Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 3 - Big Data Dan Kasus Bisnis - MN20D
Kelompok 3 - Big Data Dan Kasus Bisnis - MN20D
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Big Data For Management
Disusun oleh:
Segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan salah satu tugas kelompok dalam mata
kuliah Big Data For Management dengan judul “ Big Data dan Kasus Bisnis” tepat
waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari
beberapa pihak, sebagai bentuk terimakasih kami ingin menyampaikan ucapan
kepada berbagai pihak yang membantu dan mengarahkan penyusunan makalah.
Kami ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Kepada ibu Sari Marliani, M.M selaku dosen mata kuliah big Data
Management.
2. Kepada rekan kelompok yang telah memberikan dukungan dalam
menyusun dan memberikan dukungan dalam menyusun dan memberikan
solusi kepada penulis.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu salah satu syarat guna memperoleh
nilai tugas mata kuliah Big Data For Management pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Prodi Manajemen di Universitas Buana Perjuangan Karawang. Kami
menyadari bahwa terdapat kekuarangan dalam segi penulisan dan juga penyusunan
dalam pembuatan makalah ini. Kami mengucapkan terimakasih dan berharap
makalah ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak.
Kelompok 3
I
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
BAB III.............................................................................................................. 13
PENUTUP ......................................................................................................... 13
Kesimpulan .................................................................................................... 13
II
BAB I
PENDAHULUAN
Dunia saat ini sedang menuju era digitalisasi dan otomasi. Hal ini menjadi
kunci utama dalam strategi persaingan bisnis, tidak terkecuali di sektor logistik.
Salah satu elemen yang digunakan dalam digitalisasi dan otomasi adalah
penggunaan data untuk pengambilan keputusan organisasi.
Konsep Big Data adalah terkait dengan 3Vs yaitu Volume, Velocity dan
Variety. Oleh karena itu, perusahaan harus memanfaatkan 3 hal tersebut untuk
meningkatkan kemampuan usaha suatu organisasi dengan menciptakan proses
bisnis yang efisien, menangani pelanggan dan pada akhirnya menciptakan
model bisnis baru yang fit terhadap perkembangan dunia bisnis.
1
Tidak dapat dipungkiri bahwa Big Data dan teknologi Blockchain
mempengaruhi sektor logistik saat ini. Walmart berencana untuk menggunakan
teknologi Blockchain untuk melacak pergerakan produk makanan. IBM dan
Maersk mengumumkan bahwa mereka berkolaborasi untuk menggunakan
teknologi Blockchain. Dengan menggunakan Blockchain, 3PL dan shippers
dapat menambah nilai dari rantai pasok. Data yang dihasilkan teknologi
Blockchain dapat menyediakan peluang dalam menganalisa informasi, dimana
hal ini menjadi penting saat ini. Karena Blockchain dapat melacak dengan teliti
dan menyediakan transparasi, retailer dapat memonitor persediaan. Hal ini
dapat mengubah rantai pasok menjadi dinamis. Studi menemukan bahwa 3PL
dan shipper sedang pada tahap awal untuk mengimplementasikan teknologi
Blockchain, dan karena hal ini baru tahap awal, ekosistem Blockchain butuh
pengembangan lebih lanjut. Tentunya hal ini akan mengubah cara kerja model
bisnis yang ada menjadi suatu model bisnis yang baru.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Big data ternyata sudah mulai diidentifikasi sejak tahun 1944. Big data
diidentifikasi oleh seorang pustakawan bernama Fremont Rider dari Universitas
Westleyan di Amerika Serikat. Pada tahun tersebut ia telah melakukan estimasi
bahwa perpustakaan yang ada di universitas–universitas di Amerika akan
berkembang menjadi 200 juta volume pada tahun 2040.
Kemudian, pada tahun 1949 Claude Shannon seorang ahli matematika dari
AS yang dikenal sebagai pakar / ahli teori ilmu informasi melakukan riset pada
item item seperti kapasitas penyimpanan punch cards dan data data fotografi.
Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa salah satu item terbesar yang
berhasil diukur adalah The Library Of Congress yang mengukur lebih dari 100
triliun bit data. Penyebutan pertama kali Big Data terjadi pada tahun 1997 ketika
seorang peneliti bernama Michael Cox dan David Ellisworth di dalam artikel
dengan judul Application-controlled demand paging for out-of-core
visualization. (Sugiarsono, 2015.
3
2.2 Kasus Big Data
Pochajjang Korean BBQ merupakan salah satu pelopor dari restoran all you
can eat Korean BBQ. Berdasarkan data pada aplikasi kuliner Zomato, rating
atau penilaian restoran Pochajjang Korean BBQ masih berada di bawah dan
kalah bersaing dengan kompetitor-kompetitor sejenis, seperti Oh My Grill,
Oppa Galbi, ChuGa dan sebagainya. Pochajjang Korean BBQ hanya mampu
mendapatkan rating 2,9 dari 5. Selain itu terdapat cukup banyak keluhan-
keluhan yang dirasakan oleh konsumen ketika makan di restoran ini. Oleh
karena itu perlu dilakukan evaluasi agar kualitas layanan restoran ini mengalami
peningkatan sehingga mampu memenuhi kebutuhan pelanggan.
4
Salah satu restoran all you can eat Korean BBQ yaitu Pochajjang Korean
BBQ mereka menggunakan metode standar QFD (Quality Function
Deployment), berikut ini merupakan tahapan QFD:
5
8. Melengkapi fasilitas dan materialnya: Selama melakukan proses QFD
diperlukan beberapa fasilitas dan material yang akan mendukungnya
yang meliputi: Lokasi, ruangan, bantuan komputer, dan material
pendukung yang lain.
Restoran all you can eat atau biasa dikenal restoran AYCE adalah restoran
yang menyediakan beragam jenis makanan seperti konsep prasmanan
atau buffet dimana konsumen dapat mengkonsumsi seluruh makanan
dengan hanya membayar 1 kali atau flat rate. Konsep ini berbeda dengan
yang biasa kita jumpai di warung tegal atau padang yang membayar apa
yang dimakan. Harga yang dipatok untuk bisa makan di restoran AYCE
mulai dari puluhan hingga ratusan ribu dengan ketentuan masing-masing
restoran yang berbeda-beda.
Dengan flat rate, harga yang ditawarkan oleh restoran AYCE tentu akan
berada pada kategori tinggi. Tingginya harga yang dibayarkan oleh
konsumen akan menciptakan hasrat ingin memakan semua makanan agar
tidak mengalami rasa rugi telah mengeluarkan biaya tinggi.
6
1. Mengklasifikasi kebutuhan pelanggan:Model klien menggunakan revealed
importance dan stated importance tiap atribut untuk mengklasifikasikan
kebutuhan pelanggan menjadi 4 katagori:
a. Kebutuhan yang diharapkan (expected needs): High stated
importance dan Low revealed importance.
b. Kebutuhan impact rendah (low-impat needs): Low stated
importance dan Low revealed importance.
c. Kebutuhan impact tinggi (high-impact needs): High stated
importance dan High revealed importance.
d. Kebutuhan yang tersembunyi (hidden needs): Low stated
importance dan High revealed importance.
2. Mengumpulkan data-data kualitatif
Untuk membuat keputusan perancangan yang sesuai dengan kebutuhan
konsumen maka produsen harus mengerti kebutuhan sesungguhnya dari
konsumen. Produsen harus bisa membedakan kebutuhan konsumen
sesungguhnya dengan solusi teknisnya. Untuk megumpulkan data
kualitatif bisa dilakukan dengan:
1) Wawancara satu persatu
2) Contexual Inquiry
3) Wawancara focus grup.
3. Analisa data pelanggan
Proses analisa data pelanggan ini akan menghasilkan diagram afinitas,
dimana langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi frase yang mewakili kebutuhan konsumen dengan
menggunakan pernyataan dari pengalaman konkrit. Pada proses
pembuatan diagram afinitas pernyataan konkrit ini dikembangkan
menjadi atribut konsumen pada tingkat yang lebih tinggi.
b. Pilih tingkatan untuk mewakili keinginan atau kebutuhan konsumen
dalam rumah kualitas (house of quality).
7
c. Buat diagram Afinitas. Diagram afinitas merupakan alat yang
digunakan untuk mengidentifikasi informasi yang bersifat kualitatif
dan terstruktur secara hierarkis (bottom up).
d. Mengurutkan frase-frase menjadi kebutuhan konsumen
sesungguhnya (true customer need) menggunakan voice of
customer table. Selama proses ini dikembangkan pertanyaan-
pertanyaan, hal-hal yang harus dipecahkan dan ide-ide konsep
produk.
4. Kuantifikasi data
Setelah diagram afinitas terbentuk maka langkah selanjutnya adalah
mengkuantifikasi data. Data yang dibutuhkan untuk proses QFD adalah:
a) Kepentingan relatif dari kebutuhan-kebutuhan tersebut
b) Tingkat performansi kepuasan konsumen untuk masing-masing
kebutuhan/keinginan.
5. Afinity diagram
Dalam proses QFD, kebutuhan/keinginan konsumen diatur dalam
diagram afinitas. Diagram afinitas digunakan untuk mengumpulkan dan
mengorganisir fakta-fakta, opini dan ide-ide. Disamping itu juga
memacu kreativitas yang mendorong ekspresi batas dari fakta dan opini
serta kondisi perusahaan, mengelompokkan elemen-elemen informasi
tersebut sesuai dengan kesamaan dan pertaliannya. Konstruksi diagram
afinitas membutuhkan bentuk brainstorming dengan hasil sebuah
grafik. Langkah-langkah yang biasanya dilakukan dalam pembuatan
diagram afinitas adalah:
a. Memilih tema/tujuan yang mungkin ditekankan sebagai masalah
b. Mengumpulkan ide-ide (true customer needs) dan memasukkannya
kedalam kartu-kartu dan disosialisasikan kepada seluruh anggota
tim.
c. Mengelompokkan kartu-kartu ke suatu kotak berdasarkan
kesesuaian ide. Pada langkah ini mungkin saja suatu ide tidak hanya
masuk kedalam suatu kotak, tetapi juga masuk ke kotak-kotak
8
lainnya tergantung tingkat kesesuaian terhadap pengelompokkan
ide.
d. Proses sorting, dimana melakukan sorting pada langkah ketiga
sehingga ide-ide benar-benar masuk pada kelompok yang sesuai.
e. Membuat nama bagi pengelompokkan ide yang telah didapat yang
mewakili elemen-elemen pada suatu kelompok.
f. Melakukan leveling terhadap setiap kelompok sehingga diperoleh
level mulai dari yang tertinggi sampai yang terendah.
Kebutuhan pelanggan (customer needs) restoran all you can eat Korean
BBQ 99k+ yaitu pilihan jenis daging yang bervariasi, side dish dan saus,
rasa makanan yang enak, tempat yang bersih dan nyaman, kualitas
daging yang fresh, metode pembayaran yang bervariasi, harga yang
murah dan terjangkau, ketersediaan tempat parkir, layanan yang baik
dan ramah dan ada promo menarik. Respon teknis (technical response)
dapat menjadi prioritas strategi untuk dikembangkan oleh pihak restoran
dalam memenuhi customer needs seperti kontrol dan evaluasi rutin
harian, suplai bahan baku, penyimpanan bahan baku, standarisasi
layanan, dan memberikan pelatihan kepada para karyawan
9
c) Tahap III Respon Teknis, pada tahap ini dilakukan transformasi dari
kebutuhan-kebutuhan konsumen yang bersifat non teknis menjadi
data yang besifat teknis guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan
tersebut.
d) Tahap IV Menentukan Hubungan Respon Teknis dengan Kebutuhan
Konsumen. Tahap ini menentukan seberapa kuat hubungan antara
respon teknis (tahap 3) dengan kebutuhan-kebutuhan pelanggan
(tahap 1).
e) Tahap V Korelasi Teknis, tahap ini memetakan hubungan dan
kepentingan antara karakterisitik kualitas pengganti atau respon
teknis. Sehingga dapat dilihat apabila suatu respon teknis yang satu
dipengaruhi atau mempengaruhi respon teknis lainnya dalam proses
produksi, dan dapat diusahakan agar tidak terjadi bottleneck.
f) Tahap IV Benchmarking dan Penetapan Target, pada tahap ini
perusahaan perlu menentukan respon teknis mana yang ingin
dikonsentrasikan dan bagaimana jika dibandingkan oleh produk
sejenis
Jika dilihat dari jenis konsumennya saat ini, Restoran AYCE menjadi
pilihan bagi 2 jenis tipe konsumen. Pertama adalah konsumen dengan
tipe ingin mengkonsumsi secara besar dan kedua adalah tipe konsumen
dengan tipe ingin makan dengan harga yang pasti tanpa takut makan
dengan jumlah berlebih.
Keberadaan 2 tipe konsumen ini menjadi alasan terkuat restoran AYCE
dapat berkembang dan bertahan hingga saat ini. Restoran AYCE
menerapkan prinsip subsidi silang pada 2 tipe konsumen tersebut.
Restoran AYCE akan mentoleransi atau memberi subsidi kepada
konsumen dengan tipe ingin mengkonsumsi secara besar dimana subsidi
tersebut dibebankan dari konsumen dengan tipe konsumsi yang hanya
ingin makan dengan harga pasti. Akhirnya kedua konsumen tersebut
saling melengkapi dan operasional restoran dapat berjalan dengan baik.
10
d. Tahap analisa dan interpretasi
11
Out), melakukan pengecekan tentang kondisi alat penyimpanan bahan
baku, dan meningkatkan
pengawasan mulai dari proses penyimpanan bahan baku yang data dari
supplier, meningkatkan SOP layanan yang ada pada saat ini dalam
memberikan layanan kepada pelanggan dan memberikan briefing dan
training terutama untuk karyawan yang baru maupun karyawan magang.
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Konsep Big Data adalah terkait dengan 3Vs yaitu Volume, Velocity dan
Variety. Big data ternyata sudah mulai diidentifikasi sejak tahun 1944. Big data
diidentifikasi oleh seorang pustakawan bernama Fremont Rider dari Universitas
Westleyan di Amerika Serikat.
Kasus bisnis (business case) adalah sebuah proposal terstruktur untuk perbaikan
bisnis yang berfungsi sebagai sebuah paket keputusan untuk para pengambil
keputusan organisasi.
Dalam melakukan evaluasi kualitas layanan diperlukan informasi data yang
akurat dan relevan. Analisis big data mengeksplorasi ulasan untuk menentukan
pendapat tentang suatu produk/layanan secara keseluruhan (Haddi dkk., 2013).
Pentingnya teknik analisis ini adalah karena kemampuannya untuk memahami data
dari volume teks yang sangat besar dan mampu digunakan untuk menganalisis opini
ulasan (Ngo-Ye & Sinha, 2014; Kim dkk., 2022).
Salah satu restoran all you can eat Korean BBQ yaitu Pochajjang Korean BBQ
mereka menggunakan metode standar QFD (Quality Function Deployment),
berikut ini merupakan tahapan QFD:
a. Tahap Perencanaan dan Persiapan
b. Tahap pengumpulan voice of customer
c. Tahap penyusunan home of quality
d. Tahap analisa dan interpre
13
DAFTAR PUSTAKA
Sutandi. Pengaruh Big Data dan Teknologi Blockchain terhadap Model Bisnis
Sektor Logistik, 2018
Ronald Sukwandi, Wiliem Halim, Nguyrn Thi Bich Thu. Perbaikan Kualitas
Layanan Menggunakan Model Hybrid Analisis Big Data : Kasus Restoran
Baebeque Korea AYCE. 2022
Just, David, R., Wansink Brian. “The Flat-Rate Pricing Paradox: Conflicting
Effects of All- You-Can-Eat : Buffet Pricing”. The Review of Economics and
Statistics, February 2011, 93(1): 193–200.
https://e-journal.unair.ac.id/RLJ/article/download/7086/4255
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/teknik/article/view/32949
http://kamusbisnis.com/arti/kasus-bisnis/
14