You are on page 1of 14

MAKALAH

Tugas Mata Kuliah Ikhtiologi

Membuat Aspek Biologi Ikan Nomei

(Harpodon nehereus)

Oleh : Heni

NIM : C1101221013

Dosen Pengampuh :

Dr. FX. Widadi Padmarsari S, S. Si., M.Si

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

PONTIANAK

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, pemelihara seluruh alam
raya, karena atas limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas
makalah mengenai aspek biologi Ikan Nomei (Harpodon nehereus).

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari isi, bahasa, serta penulisannya. Hal ini disebabkan karena keterbatasannya penulis dari segi ilmu
pengetahuan, bahan atau data, dan juga waktu sehingga penulis mengharapkan adanya masukan yang
membangun.

Terselesaikannya makalah ini tentunya tak lepas dari dorongan serta uluran tangan berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi kepada Ibu Dr. FX.
Widadi Padmarsari S, S. Si., M.Si selaku dosen mata kuliah Ikhtiologi, serta teman-teman yang turut
membantu terselesaikannya makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan dan
ketulusan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini dengan melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak demi
kemashlahatan.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................

1.2 Tujuan.....................................................................................................................

BAB II MATERI.......................................................................................................................

2.1 Taksonomi..............................................................................................................

2.2 Morfologi................................................................................................................

2.3 Anatomi..................................................................................................................

2.4 Fisiologi..................................................................................................................

BAB III PENUTUP....................................................................................................................

3.1 Simpulan.................................................................................................................

BAB IV DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata kuliah Ikhtiologi merupakan mata kuliah wajib bagi semua mahasiswa baru prodi
Manajemen Sumberdaya Perairan, kami diajarkan mengenai berbagai jenis aspek biologi ikan yang
meliputi morfologi ikan, anatomi ikan, morfometrik dan meristik, identifikasi ikan hingga reproduksi
ikan. Dengan adanya mata kuliah Ikhtiologi ini kita dapat mengetahui berbagai aspek biologi dalam
ikan. Pengetahuan mahasiswa pada umumnya sangat terbatas, sehingga dengan adanya tugas makalah
membuat aspek biologi ikan ini kita akan terpaksa mempelajari sehingga kitab isa mengerti dengan
sendirinya.

Makalah ini berisikan Ikan Nomei (Harpodon nehereus) dengan membahas aspek biologi nya,
mulai dari taksonomi, morfologi, anatomi, hingga fisiologi.

1.2 Tujuan

Tujuan makalah ini dibuat mempermudah pembaca ataupun penulis agar untuk mengetahui Ikan
Nomei (Harpodon nehereus) berdasarkan aspek biologinya yaitu taksonomi, morfologi, anatomi,
hingga fisiologi. Dan mengetahui manfaat yang ada di ikan nomei dan penyebaran ikan nomei di
Kalimantan utara.

4
BAB II

MATERI

2.1 Taksonomi Ikan Nomei

Ikan Nomei (Harpodon nehereus) merupakan salah satu ikan yang memiliki nilai ekonomis,
salah satu nilai potensi dari ikan ini diolah menjadi ikan tipis yang dimana dari nilai produksi
penjualan sudah beredar di pasar-pasar local dan tidak itu saja ikan tipis ini juga telah diekspor ke luar
negeri seperti Malaysia, Brunei dan Singapore. Ikan Nomei Atau Lomek (Harpodon nehereus)
merupakan jenis ikan yang lembek dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi untuk dapat
dimanfaatkan secara lestari. Perairan Juata adalah perairan laut yang memiliki sumberdaya hayati laut,
salah satunya adalah ikan nomei. Ikan Nomei (Harpodon nehereus) dikenal juga dengan beberapa
nama lokal seperti ikan Lembe-lembe dan Jambrong. Klasifikasi ikan Nomei (Harpodon Nehereus) :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Sub Class : Actinopterygi
Order : Aulopiformes
Family : Synodontidae
Genus : Harpadon
Species : Harpodon nehereus (Hamilton, 1822)

2.2 Morfologi Ikan Nomei

Keterangan :
Ciri morfologi ikan Nomei adalah mempunyai tubuh panjang seperti torpedo, mata kecil,
jarak mata dengan ujung hidung, mulut lebar dengan gigi runcing, sisik pada garis rusuk memanjang

5
melampaui lekukan lembaran sirip ekor, permulaan sirip dubur di belakang punggung, tulang rahang
atas depan memanjang dan menyingkirkan tulang rahang atas dari pinggiran mulut, tulang 6 tutup
insang sempurna, sirip perut dengan 7-10 jari-jari, kadang-kadang tidak bergelembung renang. Ikan
nomei  mempunyai bentuk badan memanjang agak pipih, ujung moncong pendek membulat, sirip
ekor mempunyai 3 bagian yaitu atas, bawah dan tengah sebagai kelanjutan dari garis sisik. Gigi kedua
rahangnya mempunyai bentuk yang bermacam-macam yaitu lengkung pipih, besar maupun
kecil. Bentuk tubuhnya bilateral simetris, compressed, sedangkan bentuk kepalanya tumpul (Mandiri,
2013). Warna matang atau abu-abu terang dengan bintik hitam halus, hampir seluruh badan tembus
cahaya. Ukuran tubuhnya dapat mencapai sekitar 40 cm, umumnya dominan 10-25 cm Ikan Lomek . 

2.3 Anatomi Ikan Nomei

Ciri anatomi dari ikan Nomei (Harpodon nehereus) yang dilakukan dengan pengamatan
langsung yang berkaitan dengan struktur dan bentuk organ dalam pada ikan yang meliputi sistem
digestoria (sistem pencernaan), system muscularia (sistem otot), sistem skeleton (sistem rangka),
sistem respirasi (system pernafasan) dan sistem reproduksi. Seperti terdapat pada gambar di bawah :

Anatomi ikan Nomei (Harpodon nehereus)


(Sumber: Dokumentasi pribadi. 2011)

Proses pengamatan anatomi ikan Nomei (Harpodon nehereus)


(Sumber: Dokumentasi pribadi. 2011)

NO ANATOMI IKAN NOMEI KETERANGAN

6
1 1. Empedu
2. Lambung
3. Usus
4. Rangka
5. Faring
6. Esofagus
7. Jantung
8. Hati
9. Otak
10. Insang
11. Gelembung Renang

Berdasarkan hasil pengamatan langsung data yang diperoleh dalam mengamati struktur
anatomi ikan Nomei (Harpodon nehereus) hanya memperlihatkan atau menggambarkan pada organ
tertentu yang sesuai dari hasil pengamatan. Anatomi ikan Nomei sama halnya dengan ikan pada
umumnya yang meliputi organ kelenjar empedu, lambung, usus, rangka, faring, esophagus, jantung,
hati, otak dan gelembung udara. Dalam struktur anatomi menjelaskan secara kompleks yang memiliki
suatu sistem organ yang meliputi system digestoria (sistem pencernaan), sistem muscularia (sistem
otot), sistem skeleton (sistem rangka), sistem respirasi (sistem pernapasan) dan sistem reproduksi
sehingga dalam suatu proses kegiatan pengamatan sangat diharapkan dapat menunjukkan bagian dari
sistem organ tersebut. Omar (2011), organ yang tersusun dari sistem pencernaan, respirasi, sirkulasi
dan reproduksi meliputi :

1. Pencernaan dan kelenjar pencernaan. Mulai dari muka ke belakang, saluran pencernaan tersebut
terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus.

a. Rongga Mulut

Bagian belakang mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga mulut ini
berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara anatomi organ yang terdapata pada rongga
mulut adalah gigi, lidah dan organ palatin. Permukaan rongga mulut diselaputi oleh lapisan sel
permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir

7
(mukosit) untuk mempermudah masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut juga
terdapat organ pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi makanan.

b. Faring
Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mulut, masih ditemukan organ
pengecap, sebagai tempat proses penyaringan makanan.
c. Esofagus

Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir untuk membantu
penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan dalam penyerapan garam melalui difusi pasif
menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum akan menurun ketika berada di lambung dan
usus sehingga memudahkan penyerapan air oleh usus belakang dan rektum (proses osmoregulasi).

d. Lambung
Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar bila
dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Besarnya ukuran lambung berkaitan dengan
fungsinya sebagai penampung makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mukus yang
mengandung mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dari
kerja asam klorida. Sebagai penampung makanan dan mencerna makanan secara kimiawi. Pada ikan
herbivora terdapat gizard (lambung khusus) berfungsi untuk menggerus makanan (pencernaan secara
fisik).

e. Pilorus

Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan. Segmen ini sangat
mencolok karena ukurannya yang mengecil/menyempit.

f. Usus (intestinum)
Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Intestinumberakhir dan bermuara keluar
sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan zat makanan.

g. Rektum

Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Secara anatomi sulit
dibedakan batas antara usus dengan rektum. Namun secara histologis batas antara kedua segmen
tersebut dapat dibedakan dengan adanya katup rektum.

h. Anus

Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak di
sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus terletak jauh
dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor. Sedangkan ikan yang tubuhnya membundar, posisi

8
anus terletak jauh di depan pangkal ekor mendekati sirip dada. Kelenjar pencernaan berguna untuk
menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran
makanan. Disamping itu, saluran pencernaannya (lambung dan usus) juga berfungsi sebagai kelenjar
pencernaan. Hati merupakan organ penting yang mensekresikan bahan untuk proses pencernaan.
Organ ini umumnya merupakan suatu kelenjar yang kompak, berwarna merah kecokelatan. Posisi hati
terletak pada rongga tubuh bagian bawah, di belakang jantung dan disekitar usus depan. Di sekitar
hati terdapat organ berbentuk kantong kecil, bulat, oval atau memanjang dan berwarna hijau 50
kebiruan, organ ini dinamakan kantung empedu yang fungsinya untuk menampung cairan empedu
yang disekresikan oleh organ hati. Secara umum hati berfungsi sebagi tempat metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein serta tempat memproduksi cairan empedu. Pankreas merupakan organ
yang mensekresikan bahan (enzim) yang berperan dalam proses pencernaan. Pankreas ada yang
berbentuk kompak dan ada yang diffus (menyebar) di antara sel hati. Letak penkreas berdekatan
dengan usus depan sebab saluran pankreatik bermuara ke usus depan. Saluran pankreatik yaitu
saluran-saluran kecil yang bergabung satu sama lain dan pada akhirnya akan terbentuk saluran yang
keluar dari pankreas menuju usus.

2.3 Fisiologi
A. Reproduksi
Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk
melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Untuk dapat melakukan reproduksi maka harus ada gamet
jantan dan betina. Penyatuan gamet jantan dan betina akan membentuk zigot yang selanjutnya
berkembang menjadi generasi baru, meskipun tidak semua individu mampu menghasilkan keturunan,
namun setidaknya reproduksi berlangsung pada sebagian besar individu yang hidup di permukaan
bumi ini. Tingkah laku reproduksi pada ikan merupakan suatu siklus yang dapat dikatakan berkala
dan teratur. Kebanyakan ikan mempunyai siklus reproduksi tahunan. Cara reproduksi ikan Nomei ada
antara lain :
1. Ovipar, yaitu sel telur dan sel sperma bertemu di luar tubuh dan embrio ikan berkembang di luar
tubuh sang induk. Contoh : Ikan pada umumnya.
2. Vivipar, kandungan kuning telur sangat sedikit, perkembangan embrio ditentukan oleh
hubungannya dengan placenta, dan anak ikan menyerupai ikan dewasa.

3. Ovovivipar, sel telur cukup banyak mempunyai kuning telur, Embrio berkembang di dalam tubuh
ikan induk betina, dan anak ikan menyerupai induk dewasa.

Menurut Andi Omar (2003) ikan jantan dapat di bedakan dari ikan betina dengan melihat ciri-
ciri seksual primer dan sekunder. Ciri seksual primer adalah organ yang secara langsung berhubungan
dengan proses reproduksi dan ciri-ciri seksual sekunder adalah warna tubuh, morfologi dan bentuk

9
tubuh. Untuk ikan jantan ciri seksual primer meliputi testis dan ciri-ciri seksual sekunder yaitu
mempunyai tubuh yang kecil, mulut tidak lancip ujungnya (tumpul) dan warna kepala hitam
sedangkan ciri-ciri seksual primer ikan betina meliputi ovari dan ciriciri seksual sekunder yaitu
mempunyai tubuh yang melebar, mulut lancip dan bagian kepala berwarna puti keabu-abuan. Dari
data seksual primer dapat dipakai untuk menentukan ciri-ciri dari seksual sekunder jenis kelamin pada
ikan Nomei

Berdasarkan jenis kelamin didapatkan faktor kondisi ikan betina lebih besar dari ikan jantan.
Hal ini diduga karena adanya variasi dari kisaran berat dan kisaran panjang total dari ikan Nomei itu
sendiri. Menurut Le Cren (1951) dalam Merta (1993) dalam Yulianti (2004) bahwa perbedaan-
perbedaan dalam faktor kondisi tersebut sebagai indikasi dari berbagai sifat-sifat biologi dari ikan
seperti Borneo University Library - 46 kegemukannya, kesesuaian dari lingkungannya atau
perkembangan gonadnya.
Hasil analisis yang diperoleh menunjukkan terdapat kecenderungan semakin besar ukuran
ikan, baik ikan jantan, ikan betina maupun ikan gabungan faktor kondisinya cenderung semakin
tinggi. Hal ini diduga karena dipengaruhi ukuran bobot dan panj ang tubuh yang semakin besar serta
adanya peningkatan TKG. Hal ini sesuai dengan pendapat Effendie (1997) bahwa peninggian nilai Kn
terdapat pada waktu ikan mengisi gonadnya dengan cell sex dan mencapai puncak sebelum terjadi
pemijahan. Berdasarkan hasil koefisien regresinya bahwa nilai slop b yang terbesar adalah betina
dengan nilai 3,40. Secara nyata bahwa ikan Nomei betina ini mempunyai ukuran yang lebih berat
dibandingkan dengan jantan.

B. Habitat dan Penyebarannya


Ikan Nomei termasuk jenis ikan demersal, tipe substrat yang digemari adalah lumpur dan
pasir halus terutama pantai dekat dengan muara sungai.  (Carpenter,1999). Ikan Nomei hidup di dasar,
lumpur, daerah pantai, muara sungai, memiliki panjang 40 cm, dan umumnya 10 - 25 cm.

Daerah penyebaran ikan Nomei adalah sepanjang perairan pantai daerah dekat muara sungai
seperti pantai Barat Sumatra (Aceh, Lampung, Bengkulu, Padang, Pariaman), bagian Timur Sumatra
(Sumatra Selatan), Jawa (Jawa Barat), Kalimantan Barat, Kalimantan Timur (Tarakan), Sulawesi
Selatan dan Tenggara, Maluku dan Irian Jaya, Laut Arafuru, sepanjang pantai laut Cina Selatan. Ikan
Nomei ini umumnya hidup didasar, berlumpur, daerah pantai, muara-muara sungai dan tergolong ikan
demersal. Termasuk ikan buas, makananya binatang dasar, ikan-ikan kecil. Habitat ikan Nomei adalah
disepanjang pantai yang berlumpur dan berpasir. Di perairan Kota Tarakan terdapat pada perairan
Juata dan perairan Amal, dengan populasi jenis ini cukup besar. Ikan jenis ini hidup pada kedalaman
air ± 15 m yang mana terdapat alur-alur air pada dasar laut dengan salinitas ± 30 ppm. Jenis ini
senang bergerombol dengan daerah pergerakan pada pertengahan air serta terdapat sepanjang tahun
dengan puncaknya pada bulan Agustus sampai September (Dinas Kelautan dan Perikanan, 2002)

10
C. Sistem Sirkulasi

Sistem Circulatoria (peredaran darah) terdiri dari jantung (yang merupakan pusat pemompaan
darah) dan pembuluh darah. Pembuluh darah ini adalah vena (yang membawa darah menuju ke
jantung), arteri (yang membawa darah dari jantung) dan kapiler (yang menghubungkan arteri dengan
vena). Darah merupakan suatu cairan yang dinamakan plasma, tempat beberapa bahan terlarut dan
tempat erythrocyte, leucocyte dan beberapa bahan tersuspensi. Sistem peredaran darah ikan disebut
sistem peredaran darah tunggal Jantung ikan terletak pada ruang pericardial di sebelah posterior dan
terdiri dari dua ruang, yaitu atrium dan ventricle. Pada jantung terdapat ruang tambahan yang disebut
sinus venosus yang berdinding tipis. Pada elasmobranchii, conus arteriosus sudah tereduksi menjadi
suatu struktur yang sangat kecil, sedangkan bulbus arteriosus yang berdinding tebal menjadi bagian
dari perluasan sebagian aorta ventral. Darah pada ikan berfungsi sebagai alat transport sisa oksidasi,
menjaga tubuh mengedarkan darah, mengedarkan hormon dari kelenjar buntu, dan menghindarkan
tubuh dari infeksi. Komponen pada ikan yaitu :

a. Plasma darah, yaitu cairan darah yang mengandung butiran darah merah, mineral dari sisa
makanan, dari bagian tubuh yang tidak terpakai oleh gas, enzim dan hormone.

b. Sel Darah

1) Erytrocite, bentuk oval dengan inti berdiameter 7-36 mikron dan mengandung Hb yang mengikat
karbohidrat dan O2.

2) Leucocyte, bentuk ameboid dan berinti sel cekung Peredaran darah pada ikan dilakukan oleh organ
jantung, pembuluh darah dan pembuluh Limfa. Sistem Circulatoria (peredaran darah) terdiri dari
jantung (yang merupakan pusat pemompaan darah) dan pembuluh darah. Pembuluh darah ini adalah
vena (yang membawa darah menuju ke jantung), arteri (yang membawa 53 darah dari jantung) dan
kapiler (yang menghubungkan arteri dengan vena). Darah merupakan suatu cairan yang dinamakan
plasma, tempat beberapa bahan terlarut dan tempat erythrocyte, leucocyte dan beberapa bahan
tersuspensi. Sistem peredaran darah ikan disebut sistem peredaran darah tunggal. Jantung ikan terletak
pada ruang pericardial di sebelah posterior dan terdiri dari dua ruang, yaitu atrium dan ventricle. Pada
jantung terdapat ruang tambahan yang disebut sinus venosus yang berdinding tipis.

D. Ciri-Ciri Ikan Nomei Atau Nomek


Bentuk badan memanjang dan sedikit pipih (vertikal). Ujung moncong pendek, posisi mulut
umumnya superior dan sirip ekor membentuk TIGA CABANG/CAGAK, cabang di tengah
merupakan kepanjangan dari gurat sisi (linea lateralis). Mata relatif kecil dan sirip dada panjang
seperti bulan sabit. Warna tubuh bagian atas umumnya coklat gelam, bagian perut lebih cerah. Ikan

11
ini termasuk predator yang agresif dengan makanan makrofauna. Informasi biologis dari ikan jenis ini
masih belum banyak diketahui.(Carpenter,1999)

E. Manfaat Ikan Nomei Atau Nomek

ikan ini tidak termasuk jenis komersial karena sudah jarang ditemukan. Paling sering ikan ini
ditangkap di Kalimantan. Alat tangkap yang umum dipakai termasuk Trawl, Dogol, Payang dan di
beberapa tempat termasuk perangkap. Sebagaimana jenis ikan laut yang dapat dikonsumsi, ikan
Nomei juga mengandung nutrisi yang kompleks. Di dalam tubuh ikan ini terkandung vitamin A, B, C,
dan D. Tentu saja ini amat baik bila dimakan oleh manusia. Namun karena sudah semakin langkanya
Nomei, mungkin anda akan kesulitan mendapatkannya. Oleh karena itu, sebaiknya anda memahami
saja manfaat-manfaatnya agar semakin bijaksana dalam memandang ikan ini.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Ikan Nomei/Nomek menjadi salah satu jenis ikan khas yang dimiliki Tarakan di perairan pulau
Kalimantan Utara. Namun, keberadaannya pun terancam punah karena penangkapan secara terus
menerus.  Populasi ikan Nomei kian hari terus terancam akibat aktifitas penangkapan yang tak
terkendali,

2. Ikan Nomei (Harpodon nehereus) yang ditemukan di perairan Juata Laut dan Amal memiliki
karakteristik seperti sirip punggung (dorsal), sirip dada (pektoral), sirip perut (ventral), sirip dubur
(anal), dan sirip ekor (caudal). Bentuk tubuh memanjang dan sedikit pipih cabang di tengah
merupakan gurat sisi (linea lateralis).

3. Warna tubuh bagian atas umumnya coklat gelap, bagian perut lebih cerah. Setiap sisi moncong
hidung terdapat lubang hidung (nostril), posisi mulut ikan Nomei (Harpodon nehereus) umumnya
superior dimana posisi mulut yang berbeda rahang bawah lebih di depan daripada rahang atas. Pada
bagian tubuh belakang antara sirip punggung dorsal atau diatas sirip dubur yang mengarah kebelakang
pada sirip caudal terdapat sirip tambahan finlet yang berupa sirip kecil adipose.

13
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Omar, A.B.S. 2011. Iktiologi. Makassar: Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Universitas Hasanuddin.

file:///C:/Users/User/Downloads/Heldy%20Ardian%2008601030023(1).pdf
Darmadi, H. 2013. Dimensi-Dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta.

Carperter, K.E; Niem, V.H. 1999. FAO Species Identification Guide for Fishery Purpose. Volume 3.
Batoid Fishes, Chimaerar and Bony Fishes Part 1. FAO Rome.

Anonim, 2002. Potensi Ikan Pepija (Harpodon nehereus Ham Buch. 1822).Tarakan: Dinas Kelautan
dan Perikanan.

https://www.melekperikanan.com/2020/02/ikan-nomei-harpodon-nehereus.html

Andy Omar, S.B. 2003 Modul Praktikum Biologi Perikanan. Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu
Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makasar.
Carpenter & Niem, 1999. The Living Marine Resources of the Western Central Pacific)

http://jurnal.unpad.ac.id/akuatika/article/view/3140
www.oseanografi.lipi.go.id.
https://khasiat.co.id/ikan/nomei.html

14

You might also like