikian pula kayu sangat tidak awet, yang mana dalam hitungan bulan
sudah dimakan bubuk. Data tentang jenis kayu beserta kelas kuat dan kelas awetnya dirangkum

| vii
pada tahun 1964 oleh Oey Djoen Seng dari Pusat Litbang Hasil Hutan dalam Pengumuman No. 13
tentang “Berat Jenis dari Jenis-Jenis Kayu Indonesia dan Pengertian Beratnya Kayu untuk
Keperluan Praktek”, yang hingga saat ini masih digunakan oleh praktisi perkayuan di Indonesia.

Hingga saat ini, Pusat Litbang Hasil Hutan (P3HH) masih intensif melakukan penelitian
sifat dasar kayu, yaitu sifat inheren/asli yang melekat pada kayu. Pada tahun 1973 dan 1975,
Pengumuman No. 3 dan No. 56 diterbitkan yang kemudian dirangkum pada tahun 1979 oleh
Kartasujana & Martawijaya dalam buku Kayu Perdagangan Indonesia: Sifat dan Kegunaannya.
Selanjutnya, hasil penelitian sifat dasar oleh P3HH dituangkan dalam seri Buku Atlas Kayu
Indonesia Jilid I–IV dan menjadi buku terlaris dan paling banyak diunduh sampai ke luar negeri
hingga saat ini.

Publikasi yang terbit sebelum tahun 1995 menjadi acuan dalam pengelompokan jenis
kayu perdagangan Indonesia yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Kehutanan
(Kepmenhut) No. 311/Kpts-IV/1995 tentang Pengelompokan Jenis Kayu Sebagai Dasar
Pengenaan Iuran Kehutanan. Dalam perkembangannya, Keputusan Menteri Kehutanan tersebut
sudah beberapa kali mengalami perubahan, yaitu melalui Kepmenhut No. 574/Kpts-II/1997,
kemudian disempurnakan dengan Kepmenhut No. 707/Kpts-II/1997. Terakhir, peraturan
tersebut diganti dengan Kepmenhut No. 163/Kpts-II/2003 yang hingga saat ini masih tetap
berlaku, serta hanya terbatas pada 121 kelompok dagang yang terdiri dari 186 jenis/kelompok
jenis kayu. Jumlah ini tentu tidak sebanding dengan jumlah jenis kayu nasional yang mencapai
±4.000 jenis. Hal yang menarik, amar kedua dari Kepmenhut No. 163/Kpts-II/2003 menjelaskan
bahwa jenis kayu yang belum ditentukan sebagai salah satu dari kelompok yang telah
ditetapkan, dimasukkan ke dalam Kelompok Kayu Rimba Campuran/Komersial Dua. Hal ini
berarti lebih dari 90% jumlah jenis kayu Indonesia masih tergolong dalam kelompok Jenis Kayu
Rimba Campuran, yang berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) No.
P.68/Menhut-II/2014 tentang Penetapan Harga Patokan Hasil Hutan Untuk Perhitungan Provisi
Sumber Daya Hutan, nilainya sangat rendah sehingga Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
dari komoditas kayu belum optimal.

Hasil kajian terhadap Kepmenhut No. 163/Kpts-II/2003 menunjukkan bahwa terdapat


beberapa hal yang perlu disempurnakan dan disesuaikan dengan kondisi perdagangan kayu saat
ini. Pertama, penetapan kriteria keindahan kayu dianggap kurang jelas. Kedua, hasil penelitian
sifat dasar jenis kayu kurang dikenal oleh P3HH-KLHK menunjukkan bahwa banyak jenis kayu
Indonesia yang saat ini masih dikelompokkan sebagai Kayu Rimba Campuran berpotensi untuk
masuk sebagai kelompok Kayu Indah. Beberapa jenis diantaranya adalah mimba (Azadirachta
indica A. Juss), gopasa (Vitex cofassus Reinw. ex Blume), tembesu (Fagraea fragrans Roxb), dan
panggal buaya (Zanthoxylum rhetsum St. Lag). Beberapa hal lain yang juga perlu disempurnakan
adalah tercampurnya kayu dengan berat jenis dan keawetan tinggi dengan kayu dengan berat
jenis dan keawetan rendah; pengelompokan jenis meranti yang terlalu umum; dan belum
mengikuti perubahan taksonomi dan nama botani, serta belum mengakomodasi jumlah jenis
kayu yang diperdagangkan saat ini. Berdasarkan data dari KLHK awal November 2016
(http://silk/dephut.go.id), jumlah jenis kayu yang diperdagangkan di Indonesia yang tercatat

viii |
dalam License Information Unit (LIU) sudah mencapai 1.044 jenis sehingga sudah saatnya untuk
dilakukan penyesuaian terhadap Kepmenhut No. 163/Kpts-II/2003.

Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Pusat Litbang Hasil Hutan, Badan Litbang dan
Inovasi (BLI) KLHK menyelenggarakan diskusi mengenai Pengelompokan Jenis Kayu Perdagang-
an Indonesia di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, pada tanggal 16 Desember 2016. Kegiatan
ini dihadiri oleh peneliti dan akademisi, pemerintah hingga pengusaha yang bergerak di bidang
perkayuan. Diskusi tersebut memaparkan hasil kajian mengenai evaluasi dan penyempurnaan
terhadap substansi Kepmenhut No. 163/Kpts-II/2003, serta penetapan kriteria pengelompokan
jenis kayu perdagangan Indonesia berdasarkan status konservasi, nilai komersialitas (keindah-
an), dan kualitas kayu (berat jenis dan keawetan).

Hasil kajian menunjukkan bahwa pengelompokan kayu perdagangan Indonesia dapat


dilakukan secara sistematis menggunakan sistem skoring dengan memasukkan nilai keindahan
dan kualitas sehingga semua jenis kayu Indonesia memiliki nilai komersial, serta dapat
dipetakan berdasarkan kriteria yang ada ke dalam lima kelas komersial. Perbandingan hasil
penilaian pengelompokan jenis kayu perdagangan berdasarkan komersialitas dan kualitas
dengan klasifikasi dalam Kepmenhut No. 163/Kpts-II/2003 menunjukkan bahwa hampir 40%
kayu dari Kelas Rimba Campuran naik menjadi Kelas Komersial Indah I, Kelas Komersial Indah
II, dan Kelas Komersial I, atau dari Kelas Indah Dua menjadi Kelas Komersial Indah I. Kenaikan
ini mengindikasikan adanya potensi peningkatan PNBP dari PSDH. Meskipun demikian, masih
terdapat sejumlah jenis kayu yang datanya belum lengkap sehingga belum dapat diklasifikasi-
kan.

Pusat Litbang Hasil Hutan sebagai salah satu institusi penelitian di Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan berkomitmen untuk terus melakukan kajian terhadap kayu
Indonesia sehingga dapat menempatkan dan menilai suatu jenis kayu berdasarkan sifat yang
dimilikinya: Adil untuk kayu, adil untuk negara dan adil untuk para pengusaha.

Pada kesempatan ini, tim penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada narasumber, [Alm.] Ir. Y.I. Mandang, seorang ilmuwan sejati, wood
anatomist Indonesia yang hingga akhir hidup beliau masih menyempatkan waktu, tenaga, dan
pikiran mendampingi proses penilaian seluruh kayu dan pembuatan buku ini dari awal hingga
siap terbit. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada para penyunting, antara lain Prof.
Dr. Imam Wahyudi, M.S. dari Departemen Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor; Ir. Nana Suherna M. Saad, M.P. dari Direktorat Iuran dan Peredaran Hasil
Hutan, Pengelolaan Hutan Produksi Lestari; dan Dr. David, S.E., M.M. dari Asosiasi Pengusaha
Hutan Indonesia (APHI), yang telah memberikan koreksi dan masukan yang berharga sehingga
buku ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang secara langsung berhubungan dengan
pemanfaatan dan perdagangan kayu.

Bogor, Januari 2017

Tim Penulis

| ix
Daftar Isi

Sambutan Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi.......................................................... iii


Sambutan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan ................................................... v
Kata Pengantar ................................................................................................................................................................ vii
Daftar Isi ............................................................................................................................................................................. xi
Daftar Gambar ................................................................................................................................................................. xii
Daftar Tabel ...................................................................................................................................................................... xiii
Daftar Lampiran ............................................................................................................................................................. xiv
I. Pendahuluan ........................................................................................................................................................... 1
II. Kajian Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 163/Kpts-II/2003 .................................. 3
III. Kriteria Keindahan Kayu .................................................................................................................................. 7
A. Corak Kayu ........................................................................................................................................................ 7
B. Warna Kayu ...................................................................................................................................................... 9
C. Orientasi Serat ................................................................................................................................................. 10
D. Tekstur Kayu .................................................................................................................................................... 11
E. Kilap Kayu.......................................................................................................................................................... 12
IV. Kriteria Kualitas Kayu ........................................................................................................................................ 13
V. Penetapan Kriteria Pengelompokan Jenis Kayu Perdagangan ....................................................... 15
VI. Pengelompokan Jenis Kayu Perdagangan Indonesia .......................................................................... 19
VII. Penutup ..................................................................................................................................................................... 47
Daftar Pustaka ................................................................................................................................................................. 49
Lampiran ............................................................................................................................................................................ 51

| xi
Daftar Gambar

Gambar 1. Kayu yang memiliki corak kontras (a) (eboni, Diospyros celebica Bakh.), samar
(b) (anggerit, Neonauclea pallida Bakh.f.), dan polos (c) (gelam, Melaleuca
leucadendron (L.) L. (cajuputi)) .................................................................................................... 9

Gambar 2. Kayu yang memiliki warna merata (a) Artocarpus kemando dan tidak merata
(b) Pterocymbium viridiflorum ...................................................................................................... 10

Gambar 3. Ilustrasi berbagai arah serat miring kayu (sumber: Mandang & Pandit, 2002) ... 11

Gambar 4. Kayu dengan arah serat lurus (a) Mangifera foetida, serat berpadu (b)
Pterospermum javanicum, dan serat bergelombang (c) Acacia mangium ............... 11

Gambar 5. Kayu dengan tekstur halus (a) Schima walichii dan tekstur kasar (b) Heritiera
simplicifolia............................................................................................................................................. 12

Gambar 6. Diagram alir dasar pemikiran dan kriteria penilaian pengelompokan jenis
kayu perdagangan ............................................................................................................................... 18

xii |
Daftar Tabel

Tabel 1. Kriteria seleksi keindahan kayu .......................................................................................................... 16

Tabel 2. Kriteria seleksi kualitas kayu berdasarkan berat jenis dan keawetan kayu untuk
pengklasifikasian jenis kayu kelompok komersial lainnya .................................................... 16

Tabel 3. Hasil pengelompokan jenis kayu perdagangan Indonesia ..................................................... 19

Tabel 4. Perubahan pengelompokan jenis kayu perdagangan berdasarkan kriteria yang


telah ditetapkan terhadap Kepmenhut No. 163/Kpts-II/2003 ............................................ 20

Tabel 5. Kelompok kayu perdagangan Kelas Komersial Indah I ........................................................... 21

Tabel 6. Kelompok kayu perdagangan Kelas Komersial Indah II .......................................................... 22

Tabel 7. Kelompok kayu perdagangan Kelas Komersial I ......................................................................... 32

Tabel 8. Kelompok kayu perdagangan Kelas Komersial II ....................................................................... 34

Tabel 9. Kelompok kayu perdagangan Kelas Komersial III...................................................................... 40

| xiii
Daftar Lampiran

Lampiran 1. Penampang tangensial, radial, dan transversal jenis kayu Kelas Komersial
Indah I .................................................................................................................................................... 51
Lampiran 2. Penampang tangensial, radial, dan transversal jenis kayu Kelas Komersial
Indah II .................................................................................................................................................. 61
Lampiran 3. Penampang tangensial, radial, dan transversal jenis kayu Kelas Komersial I .... 131
Lampiran 4. Penampang tangensial, radial, dan transversal jenis kayu Kelas Komersial II .. 142
Lampiran 5. Penampang tangensial, radial, dan transversal jenis kayu Kelas Komersial III. 189

xiv |
I. Pendahuluan

Keputusan Menteri Kehutanan (Kepmenhut) Nomor 311/Kpts-IV/1995 tentang Penge-


lompokan Jenis Kayu sebagai Dasar Pengenaan Iuran Kehutanan sudah beberapa kali mengalami
perubahan. Perubahan pertama dilakukan melalui Kepmenhut Nomor 574/Kpts-II/1997.
Selanjutnya, disempurnakan dengan Kepmenhut Nomor 707/Kpts-II/1997. Terakhir, peraturan
tersebut diganti menjadi Kepmenhut Nomor 163/Kpts-II/2003. Perubahan peraturan tersebut
selalu disesuaikan dengan kondisi perdagangan kayu dan perkembangan penelitian saat itu
(Direktorat Iuran dan Peredaran Hasil Hutan 2015b).

Hingga saat ini, keputusan Menteri Kehutanan tentang pengelompokan jenis kayu
perdagangan yang berlaku adalah Kepmenhut Nomor 163/Kpts-II/2003. Dalam Keputusan
tersebut, sebanyak 121 kelompok kayu perdagangan yang terdiri atas 186 jenis/marga dibagi ke
dalam empat kelompok, yaitu Kelompok Jenis Meranti (Komersial Satu), Kelompok Jenis Kayu
Rimba Campuran (Kelompok Komersial Dua), Kelompok Jenis Kayu Eboni (Kelompok Indah
Satu), dan Kelompok Jenis Kayu Indah Dua. Pengelompokan dilakukan berdasarkan hasil
penelitian terhadap kayu yang diperdagangkan saat itu namun jumlah kayu dalam Lampiran
Kepmenhut Nomor 163/Kpts-II/2003 masih sedikit dibandingkan dengan perkiraan jenis pohon
berkayu yang tumbuh di Indonesia, yang mencapai ±4.000 jenis (Kartasujana & Martawijaya
1979).

Amar kedua dari Kepmenhut Nomor 163/Kpts-II/2003 menjelaskan bahwa terhadap jenis
kayu yang belum tercantum dalam keputusan tersebut, maka jenis tersebut dimasukkan ke
dalam Kelompok Rimba Campuran/Komersial Dua. Hal ini berarti lebih dari 90% jumlah jenis
kayu Indonesia tergolong ke dalam kelompok Jenis Kayu Rimba Campuran dengan nilai iuran
kehutanan sangat rendah berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) Nomor
P.68/Menhut-II/2014 tentang Penetapan Harga Patokan Hasil Hutan untuk Perhitungan Provisi
Sumber Daya Hutan, Ganti Rugi Tegakan, dan Penggantian Nilai Tegakan (Direktorat Iuran dan
Peredaran Hasil Hutan 2015a).

Pengelompokan jenis kayu dalam Kepmenhut Nomor 163/Kpts-II/2003 belum memuat


aspek teknis yang menjadi variabel penting dalam penentuan kualitas suatu jenis kayu, seperti
aspek penampilan, berat jenis, dan keawetan kayu. Ketiga aspek tersebut dianggap penting
dalam penentuan komersialitas (nilai komersial) dan kualitas suatu jenis kayu sehingga dapat
dijadikan dasar pengelompokan seluruh jenis kayu perdagangan Indonesia. Hasil penelitian sifat
dasar jenis kayu kurang dikenal oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (P3HH)
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa banyak jenis kayu
Indonesia yang saat ini termasuk ke dalam Kelompok Kayu Rimba Campuran berpotensi untuk
masuk ke dalam Kelompok Kayu Indah. Beberapa jenis yang dimaksud tersebut, antara lain kayu
mimba (Azadirachta indica A. Juss), gopasa (Vitex cofassus Reinw. ex Blume), tembesu (Fagraea
fragrans Roxb), dan panggal buaya (Zanthoxylum rhetsum St. Lag).

Dalam Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), kayu yang diperdagangkan di Indonesia
terekam di dalam License Information Unit (LIU) yang dapat diakses melalui http://silk/dephut.

|1
go.id. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa jenis kayu yang diperdagangkan terus
bertambah. Pada era tahun 1950–1970-an, jumlah jenis kayu yang penting diperkirakan sekitar
400 jenis yang terdiri atas 267 jenis kayu perdagangan dan 133 jenis kelompok jenis kayu
kurang dikenal (Hildebrand 1952; Kartasujana & Martawijaya 1979). Perekaman LIU pada awal
bulan November 2016 menunjukkan bahwa komoditas kayu yang diperdagangkan telah
mencapai 2.146 komoditas yang terdiri atas 1.044 jenis kayu. Jumlah ini jauh di atas jumlah
jenis kayu yang telah ditetapkan kelompoknya sehingga diperlukan kriteria ilmiah
pengelompokan jenis kayu perdagangan yang dapat diaplikasikan pada setiap jenis kayu yang
diperdagangkan. Oleh sebab itu, penyusunan buku ini dianggap penting guna menjawab
tantangan yang dimaksud. Buku ini disusun berdasarkan hasil kajian substansi Kepmenhut No.
163/Kpts-II/2003 yang bertujuan melakukan evaluasi dan penyempurnaan terhadap
Kepmenhut tersebut, serta mengembangkan penyusunan kriteria pengelompokan jenis kayu
perdagangan Indonesia berdasarkan parameter yang terukur.

2|
II. Kajian Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 163/Kpts-II/2003

Penetapan jenis kayu perdagangan dan pengelompokannya telah dimulai sejak tahun
1995 melalui Kepmenhut No. 311/Kpts-IV/1995. Kemudian, terdapat penambahan jenis
beberapa kali, hingga diubah dan ditetapkan kembali melalui Kepmenhut No. 707/Kpts-II/1997.
Kebijakan ini dianggap sudah tidak sesuai dengan kondisi dan perkembangan yang ada. Oleh
sebab itu, pada tahun 2003, penetapan pengelompokan jenis baru dilakukan melalui Kepmenhut
No. 163/Kpts-II/2003 tanggal 26 Mei 2003. Sejak tahun 2003 hingga saat ini, penentuan
pengenaan iuran kehutanan kayu perdagangan pun mengacu kepada Kepmenhut No. 163/Kpts-
II/2003 tersebut.

Keputusan Menteri Kehutanan No. 163/Kpts-II/2003 hanya memuat pengelompokan bagi


121 nama kayu perdagangan yang didasarkan pada hasil penelitian jenis kayu yang sudah
dikenal kayu perdagangan pada saat itu sebagaimana Pengumuman No. 3 Tahun 1973 dan
Pengumuman No. 56 Tahun 1975 tentang Sifat dan Kegunaan Kayu Perdagangan Indonesia oleh
Kartasujana & Martawijaya (1979). Pengelompokan dan jumlah jenis kayu sesuai Kepmenhut
No. 163/Kpts-II/2003 adalah sebagai berikut:

 Kelompok Jenis Meranti/Kelompok Komersial Satu, 31 nama dagang


 Kelompok Jenis Kayu Rimba Campuran/Kelompok Komersial Dua, 55 nama dagang
 Kelompok Jenis Kayu Eboni/Kelompok Indah Satu, 3 nama dagang
 Kelompok Jenis Kayu Indah/Kelompok Indah Dua, 32 nama dagang

Berdasarkan nama ilmiah yang tercatat dalam kolom keterangan Kepmenhut No.
163/Kpts-II/2003 tersebut, terdapat 186 jenis/genus yang masuk dalam kriteria kayu
perdagangan. Jumlah tersebut masih jauh dari perkiraan jumlah tumbuhan berkayu yang ada di
Indonesia yang diperkirakan sebanyak 4.000 jenis (Kartasujana & Martawijaya 1979).
Berdasarkan Kepmenhut No. 163/Kpts-II/2003, hanya sekitar 7% jenis kayu yang
diperdagangkan, sedangkan sisanya sebanyak 93% jenis kayu dikategorikan ke dalam Kelompok
Kayu Rimba Campuran. Terkait dengan hal ini, evaluasi perlu segera dilakukan terhadap
Kepmenhut tersebut agar Penghasilan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari provisi hasil hutan lebih
optimal.

Sistem perdagangan kayu di pasar domestik maupun internasional mengacu kepada


pengelompokan jenis kayu berdasarkan karakteristik umum yang dianggap penting dan dimiliki
oleh kelompok jenis yang bersangkutan. Acuan karakteristik umum tersebut dinyatakan oleh
Boampong et al. (2015), terutama dari segi penampilan atau dekoratif (appearance), berat jenis,
dan keawetan. Berdasarkan parameter penampilan kayu, terdapat banyak jenis kayu Indonesia
yang diduga dapat dimasukkan ke dalam kategori kayu indah, yang saat ini hanya terbatas pada
35 kelompok jenis kayu, sebagaimana tercantum pada Kepmenhut No. 163/Kpts-II/2003.

Salah satu jenis kayu yang populer diperdagangkan pada tahun 80-an adalah kayu ramin.
Berdasarkan Kepmenhut No.163/Kpts-II/2003, kayu ramin (Gonystylus bancanus Baill.)
termasuk ke dalam Kelompok Jenis Kayu Indah Dua. Sejak tahun 2001, kayu ramin telah

|3
dimasukkan ke dalam Appendix III Convention of International Trade of Endangered Species of
Wild Flora and Fauna (CITES) dan statusnya naik ke Appendix II pada tahun 2004 (Wardhani et
al., 2010). Ketentuan ini menyebabkan perdagangan kayu ramin harus dibatasi dan dikontrol
untuk menghindari pemanfaatan yang tidak sesuai dengan pelestarian habitatnya yang dapat
menyebabkan kepunahan kayu tersebut. Di sisi lain, permintaan pasar terhadap jenis kayu
ramin relatif tetap tinggi sehingga pelaku pasar dan pihak terkait mencari jenis kayu di
Indonesia yang memiliki kemiripan sifat dengan kayu ramin, yakni dengan tujuan mensubstitusi
kayu ramin. Hasil penelitian Basri et al. (2009); Hadjib (2006); dan Oey (1964) menyebutkan
terdapat 28 jenis kayu yang memiliki kemiripan dengan jenis ramin berdasarkan struktur
anatomi (warna, tekstur, arah serat, dan kilap), berat jenis, dan kekuatannya (Oey 1964; Hadjib
2006). Jenis kayu tersebut adalah gopasa/biti (Vitex sp.), pimping (Sterculia foetida), ketimon
(Timonius timon), sendok-sendok/sesendok (Endospermum malaccense), balobo (Diplodiscus sp.),
kibulu (Gironniera subaequalis), ki sampang (Evodia aromatica), segoe/nyatoh putih (Pouteria
duclitan), saribanaek/ki bancet (Turpinia sphaerocarpa), dan nyaling (Mastixia trichotoma).
Kelompok kayu tersebut dalam Kepmenhut No.163/Kpts-II/2003 umumnya termasuk ke dalam
kategori Kayu Rimba Campuran dengan nilai provisi paling rendah.

Publikasi ilmiah yang ditulis oleh Panshin et al. (1964), Saranpää et al. (2003), dan
Boampong et al. (2015) menyebutkan bahwa kualitas kayu sangat ditentukan oleh sifat
kekuatan dan keawetan kayu sehingga kedua variabel tersebut dapat dijadikan dasar dalam
pengelompokan jenis kayu perdagangan. Namun, di dalam Kepmenhut No.163/Kpts-II/2003,
beberapa jenis kayu yang memiliki berat jenis dan keawetan tinggi justru dikelompokkan
bersama dengan jenis kayu yang memiliki berat jenis dan keawetan rendah. Seharusnya,
kelompok jenis kayu kuat dan awet memiliki kelas tersendiri agar penggunaan kayu dari
kelompok jenis ini dapat diarahkan sesuai kegunaan atau fungsinya, seperti untuk konstruksi
penyangga beban. Selain itu, kelompok jenis kayu dengan berat jenis tinggi memiliki
kecenderungan pertumbuhan fisiologi yang lambat sehingga memerlukan daur tanam yang
panjang. Dalam hal ini, lamanya waktu penanaman dari kelompok jenis yang memiliki berat
jenis dan kelas awet tinggi dapat diantisipasi oleh manajemen hutan tanaman.

Dalam Kepmenhut No.163/Kpts-II/2003, kelompok jenis kayu meranti secara jelas dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu meranti merah, meranti kuning, dan meranti putih. Pada masing-
masing kelompok tersebut, banyak dijumpai jenis meranti yang memiliki sifat kekuatan dan
keawetan yang lebih tinggi, namun dikenakan tarif iuran yang sama dengan jenis meranti yang
memiliki berat jenis rendah dan kurang awet. Oleh sebab itu, pengelompokan jenis kayu
perdagangan yang lebih spesifik perlu dilakukan menurut kualitas kayunya.

Lampiran jenis dan kelompok jenis dalam Kepmenhut No.163/Kpts-II/2003 masih


mencantumkan jenis kayu yang dilindungi. Padahal, Peraturan Pemerintah (PP) No. 7 Tahun
1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa menyebutkan jenis tumbuhan yang
dilindungi di antaranya adalah jenis tengkawang, yaitu Shorea stenopten, S. stenoptera, S.
gysberstiana, S. pinanga, S. compressa, S. seminis, S. martiana, S. mexistopteryx, S. beccariana, S.
micrantha, S. palembanica, S. lepidota, dan S. singkawang. Dari ketiga belas jenis (spesies) Shorea

4|
tersebut, Shorea palembanica dan S. lepidota masih termasuk ke dalam kelompok jenis meranti
(Komersial Satu) yang dapat diperdagangkan menurut Kepmenhut No.163/Kpts-II/2003. Selain
itu, dalam kelompok jenis balau pada Kepmenhut tersebut, terdapat jenis kayu dengan nama
spesies Shorea spp. Hal ini dapat diartikan bahwa seluruh jenis kayu marga Shorea dapat
diperdagangkan, baik yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi.

Selain pengelompokan jenis kayu, nama botani kayu juga mengalami perubahan
berdasarkan perubahan taksonominya. Namun, nama botani yang tercantum di dalam
Kepmenhut No. 163/Kpts-II/2003 hingga saat ini belum pernah diperbaharui. Padahal,
perubahan nama berdasarkan taksonomi terjadi secara dinamis, seperti marga Eugenia sp.
untuk kayu jambu-jambu atau kelat telah direvisi menjadi Syzygium sp. dan kayu sengon atau
jeungjing yang memiliki nama botani Paraserianthes falcataria telah direvisi menjadi Falcataria
moluccana (Miq.) Barneby & J.W. Grimes. Selain kedua jenis kayu tersebut, kayu giam yang
termasuk dalam kelompok Komersial Satu dengan nama lokal resak batu dan resak gunung
memiliki nama botani Cotylelobium sp. dan di perdagangan internasional, jenis ini dikenal
dengan nama dagang resak. Padahal, dalam perdagangan domestik, kayu giam merujuk pada
kayu dari marga Hopea yang memiliki berat jenis tinggi.

Sejak tahun 2012, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan telah menerapkan SVLK. Untuk melengkapi dokumen kelengkapan ekspor dan
impor, produk kayu harus disertai dokumen V-legal yang dapat diperoleh melalui Sub Direktorat
Informasi Verifikasi Legalitas Kayu secara daring melalui laman http://silk/dephut.go.id yang
lebih dikenal dengan nama SILK (Sistem Informasi Legalitas Kayu). Sejak diluncurkan pada
tanggal 1 Agustus 2012, SILK daring ini telah berfungsi sebagai penerbit dokumen V-legal dan
menjadi pusat data dan informasi verifikasi legalitas kayu. Dalam laman tersebut, terdapat
informasi jenis kayu yang diperdagangkan di Indonesia saat ini, baik yang berasal dari dalam
negeri maupun yang diimpor dalam License Information Unit (LIU). Jumlah jenis kayu yang
diperdagangkan di Indonesia dan tercatat dalam LIU mencapai sekitar 200 jenis pada tahun
2013, kemudian bertambah menjadi 400 jenis pada tahun 2014, dan menjadi sekitar 700 jenis
pada tahun 2015. Jenis kayu yang diperdagangkan terus bertambah dan mencapai 1.044 pada
awal November 2016.

Penambahan jenis kayu pada data LIU mengindikasikan bahwa jumlah kayu yang
diperdagangkan semakin hari semakin bertambah. Saat ini, jenis kayu yang diperdagangkan dari
dokumen LIU sudah di luar daftar jenis yang ada pada Kepmenhut No. 163/Kpts-II/2003. Hal ini
dapat menjadi koreksi terhadap kebijakan Pemerintah agar bisa memberikan ruang yang
memadai bagi perubahan perdagangan kayu yang akan terus bertambah dan berubah di masa
yang akan datang. Pertambahan ragam jenis kayu yang diperdagangkan akan terus berlangsung
hingga suatu saat mencapai penggunaan secara totalitas jenis-jenis kayu Indonesia. Fakta di
lapangan menunjukkan bahwa dalam dekade terakhir terdapat beberapa jenis kayu dari
kelompok pohon pionir, seperti mahang (Macaranga spp.) dan beringin (Ficus spp.) yang telah
dimanfaatkan secara profesional oleh industri kayu dengan teknologi pengolahan kayu tingkat
tinggi untuk pembuatan beberapa produk panel.

|5
Secara umum, pendapatan negara dari Iuran Hasil Hutan yang mengacu pada imple-
mentasi Kepmenhut No. 163/Kpts-II/2003 masih dapat dioptimalkan. Pemerintah, melalui
Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) No. P.68/Menhut-II/2014 (Direktorat Iuran dan
Peredaran Hasil Hutan 2015a), telah menetapkan nilai iuran untuk setiap kelompok jenis dalam
Kepmenhut No. 163/Kpts-II/2003, yaitu untuk kayu yang termasuk dalam Kelompok Jenis Kayu
Eboni (Kelompok Indah Satu) di dalamnya termasuk kayu eboni bergaris (Diospyros celebica
Bakh.), eboni hitam (D. rumphii Bakh.), dan eboni (D. ebenum Koen., D. ferrea Bakh., D. lolin
Bakh., D. macrophylla Bl., D. cauliflora Bl., D. areolata King. et G., dan Diospyros spp.) tanpa
batasan diameter batang dikenakan Iuran Hasil Hutan sebesar Rp 9.150.000,00/ton. Sementara
itu, jenis kayu yang termasuk dalam Kelompok Jenis Rimba Campuran (Kelompok Komersial
Dua) dikenakan tarif jauh lebih rendah. Nilai tarif iuran kayu dari Kelompok Jenis Rimba
Campuran hampir setengah dari nilai tarif Kelompok Jenis Meranti/Kelompok Komersial Satu;
bahkan, jenis kayu bulat Rimba Campuran (Ø>30 cm) yang belum tercantum dalam kelompok
jenis komersial hanya dikenakan tarif Rp 200.000,00/m3.

Berdasarkan Permenhut No. P.68/Menhut-II/2014, nilai iuran untuk jenis Kayu Indah Dua
lebih tinggi sekitar 400% dari nilai iuran untuk jenis Rimba Campuran. Dari hasil kajian,
terdapat 205 jenis kayu Rimba Campuran yang berdasarkan pengelompokan baru naik ke Kelas
Indah Dua. Dengan demikian, apabila Kepmenhut No. 163/Kpts-II/2003 disempurnakan, maka
pendapatan negara dari PSDH kayu bulat dan dana reboisasi akan lebih optimal.

6|
III. Kriteria Keindahan Kayu

Kayu merupakan produk dari proses metabolisme suatu tumbuhan tingkat tinggi (pohon)
sehingga sifat-sifatnya sangat bervariasi akibat pengaruh faktor dari dalam dan dari luar selama
hidupnya. Kayu yang dihasilkan oleh suatu jenis pohon memiliki karakteristik yang khas
(Panshin et al. 1964). Sifat dan karakteristik kayu yang bervariasi dalam setiap jenis akan
menentukan peruntukan kayu dan terkait langsung dengan nilai ekonomi suatu jenis kayu.

Salah satu parameter yang menentukan nilai ekonomi kayu adalah corak atau figure kayu.
Kayu yang memiliki corak yang lebih baik atau lebih indah akan memiliki nilai ekonomi yang
tinggi, terutama untuk tujuan pembuatan produk kayu berkualitas tinggi, seperti veneer
dekoratif dan mebel kayu mewah. Keindahan kayu merupakan resultan dari beberapa unsur
penentu penampilan kayu, seperti corak, warna (kecerahan dan kerataan), kontras, orientasi
serat, kehalusan, dan kilap, yang semuanya disebut sebagai ciri umum kayu (Forest Product
Laboratory 2010).

Pada proses identifikasi kayu, ciri umum merupakan karakter/sifat kayu yang ditetapkan
berdasarkan hasil pengamatan secara makroskopis (Mandang & Pandit 2002). Pengamatan
secara makro meliputi pengamatan terhadap elemen makro penyusun kayu yang tampak jelas
terlihat dan mudah diamati menggunakan mata secara langsung atau dengan bantuan lup
dengan perbesaran 10–15 kali. Secara makro, ciri umum dapat diamati pada tiga bidang
pengamatan kayu, yaitu bidang aksial, radial, dan tangensial (Bowyer et al., 2003; Mandang &
Pandit, 2002; Panshin et al., 1964). Ciri umum yang dapat diamati secara makro adalah riap
tumbuh, rasio kayu teras dan kayu gubal, arah serat, tekstur, kilap, warna, corak, kekerasan, dan
bau (Booker & Sell, 1998; Mandang & Pandit, 2002; Pandit & Kurniawan, 2008; Pandit et al.,
2009). Ciri umum yang dapat dijadikan dasar dalam penentuan keindahan kayu adalah corak,
warna, orientasi serat, tekstur, dan kilap (Jane et al., 1970; Forest Product Laboratory, 2010).

A. Corak Kayu

Corak kayu yang atraktif dan berkesan indah sangat berhubungan dengan struktur anato-
mi sel penyusunnya (Panshin et al. 1964). Mandang & Pandit (2002) menuliskan bahwa corak
suatu jenis kayu dapat ditimbulkan akibat adanya perbedaan warna kayu awal dan kayu akhir,
perbedaan warna jaringan seperti jaringan parenkim, dan perbedaan intensitas pewarnaan pada
lapisan kayu yang dibentuk dalam jangka waktu yang berlainan. Gambar 1 menunjukkan contoh
perbedaan jenis kayu yang memiliki corak tegas, samar, dan polos. Secara lebih detail, Pandit et
al. (2009) menyampaikan bahwa struktur anatomi kayu yang menimbulkan corak permukaan
kayu indah antara lain susunan pori tata lingkar, perbedaan warna kayu awal dan kayu akhir,
susunan jari-jari multiseriate, struktur jari-jari kerinyut (ripple mark), parenkim paratrakeal dan
marginal, kayu teras yang tidak teratur, dan adanya kayu reaksi.

Susunan pori yang tata lingkar, yang mana pori berukuran besar bersusun konsentris
pada daerah kayu awal dan pori kecil tersusun pada daerah kayu akhir, memberikan gambaran
yang menarik pada kayu. Pola susunan pori seperti ini membentuk riap pertumbuhan berupa

|7
garis yang jelas. Corak kayu yang disebabkan oleh pola pori tata lingkar ini tampak berbeda
menurut bidang orientasinya. Pada permukaan papan tangensial, pori tata lingkar menimbulkan
corak atraktif berupa garis tipis membentuk parabola yang saling menutup. Pada permukaan
papan radial, pori tata lingkar memberikan gambaran berupa garis yang bersusun sejajar satu
dengan yang lain. Salah satu jenis kayu yang memiliki corak akibat susunan pori tata lingkar
adalah kayu jati. Selain karakteristik lainnya, adanya corak menjadi daya tarik tersendiri bagi
produk kayu jati, seperti mebel dan veneer indah kayu jati.

Dalam pertumbuhan pohon, pembentukan sel penyusun kayu dipengaruhi oleh kondisi
cuaca. Pada saat cuaca mendukung pertumbuhan pohon, kambium pun membentuk xilem secara
optimal yang disebut dengan istilah kayu awal dengan diameter sel yang relatif lebih besar
namun berdinding tipis. Pada saat cuaca tidak mendukung, kambium kurang optimal
membentuk xilem sehingga elemen sel kayu yang terbentuk lebih kecil dan berdinding tebal
(Jane et al. 1970). Di negara yang memiliki empat musim, pembentukan kayu awal terjadi pada
musim semi dan kayu akhir dibentuk pada musim panas; sedangkan di negara yang memiliki
dua musim, kayu awal dibentuk pada musim hujan dan kayu akhir pada musim kemarau. Variasi
ukuran dan ketebalan dinding sel pada kayu awal dan kayu akhir memberikan perbedaan yang
kontras, serta menimbulkan corak yang menarik dengan pola tebal tipis yang teratur.

Jari-jari kayu merupakan jaringan parenkim yang menyusun kayu ke arah transversal.
Berdasarkan lebarnya, jari-jari kayu dibagi menjadi dua bagian: jari-jari sempit dan jari-jari
lebar. Jari-jari sempit adalah struktur jari-jari yang terdiri atas satu seri (uniseriate) dan jari-jari
dua seri (biseriate). Jari-jari lebar (multiseriate) adalah struktur jari-jari yang terdiri dari lebih
dua seri. Struktur jari-jari multiseriate akan menyebabkan susunan sel jari-jari yang tampak
jelas, terutama pada bidang lintang karena tersusun oleh banyak sel, sehingga menimbulkan
kesan yang lebar. Pada permukaan papan radial, susunan jari-jari multiseriate ini akan
menampilkan corak yang sangat atraktif karena tersingkapnya potongan jari-jari. Susunan jari-
jari kayu yang teratur pada permukaan papan tangensial menimbulkan kesan jari-jari kayu
bertingkat, kerinyut, atau disebut ripplemark. Struktur ripplemark ini akan menimbulkan
gambaran yang menarik.

Parenkim paratrakeal adalah sel parenkim aksial yang menyinggung sel pembuluh dengan
pola, sedangkan parenkim marginal adalah parenkim aksial yang berbentuk pita pada batas riap
tumbuh. Pola susunan sel parenkim seperti ini tergambar pada penampang melintang batang
membentuk riap pertumbuhan yang jelas terlihat. Dalam sebuah papan, kayu yang mempunyai
struktur parenkim seperti ini akan menampilkan corak kayu yang indah.

Pembentukan kayu teras sekunder menyebabkan warna kayu tidak merata, yang mana
ada bagian yang warnanya jelas dan ada bagian yang warnanya kurang jelas. Warna kayu teras
yang tidak merata membentuk corak kayu yang cukup atraktif sehingga dalam sebuah papan,
corak kayu akibat perbedaan warna tersebut memberikan pola yang tidak teratur dengan
gambaran yang khas.

Kayu reaksi adalah massa xilem yang dibentuk oleh kambium sebagai reaksi internal
akibat adanya aksi dari luar. Kayu reaksi yang terjadi pada kayu daun jarum (softwood) disebut

8|
kayu tekan (compression wood), dan disebut kayu tarik (tension wood) jika terjadi pada kayu
daun lebar (hardwood). Karakteristik struktur mikroskopis kayu reaksi sangat berbeda dengan
struktur mikroskopis kayu normal. Struktur mikroskopis kayu reaksi ditandai oleh dimensi sel
penyusun kayu berukuran pendek, diameter dan rongga sel yang lebar, serta dinding sel yang
tipis (Bowyer et al. 2003). Struktur mikroskopis kayu reaksi sangat berbeda dengan struktur
mikroskopis kayu normal sehingga kayu reaksi sering dianggap sebagai cacat kayu. Cacat ini
banyak menimbulkan masalah dalam proses pengolahan kayu, seperti pada proses
penggergajian, pengeringan, dan pengerjaan. Dalam proses pengeringan, adanya kayu reaksi
menyebabkan cacat pecah dan perubahan bentuk, seperti melengkung pada arah memanjang
kayu (bowing). Sementara itu, selama proses penyerutan, adanya kayu reaksi sering
menimbulkan cacat permukaan berupa serat berbulu. Namun demikian, adanya kayu reaksi
dapat memberikan gambaran corak yang indah ditandai dengan adanya warna kayu yang lebih
gelap dan pola permukaan melintang batang yang eksentrik.

a b c

Gambar 1. Kayu yang memiliki corak kontras (a) (eboni, Diospyros celebica Bakh.), samar (b) (anggerit,
Neonauclea pallida Bakh.f.), dan polos (c) (gelam, Melaleuca leucadendron (L.) L. (cajuputi))

B. Warna Kayu

Warna kayu terutama disebabkan oleh adanya zat ekstraktif yang mempunyai zat warna
atau pigmen tertentu. Warna kayu bervariasi menurut jenis kayu, posisi kayu di dalam batang,
dan kondisi lingkungan. Warna kayu bervariasi dari putih, krem, kuning, kemerahan, cokelat,
hingga hitam (Mandang & Pandit 2002). Warna suatu jenis kayu umumnya terdiri atas
campuran berbagai warna sehingga sulit dinyatakan secara pasti. Pernyataan warna kayu secara
tepat umumnya disesuaikan dengan warna suatu benda yang mempunyai warna yang sama.
Sebagai contoh, kayu damar dinyatakan warnanya seperti warna jerami.

Penilaian warna suatu jenis kayu umumnya dilihat dari warna bagian terasnya dalam
kondisi kering udara. Untuk bahan baku industri mebel, kayu yang lebih disenangi umumnya
yang berwarna terang, cerah, atau putih karena mudah untuk dikonversi menjadi warna yang

|9
diinginkan. Homogenitas dan kerataan warna menentukan nilai keindahan pada suatu jenis
kayu. Semakin homogen atau merata warnanya, kayu pun dianggap semakin indah. Kayu ramin
memiliki nilai keindahan yang cukup tinggi karena kecerahan dan kerataan warnanya yang
jarang dimiliki oleh jenis kayu lainnya. Gambar 2 menunjukkan contoh kayu yang memiliki
warna yang merata dan tidak merata. Pemilihan warna kayu untuk bahan baku industri mebel
juga sangat dipengaruhi oleh selera pasar. Untuk pasar Eropa, kayu berwarna gelap umumnya
lebih disukai karena memberi kesan antik; sedangkan untuk pasar Jepang atau Korea, mereka
umumnya lebih menyukai warna kayu yang terang (Damayanti 2010).

a b

Gambar 2. Kayu yang memiliki warna merata (a) Artocarpus kemando dan tidak merata (b) Pterocymbium
viridiflorum

C. Orientasi Serat

Arah serat kayu adalah orientasi sel-sel serat kayu yang bentuknya memanjang terhadap
sumbu panjang batang. Arah serat pada permukaan kayu pada dasarnya dapat digolongkan ke
dalam dua pola umum, yaitu arah serat lurus (straight grain) dan arah serat miring (cross grain)
(Panshin et al. 1964; Bowyer et al. 2003). Serat kayu dikatakan lurus apabila sel-sel yang
berukuran panjang yang menyusun kayu tersusun sejajar dengan sumbu batang. Sebaliknya,
serat kayu dikatakan miring apabila sel-sel panjang yang menyusun kayu orientasinya tidak
sejajar sehingga membentuk sudut dengan sumbu batang. Serat miring dibagi ke dalam
beberapa kelompok, yaitu serat melilit/terpilin (spiral grain), serat berpadu (interlocked grain),
serat bergelombang (wavy grain), dan serat diagonal (Gambar 3).

Serat diagonal dapat disebabkan oleh kesalahan dalam penggergajian atau juga sering
disebabkan karena bentuk batang yang mempunyai taper besar. Orientasi serat yang tidak lurus
memberikan gambaran corak kayu yang menarik, seperti serat kayu bergelombang memberikan
gambaran kayu berpola gelombang tebal dan tipis yang khas (Gambar 4c).

10 |
a. serat berpadu b. serat terpilin c. serat bergelombang d. serat diagonal

Gambar 3. Ilustrasi berbagai arah serat miring kayu (sumber: Mandang & Pandit, 2002)

a b c

Gambar 4. Kayu dengan arah serat lurus (a) Mangifera foetida, serat berpadu (b) Pterospermum
javanicum, dan serat bergelombang (c) Acacia mangium

D. Tekstur Kayu

Tekstur kayu adalah kesan permukaan kayu yang disebabkan oleh besar kecilnya ukuran
diameter sel penyusun kayu. Tekstur kayu dikatakan kasar apabila diameter sel penyusun kayu
berukuran besar, sedangkan tekstur kayu dikatakan halus apabila diameter sel penyusun kayu
berukuran kecil. Gambar 5 menunjukkan contoh kayu yang memiliki tekstur halus dan kasar.
Pada kayu daun lebar (hardwood), bentuk dan ukuran sel penyusun kayu yang dapat
memengaruhi tekstur kayu, antara lain sel pembuluh/pori (vessel) dan sel serat (fiber). Tekstur
kayu daun lebar dikatakan kasar apabila diameter sel pembuluhnya mempunyai ukuran >200
µm, tekstur sedang atau moderat apabila diameter porinya berkisar 100–200 µm, dan tekstur
kayu disebut halus jika diameter pori <100 µm. Untuk bahan baku industri mebel, kayu yang
mempunyai tekstur halus hingga sedang pada umumnya lebih disenangi, daripada kayu dengan
tekstur kasar karena tekstur halus meningkatkan kualitas hasil finishing mebel kayu (Kasmudjo
2010).

| 11
a b

Gambar 5. Kayu dengan tekstur halus (a) Schima walichii dan tekstur kasar (b) Heritiera simplicifolia

E. Kilap Kayu

Kilap kayu adalah suatu sifat kayu yang memungkinkan permukaan kayu dapat
memantulkan cahaya sehingga kesan permukaannya mengkilap. Kilap kayu dalam hal ini
berbeda dengan kesan permukaan kayu akibat proses finishing. Kilap kayu ditentukan oleh
karakteristik sel penyusun kayu. Permukaan bidang radial dapat menampilkan kilap yang lebih
baik dibandingkan dengan bidang tangensial karena adanya sel jari-jari yang tersingkap. Dari
berbagai jenis kayu, hanya ada beberapa jenis kayu yang diketahui dapat memantulkan cahaya
sehingga memiliki kesan mengkilap.

Selain sel penyusunnya, kandungan minyak atau lilin (wax) dalam kayu teras juga
memengaruhi kilap permukaan kayu. Kayu yang tersusun oleh sel berdinding tipis dengan
lumen sel yang lebar umumnya cenderung menampilkan kesan buram. Bahan baku kayu untuk
industri mebel yang mempunyai kilap alami yang baik sangat membantu dalam proses finishing.
Jati termasuk salah satu jenis kayu yang mempunyai kilap alami yang baik.

12 |
IV. Kriteria Kualitas Kayu

Selain keindahan, parameter yang digunakan dalam penentuan nilai kayu adalah kualitas
kayu. Kualitas kayu merupakan kesesuaian atau kecocokan kayu untuk penggunaan tertentu
(Panshin et al. 1964). Kualitas kayu merupakan suatu ukuran kayu yang memengaruhi sifat
produk yang dibuat darinya, yang mana ukuran kualitas merupakan hal yang sangat subjektif,
bergantung produk yang akan dibuat. Panshin et al. (1964) menyebutkan bahwa kualitas kayu
merupakan kesesuaian atau kecocokan kayu untuk penggunaan tertentu sehingga sifat penting
kayu yang digunakan untuk suatu produk berbeda dengan sifat penting untuk produk yang lain
(Panshin et al. 1964; Savidge 2003; Anisah & Siswamartana 2005).

Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian memerlukan pengetahuan
sifat kayu, terutama berat jenis, kekuatan, dan keawetan. Ketiga sifat ini sangat penting
diketahui oleh setiap pelaku usaha pengolahan kayu sebagai salah satu informasi penting
berkenaan dengan pemanfaatan kayu untuk produk tertentu dan penentuan nilai ekonominya
(Pendidikan Industri Kayu Atas, 1979).

Secara umum dapat disimpulkan bahwa kayu yang terberat merupakan kayu yang terkuat,
yang mana sifat teknis lainnya, seperti keteguhan dan kekerasan berbanding lurus dengan berat
jenis (Oey 1964). International Association of Wood Anatomist (IAWA) dalam Wheeler et al.
(1989) mengklasifikasikan berat jenis (BJ) kayu ke dalam tiga kelompok, yaitu BJ rendah
(≤0,40), BJ sedang (0,40–0,75), dan BJ tinggi (≥0,75). Sementara itu, Oey (1964) mengelom-
pokkan kayu ke dalam lima kelas kuat (bersama Keteguhan Lengkung Mutlak dan Keteguhan
Tekan Mutlak) berdasarkan berat jenisnya, yaitu Kelas Kuat I dengan BJ >0,90; Kelas Kuat II
dengan BJ 0,90–0,60; Kelas Kuat III dengan BJ 0,60–0,40; Kelas Kuat IV dengan BJ 0,40–0,30; dan
Kelas Kuat V dengan BJ <0,30.

Selain sifat fisis kayu, keawetan kayu yang merupakan ukuran ketahanan alami suatu jenis
kayu terhadap serangan organisme perusak; seperti rayap tanah, rayap kayu kering, kumbang
bubuk kayu kering, jamur pelapuk, dan binatang laut; menjadi salah satu parameter penting
dalam menentukan kualitas kayu. Tingkat keawetan kayu memberikan prediksi berapa lama
kayu dapat bertahan secara alami tanpa diserang organisme perusak dan menentukan perlunya
suatu kayu diawetkan atau tidak. Oey (1964), Martawijaya & Sumarni (1978), dan Standar
Nasional Indonesia (SNI) (2014) mengklasifikasikan jenis kayu Indonesia ke dalam lima kelas
awet, yaitu Kelas I (sangat awet), Kelas II (awet), Kelas III (kurang awet), Kelas IV (tidak awet),
dan Kelas V (sangat tidak awet). Oleh sebab itu, dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa pengelompokan jenis kayu perdagangan Indonesia dapat mengacu pada nilai
komersialitas (corak, keindahan) dan kualitas kayu, yaitu berat jenis dan kelas awet.

| 13
V. Penetapan Kriteria Pengelompokan Jenis Kayu Perdagangan

Kriteria yang dapat digunakan sebagai bahan penilaian dalam penggolongan jenis kayu
terbagi menjadi dua, yaitu nilai komersialitas dan kualitas. Nilai komersialitas mengacu pada
keindahan kayu yang dinilai berdasarkan corak, warna, orientasi serat, tekstur, dan kilap kayu.
Sementara itu, nilai kualitas digolongkan berdasarkan berat jenis dan kelas awet kayu.

Sebelum penetapan kriteria pengelompokan jenis kayu perdagangan, salah satu hal
penting yang perlu diperhatikan adalah status konservasi jenis kayu tersebut. Status konservasi
jenis kayu sangat menentukan apakah kayu tersebut termasuk jarang ditemukan dan telah
masuk dalam Appendix I CITES yang berarti tidak boleh diperdagangkan sehingga dikeluarkan
dari pengelompokan kayu perdagangan, atau jenis-jenis kayu dengan larangan tebang seperti
jenis Shorea penghasil tengkawang. Daftar jenis pohon yang dilindungi (dilarang tebang atau ada
batasan minimum diameter) dapat dilihat pada:

1. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 54/Kpts/Um/2/1972 tentang Pohon-pohon di dalam


Kawasan Hutan yang Dilindungi;

2. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 261/Kpts-IV/1990 tentang Pohon-pohon di dalam


Kawasan Hutan yang Dilindungi;

3. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 58/Kpts-II/1996 tentang Pohon-pohon di dalam


Kawasan Hutan yang Dilindungi;

4. Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 692/Kpts-II/1998 tentang Pohon-


pohon di dalam Kawasan Hutan yang Dilindungi;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa yang
Dilindungi.

Di Indonesia, kayu ramin dan gaharu termasuk dalam Appendix II CITES sehingga masih
dapat diperdagangkan meski dengan kuota yang ketat untuk mencegahnya dari kepunahan.
Apabila suatu saat kayu ramin dan gaharu masuk dalam Appendix I CITES maka kedua jenis
tersebut akan dikeluarkan dari daftar kayu perdagangan.

Dalam proses penilaian, setiap jenis kayu akan dikelompokkan melalui dua tahap.
Pertama, jenis diseleksi berdasarkan tingkat keindahan (Kelas Komersial Indah I dan Kelas
Komersial Indah II). Kedua, kayu yang tidak masuk ke dalam Kelas Komersial Indah I dan Kelas
Komersial Indah II akan dinilai berdasarkan berat jenis dan keawetan untuk dikelompokkan ke
dalam Kelas Komersial I, II, dan III). Penilaian suatu jenis kayu berdasarkan keindahannya
menjadi parameter pertama yang digunakan dalam menilai suatu jenis kayu karena menentukan
tingkat komersialitas jenis kayu tersebut. Kriteria keindahan kayu didasarkan pada keberadaan
dan ketegasan corak kayu, kerataan warna, orientasi serat, tekstur, dan kesan kilap. Pembobotan
untuk setiap parameter keindahan disajikan pada Tabel 1.

| 15
Tabel 1. Kriteria seleksi keindahan kayu

Tidak Termasuk Kelas


Keindahan Kelas Komersial Indah I Kelas Komersial Indah II Komersial Indah

Corak Bercorak, kontras Bercorak, samar Tidak bercorak (polos)


Nilai 8–10 5–7 1–4
Warna Merata–teratur Kurang merata/kurang Tidak merata/tidak
(homogen) teratur (kurang teratur
homogen)
Nilai 8–10 5–7 1–4
Orientasi serat Lurus Bergelombang Menyimpang (berpadu,
diagonal, terpilin)
Nilai 8–10 5–7 1–4
Tekstur Halus Sedang/agak halus Kasar
Nilai 8–10 5–7 1–4
Kilap Mengkilap Sedang/kurang Kusam/tidak mengkilap
mengkilap
Nilai 8–10 5–7 1–4

Nilai keindahan suatu jenis kayu menjadi semakin tinggi jika memiliki corak yang indah
dan tegas. Homogenitas atau kerataan warna juga menentukan nilai keindahan suatu jenis kayu,
yang mana semakin homogen atau semakin merata warnanya maka nilai keindahan kayu
tersebut semakin tinggi. Ciri penunjang keindahan lainnya adalah arah serat lurus dengan
tekstur yang halus dan mengkilap akan menempatkan suatu jenis kayu sebagai kayu
perdagangan dalam Kelas Komersial Indah I dan Kelas Komersial Indah II.

Batas penilaian untuk jenis kayu yang masuk Kelas Komersial Indah I adalah 40–50 dan
Kelas Komersial Indah II adalah 30–39. Secara khusus untuk Kelas Komersial Indah I, jenis kayu
yang dikelompokkan ke dalamnya adalah kayu yang memiliki nilai komersialitas dan kualitas
tinggi. Parameter komersialitas ditentukan oleh keindahan kayu, sedangkan parameter kualitas
ditentukan oleh berat jenis dan keawetan seperti yang dijabarkan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Kriteria seleksi kualitas kayu berdasarkan berat jenis dan keawetan kayu untuk pengklasi-
fikasian jenis kayu kelompok komersial lainnya

Tinggi Sedang Rendah


Kriteria Kisaran Nilai Kisaran Nilai Kisaran Nilai

Berat jenis >0,90 10 0,65–<0,75 7 0,35–<0,40 4


0,85–0,90 9 0,55–<0,65 6 0,30–<0,35 3
0,75–<0,85 8 0,40–<0,55 5 0,25–<0,30 2
<0,25 1

Kelas awet I 10 II/III 7 IV 4


I/II 9 III 6 IV/V 3
II 8 III/IV 5 V 2

Klasifikasi:
- Kelas Komersial Indah I nilai 40–50, berat jenis dan keawetan tinggi, nilai gabungan minimal 56;
- Kelas Komersial Indah II nilai keindahan minimal 30;
- Kelas Komersial I, II dan III, nilai keindahan <30; dikelompokkan lebih lanjut berdasarkan berat jenis dan kelas
awet.

16 |
Selama proses penilaian, apabila tidak memenuhi kriteria dalam Kelas Komersial Indah I
dan Kelas Komersial Indah II, kayu tersebut akan dinilai berdasarkan berat jenis dan kelas awet.
Selanjutnya, kayu diklasifikasikan ke dalam tiga kelas komersial, yaitu:

1. Kelas Komersial I, nilai ≥16


2. Kelas Komersial II, nilai 10–15
3. Kelas Komersial III, nilai ≤9

Berat jenis merupakan salah satu sifat kayu yang memberikan pengaruh pada kekuatan
kayu. Dalam laporan ini, berat jenis kayu dikelompokkan ke dalam tiga kelas, yaitu tinggi
(>0,75); sedang (0,40–0,75), dan rendah (<0,40) mengikuti kombinasi klasifikasi dalam
International Association of Wood Anatomist (Wheeler et al., 1989) dan Oey (1964). Secara lebih
ringkas, metode dalam penilaian jenis kayu sebagai dasar pengelompokan jenis kayu
perdagangan Indonesia disajikan dalam diagram alir pada Gambar 6.
Contoh cara penilaian sebagai berikut:
a. Kayu eboni (Diospyros celebica Bakh.)
Kriteria keindahan:
– Corak nilai 10
– Warna nilai 10
– Orientasi Serat nilai 8
– Tekstur nilai 10
– Kilap nilai 10
Nilai keindahan 48
Kriteria kualitas:
– Berat Jenis 1.09 nilai 10
– Kelas Awet I nilai 10
Nilai kualitas 20
Nilai total 68
Masuk Kelas Komersial Indah I (Status di SK: Kelas Indah Satu)

b. Kayu puspa (Schima wallichii (DC.) Korth.)


Kriteria keindahan:
– Corak nilai 4
– Warna nilai 8
– Orientasi Serat nilai 7
– Tekstur nilai 10
– Kilap nilai 10
Nilai keindahan 39
Kriteria kualitas:
– Berat Jenis 0.69 nilai 7
– Kelas Awet III–IV nilai 5
Nilai kualitas 12
Nilai total 51
Masuk Kelas Komersial Indah II (Status di SK: Kelompok Komersial Dua)

| 17
Gambar 6. Diagram alir dasar pemikiran dan kriteria penilaian pengelompokan jenis kayu perdagangan

18 |
VI. Pengelompokan Jenis Kayu Perdagangan Indonesia

Seperti telah disebutkan dalam Bab I (Pendahuluan) jenis kayu yang tercatat dalam LIU
hingga November 2016 telah mencapai 1.044 jenis. Dalam kajian ini, penilaian dilakukan
terhadap jenis kayu yang tercantum dalam Kepmenhut No. 163/Kpts-II/2003 dan LIU dengan
kriteria yang telah ditetapkan pada Bab V sesuai dengan skema dalam Gambar 6. Hasil
pencermatan daftar jenis pada LIU juga menunjukkan masih adanya jenis yang dilindungi.
Contohnya tengkawang, jenis ini termasuk dalam komoditas yang diperdagangkan sehingga
petugas di lapangan perlu mencermati jenis kayu yang diperdagangkan agar perdagangan jenis
yang dilindungi dapat dihindari. Rekapitulasi hasil penilaian untuk pengelompokan jenis kayu
perdagangan Indonesia disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Hasil pengelompokan jenis kayu perdagangan Indonesia

No. Kelompok Jumlah jenis


1. Kelas Komersial Indah I 40
2. Kelas Komersial Indah II 317
3. Kelas Komersial I 52
4. Kelas Komersial II 201
5. Kelas Komersial III 199
Jumlah 809
Data kurang lengkap 226

Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 1.044 jenis kayu, sebanyak 809 jenis telah dikelompok-
kan berdasarkan kriteria parameter komersialitas dan kualitas, sembilan jenis kayu dikeluarkan
dari daftar kayu perdagangan karena merupakan jenis kayu yang dilindungi, sedangkan 226
jenis kayu belum bisa dikelompokkan karena datanya belum lengkap. Contoh kayu jenis
tersebut tidak ditemukan di koleksi kayu Xylarium Bogoriense 1915 dan data dari pustaka yang
ada belum mencakup 226 jenis kayu tersebut. Hal ini mungkin disebabkan 226 jenis kayu
tersebut termasuk kayu impor yang belum diberi keterangan dan/atau adanya jenis kayu
sinonim. Dari 809 jenis kayu yang telah dikelompokkan, sebanyak 40 jenis masuk ke dalam
Kelas Komersial Indah I, 317 jenis kayu masuk ke dalam Kelas Komersial Indah II, 52 jenis kayu
masuk ke dalam Kelas Komersial I, 201 jenis kayu masuk ke dalam Kelas Komersial II, dan 199
jenis kayu masuk ke dalam Kelas Komersial III.

Dari pencermatan hasil penilaian, tampak bahwa 40 jenis kayu yang termasuk dalam Kelas
Komersial Indah I merupakan kayu yang memiliki nilai keindahan, BJ, dan kelas awet tinggi.
Sebanyak 317 jenis kayu yang termasuk dalam Kelas Komersial Indah II memiliki nilai corak
keindahan lebih rendah atau setara dengan Kelas Komersial Indah I, tetapi rerata BJ dan kelas
awetnya sedang hingga rendah. Jenis kayu Kelas Komersial I yang berjumlah 52 jenis memiliki
nilai BJ dan kelas awet tinggi, namun keindahan kurang. Sebanyak 201 jenis kayu yang termasuk
dalam kelompok Kelas Komersial II memiliki nilai BJ dan kelas awet sedang, sedangkan 199
jenis kayu termasuk dalam kelompok Kelas Komersial III dengan nilai BJ dan kelas awet rendah.

| 19
Perbandingan hasil penilaian pengelompokan jenis kayu perdagangan berdasarkan
komersialitas dan kualitas dengan klasifikasi dalam Kepmenhut No. 163/Kpts-II/2003
menunjukkan bahwa terdapat 322 jenis (39,80%) kayu naik kelas dari Rimba Campuran
menjadi Kelas Komersial Indah I, Kelas Komersial Indah II, atau Kelas Komersial I. Kenaikan
klasifikasi ini mengindikasikan adanya potensi peningkatan PNBP dari Provisi Sumber Daya
Hutan (PSDH) dari jenis yang sebelumnya dikategorikan sebagai Rimba Campuran. Selain
kenaikan tingkat klasifikasi, terdapat juga 176 jenis kayu (21,76%) yang berubah dari kelas
komersial tinggi (Indah Satu, Indah Dua, atau Komersial Satu) berdasarkan Kepmenhut No.
163/Kpts-II/2003 menjadi kelas komersial lebih rendah, yaitu Kelas Komersial II dan Kelas
Komersial III atau Kelas Indah Satu turun ke Kelas Komersial Indah II dan Kelas Komersial I–III.
Penurunan ini disebabkan beberapa jenis kayu yang pada awalnya masuk ke dalam Kelas Indah
dalam Kepmenhut No. 163/Kpts-II/2003 memiliki keindahan yang kurang memenuhi kritera
yang ditetapkan. Hasil pencermatan terhadap hasil penilaian juga menunjukkan bahwa 311 jenis
kayu (38,44%) memiliki klasifikasi yang setara. Perubahan pengelompokan jenis kayu
perdagangan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan terhadap Kepmenhut No. 163/Kpts-
II/2003 disajikan pada Tabel 4. Hasil pengelompokan jenis kayu perdagangan Indonesia
disajikan dalam Tabel 5, 6, 7, 8, dan 9. Penampang tangensial, radial, dan transversal setiap jenis
kayu disajikan dalam Lampiran 1, 2, 3, 4, dan 5.

Tabel 4. Perubahan pengelompokan jenis kayu perdagangan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
terhadap Kepmenhut No. 163/Kpts-II/2003

No. Kelompok Setara Naik Turun Jumlah jenis


1. Kelas Komersial Indah I 6 34 - 40
2. Kelas Komersial Indah II 55 261 1 317
3. Kelas Komersial I 22 26 4 52
4. Kelas Komersial II 86 1 114 201
5. Kelas Komersial III 142 - 57 199
Jumlah 311 322 176 809
Persentase (%) 38,44 39,80 21,76 100
Keterangan:

1. Naik: status di Kepmenhut No. 163/Kpts-II/2003 adalah Rimba Campuran atau Kelas Indah Dua, berdasarkan
kriteria baru adalah dapat dikelompokkan dalam Kelas Komersial Indah I, Kelas Komersial Indah II, atau Kelas
Komerial I. Kayu-kayu dalam Kelas Indah Dua di Kepmenhut No. 163/Kpts-II/2003 disebut naik jika berdasarkan
kriteria baru dikelompokkan ke Kelas Komersial Indah I.
2. Turun: status di Kepmenhut No. 163/Kpts-II/2003 adalah Kelas Indah Satu, Indah Dua atau Komersial Satu,
berdasarkan kriteria baru turun menjadi kelas Kelas Komersial II/III atau Kelas Indah Satu turun ke Kelas
Komersial Indah II dan Kelas Komersial I–III.
3. Setara: di Kepmenhut No. 163/Kpts-II/2003 maupun berdasarkan kriteria baru statusnya sama, misal dari Kelas
Indah Satu menjadi Kelas Komersial Indah I, Kelas Indah Dua menjadi Kelas Komersial Indah II, Kelas Komersial
Satu menjadi Kelas Komersial I, Rimba Campuran menjadi Kelas Komersial II dan III.

20 |
Tabel 5. Kelompok kayu perdagangan Kelas Komersial Indah I

Status Kepmenhut Perubahan


No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts- Status
II/2003
1. Dangku Pteleocarpa lamponga (Miq.) Bakh. Boraginaceae Indah Dua naik
Syn. Pteleocarpus lampongus
2. Derum Cratoxylum cochinchinense (Lour.) Clusiaceae Rimba Campuran naik
Blume
3. Eboni bergaris Diospyros celebica Bakh Ebenaceae Indah Satu setara

4. Eboni bergaris Diospyros lolin Bakh. Ebenaceae Indah Satu setara

5. Eboni bergaris Diospyros pilosanthera Blanco Ebenaceae Indah Satu setara

6. Eboni hitam Diospyros ebenum Koenig Ebenaceae Indah Satu setara

7. Eboni hitam Diospyros ferrea (Willd.) Bakh Ebenaceae Indah Satu setara

8. Eboni hitam Diospyros rumphii Bakh. Ebenaceae Indah Satu setara

9. Jati Tectona grandis L.f. Lamiaceae Rimba Campuran naik

10. Keranji Dialium triste de Wit. Leguminosae Rimba Campuran naik

11. Kulim Scorodocarpus borneensis (Baillon) Olacaceae Komersial Satu naik


Becc.
12. Lara Xanthostemon verus (Lindl.) Peter Myrtaceae Rimba Campuran naik
G. Wilson
13. Membacang Mangifera leschenaultii Marchand Anacardiaceae Indah Dua naik
(khusus bagian Syn. Mangifera foetida
kayu teras)
14. Nagasari Mesua ferrea Linn. Guttiferae Rimba Campuran naik

15. Nani Metrosideros sp. Myrtaceae Rimba Campuran naik

16. Nyireh Xylocarpus granatum J.Konig. Meliaceae Indah Dua naik

17. Nyireh Xylocarpus moluccensis (Lamk.) Meliaceae Indah Dua naik


M.Roem
18. Nyireh Xylocarpus rumphii (Kostel.) Mabb. Meliaceae Indah Dua naik

19. Patin Mussaendopsis beccariana Baill. Rubiaceae Rimba Campuran naik

20. Pelawan Tristania ferruginea (C.T.White) Myrtaceae Rimba Campuran naik


P.G.W.
21. Pelawan Tristania grandifolia (R.) P.G.W. Myrtaceae Rimba Campuran naik

22. Pelawan Tristania obovata (B.) P.G.W. & Myrtaceae Rimba Campuran naik
J.T.W.
23. Pelawan Tristania whiteana (G.) P.G.W.& Myrtaceae Rimba Campuran naik
J.T.W.
24. Perepat darat Combretocarpus rotundatus Dans Anisophylleaceae Indah Dua naik

25. Popong Lagerstroemia paniculata (Turcz.) Lythraceae Indah Dua naik


S.Vidal.
26. Rengas burung Gluta wallichii (Hook.f.) Ding Hou Anacardiaceae Indah Dua naik
Syn. Melanorrhoea wallichii
27. Ringgit dareh Carallia borneensis Oliver Syn. Rhizophoraceae Rimba Campuran naik
Carallia brachiata
28. Sawo Manilkara celebica H.J. Lam Sapotaceae Indah Dua naik

29. Sawo Manilkara fasciculata (Warb.) H.J. Sapotaceae Indah Dua naik
Lam. & Maas Geest.
30. Sawo Manilkara kanosiensis H.J.L.et B.M. Sapotaceae Indah Dua naik

| 21
Status Kepmenhut Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts- Status
II/2003
31. Sawo Manilkara kauki (L.) Dubard. Sapotaceae Indah Dua naik

32. Sawo Manilkara merilliana Sapotaceae Indah Dua naik

33. Simpur Dillenia celebica Hoogl. Syn. Dilleniaceae Rimba Campuran naik
Dillenia ochreata
34. Simpur Dillenia oblonga Wallich ex Hook.f. Dilleniaceae Rimba Campuran naik
& Thomson
35. Simpur Dillenia obovata Wallich ex Hook.f. Dilleniaceae Rimba Campuran naik
& T.
36. Sonokeling Dalbergia latifolia Roxb. Leguminosae Indah Dua naik

37. Tanjung Mimusops elengi L. Sapotaceae Indah Dua naik

38. Tembesu Fragraea fragrans Roxb. Loganiaceae Rimba Campuran naik

39. Tempinis Streblus elongatus (Miq.) Corner Moraceae Rimba Campuran naik

40. Ulin Eusideroxylon zwageri Teijsm. & Lauraceae Indah Dua naik
Binnend.

Tabel 6. Kelompok kayu perdagangan Kelas Komersial Indah II

Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
1. Ainam Celtis rigescens (Miq.) Planch. Ulmaceae Komersial Satu naik

2. Akasia Acacia aulacocarpa A.Cunn.ex Leguminosae/ Rimba Campuran naik


Benth. Mimosaceae
3. Akasia Acacia crassicarpa A.Cunn.ex Leguminosae/ Rimba Campuran naik
Benth. Mimosaceae
4. Akasia Acacia leptocarpa A.Cunn. ex Benth. Leguminosae/ Rimba Campuran naik
Mimosaceae
5. Akasia Acacia leucophloea (Roxb.) Willd. Leguminosae/ Rimba Campuran naik
Mimosaceae
6. Mangium Acacia mangium Willd. Leguminosae/ Rimba Campuran naik
Mimosaceae
7. Akasia Acacia mearnsii De Wild. Leguminosae/ Rimba Campuran naik
Mimosaceae
8. Andong Rhodamnia cinerea Jack Myrtaceae Rimba Campuran naik

9. Anggerit Neonauclea calycina Merr. Rubiaceae Rimba Campuran naik

10. Anggerit Neonauclea excelsa Merr. Rubiaceae Rimba Campuran naik

11. Anggerit Neonauclea gigantea Merr. Rubiaceae Rimba Campuran naik

12. Anggerit Neonauclea lanceolata Merr. Rubiaceae Rimba Campuran naik

13. Anggerit Neonauclea pallida Bakh.f. Rubiaceae Rimba Campuran naik

14. Anggerit Neonauclea parviflora Ridsd. Syn. Rubiaceae Rimba Campuran naik
N. purpurascens
15. Anggerit Neonauclea schlechteri (Val.) Rubiaceae Rimba Campuran naik
Merr.et Perry
16. Ara Ficus adenosperma Miq. Moraceae Rimba Campuran naik

22 |
Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
17. Ara Ficus annulata Blume Moraceae Rimba Campuran naik

18. Ara Ficus benjamina L. Moraceae Rimba Campuran naik

19. Ara Ficus callosa Willd. Moraceae Rimba Campuran naik

20. Ara Ficus grossularioides Burm.f. Moraceae Rimba Campuran naik

21. Ara Ficus kerkhovenii Valeton Moraceae Rimba Campuran naik

22. Ara Ficus melinocarpa Blume Moraceae Rimba Campuran naik

23. Ara Ficus erythrosperma Miq. Moraceae Rimba Campuran naik

24. Araucaria Araucaria sp. Araucariaceae Komersial Satu naik

25. Aser Acer caesium Reinw.et Bl.Kosterm Aceraceae Rimba Campuran naik

26. Aser Acer laurinum Hassk.ex Miq Arecaceae Rimba Campuran naik

27. Aser Acer niveum Bl. Aceraceae Rimba Campuran naik

28. Bakata Trichadenia philippinensis Merr. Flacourtiaceae Rimba Campuran naik

29. Balau penyau Upuna borneensis Sym. Dipterocarpaceae Komersial Satu naik

30. Balik angin Mallotus floribundus (Blume) Euphorbiaceae Rimba Campuran naik
Muell.Arg.
31. Banitan Gonystylus affinis Radlk. Thymelaeaceae Rimba Campuran naik

32. Banitan nirang Gonystylus forbesii Gilg. Thymelaeaceae Rimba Campuran naik

33. Baros Manglietia glauca Blume Magnoliaceae Rimba Campuran naik

34. Bayur Pterospermum javanicum Jungh. Sterculiaceae Rimba Campuran naik

35. Bedaru Cantleya corniculata (Becc.) Icacinaceae Rimba Campuran naik


Howard
36. Bentawas Wrightia laevis Hook.f. Apocynaceae Rimba Campuran naik

37. Bentawas Wrightia pubescens R.Br. Apocynaceae Rimba Campuran naik

38. Berumbung Pertusadina eurhyncha (Miq.) Rubiaceae Rimba Campuran naik


Ridsd. Syn. Adina minutiflora
39. Berumbung Adina minutiflora Val. Rubiaceae Komersial Satu naik

40. Bintangur Calophyllum dasypodum Miq. Guttiferae Rimba Campuran naik

41. Bintangur Calophyllum grandiflorum JJS Guttiferae Rimba Campuran naik

42. Bintangur Calophyllum inophyllum L. Guttiferae Rimba Campuran naik

43. Bintangur Calophyllum papuanum Lauterb. Guttiferae Rimba Campuran naik

44. Bintangur Calophyllum pulcherrimum W. ex.C. Guttiferae Rimba Campuran naik

45. Bintangur Calophyllum rigidum Miq. Guttiferae Rimba Campuran naik

46. Bintangur Calophyllum sclerophyllum V. Guttiferae Rimba Campuran naik

47. Bintangur Calophyllum soulattri Burm.f. Guttiferae Rimba Campuran naik

48. Bintangur Calophyllum teysmannii Miq. Guttiferae Rimba Campuran naik

49. Bipa Pterygota alata R.Br. Sterculiaceae Rimba Campuran naik

| 23
Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
50. Bipa Pterygota forbesii F.v.M. Sterculiaceae Rimba Campuran naik

51. Bongin Irvingia malayana Oliv. Ex. A.W. Simaroubaceae Rimba Campuran naik

52. Bowoi Serianthes hooglandi (Fosberg) Leguminosae Rimba Campuran naik


Kanis
53. Bowoi Serianthes robinsonii Fosberg. Leguminosae Rimba Campuran naik

54. Bugis Koordersiodendron pinnatum Merr. Anacardiaceae Komersial Satu naik

55. Bungur Lagerstroemia borneensis F.& S. Lythraceae Indah Dua setara

56. Bungur Lagerstroemia koehneana Lythraceae Indah Dua setara


K.Schumann
57. Bungur Lagerstroemia moluccana Furtado Lythraceae Indah Dua setara
& Srisuko
58. Bungur Lagerstroemia ovalifolia T.& B. Lythraceae Indah Dua setara

59. Bungur Lagerstroemia piriformis Koehne Lythraceae Indah Dua setara

60. Bungur Lagerstroemia speciosa Pers. Lythraceae Indah Dua setara

61. Bungur Lagerstroemia subcostata Koehne Lythraceae Indah Dua setara

62. Bunut, Kikuya Ficus vasculosa Wall.ex.Miq. Moraceae Rimba Campuran naik

63. Cempaka Michelia champaga Linn. Magnoliaceae Rimba Campuran naik

64. Cempaka Magnolia candollii (Blume) H. Keng Magnoliaceae Indah Dua setara
gunung
65. Cempaka Magnolia koordersiana Noot. Magnoliaceae Indah Dua setara
gunung
66. Cempaka Magnolia montana Blume Magnoliaceae Indah Dua setara
gunung
67. Cempaka hutan Elmerrillia ovalis (Miq.) Dandy Magnoliaceae Indah Dua setara

68. Cempaka hutan Elmerrillia tsiampacca (L.) Dandy Magnoliaceae Indah Dua setara
Syn. Elmerrillia celebica
69. Cempaga Dysoxylum macrocarpum Blume Meliaceae Rimba Campuran naik

70. Cempaga Dysoxylum parasiticum Kosterm Meliaceae Rimba Campuran naik


Syn. caulostachyum
71. Cempaga Dysoxylum acutangulum Miq. Meliaceae Rimba Campuran naik

72. Cempaga Dysoxylum alliaceum Blume Meliaceae Rimba Campuran naik

73. Cempaga Dysoxylum arborescens Miq. Meliaceae Rimba Campuran naik

74. Cempaga Dysoxylum cauliflorum Hiern. Meliaceae Rimba Campuran naik

75. Cempaga Dysoxylum densiflorum Miq. Meliaceae Rimba Campuran naik

76. Cempaga Dysoxylum excelsum Blume Meliaceae Rimba Campuran naik

77. Cempaga Dysoxylum flavescens Hiern Meliaceae Rimba Campuran naik

78. Cempaga Dysoxylum stellapuberulum C.DC. Meliaceae Rimba Campuran naik

79. Cendana Santalum album L. Santalaceae Indah Dua setara

80. Dahu Dracontomelon dao (Blanco) Anacardiaceae Indah Dua setara


Merr.et Rolfe
81. Damar Agathis borneensis Warb. Araucariaceae Komersial Satu naik

24 |
Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
82. Damar Agathis dammara (Lambert) Rich. Araucariaceae Komersial Satu naik

83. Damar Agathis endertii Meijer Drees Araucariaceae Komersial Satu naik

84. Damar Agathis lenticula de Laubenf. Araucariaceae Komersial Satu naik

85. Damar Agathis philippinensis Warb. Araucariaceae Komersial Satu naik

86. Dedali Strombosia javanica Blume Olacaceae Rimba Campuran naik

87. Dedali Strombosia rotundifolia King. Olacaceae Rimba Campuran naik

88. Dedali Strombosia zeylanica Gardn. Olacaceae Rimba Campuran naik

89. Diri Nothofagus grandis v.Steenis Nothofagaceae Rimba Campuran naik

90. Diri Nothofagus resinosa v.Steenis Nothofagaceae Rimba Campuran naik

91. Diri Nothofagus rubra v.Steenis Nothofagaceae Rimba Campuran naik

92. Diri Nothofagus starkenborghii Nothofagaceae Rimba Campuran naik


v.Steenis
93. Duabanga Duabanga moluccana Blume Sonneratiaceae Rimba Campuran naik

94. Duku Lansium domesticum Correa Meliaceae Indah Dua setara

95. Dungun Heritiera littolaris Dryand Sterculiaceae Komersial Satu naik

96. Durian burung Durio carinatus Masters Bombacaceae Komersial Satu naik

97. Eboni Diospyros durionoides Bakh. Ebenaceae Indah Satu turun


Kalimantan
98. Endet Saurauia capitulata Smith. Actinidaceae Rimba Campuran naik

99. Gadog Bischofia javanica Blume Euphorbiaceae Komersial Satu naik

100. Gaharu Aquilaria malaccensis (Lamk.) van Thymelaeaceae Rimba Campuran naik
Tiegh.
101. Gardenia Gardenia carinata Wallich ex Roxb. Rubiaceae Rimba Campuran naik

102. Gardenia Gardenia turbifera Wallich ex Roxb. Rubiaceae Rimba Campuran naik

103. Geriga Dillenia borneensis Hoogl. Dilleniaceae Komersial Satu naik

104. Gerunggang Cratoxylum arborescens (Vahl) Guttiferae Rimba Campuran naik


Blume
105. Gia, malas Homalium caryophyllaceum Flacourtiaceae Komersial Satu naik
(Zucc.&Moritzi) Benth
106. Gia, malas Homalium foetidum (Roxb.) Benth. Flacourtiaceae Komersial Satu naik

107. Gia, malas Homalium grandiflorum Benth. Flacourtiaceae Komersial Satu naik

108. Gia, malas Homalium minahassae Koord. Flacourtiaceae Komersial Satu naik

109. Gia, malas Homalium tomentosum (Vent.) Flacourtiaceae Komersial Satu naik
Benth.
110. Gmelina Gmelina arborea Roxb. Lamiaceae Rimba Campuran naik

111. Gmelina Gmelina moluccana (Blume) Backer Lamiaceae Rimba Campuran naik
ex K.Heyne
112. Gopasa Vitex cofassus Reinw.ex.Bl. Lamiaceae Rimba Campuran naik

113. Gula Aphanamixis polystachya Meliaceae Rimba Campuran naik


(Wallich)R.N.Parker

| 25
Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
114. Hirung Nyssa javanica (Blume) Wangerin Nyssaceae Rimba Campuran naik

115. Jenitri Elaeocarpus angustifolius Blume Tiliaceae Rimba Campuran naik


(longifolius)
116. Johar Cassia javanica L. Leguminosae Indah Dua setara

117. Kandis Garcinia celebica L. Guttiferae Indah Dua setara

118. Kandis Garcinia nervosa Miq. Guttiferae Indah Dua setara

119. Kapas-kapasan Exbucklandia populnea R. Brown. Hamamelidaceae Rimba Campuran naik


Syn. Bucklandia populnea
120. Kasap Gironniera subaequalis Planch. Ulmaceae Indah Dua setara

121. Kasuari gunung Libocedrus arfakensis Gibbs. Cupressaceae Rimba Campuran naik

122. Kasuari gunung Libocedrus papuana F.v.M. Cupressaceae Rimba Campuran naik

123. Kayu batu Maranthes corymbosa Blume Rosaceae Komersial Satu naik

124. Kayu bawang Azadirachta excelsa (Jack) Jacobs Meliaceae Rimba Campuran naik

125. Kayu kuku Pericopsis mooniana Thw. Papilionaceae Indah Dua setara

126. Kayu sippur Helicia serrata (R.Br.)Blume Proteaceae Rimba Campuran naik

127. Keledang Artocarpus altissimus (Miq.) Moraceae Rimba Campuran naik


J.J.Smith
128. Keledang Artocarpus dadah Miq. Moraceae Rimba Campuran naik

129. Keledang Artocarpus fulvicortex Jarrett Moraceae Rimba Campuran naik

130. Keledang Artocarpus glaucus Blume Moraceae Rimba Campuran naik

131. Keledang Artocarpus gomezianus Wallich ex Moraceae Rimba Campuran naik


Trecul
132. Keledang Artocarpus kemando Miq. Moraceae Rimba Campuran naik

133. Keledang Artocarpus maingayi King Moraceae Rimba Campuran naik

134. Keledang Artocarpus nitidus Trecul Moraceae Rimba Campuran naik

135. Keledang Artocarpus rigidus Blume Moraceae Rimba Campuran naik

136. Kembang Scaphium macropodum (Miq.) Sterculiaceae Rimba Campuran naik


semangkok Beumee ex K.Heyne
137. Kempas Koompassia malaccensis Leguminosae Rimba Campuran naik
Maing.ex.Benth.
138. Kenanga Cananga odorata (Lamk) Hook.f.et Annonaceae Rimba Campuran naik
Th.
139. Kendal maesa Ehretia accuminata R.Br. Boraginaceae Rimba Campuran naik

140. Keranji abang Dialium procerum (v.Steenis) Stey. Leguminosae Rimba Campuran naik

141. Keranji kuning Dialium platysepalum Baker Leguminosae Rimba Campuran naik
besar
142. Keranji masam Dialium indum L. Leguminosae Rimba Campuran naik

143. Ketarum Afzelia javanica J.Leon. Leguminosae Rimba Campuran naik

144. Ketimunan Timonius timon (Sprengel) Merr. Rubiaceae Rimba Campuran naik

145. Khaya Khaya anthotheca (Welw.) C.DC. Meliacae Rimba Campuran naik

26 |
Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
146. Kisampang Evodia aromatica BL. Rutaceae Rimba Campuran naik

147. Ki julang Afzelia rhomboidea Vidal. Leguminosae Rimba Campuran naik

148. Ki langit Garuga floribunda Decne Burseraceae Komersial Satu naik

149. Klepu sapi Hymenodictyon excelsum Wall. Rubiaceae Rimba Campuran naik

150. Krinjing daun Helicia excelsa (Roxb.) Blume Proteaceae Rimba Campuran naik

151. Kupang Ormosia calavensis Azoala ex. Leguminosae Indah Dua setara
Blanco
152. Kupang Ormosia macrodisca Baker Papilionaceae Indah Dua setara

153. Kupang Ormosia sumatrana (Miq.) Prain Papilionaceae Indah Dua setara

154. Laban bunga Vitex quinata (Lour.) F.N. Williams Lamiaceae Rimba Campuran naik

155. Lancat Mastixiodendron pachyclados Rubiaceae Komersial Satu naik


(K.Schumann)Melchior
156. Lasi Adinauclea fagifolia (T.& B.ex Rubiaceae Rimba Campuran naik
Havil) Rdsd.
157. Leda Eucalyptus papuanum F.v.Mueller Myrtaceae Rimba Campuran naik

158. Limpato Prainea limpato (Miq.) Blume Moraceae Rimba Campuran naik
ex.Heyne
159. Ludai Sapium baccatum Roxb. Euphorbiaceae Rimba Campuran naik

160. Macadamia Macadamia spp. Proteaceae Rimba Campuran naik

161. Mahang putih Macaranga pruinosa (Miq.) Muell. Euphorbiaceae Rimba Campuran naik
Arg.
162. Mahoni Swietenia macrophylla King Meliaceae Komersial Satu naik

163. Mahoni Swietenia mahagoni (L.) Jacq. Meliaceae Komersial Satu naik

164. Malas Parastemon urophyllus (Wallich ex Rosaceae Rimba Campuran naik


A.DC.)A.DC.
165. Malas Parastemon versteghii Merr.& Rosaceae Rimba Campuran naik
L.M.Perry
166. Mangir Ganophyllum falcatum Bl. Sapindaceae Komersial Satu naik

167. Maniltoa Maniltoa plurijuga Merr.et Perry Leguminosae Rimba Campuran naik

168. Marasi Hymeneae coubaril L. Leguminose Rimba Campuran naik

169. Matoa Pometia pinnata J.R.Forster & Sapindaceae Komersial Satu naik
J.G.Forster
170. Medang Notaphoebe macrocarpa (Blume) Lauraceae Komersial Satu naik
Kosterm
171. Medang Notaphoebe magnifica (Kosterm) Lauraceae Komersial Satu naik
Kosterm
172. Medang Actinodaphne glomerata (Blume) Lauraceae Rimba Campuran naik
Nees
173. Medang Actinodaphne glabra Blume Lauraceae Rimba Campuran naik

174. Medang Litsea teysmannii Gamble Lauraceae Rimba Campuran naik

175. Medang Litsea timoriana Span. Lauraceae Rimba Campuran naik

176. Medang Litsea umbellata (Lour.) Merr. Lauraceae Rimba Campuran naik

177. Medang lasa Notaphoebe umbelliflora (Blume) Lauraceae Komersial Satu naik
Blume

| 27
Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
178. Medang paya Notaphoebe helophila (Kosterm) Lauraceae Komersial Satu naik
Kosterm
179. Melur Dacrydium beccarii Parl. Podocarpaceae Indah Dua setara

180. Melur Dacrydium elatum (Roxb.) Wallich Podocarpaceae Indah Dua setara
ex Hook.
181. Melur Dacrydium junghuhnii Miq. Podocarpaceae Indah Dua setara

182. Melur Dacrydium nidulum de Laubenf. Podocarpaceae Indah Dua setara

183. Melur Podocarpus imbricus Bl. Podocarpaceae Komersial Satu naik

184. Membacang Mangifera altissima Blanco Anacardiaceae Indah Dua setara

185. Mempening Lithocarpus bennettii (Miq.) Rehder Fagaceae Rimba Campuran naik

186. Menamang Gonystylus velutinus Airy Shaw Thymelaeaceae Rimba Campuran naik

187. Menjalin Xanthophyllum amoenum Chodat Polygalaceae Rimba Campuran naik


Syn. X. stipitatum
188. Menjalin Xanthophyllum chartaceum Polygalaceae Rimba Campuran naik
v.d.Meijden
189. Menjalin Xanthophyllum ellipticum Korth. & Polygalaceae Rimba Campuran naik
Miq.
190. Menjalin Xanthophyllum eurynchum Miq. Polygalaceae Rimba Campuran naik

191. Menjalin Xanthophyllum ferrugineum Polygalaceae Rimba Campuran naik


v.d.Meijden
192. Menjalin Xanthophyllum heteropleurum Polygalaceae Rimba Campuran naik
v.d.Meijden.
193. Menjalin Xanthophyllum lanceatum (Miq.) Polygalaceae Rimba Campuran naik
J.J.Smith
194. Menjalin Xanthophyllum obscurum Polygalaceae Rimba Campuran naik
A.W.Benn.
195. Menjalin Xanthophyllum papuanum Polygalaceae Rimba Campuran naik
Whitm.ex.v.d.Meijden
196. Menjalin Xanthophyllum rufum A.W.Benn. Polygalaceae Rimba Campuran naik

197. Menjalin Xanthophyllum stipitatum Polygalaceae Rimba Campuran naik


A.W.Benn.
198. Menjalin Xanthophyllum tenuipetalum Polygalaceae Rimba Campuran naik
v.d.Meijden
199. Menjalin Xanthophyllum vitellinum (Blume) Polygalaceae Rimba Campuran naik
Dietr.
200. Menjalin Xanthophyllum flavescens Roxb. Polygalaceae Rimba Campuran naik

201. Merambung Vernonia arborea Ham. Compositae Rimba Campuran naik

202. Merbau Intsia bijuga (Colebr.) O.Kuntze Leguminosae Komersial Satu naik

203. Merbau Intsia palembanica Miq. Leguminosae Komersial Satu naik

204. Merbau kera Crudia blancoi Rolfe Leguminosae Rimba Campuran naik

205. Merbau kera Crudia velutina Ridley Leguminosae Rimba Campuran naik

206. Mimba Azadirachta indica A.H.L.Juss. Meliaceae Rimba Campuran naik

207. Mindi Melia azedarach L. Meliaceae Indah Dua naik

208. Murbei Morus macroura Miq. Moraceae Rimba Campuran naik

28 |
Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
209. Nyatoh putih Pouteria duclitan (Blanco) Baehni Sapotaceae Rimba Campuran naik

210. Nyawai Ficus variegata Blume Moraceae Rimba Campuran naik

211. Nam-Nam Cynometra ramiflora L. Leguminosae Komersial Satu naik

212. Nyatoh Ganua coriacea Pierre Sapotaceae Komersial Satu naik

213. Nyatoh Ganua motleyana Pierre Sapotaceae Komersial Satu naik

214. Nyatoh Madhuca betis Merr. Syn. M. Sapotaceae Komersial Satu naik
philippinensis Merr.
215. Nyatoh Madhuca sericea H.J.L. Sapotaceae Komersial Satu naik

216. Nyatoh Payena acuminata Pierre Sapotaceae Komersial Satu naik

217. Nyatoh Payena leerii Kurz. Sapotaceae Komersial Satu naik

218. Nyatoh Payena lucida DC. Sapotaceae Komersial Satu naik

219. Nyatoh Lucuma maingayi Dub. Sapotaceae Rimba Campuran naik

220. Nyatoh Lucuma malaccensis Dub. Sapotaceae Rimba Campuran naik

221. Nyatoh Palaquium xanthochymum Pierre Sapotaceae Komersial Satu naik


renggong
222. Palapi Heritiera javanica Syn. Tarrietia Sterculiaceae Komersial Satu naik
javanica Bl.
223. Pangsor Ficus fistulosa Reinw.ex Blume Moraceae Rimba Campuran naik

224. Parak Aglaia argentea Bl. Meliaceae Rimba Campuran naik

225. Parak Aglaia subcuprea Merr. & Perry Meliaceae Rimba Campuran naik

226. Parak Aglaia tomentosa Teijsm. Meliaceae Rimba Campuran naik


&Binnend.
227. Pasang Quercus argentata Korth. Fagaceae Indah Dua setara

228. Pasang Quercus elmeri Merr. Fagaceae Indah Dua setara

229. Pasang Quercus gemelliflora Blume Fagaceae Indah Dua setara

230. Pasang Quercus lineata Blume Fagaceae Indah Dua setara

231. Pasang Quercus oidocarpa Korth Fagaceae Indah Dua setara

232. Pasang Quercus treubiana von Seemen Fagaceae Indah Dua setara

233. Pedali Radermachera gigantea (Blume) Bignoniaceae Rimba Campuran naik


Miq.
234. Pedali Radermachera glandulosa (Blume) Bignoniaceae Rimba Campuran naik
Miq.
235. Pelawan Tristaniopsis decorticata Myrtaceae Rimba Campuran naik
(Merr.)P.G.W.& J.T.W.
236. Pelita Eucalyptus pellita F.Muell. Myrtaceae Rimba Campuran naik

237. Penggal buaya Zanthoxylum sp. Rutaceae Rimba Campuran naik

238. Perepat laut Sonneratia alba J.E. Smith Sonneratiaceae Rimba Campuran naik

239. Perepat laut Sonneratia ovata Backer Sonneratiaceae Rimba Campuran naik

240. Perupuk Lophopetalum beccarianum Pierre Celastraceae Komersial Satu naik

| 29
Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
241. Perupuk Lophopetalum javanicum (Zoll.) Celastraceae Komersial Satu naik
Turcz.
242. Petaling Ochanostachys amentacea Masters Olacaceae Indah Dua setara
in Hook.f.
243. Pinang Pentace adenophora Kosterm. Tiliaceae Komersial Satu naik

244. Pinang Pentace polyantha Hassk. Tiliaceae Komersial Satu naik

245. Pinang bai Gonystylus macrophyllus Airy Thymelaeaceae Rimba Campuran naik
(Miq.) Shaw
246. Pulai keras Alstonia macrophylla Wallich ex Apocynaceae Komersial Satu naik
G.Don
247. Pulai keras Alstonia spectabilis R.Br. Apocynaceae Komersial Satu naik

248. Punak Tetramerista sp. Theaceae Komersial Satu naik

249. Puspa Schima wallichii (DC.) Korth. Theaceae Komersial Satu naik

250. Putat Planchonia valida Blume Lecythidaceae Komersial Satu naik

251. Putat Planchonia grandis Ridley Lecythidaceae Rimba Campuran naik

252. Putat Planchonia papuana Knuth Lecythidaceae Rimba Campuran naik

253. Putat Planchonia spectabilis Merr. Lecythidaceae Rimba Campuran naik

254. Putat Planchonia timorensis Blume Lecythidaceae Rimba Campuran naik

255. Putat Barringtonia apiculata Lauterb. Lecythidaceae Rimba Campuran naik

256. Putat Barringtonia calyptrata (Miers) Lecythidaceae Rimba Campuran naik


R.Br. ex F.M. Bailey
257. Putat Barringtonia lauterbachii Knuth Lecythidaceae Rimba Campuran naik

258. Putat Barringtonia pendula Kurz. Lecythidaceae Rimba Campuran naik

259. Ramin Gonystylus bancanus (Miq.) Kurz. Thymelaeaceae Indah Dua setara

260. Randu Bombax ceiba L. Syn. Ceiba Bombacaceae Rimba Campuran naik
petandra
261. Rasamala Altingia excelsa Noroña Hamamelidaceae Komersial Satu naik

262. Rengas kerbau Gluta aptera (King) Ding Hou Anacardiaceae Rimba Campuran naik

263. Rengas tembaga Gluta renghas L. Anacardiaceae Indah Dua setara

264. Saga Adenanthera forbesii Gagnep Leguminosae Indah Dua setara

265. Saga Adenanthera kostermansii L.C. Leguminosae Indah Dua setara


Nielsen
266. Saga Adenanthera malayana Kosterm Leguminosae Indah Dua setara

267. Saga Adenanthera microsperma Teijsm. Leguminosae Indah Dua setara


& Binnend.
268. Saga Adenanthera pavonina L. Leguminosae Indah Dua setara

269. Salimuli Cordia subcordata Lamk Boraginaceae Indah Dua setara

270. Samak Gordonia amboinensis Miq. Theaceae Indah Dua setara

271. Sampang Melicope lunuankenda (Gaertn.) Rutaceae Komersial Satu naik


T.G. Hartley
272. Saninten Captanopsis acuminatissima Fagaceae Rimba Campuran naik
(Blume A.D.C)

30 |
Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
273. Saninten Captanopsis tunggurut (Blume) Fagaceae Rimba Campuran naik
A.D.C
274. Sepalis Kokoona reflexa (M.A.Lawson) Ding Celastraceae Rimba Campuran naik
Hou
275. Simpur Dillenia excelsa (Jack) Gilg. Dilleniaceae Rimba Campuran naik

276. Simpur Dillenia indica L. Dilleniaceae Rimba Campuran naik

277. Simpur Dillenia obovata (Blume) Hoogl. Dilleniaceae Rimba Campuran naik

278. Simpur Dillenia ovalifolia Hoogl. Dilleniaceae Rimba Campuran naik

279. Simpur Dillenia papuana Martelli Dilleniaceae Rimba Campuran naik

280. Simpur Dillenia pentagyna Roxb. Dilleniaceae Rimba Campuran naik

281. Simpur Dillenia pulchela (Jack) Gilg Dilleniaceae Rimba Campuran naik

282. Simpur Dillenia serrata Thunb. Dilleniaceae Rimba Campuran naik

283. Simpur Dillenia sumatrana Miq. Dilleniaceae Rimba Campuran naik

284. Sindur Sindora beccariana Backer ex de Leguminosae Indah Dua setara


Wit.
285. Sindur Sindora bruggemanii de Wit. Leguminosae Indah Dua setara

286. Sindur Sindora coriacea Maingay ex Prain Leguminosae Indah Dua setara

287. Sindur Sindora galedupa Prain Leguminosae Indah Dua setara

288. Sindur Sindora irpicina de Wit. Leguminosae Indah Dua setara

289. Sindur Sindora leiocarpa Backer ex Leguminosae Indah Dua setara


K.Heyne
290. Sindur Sindora velutina J.G.Baker Leguminosae Indah Dua setara

291. Sindur Sindora wallichii Graham ex Leguminosae Indah Dua setara


Bentham
292. Soga Pelthoporum pterocarpum (DC) Leguminosae Rimba Campuran naik
Backer
293. Sonokembang Pterocarpus indicus Willd. Leguminosae Indah Dua setara

294. Suling Helicia moluccana (R.Br.) Blume Proteaceae Rimba Campuran naik

295. Sungkai Peronema canescens Jack. Lamiaceae Indah Dua setara

296. Suren Toona celebica M.J.Roemer Meliaceae Rimba Campuran naik

297. Suren Toona ciliata M.J.Roemer Meliaceae Rimba Campuran naik

298. Suren Toona sinensis (Adr.Juss.) Meliaceae Rimba Campuran naik

299. Suren Toona sureni (Blume) Merr. Meliaceae Rimba Campuran naik

300. Surian Cedrela odorata L. Meliaceae Rimba Campuran naik

301. Surian batu Chukrasia tabularis A.H.L. Juss Meliaceae Rimba Campuran naik

302. Tekik Albizzia lebbeck Benth. Leguminosae Komersial Satu naik

303. Tembesu Fragaea elliptica Roxb. Loganiaceae Rimba Campuran naik

304. Tembesu Fragaea racemosa Jack.ex Wallich Loganiaceae Rimba Campuran naik

305. Tempenis Sloetia elongata Kds. Moraceae Rimba Campuran naik

| 31
Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
306. Tenangau, Prunus acuminata Hook.f. Rosaceae Rimba Campuran naik
kawoyang
307. Tengkurung Blumeodendron kurzii J.J. Smith Euphorbiaceae Rimba Campuran naik

308. Tengkurung Blumeodendron subrotundifolium Euphorbiaceae Rimba Campuran naik


(Elmer) Merr.
309. Tengkurung Blumeodendron tokbrai J.J. Smith Euphorbiaceae Rimba Campuran naik

310. Trembesi Samanea saman (Jacq.) Merr. Leguminosae Rimba Campuran naik

311. Tualang Koompassia excelsa (Becc.) Taubert Leguminosae Rimba Campuran naik

312. Tuba tuba Taxus wallichiana Zucc. Taxaceae Rimba Campuran naik

313. Tuba tuba Ulmus lancifolia Roxb. Ulmaceae Rimba Campuran naik

314. Tuba tuba Pangium edule Reinw. Flacourtiaceae Rimba Campuran naik

315. Tusam Pinus merkusii Jungh et De Vr. Pinaceae Rimba Campuran naik

316. Utup Aromadendron elegans Magnoliaceae Rimba Campuran naik

317. Weru Albizia procera (Roxb.) Benth Leguminosae Indah Dua setara

Tabel 7. Kelompok kayu perdagangan Kelas Komersial I

Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
1. Ampupu Eucalyptus alba Reinw.ex Blume Myrtaceae Rimba Campuran naik

2. Asam Jawa Tamarindus indica L. Fabaceae/ Rimba Campuran naik


Caesalpiniaceae
3. Babi kurus Crudia ripicola de Witt Leguminosae Rimba Campuran naik

4. Bakau Bruguiera cylindrica Blume. Rhizophoraceae Rimba Campuran naik

5. Balau Shorea atrinervosa Sym. Dipterocarpaceae Komersial Satu setara

6. Balau Shorea foxworthyi Sym. Dipterocarpaceae Komersial Satu setara

7. Balau Shorea glauca King Dipterocarpaceae Komersial Satu setara

8. Balau Shorea inappendiculata Burck. Dipterocarpaceae Komersial Satu setara

9. Balau Shorea maxwelliana King Dipterocarpaceae Komersial Satu setara

10. Balau Shorea scrobiculata Burck Dipterocarpaceae Komersial Satu setara

11. Balau Shorea sumatrana Sym.ex Desch. Dipterocarpaceae Komersial Satu setara

12. Balau merah Shorea elliptica Burck. Dipterocarpaceae Komersial Satu setara

13. Balau merah Shorea kunstleri King. Dipterocarpaceae Komersial Satu setara

14. Balau merah Shorea ochrophloia Sturgn.ex.Sym. Dipterocarpaceae Komersial Satu setara

15. Bangkirai Shorea laevis Ridl. Dipterocarpaceae Komersial Satu setara

16. Bangkirai Hopea dyeri Heim. Dipterocarpaceae Komersial Satu setara


tanduk

32 |
Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
17. Belangeran Shorea balangeran (Korth.) Burck. Dipterocarpaceae Komersial Satu setara

18. Bira-bira Fragaea crenulata Maingayi ex C.B. Loganiaceae Rimba Campuran naik

19. Cangcaratan Neonauclea glabra Bakh.f. & Ridsd. Rubiaceae Rimba Campuran naik

20. Catechu Acacia catechu (L.f.) Willd. Leguminosae/ Rimba Campuran naik
Mimosaceae
21. Cemara Casuarina equisetifolia L. Casuarinaceae Rimba Campuran naik

22. Cemara Casuarina junghuhniana Miq. Casuarinaceae Rimba Campuran naik

23. Giam Cotylelobium melanoxylon (Hook.f.) Dipterocarpaceae Komersial Satu setara


Pierre ex. Heim Syn. C. beccari, C.
harmandii, Vatica leucocarpa
24. Giam Cotylelobium burckii (Heim) Heim Dipterocarpaceae Rimba Campuran naik

25. Harikukun Schoutenia ovata Korth. Tiliaceae Rimba Campuran naik

26. Ipis kulit Syzygium rostratum (Blume) DC. Myrtaceae Rimba Campuran naik

27. Kayu arang Diospyros clavigera C.B.Clarke Ebenaceae Indah Satu turun

28. Kayu hitam Diospyros pendula Hasselt ex Ebenaceae Indah Satu turun
Hassk.
29. Kedondong Dacryodes costata H.J.L. Burseraceae Rimba Campuran naik

30. Kemutul Cratoxylum (Cratoxylon) formosum Guttiferae Rimba Campuran naik


(Jack.) Dyer
31. Keruing Dipterocarpus conformis v.Slooten Dipterocarpaceae Komersial Satu setara

32. Keruing Dipterocarpus crinitus Dyer Dipterocarpaceae Komersial Satu setara

33. Keruing Dipterocarpus mundus v.Slooten Dipterocarpaceae Komersial Satu setara

34. Kesambi Schleicera oleosa (Lour.) Oken Sapindaceae Rimba Campuran naik

35. Manting Syzygium syzygioides (Miq.) Merr.& Myrtaceae Rimba Campuran naik
Perry
36. Medang kacang Dehaasia firma Blume Lauraceae Rimba Campuran naik

37. Medang tanahan Dehaasia cuneata (Blume) Blume Lauraceae Rimba Campuran naik

38. Mengkudang Alphonsea elliptica Hook.f.& Annonaceae Komersial Satu setara


Thomson
39. Meranti kuning Shorea blumutensis Foxw. Dipterocarpaceae Komersial Satu setara

40. Merawan daun Hopea latifolia Sym. Dipterocarpaceae Komersial Satu setara
bulat
41. Merawan jantan Hopea griffithii Kurz. Dipterocarpaceae Komersial Satu setara

42. Pengkih Ulmus parvifolia Jack. Ulmaceae Rimba Campuran naik

43. Raman burung Bouea oppositifolia (Roxb.) Meisn. Anacardiaceae Rimba Campuran naik

44. Rambutan Nephelium cuspidatum Blume Sapindaceae Rimba Campuran naik

45. Rambutan Nephelium lappaceum L. Sapindaceae Rimba Campuran naik

46. Rambutan Nephelium maingayi Hiern. Sapindaceae Rimba Campuran naik

47. Ropinti Trichadenia philippinensis Merr. Flacourtiaceae Rimba Campuran naik

48. Saputangan Maniltoa brownoides Harns. Leguminosae Rimba Campuran naik

| 33
Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
49. Tancang, tanjang Bruguiera gymnorhiza (L.) Savigny Rhizophoraceae Indah Dua turun

50. Tapos Elateriospermum tapos Blume Euphorbiaceae Indah Dua turun

51. Togoulu Homalium celebicum Koord. Flacourtiaceae Komersial Satu setara

52. Trenggulun Protium javanicum Burm. Burseraceae Rimba Campuran naik

Tabel 8. Kelompok kayu perdagangan Kelas Komersial II

Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
1. Akor Acacia auriculiformis A.Cunn.ex Leguminosae/ Rimba Campuran setara
Benth. Mimosaceae
2. Api-api Avicennia alba Blume Avicenniaceae Rimba Campuran setara

3. Api-api Avicennia marina Vierh. Avicenniaceae Rimba Campuran setara

4. Api-api Avicennia officinalis L. Avicenniaceae Rimba Campuran setara

5. Aring pahe Diospyros maingayi (Hiern) Bakh. Ebenaceae Indah Satu turun

6. Arupa putih Madhuca burckiana H.J.L. Sapotaceae Komersial Satu turun

7. Balau merah Shorea guiso Blume Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

8. Balem juh Diospyros rigida Hiern. Ebenaceae Indah Satu turun

9. Baira etem Ficus nervosa B.Heyne ex. Roth. Moraceae Rimba Campuran setara

10. Banen Crypteronia paniculata Blume Crypteroniaceae Rimba Campuran setara

11. Banen Crypteronia griffithii C.B. Clarke Crypteroniaceae Rimba Campuran setara

12. Bangkal Neonauclea orientalis L. Rubiaceae Rimba Campuran setara

13. Bantar burung Dacryodes macrocarpa H.J.L. Burseraceae Rimba Campuran setara

14. Benten Decaspermum parviflorum (Lamk.) Myrtaceae Rimba Campuran setara


A.J. Scott.
15. Bidara Zizyphus celtidifolia DC. Rhamnaceae Rimba Campuran setara

16. Bidara Zizyphus mauritiana Lamk. Rhamnaceae Rimba Campuran setara

17. Bintangor Calophyllum pisiferum P. & T. Syn. Guttiferae Rimba Campuran setara
C. retusum
18. Bintangur Calophyllum lanigerum Miq. Guttiferae Rimba Campuran setara
belulang
19. Bintangur Calophyllum sundaicum P.F.Stevens Guttiferae Rimba Campuran setara
gambut
20. Binutan Radermachera pinnata (Blanco) Bignoniaceae Rimba Campuran setara
Seem.
21. Bogem Sonneratia caseolaris (L.) Engl. Sonneratiaceae Rimba Campuran setara

22. Buni Antidesma bunius (L.) Spreng. Euphorbiaceae Rimba Campuran setara

23. Buni Antidesma ghaesembilla Gaertn. Euphorbiaceae Rimba Campuran setara

34 |
Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
24. Bidara gunung Diospyros montana Roxb. Ebenaceae Indah Satu turun

25. Cemara Casuarina oligodon L.A.S.Johnson. Casuarinaceae Rimba Campuran setara

26. Cempaka Magnolia macklottii (Korth.) Dandy Magnoliaceae Indah Dua turun
gunung
27. Cempaka Magnolia scortechinii (King) Dandy Magnoliaceae Indah Dua turun
gunung
28. Cengkek Celtis timorensis Spanoghe Ulmaceae Komersial Satu turun

29. Cerry Prunus javanica Miq. Rosaceae Rimba Campuran setara

30. Dadap cangkring Erythrina fusca Lour. Fabaceae Rimba Campuran setara

31. Damar katop Blumeodendron calophyllum Airy Euphorbiaceae Rimba Campuran setara
Shaw
32. Dawai Canarium odontophyllum Miq. Burseraceae Komersial Satu turun

33. Duren enggang Coelostegia borneensis Becc. Bombacaceae Komersial Satu turun

34. Durian Durio acutifolius (Masters) Bombacaceae Komersial Satu turun


Kosterm
35. Durian Durio dulcis Becc. Bombacaceae Komersial Satu turun

36. Durian Durio excelsus (Korth.) Bakh. Bombacaceae Komersial Satu turun

37. Durian Durio griffithii (Masters) Bakh. Bombacaceae Komersial Satu turun

38. Durian Durio lanceolatus Masters Bombacaceae Komersial Satu turun

39. Durian Durio testudinarum Becc. Bombacaceae Komersial Satu turun

40. Durian Durio zibethinus Murray Bombacaceae Komersial Satu turun

41. Gandaria Bouea macrophylla Griffith Anacardiaceae Rimba Campuran setara

42. Gelam Melaleuca leucadendra (L.) L. Myrtaceae Rimba Campuran setara

43. Gempol Nauclea orientalis (L.) L. Rubiaceae Rimba Campuran setara

44. Hati kakatu Diospyros papuana Valeton ex Ebenaceae Indah Satu turun
Bakh.
45. Huru beyas Lindera oxyphylla B.L. Lauraceae Rimba Campuran setara

46. Huru gading Cinnamomum javanicum Blume Lauraceae Komersial Satu turun

47. Huru gading Litsea eliptica Blume Lauraceae Rimba Campuran setara

48. Huru leksa Litsea tomentosa Blume Lauraceae Rimba Campuran setara

49. Huru medang Cinnamomum ferrea Blume Lauraceae Komersial Satu turun

50. Huru tangkalak Litsea glutinosa (Lour.) Lauraceae Rimba Campuran setara
C.B.Robinson
51. Kanari minyak Canarium oleosum (Lamk)Engl. Burseraceae Komersial Satu turun

52. Kanari jaki Canarium hirsutum Willd. Burseraceae Komersial Satu turun

53. Kapulasan Nephelium ramboutanake (Labill.) Sapindaceae Rimba Campuran setara


Leen.
54. Kapur Dryobalanops sumatrensis Dipterocarpaceae Indah Dua turun
(J.F.Gmelin) Kosterm
55. Kapur barus Canarium maluense Lauterb. Burseraceae Komersial Satu turun

| 35
Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
56. Kapur petanang Dryobalanops oblongifolia Dyer. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

57. Kapur sintok Dryobalanops beccarii Dyer. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

58. Katuko Parashorea lucida (Miq.) Kurz. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

59. Kaya Khaya grandifoliola C.DC. Meliacae Rimba Campuran setara

60. Kaya Khaya ivorensis A.Chev. Meliacae Rimba Campuran setara

61. Kayu kereta Swintonia floribunda Griffith Anacardiaceae Rimba Campuran setara

62. Kayu napo Dacryodes rugosa H.J.L. Burseraceae Rimba Campuran setara

63. Kawoyang Endiandra rubescens (Blume) Miq. Lauraceae Komersial Satu turun

64. Kedondong Dacryodes laxa H.J.L. Burseraceae Rimba Campuran setara


bulan
65. Kedondong cina Spondias mombin L. Anacardiaceae Rimba Campuran setara

66. Kedondong Santiria laevigata Syn. C. vulgare Burseraceae Komersial Satu turun
kerantai licin Leenh.
67. Kedondong kijai Dacryodes angulata H.J.L. Burseraceae Rimba Campuran setara

68. Kedoya Dysoxylum gaudichaudianum Meliaceae Rimba Campuran setara


A.Juss. Syn. D. amooroides
69. Kelat Syzygium antisepticum (Blume) Myrtaceae Rimba Campuran setara
Merr.& Perry
70. Kelat Syzygium aquaem (Burm.f.) Alston Myrtaceae Rimba Campuran setara
(Eugenia aquea)
71. Kelat Syzygium garciniifolium (King) Myrtaceae Rimba Campuran setara
Merr.& Perry
72. Kelat Syzygium gracile (Korth.)Amshoff Myrtaceae Rimba Campuran setara

73. Kelat Syzygium nervosum DC. Myrtaceae Rimba Campuran setara

74. Kelat Syzygium palembanicum Miq. Myrtaceae Rimba Campuran setara

75. Kelat Syzygium polyanthum (Wight) Myrtaceae Rimba Campuran setara


Walp.
76. Kelat Syzygium racemosum (Blume) DC. Myrtaceae Rimba Campuran setara

77. Kelat Syzygium suringarianum (Koord.& Myrtaceae Rimba Campuran setara


Valeton) Amshoff
78. Keledang Artocarpus anisophyllus Miq. Moraceae Rimba Campuran setara

79. Keledang Artocarpus lanceifolius Roxb. Moraceae Rimba Campuran setara

80. Kelumpang Sterculia foetida L. Sterculiaceae Rimba Campuran setara

81. Kembayan tikus Dacryodes rostrata H.J.L. Burseraceae Rimba Campuran setara

82. Kendal prit Ehretia dichotoma Blume Syn. E. Boraginaceae Rimba Campuran setara
laevis
83. Kendung Helicia lanceolata K.et V. Proteaceae Rimba Campuran setara

84. Kerambu bulu Dacryodes rubiginosa H.J.L. Burseraceae Rimba Campuran setara

85. Ketapang Terminalia catappa L. Combretaceae Rimba Campuran setara

86. Keruing beras Dipterocarpus verrucosus Dipterocarpaceae Komersial Satu turun


Foxw.ex.v.Slooten
87. Ki bancet Turpinia sphaerocarpa Hassk. Staphyleaceae Rimba Campuran naik

36 |
Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
88. Ki endog Celtis philippensis Blanco Ulmaceae Komersial Satu setara

89. Kayu malam Diospyros evena Bakh. Ebenaceae Indah Satu turun

90. Kayu siamang Diospyros frutescens Blume Syn. D. Ebenaceae Indah Satu turun
forbesii
91. Keranji utan Ormosia bancana (Miq.) Merr. Leguminosae Indah Dua turun

92. Keruing arong Dipterocarpus applanatus v.Slooten Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

93. Keruing batu Dipterocarpus lowii Hook.f. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

94. Keruing bunga Dipterocarpus hasseltii Blume Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

95. Keruing daun Dipterocarpus borneensis v.Slooten Dipterocarpaceae Komersial Satu turun
halus
96. Keruing gajah Dipterocarpus cornutus Dyer Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

97. Keruing gasing Dipterocarpus caudatus Foxw. Syn. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun
D. caudiferus Merr.
98. Keruing gunung Dipterocarpus retusus Blume Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

99. Keruing kipas Dipterocarpus costulatus v.Slooten Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

100. Keruing keladan Dipterocarpus gracilis Blume Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

101. Keruing lagan Dipterocarpus kunstleri King Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

102. Keruing latek Dipterocarpus humeratus v.Slooten Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

103. Keruing likat Dipterocarpus rigidus Ridley Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

104. Keruing minyak Dipterocarpus eurynchus Miq. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

105. Keruing neram Dipterocarpus oblongifolius Blume Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

106. Keruing padi Dipterocarpus sublamellatus Foxw. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

107. Keruing Dipterocarpus confertus v.Slooten Dipterocarpaceae Komersial Satu turun


pungguh
108. Keruing Dipterocarpus elongatus Korth Dipterocarpaceae Komersial Satu turun
tempudau
109. Keruing Dipterocarpus tempehes v.Slooten; Dipterocarpaceae Komersial Satu turun
tempehes D. validus Blume
110. Kledung Diospyros malabarica (Desr.) Ebenaceae Indah Satu turun
Kostel.
111. Klicung Diospyros sundaica Bakh. Ebenaceae Indah Satu turun

112. Lagan daun Dipterocarpus palembanicus Dipterocarpaceae Komersial Satu turun


halus v.Slooten
113. Lamtoro gung Leucaena leucocephala (Lamk.) de Fabaceae Rimba Campuran setara
Wit
114. Landur Dracontomelon costatum Blume Anacardiaceae Indah dua turun

115. Leda Eucalyptus deglupta Blume Myrtaceae Rimba Campuran setara

116. Makila Neolitsea triplinervia (Blume) Merr. Meliaceae Rimba Campuran setara

117. Mara keluang Dipterocarpus baudii Korth. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

118. Medang batu Dehaasia caesia Blume Lauraceae Rimba Campuran setara

119. Medang bebokor Litsea castanea Hook.f. Lauraceae Rimba Campuran setara

| 37
Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
120. Medang kuning Litsea firma Hook.f. Lauraceae Rimba Campuran setara
belukar
121. Medang lawang Cinnamomum subavenium Miq. Lauraceae Komersial Satu turun

122. Medang sanggar Manglietia lanuginosa Noot. Magnoliaceae Rimba Campuran setara

123. Medang talang Cryptocarya crassinervia Miq. Lauraceae Rimba Campuran setara

124. Melebu Pterygota horsfieldii Kosterm. Sterculiaceae Rimba Campuran setara

125. Melilin Diospyros lanceifolia Roxb. Ebenaceae Indah Satu turun

126. Mendarahan Gymnacranthera murtoni Warb. Myristicaceae Rimba Campuran setara

127. Mendarahan Gymnacranthera zippeliana Warb. Myristicaceae Rimba Campuran setara

128. Mengkes Canarium acutifolium (A.DC.) Merr. Burseraceae Komersial Satu turun

129. Meranti kuning Shorea acuminatissima Sym. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

130. Meranti kuning Shorea balanocarpoides Sym. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

131. Meranti kuning Shorea faguetiana Heim Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

132. Meranti kuning Shorea gibbosa Brandis Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

133. Meranti kuning Shorea xanthophylla Sym. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

134. Meranti merah Shorea acuminata Dyer. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

135. Meranti merah Shorea hemsleyana (King) King ex Dipterocarpaceae Komersial Satu turun
Foxw.
136. Meranti merah Shorea platycarpa Heim Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

137. Meranti merah Shorea rugosa Heim Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

138. Meranti merah Shorea argentifolia Sym. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun
muda
139. Meranti merah Shorea johorensis Foxw. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun
muda
140. Meranti merah Shorea leprosula Miq. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun
muda
141. Meranti merah Shorea quadrinervis v.Slooten Dipterocarpaceae Komersial Satu turun
muda
142. Meranti merah Shorea scaberrima Burck Dipterocarpaceae Komersial Satu turun
muda
143. Meranti merah Shorea teysmanniana Dyer ex. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun
muda Brandis
144. Meranti merah Shorea scabrida Sym. Dipterocarpaceae Rimba Campuran setara
muda
145. Meranti merah Shorea uliginosa Foxw. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun
tua
146. Meranti merah Shorea coriacea Burck. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun
tua
147. Meranti merah Shorea curtisii Dyer ex King Dipterocarpaceae Komersial Satu turun
tua
148. Meranti merah Shorea ovata Dyer ex Brandis Dipterocarpaceae Komersial Satu turun
tua
149. Meranti merah Shorea pachyphylla Ridley ex Sym. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun
tua
150. Meranti merah Shorea pauciflora King Dipterocarpaceae Komersial Satu turun
tua

38 |
Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
151. Meranti merah Shorea platyclados v.Slooten ex Dipterocarpaceae Komersial Satu turun
tua Fox.
152. Meranti kuning Shorea hopeifolia (Heim) Sym. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

153. Meranti kuning Shorea multiflora (Burck) Sym. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

154. Meranti putih Shorea bracteolata Dyer. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

155. Meranti putih Shorea assamica Dyer Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

156. Meranti putih Shorea hypochra Hance Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

157. Meranti putih Shorea javanica K.&Valeton Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

158. Meranti putih Shorea lamellata Foxw. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

159. Meranti putih Shorea ochracea Sym. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

160. Meranti putih Shorea retinodes v.Slooten Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

161. Merawan Hopea dasyrrachis v.Slooten Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

162. Merawan Hopea beccariana Burck Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

163. Merawan Hopea bracteata Burck. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

164. Merawan Hopea cernua Teijsm.& Binnend Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

165. Merawan Hopea dryobalanoides Miq. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

166. Merawan Hopea ferruginea Parijs Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

167. Merawan Hopea mengarawan Miq. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

168. Merawan Hopea myrtifolia Miq. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

169. Merawan Hopea sangal Korth. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

170. Mersawa Anisoptera curtisii Dyer ex. King. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

171. Mersawa Anisoptera grossivenia v.Slooten Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

172. Mersawa Anisoptera megistocarpa v.Slooten Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

173. Mersawa Anisoptera thurifera (Blanco)Blume Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

174. Nyangit toan Diospyros confertiflora (Hiern) Ebenaceae Indah Satu turun
Bakh.
175. Pepisang bukit Alphonsea johorensis J. Sinclair Annonaceae Rimba Campuran setara

176. Pulai hitam Alstonia angustiloba Miq. Syn. A. Apocynaceae Komersial Satu turun
angustifolia
177. Punggai Coelostegia griffithii Benth. Bombacaceae Komersial Satu turun

178. Putat nasi Barringtonia acutangula (L.) Lecythidaceae Rimba Campuran setara
Gaertn.
179. Putat sungai Barringtonia racemosa (L.) Spreng Lecythidaceae Rimba Campuran setara

180. Resak daun Dipterocarpus acutangulus Vesque Dipterocarpaceae Komersial Satu turun
lebar
181. Ribu-ribu Diospyros buxifolia (Blume) Hiern Ebenaceae Indah Satu turun

182. Samak Adinandra dumosa Jack Theaceae Rimba Campuran setara

183. Samak Adinandra sarosanthera Miq. Theaceae Rimba Campuran setara

| 39
Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
184. Samparantu Sindora javanica (Koord.&Valeton) Leguminosae Indah Dua turun
Backer ex K.Heyne
185. Saninten Castanopsis argentea (Blume) A.DC. Fagaceae Rimba Campuran setara

186. Sepat Berrya cordifolia Roxb. Tiliaceae Rimba Campuran setara

187. Sepalis Kokoona littoralis M.A. Lawson Syn. Celastraceae Rimba Campuran setara
Lophopetalum littorale
188. Siawang etem Diospyros andamanica (Kurz.) Ebenaceae Indah Satu turun
Bakh.
189. Siwa tikus Eugenia subdecussata Wallich ex Myrtaceae Komersial Satu turun
Duthie (E. grandis)
190. Tampar hantu Sindora sumatrana Miq. Leguminosae Indah Dua turun

191. Tapah Parishia insignis Hook.f. Anacardiaceae Rimba Campuran setara

192. Tapah Parishia paucijuga Engl. Anacardiaceae Rimba Campuran setara

193. Tempudau Dipterocarpus grandiflorus Dipterocarpaceae Komersial Satu turun


tunden (Blanco) Blanco
194. Tepis Polyalthia lateriflora (Blume) King Annonaceae Rimba Campuran setara

195. Tepis Polyanthia glauca (Hassk.) F.v. Annonaceae Rimba Campuran setara
Mueller
196. Teraling Tarrietia perakensis King Sterculiaceae Rimba Campuran setara

197. Terap Artocarpus teysmannii Miq. Moraceae Rimba Campuran setara

198. Terap Artocarpus fretessii Teijsm.& Moraceae Rimba Campuran setara


Binnend
199. Tuba Engelhardtia roxburghiana Juglandaceae Rimba Campuran setara
Lindl.ex. Wallich
200. Walikukun Schoutenia kunstleri King Tiliaceae Rimba Campuran setara

201. Waru, waru Hibiscus tiliaceus L. Malvaceae Rimba Campuran setara


gunung

Tabel 9. Kelompok kayu perdagangan Kelas Komersial III

Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
1. African tulip Spathodea campanulata P.B. Bignoniaceae Rimba Campuran setara

2. Anau Litsea aurea Kosterm Lauraceae Rimba Campuran setara

3. Anggerung besar Trema orientalis (L.) Bl. Ulmaceae Rimba Campuran setara

4. Api-api bulu Avicennia rumphiana Lamiaceae Rimba Campuran setara


Hallier f.
5. Arang-arang Diospyros siamang Bakh. Ebenaceae Indah Satu turun

6. Ara bunut Ficus trachypison K.Schum. Moraceae Rimba Campuran setara

7. Ara kuning Ficus tinctoria J.G.Forst. Moraceae Rimba Campuran setara

8. Bakau pisang Kandelia candel Druce Rhizophoraceae Rimba Campuran setara

40 |
Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
9. Balsa Ochroma pyramidale Utb. Bombacaceae Rimba Campuran setara

10. Balun ijuk Diospyros hasseltii Zoll. Ebenaceae Indah Satu turun

11. Banen Crypteronia cumingii Crypteroniaceae Rimba Campuran setara


Planch.ex.Endl.
12. Banitan batu Alphonsea javanica R.Scheffer Annonaceae Rimba Campuran setara

13. Benda Artocarpus elasticus Reinw.ex Moraceae Rimba Campuran setara


Blume
14. Bengang Neesia altissima (Blume) Blume Bombacaceae Rimba Campuran setara

15. Bengang Neesia glabra Becc. Bombacaceae Rimba Campuran setara

16. Bengang Neesia malayana Bakh. Bombacaceae Rimba Campuran setara

17. Bengang Neesia synandra Mast. Bombacaceae Rimba Campuran setara

18. Benuang Octomeles sumatrana Datiscaceae Rimba Campuran setara

19. Binong Tetrameles nudiflora R.Br. Datiscaceae Rimba Campuran setara

20. Bulus Saurauia bracteosa D.C. Actinidaceae Rimba Campuran setara

21. Bunut Ficus sundaica Blume Moraceae Rimba Campuran setara

22. Buta-buta Excoecaria agallocha L. Euphorbiaceae Rimba Campuran setara

23. Celtis Celtis hildebrandii Soepadmo Ulmaceae Komersial Satu turun

24. Celtis Celtis paniculata (Endl.) Planch. Ulmaceae Komersial Satu turun

25. Celtis Celtis tetrandra Roxb. Ulmaceae Komersial Satu turun

26. Dadap Erythrina variegata Lour. Leguminosae Rimba Campuran setara

27. Darah-darah Knema glauca Warb. Myristicaceae Rimba Campuran setara

28. Darah-darah Knema glomerata Merr. Myristicaceae Rimba Campuran setara

29. Darah-darah Knema laurina Warb. Myristicaceae Rimba Campuran setara

30. Darah-darah Knema mandarahan Warb. Myristicaceae Rimba Campuran setara

31. Dinga Artocarpus horridus Jarret Moraceae Rimba Campuran setara

32. Duabanga Duabanga grandiflora (Roxb.ex Sonneratiaceae Rimba Campuran setara


DC.) Walp.
33. Durian tinggang Durio kutejensis (Hassk.) Becc. Bombacaceae Komersial Satu turun

34. Durian daun Durio oxleyanus Griffith Bombacaceae Komersial Satu turun

35. Gadeper Mangifera gedebe Miq. Anacardiaceae Indah Dua turun

36. Gendis Chisocheton macrophyllus King Meliaceae Rimba Campuran setara

37. Huru madang Litsea angulata Blume Lauraceae Rimba Campuran setara

38. Huru meuhmal Litsea ferruginea (Blume) Blume Lauraceae Rimba Campuran setara

39. Huru payung Actinodaphne procera (Blume) Lauraceae Rimba Campuran setara
Nees
40. Huru sintok Cinnamomum sintoc Blume Lauraceae Komersial Satu turun

41. Huru tangkalak Litsea robusta Blume Lauraceae Rimba Campuran setara

| 41
Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
42. Jabon Anthocephalus macrophyllus Rubiaceae Rimba Campuran setara
(Roxb.) Havil
43. Jabon Anthocephalus cadamba Rubiaceae Rimba Campuran setara

44. Jati muda Tectona grandis L.f. Lamiaceae Rimba Campuran setara

45. Jelutung Dyera costulata (Miq.) Hook.f. Apocynaceae Komersial Satu turun

46. Jelutung Dyera polyphylla (Miq.)v.Steenis Apocynaceae Komersial Satu turun

47. Jengkol Archidendron jiringa (Jack) I.C. Syn. Leguminosae Rimba Campuran setara
Pithecellobium jiringa Prain.
48. Jirak Symplocos brandisii K.et V. Symplocaceae Rimba Campuran setara

49. Kadanca Platea latifolia Blume Icacinaceae Rimba Campuran setara

50. Kalak Orophea corymbosa (Blume) Miq. Annonaceae Rimba Campuran setara

51. Karet Hevea brasiliensis Muell.Arg. Euphorbiaceae Rimba Campuran setara

52. Katimuru Mallotus blumeanus Muell.Arg Euphorbiaceae Rimba Campuran setara

53. Kayu abu Saurauia nudiflora D.C. Actinidaceae Rimba Campuran setara

54. Manii Maesopsis eminii Engl. Rhamnaceae Rimba Campuran setara

55. Kayu hujan Engelhardtia serrata Blume Juglandaceae Rimba Campuran setara

56. Kayu hujan Engelhardtia spicata Lesch.ex Juglandaceae Rimba Campuran setara
Blume
57. Kundur Mastixia rostrata Bl. Cornaceae Rimba Campuran setara

58. Kecapi Sandoricum beccarianum Baillon Meliaceae Rimba Campuran setara

59. Kecapi Sandoricum koetjape (Burm.f.) Meliaceae Rimba Campuran setara


Merr.
60. Kedondong Spondias cytherea Sonnerat, Syn. Anacardiaceae Rimba Campuran setara
manis Spondias dulcis
61. Kedondong Spondias pinnata (L.f.) Kurz. Anacardiaceae Rimba Campuran setara
leuweung
62. Kekalampa Ficus superba Miq. Moraceae Rimba Campuran setara

63. Kelumbuk Pterocymbium tubulatum Sterculiaceae Rimba Campuran setara


(Masters) Pierre
64. Kelumbuk Pterocymbium tinctorium (Blanco) Sterculiaceae Rimba Campuran setara
Merr.
65. Kelumpang Sterculia urceolata J.E.Smith Sterculiaceae Rimba Campuran setara

66. Kelumpang Sterculia cordata Blume Sterculiaceae Rimba Campuran setara

67. Kelumpang Sterculia macrophylla Vent. Sterculiaceae Rimba Campuran setara

68. Kelumpang Sterculia oblongata R.Br. Sterculiaceae Rimba Campuran setara

69. Kemenyan Styrax benzoin Dryand. Styracaceae Rimba Campuran setara

70. Kemenyan Styrax paralleloneurum Perkins Styracaceae Rimba Campuran setara

71. Kemiri Aleurites moluccana (L.) Willd. Euphorbiaceae Rimba Campuran setara

72. Kenari Canarium apertum H.J.Lam Burseraceae Komersial Satu turun

73. Kenari Canarium asperum Benth. Burseraceae Komersial Satu turun

42 |
Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
74. Kenari Canarium balsamiferum Willd. Burseraceae Komersial Satu turun

75. Kenari Canarium decumanum Gaertner Burseraceae Komersial Satu turun

76. Kenari Canarium littorale Blume Burseraceae Komersial Satu turun

77. Kenari Canarium pseudopatentinervium Burseraceae Komersial Satu turun


H.J.Lam
78. Kenari Canarium sylvestre Gaertner Burseraceae Komersial Satu turun

79. Kenari Canarium denticulatum Blume Burseraceae Komersial Satu turun

80. Kenari Canarium dichotomum (Blume) Burseraceae Komersial Satu turun


Miq.
81. Kenari Canarium indicum L. Burseraceae Komersial Satu turun

82. Kenari Canarium patentinervium Miq. Burseraceae Komersial Satu turun

83. Kenari Canarium pilosum Benn. Burseraceae Komersial Satu turun

84. Kenari Canarium pseudodecumanum Burseraceae Komersial Satu turun


Hochr.
85. Kenari Canarium sumatranum Boerl. & Burseraceae Komersial Satu turun
Koord.
86. Kendal Cordia dichotoma J.G.Forster Boraginaceae Indah Dua turun

87. Kendal kebo Ehretia javanica Blume Boraginaceae Rimba Campuran setara

88. Ki lutung Diospyros venosa Wallich ex A.DC. Ebenaceae Indah Satu turun

89. Kopeng Ficus magnoliifolia Blume Moraceae Rimba Campuran setara

90. Lagan daun Litsea callophylla (Miq.) Mansf. Lauraceae Rimba Campuran setara
lebar
91. Langit Ailanthus integrifolia Lamk Simaroubaceae Rimba Campuran setara

92. Langit Ailanthus triphysa (Dennst.) Alston Simaroubaceae Rimba Campuran setara

93. Lanjut Mangifera lagenifera Griffith Anacardiaceae Indah Dua turun

94. Lerak Sapindus rarak DC. Sapindaceae Rimba Campuran setara

95. Litsea Litsea ledermanii Tesch. Lauraceae Rimba Campuran setara

96. Luma Diospyros maritima Blume Ebenaceae Indah Satu turun

97. Lumaput Ficus virgata Reinw.ex Blume Moraceae Rimba Campuran setara

98. Machang Mangifera caesia Jack Anacardiaceae Indah Dua turun

99. Mahang Macaranga aleuritoides F.v.Mueller Euphorbiaceae Rimba Campuran setara

100. Mahang Macaranga amissa Airy Shaw Euphorbiaceae Rimba Campuran setara

101. Mahang Macaranga conifera (Zoll.) Euphorbiaceae Rimba Campuran setara


Muell.Arg.
102. Mahang Macaranga denticulata (Blume) Euphorbiaceae Rimba Campuran setara
Muell.Arg.
103. Mahang Macaranga diepenhorstii (Miq.) Euphorbiaceae Rimba Campuran setara
Muell.Arg.
104. Mahang Macaranga gigantea Euphorbiaceae Rimba Campuran setara
(Rchb.f.&Zoll.)Muell.Arg.
105. Mahang Macaranga glaberrima Euphorbiaceae Rimba Campuran setara
(Hassk.)Airy Shaw

| 43
Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
106. Mahang Macaranga hosei King ex Hook.f. Euphorbiaceae Rimba Campuran setara

107. Mahang Macaranga involucrata (Roxb.) Euphorbiaceae Rimba Campuran setara


Bailon
108. Mahang Macaranga kingii Hook.f. Euphorbiaceae Rimba Campuran setara

109. Mahang Macaranga mappa (L.) Muell. Arg. Euphorbiaceae Rimba Campuran setara

110. Mahang Macaranga motleyana (Muell.Arg.) Euphorbiaceae Rimba Campuran setara


Muell.Arg.
111. Mahang Macaranga recurvata Gage Euphorbiaceae Rimba Campuran setara

112. Mahang Macaranga rhizinoides (Blume) Euphorbiaceae Rimba Campuran setara


Muell.Arg.
113. Mahang Macaranga tanarius (L.) Muell.Arg. Euphorbiaceae Rimba Campuran setara

114. Mahang kapur Macaranga hypoleuca (Rchb.f.& Euphorbiaceae Rimba Campuran setara
Zoll.) Muell.Arg.
115. Maharangan Diospyros macrophylla Blume Ebenaceae Indah Satu turun

116. Malapari Pongamia pinnata (L.) Pierre Papilionaceae Komersial Satu turun

117. Malimbua Diospyros sumatrana Miq. Ebenaceae Indah Satu turun

118. Mandalaksa Platea excelsa Blume Icacinaceae Rimba Campuran setara

119. Mandoli Mangifera minor Blume Anacardiaceae Indah Dua turun

120. Mangga Mangifera indica L. Anacardiaceae Indah Dua turun

121. Medang kalong Cinnamomum iners Reinw.ex Lauraceae Komersial Satu turun
Blume
122. Mempisang Polyalthia cauliflora Hook Annonaceae Rimba Campuran setara
&Thomson
123. Mempisang Polyalthia glauca (Hassk) Annonaceae Rimba Campuran setara
F.v.Mueller
124. Mempisang Polyalthia hypoleuca Annonaceae Rimba Campuran setara
Hook.f.&Thomson
125. Mempisang Polyalthia rumphii (Blume) Merr. Annonaceae Rimba Campuran setara

126. Mempisang Polyalthia sumatrana (Miq.) Kurz. Annonaceae Rimba Campuran setara

127. Mentahos Wrightia arborea (Den.) M. Apocynaceae Rimba Campuran setara

128. Mentibu Dactylocladus stenostachys Oliv. Melastromaceae Rimba Campuran setara

129. Meranti sabut Shorea dasyphylla Foxw. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

130. Meranti Shorea macroptera Dyer. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun


melantai
131. Meranti Shorea ovalis (Korth.) Blume Dipterocarpaceae Komersial Satu turun
kelungkung
132. Meranti sarang Shorea parvifolia Dyer Dipterocarpaceae Komersial Satu turun
punai
133. Meranti bapa Shorea selanica (DC.)Blume Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

134. Meranti Shorea smithiana Sym. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun


merumbung
135. Meranti sulang Shorea virescens Parijs Dipterocarpaceae Komersial Satu turun
sulang
136. Mersawa daun Anisoptera costata Korth. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun
lebar

44 |
Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
137. Mersawa tenam Anisoptera marginata Korth. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

138. Mensira gunung Ilex pleiobrachiata Loes Aquifoliaceae Rimba Campuran setara

139. Medang tekah Litsea confusa Koord.&Valeton Lauraceae Rimba Campuran setara

140. Medang bedaka Litsea resinosa Blume Lauraceae Rimba Campuran setara

141. Pauhan Buchanania amboinensis Miq. Anacardiaceae Rimba Campuran setara

142. Pauhan Buchanania arborescens Blume Anacardiaceae Rimba Campuran setara

143. Pauhan Buchanania insignis Blume Anacardiaceae Rimba Campuran setara

144. Pauhan Buchanania macrocarpa Lauterb Anacardiaceae Rimba Campuran setara

145. Pauhan Buchanania sessifolia Blume Anacardiaceae Rimba Campuran setara

146. Pelawan bukit Tristania merguensis (G.) P.G.W. Myrtaceae Rimba Campuran setara

147. Penarahan Horsfieldia glabra Warb. Myristicaceae Rimba Campuran setara

148. Penarahan Horsfieldia globularis Warb. Myristicaceae Rimba Campuran setara

149. Penarahan Horsfieldia irya Warb. Myristicaceae Rimba Campuran setara

150. Penarahan Horsfieldia sylvestris Warb. Myristicaceae Rimba Campuran setara

151. Penarahan Myristica buchneriana Warb. Syn. Myristicaceae Rimba Campuran setara
M. crassa King
152. Penarahan Myristica elliptica Wallich.ex Myristicaceae Rimba Campuran setara
Hook.f. & Thompson
153. Penarahan Myristica fatua Houtt. Myristicaceae Rimba Campuran setara

154. Penarahan Myristica gigantea King Myristicaceae Rimba Campuran setara

155. Penarahan Myristica guatteriifolia A.DC. Myristicaceae Rimba Campuran setara

156. Penarahan Myristica iners Blume Myristicaceae Rimba Campuran setara

157. Penarahan Myristica lepidota Blume Myristicaceae Rimba Campuran setara

158. Penarahan Myristica lowiana King Myristicaceae Rimba Campuran setara

159. Penarahan Myristica maxima Warb. Myristicaceae Rimba Campuran setara

160. Penarahan Myristica resinosa Warb. Myristicaceae Rimba Campuran setara

161. Penarahan Myristica sulcata Warb. Myristicaceae Rimba Campuran setara

162. Penarahan Myristica villosa Warb. Myristicaceae Rimba Campuran setara

163. Perupuk Lopopetalum ledermannii (Loes.) Celastraceae Komersial Satu turun


Ding Hou Syn. Solenospermum
ledermannii
164. Petai Parkia singularis Miq. Leguminosae Rimba Campuran setara

165. Petai Parkia timoriana (DC) Merr. Legumonoceae Rimba Campuran setara

166. Pudulan Saurauia macrantha Smith. Actinidaceae Rimba Campuran setara

167. Pulai Alstonia pneumatophora Backer ex Apocynaceae Komersial Satu turun


den Berger
168. Pulai Alstonia scholaris (L.) R.Br. Apocynaceae Komersial Satu turun

| 45
Status Kepmenhut
Perubahan
No. Nama Dagang Nama Botani Suku No. 163/Kpts-
Status
II/2003
169. Pulai Alstonia spatulata Blume Apocynaceae Komersial Satu turun

170. Putat gajah Barringtonia scortechinii King Lecythidaceae Rimba Campuran setara

171. Putat laut Barringtonia asiatica (L.) Kurz. Lecythidaceae Rimba Campuran setara

172. Randu alas Bombax valetonii Hochr. Bombacaceae Rimba Campuran setara

173. Rengas Semecarpus albicans Lauterb. Anacardiaceae Rimba Campuran setara

174. Renghas Gluta velutina Blume Anacardiaceae Indah Dua turun

175. Resak Vatica rassak Bl. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun

176. Saga putih Serianthes grandiflora Benth. Leguminosae Rimba Campuran setara

177. Seabu Ficus lamponga Miq. Moraceae Rimba Campuran setara

178. Sengon Falcataria moluccana L. Leguminosae Rimba Campuran setara

179. Sesendok Endospermum diadenum (Miq.) Euphorbiaceae Rimba Campuran setara


Airy Shaw
180. Sesendok Endospermum moluccanum Euphorbiaceae Rimba Campuran setara
(Teijsm.& Binnend.) Kurz.
181. Sesendok Endospermum peltatum Merr. Euphorbiaceae Rimba Campuran setara

182. Silver ash Flindersia amboinensis Poir. Rutaceae Rimba Campuran setara

183. Silver ash Flindersia schottiana F.v. Mueller Rutaceae Rimba Campuran setara

184. Siur-siur Xanthophyllum lanceatum (Miq.) Polygalaceae Rimba Campuran setara


J.J. Smith
185. Sloanea Slonea sigun (Blume) Tiliaceae Rimba Campuran setara

186. Tabu tabu, Polyosma integrifolia Bl. Escalloniaceae Rimba Campuran setara
beleber
187. Tapah Mangifera maingayi Hook.f. Anacardiaceae Indah Dua turun

188. Tenggayun Parartocarpus venenosus (Zoll. & Moraceae Rimba Campuran setara
Mor.) Becc.
189. Tengkawang Shorea splendida (de riese) P. Dipterocarpaceae Komersial Satu turun
bani Ashton
191. Terentang Campnosperma auriculatum Anacardiaceae Rimba Campuran setara
(Blume) Hook.f.
190. Terentang Campnosperma brevipetiolatum Anacardiaceae Rimba Campuran setara
Volkens
192. Terentang Campnosperma montanum Lauterb. Anacardiaceae Rimba Campuran setara

193. Terkuseh Serianthes minahassae (Koord.) Mimosoidae Rimba Campuran setara


Merr. et Perry
194. Upas Antiaris toxicaria Lesch. Moraceae Rimba Campuran setara

195. - Cinnamomum griffithiana Wight Lauraceae Komersial Satu turun

196. - Cinnamomum impressa Miq. Lauraceae Komersial Satu turun

197. - Cinnamomum tomentosa Blume Lauraceae Komersial Satu turun

198. - Cinnamomum verrucosa Teschner Lauraceae Komersial Satu turun

199. - Saurauia spadicea Bl. Actinidaceae Rimba Campuran setara

46 |
VII. Penutup

Berdasarkan kajian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil evaluasi terhadap Kepmenhut No. 163/Kpts-II/2003 mengindikasikan perlunya


perbaikan terhadap materi Keputusan Menteri tersebut karena beberapa hal, yaitu kriteria
keindahan kurang jelas; kayu dengan BJ dan keawetan tinggi dikelompokkan bersama
dengan kayu yang mempunyai Bj dan kelas awet rendah; pengelompokan meranti terlalu
umum, masih mencantumkan jenis kayu yang dilindungi, belum mengikuti perubahan
taksonomi dan nama botani; belum mengakomodasi jumlah jenis kayu yang diperdagangkan
saat ini; dan kurang optimalnya potensi pendapatan negara dari PSDH.

2. Pengelompokan kayu perdagangan Indonesia dapat dilakukan secara sistematis


menggunakan sistem penskoran, yaitu dengan memasukkan nilai komersialitas (keindahan)
dan kualitas (BJ dan keawetan) kayu. Dengan sistem penskoran, kayu yang memiliki nilai
komersial dapat dipetakan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

3. Sebanyak 809 jenis kayu yang terdaftar dalam LIU telah dinilai dan dikelompokkan, yaitu 40
jenis kayu Kelas Komersial Indah I (keindahan, berat jenis, dan keawetan tinggi), 317 jenis
Kelas Komersial Indah II, 52 jenis kayu Kelas Komersial I (berat jenis dan keawetan tinggi,
namun keindahan kurang), 201 Kelas Komersial II (berat jenis dan keawetan sedang, namun
keindahan kurang), dan 199 Kelas Komersial III (keindahan, berat jenis, dan keawetan
rendah).

4. Hasil penilaian pengelompokan jenis kayu perdagangan berdasarkan komersialitas dan


kualitas dibandingkan dengan klasifikasi dalam Kepmenhut No. 163/Kpts-II/2003
menunjukkan terdapat 322 jenis (39,80%) kayu naik kelas dari Rimba Campuran menjadi
Kelas Komersial Indah I, Kelas Komersial Indah II, atau Kelas Komersial I; 176 jenis kayu
(21,76%) turun dari Kelas Komersial tinggi (Indah Satu, Indah Dua, atau Komersial Satu)
berdasarkan Kepmenhut No. 163/Kpts-II/2003 menjadi kelas komersial lebih rendah, yaitu
Kelas Komersial II dan III, atau dari Kelas Indah Satu ke Kelas Komersial Indah II; dan 311
jenis kayu (38,44%) memiliki klasifikasi yang setara.

5. Pengelompokan jenis kayu perdagangan berdasarkan komersialitas dan kualitas yang telah
ditetapkan dalam kajian ini selanjutnya dapat dijadikan bahan masukan untuk
penyempurnaan Keputusan Menteri tentang Pengelompokan Jenis Kayu Perdagangan
Indonesia.

6. Pengelompokan jenis kayu perdagangan yang sudah disusun dengan kriteria yang telah
ditetapkan, diharapkan dapat mengoptimalkan PNBP dari sektor kehutanan.

7. Untuk 226 jenis kayu yang belum lengkap datanya dan jenis lain (di luar 809 jenis yang telah
diklasifikasikan), perlu dilakukan penelitian sifat dasarnya sebelum diklasifikasikan
pengelompokan jenisnya. Untuk hal ini, contoh kayu dapat dikirim ke Pusat Litbang Hasil
Hutan untuk dilakukan penelitian dan pengklasifikasian.

| 47
Daftar Pustaka

Anisah, L.N. & Siswamartana, S. (2005). Kualitas kayu Jati Plus Perhutani pada kelas umur I di
beberapa lokasi penanaman (Wood quality of Jati Plus Perhutani at Class Age I in some
sites). In S. Siswamartana, U. Rosalina, & A. Wibowo, eds. Seperempat Abad Pemuliaan Jati
Perum Perhutani (A Quarter Century of Perhutani Teak Breeding). Jakarta: Pusat Pengem-
bangan Sumber Daya Hutan Perum Perhutani, pp. 163–182.
Basri, E. Saefudin, Rulliaty, S., & Yuniarti, K. (2009). Drying conditions for 11 potential ramin
subtitutes. Journal of Tropical Forest Science, 21(4), pp.328–335.
Boampong, E., Effah, B., Antwi, K., Asamoah, J., & Asante, A. (2015). Factors influencing the choice
of timber for furniture and joinery production in Ghana. European Journal of Engineering
and Technology, 3(5), pp.45–59.
Booker, R.E. & Sell, J. (1998). The nanostructure of the cell wall of softwoods and its functions in
a living tree. European Journal of Wood and Wood Products, 56(1), p.8.
Bowyer, J.L., Shmulsky, R., & Haygreen, J.G. (2003). Forest Products and Wood Science An
Introduction 4th ed., Iowa: Iowa State Press (Blackwell Publishing Company).
Damayanti, R. (2010). Struktur makro, mikro dan ultramikroskopik kayu jati unggul nusantara
dan kayu jati konvensional. Institut Pertanian Bogor.
Direktorat Iuran dan Peredaran Hasil Hutan. (2015a). Penetapan harga patokan hasil hutan
untuk perhitungan provisi sumber daya hutan, ganti rugi tegakan dan penggantian nilai
tegakan. Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.68/Menhut-II/2014,
Direktorat Iuran dan Peredaran Hasil Hutan. (2015b). Pengelompokan jenis kayu sebagai dasar
pengenaan iuran kehutanan. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 163/KPTS-II/2003,
Forest Product Laboratory. (2010). Wood Handbook. Wood as an engineering material, United
States of America: Forest Product Society.
Hadjib, N. (2006). Sifat fisik dan mekanis jenis-jenis kayu kurang dimanfaatkan. Laporan Hasil
Penelitian., Bogor.
Hildebrand. (1952). Nama2 kesatuan untuk djenis2 pohon jang penting di Indonesia.
Pengumuman Istimewa No.6., Bogor: Balai Penjelidikan Kehutanan.
Jane, F.W., Wilson, K., & White, D.J.B. (1970). The Structure of Wood Second., London: A. and C.
Black Ltd.
Kartasujana, I. & Martawijaya, A. (1979). Kayu perdagangan Indonesia. Sifat dan Kegunaannya.
Pengumuman No. 3 Tahun 1973 dan No. 56 Tahun 1975., Bogor: Lembaga Penelitian Hasil
Hutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian Republik Indonesia.
Kasmudjo. (2010). Panduan praktis: Teknik jitu memilih kayu untuk aneka penggunaan, Yogya-
karta: Cakrawala Medis.
Mandang, Y.I. & Pandit, I.K.N. (2002). Pedoman Identifikasi Jenis Kayu di Lapangan, Bogor:
Yayasan Prosea, Bogor and Pusat Diklat Pegawai SDM Kehutanan.
Martawijaya, A. & Sumarni, S. (1978). Report No. 129. Resistance of a number of Indonesian wood
species against Cryptotermes cynocephalus Light, Bogor.
Oey, D.S. (1964). Pengumuman Nr. 13 Berat jenis dari jenis-jenis kayu Indonesia dan pengertian
beratnya kayu untuk keperluan praktek (Specific gravity of Indonesian woods and its
significance for practical use), Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan
(Forest Product Research and Development Centre).
Pandit, I.K.N. & Kurniawan, D. (2008). Struktur Kayu. Sifat kayu sebagai bahan baku dan ciri
diagnostik kayu perdagangan Indonesia, Bogor: Centium.
Pandit, I.K.N., Padlinurjaji, I., & Rahayu, I.S. (2009). Kriteria Sifat Dasar Kayu untuk Bahan Baku
Industri Meubel, Bogor: Forest Product Department. Faculty of Forestry. Bogor Agricultural
University.

| 49
Panshin, A.J., Zeeuw, C. de, & Brown, H.P. (1964). Textbook of Wood Technology. Volume I:
Structure, identification, uses, and properties of the commercial woods of the United States,
New York: McGraw-Hill Book Company.
Pendidikan Industri Kayu Atas [PIKA]. (1979). Mengenal Sifat-sifat Kayu Indonesia dan
Penggunaannya, Semarang: Kanisius.
Saranpää, P., Roberts, J.A., & Usherwood, P.N.R. (2003). Wood density and growth. In J. R. Barnett
& G. Jeromidis, eds. Wood Quality and Its Biological Basis. Garsington, UK and Carlton,
Australia: Blacwell Publishing Ltd, p. 226.
Savidge, R.A. (2003). Tree growth and wood quality. In J. R. Barnett & G. Jeromidis, eds. Wood
Quality and Its Biological Basis. Oxford UK and Carlton Australia: Blackwell Publishing Ltd,
pp. 1–29.
Standar Nasional Indonesia [SNI]. (2014). Uji ketahanan kayu terhadap organisme perusak kayu
(SNI 7207-2014), Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
Wardhani, M., Yafid, B., Komar, T.E., Nurjanah, S., & Rosita, D.T. (2010). Gonystylus spp. (Ramin):
Population status, genetics and gene conservation, Available at: https://cites.org/eng/
node/18574.
Wheeler, E.A., Baas, P., & Gasson, P.E. (1989). IAWA List of Microscopic Features for Hardwood
Identification. IAWA Bulletin, 10(3), pp.219–332.

50 |
Lampiran 1. Penampang tangensial, radial, dan transversal jenis kayu Kelas Komersial Indah I

2 mm

Dangku (Pteleocarpa lamponga (Miq.) Bakh. Syn. Pteleocarpus lampongus)


Kihulat talong, medang sugi-sugi, medang rangas, medang batu, mesirah padang, mentingal, sago, medang pasir,
randa, lontai koening, medang tjempiring, medang meranting, kajoe katjang, medang rangas, mesirah padang,
tinjaoe beloekar (Sum); mardadakan, kayu toelang, toeboelo, mentingal (Kal)

2 mm

Eboni bergaris (Diospyros celebica Bakh.)


Kayu maitong, sora, toetandu, kayu lotong (Sul)

2 mm

Eboni bergaris (Diospyros lolin Bakh.)


Lolin, lorin, kayu arang, mara, mara arang, mologatoe, mologotae, mologotoe, hate kokatoe, hate niolegatoe,
pologotoe, kametfofje, bagoedora, abies, ketao poteka, teimilang, batalino (Mal)

| 51
2 mm

Eboni bergaris (Diospyros pilosanthera Blanco)


Semetik, kayu arang (Sum); balun injuk (Jw); kayu arang, arang rapak, (Kal); boniok, ipil, mohoito, saoe mogito,
wontami, bonyok hitam perempuan, wontami koit, ajae, walo, wito, gito, terkoekoe (Sul); poligatu tungana, ware,
bela itam, beloe itam, aimitin, poligoloe, hitam perempuan, wafot, ebenhout, wafat, foermetan, iwi, kayu hoesoe,
oessoe (Mal); kuntete (Pap)

2 mm

Eboni hitam (Diospyros ferrea (Willd.) Bakh.)


Bibisan, kayu areng, manitan (Jw); ai meten, wawama, alkola, arkola, emetan, battelinoe, ero, amwetoemlate, alkola,
arkola (Mal); ma eta, maeta, moiton, kaoe, maito toenge, ajoe, moitoloen ge ajoe, maito ajoe, moitomoa, moito, kayu
manjeta, kayu moesa, kayu meta (Sul); homma, kayu arang, teed (NTT); emetan (Sum)

2 mm

Eboni hitam (Diospyros rumphii Bakh.)


Maitem, moyondi, kayu hitam, sandoe, majondi, kayu wale, kayu majandi (Sul); mologotu, mologatoe, hitam laki-
laki (Mal); tagarom (Kal)

52 |
2 mm

Jati (Tectona grandis L.f.)


Deleg, kulidawa, jati (Jw)

2 mm

Keranji (Dialium triste de Wit.)


-

2 mm

Kulim (Scorodocarpus borneensis (Baillon) Becc.)


Kayu bawang, bawang rengom, koelim, hoelim karangan, koelini (Sum); kayu bawang, kayu bawang utan, selaru,
sindoek, tjepeloek, teradoe, selaroe, bawang oetan, bawang hoetan, ansam, mertja, koedoer, terdoe, marsindoe,
tinggi akar, djaoei, sindoei, madoedoe, bawang oetan, seloeroe (Kal)

| 53
2 mm

Lara (Xanthostemon verus (Lindl.) P.G. Wilson)


Makalimbong (Sul); nani (Mal)

2 mm

Kulim (Scorodocarpus borneensis (Baillon) Becc.)


Kayu bawang, bawang rengom, koelim, hoelim karangan, koelini (Sum); kayu bawang, kayu bawang utan, selaru,
sindoek, tjepeloek, teradoe, selaroe, bawang oetan, bawang hoetan, ansam, mertja, koedoer, terdoe, marsindoe,
tinggi akar, djaoei, sindoei, madoedoe, bawang oetan, seloeroe (Kal)

2 mm

Nani (Metrosideros sp.)


Nani, kayu ainane, nani batoe, marafa ai, bedanga merah prampoean, palanosilo, palanosilo merah, marinteng
oetan, kodian, karihi, tan merah daoen tjemke koelit kasar, nanni toenie, poedoelan, senermoes, narkain, ai beriek,
snermoes, snoreh (Mal); tanoe, maliloe tjela, langar tantoe, momosi, monosi, molaba toewoemea, motoeboe,
langara tanroe, boengango, lara, lara nona, kalandjoe djampi, mangara motoetoe, langara motoetoe, tanoea, palli
take, padokang, tioes roendang, langara tanroe, tanoea boengango, tanoea bongogo, tanoea bintoloke, asiek,
toewoenira motea, ambojoean, ombojoean, k besi, lara momonsi, kanare, masili, mopait, mesih, pasokan,
madokang, tioes roendang, lompopai (Sul)

54 |
2 mm

Nyireh (Xylocarpus granatum J.Konig.)


Giliki gota, kira, kwalaoe, boeang kira-kira (Mal); niri, belaboe (Jw); boali poete, antai molosigo, antai damboe,
kantawoe, kadea, boeli poetah, kontaboe, boeli poetih, pantawoe, pantowoe poetih, boali poete (Sul); daroeg, gelam
merah, merry epdiahoe, nirih boenga, nirih batoe, nirih oedang, njirih (Sum); ngiri, tamboe-tamboe (Kal)

2 mm

Nyireh (Xylocarpus moluccensis (Lamk.) M.Roem)


Nyirih gundik, belaboe, belabowe (Jw); moerokira, katjofwale, loilara, kira-kira, lalahir ngamitan, kira-kira hitam
(Mal); boeli lotong, tamboe, boeli, antajimol osigo, kontaboe, soebandera, boeli itam, antai molisigo, antai molosigo,
boli item, kantawoe, robine (Sul); nirih batoe, sane oeding, njoroh batoe (Sum); mirih (Kal)

2 mm

Patin (Mussaendopsis beccariana Baill.)


Rambai tiang, selumar putih (Sum)

| 55
2 mm

Pelawan (Tristania ferruginea (C.T.White P.G.W.)


Mehikah (Pap); ojat, kitab (Mal)

2 mm

Pelawan (Tristania grandifola (R.) P.G.W.)


-

2 mm

Pelawan (Tristania obovata (B.) P.G.W. & J.T.W.)


Pelawan kiring, pelawa soengon, pelawan toengau, pelawan koening (Sum); ajau, melaban poetih (Kal)

56 |
2 mm

Pelawan (Tristania whiteana (G.) P.G.W.& J.T.W.)


Kayu mulu, sibelusui, pelawan koepar, pelawan kapoer, pelawan hoepoer, telandjang, pelawan koepoer, kajoe
moeloe, si loe, keloeloes, pelawa ajer (Sum); melaban, pelawan, belawan, palawan, balawan napoe, ajau-ajau (Kal)

2 mm

Popong (Lagerstroemia paniculata (Turcz.) S.Vidal.)


Boengoer (Sum); popong (NTT)

2 mm

Rengas burung (Gluta wallichii (Hook.f.) Ding Hou Syn. Melanorrhoea wallichii)
Rengas tjujung (Kal)

| 57
2 mm

Ringgit dareh (Carallia borneensis Oliver Syn. Carallia brachiate)


Karibas (Kal)

2 mm

Sawo (Manilkara celebica H.J. Lam)


Timbuwolo, amibolo, komea, timboewoelo, timboeolo, notok (Sul); sawoeh medang (Kal)

2 mm

Sawo (Manilkara fasciculata (Warb.) H.J. Lam. & Maas Geest.)


Loangpapoea, sonji honaba, karikis, keloea, sabara, sabora, sobara, korai, leguer, lalang papua (Mal)

58 |
2 mm

Sawo (Manilkara kanosiensis H.J.L.et B.M.)


Torem, ngiras (Mal)

2 mm

Sawo (Manilkara kauki (L.) Dubard.)


Sawo kecik, kayu sawo, sebua (Jw); sabo, sawo (Bali); sawokala, sawoe medang (NTB)

2 mm

Simpur (Dillenia obovata Wallich ex Hook.f. & T.)


Simpur rimba, simpur talang, sepoe talang (Sum); sempur batu; tempoe, sempoer, sempoer lilin, simpoer, simpoer
talang, simpoer toelang (Jw)

| 59
2 mm

Tanjung (Mimusops elengi L.)


Karikis, kariskis, toto, molosige, molosigo, molasigo, toto lai, kasempe, nani, tagoeali, tandjoeng, tando (Sul),
tanjung laut, halangke, saloe, kayu badjoe, mapper (Mal); semer (Pap); tandjoeng (Bali); kili, haoe, woenoeboetoe,
aroenana, dera, hileng, werakit (NTT); kembang tandjoeng las (Sum); tandjoeng, tandjoeng kawar (NTB); sawo
manoek (Jw)

2 mm

Tembesu (Fragaea fragrans Roxb.)


Ki badak (Jw); kayu tummusu, tembesoe toelang, tembesoe rawang, tamasoe (Sum); ambination, tembeso, mahoei
(Kal); kulahi, koelaki, kolahi nosoe (Sul)

2 mm

Ulin (Eusideroxylon zwageri Teijsm. & Binnend.)


Onglen, boelian, belian, boelian regis, boelian rambai, boelian goendjing, onglen (Sum); tulian, tebelian, oelin, belian
kapor, toelian kapoer, toelian oewi, toelian baras, kayu hadji, oelin bening, oelin rotan, oelin toedin, kalang kajoe
ajan, talion, talion bening, telian, taliau, telian air, telian pipit, bolioen, balioen, belian toelang, taboelin, tiking,
talihan, badjoedjang, telihan, ulin buning (Kal); kibeusi (Jw)

60 |
Lampiran 2. Penampang tangensial, radial, dan transversal jenis kayu Kelas Komersial Indah II

2 mm

Ainam (Celtis rigescens (Miq.) Planch.)


Ainam, inspori, ponto, k., wapoeritet (Mal); asin-asin, rempelas, ampalekari, empelas batoe, empelas, medang
tandoek (Sum); gatal, k., asahan landak, sibau, b., maripoe (Kal); palosoe (Sul); begeh, manji, sehika, sehiega,
hajauggui, hanjang gwij, walik (Pap)

2 mm

Akasia (Acacia leucophloea (Roxb.) Willd.)


Pilang, opilan, pelang (Jw); pelang (Bali)

2 mm

Mangium (Acacia mangium Willd.)


Laaj, Nak ( Mal)

| 61
2 mm

Andong (Rhodamnia cinerea Jack)


Ki beusi; temahas, djamai (Kal); sekala, remapin, merampoejan, badja, markojan, mempoi, djeti, mempojan (Sum);
djemang; oengoes (Mal); sekola, k

2 mm

Anggerit (Neonauclea calycina Merr.)


Bengkel taloen (Bali, Lombok); kayu as, kayu tongki (Mal); bengkal oedang, alngit, anglih, setewel batoe, kemoeting
rimbo, lengit, mentebal aer, bengkal poeri, bongkal oedang (Sum); djamboe (?) (Kal); kolpok ketek, peleketek,
klepoe ketik (Jw); patoh, timoe, sentil (NTB); bengkel manoek, djaet (Bali); lobani poete, gonoebeli (Sul)

2 mm

Anggerit (Neonauclea excelsa Merr.)


Ki saat, klepu ketek, tjangtjaratan, ge'mpol ke'te'k, mendjing, klajoe ketek (Jw); beken poeroek (Kal); anglih, si-holi,
senek batoe, minjak beroek, kiat, banglik (Sum); bintawang (Sul); lemanoek (Bali); lobani : manpatjela (Mal)

62 |
2 mm

Anggerit (Neonauclea gigantea Merr.)


Diwib, diwil (Sum)

2 mm

Anggerit (Neonauclea pallida Bakh.f.)


Cangcaratan caj, sengeh caah, tengeh caah, tengek tjaak (Jw)

2 mm

Anggerit (Neonauclea parviflora Ridsd. Syn. N. purpurascens)

| 63
2 mm

Anggerit (Neonauclea schlechteri (Val.) Merr.et Perry)

2 mm

Ara (Ficus adenosperma Miq.)


Kadoem boniki, frankis (Pap); nusu, tintinalino (Sul)

2 mm

Ara (Ficus annulata Blume)


Longkaran : wetes, nunu-lewui (Sul); pangsor, bulu emprit, kiara koneng (Jw)

64 |
2 mm

Ara (Ficus benjamina L.)


Beringin (Sum); boeloe wringin, caringin, waringin (Jw); apolitakaoe : barana

2 mm

Ara (Ficus callosa Willd.)


Ilat-ilatan, ilat-ilat, pangsor (Jw); mombo, kaappliloer (Sul); kayu nonoe (Mal); lassi (NTT)

2 mm

Ara (Ficus melinocarpa Blume)


Gohibatoe, pesios, djoh, tesa, hanoea, taetoe (Mal); pelos, waron, darangdan, hampelas tangkal, rempelas (Jw);
owoeng beling (Kal); mai = maai, beras (Pap)

| 65
2 mm

Araukaria (Araucaria sp.)


Damar laki-laki, damar laki, kohoe, kesima, kasimoea, kesimoei (Mal); bunga pine ((Jw); alloa, ningwik, pien (Pap)

2 mm

Aser (Acer niveum Bl.)


Madang kapeh pandji, belah kajoe, medang poetih, rabak-rabak, lemoeroe gading, pantjoer mas , tina, keoe (Sum);
tjamin dajang; wawi, welemasa, pelmietan, pena, haoe (NTT); djoeloepang koening, mangprang, tjawenesore ki,
hoeroe madang, hoeroe minjak (Jw); koemai (Kal); nilo (Sul); tinggiran poenai

2 mm

Bakata (Trichadenia philippinensis Merr.)


Bakata: popoenti, sowo (Sum); impriwen, popolan, atitile, waratj, mampernium, aboejet, oge-oga, mamu =
mamako, (Mal); popoenti koeni: pampawoe; ankieioe, n'kieoe, goh (mamperiwen) (Pap)

66 |
2 mm

Balau penyu (Upuna borneensis Sym.)


Tekem, tjangal, kenjahoek bantoek, tjengal tandoek, penjaoeh tandoek (Kal)

2 mm

Balik angin (Mallotus floribundus (Blume) Muell.Arg.)


Nakau (Sum); tapen (Jw)

2 mm

Banitan nirang (Gonystylus forbesii Gilg.)


Banitan nirang, sibutoh bulug, doerin oetan (Sum); paoh balang, merang, bakoebal, dedarah poetih, sekaja,
bermiang, paechato etoep, si boetok boeloeg (Kal)

| 67
2 mm

Baros (Manglietia glauca Blume)


Medang paoeh, madang limpaoeng, sitibai [boengo], sikiboes, modang kariara, modang gondang, boengo, tjampago,
djatoeh, antoeangrak, antoeang, madang tjampaga, medang paoeh (Sum); baros, manglit, manglid, cempaka bulus
(Jw); madang boestak, modang sanggar, soemoeanti (Sul); tjampago (Fort v/d Copellen), kepelan (Bali, Lombok);
antuang (Sum)

2 mm

Bayur (Pterospermum javanicum Jungh.)


Wadang, tjaroej, bakoer, bajoer daun ketjil, walang, wadang (Jw); bajoer lemai (Sum); badjoer (Bali); bajoer (Bali,
Sum, Sul); dami, loeba (NTT)

2 mm

Bedaru (Cantleya corniculata (Becc.) Howard)


Garu buaya, mendaru (Sum)

68 |
2 mm

Bentawas (Wrightia laevis Hook.f.)


Oeraba, ambai (Pap)

2 mm

Bentawas (Wrightia pubescens R.Br.)


Bintaos (Bali); dalisi (Sul); mentaos (Jw)

2 mm

Berumbung (Pertusadina eurhyncha (Miq.) Ridsd. Syn. Adina minutiflora)


Oeraba, ambai (Pap); barumbung, beroemboeng, beroengboeng, simar baliding, seremboengan, nangi gerunggang,
kayu lobang (Sum)

| 69
2 mm

Bintangur (Calophyllum dasypodum Miq.)


Sawa, k. bintangoer (Sum); bintangoer (Kal)

2 mm

Bintangur (Calophyllum grandiflorum JJS.)


Bintangoer (Sul); bintangur laboe, penaga kalakei (Kal); sinda, k. (Sum)

2 mm

Bintangur (Calophyllum papuanum Lauterb.)

70 |
2 mm

Bintangur (Calophyllum pulcherrimum W. ex.C.)


Djindjit, bintangor, m(b)intangoer, bengkahal, entanggoer, djindjit, mahaloenoek, penaga=poentik haloes daoen,
maranoenoek, doepa, pandis, boetoo, palakilitan, mentangoer boeroeng, (Kal); mentango ramoe, bintangoer
boenga, bintangoer batoe, mentangoer ramoe, betoe minar, betoe padi, bintangoer inai, betor mimar, mentangoer
daoen haloes, bintangoer baringin, bintangoer bareh, betor padi, mentagoer djelai, mentangoer boenga, pakoe, k.
pala hoetan, mentangoer baton padi (Sum); terpakat = bintangoer; terpahat; poeter pahat

2 mm

Bintangur (Calophyllum rigidum Miq.)

2 mm

Bintangur (Calophyllum sclerophyllum V.)


Penaga darat, bintangoer pinaga, penaga djangkar, tebawan, mentanang = entanang, poedoe, geronggang,
mentagoer boeloeh (Kal); mangkai, petanang, boenoet djangkar, njatoeh djangkang, mentangoer seapat, bintangoer
djangka (Sum); mentangoer djangkar; nangoei, k.

| 71
2 mm

Bintangur (Calophyllum soulattri Burm.f.)


Bintangoer, bintaoer, toebak bantjap, bintangoer = mentangoer = kapoer naga, bintangoer goenoeng, tembeloean,
genta, mengkakal (Kal); bito, betor beroeboek, membalong, memaloeng, eeoba, bitaoe, k, membalang (Sum);
keoetea, bintango, gentangir, witisoear (NTT); bintangoer oetan, pataoele, nganauwgol, bintangoer daoen besar,
torleteng, fatau balija, bentangoer hoetan = b. sentose (Mal); bajot mopoetito, bitaoela, toewa, tombalika
gantomoemboe, betoe = beatoo, bintangoro, bentangur (Sul); wetai mewoeloe; bintangoer (Bali)

2 mm

Bintangur (Calophyllum teysmannii Miq.)


Malandingan, kaloempang batoe, bintol fatoeh, kempas, simar boenoet-boenoet, boenoet, mentangoer aloes (Sum);
bintagoer; belikan, bentangoer (Kal)

2 mm

Bipa (Pterygota forbesii)


Kayu wipa, kayu bipa vipa; wipa, ohoro, k , mei, kau, arkir, irimi, rantjota, bipa (Mal); jembaka (Pap)

72 |
2 mm

Bongin (Irvingia malayana Oliv. ex. A.W.)


Kayu batu (Kal); pauh kijang (Sum)

2 mm

Bugis (Koordersiodendron pinnatum Merr.)


Tabu hitam, belakoi, toebo hitam, soeren, lembiring, teboe hitam, teboe itam, melimoedjan, kalamiring, kelemiring,
maset, benjawang, bawang oetan (Kal); kayu bugis, bugis, oeris, oerisi, goei, oeri, ori poetih, hoeni, oerisi, rao of
sioeri (Sul); grepau (Pap); noesa laoet, kwale, gafis, poero, nermoes (Mal); linoe (NTB); rao of sioeri (Sum)

2 mm

Bungur (Lagerstroemia ovalifolia T.& B.)


Benger (Jw); boengo, boengoer, soesoemoeo, boengo (Sum); boengoer, boengoer laki (Kal); soebatoe, rintek (Sul);
bolawaro (Mal)

| 73
2 mm

Bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.)


Bungur tekuyung, boengoer (Sum); ketangi, woengoe (Jw); boengoer (Kal); maendi, boengir (NTT); rohoewa ajoe,
oendoloe (Sul)

2 mm

Bunut, kikuya (Ficus vasculosa Wall.ex Miq.)


Kayu katal, menkatol, medang tai kambing, mergatel (Sum); bagatal, ongliling = marsiput, boeloe-boeloe (Kal);
bunut, huru awis, ki kopeng, ki ara (Jw); wedoeroe (Sul)

2 mm

Cempaka (Michelia champaga Linn.)


Medang tjempaka (Sum); tjempaka koening (Bali, Lombok); tjinkeh (NTB); tjepoka koening, cempaka kuning,
cempaka (Jw); capaka (Mal)

74 |
2 mm

Cempaka hutan (Elmerrillia ovalis (Miq.) Dandy)


Cempaka hutan kasar, tjempaka hoetan, oeroe, oehoe, oejoe, taas, woeloe, kekena (Sul)

2 mm

Cempaga (Dysoxylum macrocarpum Blume)


Tokbray, ki hadji, ki haji, kraminan, mentaos (Jw); Siboesoek pajo (Sum)

2 mm

Cempaga (Dysoxylum parasiticum Kosterm Syn. D. caulostachyum)


Toembawa, mapelapa : mamelapa, mapalapa : mapelapa, lingkoloe poete : handongio poete (Sul); woea poeoe
(NTT); kulut (Sum); langsep alar, maranginan (Jw)

| 75
2 mm

Cempaga (Dysoxylum acutangulum Miq.)


Longkang, mendadahan = taratak manoek, kayu koekoe, berkeling (Kal); kampiros, kaingoran. ngersaweran (Mal);
membaloen, seoelan, membal, melaboen, balau boenga, swoengkai, madang masioe, lemaboen; membalo,
kembaloe, ketinggir bajan (?), ambalo, membalo (Sum)

2 mm

Cempaga (Dysoxylum alliaceum Blume)


Pele'r koenjoek, pampihi mata boeroeng, pialajam, djampanga (Kal); malasoema, kayu lasoena (Sul); losa boenga;
lansep oetan, kayu bawang (Mal); salit onggang, bawang-bawang, medang poetih (?H), aoeng-aoeng delok, aoeng-
aoeng (Sum); radin, k (?H), ki bawang, pela (Jw); kayu bawang, beka

2 mm

Cempaga (Dysoxylum arborescens Miq.)


Malansat, kayu mas (Sul); melimanan, kalang ajam, toetoen katoekah, toetoen katoekoh pajo, koepang, kayu
kupang, kayu longgayan (Sum); djeringan, ki hoe'oet (Jw); wandeboka poete : tala loesa

76 |
2 mm

Cempaga (Dysoxylum densiflorum Miq.)


Kayu garu, kapinango, tjempaga, ki haji, teki, kayu garoe, cempaga, kraminan (Jw); garu, madjagaoe (Lombok);
kheuraroom (Kangean); bajasan oeding, mail (Sum); kassa (Ende); toembawa rondor (Sul)

2 mm

Cempaga (Dysoxylum excelsum Blume)


Welahan (Jw); bawang-bawang, sekorang (Sum); beka, beke

2 mm

Cendana (Santalum album L.)


Kaminis (Sum); menihau, menie, sandelhout, maoni haoe, meni, haoe, menie, k. (NTT); lemo darus (Sul)

| 77
2 mm

Dahu (Dracontomelon dao (Blanco) Merr.et Rolfe)


Sengkuang; kembayau (Kal); basuong (Pap); kaili, koili, rao, lolomao, dewoe (Sul); kawili (Mal)

2 mm

Damar (Agathis borneensis Warb.)


Bembueng, damar pilau, bangalan, damar bangalan, bindang, bangalan, bengalan, pilau, nujon, damar daging,
mengkatotai babi, mengkato, mengakato tai babi, damar pilau, bindang, mempiring, dandoelit, damar binaang,
bemboeeng, bemboeang, bengalan, tjina, pilan (Kal); hedje (Sum); damahoe (Sul)

2 mm

Damar (Agathis endertii Meijer Drees)


Pilau, p. goenoeng, loetoeng, bamboling, bemboeing, awang toeman, bemboewing (Kal)

78 |
2 mm

Damar (Agathis philippinensis Warb.)


Goga, solo, dama, damar wana, toga, toga lei, toga woeri, toga boela, damahae, tjoga, damar gantoengan, dama
latong, dama lea (Sul); salokolon, salokala, damar poetih, damar radja perampoean, damar radja laki, salokalam,
silo kolono, salokolano, salomofoesi, solokolono, silokolono, damar tampea (Mal)

2 mm

Dedali (Strombosia javanica Blume)


Katjing, madang kalalawar, sanam-sanam, lihe-lihe, kersap, sanam-sanam, mengkidjauw, oegla, medang keli (Sum);
kadjang, menterong, toi, toei, k= katjang, k. merantei, metrong, mengkaloer, retak, kelaer (Kal); hoeroe katjang (Jw);
belian landak; menteroengan; petaling bamban

2 mm

Dedali (Strombosia rotundifolia King)


Kemap (Sum);

| 79
2 mm

Diri (Nothofagus grandis v.Steenis)


Diri (Kapauku, Wissel Lakes, Pap); taro (Enga, Wabag, Pap)

2 mm

Diri (Nothofagus resinosa v.Steenis)


Garuwa (Kapauku, Wissel Lakes, Pap); poedoelan (Mal)

2 mm

Diri (Nothofagus rubra v.Steenis)


Diri (Kapauku, Wissel Lakes); snokko (Arfak); pemmen (Hattam) (Pap)

80 |
2 mm

Duabanga (Duabanga moluccana Blume)


Djamboe air, binoeang linggi, benoeang, binoewang laki, seran, binoeang laki, binoeang (Kal); kedjimas (Bali,
Lombok); rimas (NTB); letor (Ambon)

2 mm

Duku (Lansium domesticum Correa)


Lansat dotan, langse toepai, lansek toepai, langsat, langsat karangan, langsat e’te’em, ganggo de’lok, toetoen lansat
pajo, koekoei, doekoeh (Sum); doekoe, pesitan lajoeng, kokosan (Jw); maharorei, langsat hutan (Kal); garoe (NTB);
lansa, boeboeno, bassi (Sul)

2 mm

Dungun (Heritiera littolaris Aiton)


Dungun kecil, doengoen, roengoen, doengoen, taloengan (Kal); longon (Jw); doengoe, roemoe, langoelo deheto,
loengoelo, taloengang, peropa kapoeti (Sul); keloempang asok, doengoen doengoen, miri batoe nalas (Sum); regoe,
baner (NTT); doemoen (Bali, NTB); loengoen, roemah tioi, roembai, bib safat, kab magos, weketare, rurum (Mal)

| 81
2 mm

Durian burung (Durio carinatus Masters)


Durian burung, durian paya, durian hantu, durian kera, durian antoe (Sum); Doerian, teratoem boeroeng, bian,
doerian pelandoek, kelentjing (Kal)

2 mm

Eboni kalimantan (Diospyros durionoides Bakh.)


Arang durian, arang halus daon, mirung; toelang todoeng, kasoendai, sahangarang haloes, miroeng, kayu halang
(Kal)

2 mm

Gadog (Bischofia javanica Blume)


Gintungan (Jw); kerinjing, bintoeng (Sum)

82 |
2 mm

Gaharau (Aquilaria malaccensis (Lamk.) van Tiegh.)


Karek, alim, k., songgak, kareh, kepang (Sum); angkaras (Daj); garoe, k (Mal) (Kal)

2 mm

Gardenia (Gardenia turbifera Wallich ex Roxb.)


Pijaweh dotan pajo, pijaweh oeding, cempaka hutan, piaweh, delima hutan (Sum)

2 mm

Geriga (Dillenia borneensis Hoogl.)


Simpoer, geriga, djawan, riga, rogung (Kal)

| 83
2 mm

Gerunggang (Cratoxylum arborescens (Vahl.) Blume)


Lede, dori, sitindjau, temau, garoenggang, madang gadjah, haoe dari, lioe-lioe garoenggang, siloeng-siloeng
tampasan, geroenggang, simaroenggang, simarbawang, soeloeng-soeloeng, soedoe-soedoe, asam doeren,
mentemau (Sum); gerunggang, tamau, timok, tamaw, mampat, temaw, erat, irat, kayu adat (Kal)

2 mm

Gia (Homalium caryophyllaceum (Zucc.&Moritzi) Benth.)


Tangan mungit, kamandjar (Kal); tenau, tenaoe warea (Sul)

2 mm

Gia (Homalium foetidum (Roxb.) Benth.)


Melmas, melinas, katal-katal batoe bagalang, batoe begalang, matandauw, dijoeng barok (Kal); momala, gia,
momala, hija, watoe, k., kolaka malaba, longori motaha, karondang rante, aliwawas (Sul); batoe, k., hia (Sum);
samar, samar merah, samal, hatebesi, samar, samale, ropil, hoti besi poetih, hati besi merah, soeli, ngersauw,
merkai, samol, patoe, k., hati besi fina, led, ropi, manggoesoe aipi, rapii, tiakarte, hatebesi (Mal); kopral, petian,
bengraan, bengeran, petian (Pap)

84 |
2 mm

Gia (Homalium grandiflorum Benth.)


Langit (Jw); kayu batu (Sum); bajud (Kal)

2 mm

Gia (Homalium minahassae Koord.)


Karikis sela (Sul); lagumute, kationgar, kationgai, logoemoete (Mal)

2 mm

Gia (Homalium tomentosum (Vent.) Benth.)


Delingsem, gerinseng, wadang, dlingsem, kibodas, gelingsem, gelingseni, delisem (Jw); kaladdo, keleddo (NTT);
neku, kaladdo, lanoeng

| 85
2 mm

Gmelina (Gmelina moluccana (Blume) Backer ex K.Heyne)


Titis (NTT); toehoe, kayu piti, tur tuhu (Mal); ankieeoe, anjoes (Pap)

2 mm

Gopasa (Vitex cofassus Reinw.ex.Bl.)


Sassuwar (Pap); gofasa, gupasa

2 mm

Hirung (Nyssa javanica (Blume) Wangerin)


Mendung, kapi dengkung, wuru gading, kiroeng, hiroeng, gedangan (Jw); medarah, medang seloewang, madang
katanahan, tales tjabe, modang sangkotan, si kibai, madang toei, boenga sempal, sangketan benang, medang sepat,
talas sowa-ba, patjar kidang, kalimbangbang, medang tai kambin, balam (?), poentat, bibiroes? (Sum); medang
bamban koening

86 |
2 mm

Kandis (Garcinia celebica L.)


Baros, manggu leuweung, cerei, mangoe leuweung, manggisan (Jw); kirasa, kira, damboe lotong, tandoek-tandoek,
kalaero (Sul); beko, pegaris, sinoreh, kifrant, hepran, dapdappen, baba, laoesoer, hoesor, dopdopen, empierake,
lahoesoer (Mal); sikoep, manggis (Kal); beroewas, beroewa, baroeas, kiras, sibaroew e’h batoe, boeno (Sum);
perada (Bali, Lombok)

2 mm

Kandis (Garcinia nervosa Miq.)


Anglau, beruas, selapan, anglau fatoeh (Sum); selapan, manggis, manggis oetan, melapan, boetoeh, melempang
(Kal)

2 mm

Kasuari gunung (Libocedrus arfakensis Gibbs.)


Dauti, matu (Pap)

| 87
2 mm

Keledang (Artocarpus altissimus (Miq.) J.J.Smith)


Medang ara, lempato (Sum)

2 mm

Keledang (Artocarpus dadah Miq.)


Majang tarap (Sul); tapang, poedak, tampang boeboer, roepas (Sum); galing, tampang darah, tampang, tapang
kidjang, njatoh, beto, betoc, njamoet: biloeli (Kal); toetoen boefi; boefi oeding; tampang serikan; tampang keridi;
tampang binar

2 mm

Keledang (Artocarpus fulvicortex Jarrett)


Tampang regis, tappang (Sum); tamapang regis; kelempatok

88 |
2 mm

Keledang (Artocarpus gomezianus Wallich ex Trecul.)


Medang gadjah, balam soedoe, tapang mooi, kilulun (Sum); tampang (Sul); kerteuj (Jw)

2 mm

Keledang (Artocarpus kemando Miq.)


Poedoe, attarodan, tampoe niah, kepur, merana (Sum); tarap oedang, bontorong, tegeboet, boeah, tampang
goenoeng, poeroe, poedoe, katiau, poerau, kian, boeah, poedoeh, pudu; nangka air (Kal); nangka air; koedoe;
tenam; nenangka

2 mm

Keledang (Artocarpus nitidus Trecul)


Melasi = selangking, (Kal); tampang (Sum); kelangkin (Mal)

| 89
2 mm

Keledang (Artocarpus rigidus Blume)


Kasar (Nankan); barok, tapang karidih, tawan, majang tarab, poerin, medang nangko, tjempedak hoetan, tampang
dadak, katepoel, tempoenik, tampang rian, purin, medang nangko, perean (Sum); kelidang; podjan, entawa pintau,
poejan; kaloentan, poejan, tempoetoe, tempoetoe, tewadak banjoe, pekalong, mentawah sengajan (Kal); tjebeda
salahoeri; hotofoel (Sul); keledang; tampang sarikan; perian

2 mm

Kembang semangkok (Scaphium macropodum (Miq.) Beumee ex K.Heyne)


Kepayang, merpayang (Sum); tempayang (Jw)

2 mm

Kempas (Koompassia malaccensis Maing.ex.Benth.)


(m)engris, (h)ampas (Sum, Kal); keranji (Sum)

90 |
2 mm

Kenanga (Cananga odorata (Lamk) Hook.f.et Th.)


Nuari (Sum); kanaga wangi, wangsa, sandat (Bali); sandat wangsa, lalingiran (Jw); wangurer, wale im puket,
raringidan, amok, kumpul, pumpun, luit, wamggulita (Sul)

2 mm

Kendal maesa (Ehretia accuminata R.Br.)


Kendal, kendal kebo, kendal maesa, sembung ijo (Jw)

2 mm

Keranji abang (Dialium procerum (v.Steenis) Stey.)


Merbau merah, maranji, tica pinang, djao, keranji abang, paoeh roesa, kerandji abang, kaning, kayu lilin, teseh,
tapoi, tape ingong, balam pao (Sum); njamoet (Kal)

| 91
2 mm

Keranji kuning besar (Dialium platysepalum Baker)


Menggeris (Sum); koerandji, kerandji, kerandjie, an, djan, kerandji koening besar (Kal)

2 mm

Keranji masam (Dialium indum L.)


Kranji, krandji sangsam, terpandi, gorantji rawang, kuranji, krandji sangsam (Sum); kerandji masam (Jw); kerandji,
kedjogong, tanjau, djan, sesap, koerandji, keloedjoe, kerandji papan, kerandji bawang (Kal)

2 mm

Ketarum (Afzelia javanica J.Leon.)


Ki djoelang, kidjoelang tandoek, kidjoelang kapas, kidjoelang (Jw); hataroen, merbau asam, ketaroem (Sum)

92 |
2 mm

Ketimunan (Timonius timon (Sprengel) Merr.)


Ketimon, timbu (NTT, NTB); timon (Mal)

2 mm

Ki julang (Afzelia rhomboidea Vidal.)


Marbau (Sum); taroem; merbau tandoek; koepang

2 mm

Ki langit (Garuga floribunda Decne)


Kayu kambing, boo, wooe, boehoe (Sul); kayu kambing, feoe, waoe (Mal); ki langit, wiyu (Jw)

| 93
2 mm

Klepu sapi (Hymenodictyon excelsum Wall.)


Djabon, binding gelatah, jati awing, klepu sapi (Jw); hafe (Kupang); tohoeboela, jubar, sanga pat, tur = tuhubula
(Mal); tamata, kaoe; kakompono fatoe (Sul)

2 mm

Krinjing daun (Helicia excelsa (Roxb.) Blume)


Krinjing daun, tutun lasurimanu etem (Sum); marabomban (Kal)

2 mm

Kupang (Ormosia calavensis Azoala ex Blanco)


Aamanoa, niel, k. (Mal); kohobesoetara, k. (Sul)

94 |
2 mm

Kupang (Ormosia macrodisca Baker)


Toeha gaboe (Sum)

2 mm

Kupang (Ormosia sumatrana (Miq.) Prain)


Koepang benar, simau fatoeh (Sum); tjae pohon (Jw)

2 mm

Laban bunga (Vitex quinata (Lour.) F.N. Williams)


Gofasa (Sul); ketileng, laban

| 95
2 mm

Lancat (Mastixiodendron pachyclados (K. Schumann) Melchior)


Koerdop, sijek (Pap); modjiu, raimagogo, langtjat-langtjat, oeto, momodjoe, rai, simamo, soga, sijek (Mal)

2 mm

Leda (Eucalyptus papuanum F.v.Mueller.)


Ohong, ohong mikat, ohonggawa=ohong beti (Mal)

2 mm

Limpato (Prainea limpato (Miq.) Blume ex.Heyne)


Limpato, tampang lemasa, tampang reges (Sum)

96 |
2 mm

Ludai (Sapium baccatum Roxb.)


Loedai, handoelpak, banai etem, maje, toei,k memaje, medang itam, seloepik, merbatoeng, andoelpah harangan,
damar kulihap (Sum); banai item; banai de'lok; banai pajo; doelpak dollong (Sul); tembesoe (Kal); bedi; mosong, k;
loedai kantjil; bedie

2 mm

Makadamia (Macadamia spp.)


Tomakoe = tenapoe, balo molaba, kandjoeli, lila bai, terande, tinapoe, tomakoe = tenapoe (Sul); balomolaba,
balomotea, kaoe

2 mm

Mahang putih (Macaranga pruinosa (Miq.) Muell. Arg.)


Sapik lajang-lajang, tjoeping-tjoeping, mahang tampoe alas, meloekan, tampoe mahang, soeping-soeping, berasang,
berasang abang, mahang putih, mengkerang wurung (Sum); langsang, empapan, sanga-sanga, poerang, sanga-sanga
: angelah (Kal); warari (Mal)

| 97
2 mm

Mahoni (Swietenia macrophylla King)


Mahonie, mahoni, mahoni daun lebar (Jw)

2 mm

Mahoni (Swietenia mahagoni (L.) Jacq.)


Mahonie (Jw)

2 mm

Malas (Parastemon versteghii Merr.& L.M.Perry)


Mangu, akwai, sosowa, hahah, sosopi, sinore, smoreh, sinoreh, nongu, jadem, heme, bobiriti, gowaja oetan (Mal);
sinoree, sosopi (Ir); milas lilin (Sum)

98 |
2 mm

Mangir (Ganophyllum falcatum Bl.)


Ki angir, katingan (Jw); tapus, kopangir, simaran dalehat, tapoes (Sum); sangi, keranaisoe (NTT); konaioe,
marasoelo (Sul); seboea, k., sagadji, k., raboem sairia, ai, otepe (Mal); beroep, sihara (Pap)

2 mm

Matoa (Pometia pinnata J.R.Forster & J.G.Forster.)


Lempir, laungsir (Jw); kasiah, kungkih, kasai, pakam, ganggo dadih, kasie, pakam tandoek, kongkir, pakam, ekoako,
kaseh, landoeng, kose, moeladjadi, koengkil (Sum); laute'ne'ng bajo sejoek; pangah k, kempil koejat, kasoi,
temposot, bilajang = djari-djari, kotep, geloenggoeng, panga, boeah, djampango, singkoeang, djampanga, landoer,
bakasai, singkuang, galunggung (Kal); lauteneng boeloeh; boetoengale, nottoe, leoetoe, towa (Sul); rokong (NTT);
kase mongkoeni; kase mongkoeni; tawan mendak, tawan; dar, matoa, walo; motoa, loto, loera, rante k, oesana,
goeran, kai, tawan daoen aloes, matoa = merah, k. maana, k. hamoenggang, satar, manawang = tawang, paya, tawan
pehi, kafiva, peloeli, tawa, waroe, ikoe, oreke = orke, ngaeke = ngaahe, hatobu = matoa (Mal); pop, kaam = mehoei,
kaam, ihie, senaigoenoeng (Pap)

2 mm

Medang (Actinodaphne glomerata (Blume) Nees)


Huru dapung, huru meuhmal (jw)

| 99
2 mm

Medang (Actinodaphne glabra Blume)


Huru payung (Jw)

2 mm

Medang lasa (Notaphoebe umbelliflora (Blume) Blume)


Ki kawat, madang kapas, woeroe semoet (Jw)

2 mm

Melur (Dacrydium beccarii Parl.)


Kayu embun, awoen, njaoen, tjemara, tjimantan, kaya ciu, kayu alau (Kal); sampinur tali (Sum); hiyang (Mal)

100 |
2 mm

Melur (Dacrydium elatum (Roxb.) Wallich ex Hook.)


Cemara gunung, sampinur tali, sangur (Sum)

2 mm

Melur (Dacrydium junghuhnii Miq.)


Sampinur tali, sangoer, aroen goenoeng (Sum)

2 mm

Melur (Podocarpus imbricatus Bl.)


Sampinoer boenga, sapinorr damanik, sampinoer boenga = beroe, angin k., talas, emboen, angin-angin, sampinoer,
sarre (Sum); roe, k, (Sul); kitjemara, jamuju, djamoedjoe (Jw); bage sinten (NTB); emboe, kadjoe oeamang, toeni,
haoe, peto (NTT); majang mekar, tjemara pandok, (Bali)

| 101
2 mm

Mempening (Lithocarpus bennettii (Miq.) Rehder)


Kepasang, toeri-toeri sipilit, pasang-pasang suluh (Sum); takalet, takaloet, pinanak (Kal); paning-paning (Sum);
kayu gosing, gasing kapur

2 mm

Menamang (Gonystylus velutinus Airy Shaw)


Kayu minyak, menamang, malam, nameng, banitan nirang, marti tandoek, membitisan, minjak, k, nameng (Sum);
besiloeh, bangkirai warek, serunai, pale, lempong, babingkal, besiloeh (Kal)

2 mm

Menjalin (Xanthophyllum amoenum Chodat Syn. X. stipitatum)

102 |
2 mm

Menjalin (Xanthophyllum heteropleurum v.d.Meijden.)


Oewar, tampah besi, medang aer, gading batoe : gelang, medjai, menjalin barah (Kal); medang tangoenan, pedal
hantoe (Sum)

2 mm

Menjalin (Xanthophyllum obscurum A.W.Benn.)


Malaparing, serkaja, mengkudu (Kal)

2 mm

Menjalin (Xanthophyllum stipitatum A.W.Benn.)


Mandjalin, setioep, pendjalin, mengalin, boeah, marlalin, semanta, beloe, sensaniet, beloeh, resak beringin,
katjapuri (Kal); kacapuri

| 103
2 mm

Merambung (Vernonia arborea Ham.)


Nangi (Bali); sembang kuwuk (Jw)

2 mm

Merbau (Intsia bijuga (Colebr.) O.Kuntze)


Kayu besi, sekka (Pap); merbau asam (Kal); ipi, marbou (Jw); doewara, besi, k., linggoea, besi, k, aoe rai, besie, k.,
besi koening, k., ipil, doworo, besi merah, k., ro, doewara (Mal); merbaoe pantai, marbau ajer, pal, marbah, ekithe
(Sum); bajam, gefi, gintom, ipie, ipi, kintom (Sul); fimpi, timpi, ibla (NTB)

2 mm

Merbau (Intsia palembanica Miq.)


Maharan, anglai, ipil, alai, djoemelai, merbauw, djemlai (Kal); ipi, ipil bila, ipi-ipi, geti, gepi (Sul); marbau, mesbo,
merbau, merbou, toeho, marbaw, mereban, merbau gatja, merbau inei, marbau, mesbo (Sum); bauw, sekke, sekka
(Pap); bos, pota, dowora, oerai, falai, besi, k. (Mal); ibla (NTT)

104 |
2 mm

Merbau kera (Crudia velutina Ridley)


Pinang bantjoeng; kedewang, kayu bawe (Kal)

2 mm

Mimba (Azadirachta indica A.H.L.Juss.)


Imba, mimbo, membha, mempheuh (Jw); intaran (Bali)

2 mm

Mindi (Melia azedarach L.)


Geringging, mementin, mindi, mindri, djempinis (Jw); jempinis (NTB); belile, bere, berra, embora, embara, kemel,
lamoa, lemua, menga, mera (NTT); emeten (Mal)

| 105
2 mm

Murbei (Morus macroura Miq.)


Kertiau, andalas, andaleh nasi, andaleh beras, andaleh keratin, kartau batoe, andalek : andolas, kerto tjane, hole
tanduk (Sum); hole tandoek (Sul); kertauw nangka, kertau (Jw)

2 mm

Nyawai (Ficus variegata Blume)


Gondang, kondang (Jw, Bali); kanjilu (NTT)

2 mm

Nam-nam (Cynometra ramiflora L.)


Kateng, kepel, wunut (Jw); kojokat, metombo wolawo, njamoe, katji (Sul); kampoes oek, awanaben (Mal);
kaam (NTT)

106 |
2 mm

Nyatoh (Ganua coriacea Pierre)


Majang pinang, balam sirindit, bengkoe (Sum)

2 mm

Nyatoh (Ganua motleyana Pierre)


Satan, koetijau, ketian, katiau, njatoe babi, loeba boeah, loeba lagar (Kal); bengkoe, pengatosan, gadis, k., ketiau,
toemoe (Sum)

2 mm

Nyatoh (Madhuca betis Merr. Syn. M. philippinensis)


Puntik (Kal); lotoo tulu, sulewe (Sul)

| 107
2 mm

Nyatoh (Payena acuminata Pierre)


Tandjoeng goenoeng, tandjoengan, lemati, santenan, tanjung (Jw); njatoeh bakam, balam doerian, majang damanik,
majang lesak, balam, bale'm tambaga, geneng, poenti, majang, balam doerian, balam ketiau, balam beringin, balam
timah, balam soedoe, balam,k , balam seminai (Sum); balam timah; majang boelan, simar-taroetoeng (Sul); ketiau
goenoeng, njato, njatoeh koelan (Kal); balam; kantan, k.; balam soentek

2 mm

Nyatoh (Payena leerii Kurz.)


Koelan, koelan k, soendik, soende-soende, soende, sondek, balam soentai, kulan, rulan k., leting (Sum);
baringin (Kal)

2 mm

Nyatoh (Lucuma maingayi Dub.)


Damar; doemai, gamai, balam tjoebadak (Sum); lewang, labang (Kal)

108 |
2 mm

Pangsor (Ficus fistulosa Reinw.ex Blume)


Beunying, wilada (Jw); kujajing (Kal)

2 mm

Parak (Aglaia argentea Bl.)


Tanglar, sido, hoeroe kadoe, kesemeg, bajoer, bangsal (Jw); doerenan (Bali); soerian, soeloek k., lasadondri, balik-
balik, bajoer, bali angin (Sum); tjalik, ajoepoeloe, daan rintek, nogoe lantat (Sul); losa-losa (Mal)

2 mm

Parak (Aglaia tomentosa Teijsm. &Binnend.)


Balam tandoek, madang palapak, ganggo (Sum)

| 109
2 mm

Pasang (Quercus lineata Blume)


Pasang emprit, pasang jambe, pasang celeng, pasang beunjeur, pasang pasang seueung, pasang beureum (Jw);
hoting toeri-toeri, toeri-toeri (Sum)

2 mm

Pasang (Quercus treubiana von Seemen)

2 mm

Pedali (Radermachera gigantea (Blume) Miq.)


Kekapong toewi, kapang, radjamotton, ririh, simar-saloedang, andarlangit, toei, talas (Sum); soendoer-langit,
djamboe-djamboe (Sul); toeih; koeloet berilang; kedali (Jw); pedanten (Bali)

110 |
2 mm

Pedali (Radermachera glandulosa (Blume) Miq.)


Ambal, ki pahit (Jw); tuwi gadang (Sum)

2 mm

Penggal buaya (Zanthoxylum rhetsa Roxb.) DC.)


Kayu lemah, kayu tana, ki tanah (Jw)

2 mm

Perepat laut (Sonneratia alba J.E. Smith)


Parapat (Bali); bogem; beropa, balomba-peropa, pe're'pat, biropa, kedaboe, perpat haut (laut) (Sum); tamentao,
tamentao, popa, popa panda (Sul); perepal, perapat laoet (Kal); ropa (NTB); bowak, repo-repo (NTT); manggi-
manggi waatoe, kofot, karamane, pos-pos = perapat, pos-pos, tapako (Mal)

| 111
2 mm

Perepat laut (Sonneratia ovata Backer)


Pedada, perepat (Sum)

2 mm

Perupuk (Lophopetalum beccarianum Pierre)


Aras, bulalangabuk, dual bukit, galagak paroepoek, apontingan, belabak (Kal)

2 mm

Petaling (Ochanostachys amentacea Masters in Hook.f.)


Petikal, patahar, goi, goee, ge, goeroe, ge boenga, pitatar, ketabal, petatal, petatar, ketalen koening, ketalen poetih,
kelat oebar (Sum); ampalang, empilung, nahoem, nahun, petikel, petikal, ketikal, katikal, poentalin, marpak boera,
beroeng, tirong, piroeng, njiang, k., satan bagioek, owos, toemboeng asoe, lembasoeng, tilokot, gading boelan,
empiloeng, ohas, ketoekal, nasom, nasoem, bake, ketikar, djamboe-djamboe, djamboe-djamboe matjela, retap
batoe, koening, hampiloeng, oeba, ampiloeng, ampalang, tilokot, njamoet, gronan, gronem balang, piloeng, entikan,
entikal, pempin boelan, medang holalang (Kal)

112 |
2 mm

Pinang (Pentace adenophora Kosterm.)


Roetjoet, ketinjak (Kal); marabadi (Sum)

2 mm

Pinang (Pentace polyantha Hassk.)


Sirantih andilan (Sum); koerandji : tembarangos, tinggi akar (Kal); Kitahun (Jw)

2 mm

Pinang bai (Gonystylus macrophyllus Airy (Miq.) Shaw)


Pinang bai, pinang baek, menamang (Sum); garu kapas, garoe tandoek, ki laka (Jw); garu campaka, paechato etoep,
melingkat, medang keran, garoe betoel (Kal); oedingkiri, riewala, mangerai, madoeras, aha (Mal); garoe (Sul)

| 113
2 mm

Pulai keras (Alstonia spectabilis R.Br.)


Legarang, legaran, djarang, langkorang, aru, k., lamgkorang, legaran (Jw); pole, loi, koelitaba, heli, pohleh, pora,
polo, seoe, haoe, (NTT); oli (Pap); saoeng ponisi, kaoetandoe, moetea, asira, loe, mantati, bintino, loi (Sul); poelai
(Sum); beti, ardakoel, toelangodakai, poela batoe, lobi-lobi (Mal)

2 mm

Punak (Tetramerista sp.)


Kayu malaka (Sum); carega (Kal)

2 mm

Puspa (Schima wallichii (DC.) Korth.)


Madang gatal (Kal); seru (Sum, Jw)

114 |
2 mm

Putat (Planchonia valida Blume)


Putat kebo, poetat kibo, hantap, butok, woeroe (Jw); telisai, kelempiloeng, daet, tai, k., pintai, doet, telesai (Kal);
keloesi, poetat lembik, haoe dara, koelit dasih (Sum); ketipoe, bentenoe (NTB); ipil, tapaloe, wenoe mongkoeni,
intjalen, lotoo, kaoelo, tapoloe, lotoo bintalohe, wewoe, palentoema, beboe, namboe, mambu, meoe, saroe-
monggane (Sul); wala, menaha (NTT); makakai, nandara, imaa, imara, jale, kwaw, wanas, tipaka (Mal); dje (Bali,
NTB)

2 mm

Putat (Planchonia grandis Ridley)


Jonger, telikai, telisai, malau pedara, djonger, lihai, pelikai, kawi (Kal); putat talang (Sum)

2 mm

Putat (Planchonia papuana Knuth)


Imaa, inara, makakai, tengkwo (Pap); nandara (Mal)

| 115
2 mm

Ramin (Gonystylus bancanus (Miq.) Kurz.)


Gaharu buaya, lapis koelit, matakeli, poelai miang, geharoe boeaja, baloen koelit, setalam, paechaoetoep (Sum);
gaharu buaya, medang keladi, medang keran, menjan (Kal)

2 mm

Randu (Bombax ceiba L. Syn. Ceiba pentandra)


Kapok kalingi (NTT); randu agung (Jw)

2 mm

Rengas tembaga (Gluta renghas L.)


Kayu rengas suloh, rengas burung, rengeh, rangeh, gengas (Sum); rengas tembaga (Jw); djinga, rangas (Kal)

116 |
2 mm

Saga (Adenanthera microsperma Teijsm. & Binnend.)


Segawe (Jw); kimambra, wari ai, matjak, remon ai (Mal); senbriens (Pap)

2 mm

Saga (Adenanthera pavonina L.)


Kitoke laut, saga telik, segawe sabrang (Jw); wadjo (NTT); welapoete, konsiwela, kokobih, kokobeh, koepang (Sul);
liki merah, matanica (Mal); baroenggai dotan (Sum)

2 mm

Salimuli (Cordia subcordata Lamk.)


Kalimasada, ki minjak, kanabe (Jw); kanawa, salimoeli, emboni laoet, salamoeli, saknawe, kanan, dare, salamoeli,
salimoeli, salamoeli, salmoenilaloena (Mal); kena (NTT); binawa (NTB)

| 117
2 mm

Saninten (Captanopsis acuminatissima (Blume A.DC.)


Ki riung, rioeng anak, meranak (Jw); simimpi, tanioe, makaanah, saleka, salarka, layu asa (Sul); pagar anak (Sum);
poedoelan, atoesoewiani, afoe, asoeng, atoe (Mal)

2 mm

Saninten (Captanopsis tunggurut (Blume) A.DC.)


Tanggerireuk, toenggeureuk (Jw); rasak boeloeh, karakah (Sum)

2 mm

Simpur (Dillenia excelsa (Jack) Gilg.)


Sempur segel (Jw); simpur talang; ampaloe, simpoer rawang, enehi, simpur gunung, pisang-pisang, sempur,
simpoer rimba, sisitaee, kayu sempoeh, kalek bakoerat, pisang mawe, simpoer aer, tjipoeh, simpoer waij, simpoer
talang, sippoer, balah falah, peileggoet (Sum); kendikara, boean laki, alangaloeng, kafdjamiking, peroe, djoein,
begihing, kadjamihing, tjoemihin, djengin, djelangin, selegara, kaligara, oerib, dehara (Kal)

118 |
2 mm

Simpur (Dillenia indica L.)


Simpur air, sompo, soeroemah de’lok (Sum); simpur air, sempur cai, sempu (Jw)

2 mm

Simpur (Dillenia obovata (Blume) Hoogl.)


Simpur rimba, simpur talang, simpoer toelang, sepoe talang (Sum); sempur batu, sempoer, sempoer lilin, simpoer,
tempoe (Jw)

2 mm

Simpur (Dillenia ovalifolia Hoogl.)


Karu ai, wada-jouw (Pap); ai karoe, asoer, wadajan (Mal)

| 119
2 mm

Simpur (Dillenia papuana Martelli)


Kamyemeye, kaigabar, jao, merah perempoean, airaboenuarai, koemero (Mal); mayonga, kiep, majongga,
majonga (Pap)

2 mm

Simpur (Dillenia pentagyna Roxb.)


Janti, sempu, djoenti, sempoe, sempoer (Jw); tawro, rondomi (Sul); kahalalo, papoenoek (Mal)

2 mm

Simpur (Dillenia pulchela (Jack) Gilg.)


Jaha keling, simpur paya, simar pinosa, doengoen, mehiper, perepat darat, simpo, simpoel, simpoer paja, pereat
darat (Sum); debah lulus, simpoer, ilas (Kal)

120 |
2 mm

Simpur (Dillenia sumatrana Miq.)


Surumak delok, soeroemah de’lok, sipang-sipang, wahom bouho, ranggoeng (Sum)

2 mm

Sindur (Sindora beccariana Backer ex de Wit.)


Sasundur, merdjang, anggi, saparantoe, maridjang, sinapar, sinampar, anggi suda kura (Kal)

2 mm

Sindur (Sindora bruggemanii de Wit.)


Tapak-tapak, merasaman, moralanderan, anggi, samparantoe (Kal); tampora antu, kayu sindoro, poehoe kajoe,
kapas hantoe, tanggabangka (Sum)

| 121
2 mm

Sindur (Sindora coriacea Maingay ex Prain)


Malamari (Sum); boelan, tampar boekit (Kal)

2 mm

Sindur (Sindora galedupa Prain)


Galedupa, k., ay goa, besi, k., linggoea dewora, besi papua, k. (Mal); membingo, minja (Sul)

2 mm

Sindur (Sindora irpicina de Wit.)


Suda koira, tampar hantu, kasindur, kasindoer, hansajang, sensaniet, gasoeroen, soero (Kal)

122 |
2 mm

Sindur (Sindora leiocarpa Backer ex K.Heyne)


Sindur, marijang, kili, semokot, maridjang, toelih, k., soelan, soelau, resak goenoeng, salau, anggi, merdjang,
saseroet, sasoeroet seperhantoe, rasak, sansaniet (Kal); sindur, malapira, malapari, melapari samparatoe, moesang,
k., kempas lojang (Sum)

2 mm

Sindur (Sindora velutina J.G.Baker)


Sindur, kaparantu, malapari (Sum); bulan, k., senampar, soeran, maridjangan, anggih, tampar hantoe, soelau,
sensoniet, ensoenoet, sepatir, soewapa, sinampar (Kal)

2 mm

Sindur (Sindora wallichii Graham ex. Bentham)


Tamparhantu, kampas hantu, tapak-tapak, petir, samparantoe, kapos hantoe, kapas hantu, amparak, tani parate
(Sum); mahasindut (Kal)

| 123
2 mm

Sonokembang (Pterocarpus indicus Willd.)


Angsana (Jw); tjampaga, tjendana laki, nara, kemang koening, kenaa, antana, matani dinaf, matani naif (NTT);
linggoa batjan isimerah, lingga batoe, nala, boet, k., linggoa, linggoa pantai, lenggoea kastoeri, linggoea kestoeri,
linggola, linggoea, linggoea batoe, tjempalo, linggoe gaba, ingi, poengalai, nola-noea, na, lingoea, benggoe, ligoea
pepoea, ligoea kasjtoeri, tema k., nanaha, k., etawa, etakwa, wanari (Mal); linggua boerik, oeli, k., tjinrana
kampoeng, tjeurana tauroc, tjendana, sondana, oele baoe, oele, k., tjempaga, tjenrana, kahata (Sul); bemiang,
sieieka, sieka (Pap); lenggoewa, sono (Sum)

2 mm

Suling (Helicia moluccana (R.Br.) Blume)


Ay lomamar dawon kecil, dito ro, suling (Mal)

2 mm

Sungkai (Peronema canescens Jack.)


Jati londo, jati sabrang (Jw); kurus (Kal); soengkai, sekai (Sum)

124 |
2 mm

Suren (Toona sinensis (Adr.Juss.)


Soeren sabrang (Jw); ingoel (Sul); rimau, k. soerian tandoek (Sum); magan, k.

2 mm

Suren (Toona sureni (Blume) Merr.)


Soeren, soeren leuweng, soeen, (Jw); soerian, ingoe, gerpa, soerian amba, limprah, mahadjang, soerian boengka,
serijan, ingoel boenga, lemperah, ingoe-ingoe, baneh porah, mapalo; koemea ( Sum); badoe pora, para, h.,
badoepara, alipega, molopoga (Sul); feoei, djawe, udja, soereng, hoereni, djadjang, aoe adjang, soenian (NTT);
maroa, tomata, etae; arwata, ladeje, wes-oewes, salya, k (Mal); soeren = saren (NTB); mea; mesal (Kal);
soerian abang

2 mm

Tekik (Albizzia lebbeck Benth.)


Ki toke, tarisi, tekik, samparantoe, kajen (Jw); koetasi, temba (NTT); koepang bendri, koepang kederi (Sum); kala-
kala, mololipota, welal, koleo, moniwapoe (Sul); kalak dialoe, kokolbeje (Mal)

| 125
2 mm

Tembesu (Fragaea elliptica Roxb.)


Ki tandu (Jw); tembesu ketam, sampean mas, sipoekan, sepoehan, seloera, famoebe (Sum); tonki-tonki (Mal)

2 mm

Tembesu (Fragaea racemosa Jack.ex Wallich)


Ki canduka, melingu (Jw); kayu si markopi-kopi (Sum); leraa, bangkoedoe (Sul)

2 mm

Tempenis (Sloetia elongata Koord.)


Domeli, tempenis, tempinis paja, teradih, kapinih, tempinis tanah rata, tempinis merah, tempinis poetih, damoli
boenga, damoli djantan, damoeli, basi, k , kamaria, polonangka, tempinis perak, lara bao, pindis ajirit ayam, pindis
sepang, pindis koenjit, polonangka malaba, polonangka, tempinis batang hitam, kepini, (Sum); kapini : kafini,
hapinis, boa (Sul); polongnangka motea

126 |
2 mm

Tenangau, kawoyang (Prunus acuminata Hook.f.)

2 mm

Tengkurung (Blumeodendron kurzii J.J. Smith)


Setraewan (Jw); oendal, babak, medang koenik, kasai = pakam, tafanggeu bala, sikoe kaloeang, bangka boekit,
pantang, goding, k, (Sum); madang gadjah; tawiloeng, takoel goenoeng, kanoelang, sibau (Kal)

2 mm

Tengkurung (Blumeodendron subrotundifolium (Elmer) Merr.)


Makoera, madang soenting, membaloe, medang batoe (Sum)

| 127
2 mm

Tengkurung (Blumeodendron tokbrai J.J. Smith)


Beroewa babi, oekih detan, madang tembakau, batoe, k, kalek kasik, toelang, k., tekoeroeng, katam-katam, kikip,
tjangkarang, kemili oetan (M); niho (E), tekoeroeng, medang tjengkong, medang, (Sum); kakarah, tengkoehong,
kaki tinggi, kemandang, (Kal); batin-batin silai; sijeureuh e'te'm; sinar hoelik hoeling (Sul); tampoei beroeks

2 mm

Trembesi (Samanea saman (Jacq.) Merr.)


Ki hujan, meh (Jw); pukul lima, pokok hujan

2 mm

Tualang (Koompassia excelsa (Becc.) Taubert)


Mangaris (Kal); sialang (Sum)

128 |
2 mm

Tuba tuba (Taxus wallichiana Zucc.)


Sarodja, aho laki, tomboniki (Sum); sampinoer batoe

2 mm

Tuba tuba (Ulmus lancifolia Roxb.)


Pengkih, mota, poengkik, sitoboe hotang (Sum); tjameh merah poetjoek, sambalagi wana (Sul); namoe (NTT)

2 mm

Tuba tuba (Pangium edule Reinw.)


Awaran, kakara, pangi, kopail, il, booija, lakoe foessa (Mal); igoeie = iegoewie (Ir); pangi, mapangi, gam (Sul),
poetjoeng, pitjoeng, potjoeng (Jw); gempangi (Sum); pakem, singkoeang; pajang (Kal)

| 129
2 mm

Tusam (Pinus merkusii Jungh et de Vr.)


Pinus/tusam (Jw, Sum); toesam, kayu sigi, kayu sala, oejam, damar boenga, damar batoe; oejam batoe, damar batu,
damar bunga, uyam (Sum)

2 mm

Utup (Aromadendron elegans Blume)


Ki maja, manglid madja, djalaprang, madja; manglid (Jw); tongon, oetoep-oetoep, oetoep-oetoep, boengo, medang
itam, medang mempaoe, kedondong toendjoek, medang saloewang, oeroep boenga, oetoep batoe, nompi,
melobang, kambaro, wakoeka, malaoewei, medang paoeh, langko, selampai, rebong, k, paoeh-paoeh, medang
paoeh, kedondong kidjai, djelatang boelan, medang tandjung, medang asam, medang tandjung, utap-utap (Sum);
madang tampoeai baroek; asam, rawali, djalat, oewoen, poerang boekit (Kal); poealoa (Sul); tengih; medang paoeh

2 mm

Weru (Albizia procera (Roxb.) Benth.)


Ki hiyang, wangkal, weru (Jw)

130 |
Lampiran 3. Penampang tangensial, radial, dan transversal jenis kayu Kelas Komersial I

2 mm

Ampupu (Eucalyptus alba Reinw.ex Blume)


Ampupu (Jw); anpoepoe, loe, hoei, hoee, kajoe anpoepoe, ampoepoepani = a hoee (NTT); nisir, loeamea, dakaja, ta
beta, niser, dela (Sum); nesri poetih, nisir mea (Mal); golong (Sul)

2 mm

Asam jawa (Tamarindus indica L.)


Asam jawa, asam, asem (Jw)

2 mm

Babi kurus (Crudia ripicola de Witt.)


Lapisan, djemlai (Kal)

| 131
2 mm

Balau (Shorea atrinervosa Sym.)


Semantok tembaga, rasak boenga, rasak bamban, moesarai, damar laoet, seumante doerian, rikir minjak, resak
koenjit, rasak kuning, laroe betina (Sum); mengkawang rabe; tengkawang, mendoejan, pelepak batoe, lembasang
(Kal); meranti hoersik (Sul)

2 mm

Balau (Shorea foxworthii Sym.)


Amperok, lukan (Kal); damar laut daun besar (Sum)

2 mm

Balau (Shorea glauca King.)


Rasak goenoeng, rasak baroe, simantoh loengkeh, simantoh minjak, seumanto, rasak minjak, rasak bamban, resak
padi (Sum); rasak boenga (Sul)

132 |
2 mm

Balau (Shorea inappendiculata Burck.)


Balau daoen lebar, balau, damar laoet koening, damar laoet daoen besar, damar laoet doerian (Sum)

2 mm

Balau (Shorea maxwelliana King.)


Rikir, semantoki minjak, rasak tandoek, rikir minyak, rasak minyak, rikir toelang, rasak pisang, ribih minjak, damar
hitam, medang poetih, rikir lansa, damar bintang, rasak padi, rikir lensa (Sum); rasak boenga, toepe bangal,
meranti koersik, rasak (Sul)

2 mm

Balau (Shorea scrobiculata Burck.)


Kenanga goenoeng, tekam rian, resak, karoep, bangkirai padi (Kal)

| 133
2 mm

Balau (Shorea sumatrana Sym. ex Desch.)


Tjengal koening, rasak koening (Sum); meranti hoersik (Sul); kedawang; kedawang = singkawang

2 mm

Balau merah (Shorea elliptica Burck.)


Damar laoet, koejoeng (Sum); enggelem, tjangal gading pangin, lantan batoe, senggelem, batoe k, banjoeik, tegelam
goenoeng, kontai kasak (Kal)

2 mm

Balau merah (Shorea kunstleri King.)


Semiram, semaran, meranti koelit sapat (Sum); amang besi, toeroe, damar dahirang, djingaan; maha soelit,
malaloeng, mendoerian, bangkirai tigoe, rentioeng, ampreng, benoa, bangkirai, loewi lebar daoen, toejang, djagan,
angeh, damar djangaa, damar pongin, serang lemidin, mahadirang, empatah tandoek, benocah baki, merantioeng,
bakiring (Kal)

134 |
2 mm

Balau merah (Shorea ochrophloia Sturgn.ex.Sym.)


Katoeko andilan (Sum); tengkawang idjoek, lampong (Kal)

2 mm

Bangkirai (Shorea laevis Ridl.)


Bangkirai, benuas, balau tanduk (Kal)

2 mm

Bangkirai tanduk (Hopea dyeri Heim.)


Tjengal, bangkirai tandoek, omang, omang teroeboek, bangkirai batoe, emang boelan, emang telor, emang ganis,
emang besi, damar poetih (Kal)

| 135
2 mm

Belangeran (Shorea balangeran (Korth.) Burck.)


Kahoi (Kal); melangir (Sum)

2 mm

Cemara (Casuarina equisetifolia L.)


Roe, k. ru (Kal); tjamara, wohoe, oroe (Sul); roe = poek; kasawari, k = kweale (Mal); agaroe (Sum)

2 mm

Cemara (Casuarina junghuhniana Miq.)


Bae , aidjaoe (NTT); eru (Sum); tjemero (Jw)

136 |
2 mm

Giam (Cotylelobium melanoxylon (Hook.f.) Pierre ex Heim Syn. C. beccari, C. harmandii,


Vatica leucocarpa)
Resak tembaga, gijam poetih, gijam itam, resak boekil, kelat limau, liman-liman, kedondong bantai, resak linga,
resak tembaga = r. boekit, giam (Sum); resak mentotoh, resak goenoeng (Kal); resak gunung

2 mm

Kedondong (Dacryodes costata H.J.L.)


Oeba, kedoengdoeng, batoe, k, njaboek, poenan, belanak, boeah, poedoerling, poedoerling, limat, kemajau tikoes,
(Kal); si katjang, berbing pinggan, sekiboi, resoeng, rasak babi, batoe k , geronggo, kedondong besi, bunjau, sudur
bajan (Sum); damar-damar, k. (Sul); sepah, boeroeng; meresam poeja; kembajan bekonak, sepah boeroeng

2 mm

Kemutul (Cratoxylum (Cratoxylon) formosum (Jack.) Dyer)


Kemutul, sisio, siembauri, bentoeroa tjela, soeloeng-soeloeng, ampet, ampat kemoetoen, kemoetoel, mastang,
garoenggang, mampat, pate-pate ranka, kaboeaboealo, dori-dori, rorio, temboetoen (Sum); mulun, kasat baku,
pepohan, kasar bakai, boentoen, perinas, rawa rawa tikoes, kayu liat (Kal); bawang (NTB); bariroga kodea pego,
sisiolanggoi, sisioh, parosingan, paringan boelawen (Sul); reineng (Jw)

| 137
2 mm

Keruing (Dipterocarpus crinitus Dyer)


Arioeng, simar-haloeng, djelatoeng boelan, kawan, djelatang bulan, bongang (Sum); bian = keroewing, akas, oewar,
amperok, resak boeloe daoen, amperok, keladan djaoek, tempehes, keladon djaok, bnjaoek keladi, keruing bulu,
keruing (Kal); minyak-minyak, minyak (Sul)

2 mm

Keruing (Dipterocarpus mundus v.Slooten)


Kensoerai boekit, kerosiet, balaoe, mensoerai boekit (Kal)

2 mm

Medang kacang (Dehaasia firma Blume)


Medang katjang, te'loes mas, medang tandoek, medang, madang : rangas, medang lintah, medang toelang (Kal)

138 |
2 mm

Medang tanahan (Dehaasia cuneata (Blume) Blume)


Medang ki, tepoe-tepoe, mesang, medang koening, medang pangkat, medang tanahan, madang taloer, medang
boengkal, medang batoe, medang taroem, medang setoenket, lana k, medang putih (Sum); madang goenoeng,
madang pengoean = martehoeng, medang tandoek, lalan, lalan tandoek (Kal); medang tanahan = m. bamlan;
medang tanakan, medang tirai

2 mm

Meranti kuning (Shorea blumutensis Foxw.)


Temberas, rioeng daoen lebar (Sum)

2 mm

Raman burung (Bouea oppositifolia (Roxb.) Meisn.)


Rawah boeloe, asam djanar, soeroe; senampar, ke'djauw le'pang, oeba-oeba, oeris, k, patjar-patjar, merakasan,
ramania pipit, oempas, talak boeroeng, pani-pani (Kal); oerisan, hormania, gandaria, rengas, raman boeroeng, kelat
merah, resak, loerah, ganderia = ramai, raman (Sum); harmania (Sul); raman padi; koenangan

| 139
2 mm

Rambutan (Nephelium lappaceum L.)


Toendoen, ramboetan (Jw); boeloea, ikoet bijawa, ramboetan, simanglejang, kapas (Sum); djambak (Sul); luing =
buluan = geringgemo, buluan (Kal)

2 mm

Ropinti (Trichadenia philippinensis Merr.)


Bakata : popoenti, sowo (Sum); impriwen, popolan, atitile, waratj, mampernium, aboejet, oge-oga, mamu = mamako
(Mal); popoenti koeni : pampawoe; ankieioe, n'kieoe, goh (mamperiwen) (Pap)

2 mm

Tancang (Bruguiera gymnorhiza (L.) Savigny)


Putut (Sum); tanjang (Jw)

140 |
2 mm

Tapos (Elateriospermum tapos Blume)


Kedui (Sum); tapos (Jw)

2 mm

Trenggulun (Protium javanicum Burm.)


Ketos, bernang, tanggulun, trenggulon (Jw)

| 141
Lampiran 4. Penampang tangensial, radial, dan transversal jenis kayu Kelas Komersial II

2 mm

Akor (Acacia auriculiformis A.Cunn. ex Benth.)


Ki hia (Jw)

2 mm

Api-api (Avicennia alba Blume)


Api api, api-apia nasi (Kal); wapi-wapi mojitomo (Sul)

2 mm

Api-api (Avicennia marina Vierch.)


Api-api (Bali); api-api, saoentapi (Sum); bowak (NTT); api-api, api-api tandoek, api-apia nasi (Kal); wapi-wapi
mojitomo, wapi-wapi nopoetio, molontejapoe (Sul); endrawe, saik, teko (Mal)

142 |
2 mm

Api-api (Avicennia officinalis L.)


Api-api; api-api (Sum); api-api ragajoe (Kal); efi-efi (Mal)

2 mm

Aring pahe (Diospyros maingayi (Hiern.) Bakh.)


Madang tampuai (Sum); aring pahe, maopinang, arang, bine, marpinang, sambibit (Kal)

2 mm

Balau merah (Shorea guiso Blume)


Beraja, damar kenuar batu, damar arioeng, oeloe toepai, merkoejoeng, burukan badju, damar arioeng (Sum); damar
tampih, ambana, pelapak, djagoe, damar beoelin, damar batoe, poetang, damar kanoewan, damar sipoet, damar
koembang, koeping boeroeng, palapak koelatan, bangkirai batoe serangan, damar tampih, lanan, raroe, pakoelin
batoe, djagoe (Kal); gisok (Jw)

| 143
2 mm

Balem juh (Diospyros rigida Hiern.)


Balem juh, balem djoeh (Sum)

2 mm

Baira etem (Ficus nervosa B.Heyne ex. Roth.)


Kemedoe kebo, gambiran (Jw); baira etem, bolongan balai (Sul); apule (Sum)

2 mm

Banen (Crypteronia paniculata Blume)


Rimang, rimong, tjangtjaratan (Jw); madja (NTT); djoewit manting, peraboe (Bali)

144 |
2 mm

Banen (Crypteronia griffithii C.B.Clarke)


Kemajan hoetan, ketaroem (Sum); oewar (Kal)

2 mm

Bantar burung (Dacryodes macrocarpa H.J.L.)


Bantar burung, lentambung (Sum); rarawa pipit (Kal)

2 mm

Bidara (Zizyphus celtidifolia DC.)


Tjeroe (sum); asnasi, babassi, sra'a, tafinakaf, kaboen, fafinahap (NTT)

| 145
2 mm

Bidara (Zizyphus mauritiana Lamk.)


Bekoel = bedoro (Bali); boekol; kaboeka (NTT)

2 mm

Binutan (Radermachera pinnata (Blanco) Seem.)


Pedali, ki (Jw); ririh, sindoer-langit, toewik, rooeta, longai, mentui (Sum); koedjoek langit, binoetan (Kal); tioe, k;
molonggojile (Sul); kapong toewil

2 mm

Bogem (Sonneratia caseolaris (L.) Engl.)


Berembang (Sum); bogem (Jw); perepat merah (Kal)

146 |
2 mm

Buni (Antidesma bunius (L.) Engl.)


Woeni, hoenie, boerni (Jw); sawone, baroene (NTT)

2 mm

Buni (Antidesma ghaesembilla Gaertn.)


Majam menoenggoe; kenjali, kewalot (Jw); poene, silisamo (NTT); tabangi-boeni (Sum); ekatientien, paratina,
(Mal); kemantjing; woeni

2 mm

Bidara gunung (Diospyros montana Roxb.)


Bidara gunung (Jw); morotoalah (NTB); morotombo (Sul); maba matan, m itam (NTT)

| 147
2 mm

Cemara (Casuarina oligodon L.A.S.Johnson.)


Boeanging : oewae matoetoe, agaroe (Sum)

2 mm

Cempaka gunung (Magnolia macklottii (Korth.) Dandy)


Campaka gunung, gempol, baros, manglid (Jw); cempaka rimbo (Sum); karampiloeng boeloek (Kal)

2 mm

Cerry (Prunus javanica Miq.)


Riboet ki, hoentjal, goenoeng, ki (Jw); boenobampo edja, angrit (Sum); melipas, melepas (Kal); meda, dalija
foeroe, fleket (Sul)

148 |
2 mm

Dawai (Canarium odontophyllum Miq.)


Danau majang (Sum); kurihang, dawai, dawi, kembajan rawai, kumbajau, saluan, kembajan,
palang, koerihang (Kal)

2 mm

Duren enggang (Coelostegia borneensis Becc.)


Doeren enggang (Sum); lalisoeng (Kal)

2 mm

Durian (Durio dulcis Becc.)


Lahong, layung, durian bala, kertoengan, derian tinggang, doeren, lorong, lajoeng, sahoeng, lahong (Kal)

| 149
2 mm

Durian (Durio excelsus (Korth.) Bakh.)


Apun, durian daun, begurah, kumpang suluh, kelimsang, doerian anggang, kelentjing, begoerak, koempang soeloeh
(Kal); beberas, poengga, doerian boeroeng (Sum)

2 mm

Durian (Durio griffithii (Masters) Bakh.)


Simartarutung, beberas, doerian daoen, doerian boeroeng, sinar taroetoeng, doerian-doerian (Sum); lai kuyu,
koempang soeloeh, doerian anggang, toewala koejang, alai koejoek (Kal)

2 mm

Durian (Durio lanceolatus Masters)


Kelincing, durian pelanduk, durian anggang, durian anggong, bian, kelentjing, doerian boeroeng, derian tigang,
kartongan, doerian pelandoek (Kal)

150 |
2 mm

Durian (Durio zibethinus Murray)


Durian, ambetan, kadu, duren, doeren, doerian, doerian daoen (Jw); doerian, k., doerian hoetan, adjan, teroetoeng,
doerian ajan, doerian boeroeng, doerian daoen (Sum); kertoengan, derian tinggang, lorong, lahong (Kal); loeria,
larie (Sul); dahiya (Mal)

2 mm

Gandaria (Bouea macrophylla Griffith)


Kamama (Sum)

2 mm

Gelam (Melaleuca leucadendra (L.) L. (cajuputi))


Kayu putih, iren, itahou, kajoe gelang, kayaputi, kayu puteh, poetih, waroe gelang (Jw, Kal)

| 151
2 mm

Gempol (Nauclea orientalis (L.) L.)


Kayu mas (Sul); klepu pasir (Jw)

2 mm

Hati kakatu (Diospyros papuana Valeton ex Bakh.)


Hati kakatoe (Mal)

2 mm

Huru gading (Cinnamomum javanicum Blume)


Medang perwaqs, medang tidje (Sum); sintok (Jw); koelit lawang; oetih delok oeding; modangsitoloe oeroeh (Sul);
tidja, k

152 |
2 mm

Huru leksa (Litsea tomentosa Blume)


Hoeroe koneng, bihbu (Jw); modang tandoek, sangketan kapal koeling, medang bit, medang keladi (Sum); marapaoe
(NTT); medang sangka

2 mm

Huru tangkalak (Litsea glutinosa (Lour.) C.B. Robinson)


Ge'mpoer ke'te'k, kapasan, soesoehan (Jw); kelole, kelele, palole, kelone (NTT); mampoejer, ketjapang tatjek (Mal);
amaka (Pap)

2 mm

Kanari minyak (Canarium oleosum (Lamk) Engl.


Rani kalang bahi (NTT); kanari minyak (Mal)

| 153
2 mm

Kanari jaki (Canarium hirsutum Willd.)


Ki bonteng (Jw); kanari jaki (Sul); mede-mede (Mal)

2 mm

Kapur barus (Canarium maluense Lauterb.)


Kapur barus, lian, moro kolo, mampah (Sul); nanari laki-laki (Pap); sisilo, nasbin, nanari perempoean, nassnun,
nanari laki-laki, tebenge, kanari, aroeb, kwar, mandifen (Mal)

2 mm

Kapur petanang (Dryobalanops oblongifolia Dyer.)


Petanang (Sum)

154 |
2 mm

Kapur sintok (Dryobalanops beccarii Dyer.)


Kapur sintuk, keladan (Kal)

2 mm

Katuko (Parashorea lucida (Miq.) Kurz.


Damar tjirik ayam, katuko, suranthi, damar, iyap, soerandiklimono manis, meranti batoe, itjap (Sum)

2 mm

Kayu napo (Dacryodes rugosa H.J.L.)


Gita cilok, kayu manau, kayu napo (Sum)

| 155
2 mm

Kawoyang (Endiandra rubescens (Blume) Miq.)


Kawoyang, ki bangkong, hoeroe batoe (Jw); kiteroeng, toetoen bonace, toetoen ahelat, ahe’lat pajo, kekep, dadok
merah, edapoedo, medang leting, oewitwit balah (Sum); oewar (Kal)

2 mm

Kedondong bulan (Dacryodes laxa H.J.L.)


Ibabu (Kal)

2 mm

Kedondong kijai (Dacryodes angulata H.J.L.)


Balau pelapah, bantan burung, kedondong kijai (Sum)

156 |
2 mm

Kedoya (Dysoxylum gaudichaudianum A.Juss. Syn. D. amooroides)


Kedoya, ki tai (Jw); mamalapa (Sul)

2 mm

Kelat (Syzygium aquaem (Burm.f.) Alston (Eugenia aquea))

2 mm

Kelat (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.)


Salam, manting (Jw); ubar serai (Sum)

| 157
2 mm

Keledang (Artocarpus anisophyllus Miq.)


Bakil (Sum, Kal); metawa, pupuan (Kal)

2 mm

Keledang (Artocarpus lanceifolius Roxb.)


Keledang, simar-naka-naka, tjoebadak air (Sum); bangsal (Kal)

2 mm

Kelumpang (Sterculia foetida L.)


Kepok; kepoh

158 |
2 mm

Kembayan tikus (Dacryodes rostrata H.J.L.)


Asem begomdang, kembayan bekuwak, kembayan tikus (Sum)

2 mm

Kerambu bulu (Dacryodes rubiginosa H.J.L.)


Bengaya, kembayau, kerambu bulu (Kal)

2 mm

Ketapang (Terminalia cattapa L.)


Ketapang (Jw)

| 159
2 mm

Keruing beras (Dipterocarpus verrucosus Foxw.ex.v.Slooten)

2 mm

Kibancet (Turpinia sphaerocarpa Hassk.)

2 mm

Ki endog (Celtis philippinensis Blanco)


Kaoloeloe, saoengkaro, maramba oloe; poloh, woloe (Sum); waren, bedo-bedo, tatnjo bilik majam, ergahin, loi sisir =
le' sisir, toboitan, kaoe, moentja, auraren (Mal); liloena, merolaoembe (Sul); woeloe, k : morokotoea poete;
koenfatoe, koenfatoe (NTT); beke = begeh, hidowkwa = hidokwa, begeh = bekek (Pap)

160 |
2 mm

Kayu malam (Diospyros evena Bakh.)


Malam, uwar haduk, oewar, goeloengan hadoek (Kal)

2 mm

Kayu siamang (Diospyros frutescens Blume Syn. D. forbesii)


Ki gentel (Jw); kayu siamang (Sum); madang suna (Sul)

2 mm

Keranji utan (Ormosia bancana (Miq.) Merr.)


Saga, koepang, kerandji oetan, lagak (Sum); piling (Kal)

| 161
2 mm

Keruing arong (Dipterocarpus applanatus v. Slooten)


Kelaloep, lelantin, lasang : keroewing (Kal)

2 mm

Keruing batu (Dipterocarpus lowii Hook.f.)


Keroewing batoe, keroeing hidjau, keroewing lekit, damar minjak (Sum); (keroewing) sindoer, sindoer betoel,
bajan, malalin, boenoet, djelmoe pipit, tegelam, bian = keroewing, bian (Kal)

2 mm

Keruing bunga (Dipterocarpus hasseltii Blume)


Palahlar, kawang, k. (Jw); lagan, keruing (Sum); tempoeran; tempoerau, tampoeran, remoean boekit, keruing daun
kecil (Kal); pala (Bali); perahla k.

162 |
2 mm

Keruing daun halus (Dipterocarpus borneensis v. Slooten)


Keroeing daoen alus, lagan (Sum); keroewing sindoer, ompal, bengkajatan, awang boewah, emang keronit,
marasihoeng, tempoedan, mangoei, tempoer (Kal)

2 mm

Keruing gajah (Dipterocarpus cornutus Dyer.)


Keroewing senjoem, ladan, keroewing boei, keruing lebar (Sum); keroeing, karang, keroeing, bajan kwetet,
tampoedan, apot, keroewing, keroewing:tempoedan laki, tempoedau, akas k, martempe, karang (Kal)

2 mm

Keruing gunung (Dipterocarpus retusus Blume)


Damalo, djati pasir (Jw); lagan, sengkawang, minjak k. (Sum); logan tarap, logan borap (Sul)

| 163
2 mm

Keruing kipas (Dipterocarpus costulatus v. Slooten)


Keroewing padi (keroewing) ladan, bajan kwetet, keroep = maa laran, keroewing benar, bian, karoeboeng,
keroeboeng , keruing hijau, (Kal); lelagan, keroewing ; moeara keloeang, (Sum); keroewing boee

2 mm

Keruing keladan (Dipterocarpus gracilis Blume)


Minjak, tenam, bambang, banabang, melekoeang, bembang, keroeuring, damar ketjawai, marnoeng, k, ladan k.,
keroewing daoen aloes, keroewing daun lebar, malabekan, sorilaklab, merluang (Sum); tempoerau, kaladan, alaran;
kaladan, mendjelmoe, latjoe k., alaran, andri, keroeing, karoep, keruwing, tempoedow, keladen (Kal); logan torap,
lagan batoe (Sul); marloewang; tengkeloewangan

2 mm

Keruing lagan (Dipterocarpus kunstleri King)


Lagan daoen lebar, karoeing djamboe, lagan laweh daoen, keroewing minjak, keroewing lagan, lagan, lagan : lagon,
moeara keloeang, keroewing, karoeing djamboe, lagan laweh daoen (Sum); karang, keruwing (Kal)

164 |
2 mm

Keruing latek (Dipterocarpus humeratus v. Slooten)


Lagan (Sum); keroewing, tempoedan (Kal); logan (Sul)

2 mm

Keruing likat (Dipterocarpus rigidus Ridley)


Keroewing merah, keroewing daun lebar, keroeing pasir, keroeing pekat, kroewing lekit, keroewing, lasan =
keroewing daoen haloes, ladan = keroewing daun halus (Sum); toejong, bajau toewoeng (Kal)

2 mm

Keruing padi (Dipterocarpus sublamellatus Foxw.)


Badjan, lagan tandoek, lagan boeih, resak lebar daoen, resak pendek daoen, masiboek (Kal); lagan batoe (Sul)

| 165
2 mm

Keruing pungguh (Dipterocarpus confertus v. Slooten)


Kerubang tundang, keruing pungguh, keruing tempurung (Kal)

2 mm

Keruing tempehes (Dipterocarpus tempehes v.Slooten; D. validus Blume)


Sendara, badjan oehit, bajan, keroep, tempehes, tempehis, ran (Kal)

2 mm

Kledung (Diospyros malabarica (Desr.) Kostel.


Culiket, kledung (Jw); klakur (NTT); pongapoeha, kalaeoro (Sul)

166 |
2 mm

Klicung (Diospyros sundaica Bakh.)


Kayu areng, budengan (Jw); klicung (Bali)

2 mm

Lagan daun halus (Dipterocarpus palembanicus v. Slooten)


Logan torap (Sul); logan daoen halus

2 mm

Landur (Dracontomelon costatum Blume)


Senla, seulang e’te’m, seulang delok, seulang oeding, landoewah (Sum); landur, boenjau kangkang, pitanak, katep,
boenjau kangkang (Kal)

| 167
2 mm

Makila (Neolitsea triplinervia (Blume) Merr.)


Horoe katjang, mendjangan mangklar (Jw)

2 mm

Mara keluang (Dipterocarpus baudii Korth.)


Damar laoet, lagan sandoek (Sum); keruing daun ketjil (Kal)

2 mm

Medang batu (Dehaasia caesia Blume)


Huru kacang (Jw); madang intalo (Kal); medang batu (Sum)

168 |
2 mm

Medang kuning belukar (Litsea firma Hook.f.)


Medang perawas, medang soeloeh, madang karisik , madang taloer, medang lalau, medang koening, berawas
namang, ponto, meang soenggauw (Sum); medang selatan, medang padi, medang perawas, kaboi (Kal); koeloet
kriauw

2 mm

Medang lawang (Cinnamomum subavenium Miq.)


Madang siak-siak (Sul); sabal, ale-ale niari, madang koelit manis, madang koelit manis (Sum); madang koelit manis;
kondongi awoe; medang kayu manis

2 mm

Medang talang (Cryptocarya crassinervia Miq.)


Toetoen taramajang; tampalang oewang, mahanamoen (Kal); beoechanang, adjam, medang poetih, medang (Sum);
mehiraroko (Pap)

| 169
2 mm

Melilin (Diospyros lanceifolia Roxb.)


Awa kehuluh, tuba buwah, melilin, badjoe badjoe e’tem (Sum)

2 mm

Mendarahan (Gymnacranthera zippeliana Warb.)


Kaurah ai, weremah (Mal)

2 mm

Mengkes (Canarium acutifolium (A.DC.) Merr.


Sakenau, bowwie, mengkis, mengkes, k. (Pap); woeakilowoe poete, talaboij (Sul); nangari, matare, motare (Mal)

170 |
2 mm

Meranti kuning (Shorea balanocarpoides Sym.)


Tjengal, merawan, meranti boenga, meranti daoen haloes (Sum); raja, k., benoea, benoea lelajang,
medang batoe (Kal)

2 mm

Meranti kuning (Shorea faguetiana Heim.)


Bangkirai guruk, karambuku lahung, paramuku, tengkawang lanjing, moekoet, marakoenjit, mit, lempong njerakat,
djarakat, boengit, koetoejoeng, bambering, karamboekoe, damar bangkirai goeroek, damar bambering,
karamboehoe mahassam, paramoehoe (Kal); damar sipoet, meranti kepala toepai, damar bocah, tjengal banglai,
tjenge (Sum)

2 mm

Meranti kuning (Shorea gibbosa Brandis)


Damar buah, damar buah hitam gelung, tengon, sengigir, mersapet, markoenyit, oeloe toepai, lampoeng meranti,
damar boeah, kepala toepoi (Sum); mereng-kuyung, damar lampong, meranti elang, damar lampong, tengkoejoeng,
moekoe, damar koening, lempong mit, damar tengkoejoeng, pakit koenjit, merengkoejoeng, monow, mokosilau
(Kal)

| 171
2 mm

Meranti merah (Shorea accuminata Dyer.)


Bunia, meranti hitam batang, meranti sarang burung, meranti rambe dahan, meranti bawang, meranti ambai,
meranti samak benis, meranti hitam batang, meranti boenga, meranti sarang boeroeng, meranti sarang, meranti
roembe, benio, meranti kepala toepai, meranti djoentoh, meranti rambai, boenia-benio, meranti sarang poenai,
meranti roemboe, samaroepa, meranti rambai, meranti kerang-kerang, damat teteh, katoeko, meranti beras,
meranti samaroepa, meranti roembei (Sum); madang koesoen, lempong (Kal)

2 mm

Meranti merah (Shorea hemsleyana (King) King ex Foxw.)


Meranti kunyit, meranti rawang (Sum)

2 mm

Meranti merah (Shorea platycarpa Heim)


Lanan tembaga, pengerawan pepa (Kal); meranti lengkung daun (Sum)

172 |
2 mm

Meranti merah (Shorea rugosa Heim)


Awang belaitok, bankirai lutung, meranti lanan (Kal)

2 mm

Meranti merah muda (Shorea argentifolia Sym.)


Senkajang, seraya pasir, seraya pipit, meranti lilin, maengkon, sepitoendang, sapit oedang (Kal)

2 mm

Meranti merah muda (Shorea leprosula Miq.)


Meranti tembaga, kontoi bayor, lempong kumbang (Kal)

| 173
2 mm

Meranti merah muda (Shorea scaberrima Burck.)


Kontoi entimus, tengkawang kijang, meranti sandakan (Kal)

2 mm

Meranti merah muda (Shorea teysmanniana Dyer ex Brandis)


Meranti bunga tanyung, meranti daun halus (Sum); lintang (Kal)

2 mm

Meranti merah muda (Shorea scabrida Sym.)


Seumarea, meranti galeuë, meranti poetih, meranti pergam, merawan, meranti (Sum); meranti pepak lantai,
pengrawan soerai, meranti tebalang (Kal)

174 |
2 mm

Meranti merah tua (Shorea uliginosa Foxw.)


Meranti daun lebar, meranti kelungkung daun (Sum); pengarawan buaya (Kal)

2 mm

Meranti merah tua (Shorea curtisii Dyer. ex King)


Meranti merah tua, seraja, seroja, seraja boekit (Sum)

2 mm

Meranti merah tua (Shorea ovata Dyer. ex Brandis)


Meranti mandirawan, bankirai lintah (Kal); ketrahan (Sum)

| 175
2 mm

Meranti merah tua (Shorea pauciflora King)


Abang gunung, meranti ketuko (Kal); meranti ketuko, ketuko nilau (Sum)

2 mm

Meranti merah tua (Shorea platyclados v. Slooten ex Fox.)


Banio, meranti cingham (Sum); ketir (Kal)

2 mm

Meranti kuning (Shorea hopeifolia (Heim) Sym.)


Damar kunyit, karambuku (Kal); sirantib limau manis (Sum)

176 |
2 mm

Meranti kuning (Shorea multiflora (Burck.) Sym.)


Damar tanduk, meranti piangin (Sum); puting delatit (Kal)

2 mm

Meranti putih (Shorea bracteolata Dyer.)


Bunyau, damar kedontang (Kal); ngerawan bunga, meranti oedang, ngerawan boenga, meranti tabantan, mesegar,
ngerawan, seloeai, tjengal, meranti jamak, kedontang, ngerawan, meranti sogar, meranti koenjit, malioete, meranti
marsega (Sum); longko, palapak batoe, merakat tembaga, boenyan, enggelam tikoes, damar tahan (Kal)

2 mm

Meranti putih (Shorea assamica Dyer.)


Damar mesegar, pini boti pien (Mal); damar larieh (Sul); sogar baringin nabotar (Sum)

| 177
2 mm

Meranti putih (Shorea hypochra Hance)

2 mm

Meranti putih (Shorea javanica K. & Valeton)


Damar kaca, damar sibosa, mesegar lanang (Sum)

2 mm

Meranti putih (Shorea lamellata Foxw.)


Bunyau, damar parkit, damar tunam (Kal)

178 |
2 mm

Meranti putih (Shorea retinodes v.Slooten)


Balamsarai, damar mansarai, damar merilem (Sum)

2 mm

Merawan (Hopea dasyrrachis v. Slooten)


Damar puteh, tekam ayer, tekam rayap, tekem betoel, tekam kepoewa, tekam (Kal)

2 mm

Merawan (Hopea beccariana Burck.)


Amang jankar, lempong mit, nuas nyerakat hitam (Kal); merawan daoen lebar (Sum)

| 179
2 mm

Merawan (Hopea bracteata Burck.)


Merawan mas, bangkirai amas, nyerakat, resak goenoeng, njerakat, bangkirai omang, bangkirai batoe, lampoeng
wea (Kal)

2 mm

Merawan (Hopea cernua Teijsm.& Binnend)


Temang jankar, damar putih, emang djangkan, tenggerawan, mang besi (Kal)

2 mm

Merawan (Hopea dryobalanoides Miq.)


Merawan seluai, bayang gunong, ranggang wakak, damar katja, djangkang, sibajang air, ketjing (Sum); merawan
seluai, berjangkar, omang telor, bangkirai mahamoen, gagil, poetang, poetang bora, mang, mangboekit, mang telor
(Kal)

180 |
2 mm

Merawan (Hopea ferruginea Parijs)


Merawan dasal, chengal lempong, ngerawan, gangsal, mata koetjing, mata koetjing goenoeng (Sum); merawan
dasal, bangkirai emang, semeroenti, mang telor, damar poetih, damar mata koetjing, awangkit, binkirai, damar
djangkai, resak koelit, bangkirai, tjengal lempong, soepin, mahanam oen, boeloean, njerekat, mangkoelitan,
bangkirai emang, takoengan, awang tanet (Kal)

2 mm

Merawan (Hopea mengarawan Miq.)


Damar mata kucing, merawan benar, merawan haloepang, ngerawan, rangan, rangau, ngerawan, mangerawan,
mengarawan, seloeai, siloeai, rangaw, merawan bunga, merawan telor, pengerewen, tjengal, merawan djanggoet,
merawan taloei, meranti sangal, mengerawan batoe, merawan tandoek (Sum); merawan benar, bangkirai telor,
bangkirai boelan, njerakat, bangkirai tembaga, nyerekat, bangkirai kahoewoet, emang besi, emang djangkar,
omang, damar bangkirai, anggelam, lampong darah, kahoi, tangkarangan, imang (Kal)

2 mm

Merawan (Hopea myrtifolia Miq.)


Luis tunjang, mahanamun, lampengwea, tjengal lempong, damar poetih, boeloean, njerekat, njerakat, mahanamoen,
mangkoelitan, bengkirai, awang tanet, semeroenti, mang telor (Kal); mata koetjing, mata koetjing goenoeng,
gangsal (Sum)

| 181
2 mm

Merawan (Hopea sangal Korth.)


Cengal, merawan jankar, tekem paja, tekam madjak, mahasoelit, lontang aroeng, segap, damar tjengal, rangon,
damar landon, damar koembang (Kal); merawan telor, kedemoet, tjengal, tjengal hitam, merawan tjengal, damar
tjangar, tjangal, tjengal poetih, merawan tahloei, tjengal batoe, meuranti itam, damar koeneng, tjengal moewa,
goegoer ranting, damar mata koetjing, tjengal itam, tjengal boekit, gindiran, timbaloen (Sum)

2 mm

Mersawa (Anisoptera curtisii Dyer ex King.)


Tenam, masawe, keruing kucing (Sum); kenjahoe, k., bantoeh, merantioeng, merbani, penjaoe rebong, tjangal padi,
merbaw, penjaoe grabok, ampreng, marlangot, marlangat, resak tembaga (Kal)

2 mm

Mersawa (Anisoptera grossivenia v.Slooten)


Cangal padi, kantooi, damar kelasi, resak tembaga, merajo, penjao banto, tjengal padi, katooi, koetipoen, kenjaoe,
kenjahoe, k., bantoeh, merantioeng, beroea, bnjaoek lilin, penjau midin, penjan, keruing kedan, merbani, penjaoe
rebong, kelassi, damar kelassi, marlangot, marlangat, kenjo, resak tembaga, ampreng (Kal)

182 |
2 mm

Mersawa (Anisoptera megistocarpa v.Slooten)


Beurmen, doerian daoen, tenam, damar lilin (Sum)

2 mm

Nyangit toan (Diospyros confertiflora (Hiern) Bakh.)


Nyangit toan, malam, tjaroei, daging ajam (Kal)

2 mm

Pulai hitam (Alstonia angustiloba Miq. Syn. A. angustifolia)


Pelaik, toekok, pelawi, poelei, poelai, balam boewai, djeloetoeng, toetoeran pajo, toebak, poele, pelawi, belawi,
tokok, tukak, poelai moetoeng, bonangsa koepal, laorehili, toetoeroen delok, basoeng gaboete (Sum); poelai
goenoeng, mamah, poelantan batoe, djeloetoeng, pelai, loetoeng, pulantan, koebita (Kal); lame (Jw)

| 183
2 mm

Punggai (Coelostegia griffithii Benth.)


Poenggai, regeun, tokoede bekoe, tembaloen (Sum); tongor (Sul); durian antoe

2 mm

Putat nasi (Barringtonia acutangula (L.) Gaertn.)


Alakang (Sul); kacuk (Pap)

2 mm

Ribu-ribu (Diospyros buxifolia (Blume) Hiern.)


Ki merak (Jw); rangkemi, riboe-riboe, kayu rami, pepitis, melalat, malin-malin idjoek, kemboeilan, malin idjoek,
bakah, melalat, meraleh, merlatan (Sum); meribu, soga, koendi, samak, meriboe, sari barangkat, sari berangkat,
tanah melawi, kayu malam goenoeng, sensaniet, koekoeli majar (Kal); baliang, naro, koekoeli majar, kasoepaka,
kajangian, baliang, naro (Sul); tofiri boealawa, ibero (Mal)

184 |
2 mm

Samparantu (Sindora javanica (Koord.&Valeton) Backer ex K.Heyne)


Uku aka, samparantu, tariti (Jw)

2 mm

Saninten (Castanopsis argentea (Blume) A.DC.)


Saninten (Jw); selasik, kandiuk koeroes, iboer-iboer, paning-paning, rasak (Sum); andihit (Sul)

2 mm

Sepat (Berrya cordifolia Roxb.)


Barat daja, baroe goenoeng (Sum); sepat, djatimoeljo : djarakan (Jw); mada-mada (Mal)

| 185
2 mm

Tampar hantu (Sindora sumatrana Miq.)


Sindur, tampar hantu (Sum)

2 mm

Tempudai tunden (Dipterocarpus grandiflorus (Blanco) Blanco)


Keroeing hidjau, keroewing gadjah, keroeng, minyak k. (Sum); keroewing, keroep merah, tempoedan, lasang :
karoewing, resak lebar daoen, apoet, tempoedau laki, opoet, keroewing (Kal)

2 mm

Tepis (Polyalthia lateriflora (Blume) King)


Wanitan; mara keladi, banetan (Kal); banetan itam

186 |
2 mm

Tepis (Polyanthia glauca (Hassk.) F.v. Mueller)


Rongobonti mopoete (Jw); banitan, banitan boenga, bakbaken, dada boeroeng, tamelelaia, kelampai (Sum);
kambalitan poetih, binghoet; banitan poetih, boelan k, dilah (Kal); bajoeh oeding; bajoet oeding silai; tarum,
ngariepar, malaiefer (Sul)

2 mm

Terap (Artocarpus teysmannii Miq.)


Tjempedak aer, saling, gotifoeloe-tifoeloe, tjempedak air, saling-saling, sali-sali, biopako (Sum); salingsali :
salengsala; moeraboea, mamaroegi (Mal); tedoek batoe (Kal); tea, teambaita (Sul)

2 mm

Terap (Artocarpus fretessii Teijsm.& Binnend)


Taewa, kaigoeli, waloli, hoelinewoe, aikwai, maljabba, tamoea, k = jabba, kaj (Mal); koeliboebi; koelibobirongo; babi
tongung; boebi, hoehoeki (Sum); baloh (Sul); poetepgah, behengew (Pap)

| 187
2 mm

Walikukun (Schoutenia kunstleri King)


Semiram, semaran, meranti koelit sapat (Sum); amang besi, toeroe, damar dahirang, djingaan; maha soelit,
malaloeng, mendoerian, bangkirai tigoe, rentioeng, ampreng, mempelam, benoa, bangkirai, loewi lebar daoen,
toejang, djagan, angeh, damar djangaa, damar pongin, serang lemidin, mahadirang, benocah baki, merantioeng,
bakiring (Kal)

2 mm

Waru gunung (Hibiscus tiliaceus L.)


Babaru (Mal); tisuk (Jw)

188 |
Lampiran 5. Penampang tangensial, radial, dan transversal jenis kayu Kelas Komersial III

2 mm

Afrikan tulip (Spathodea campanulata P.B.)

2 mm

Anggerung besar (Trema orientalis (L.) Bl.)


Koerai, anggroeng koeroj, mentangoer sapong (Jw); anggung, neloeng, endeloeng, landajoeng, mawa, endroeng,
singkai, endeloeng, magelong, ka. wae mogan, koewal, indaroeng (Sum); bangkirai = lensehoeng, engkirai (Kal);
randeroeng, njila boenga : kanari soka-soka, lema, wola-a = wolaja, h. kaoe (Sul); deo, lomah (NTT);
kaban kafa (NTB)

2 mm

Arang-arang (Diospyros siamang Bakh.)


Siamang, serang, sorang, maserang, arang-arang, siak menahoen (Sum); tuwih buwa, poeri (Kal)

| 189
2 mm

Balam ijuk (Diospyros hasseltii Zoll.)


Kasemek, semak semak-kesemek, tempoerau, tempoeran (Jw); belang limus, lagan, baloen idjoek (Sum)

2 mm

Banitan batu (Alphonsea javanica R.Scheffer)


Banitan batoe (Sum); oenroliawone (Sul)

2 mm

Benda (Artocarpus elasticus Reinw.ex Blume)


Bendo; bendo soengoe, benda, bendo koenjit, bendo gombong, teureup, bendo kapoer, bendo soengoe (Jw); taro,
kibang, tarok, terap, kerbang, bakil, rtarak, tarap, roelang, kerebang, merboelan (Sum); tarap, tea (Sul); tarap
(betoel), tarap = t. tampoenang, bakil, pekalong, terap : tap, tegap (Kal); te'he'p, terep (Bali)

190 |
2 mm

Bulus (Saurauia bracteosa DC.)


Didil, boeloes (Jw)

2 mm

Buta-buta (Excoecaria agallocha L.)


Kemedjing (Jw); menengan (Bali); boeta-boeta (Kal); bata-bata, boeta-boeta, betak-betak, kokobatoeta (Sum); mata
boeta, lomoeloeto, baiwi, kamjatboeli, maga poeta = m. foeta, makanga foeta, menie k, mamatia (Sul)

2 mm

Celtis (Celtis hildebrandii Soepadmo)


Biempai, sehiega, walik (Pap)

| 191
2 mm

Celtis (Celtis paniculata (Endl.) Planch.)


Aipriton, meiran, kaisoin, mong (Mal)

2 mm

Darah-darah (Knema glauca Warb.)


Kayu bedarah (Sum); ki mokla, theureu pote (Jw)

2 mm

Darah-darah (Knema mandarahan Warb.)


Madang karatih, daro-daro, modang landit, bedarah k, (Sum); toengkoel djongok (Kal); darok-darok (Sul)

192 |
2 mm

Dinga (Artocarpus horridus Jarret)


Sukun (Jw); tampel sela, loewg, laeng (Sul)

2 mm

Durian tinggang (Durio kutejensis (Hassk.) Becc.)


Lai, sekawi, durian tinggang (Kal)

2 mm

Durian daun (Durio oxleyanus Griffith)


Durian daun (Sum); kerantongan, lotong, ladyin tedak (Kal)

| 193
2 mm

Gadeper (Mangifera gedebe Miq.)


Kedepir, gedeperan (Sum); kedepir (Jw); repeh, gadeper (Kal)

2 mm

Gendis (Chisocheton macrophyllus King)


Laoeng-laoeng (Jw); boka-boka, kaloemboek (Sum)

2 mm

Huru madang (Litsea angulata Blume)


Huru manggah, huru madang, wuru kunyit (Jw)

194 |
2 mm

Huru meuhmal (Litsea ferruginea (Blume) Blume)


Huru meuhmal (Jw); pahawak, pahawas (Kal)

2 mm

Huru payung (Actinodaphne procera (Blume) Nees)


Huru payung, nyampu (Jw)

2 mm

Huru sintok (Cinnamomum sintok Blume)


Sintok (Jw); samoeloen, medang sangit, madang lawang, huru sintok (Sum); lawang k. (Sul)

| 195
2 mm

Huru tangkalak (Litsea robusta Blume)


Huru tangkalak, nyampu gombor (Jw)

2 mm

Jabon (Anthocephalus macrophyllus (Roxb.) Havil)


Bangkali, bengkali kataoe, dongkala, bangkali, piaoeng, boloa, bolaa, kataoe, karimama, kokabo, karawa (Sul);
samama, sefei, oemak, sakoe, k., hekiri, seki, koamama (Mal)

2 mm

Jabon (Anthocephalus cadamba)


Jabon, klampean, klampejan, hanja, kampjan (Jw); laran, ilau, telan, toemeh, tawa, towah, taloh, kelempajan,
kelampajan, kelapajan, toeah, toemeh (Kal); emajang, kelampajan, kalampayan, galoepai, galoepai bengkal,
harapean, kalampaian, seriboe naik, galopoi, kelampean, selampean, lampajang, kelampean, lempajan, kelampai,
djohan’ kelampaian, seriboe noek, kelempen (Sum); asapang, worotoea, worotoe, warotaeae, pontoea, bantje
poetih, kokaboe, loiroa, pekaoeng, bangkali, toa (Sul); masarambi (Mal); empoak, saif (Pap); konca, kencari, sentjari
(NTB); kawah, lampajan, kelapan (NTT)

196 |
2 mm

Jati muda (Tectona grandis L.f.)


Jati super, jati mas, JUN

2 mm

Jelutung (Dyera costulata (Miq.) Hook.f.)


Djeloetoeng, poelai nasi, laboeai, djeloetoeng, gapoek, djeloetoeng goenoeng, djaloetoeng : gapoek, djeloetoeng
(laboeai), pidoran, laboeai, djelutung, labui (jelutung) (Sum); pantoeng djarenang, pantoeng tembaga, pantoeng,
djeloetoeng, poeloet, andjaroetoeng, andjaroetoeng, njaloetoeng, djeloetoeng boekit (Kal); jelutung; melaboewai,
djeloetoeng; melaboewai

2 mm

Jengkol (Archidendron jiringa (Jack) I.C. Syn. Pithecellobium jiringa Prain.)


Jengkol, jering, jingkol (Jw)

| 197
2 mm

Jirak (Symplocos brandisii K.et V.)


Kemeso (Jw); koenjit, boengoer, medang paoeh, djoejah (Sum); jinatri (NTB)

2 mm

Karet (Hevea brasiliensis Muell.Arg.)


Kayu karet, kayu getah, pokok getah para

2 mm

Katimuru (Mallotus blumeanus Muell.Arg)


Bungulang peucang, calik angin, katimuru (Jw)

198 |
2 mm

Kayu abu (Saurauia nudiflora DC.)


Ongo benik (Sum); aboe, k., ki leho (Jw)

2 mm

Kayu afrika (Maesopsis eminii Engl.)


Kayu afrika, manii

2 mm

Kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr.


Kitoel paja, kitoel falah, ta'oel, pono, santoer, sentoel, sentol, ketapi darat tempoeroeng, katapi, setol (Sum); ketjapi,
kikatjapi, ketjapi leuweung, balang, kecapi (Jw); mojong koejanga, atier, sitoel, tea maana = besi laki-laki, salma,
salima, hira banga (Sul)

| 199
2 mm

Kedondong manis (Spondias cytherea Sonnerat, Syn. Spondias dulcis)


Coco (Mal); kedondong manis (Jw)

2 mm

Kedondong leuweung (Spondias pinnata (L.f.) Kurz.


Kedondong leuweung (Jw); kacemcem (Bali)

2 mm

Kelumbuk (Pterocymbium tubulatum (Masters) Pierre)


Remiding, meninar, bajoer, keloemboek (Sum); djoeloek langit, mahalimboe, awis bakas, borang baroeng,
biloengkaan, temroh, beleboe, bayur menamang (Kal)

200 |
2 mm

Kelumbuk (Pterocymbium tinctorium (Blanco) Merr.)


Kawoyang, ki bangkong, hoeroe batoe (Jw); kiteroeng, toetoen bonace, toetoen ahelat, ahe’lat pajo, kekep, dadok
merah, edapoedo, medang leting, oewitwit balah (Sum); oewar (Kal)

2 mm

Kelumpang (Sterculia urceolata J.E. Smith)


Bagoran, tjoeng pirit, antap, taleus ki, hoeroe, hantap (Jw); pimping (Sum)

2 mm

Kelumpang (Sterculia macrophylla Vent.)


Kaloengan, kalongan, kedoet (Jw); sewoeloe, seboeboeng, kalau, sobo, kalakalaoe, keloempang (Sum); temangkong,
waroe, kapak djangkang, benoeang, pimping, kempajang boekit, belimbing bintang (Kal); pangi alo, toeoeba, aroem,
(Sul); seheye (Pap)

| 201
2 mm

Kemenyan (Styrax benzoin Dryand.)


Haminjon, kemenyan durame, kemenyan toba (Sum)

2 mm

Kemenyan (Styrax paralleloneurum Perkins)


Teboeh, k., kemenjan, telanan, kemundjen, lopa, kemenjan, karo, geropal boenga, perak, ketaling, doerian daoen
(Sum)

2 mm

Kenari (Canarium apertum H.J.Lam)


Kedondong kijai, kedondong rusa, hioe-hioe (Sum); kedamu bikin, djelmoe pipit, lelemoe koejang, kadoendoeng,
lanamoen, kedamoe bikin, djelemoe, djelemoe pipit (Kal)

202 |
2 mm

Kenari (Canarium asperum Benth.)


Damar jahat, pandjet, soga poejoe, biolo, kanare, solo mi tiey, tahoe toetoe, noi, solo, wiolo (Sul); damar itam,
ipooeta, kenari hoetan, fafnas, k., miidi, k., kam bot, wehaka, ngerehaka, damar itam, damar hitam, tjipao, nasoena
(Mal); kessi (NTB); mengkis, mengkes, k. (Pap); kanang, kertoe, kedoe (Jw); kodjawanda, nangi, nangiwatoe, hetji,
neni, endoeeng, kodja nengi (NTT)

2 mm

Kenari (Canarium balsamiferum Willd.)


Djadjaro, kamakoan (Mal); damar nitih, lemboa, salo, wangkilowoe, kanari intaloen, pala ningko, kompoervoeri
(Sul)

2 mm

Kenari (Canarium decumanum Gaertner)


Kenari sabrang (Jw); kenari besar, glama (Mal); djelapat, jilapat, djelmoe, lomoe (Kal)

| 203
2 mm

Kenari (Canarium littorale Blume)


Mardundung, merasam poejoeh, merasan poetih, merasam poetih, damar pau, kalek djamboe, lalen, h., damar,
damar asam, basang-basang, meranti damar, kemiling oetan, kenari, kedondong sisi (Sum); ki kanari, deluwak (Jw);
koerihang, kawangan, djelemoe pipit (Kal)

2 mm

Kenari (Canarium pseudopatentinervium H.J.Lam)


Tetak toendjoek, asam-asam (Sum); batoe poetih, k., ke’limah manoek, engai (Kal)

2 mm

Kenari (Canarium sylvestre Gaertner)


Kai ia, kenari hutan, kenari janele, wotieir, ia, kai, neilaaj, nanari, siseipi (Mal)

204 |
2 mm

Kenari (Canarium denticulatum Blume)


Madang rabung, merasam poetih, andalhe, asem, k., damargota, tandikeh, bangkiring bola ayoel, ganggo oeding,
damar, resoeng, bangkiring oeding, bangkiring baloh, mawak, malaari, damar itam (Sum); kedamu, kadamoe,
djelapat goenoeng, damar lilin (Kal); kenari utan, langsep loewoeng, raoelan (Jw)

2 mm

Kenari (Canarium dichotomum (Blume) Miq.)


Tuala-tuala, damar lang, kenari rimbo, tatah toendjak (Sum); bangkukuk, djelimoe, moedjilo, moetjih,
mengkeronang (Kal)

2 mm

Kenari (Canarium indicum L.)


Kenari ambon (Jw); kanari ternate (Sul); kanari bagea (Mal)

| 205
2 mm

Kenari (Canarium pilosum Benn.)


Merasam daun halus, surian uding, merasam poetih, kedondong toendjoek, bangkiring sito boeloeng, soerian,
soerian oeding, bangkiring oeding, soerian pajo, damar, damar koenang, medang seraba ba, soerian pajo, anglip
pajo (Sum); damar lilin, batoe poetih, k. (Kal)

2 mm

Kenari (Canarium pseudodecumanum Hochr.)


Tetak tunjuk, asam-asam, tahala, damar ikat, tenikat, djelemo, damar toktakan, toktohan (Sum); engai, djelma,
djelapat gola semoet (Kal)

2 mm

Kenari (Canarium sumatranum Boerl. & Koord.)


Damar lang, benemil, anglip batu, damar goeng, benemil, boewil (Sum)

206 |
2 mm

Langit (Ailanthus integrifolia Lamk.)


Pongoli (Sul); medang tandoek, aroew (Kal); poi, kaoe; kedoengdoeng, mangga (Sum)

2 mm

Langit (Ailanthus triphysa (Dennst.) Alston)


Peroepoek, peroepoek =? pimping moeloeng, ipoe (Kal); oetangeloe tima, kadondong (Sul)

2 mm

Lanjut (Mangifera lagenifera Griffith)


Lanjut, rengas landjoet (Sum)

| 207
2 mm

Luma (Diospyros maritima Blume)


Kunyit (Jw); belu itam perempuan, njaroeme, loema (Mal); kayu itam lewo, kanara (Sul); serang (Sum);
panamolo (NTB)

2 mm

Machang (Mangifera caesia Jack)


Binjai, palong, wani, sem boeah (Kal); balam kemong, biendjai, kemang (Sum)

2 mm

Mahang (Macaranga amissa Airy Shaw)


Meloekan (Sum); mahang ketam

208 |
2 mm

Mahang (Macaranga conifera (Zoll.) Muell.Arg.)


Kromai, poerang = gahoeng, sakoebak, tapak poeroek, sange oetan, bangkahoelai, njangsang lalat, gela, sepoe,
soeboeloe, sanga-sanga, garoeng poerang, buta-buta (Kal); delenge, si mandoelpak, endelege (Sum); ota; sapota
talang

2 mm

Mahang (Macaranga gigantea (Rchb.f.&Zoll.)Muell.Arg.)


Marasang, tjiboeng, ketjoeboeng, madang tapak gadjah, adifa, sengkerpeboeng, simar koeboeng, sekoeboeng,
mendoelang, simbar hoeboeng, simbar hoeboeng, mendollang = mempari, bingkuangan, sekubung
(Sum); mengkoengan, bekoeboeng, seroea (Kal); sapot (Sul); perkat

2 mm

Mahang (Macaranga hosei King ex Hook.f.)


Mahang (Sum); ngelah bini, njongsong, nangsang batoe, sanga-sanga : angelah (Kal)

| 209
2 mm

Mahang (Macaranga rhizinoides (Blume) Muell.Arg.)


Mara, manggong (Jw); sapot, h. (Sul); mail; tampoe boenga, tampoe (Sum)

2 mm

Mahang (Macaranga hypoleuca (Rchb.f.& Zoll.) Muell.Arg.)


Mahang kapur (Kal)

2 mm

Maharangan (Diospyros macrophylla Blume)


Ki calung, areng-areng, ebbenhout, baloeng (Jw); siamang, kayu gajah, tambesi, medang ketanahan, kayu rajah,
haroengan (Sum); salam bibit, toelang tadoeng, boenjau itam, mitem, bolik, waliw, kayu bali, mahirangan,
maharangan, arang, undringan, kayu malam, arang babi, arang baleo, maerangan, galoengan hadoek, kayu itam,
malikoewak, samaq, balioe, arang bakau, arang bekenapoi, arang laki, kiting (Kal); oela, moro oelo, tonga, kayu
latong, maranla (Sul); roka (Mal)

210 |
2 mm

Malapari (Pongamia pinnata (L.) Pierre)


Biangu, tuba-tuba, bana (Kal); belalong balo, besi pante, ambadi, langi boka (Sul); boteis, sikam (NTT); malapari
delok, embawai (Sum); wandjara, ama besi peramuan, tufa, tanaka, samaj, rien, amma, okami, kana (Mal);
kalapari (Jw)

2 mm

Mangga (Mangifera indica L.)


Poeoba, koesig, koesieg, sieka hako, kuwij (Pap); pelem, pelempoh, pelem tjimpleh, polem, mangga hutan, pleman
(Jw); asam koembang, asam boeboek, abawang dotan, loekoep (Sum); taipa dondri, to karoekoe (Sul); mangga
oetan, wasoemar, kwasie, gaja (Mal)

2 mm

Medang kalong (Cinnamomum iners Reinw.ex Blume)


Sintok, sintoh, tjejo (Jw); kitedja; koelit lawang sitoboeloeng; koelit lawang fatoeh

| 211
2 mm

Mempisang (Polyalthia glauca (Hassk) F.v. Mueller)


Karau, banitan, banitan boenga, bakbaken, bajoeh oeding, bajoet oeding silai, dada boeroeng, tamelelaia, tamelela,
kelampai, pandan, k = karan, pandan babi (Sum); kambalitan poetih, binghoet; banitan poetih, boelan k., dilah,
bonhut, binhut, djila; djeles, pendok (Kal); rongobonti; tarum, ngariepar, malaiefer, bakbahan andilo, tetoehoe (Sul)

2 mm

Mempisang (Polyalthia hypoleuca Hook.f.&Thomson)


Tapih kelam; t. saloeang, batbahan, topis, tepis; tepis koelit, tipi, antoei seloeang, katoer = antoei, ridis, banitan,
(Sum); tepis betoel (Kal)

2 mm

Mempisang (Polyalthia rumphii (Blume) Merr.)


Wai fina, wompo, pamelesian (Sul); banitan poetih = mahawar (Kal); langolia wana

212 |
2 mm

Mentibu (Dactylocladus stenostachys Oliv.)


Merebung, sampinur (Kal)

2 mm

Meranti sabut (Shorea dasyphylla Foxw.)


Meranti mendarang, meranti saboet, meranti koenjit, meranti boenga (Sum); meranti galo; keloengkoeng; meranti
baloer = meranti paja; meranti ulu toepai; meranti dekat

2 mm

Meranti melantai (Shorea macroptera Dyer.)


Koening, k., katahan, meranti oedang, meranti mor, kakau, tahan, tah an parai, tahan loetoeng, tahan boeroeng,
tengkawang kedalai, tinggi akar, awang selong, meranti bakau, samaroepa : tjengal, samaroepa damar laoet,
meranti bakau, meranti samak benis, meranti tempaloe, meranti ranek, meranti mangoe, meranti telor, meranti
koenjit, meranti rambai, meranti kepala toepai, meranti kawang, meranti kunyit (Sum); lempong, lalanggai daoen
besar, kakan koening, tegerangan silau: kakan merah, abang lias, damar, bentangoer, loopdapit (Kal)

| 213
2 mm

Meranti kelungkung (Shorea ovalis (Korth.) Blume)


Meranti sepang, keloengkoeng daoen, keloekoem, koejoeng, meranti itam, kelohong daoen, koejoeng merah,
koejoeng poetih, merantie (Sum)

2 mm

Meranti sarang punai (Shorea parvifolia Dyer)


Meranti abang, meranti boenga, meranti oedang, merambai, meranti kapas, meranti pengarawan (Sum)

2 mm

Meranti bapa (Shorea selanica (DC.) Blume)


Meranti merah (Jw); bapa, k = baja, k, sehoe, biahgawa (Sul)

214 |
2 mm

Meranti merumbung (Shorea smithiana Sym.)


Pengrawan patoeng, benoea, lanan beroemboeng, meroemboeng, damar mahamboeng, loetoeng, oeboeng-oeboeng
poetih, kakau, damar lahoeng, lampong, awang, lempong meremboeng, kontoj : koentoei, meranti merah, tjempaga,
mardoengoen, malanti : tjampega, marapi, damar goenoeng (Kal)

2 mm

Meranti sulang sulang (Shorea virescens Parijs)


Madjak, manta ohok, tahan pare, madjah, baoeng, rojo k, marambia, resak minjak, madjalilin, tegelam, beloboenjo,
madja keroewing; kedjangki, kontai raba (Kal)

2 mm

Mersawa daun lebar (Anisoptera costata Korth.)


Masegar (Sum); mersawa daun lebar (Jw); ketimpun (Kal)

| 215
2 mm

Mersawa tenam (Anisoptera marginata Korth.)


Mersawa tenam, resak pantai, tjengal, tjengal poetih, entenam, tenam, gadis, k., marasao, inggiran boeroeng,
emtenam, tembesu talang, kapoeng toewi, masawe, masegar, mesawa (Sum); mersawa tenam, ketimpun, penjaoe
abo, pengaladin, ketimpoen, toekam, perapat hoetan, perapat oetan, mewah batoe, damar miharoe, katimpoen,
damar rasak, penjaoeabo, pengaladin (Kal); damar papan, paire, taire (Mal)

2 mm

Medang tekah (Litsea confusa Koord.&Valeton)


Hoeroe tongkelak, hoeroe minjak, tjareuni, woeroe pajoeng, hoeroe djempino, boeroe koening (Jw); medang tekah
(Sum); lemoeroe, (NTB)

2 mm

Medang bedaka (Litsea resinosa Blume)


Huru pancar, nyampu tjombar (Jw); medang bedaka (Sum)

216 |
2 mm

Pauhan (Buchanania amboinensis Miq.)


Langara, tiomawale, panoeboetan, aben (Sul)

2 mm

Pauhan (Buchanania arborescens Blume)


Rejasa, popohan, getassan, popokan (Jw)

2 mm

Pauhan (Buchanania insignis Blume)


Samak, merasam (Kal)

| 217
2 mm

Pauhan (Buchanania macrocarpa Lauterb)


Sarkoep, tjarikoep, soeak, aben, sarikoep, aotas, moenoekoe (Sul); bengene, bengeng, parroko (Pap)

2 mm

Penarahan (Horsfieldia glabra Warb.)


Nangkan, (Jw); tjemanding poetih, pendarahan (Sum)

2 mm

Penarahan (Horsfieldia globularis Warb.)


Niniwo (Sum); bongomioegoe, kinako = mitoeroe (Sul)

218 |
2 mm

Penarahan (Horsfieldia irya Warb.)


Madang bantei, metangoh dareh-dareh, pianggoe, djeloetoe (Sum); piangoe, marahan, lapak, deraja, mendarahan,
(Kal); noe (Sul); kelapa tioeng

2 mm

Penarahan (Horsfieldia sylvestris Warb.)


Kawo, kimlaoet : popotang, tombok, mokwari ai, mandjaja, kolema, ngego logreman; erkoea, laar, safon, pala daoen
aloes, meirates, kamoerimbo, kameri, amakoehar, makohar ai, hawai, kawah, mitoeroe, kolemana (Sul);
moebranghoe, hieka, bomsi, logis (Pap)

2 mm

Penarahan (Myristica buchneriana Warb., Syn. M. crassa King)


Gala-gala (Pap)

| 219
2 mm

Penarahan (Myristica elliptica Wallich.ex Hook.f. & Thompson)


Sungkit-sungkit (Sum)

2 mm

Penarahan (Myristica gigantea King)


Dedarah, salong, mendora, koempang koempang malam (Kal)

2 mm

Penarahan (Myristica guatteriifolia A.DC.)


Ki mokla (Jw)

220 |
2 mm

Penarahan (Myristica iners Blume)


Kayu luo, ki laka, laka (Jw)

2 mm

Penarahan (Myristica lepidota Blume)


Kaibita-bita, kapieta, maramea (Pap)

2 mm

Penarahan (Myristica lowiana King)


Arang gambut

| 221
2 mm

Penarahan (Myristica maxima Warb.)


Bala falah, dedarah, deraja (Sum); deraja, koempang, darah-darah, darah, koembang, mendara, koempang banyik
(Kal); dara kerah = kambau, k; dara kerah = kamben, k; darah kerah; asap, k =dara kerah = salak, k

2 mm

Penarahan (Myristica sulcata Warb.)


Mong, sikwahi, krikket (Pap)

2 mm

Penarahan (Myristica villosa Warb.)


Gampusu (Kal)

222 |
2 mm

Perupuk (Lopopetalum ledermannii (Loes.) Ding Hou Syn. Solenospermum ledermannii)


Wayarara (Sul)

2 mm

Petai (Parkia singularis Miq.)


Patai, empamai, petai papah (Kal); sago djantan (Sum); arap-alai

2 mm

Pudulan (Saurauia macrantha Smith.)


Poedoelan (Mal)

| 223
2 mm

Pulai (Alstonia pneumatophora Backer ex den Berger)


Poelai (Sum); djeloetoeng, ampalai (Kal); lingaroe epe, kasidoela (Sul)

2 mm

Pulai (Alstonia scholaris (L.) R.Br.)


Poele, poelai, songkop (Jw); goti, poelai gadang, gitoh, k. (Sum); tongkoija, rita, koeija, talanggilala, lingaroe koeni
(Sul); jagiri, soesoek, k., leleko, kiete, jangar, toba, angar, poelei, ehai, loeb, poeli, k., ibong, bintaoe, k., roebi, k.,
tjeratj, ramohi, ai, ninivi, maka, poeleh isi poetih, soesoe, k., poeloek (Mal); bengoei, djakara, pelaik, susu, k. (Pap);
lete, litta, sita (NTT); sihoeng, birisihoeng (Kal)

2 mm

Putat laut (Barringtonia asiatica (L.) Kurz.)


Bitung (Mal); keben-keben (Bali)

224 |
2 mm

Resak (Vatica rassak Bl.)


Rassak, resak tembawang, rasak rawa, resak lagar, resak, balet, resak nangkak, resak lembawang, rasak danoem,
resak air, resak daoen, resak kitaboeng (Kal); buwok (mananri) (Pap)

2 mm

Saga putih (Serianthes grandiflora Benth.)


Molilipota lodehetoboeawa (Sul); saga poetih (Sum); sika maj (Mal)

2 mm

Sesendok (Endospermum diadenum (Miq.) Airy Shaw)


Marea boelan, laboe k, mara boelan, merboelan, madang toebo, madang tapak koeda, koendoei k, modang lasiak,
karibobo, madang sandoek-sandoek, kajoe laboe, sondoek-sondoek, endoelpak, simar antipa, simar gambirie, mara
boelan, bajan, njelanding, alibembang, alibembang sesondo, sesando, medang koelit kandel, medang laboe,
alifambang/sendok (Sum); balik angin poetih, pempiring; piring-piring, boelan, sakakapas, pajang goenoeng,
lempaoeng, emboelan, bemboelan kampahong abang (Kal); koeloet bawang; garoeng (Pap); modang kombiri (Sul)

| 225
2 mm

Sesendok (Endospermum moluccanum (Teijsm.& Binnend.) Kurz.)


Kelindji, boengkoel tekojo, hajawak (Kal); peneparoi, kori, teneparai, oerijk, ori, iro, meprai = bipraai, pea-pea
(Sul); njejdie = njebi (Pap)

2 mm

Sesendok (Endospermum peltatum Merr.)


Mapoopo (Sul); kasidoer (Kal)

2 mm

Sloanea (Slonea sigun Blume)


Beleketebe, badak ki, tebe, sampang ki (Jw); sibelah kajoe, madang poeloet-poeloet, madang loemai, bintais,
madang kasoembo, rasak tanbilik, beka kajoe, seroemping, patah peliang, peungo poetih, pertek, ramplam, (Sum)

226 |
2 mm

Tabu tabu (Polyosma integrifolia Bl.)


Beleber, loengloem ki, hondje ki, handje ki, djeboeg ki, hoe-oet k, kijebug, bleber (Jw); anoentoes delok (Sum)

2 mm

Tenggayun (Parartocarpus venenosus (Zoll. & Mor.) Becc.)


Bulu ongko, purut (Jw); pejatai (Kal)

2 mm

Terentang (Campnosperma auriculatum (Blume) Hook.f.)


Antumbus, madang rimueng (Sum); hamtangen (Kal)

| 227
2 mm

Terkuseh (Serianthes minahassae (Koord.) Merr. et Perry)


Perkoeseh, sombar (Sul)

2 mm

Upas (Antiaris toxicaria Lesch.)


Ancar (Jw); tatai (Sum)

2 mm

- (Saurauia spadicea Bl.)

228 |
Penerbitan buku ini dibantu oleh:

You might also like