You are on page 1of 26

ANALISIS PENGARUH JUMLAH INDUSTRI, KETERSEDIAAN TENAGA KERJA,

DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA ( UMK ) TERHADAP INDEKS


PEMBANGUNAN MANUSIA ( IPM ) DI 35 KOTA/KABUPATEN PROVINSI JAWA
TENGAH TAHUN 2019 – 2021

Tugas ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Ujian Tengah Semester Genap Mata
Kuliah Ekonometrika yang diampu oleh Bapak Yudistira Hendra Permana, S.E., MSc., Ph.D

Disusun oleh

Qarra Salma Setiawan

( 20/463986/SV/18305 )

( Jumlah kata 4010 kata, dengan 10 similarity index )

PROGRAM STUDI PEMBANGUNAN EKONOMI

DEPARTEMEN EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 1
BAB 1 Pendahuluan................................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 2
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................................ 3
BAB II Landasan Teori ........................................................................................................... 5
2.1 Industri ............................................................................................................................. 5
2.2 Tenaga Kerja .................................................................................................................... 5
2.3 Upah Minimum Kota ....................................................................................................... 6
2.4 Indeks Pembangunan Manusia ......................................................................................... 6
BAB III Metodologi ................................................................................................................ 7
3.1 Desain Penelitian .............................................................................................................. 7
3.2 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................................ 7
3.3 Instrumen Penelitian ......................................................................................................... 7
3.4 Jenis dan Sumber Data ..................................................................................................... 7
3.5 Metode Analisis Data ....................................................................................................... 7
BAB IV Hasil dan Pembahasan ........................................................................................... 11
4.1 Deskripsi Data ................................................................................................................ 11
4.2 Hasil Analisis ................................................................................................................. 11
4.3 Kesimpulan Uji Hipotesis .............................................................................................. 17
4.4 Industri, Tenaga Kerja, UMK, dan IPM di Jawa Tengah Tahun 2019-2020 ................. 17
BAB V ISI PENUTUP ........................................................................................................... 19
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 19
5.2 Saran ............................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 20

1
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Hakikatnya pembangunan ekonomi bagian dari tujuan Negara untuk mensejahterakan
kehidupan rakyat. Ukuran kesejahteraan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
kemiskinan, kesehatan, pendidikan, ketersediaan kesempatan kerja, dan kesenjangan
sosial. Kesempatan kerja tetap menjadi isu utama dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
Hal ini muncul dari adanya kesenjangan atau ketimpangan dalam mendapatkannya. Tujuan
pembangunan ekonomi diantaranya yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi supaya
mencapai titik maksimum, menjaga keseimbangan harga, mengatasi kemiskinan dan
pengangguran. Kondisi ideal seperti ketersediaan lapangan pekerjaan sebanding bahkan
lebih apabila dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja
Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi didorong oleh beberapa sektor perekonomian
dalam negeri, salah satunya industri. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman,
sektor industri tidak kalah penting dari sektor pertanian untuk berkontribusi pada
pendapatan maupun pertumbuhan ekonomi. Revolusi industri terus dikembangkan dengan
tujuan untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja, sehingga angka pengangguran
berkurang. Pertumbuhan dan perkembangan industri meningkatkan minat investor untuk
berinvestasi di Jawa Tengah. Industri kecil di Jawa Tengah dikembangkan untuk mengatasi
masalah pengangguran. Teknik yang umum digunakan di industri kecil yaitu proses
manufaktur adalah teknik padat karya (Thee Kian Wie, 1994).
Permintaan tenaga kerja mewakili hubungan antara tingkat upah dan ketersediaan
tenaga kerja. Oleh karena itu, peningkatan permintaan tenaga kerja dari pengaruh dari
meningkatnya permintaan masyarakat terhadap barang yang dihasilkan oleh industri.
Faktor pendorong meningkatnya tingkat pengangguran terbuka yaitu jumlah Upah
Minimum Kerja (UMK) karena menghubungkan dua pihak yang saling membutuhkan juga
mempunyai kepentingan yang sama. Menurut Panjawa dan Soebagiyo upah menjadi hal
yang krusial bagi pemberi pekerjaan dan seorang pekerja. Menekan biaya produksi secara
efisien menjadi keharusan untuk pihak pemberi kerja atau produsen. Upah adalah sumber
penghasilan seorang pekerja serta kehidupan keluarganya. Oleh karena itu, tingkat
ketersediaan tenaga kerja dan upah memegang peranan penting serta berpengaruh dalam

2
proses pertumbuhan dan pembangunan ekonomi untuk mencapai tingkat kesejahteraan
yang optimum dan merata.
Indikator atau ukuran kesejahteraan diukur oleh Indeks Pembangunan Manusia.
Adapun keberhasilan atas IPM dari suatu daerah dapat dilihat dengan pertumbuhan
ekonomi di daerah tersebut. Perhitungan tinggi rendahnya tingkat perekonomian dapat
diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh jenis kegiatan barang dan jasa yang
dihasilkan dari aktivitas penduduk setempat oleh pemerintah daerah dalam kurun waktu
yang telah ditetapkan sesuai ketentuan yang tercantum dalam Produk Regional Domestik
Bruto (PRDB). Serta perkembangan tenaga kerja yang diwakili oleh IPM yang
menggunakan kapabilitas masyarakat melalui pendidikan dan kesehatan manusia ditujukan
untuk mencapai keberhasilan dan kesejahteraan penduduk dalam peningkatan pertumbuhan
ekonomi yang diharapkan. Tenaga kerja yang dimaksimalkan oleh fasilitas yang disediakan
oleh pemerintah akan sangat membantu proses produktivitas dari kegiatan barang dan jasa.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana ubungan antara variabel industri, tenaga kerja, dan Upah Minimum
Kabupaten / Kota ( UMK ) terhadap Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ) di 35 Kota
/ Kabupaten, Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 – 2021?
2. Variabel apa yang memiliki pengaruh signifikan terhadap Indeks Pembangunan
Manusia ( IPM ) di 35 Kota / Kabupaten, Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 – 2021?
3. Apa dan bagaimana upaya pemerintah provinsi Jawa Tengah serta masyarakat
menangani permasalahan berdasarkan data dan hasil analisis regresi?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui hubungan antara variabel industri, tenaga kerja, dan Upah Minimum
Kabupaten / Kota ( UMK ) terhadap Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ) di 35 Kota
/ Kabupaten, Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 – 2021.
2. Mengetahui variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap Indeks Pembangunan
Manusia ( IPM ) di 35 Kota / Kabupaten, Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 – 2021.
3. Mengetahui upaya pemerintah provinsi Jawa Tengah atau masyarakat menangani
permasalahan berdasarkan data dan hasil analisis regresi.

3
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai acuan bagi semua pihak yang terlibat dalam perekonomian untuk membantu
mengurangi jumlah penduduk miskin.
2. Sebagai referensi untuk seluruh pihak yang bersangkutan mengetahui hubungan antara
industri, tenaga kerja, dan Upah Minimum Kabupaten / Kota ( UMK ) terhadap Indeks
Pembangunan Manusia ( IPM ) di 35 Kota / Kabupaten, Provinsi Jawa Tengah tahun
2019 – 2021.

4
BAB II
Landasan Teori
2.1 Industri
Secara umum proses mengolah bahan mentah untuk memperoleh barang setengah jadi
maupun barang jadi. Industria yakni bahasa latin untuk industri yang artinya tenaga kerja
atau buruh, dapat diartikan juga sekelompok perusahaan memproduksi produk yang dapat
dijual dan dibeli. Industri mikro berarti beberapa perusahaan memproduksi produk yang
dapat saling menggantikan satu sama lain, industri satu dengan industri lain dapat saling
melengkapi kebutuhannya. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa produk yang
dihasilkan adalah homogen. Selain itu industri uatu usaha untuk menghasilkan suatu
produk jadi dengan menggunakan bahan baku atau bahan setengah jadi diproduksi secara
masal. Industri yaitu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, barang setengah jadi,
dan barang jadi menjadi barang yang memiliki nilai guna lebih tinggi.

2.2 Tenaga Kerja


Tenaga kerja ialah seorang individu yang sedang mencari atau sudah melakukan suatu
pekerjaan. Seseorang disebut dengan tenaga kerja akan menciptakan barang serta jasa
untuk memenuhi kebutuhan pribadi ataupun masyarakat luas. Setelah memproduksi barang
dan jasa yang dijual akan mendapatkan gaji dengan tujuan terpenuhinya kepentingan
mereka. Tenaga kerja yaitu setiap individu yang mempunyai potensi atau kompetensi
dalam menghasilkan barang dan jasa. Umur angkatan kerja yaitu 15 tahun sampai 64 tahun
yang sedang bekerja, memiliki pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan pengangguran.
Klasifikasi tenaga kerja diklasifikasikan berdasarkan keahlian, yang pertama tenaga kerja
terdidik adalah tenaga kerja yang mempunyai keahlian di satu bahkan banyak bidang
dengan pendidikan, kedua tenaga kerja terlatih yaitu tenaga kerja yang memiliki
kemampuan atau kompeten melalui bimbingan, arahan, atau pengalaman, dan yang terakhir
yaitu tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih ialah mereka yang bekerja tidak
membutuhkan pendidikan atau pelatihan. Berdasarkan sifat kerjanya dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu tenaga kerja jasmani yang mana dalam melakukan pekerjaan mereka
lebih banyak menggunakan tenaga fisik saat melakukan produksi dan yang kedua adalah
tenaga kerja rohani yaitu individu yang dalam proses produksinya lebih banyak
menggunakan pikiran dan banyak mempertimbangkan permasalahan melalui analisis dan
berlandaskan teori.

5
2.3 Upah Minimum Kabupaten / Kota
Sebagaimana diatur dalam pasal 27 ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa tiap-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Setelah melakukan kewajibannya sebagai pekerja, mereka berhak menerima upah. Upah
menjadi hal yang krusial antara pekerja dan pemberi kerja sebagai hubungan industrial
ditujukan untuk mencapai target kesejahteraan dan kehidupan yang layak bagi masyarakat.
Upah minimum merupakan tolok ukur pemberian upah pekerja yang ditetapkan oleh
pemerintah tingkat kabupaten / kota berdasarkan peraturan gubernur. Perlu diketahui
penetapan UMK harus lebih besar daripada UMP karena kebutuhan masyarakat semakin
beragam dan kompleks pada tingkatan atau stratifikasi terkecil ( wilayah kabupaten / kota
). UMK sering disebut juga gaji pokok yang diterima oleh pekerja setiap bulan. Ada
beberapa indikator yang dijadikan sebagai dasar sekaligus hal yang mempengaruhi
penetapan UMK, yang pertama kebutuhan biaya hidup di setiap kabupaten / kota berbeda,
tingkat produktivitas masyarakat, pertumbuhan ekonomi serta laju inflasi. Penentuan upah
yang diatur pemerintah sebagai salah satu sarana proteksi bagi setiap buruh atau pekerja
untuk mendapatkan hak dan kehidupan yang layak.

2.4 Indeks Pembangunan Manusia


Tujuan dari suatu negara sesungguhnya yaitu pembangunan dengan menciptakan
lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati umur panjang dan sehat.
IPM adalah alat ukur untuk mengetahui pencapaian pembangunan yang didasarkan pada
kualitas hidup suatu masyarakat. Indeks Pembangunan Manusia atau IPM merupakan salah
satu kriteria atau indikator untuk mengukur keberhasilan suatu pembangunan dalam
kategori kualitas hidup manusia. Ada tiga hal yang dijadikan indikator dalam penilaian atau
penghitungan Indeks Pembangunan Manusia yang pertama adalah umur panjang dan hidup
sehat, pendidikan atau rata-rata lama sekolah, dan standar hidup yang layak. IPM menjadi
salah satu alat atau indikator untuk mengukur dan mengevaluasi perkembangan
pembangunan di suatu daerah, dijadikan sebagai referensi untuk merumuskan suatu
kebijakan supaya mencapai keputusan atau konsensus yang baik untuk masyarakat.

6
BAB III
Metodologi

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini penelitian kuantitatif menggunakan kajian empiris yang menganalisis
pengaruh industri, tenaga kerja, Upah Minimum Kabupaten / Kota ( UMK ), terhadap Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu industri, dan
tenaga kerja, UMK, sedangkan IPM variabel terikat.

3.2 Ruang Lingkup penelitian


Ruang lingkup atau subjek dalam penelitian ini adalah industri, tenaga kerja, Upah
Minimum Kabupaten / Kota ( UMK ), dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). di 35 Kota
/ Kabupaten, Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2019 -2021.

3.3 Instrumen Penelitian


Microsoft Office Excel 2013 dan Stata 15 merupakan dua instrumen atau perangkat lunak
yang digunakan dalam penelitian ini. Pemanfaatan aplikasi Microsoft Office Excel dalam
rangka melakukan pengumpulan dan penataan data. Sedangkan Stata 15 digunakan untuk
melakukan pengolahan data dan pengujian hipotesis.

3.4 Jenis dan Sumber Data


Data merupakan suatu aspek yang terkait dengan informasi yang dibutuhkan pada suatu
penelitian ataupun karya tulisan ilmiah lainnya. Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu
data sekunder yang didapatkan melalui web resmi Badan Pusat Statistik ( BPS ) masing -
masing kabupaten dan kota di Jawa Tengah, dengan rentang tahun yaitu dari tahun 2019
sampai dengan tahun 2021 dengan jenis data yaitu data panel. Pada data tersebut ada beberapa
indikator yang berkaitan dengan penelitian ini diantaranya yaitu, industri, tenaga kerja, UMK,
dan Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ).

3.5 Metode Analisis Data


3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif bertujuan menggambarkan karakteristik dari distribusi data
pada penelitian. Statistik ini menyediakan pengukur tendensi pusat (mean, median, dan
mode), nilai frekuensi, dan pengukur disperse (standard deviation, range, variances, dan

7
interquartile range/IQR), serta pengukur bentuk ( skewness dan kurtosis ) sebagai
karakteristik dari data yang diukur. Karakteristik data yang diukur dalam penelitian ini
meliputi nilai rata-rata atau mean, standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum.

3.5.2 Model Penelitian


Penelitian ini menggunakan model regresi sebagai berikut:

𝑌𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1𝑋1𝑖𝑡 + 𝛽2𝑋2𝑖𝑡 + 𝛽2𝑋3𝑖𝑡 + ε

𝑌𝑖𝑡 : Indeks Pembangunan Manusia ( IPM )

𝛽1𝑋1 : Industri

𝛽2𝑋2 : Tenaga kerja

𝛽2𝑋3 : Upah Minimum Kabupaten / Kota ( UMK )

𝛽0 : Nilai Intercept (Konstanta)

i : Menunjukkan kabupaten / kota

t : Menunjukkan tahun

ε : Standar error

3.5.3 Uji Metode Regresi


Pada penelitian ini data yang digunakan pada uji regresi termasuk data panel yang mana
merupakan kombinasi antara data time series dan data cross section. Dalam melakukan
analisis data panel, digunakan beberapa pendekatan, dapat menggunakan common effect,
menggunakan fixed effect, maupun random effect. Common effect merupakan model
pendekatan yang paling sederhana dalam estimasi data panel. Lalu, penelitian ini
menggunakan proses sederhana yang digunakan untuk delapan pendekatan yang ada, yaitu
dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) untuk mengkombinasikan
data time series dan data cross section. Model ini mengasumsikan perilaku data antar
entitas dalam beberapa periode waktu atau nilai slope dan interceptnya adalah tetap. Least
Squares Dummy Variable (LSDV) atau Fixed effect merupakan model pendekatan analisis
data panel dengan mengasumsikan bahwa slope antar entitas dan waktu adalah tetap
sedangkan intercept antar entitas memiliki perbedaan yang dapat ditangkap dengan
menggunakan variabel dummy. Error Component Model (ECM) atau Random effect

8
merupakan model pendekatan analisis data panel dengan mengasumsikan bahwa terdapat
perbedaan antara entitas dan antar periode waktu. Penggunaan model ini memberikan
keuntungan berupa masalah heteroskedastisitas dapat dihilangkan. Terdapat dua pengujian
yang dapat dilakukan dalam upaya penentuan model pendekatan regresi data panel yang
paling tepat atau cocok untuk digunakan, yakni uji Lagrange Multiplier dan uji chow. Pada
penelitian ini menggunakan uji

3.5.4 Uji Asumsi Klasik


Tujuan dari pengujian normalitas untuk mengetahui bagaimana variabel variabel dalam
model regresi terdistribusi. Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah bentuk sebaran
datanya normal. Jika model regresi memiliki data yang berdistribusi normal maka dianggap
baik karena dapat diasumsikan bahwa data tersebut dapat mewakili populasi. Uji
heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah varians tidak stabil sehingga
mempengaruhi standar deviasi. Model regresi yang baik tidak akan menemui masalah
heteroskedastisitas. Uji multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi adanya situasi dimana
terdapat korelasi yang cukup tinggi antara dua variabel bebas dalam suatu model regresi.
Keadaan ini merupakan akibat dari ketidakabsahan signifikansi variabel serta besarnya
variabel dan koefisien konstanta. Salah satu cara untuk mendeteksi multikolinearitas adalah
dengan menguji koefisien korelasi. Jika koefisien korelasi lebih besar dari 0,85 diduga
terdapat korelasi yang tinggi antar variabel. Uji Autokorelasi bertujuan mendeteksi korelasi
yang terjadi antar residual pengamatan dengan pengamatan yang lainnya yang berlainan
waktu. Gangguan autokorelasi biasanya terjadi pada data dalam beberapa kurun waktu (time
series). Konsekuensi yang terjadi dari situasi ini adalah varians yang bias karena nilainya
lebih kecil daripada nilai sebenarnya. Salah satu cara mendeteksi autokorelasi adalah dengan
nilai Durbin-Watson yang dibandingkan pada statistik hitung (d) dengan nilai Durbin-
Watson (dL dan dU) yang ada pada statistik tabel.

3.5.5 Uji Hipotesis


Uji parsial atau uji-t dilakukan untuk menguji signifikansi masing-masing variabel
independen dengan variabel dependen secara terpisah. Pengujian ini di validasi dengan
membandingkan nilai t-tabel masing-masing koefisien dengan nilai t-hitung pada taraf
signifikansi 5 persen. Pengaruh signifikan variabel penjelas dapat diketahui jika nilai t-
hitung yang ditampilkan lebih besar dari t-tabel, yang berarti H0 ditolak. Uji akurasi model,
atau uji-F, bertujuan untuk memverifikasi bahwa semua variabel penjelas cocok dengan satu
9
variabel terikat dalam model persamaan regresi. Jika nilai p adalah 0,05 (signifikan pada
taraf 5%), kita dapat mengatakan bahwa model persamaan regresi yang dirumuskan adalah
benar. Namun, jika p adalah 0,05 (tidak signifikan pada 5%), maka model 10 persamaan
regresi yang dirumuskan tidak benar. Jika uji F tidak relevan, maka uji t tidak dapat
dilakukan karena modelnya salah. Sedangkan koefisien determinasi (R square) digunakan
untuk mengukur besarnya varians variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh semua
variabel independen. Nilai koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu, dengan
nilai 2 yang paling mungkin. Cara yang lebih baik untuk mendefinisikan variabel
independen adalah dengan menggunakannya untuk menjelaskan variabel dependen.

10
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil pengaruh uji industri, tenaga kerja,
Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) terhadap IPM. Penelitian ini menggunakan
sampel yaitu tahun 2019 sampai dengan 2021 dengan menggunakan populasi di provinsi
Jawa Tengah yang memiliki tiga puluh lima (35) kota / kabupaten.
4.2 Hasil Analisis
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Terdapat beberapa karakteristik yang diukur dalam penelitian ini yaitu standar deviasi,
mean, nilai minimum, nilai maksimum. Dari Tabel 4.1 dapat diketahui karakteristik data
yang berasal dari variabel IPM, TPT dan jumlah penduduk miskin yang merupakan hasil
olah data menggunakan software STATA 15 dan Microsoft Excel.
Tabel 4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Variable Obs Mean Std. Dev. Min Max
Industry 105 5064.486 4558.573 312 18381
Labour 105 29190.32 35094.98 407 180242
UMK 105 79.26831 392.059 1.61 2228.904
IPM 105 72.494 4.367337 66.11 83.6
Sumber : Diolah oleh penulis (2022)

Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif yang berasal dari 105 pengamatan, 35
populasi dengan sampel yaitu tahun 2019 sampai dengan 2021, maka didapatkan data
mengenai nilai minimum, nilai maksimum, standar deviasi, dan mean. Variabel industri
memiliki rata-rata 5064.486, standar deviasi 4558.573 dan nilai minimum, maksimum yaitu
sebesar 312 dan 18381. Semantara itu, pada variabel tenaga kerja rata-ratanya (mean) 29190.32
dengan standar deviasi 4558.573, nilai minimum dan maksimumnya yaitu sebesar 407 dan
180242. Pada variabel UMK mempunyai nilai minimum yaitu sebesar 1.61 nilai maksimumnya
2228.904 untuk rata-rata (mean) dan standar deviasi yaitu 79.26831 dan 392.059. Nilai standar
deviasi dari IPM yaitu 4.367337, memiliki nilai rata – rata sebesar 72.494, serta nilai minimal
dan maksimalnya 66.11 dan 83.6.

11
4.2.2 Uji Metode Regresi
Pengujian dalam regresi dengan data panel memiliki 3 model alternatif yang dipakai
untuk menganalisis, yaitu fixed effect, common effect, dan random effect model. Perbandingan
antara ketiga model tersebut tercantum dalam tabel 4.2 sebagai perbandingan model

Tabel 4.2 Perbandingan Model Regresi

Variabel independen : Industry, Labour, dan Upah Minimum Kabupaten / Kota ( UMK )
Variable Common Effect Model Fixed Effect Model Random Effect Model
Industry -.0002336 2.11e-06 1.38e-06
Labour .0000182 5.66e-06 5.69e-06
UMK -.0002645 .000079 .0000766
Constant 73.16722 72.31189 72.31476
Obs 105 105 105
R-Squared 0.0700 0.0077 0.0085
Sumber : Diolah oleh penulis (2022)

Terdapat dua (2) alternatif tahapan pengujian untuk mendapatkan model regresi terbaik, yaitu
uji Chow dan Uji Lagrange Multiplier

Uji Chow

Pengujian regresi agar dapat ditentukan lebih tepat dengan menggunakan common effect model
dan fixed effect model disebut dengan Uji Chow

H0 : Model common effect lebih tepat dibandingkan dengan fixed effect

H1 : Model fixed effect lebih tepat dibandingkan dengan common effect

Tabel 4.3 Hasil Uji Chow

Prob > F α Hasil


0,0000 0,05 (Prob > F )< α
Sumber : Diolah oleh penulis (2022)

Hasil Uji Chow dalam penelitian ini menunjukkan nilai Prob > F (0,0000) lebih kecil dibanding
dengan nilai α (0,05). Sehingga, dapat simpulkan bahwa model terbaik berdasarkan Uji Chow
adalah model fixed effect.

12
Uji Lagrange Multiplier

Untuk mengetahui model terbaik antara common effect model dan random effect model, perlu
dilakukan pengujian lagrange multiplier.

H0 : Model common effect lebih tepat dibandingkan dengan random effect

H1 : Model random effect lebih tepat dibandingkan dengan common effect

Tabel 4.4 Hasil Uji Lagrange Multiplier

Prob >𝐶ℎ𝑖𝑏𝑎𝑟2 α Hasil


0.0000 0,05 (Prob > < α)
Sumber : Diolah oleh penulis (2022)

Berdasarkan hasil Uji Lagrange Multiplier dapat diketahui bahwa nilai Prob > 𝐶ℎ𝑖𝑏𝑎𝑟2 (0.000)
lebih kecil dari pada nilai α (0,05). Sehingga, hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa
model random effect lebih baik dibandingkan dengan model common effect.

Kesimpulan :

Dari pengujian Chow, dan uji Lagrange Multiplier dapat disimpulkan bahwa model regresi
yang lebih tepat digunakan yaitu fixed effect.

Tabel 4.5 Kesimpulan Pengujian

Pengujian Hasil
Uji Chow Fixed effect
Uji Lagrange Multiplier Random effect
Sumber : Diolah oleh penulis (2022)

13
4.2.3 Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Pengujian normalitas menghasilkan grafik dan Tabel 4.6 sebagai berikut

Skewness/Kurtosis tests for Normality


Variable Obs Pr(Skewness) Pr(Kurtosis) adj chi2(2) Prob>chi2
residual 105 0.0007 0.3516 10.49 0.0053
Sumber : Diolah oleh penulis (2022)
1.00
Normal F[(simpan_data_residual-m)/s]
0.25 0.500.00 0.75

0.00 0.25 0.50 0.75 1.00


Empirical P[i] = i/(N+1)

Hasil pengujian normalitas pada Tabel 4.6, diketahui bahwa data pada penelitian ini
sudah terdistribusi dengan normal. Pengujian tersebut menunjukkan nilai Prob>chi² (0.0053)
lebih besar daripada α (0,05).

14
Uji Multikolinearitas

Untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen
dapat digunakan pengujian multikolinieritas dengan menggunakan nilai variance inflation
factor (VIF).

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas

Variable VIF 1/VIF


Labour 1.04 0.958827
Industry 1.03 0.967571
UMK 1.01 0.988242
Sumber : Diolah oleh penulis (2022)

Pada Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa variabel dalam penelitian ini semua nilai VIF
pada keseluruhan independen kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut
tidak mengalami multikolinearitas dan data dalam kondisi baik.

Uji Autokorelasi

Untuk mengetahui apakah masih terdapat masalah autokorelasi antar variabel dependen dan
independen dalam penelitian ini, maka dilakukan pengujian autokorelasi.

Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi

Prob > |𝑧| Αlpha Hasil


0.0000 0,05 (Prob>F)<α
Sumber : Diolah oleh penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas diketahui bahwa nilai Prob > |z| (0) lebih kecil daripada
nilai α (0,05). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini masih terdapat masalah
autokorelasi antar variabel dependen dan variabel independen.

15
Uji Homoskedastisitas

Pengujian homoskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Glejser

Tabel 4.9 Hasil Uji Homoskedastisitas

Absolute Residual P>|𝒕|


Industri 0.016
Tenaga Kerja 0.918
UMK 0.024
Sumber : Diolah oleh penulis (2022)

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada Tabel 4.9 diketahui bahwa tidak ada
gejala homoskedastisitas karena nilai dari variabel industri, tenaga kerja, dan UMK tidak
kurang dari α (0,05), atau lebih dari alpha. Untuk variabel industri didapatkan hasil sebesar
0.016, tenaga kerja sebesar 0.918, dan UMK sebesar 0.024.

4.2.4 Uji Hipotesis


Hasil pengujian hipotesis diketahui pada Tabel 4.11 sebagai berikut ini :

Tabel 4.10 Uji Hipotesis

Variable Pengaruh Koefisien P >|𝑡|


Industri - -.0002336 0.014
Tenaga Kerja - .0000182 0.139
UMK - -.0002645 0.806
Sumber : Diolah oleh penulis (2022)

4.3 Kesimpulan Uji Hipotesis


Kesimpulan dari uji hipotesis dapat diketahui pada tabel 4.11 sebagai berikut.

Tabel 4.11 Hasil Kesimpulan Uji Hipotesis

Hipotesis Variable Hasil Uji


Tidak berpengaruh signifikan karena nilai P >|𝑡| lebih
H1 Industri besar dari alpha ( H0 diterima )

H2 Tenaga Kerja Tidak berpengaruh signifikan karena nilai P >|𝑡| lebih

H3 UMK besar dari alpha ( H0 diterima )

16
Tidak berpengaruh signifikankarena nilai P >|𝑡| lebih
besar dari alpha ( H0 diterima )

Sumber : Diolah oleh penulis (2022)

4.4 Hubungan Industri, Tenaga Kerja, UMK, dan IPM terhadap Perencanaan
Pembangunan Daerah di Jawa Tengah
Data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah tahun 2019 menunjukkan
jumlah industri naik sebesar 5,19 persen, apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya
lebih tinggi. Pertumbuhan jumlah penduduk usia produktif semakin pesat, namun hal
tersebut bertolak belakang dengan tingkat penyerapan tenaga kerja dan kualitas angkatan
kerja yang ada, sehingga angka pengangguran masih cukup tinggi. Meningkatkan dan
mengoptimalkan potensi industri di Provinsi Jawa Tengah menjadi hal yang penting sangat
penting.Salah satu upaya pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengembangkan industri
dengan cara meningkatkan kapasitas ekspor. Pengembangan daya saing industri sebagai
salah satu negara penghasil ekspor harus terus diupayakan dengan menjadikan kegiatan
industri menjadi kegiatan perekonomian utama di Jawa Tengah sebagai prioritas
perdagangan untuk pasar domestik MEA. Potensi sumber daya alam dan sumber daya
manusia dapat diidentifikasi sebagai rumusan strategis, sehingga dapat menjadi isu
strategis. Gambaran mengenai keadaan perekonomian pada sektor industri menjadi modal
penting perencanaan dan penentuan kebijakan pemerintah daerah untuk mewujudkan visi
dan misi pembangunan daerah. Perencanaan kebijakan pembangunan Jawa Tengah agar
mempertimbangkan potensi Jawa Tengah secara proporsional. Di samping itu, perlu
kiranya untuk meningkatkan produktivitas dan profesionalisme pengelolaan kategori
perdagangan, industri dan akomodasi untuk meningkatkan nilai tambah perekonomian
Jawa Tengah. Sektor industri memegang peranan penting pada pembangunan berkelanjutan
serta menjadi roda utama pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu, industri tumbuh dinamis
berorientasi pada progress di masa depan dan terus mengutamakan perkembangan
kemajuan IPTEK. Tenaga kerja mampu terserap semenjak sektor industri dikembangkan,
nilai kapitalisasi modal juga tinggi, serta akan memberikan utilitas dari bahan baku yang
diolah. Semenjak ada Covid-19 tentunya terjadi perubahan terhadap kondisi perekonomian
dalam negeri, bahkan tingkat nasional. Oleh karena itu, perhatian lebih diberikan pada
sektor industri supaya tetap dapat beraktivitas dan beroperasi selama pandemi juga mampu
meningkatkan kinerja sektor industri di masa pandemi. Oleh sebab itu, berbagai kebijakan

17
dan stimulus diluncurkan sesuai kebutuhan pelaku usaha guna mengakselerasi pemulihan
ekonomi nasional. Ada berbagai langkah konkrit yang dilakukan Kementerian
Perindustrian untuk mendorong pembangunan industri nasional, seperti mendorong
pengembangan kawasan industri. Melalui implementasi roadmap berbagai upaya dilakukan
untuk meningkatkan daya saing industri dalam negeri. Program ini bertujuan untuk
memprioritaskan pengembangan tujuh sektor industri dalam menerapkan teknologi digital
dalam proses produksi dan membuatnya lebih efisien dan kompetitif. Upaya lainnya yaitu
ekspansi pasar ekspor untuk mendorong sektor industri dan menguatkan hubungan
perdagangan dengan Negara lainy yang memiliki potensi prioritas.
4.5 Strategi dan Program untuk Meningkatkan Potensi Industri Tenaga Kerja, dan
UMK Jawa Tengah
Strategi Program
Meningkatkan kualitas dan kuantitas Progam standarisasi dan fasilitasi yang
tenaga kerja yang kreatif, terampil, dan diterapkan pada industri
mandiri
Menekan biaya atau harga energi supaya Program ekspansi industri skala kecil
tidak tinggi serta meningkatkan kualitas hingga besar
barang produksi
Memperbaharui dan meningkatkan Program kemudahan untuk mengakses
penggunaan teknologi modern produk bahan baku di tingkat regional dan
nasional serta program pengembangan
energi terbarukan dengan memanfaatkan
kemajuan IPTEK
Meningkatkan ketersediaan dan Program pemberian pinjaman bunga rendah
kelengkapan peralatan dan perlengkapan atau modal untuk memulai usaha
di bidang industri
Menciptakan sistem regulasi pro bisnis Program pennyuluhan pentingnya
pemberdayaan bisnis dan usaha mikro kecil
maupun menengah
Menambah atau meningkatkan revenue Program pemberdayaan sumber daya
pekerja manusia melalui pendidikan formal maupun
non formal, pelatihan kerja supaya terampil
mempunyai skill, dan disiplin

18
BAB V
Penutup
5.1 Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi, pengaruh industri, tenaga kerja, dan
Upah Minimum Kabupaten / Kota ( UMK ) terhadap Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ) di
35 Kota / Kabupaten, Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 – 2021. Dengan variabel bebas
(independen) yaitu industri, tenaga kerja, dan Upah Minimum Kabupaten / Kota ( UMK ) serta
variabel terikat (dependen) yakni IPM. Populasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu tiga
puluh lima (35) kota / kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dengan sampel yang digunakan
yaitu tahun 2019 sampai dengan 2021. Berdasarkan hasil pengujian regresi data panel diketahui
bahwa industri, tenaga kerja, dan UMK tidak berpengaruh signigikan karena nilai P >|𝑡| lebih
besar dari alpha 0.05, terhadap IPM di Jawa Tengah.

5.2 Saran

Dalam penelitian ini, variabel yang diujikan hanya terbatas yaitu industri, tenaga kerja,
dan Upah Minimum Kabupaten / Kota ( UMK ) serta Indeks Pembangunan Manusia ( IPM )
dengan rentang tahun antara 2019 sampai dengan 2021, sehingga disarankan untuk penelitian
selanjutnya agar mengumpulkan informasi yang lebih lengkap dengan rentang tahun yang lebih
lama, sehingga hasil dari pengujian dapat lebih relevan dan bermanfaat luas bagi semua pihak
serta dapat dipertanggungjawabkan sebagai upaya untuk mendukung program kinerja pemerintah
daerah terkait pembangunan ekonomi berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas industri
dalam negeri, selanjutnya diharapkan dengan ketersediaan tenaga kerja dapat menjadi peluang sekaligus
keuntungan untuk meningkatkan produksi, produktivitas masyarakat meningkat, maka akan
meningkatkan pendapatan masyarakat, sehingga terjadi peningkatan terhadap persentase IPM.

19
DAFTAR PUSTAKA

(Adianto and Fedryansyah 2018)Adianto, Jepi, and Muhammad Fedryansyah. 2018.


“Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja Dalam Menghadapi Asean Economy Community.”
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial 1(2): 77.

(Sukmawati 2018)Sukmawati, Ari Kristin Prasetyoningrum & U. Sulia. 2018. “Analisis


Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia Tenaga Kerja Dan Kemiskinan Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis. http://eprints.ums.ac.id/80956/.

(Jayanti and Muqorobin 2017)Jayanti, Puspita Tri , and Masyhudi Muqorobin. 2017. “Analisis
Strategi Dan Program Peningkatan Daya Saing Pada Industri Unggulan Provinsi Jawa
Tengah Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (Mea).” Jurnal Ekonomi & Studi
Pembangunan 18(1).

Tengah, B. J. (2022, April 8). Badan Pusat Statistik Jawa Tengah. Retrieved from Data IPM
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 - 2021:
https://jateng.bps.go.id/indicator/26/83/1/indeks-pembangunan-manusia-metode-baru-
.html

Tengah, B. P. (2022, April 8). Badan Pusat Statistik Jawa Tengah. Retrieved from Jumlah
Industri dan Ketersediaan Tenaga Kerja Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 - 2021:
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah/Department of Industry
and Commerce Jawa Tengah Province

20
LAMPIRAN

Hasil Uji Statistik Deskriptif


. summarize Industry Labour UMK IPM

Variable Obs Mean Std. Dev. Min Max

Industry 105 5064.486 4558.573 312 18381


Labour 105 29190.32 35094.98 407 180242
UMK 105 79.26831 392.059 1.61 2228.904
IPM 105 72.494 4.367336 66.11 83.6

Hasil Uji Regresi


. regress IPM Industry Labour UMK

Source SS df MS Number of obs = 105


F(3, 101) = 2.53
Model 138.758622 3 46.2528741 Prob > F = 0.0613
Residual 1844.8987 101 18.2663237 R-squared = 0.0700
Adj R-squared = 0.0423
Total 1983.65732 104 19.0736281 Root MSE = 4.2739

IPM Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]

Industry -.0002336 .0000935 -2.50 0.014 -.000419 -.0000482


Labour .0000182 .0000122 1.49 0.139 -6.00e-06 .0000424
UMK -.0002645 .0010753 -0.25 0.806 -.0023976 .0018686
_cons 73.16722
. estat hettest, normal .6890016 106.19 0.000 71.80042 74.53401

Breusch-Pagan / Cook-Weisberg test for heteroskedasticity


Ho: Constant variance
Variables: fitted values of IPM_num

chi2(1) = 5.24
Hasil Uji
Prob Normalitas
> chi2 = 0.0221

.
. predict r, residual

.
. sktest r

Skewness/Kurtosis tests for Normality


joint
Variable Obs Pr(Skewness) Pr(Kurtosis) adj chi2(2) Prob>chi2

r 105 0.0007 0.3516 10.49 0.0053

Uji Multikolinearitas
. vif

Variable VIF 1/VIF

Labour 1.04 0.958827


Industry 1.03 0.967571
UMK 1.01 0.988242

Mean VIF 1.03

Uji Autokorelasi dengan Uji Runs


. runtest simpan_data_residual
N(simpan_dat~l <= -1.136511325836182) = 52
N(simpan_dat~l > -1.136511325836182) = 53
obs = 105
N(runs) = 17
z = -7.16
Prob>|z| = 0

21
Uji Homoskedastisitas dengan Uji Glejser
Source SS df MS Number of obs = 105
F(3, 101) = 3.93
Model 73.9729588 3 24.6576529 Prob > F = 0.0107
Residual 633.793191 101 6.27518011 R-squared = 0.1045
Adj R-squared = 0.0779
Total 707.76615 104 6.80544375 Root MSE = 2.505

abs_residual Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]

Industry -.0001337 .0000548 -2.44 0.016 -.0002424 -.0000251


Labour 7.36e-07 7.15e-06 0.10 0.918 -.0000134 .0000149
UMK -.0014495 .0006303 -2.30 0.024 -.0026998 -.0001993
_cons 4.061549 .4038385 10.06 0.000 3.260442 4.862656

Hasil Uji Homoskedastisitas dengan Uji Koenker-Bassett


. . regress residual_kuadrat yprediksi_kuadrat

Source SS df MS Number of obs = 105


F(1, 103) = 8.48
Model 5690.37406 1 5690.37406 Prob > F = 0.0044
Residual 69116.0824 103 671.029926 R-squared = 0.0761
Adj R-squared = 0.0671
Total 74806.4565 104 719.292851 Root MSE = 25.904

residual_kuadrat Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]

yprediksi_kuadrat 1.72242 .5914792 2.91 0.004 .54936 2.895479


_cons -2.296506 7.275633 -0.32 0.753 -16.72601 12.133

Hasil Uji Common Effect Model ( CEM )


. reg IPM Industry Labour UMK

Source SS df MS Number of obs = 105


F(3, 101) = 2.53
Model 138.758622 3 46.2528741 Prob > F = 0.0613
Residual 1844.8987 101 18.2663237 R-squared = 0.0700
Adj R-squared = 0.0423
Total 1983.65732 104 19.0736281 Root MSE = 4.2739

IPM Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]

Industry -.0002336 .0000935 -2.50 0.014 -.000419 -.0000482


Labour .0000182 .0000122 1.49 0.139 -6.00e-06 .0000424
UMK -.0002645 .0010753 -0.25 0.806 -.0023976 .0018686
_cons 73.16722 .6890016 106.19 0.000 71.80042 74.53401

Hasil Uji Fixed Effect Model ( FEM )


. xtreg IPM Industry Labour UMK, fe

Fixed-effects (within) regression Number of obs = 105


Group variable: Kota Number of groups = 35

R-sq: Obs per group:


within = 0.2882 min = 3
between = 0.0079 avg = 3.0
overall = 0.0077 max = 3

F(3,67) = 9.04
corr(u_i, Xb) = 0.0422 Prob > F = 0.0000

IPM Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]

Industry 2.11e-06 9.25e-06 0.23 0.820 -.0000164 .0000206


Labour 5.66e-06 1.13e-06 5.01 0.000 3.40e-06 7.91e-06
UMK .000079 .0001621 0.49 0.628 -.0002447 .0004026
_cons 72.31189 .0582131 1242.19 0.000 72.1957 72.42809

sigma_u 4.3929527
sigma_e .22762522
rho .99732229 (fraction of variance due to u_i)

F test that all u_i=0: F(34, 67) = 1045.29 Prob > F = 0.0000

22
Hasil Uji Random Effect Model (REM)
Random-effects GLS regression Number of obs = 105
Group variable: Kota Number of groups = 35

R-sq: Obs per group:


within = 0.2882 min = 3
between = 0.0089 avg = 3.0
overall = 0.0085 max = 3

Wald chi2(3) = 27.29


corr(u_i, X) = 0 (assumed) Prob > chi2 = 0.0000

IPM Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

Industry 1.38e-06 9.24e-06 0.15 0.881 -.0000167 .0000195


Labour 5.69e-06 1.13e-06 5.04 0.000 3.48e-06 7.91e-06
UMK .0000766 .0001617 0.47 0.636 -.0002403 .0003935
_cons 72.31476 .7437555 97.23 0.000 70.85703 73.77249

sigma_u 4.3846522
sigma_e .22762522
rho .99731217 (fraction of variance due to u_i)

Hasil Pengujian Breusch and Pagan Lagrangian Multiplier


Breusch and Pagan Lagrangian multiplier test for random effects

IPM[Kota,t] = Xb + u[Kota] + e[Kota,t]

Estimated results:
Var sd = sqrt(Var)

IPM 19.07363 4.367336


e .0518132 .2276252
u 19.22517 4.384652

Test: Var(u) = 0
chibar2(01) = 98.24
Prob > chibar2 = 0.0000

23
Paper
ORIGINALITY REPORT

10 %
SIMILARITY INDEX
11%
INTERNET SOURCES
9%
PUBLICATIONS
6%
STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

1
Submitted to Universitas Islam Indonesia
Student Paper 1%
2
lib.ibs.ac.id
Internet Source 1%
3
text-id.123dok.com
Internet Source 1%
4
www.msn.com
Internet Source 1%
5
doc-pak.undip.ac.id
Internet Source 1%
6
journal.umy.ac.id
Internet Source 1%
7
mafiadoc.com
Internet Source 1%
8
www.scilit.net
Internet Source 1%
9
pambudiagung.blogspot.com
Internet Source 1%
10
repository.ub.ac.id
Internet Source 1%
11
digilib.uns.ac.id
Internet Source 1%

Exclude quotes Off Exclude matches < 1%


Exclude bibliography On

You might also like