Professional Documents
Culture Documents
Pertemuan 9 Distribusi Tegangan Di Dalam Tanah
Pertemuan 9 Distribusi Tegangan Di Dalam Tanah
Pendahuluan
Konsep Tegangan
• Tegangan (stress) merupakan besarnya suatu gaya yang bekerja pada suatu
bidang yang memiliki luas tertentu, jadi gaya per satuan luas
• Distribusi tegangan merupakan penyebaran teganagn yang terjadi akibat beban
dalam tanah :
• Tegangan yang bersal dari beban di permukan tanah berkurang bila kedalaman
bertambah. Sebaliknya, tegangan yang berasal dari berat sendiri tanah
bertambah bila kedalamannya bertambah.
1
Gambar 2 Tegangan tanah akibat beban luar
2
Gambar 3 Penyebaran beban 2V ; 1H
Dalam cara ini, dianggap beban fondasi Q didukung oleh piramid yang
mempunyai kemiringan sisi 2V : 1H. Dengan cara pendekatan ini, nilai tambahan
tegangan vertikal dinyatakan oleh persamaan:
atau
𝑞𝐿𝐵
∆𝜎𝑧 = (𝐿+𝑧) (𝐵+𝑧)
dengan,
TEORI ELASTIS
• Sifat tegangan – regangan dan penurunan pada tanah tergantung pada sifat
tanah bila mengalami pembebanan.
• Tanah dianggap bersifat elastis, homogen, isotropis dan terdapat hubungan
linear antara tegangan – regangan.
TEORI BOUSSINESQ
1. Beban Titik
a) Tanah merupakan bahan yang bersifat elastis, isotropis dan homogen.
b) Tanah tidak mempunyai berat.
c) Perubahan volume tanah diabaikan.
d) Tanah tidak sedang mengalami tegangan sebelum beban Q diterapkan.
e) Hubungan tegangan – regangan mengikuti hukum Hooke.
f) Distribusi tegangan akibat beban yang bekerja tidak tergantung pada jenis
tanah.
g) Distribusi tegangan simetri terhadap sumbu vertical (z).
4
Tambahan tegangan vertical (∆𝜎𝑧 ) pada suatu titik A di dalam tanah akibat
beban titik Q di permukaan dinyatakkan oleh persamaan :
3𝑄 1 5/2
∆𝜎𝑧 = ( 𝑟⁄ )2 ) (4)
2𝜋𝑧 2 1+( 𝑧
𝑄 3𝑟 2 𝑧 1−2𝜇
∆𝜎𝑟 = ⌊ − ⌋ (5)
2𝜋 (𝑟 2 + 𝑧 2 )5/2 𝑟 2+ 𝑧 2+ 𝑧 ( (𝑟 2 + 𝑧 2 )1/2
𝑄 𝑧 1
∆𝜎𝜃 = − (1 − 2𝜇) ⌊ 3 − 1 ⌋ (6)
2𝜋
(𝑟 2 + 𝑧 2 )2 𝑟 2 + 𝑧 2 +𝑧 ((𝑟 2 + 𝑧 2 )2
Tegangan geser :
3𝑄 𝑟𝑧 2
∆𝜎𝑟𝑧 = ( 5/2 ) (7)
2𝜋 𝑟 2 + 𝑧 2)
Jika factor pengaruh untuk beban titik pada teori Boussinesq didefinisikan
5
sebagai :
5⁄
3 1 2
𝐼𝐵 = ( ) (8)
2𝜋 1+(𝑟⁄𝑧)2
Gambar 7
6
Karena beban kolom dianggap menghasilkan tekanan pondasi neto pada
dasar pondasi, maka beban titik Q = Qn = 85,41 kN
Untuk titik A, jarak dari pusat beban : r = 0,45√2 = 0,64 m titik B , jarak dari
pusat beban : r = 0 m
Persamaan yang digunakan :
3𝑄 1 5/2
∆𝜎𝑧 = ( 𝑟⁄ )2 )
2𝜋𝑧 2 1+( 𝑧
2. Beban Garis
Tambahan tegangan akibat beban garis Q per satuan panjang (Gambar 7) pada
sembarng titik di dalam tanah dinyatakan oleh persamaan berikut ini.
2𝑄 𝑧3
∆𝜎𝑧 = (10)
𝜋 (𝑥 2 +𝑧 2 )2
7
2𝑄 𝑥2𝑧
∆𝜎𝑧 = (11)
𝜋 (𝑥 2 +𝑧 2 )2
Tegangan geser:
2𝑄 𝑥𝑧 2
𝜏𝑥𝑧 = (12)
𝜋 (𝑥 2 +𝑧 2 )2
Gambar 9. Isobar tegangan untuk beban terbagi rata berbentuk lajur memanjang dan bujur
sangkar didasarkan teori Boussinesq.
8
Tambahan tegangan vertical arah sumbu- z:
𝒒
∆𝝈𝒛 = 𝝅 (𝜶 + 𝐬𝐢𝐧 𝜶 𝐜𝐨𝐬 𝟐𝜷) (13)
𝒒
∆𝝈𝒙 = 𝝅 (𝜶 − 𝐬𝐢𝐧 𝜶 𝐜𝐨𝐬 𝟐𝜷) (14)
Tegangan geser:
𝒒
𝝉𝒙𝒛 = 𝝅 ( 𝐬𝐢𝐧 𝜶 𝐬𝐢𝐧 𝟐𝜷) (15)
2𝑚𝑛 √(𝑚2 + 𝑛2 +1
𝑎𝑟𝑐𝑡𝑔 ) (17)
𝑚2 + 𝑛2 +1−𝑚2 𝑛2
dengan,
𝐵 𝐿
𝑚= ; 𝑛=
𝑧 𝑧
Gambar 10 Tegangan di bawah sudut beban terbagi rata berbentuk empat persegi panjang
fleksibel.
9
Nilai factor pengaruh I untuk tegangan di bawah ini sudut luasan empat
persegi panjang oleh akibat beban terbagi rata q dalam bentuk grafik.
Diperlihatkan dalam Gambar 11. Tambahan tegangan vertical pada
sembarang titik di bawah luasan empat persegi panjang dapat ditentukan
dengan cara membagi-bagi empat persegi panjang, dan kemudian
menjumlahkan tegangan yang terjadi akibat tekanan masing-masing
bagiannya. Misalnya akan ditentukan tambahan tegangan vertical di bawah
titik X dan Y Gambar 12. Untuk ini dapat dilakukan cara sebagai berikut.
∆𝜎𝑧(𝑋) = ∆𝜎𝑧(𝑋𝐸𝐵𝐹) + ∆𝜎𝑧(𝑋𝐹𝐶𝐻) +∆𝜎𝑧(𝑋𝐺𝐷𝐻) + ∆𝜎𝑧(𝑋𝐺𝐴𝐸)
Gambar 11. Faktor pengaruh I untuk tegangan vertical di bawah sudut luasan empat
persegi panjang akibat beban terbagi rata
10
Gambar 12. Tambahan tegangan vertical di sembarang titik akibat beban
terbagi rata empat persegi panjang.
Gambar 13
Dengan Integrasi dari persamaan beban titik, dapat diperoleh besarnya tambahan
tegangan di bawah pusat pondasi lingkaran fleksibel dengan beban yang terbagi
rata pada luasannya. Tegangan akibat beban lingkaran seperti yang diperlihatkan
dalam Gambar 14 ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:
3𝑞 1
𝑑𝜎𝑧 = 2𝜋𝑧 2 ([1+(𝑟/𝑧)2]5/2 ) 𝑑𝐴 (18)
11
Faktor pengaruh, 𝜤(%)
∆𝜎𝑧 = 𝑞 𝐼
dengan,
1
𝐼 = (1 − [1+(𝑟/𝑧)2]3/2) (20)
12
6. Beban Terbagi Rata Berbentuk Segi Tiga Memanjang Tak Terhingga
Pada Gambar 16. Diperlihatkan suatu beban terbagi rata memanjang tak
terhingga fleksibel berbentuk segi tiga dengan lebar 2b. Beban bertambah dari
nol sampai q pada potongan melintangnya.
Untuk elemen selebar ds, beban per satuan panjang adalah (q/2b)s ds.
Tegangan geser:
𝒒 𝑧
𝝉𝒙𝒛 = ( 1 + cos 2𝛿 − 𝑏 𝛼) (22)
𝟐𝝅
dengan,
13
𝑞 𝑥
∆𝜎𝑥 = (𝑏 𝛼 − sin 2𝛿) (23)
2𝜋
Untuk menentukan factor pengaruh (I) untuk tegangan vertical di bawah sudut
sudut (0 dan Q) dari beban sigi tiga yang panjangnya terbatas, seperti
ditunjukan dalam Gambar 17. Dalam gambar tersebut, nilai-nnilai:
m = L/z dan n = B/z
dengan L = panjang timbunan dan B = lebar dasar dari luasan segitiga.
Tambahan tegangan di bawah sudut luasan dinyatakan oleh persamaan:
∆𝝈𝒛 = 𝑰𝒒
dengan,
q = tinggi sisi vertical beban sgitiga x berat volume timbunan
= ℎ𝛾(𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑛𝑎𝑛)
14
7. Beban Terbagi Rata Berbentuk Trapesium Memanjang Tak Terhingga
𝑞 𝑎+𝑏 𝑏
∆𝜎𝑧 = ({ } (𝛼2 + 𝛼2 ) − 𝛼2 ) (26
𝜋 𝑎 𝑎
atau
∆𝜎𝑧 = q l (27)
dengan,
1 𝑎+𝑏 𝑏
𝛪 = ({ } (𝛼2 + 𝛼2 ) − 𝛼2 ) (28)
𝜋 𝑎 𝑎
1 𝑎 𝑏
𝛪 = ({ , 𝑧} ) (29)
𝜋 𝑧
15
q = tinggi sisi vertical beban trapezium (h) x berat volume
timbunan (𝛾(𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑛𝑎𝑛) ).
Nilai-nilai factor pengaruh untuk berbagai macam a/z dan b/z dapat
diperoleh dalam Gambar 18.
16
𝑟 ∆𝜎𝑧
Nilai 𝑍 dan merupakan besaran yang tak berdimensi.
𝑞
(1) Tentukan kedalaman titik (Z) yang akan dihitung tegangan vertikalnya
(2) Gambarkan denah pondasi sesuai dengan skala panjang satuan garis AB,
Artinya, jika panjang fondasi L = 10 m dan lebar B = 5 m, maka panjang
fondasi (L) yang digambarkan pada lingkaran Newmark adalah (10/5) = 2
kali panjang garis AB, sedangkan lebarnya (B) adalah (5/5) = 1 kali AB atau
dengan panjang AB.
(3) letakkan gambar bidang beban yang berskala ini di atas grafik Newmark ,
dimana titik yang ditinjau diletakkan ditengah/pusat lingkaran grafik tsb.
(4) Hitung jumlah elemen yang tertutup oleh pondasi tsb misalnya n elemen
(5) Tambahan tegangan pada kedalaman z, dihitung dengan menggunakan
persamaan :
∆𝝈𝒁 = 𝒏. 𝒒. 𝑰
Dimana :
q = beban terbagi rata pd pondasi
n = jumlah elemen yang tertutup denah fondasi
I = factor pengaruh. Untuk grafik yang diberikan dalam contoh ini I = 0,005.
17
Gambar 19. Diagram pengaruh untuk tambahan tegangan vertical didasarkan
pada teori Boussinesq
9. Teori Westergaard
Westergaard memberikan pemecahan cara hitungan tambahan tegangan di
sebuah titik di dalam tanah akibat beban titik di permukaan yang dinyatakan
oleh persamaan-persamaan:
𝑄 √(1−2𝜇)/(2−2𝜇)
∆𝜎𝑧 = 2 (31)
2𝜋𝑧 [ (1−2𝜇)/(2−2𝜇)+(𝑟/𝑧)2 ]3/2
𝑄 1
∆𝜎𝑧 = (32)
𝜋𝑧 2 [ 1+2(𝑟/𝑧)2 ]3/2
𝑄
∆𝜎𝑧 = 𝐼𝑊 (33)
𝑧2
18
dimana, 𝐼𝑊 adalah factor pengaruh yang merupakan fungsi dari nilai r/z, yang
nilai-nilainya dapat ditentukan dari Gambar 6.
Besarnya tegangan vertical untuk beban-beban terbagi rata berbentuk luasan
bujur sangkar dan berbentuk memanjang tak terhingga ditunjukan dalam
Gambar 20.
Isobar dengan tegangan yang sama untuk fondasi empat persegi panjang
dapat digambarkan dengan menggunakan teori Westergaard untuk poison 𝜇 =
0, dapat ditunjukkan dalam Gambar (21)
Gambar 20. Isobar tegangan vertical didasarkan teori Westergaard untuk beban terbagi rata
berbentuk bujur sangkar dan bentuk lajur memanjang
1−2𝜇
𝑎= (34)
2−2𝜇
19
maka dengan mengintegrasikan dengan cara yang sama seperti cara untuk
memperoleh persmaan tegangan beban terbagi rata berbentuk lingkaran dalam teori
Buoussinesq, diperoleh persamaan:
1/2
𝑎
Δ𝜎𝑧 = (1 − 𝑟 2
) (35)
( ) +𝑎
𝑧
𝑟 𝑎
=√ 2 −𝑎 (36)
𝑧 (1−𝜎𝑧/𝑞 )
Nilai N
Gambar 21.Faktor pengaruh untuk tegangan vertical di bawah sudut luasan beban terbagi rata
berbentuk empat persegi panjang didasarkan teori Westergaard.
20
Gambar 22. Diagram pengaruh Newmark untuk tegangan vertical didassarkan teori
Westergaard.
21