You are on page 1of 3

NADIKU KARENA BANGSA: IKHTIAR PENCAPAIAN CITA-CITA

BERMANFAAT UNTUK BANGSA


Oleh : Farhan Aziz

Nama saya Farhan Aziz. Saya merupakan alumni Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Universitas Jember yang baru diwisuda pada tanggal 30
November 2019 kemarin. Jadi kiranya masih anget dan bisa disebut sebagai
freshgraduate, hehe. Melalui tulisan ini, saya narasikan fondasi pemikiran serta
motivasi yang menggerakkan saya untuk belajar TOEFL di lembaga Titik Nol
English Course (Titik Nol) ini.
Sejak duduk di bangku sekolah dasar, konsisten dalam pikiran saya
mengenai makna dari menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
Pemikiran itulah yang mengantarkan saya pada konsistensi mengikuti aktivitas
organisasi dari masa bangku Madrasah Tsanawiyah (MTs) hingga di perguruan
tinggi. Di MTs, saya mengabdikan diri pada sekolah melalui OSIS sebagai
Bendahara umum. Kemudian di Madrasah Aliyah (MA) saya mengabdikan diri ke
sekolah melalui OSIS sebagai juru bicara, dan dilanjutkan di kampus dengan
mengabdikan diri di Himpunan Mahasiswa Jurusan IMABINA (HMJ) sebagai
pengurus bidang kaderisasi, Pers Mahasiswa PIJAR sebagai Pimpinan Redaksi,
serta Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai ketua umum. Selain itu, saya
juga aktif dalam pengabdian pendidikan di SDN Klungkung 3, sekolah terpencil
Kabupaten Jember yang hanya bermodalkan tiga kelas dan melanjutkan untuk
mengabdi untuk mengajar di tempat saya sekolah pada saat MTs, yakni MTs
Bustanul Ulum desa Kemiri, kecamatan Panti, kabupaten Jember.
Beberapa waktu menjelang kelulusan, saya dapati kabar bahwa saya
dinominasikan sebagai wisudawan terbaik untuk periode III di Universitas Jember
dengan IPK 3,89. Berikutnya, hal tersebut mengantarkan saya pada perenungan
mendalam; bukankah dengan lulus sebagai salah satu wisudawan terbaik hanya
saya, keluarga, beberapa saudara, dan sebagian kecil orang saja yang ikut
berbahagia? Dengan semua organisasi dan pengabdian yang ditempuh selama ini,
tidakkah hanya sebagian kecil orang yang tersentuh dengan program kerja saja
yang berbahagia? Menuju klimaks saya bertanya, hal apa kiranya yang dapat saya
lakukan sehingga dapat berdampak pada sebagian besar masyarakat indonesia;
khususnya terhadap bangsa Indonesia. Hal itu menjadi penanda, berkembangnya
pemikiran saya mengenai aplikasi nyata bermanfaat bagi orang lain pada kaliber
yang lebih luas.
Pada puncak perenungan, saya menemukan jawaban besar atas pertanyaan
besar ini. Saya akan menjadi peneliti! Bukan sekadar peneliti, melainkan peneliti
yang akan menemukan penemuan besar dengan merekonstruksi konstruksi sejarah
dan kebudayaan yang boleh jadi masih belum lengkap di Indonesia. Sebab
sejumlah 26 ribu kitab kuno Indonesia berada di perpustakaan Leiden Belanda
dan hanya 10,3 ribu kitab kuno saja yang berada di perpustakaan nasional RI.
Tentu hal tersebut merupakan fakta yang sangat menyedihkan. Hal ini
disampaikan pada tahun 2016 oleh kepala perpustakaan nasional RI, Ibu Sri
Sulasih. Betapa bahagianya bangsa kita, ketika kitab-kitab kuno yang sejumlah 26
ribu tersebut berhasil dikaji, diklasifikasikan menurut tema, serta dimediakan
dalam media berbasis 4.0 atau bahkan 5.0 di masa depan yang telah akrab dengan
generasi masa kini. Oh, betapa.
Untuk mencapai cita-cita menjadi seorang peneliti kitab kuno, saya perlu
belajar pada pendidikan master Filologi, lebih-lebih pada pendidikan doktoral.
InsyaAllah, saya telah menentukan kampus untuk tempat belajar. Universitas
Indonesia (UI) akan menjadi tempat belajar saya di bidang Filologi dan
dilanjutkan di Universitas Leiden. Di UI saya akan mempelajari akar kebudayaan
Indonesia dan dilanjutkan dengan mengkaji kitab kuno di Universitas Leiden
untuk menemukan nilai-nilai kebangsaan yang besar kemungkinan belum
tersentuh oleh peneliti-peneliti Indonesia. Untuk pencapaian cita-cita besar ini,
beasiswa menjadi hal yang sangat penting. Sebab dengan beasiswa, saya dapat
belajar serta meneliti dengan lebih maksimal, lebih mendalam, tanpa harus
terganggu dengan kewajiban bekerja untuk membayar biaya kuliah.
Oleh sebab itu, saya memilih Lembaga Titik Nol English Course (Titik
Nol) untuk media belajar bahasa inggris, terutama TOEFL. Saya dapati, Titik Nol
telah berhasil mengantarkan alumninya ke pascasarjana dengan memperoleh
beasiswa LPDP maupun beasiswa-beasiswa yang lainnya. Informasi terakhir, saya
peroleh dari unggahan IG Titik Nol pada hari Jumat, 27 Desember 2019 yang
tertuliskan di dalamnya 30 orang alumni Titik Nol memperoleh beasiswa LPDP.
Tentu saja keberhasilan besar tersebut atas bimbingan serta binaan Titik Nol.
Dengan belajar di Titik Nol, saya yakin dapat mengejar cita-cita untuk menjadi
peneliti kitab-kitab kuno; filolog.
Di kemudian hari, akan menjadi hal yang sangat membahagiakan ketika
saya mampir ke Titik Nol untuk menyemangati para generasi penerus bangsa
yang sedang belajar di Titik Nol. Sebagaimana alumni pada umumnya, telah
menjadi kewajiban saya untuk bermanfaat untuk Titik Nol yang telah
mengantarkan saya pada pendidikan tingkat lanjut; master dan doktoral. Demikian
esai ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Terima kasih.

Daftar rujukan
https://tirto.id/perpustakaan-leiden-jendela-indonesia-di-belanda-bZnX
http://news.unair.ac.id/2017/01/30/sastra-indonesia-unair-kuatkan-keilmuan-
lokal-dan-kerja-internasional/
https://www.instagram.com/titiknolenglish/?hl=id

You might also like