Professional Documents
Culture Documents
Makalah Tafsir Dan Hadist Tarbawi Kel.9
Makalah Tafsir Dan Hadist Tarbawi Kel.9
MAKALAH
‘’METODE PENDIDIKAN’’
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4 :
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan hidayah Nya,
akhirnya kami dapat menyelesaikan mekalah tentang “Metode Pendidikan”. Sesuai dengan
namanya, sebuah makalah memang tidak di maksudkan sebagai buku materi atau buku
panduan, melainkan di dalam pembahasannya, terdapat informasi-informasi yang mudah-
mudahan dapat menambah serta memperluas pengetahuan kami serta pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini kami mendapati kesulitan, baik dalam pencarian
sumber, bahan atau dalam hal lainnya. Akan tetapi, berkat pertolongan-Nya lah akhirnya
makalah ini kami selesaikan dengan baik.
Kami memahami dan menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami menerima kritik dan saran untuk terciptanya sebuah makalah yang baik. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan seseorang.
Dengan pendidikan seseorang dapat meraih cita-cita yang diinginkan dan melanjutkan
kehidupan. Tentunya untuk mencapai cita-cita tersebut seseorang membutuhkan pendidik
untuk membantunya mewujudkan cita-citanya.
Pendidik adalah kunci utama dalam mencapai cita-cita yang diinginkan oleh setiap
orang, maka dalam hal ini pendidik harus bekerja keras untuk hal yang demikian. Kerja
keras itu harus didukung dengan kompetensi yang dimiliki oleh seorang pendidik. Jika
seorang pendidik tidak memiliki kompetensi dalam bidang pendidikan, maka bisa
dipastikan peserta didik tidak akan dapat mencapai cita-citanya, begitupun dengan dunia
pendidikan tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan yaitu menjadikan peserta didik
menjadi insan kamil.
Berangkat dari hal itu, suatu pendidikan dapat berlangsung dengan baik perlu adanya
sarana maupun prasarana yang menunjang baik itu pendidikan yang bersikap formal
maupun non formal. Dalam setiap situasi pendidikan yang tengah berlangsung diperlukan
metode dan alat-alat pendidikan. Metode pendidikan selalu berkaitan dengan proses
pendidikan yaitu bagaimana cara melaksanakan kegiatan pendidikan agar tercapai tujuan
pendidikan. Berikut ini, sedikit pemakalah membahas mengenai masalah demikian yaitu
tentang pengertian dan macam-macam metode/alat pendidikan serta pengertian pendidik
sebagai penanggungjawab pendidikan.
B.Rumusan Masalah
1.Apa pengertian metode pendidikan ?
2.Apa saja macam- macam metode Pendidikan ?
3.Apa saja contoh dalil Al-Qur'an dan hadist mengenai metode pendidikan ?
C.Tujuan Penulisan
1.Mengetahui pengertian metode pendidikan
2.Mengetahui macam- macam metode Pendidikan
3.Mengetahui contoh dalil Al-Qur'an dan hadist mengenai metode pendidikan
3
BAB II
PEMBAHASAN
10
Ibid, hlm. 110.
11
Bukhari Umar, Hadits Tarbawi : Pendidikan dalam Perspektif Hadits, (Malang : Amarah, 2015), hlm
109.
12
Sunan Abi Dawud, Kitab Al-Taharah Bab Al-Wudu’u Tsulatsa, hlm. 110.
6
Metode latihan bersama teman memanfaatkan siswa yang telah lulus atau berhasil
untuk melatih temannya dan ia bertindak sebagai pelatih, pembimbing seorang siswa
yang lain. Ia dapat menentukan metode pembelajaran yang disukainya untuk melatih
temannya tersebut. Setelah teman berhasil atau lulus, kemudian ia bertindak sebagai
pelatih bagi seorang teman yang lain.
8. Metode Karyawisata
Melalui karyawisata, sebagai metode interaktif edukatif, murid dibawah bimbingan
guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan tujuan belajar. Dengan demikian, ada
keterikatan oleh tujuan dan tugas belajar. Dalam perjalanan karyawisata, ada hal tertentu
yang telah diprogramkan dalam proses belajar mengajar untuk dipelajari murid.
9. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok dalam proses belajar mengajar adalah kelompok kerja dari
kumpulan beberapa individu yang bersifat pedagogis yang di dalamnya terdapat adanya
hubungan timbal balik (kerja sama) antara individu saling percaya. Dengan pengertian
lain, guru dalam menghadapi murid-murid di kelas merasa perlu membagi mereka dalam
beberapa kelompok untuk memecahkan suatu masalah atau untuk mengerjakan tugas atau
pekerjaan secara bersama-sama.
Dalil:
َ َّك بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة ۖ َو َجا ِد ْلهُ ْم بِالَّتِي ِه َي َأحْ َس ُن ۚ ِإ َّن َرب
ك هُ َو ِ ِع ِإلَ ٰى َسب
َ ِّيل َرب ُ ا ْد
َض َّل ع َْن َسبِيلِ ِه ۖ َوهُ َو َأ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِدينَ َأ ْعلَ ُم بِ َم ْن
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(Serulah) manusia, hai Muhammad (kepada jalan Rabbmu) yakni agama-Nya (dengan
hikmah) dengan Alquran (dan pelajaran yang baik) pelajaran yang baik atau nasihat yang
lembut (dan bantahlah mereka dengan cara) bantahan (yang baik) seperti menyeru
mereka untuk menyembah Allah dengan menampilkan kepada mereka tanda-tanda
7
kebesaran-Nya atau dengan hujah-hujah yang jelas. (Sesungguhnya Rabbmu Dialah Yang
lebih mengetahui) Maha Mengetahui (tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk) maka Dia membalas
mereka; ayat ini diturunkan sebelum diperintahkan untuk memerangi orang-orang kafir.
Dan diturunkan ketika Hamzah gugur dalam keadaan tercincang; ketika Nabi saw.
melihat keadaan jenazahnya, lalu beliau saw. bersumpah melalui sabdanya, "Sungguh
aku bersumpah akan membalas tujuh puluh orang dari mereka sebagai penggantimu."
2.Dalil Hadist
a.Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab juga sudah pernah digunakan Rasulallah untuk memberikan
pengajaran, contohnya hadits berikut ini.
اع ب ُْن َشب َْر َمةَ ع َْن َأبِي ُزرْ َعةَ ع َْن ِ ََح َدثَنَا قُتَ ْيبَةُ ب ُْن َس ِع ْي ٍد َح َدثَنَا َج ِر ْي ٌر ع َْن ُع َما َرةَ ب ُْن ْالقَ ْعق
َ َصلى هللا َعلَ ْي ِه َو َسلَم فَق
ال َ ِضي هللاُ َع ْنهُ قَا َل َجا َء َر ُج ٌل ِإلَى َرسُو ِل هللا ِ َأبِي هُ َري َْرةَ َر
َ َق.)َ قَا َل ثُ َّم َم ْن؟ قَا َل(ثُ َّم ُأ ُّمك.)َص َحابَتِي؟ قَا َل (ُأ ُّمك
ال ثُ َّم َ اس بِ ُحس ِْن ِ َّق الن ُّ يَا َرسُو ُل هللا َم ْن َأ َح
ك َ َ قَا َل ثُ ُّم َم ْن؟ ق.) َال ( ثُ َّم ُأ ُّمك
َ ال ( ثُ َّم َأبُو َ ََم ْن؟ ق
Artinya:
Menceritakan kepada kami Qutaibah bin sa’id, menceritakan kepada kami Jarir dari
Umarah bin Qa’qa’ bin Syabramah dari Abu Zur’ah dari Abu Hurairah ra. meriwayatkan
8
bahwa seorang laiki-laki datang kepada Rasulallah SAW lalu bertanya: “ya Rasulallah,
siapa yang paling berhak (pantas) mendapatkan perlakuan baikku?” Rasulallah menjawab
“ibumu.” laki-laki itu berkata lagi, “siapa lagi?” Rasulallah menjawab “kemudian
ibumu.” laki-laki itu bertanya lagi, “kemudian siapa lagi?” Rasulallah menjawab
“ibumu.” laki-laki itu berkata lagi (untuk yang keempat kalinya) “siapa lagi?” Rasulallah
menjawab, “sesudah itu ayahmu.” (HR. Al-Bukhari)
Hadits tersebut menjelaskan bahwa terjadi pembelajaran tanya jawab antara Rasulallah
dan seorang laki-laki. Dijelaskan bahwa seorang laki-laki bertanya pada Rasulallah
siapakah orang yang lebih berhak atau pantas mendapatkan perlakuan baiknya, maka
Rasullah menjawab “ibumu” sebanyak tiga kali dan menjawab “ayahmu” pada
pertanyaan yang keempat. Maka dapat disimpulkan bahwa ibu lebih berhak mendapatkan
perlakuan baik dari seorang anak. Melalui hadits tersebut Rasulullah telah memberikan
pendidikan budi pekerti kepada sahabat dengan menggunakan metode tanya jawab.
b. Metode Pembiasaan
Telah diceritakan kepada kami Waki’ telah diceritakan kepada kami Sawwar bin
Dawud dari Amru bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Rasulallah SAW bersabda,
“suruhlah anakmu mendirikan shalat ketika berumur tujuh tahun dan pukullah mereka
karena meninggalkannya ketika ia berumur sepuluh tahun. (pada saat itu), pisahkanlah
tempat tidur mereka.” (HR. Ahmad)
Dalam mengajarkan shalat Rasulallah menganjurkan metode pembiasaan sejak kecil,
Beliau bertitah pada para sabat agar membiasakan shalat sejak umur tujuh tahun.
Meskipun anak yang berumur tujuh tahun belum berkewajiban shalat, tetapi Rasulallah
tetap menyuruh mereka shalat. Hal ini merupakan metode pembelajaran Rasulallah
dengan metode pembiasaan, kerena dengan begitu anak-anak akan terbiasa melakukan
shalat saat usianya sudah baligh.
9
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Metode memiliki arti adanya urutan kerja yang terencana, sistematis dan merupakan
hasil eksperimen ilmiyah guna mencapai tujuan yang telah direncanakan. Sedangkan
Pendidikan Islam merupakan usaha yang sistematis untuk membentuk manusia-manusia
yang bersikap, berpikir dan bertindak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang digariskan
oleh Agama Islam untuk keselamatkan dan kebahagiaan hidupnya di dunia maupun di
akhirat. Maka metodologi Pendidikan Islam adalah jalan yang dapat ditempuh pendidik
untuk memudahkan dalam membentuk pribadi muslim yang berkepribadian Islam dan
sesuai dengan ketentuan Al-Qur’an dan Hadits.Berbagai macam metode pendidikan
Islam telah banyak dicontohkan Rasulallah dalam pembalajaran yang dilakukan beliau
pada umat. Macam-macam metode pendidikan Islam yang juga pernah diterapkan oleh
Rasulallah adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode
demonstrasi dan metode pembiasaan.Meskipun setiap metode dapat mempermudah
pembelajaran untuk mencapai tujuan, metode pendidikan Islam juga memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing.
B.Saran
Kami sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan
yang jauh dari kata sempurna. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah
dengan mengacu kepada sumber yang bisa dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh sebab
itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai pembahasan
makalah di atas.
10