You are on page 1of 13

Laporan Praktikum Kimia Dasar Laju Reaksi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan manusia pada zaman sekarang tidak dapat dipisah dari bahan-bahan
kimia. hampir seluruh bagian dari kehidupan manusia berhubungan sangat erat dengan
bahan-bahan kimia. dalam kehidupan rumah tangga, kesehatan, perhiasan dan lain-lain
hampir seluruhnya menggunakan bahan kimia. dalam suatu reaksi kimia, terdapat
perbedaan laju reaksi antara reaksi yang satu dengan reaksi yang lain. misalnya, ketika
kita membakar kertas reaksi berlangsung cepat. Sedangkan, reaksi pembakaran minyak
bumi memakan waktu yang sangat lama.

Proses berlangsungnya suatu reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor.


Suatu reaksi akan berlangsung secara cepat apabila frekuensi tumbukan antar partikel
dari zat-zat yang bereaksi sering terjadi titik sebaliknya, reaksi akan berlangsung secara
lambat apabila hanya sedikit partikel zat zat yang mengalami tumbukan titik beberapa
faktor yang mempengaruhi ketika reaksi adalah konsentrasi luas permukaan suhu dan
katalis. menurut tumbukan, reaksi berlangsung sebagai hasil tumbukan antar partikel
pereaksi. akan tetapi, tidaklah setiap tumbukan menghasilkan reaksi, melainkan hanya
tumbukan antar partikel yang memiliki energi cukup serta arah tumbukan yang tepat.
Laju reaksi sangat penting untuk dipelajari karena karena dengan mengetahui laju reaksi
dan mengetahui hal-hal yang mempengaruhinya sehingga dapat menerapkannya dalam
kehidupan, misalnya dalam kegiatan industri, dengan mengetahui laju reaksi dapat
membuat produksi lebih terdeteksi sehingga dapat jumlah produk dalam waktu yang
bisa diperhitungkan.

Oleh karena itu, percobaan laju reaksi ini dilakukan agar praktikum praktikan
dapat lebih memahami tentang laju reaksi dan memahami faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi laju reaksi serta pengaruh konsentrasi dan pengaruh suhu pada laju
reaksi.

1.2 Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi pada praktikum


kali ini
2. Untuk mengetahui  pengaruh suhu terhadap laju reaksi
3. Untuk mengetahui jenis orde reaksi yang terjadi pada percobaan kali ini
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Laju reaksi merupakan peristiwa perubahan konsentrasi reaktan atau produk


dalam satuan waktu. Laju reaksi juga dapat dinyatakan sebagai suatu laju terhadap
berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi. Konstanta laju reaksi merupakan laju reaksi
bila konsentrasi dari masing-masing jenis adalah satu (Keenan, 1984).

Kecepatan laju reaksi yang berbanding lurus terhadap konsentrasi dengan satu
atau dua pengikut berpangkat dua akan disebutkan sesuai jumlah pangkat. Reaksi
disebut bertingkat tiga bila kecepatan reaksinya berbanding lurus dengan konsentrasi
pangkat tiga. Biasanya laju reaksi tidak bergantung pada orde reaksi, suatu reaksi yang
merupakan proses satu tahap didefinisikan dengan berdasarkan reaksinya yaitu reaksi
dasar (Petrucci, 1982).

Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap liter larutan. Molalitas
menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap 1000 g pelarut murni. Sedangkan fraksi
mol menyatakan perbandingan mol salah satu komponen dengan jumlah mol semua
komponen (Syukri, 1999).

Berdasarkan teori tumbukan yang menyatakan bahwa sebelum terjadinya reaksi


molekul pereaksi haruslah saling bertumbukan sehingga sebagian molekul pada
tumbukan ini akan membentuk suatu molekul. Molekul yang akan mampu bersifat
mengaktivasi diri secara langsung. Molekul tersebut kemudian berubah menjadi hasil
reaksi agar reaksi dapat
membentuk kompleks yang akan aktif. Walaupun demikian, molekul-molekul ini hanya
akan mempunyai energi minimum yang disebut energi aktivasi (Sukardjo, 2002).

Hukum laju reaksi merupakan suatu bentuk persamaan yang menyatakan laju
reaksi sebagai fungsi dari konsentrasi semua spesi yang ada termasuk produk-produk
yang dihasilkan dalam reaksi tersebut.Hukum laju reaksi mempunyai dua penerapan
utama, yaitu penerapan teoritis yang merupakan pemandu dalam mekanisme reaksi
sedangkan penerapan praktiknya akan dilakukan setelah mengetahui hukum laju reaksi
dan konstanta lajunya. Untuk reaksi kimia sebagai berikut.

aA+bB→cC+dDaA+bB→cC+dD
Hubungan antara laju reaksi dengan molaritas adalah.

v=k[A]^m[B]^nv=k[A]m[B]n
Dengan:
v = Laju reaksi
k = Konstanta laju reaksi
[A] = Konsentrasi zat A
[B] = Konsentrasi zat B
m = Orde terhadap zat A
n = Orde terhadap zat B

Persamaan laju reaksi untuk suatu zat a dapat ditulis sebagai berikut.

R_A=\frac{n}{t}RA=tn
RA = Laju reaksi
n = Jumlah mol zat A yang terbentuk
t = Waktu

Ra memiliki harga positif jika zat tersebut terbentuk dan akan memiliki harga negatif
jika zat tersebut digunakan untuk bereaksi (Atkins, 1996).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi atau kecepatan reaksi.

1. Konsentrasi. Jika kecepatan suatu zat semakin besar maka laju reaksinya
semakin besar pula dan sebaliknya jika konsentrasi semakin kecil maka laju
reaksinya semakin kecil pula. Untuk beberapa reaksi laju reaksi dapat
dinyatakan dengan persamaan matematis yang dikenal dengan hukum laju reaksi
atau persamaan laju reaksi. Pangkat-pangkat dalam persamaan laju reaksi
dinamakan orde reaksi. Menentukan orde reaksi dalam suatu reaksi kimia pada
prinsipnya menentukan pengaruh seberapa besar perubahan konsentrasi laju
reaksi terhadap konsentrasi pereaksi (Charles, 2004).
2. Luas permukaan. Reaksi yang berlangsung dalam sistem homogen sangat
berbeda dengan reaksi yang berlangsung dalam sistem heterogen. Pada reaksi
homogen campuran zatnya bercampur seluruhnya. Hal ini dapat mempercepat
berlangsungnya reaksi kimia karena molekul-molekul ini dapat bersentuhan satu
sama lain. Dalam sistem reaksi hanya berlangsung pada bidang-bidang yang
bersentuhan dari kedua fase yang bereaksi. Reaksi kimia berlangsung pada
kedua molekul-molekul, atom-atom, atau ion-ion dari zat-zat yang bereaksi
terlebih dahulu bertumbukan. Semakin luas permukaan suatu reaksi maka
semakin cepat reaksi itu berlangsung (Charles, 1882).
3. Suhu/temperatur. Pada suhu yang tinggi, energi molekul-molekul bertambah.
Laju reaksi meningkat dengan naiknya suhu. Biasanya kenaikan suhu sebesar
10°C akan menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar dua atau tiga kalinya.
Kenaikan laju reaksi ini disebabkan dengan kenaikan suhu atau menyebabkan
semakin cepatnya molekul-molekul bergerak sehingga memperbesar
kemungkinan terjadi tabrakan yang efektif. Energi tumbukan suatu reaksi dapat
berlangsung disebut energi aktivasi (Chang, 2001).
4. Katalis. Berbagai reaksi berlangsung lambat dapat dipercepat dengan
menambahkan zat lain yang disebut dengan katalis. Konsep yang menerapkan
pengaruh terhadap laju reaksi diantaranya katalis menurunkan energi energi
pengaktifan suatu reaksi dengan jalan membentuk tahap-tahap reaksi yang baru.
Ada dua jenis katalis yaitu katalis homogen adalah katalis yang satu fase dengan
zat yang jenis katalis ini umumnya ikut bereaksi tetapi pada akhirnya reaksi akan
kembali ke bentuk semula. Katalis heterogen adalah katalis yang tidak satu fase
dengan zat-zat yang bereaksi jenis katalis ini umumnya logam-logam dan reaksi
yang tercepat umumnya pada gas (Supardi, 2008).
Orde suatu reaksi adalah jumlah pangkat faktor konsentrasi dalam hukum laju
berbentuk diferensial. Pada umumnya orde reaksi merupakan bilangan bulat dan kecil
namun dalam beberapa kasus dapat berupa bilangan pecahan atau nol. Orde reaksi
terhadap suatu zat tertentu tidak sama dengan koefisien dalam persamaan stoikiometri.
Reaksi harga n memberikan orde reaksi jika n = 0 maka laju reaksinya disebut orde nol
terhadap X. Hal ini berarti bahwa perubahan konsentrasi tidak berpengaruh pada laju
reaksi (Chang, 2001).

Teori tumbukan pada kinetika kimia menyatakan bahwa molekul gas sering
bertumbukan satu dengan yang lainnya. Jadi sangat masuk akal jika kita
menganggapnya benar bahwa reaksi kimia berlangsung sebagai akibat dari tumbukan
antar molekul-molekul yang bereaksi. Dari segi teori tumbukan dari kinetika kimia
maka kita perkirakan laju reaksi akan berbanding lurus dengan banyaknya tumbukan
molekul per detik atau berbanding lurus dengan frekuensi tumbukan molekul.

Sifat fisika dan kimia dari HCl adalah memiliki massa molar 38,34 gram per mol,
cairan tidak berwarna, tidak berbau, memiliki massa jenis 1,18 gram per cm 3, memiliki
titik lebur -27,32°C, memiliki titik didih 48°C dan terlarut sepenuhnya dalam air. Sifat
fisika dan kimia dari Na2S2O3 adalah memiliki massa molar 158,11 gram per mol
(anhidrat) dan 248, 18 gram per mol (pentahidrat), berpenampilan seperti kristal putih,
tidak berbau, memiliki massa jenis 1,667 gram per cm 3, memiliki titik lebur 48,3°C,
memiliki titik didih 100°C, memiliki kelarutan dalam air 70,1 gram per Ml pada suhu
20°C dan dalam suhu ruangan keduanya berwujud cair (Jolly, 1984).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat – alat

 Gelas kimia 50 ml
 Gelas ukur 25 ml
 Termometer
 Hot plate
 Stopwatch
 Botol Semprot
 Statif dan klem
 Penjepit tabung reaksi
 Corong kaca
 Pipet volume 10 mL
 Bulb
3.1.2 Bahan

 Larutan Na2S2O3 0,1 M
 Larutan Na2S2O3 0,2 M
 Larutan HCl 0,1 M
 Larutan HCl 0,2 M
 Kertas
 Aquades
 Tisu
3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Pengaruh konsentrasi pada laju reaksi

1. Disiapkan kertas yang telah diberikan tanda silang dan diletakkan di bawah  
gelas kimia 100 ml.
2. Diukur larutan sebanyak 10 ml Na2S2O3 0,1 M di gelas ukur lalu dituangkan ke
gelas kimia.
3. Diukur larutan sebanyak 10 ml HCl 0,2 M di gelas ukur lalu dicampurkan
dengan 10 ml Na2S2O3 0,1 M.
4. Dihitung waktu yang diperlukan sejak penuangan HCl 0,2 M tadi dengan
menggunakan stopwatch.
5. Diamati sampai tanda silang tidak terlihat lagi dan catat waktu.
6. Diulangi langkah yang sama untuk larutan 10 ml Na2S2O3 0,2 M.

3.2.2 Pengaruh suhu pada laju reaksi

1. Disiapkan kertas yang telah diberi tanda silang.


2. Diukur larutan sebanyak 10 ml Na2S2O3 0,1 M di gelas ukur lalu dituang ke
gelas kimia.
3. Diletakkan gelas kimia di atas hot plate lalu diukur suhu sampai 25°C
menggunakan termometer.
4. Diukur larutan sebanyak 10 ml HCl 0,2 M di gelas ukur.
5. Diletakkan di atas kertas yang telah diberi tanda silang tadi setelah sampai pada
suhu 25°C.
6. Dihitung larutan 10 ml HCl 0,2 M kedalam gelas kimia yang dipanaskan tadi.
7. Dihitung waktu yang diperlukan sejak penuangan HCl 0,2 M tadi dengan
menggunakan stopwatch.
8. Diamati sampai tanda silang tidak terlihat lagi dan catat waktu.
9. Diulangi langkah yang sama untuk larutan 10 ml Na2S2O3 0,2 M dengan larutan
10 ml HCl 0,1 M dengan suhu 40°C dan 10 ml Na2S2O3 0,2 M dengan larutan
10 ml HCl 0,2 M dengan suhu 60°C.
10. Dibandingkan data ini dengan jika tanpa pemanas (perlakuan 1).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi

No Konsentrasi Na2S2O3 [HCl] Waktu (detik) v=

1 0,1 molar 0,2 molar 5.23 Menit 0,0106

2 0,2 molar 0,1 molar 6.10 Menit 0,02

3 0,2 molar 0,2 molar 4.5 Menit 0,023

No Konsentrasi Na2S2O3 Konsentrasi HCl Suhu Waktu (detik)

1. 0,1 molar 0,2 molar 25oC 163 detik 0,0106

2. 0,2 molar 0,1 molar 40oC 43 detik 0,043

3. 0,2 molar 0,2 molar 60oC 19 detik 0,111

4.1.2 Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi

4.2 Reaksi
Na_2S_2O_{3(aq)} + 2HCl_{(aq)} → S_{(s)} + H_2O_{(l)} + 2NaCl_{(aq)}Na2S2
O3(aq)+2HCl(aq)→S(s)+H2O(l)+2NaCl(aq)

4.3 Perhitungan

4.3.1 Perhitungan Konsentrasi


4.3.2 Perhitungan Suhu
4.4 Grafik

Grafik 4.4.1 Pengaruh Konserntrasi Terhadap Laju Reaksi

Grafik 4.4.2 Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi

4.5 Pembahasan

Pada praktikum kali ini, telah dilakukan dua percobaan yaitu pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi dan percobaan pengaruh suhu terhadap laju reaksi. Pada
percobaan yang pertama, yaitu percobaan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
yang pertama kali harus dilakukan adalah dengan menyiapkan gelas kimia yang di
bawahnya diletakkan kertas yang telah diberi tanda silang titik pada percobaan yang
pertama, yaitu dengan menggunakan 10 Ml larutan Na2S2O3 0,1 M dan larutan HCl
0,210 Ml. Kemudian larutan tersebut dicampur ke dalam gelas kimia dan
menggunakan Stopwatch di hitung waktu reaksinya yang dapat dilihat dari larutan yang
akan menjadi keruh dan tanda silang di bawah gelas kimia sudah tak terlihat lagi. Pada
percobaan yang pertama ini, didapat waktu 103 detik. Yang kedua dengan
menggunakan 10 Ml larutan Na2S2O3 0,2 M dan 10 Ml HCl 0,1 M dan prosedur yang
dilakukannya sama dengan percobaan pertama dan setelah diamati dan dihitung didapat
hasil yaitu 50 detik titik pada percobaan yang ketiga yaitu dengan menggunakan 10 Ml
larutan Na2S2O3 0,2 M dan 10 ml larutan HCl 0,2 m setelah dicampur kan dan dihitung
waktu Sampai warna larutan menjadi keruh didapatkan hasil yaitu selama 45 detik pada
percobaan yang kedua yaitu percobaan pengaruh terhadap laju reaksi yang pertama
yang harus disiapkan yaitu kertas yang telah diberi tanda silang yang nantinya akan
diletakkan gelas kimia yang akan diletakkan di atasnya titik percobaan yang pertama
yaitu dengan menggunakan 10 ml Na2S2O3 dan 10 Ml HCl, didapatkan hasil yang sama
seperti pada percobaan pertama pada pengaruh konsentrasi yaitu 103 detik. Pada
percobaan yang kedua, dituangkan 10 Ml larutan Na 2S2O3  0,2 M ke dalam gelas kimia
yang lalu diletakkan di atas hotplate dan Ditunggu sampai suhunya mencapai 40ºC yaitu
dengan mengamatinya menggunakan termometer. saat suhunya telah mencapai 1040ºC
lalu dicampurkan dengan menuangkan 10 Ml HCl 0,1 m ke dalam gelas kimia yang
sama. kemudian dihitung waktunya dengan menggunakan stopwatch sampai larutan
menjadi keruh dan tanda silang tidak terlihat. Na2S2O3.

Hal ini dapat terjadi dikarenakan suhu yang tinggi dapat membuat partikel-
partikel dalam zat menjadi lebih aktif untuk bertabrakan dan dapat mempercepat reaksi.
dan dapat dilihat juga dari hasilnya yaitu pada Suhu 25ºC laju reaksinya hanya selama
94 detik pada suhu 40ºC selama 23 detik dan pada suhu yang paling tinggi pada
percobaan kali ini yaitu 60ºC laju reaksinya dapat berlangsung hanya selama kurang
lebih 9 detik. jadi bisa disimpulkan bahwa konsentrasi dan suhu berpengaruh pada laju
reaksi titik berdasarkan dengan grafik yang telah dibuat, juga dapat disimpulkan bahwa
kecepatannya juga terus bertambah naik. pada percobaan yang pertama, yaitu pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi didapat hasil grafik yang terus naik yaitu dari kecepatan
reaksi dari 0,010, 0,02 dan sampai 0,023 dan hasil tersebut didapat karena konsentrasi
yang dipakai semakin besar. pada percobaan yang kedua yaitu Pengaruh suhu terhadap
laju reaksi didapat hasil grafik yang terus naik yaitu dari kecepatan reaksi 0,010 6, 0,043
sampai 0,111 dan Hasil tersebut didapat karena semakin lama suhu yang ingin dicapai,
maka akan semakin besar yaitu dari 25ºC, 40ºC sampai dengan 60 ºC. Prinsip percobaan
pada praktikum kali ini adalah mereaksikan suatu reaktan dengan konsentrasi salah satu
spesies dibuat konstan dan spesi yang lainnya dibuat beragam untuk mengetahui
pengaruh nya terhadap laju reaksi, dalam hal ini, larutan yang akan digunakan pada
praktikum kali ini adalah larutan Na2S2O3 dan larutan HCl. Serta mereaksikan suatu
larutan tersebut dengan konsentrasi yang berbeda dan dengan suhu yang berbeda-beda
titik Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh suhu
terhadap suhu dan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi.

Hal ini dapat terjadi dikarenakan suhu yang tinggi dapat membuat partikel-
partikel dalam zat menjadi lebih aktif untuk bertabrakan dan dapat mempercepat reaksi.
dan dapat dilihat juga dari hasilnya yaitu pada Suhu 25ºC laju reaksinya hanya selama
94 detik pada suhu 40ºC selama 23 detik dan pada suhu yang paling tinggi pada
percobaan kali ini yaitu 60ºC laju reaksinya dapat berlangsung hanya selama kurang
lebih 9 detik. jadi bisa disimpulkan bahwa konsentrasi dan suhu berpengaruh pada laju
reaksi.
Pada percobaan kali ini, adapun fungsi alat-alat pada praktikum ini yaitu ada gelas
kimia 50 Ml yang berfungsi untuk mengukur volume larutan ataupun bahan yang tidak
memerlukan ketelitian yang tinggi titik gelas ukur 2,5 Ml digunakan sebagai alat ukur
volume cairan yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi, termometer berfungsi
untuk mengukur suhu atau temperatur maupun perubahan suhu dari suatu zat tertentu.
Selain itu ada juga hot plate yang berfungsi untuk memanaskan suatu campuran zat
tertentu. sampel yang dipanaskan ditempatkan ke dalam labu Erlenmeyer atau gelas
kimia. yang terdapat pada alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat
proses homogenisasi. stopwatch berfungsi untuk menghitung waktu sampai tanda silang
yang terdapat pada kertas saring tersebut hilang. fungsi pipet filler atau
rubber bulb digunakan untuk memindahkan sejumlah volume larutan, yang biasanya
disebut dengan aliquot, filler merupakan alat untuk menyedot larutan yang dipasang
pada pangkal pipet ukur.  pipet ukur 10 Ml fungsi untuk mengambil larutan dengan
jumlah ketelitian yang tinggi dan dalam skala ukuran yang kecil. fungsi dari klem dan
statif yaitu klem berfungsi untuk memegang atau menjepit buret corong dan peralatan
lainnya sedangkan statif berfungsi untuk menegakkan buret corong pisah dan peralatan
lainnya.

Adapun beberapa bahan yang terdapat dalam praktikum kali ini dan memiliki
fungsi Yaitu sebagai salah satu zat yang digunakan untuk mengukur laju reaksi yaitu
larutan Na2S2O3 dan larutan HCl dengan konsentrasi yang berbeda-beda titik adapun
fungsi bahan lainnya yaitu kertas, kertas berfungsi untuk menuliskan tanda silang titik
pensil berfungsi untuk menulis simbol tanda silang pada kertas yang terdapat di bawah
gelas kimia. Adapun aquades yang berfungsi untuk mencuci alat-alat yang dipakai pada
saat praktikum. Fungsi perlakuan yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah yang
pertama Fungsi diletakkan di kertas yang telah diberi tanda silang yaitu agar kita
mengetahui waktu yang diperlukan agar suatu reaksi dapat berlangsung sampai tanda
silang itu agar kita mengetahui waktu yang diperlukan agar suatu reaksi dapat
berlangsung yaitu sampai tanda silang tidak terlihat lagi karena larutan menjadi keruh
titik fungsi larutan dipanaskan yaitu agar larutan dapat mencapai suhu yang ingin
dicapai, fungsi diukur larutan menggunakan termometer adalah agar kita dapat melihat
kenaikan suhunya pada saat dipanaskan, pengukuran larutan sebanyak 10 Ml dengan
menggunakan gelas ukur adalah agar larutan yang dipakai perbandingannya sama
sehingga pada saat dicampur dan bereaksi larutan dapat menjadi putih keruh, dihitung
waktu dengan menggunakan stopwatch adalah agar mendapatkan hasil perhitungan
dengan akurat dan tepat dan fungsi digunakannya hot plate adalah berfungsi untuk
memanaskan larutan sampai pada suhu yang ingin dicapai.

Faktor kesalahan yang didapat pada praktikum kali ini adalah pada saat
mengukur menggunakan gelas ukur, ada beberapa larutan yang tidak tepat pada 10 Ml
dan pada saat menggunakan termometer, ujung termometer nya dipegang yang
seharusnya tidak dipegang karena dapat memasuk dapat merusak dan mempengaruhi
kinerja termometer tersebut pada saat memanaskan suhu yang didapat kurang pas dan
tidak tepat yaitu kelebihan atau kekurangan dari suhu yang ingin dicapai, juga kurang
bersihnya saat membersihkan gelas kimia yang digunakan sehingga hasil kurang tepat
dan menjadi tidak akurat.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Konstanta pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi yaitu 389,15 pada


percobaan pengaruh suhu dalam laju reaksi dihasilkan konstanta konstanta
dengan besar 9,24 titik konstanta ini didapat dengan cara mencari nilai k atau
konstanta pada pengaruh konsentrasi dan suhu setelah mengetahui orde reaksi
dari masing-masing senyawa.
2. Dalam percobaan ini, suhu juga mempunyai dan mempengaruhi laju reaksi.
Didapat percobaan pertama, 10 Ml Na2S2O3 0,1 m dengan suhu 25°C dengan 10
Ml HCl 0,2 M. lama waktu yang diperlukan sampai tanda silang tidak terlihat
adalah 103 detik. Pada percobaan ke-2, 10 ml Na2S2O3 0,2 M yang telah
dipanaskan diatas hotplate hingga suhu 40°C dicampur dengan 10 Ml HCl 0,1
M. lama waktu yang diperlukan sampai tanda silang tidak terlihat adalah 23
detik. Pada percobaan yang ketiga, 10 Ml Na2S2O3 0,2 m yang telah dipanaskan
diatas hot plate suhu 60°C dicampur titik dengan 10 Ml HCl 0,2 M lama waktu
yang diperlukan sampai tanda silang tidak terlihat adalah 9 detik.
3. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi laju reaksi seperti katalis yang
merupakan zat yang dapat meningkatkan laju reaksi tanpa mempengaruhi hasil
reaksi titik berikutnya adalah suhu yaitu semakin tinggi suhu maka reaksi
semakin lambat juga. luas permukaan, untuk campuran heterogen reaksi hanya
terjadi pada bidang batas campuran yang disebut bidang sentuh titik konsentrasi,
semakin tinggi konsentrasi maka semakin laju reaksinya semakin rendah
konsentrasinya maka semakin lambat reaksinya.
5.2 Saran

Sebaiknya digunakan tidak hanya menggunakan gunakan larutan Na2S2O3 dan


HCl tetapi menggunakan bahan lain misalnya paku, lempeng Zn, lempeng Cu, H2SO4,
dan lain-lain.

You might also like