You are on page 1of 18

No UKG : 201698215155

Nama : Tati Widiastuti


Bidang Studi : Bisnis dan Pemasaran
Kelas : 110 - 855 - 2 - Kelas 002 Bisnis dan Pemasaran

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
No Analisis eksplorasi
telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
. penyebab masalah
diidentifikasi
1 Motivasi 1.Rendahnya motivasi belajar siswa
belajar siswa Prof.Dr Oemar Malik (2001:162) menyatakan Setelah melakukan
rendah faktor-faktor pendorong motivasi adalah: kajian literatur dan
wawancara dari
1. faktor intrinsik atau faktor murni misalnya berbagai pakar maka
keinginan untuk mendapatkan keterampilan dapat diambil Analisis
tertentu, memperoleh informasi dan eksplorasi penyebab
pengertian, mengembangkan sikap untuk masalah motivasi
berhasil,menyenangi kehidupan,dan lain- belajar siswa rendah
lain. Adalah:
2. faktor ekstrinsiknya adalah faktor yang
mempengaruhi motivasi dari luar meliputi Intrinsik
angka kredit, ijazah, hadiah, persaingan yang kejenuhan dan minat
bersifat negatif maupun positif, dan belajar, tidak adanya
hukuman hasrat dan keinginan
berhasil, tidak
Wahyuningsih (2011), Faktor yang menyebabkan adanya dorongan
motivasi belajar terdapat dua macam yaitu motivasi dan kebutuhan
yang datang dari dalam diri peserta didik yang dalam belajar, tidak
meliputi sikap, kebutuhan, rangsangan, afeksi, dan adanya harapan dan
kompetensi. Motivasi yang berasal dari luar cita-cita masa depan
peserta didik yaitu berupa motivasi belajar dari dan Afeksi.
guru, sarana prasarana sekolah, keadaan orang tua Ekstrinsik
peserta didik, dan kondisi lingkungan tempat tinggal
peserta didik. Hasil penelitian membuktikan bahwa  Keadaan
kondisi sebagian besar peserta didik yang keluarga
mempunyai latar belakang berasal dari keluarga
pinggiran yang notabenya adalah keluarga yang  Kondisi
bermasalah lingkungan
tempat tinggal
Muhammad C. Moslem , Mumu Komaro, Yayat  Pembelajaran
(2019) Terdapat beberapa faktor yang dapat
masih berpusat
mempengaruhi motivasi belajar siswa, diantaranya
adalah faktor internal dan ekternal. Faktor internal kepada guru
yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa  Guru belum
seperti kondisi jasmani dan rohani, cita-cita/aspirasi, memanfaatkan
kemampuan siswa, dan perhatian. Faktor eksternal model
yaitu faktor yang bersumber dari luar diri siswa pembelajaran
seperti Kondisi lingkungan siswa, unsur-unsur
yang sesuai
dinamis dalam belajar dan pembelajaran dan upaya
guru dalam mengelola kelas. dengan
Menurut dimyati dan mudjiono 2002, faktor- karakter
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah peserta didik.
sebagai berikut:  Rangsangan
1) Cita-cita atau Aspirasi Siswa secara
langsung
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak membantu
kecil. Keberhasilan mencapai keinginan dapat
memenuhi
menumbuhkan kemauan belajar yang akan
menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Cita cita kebutuhan
dapat memperkuat motivasi intrinsik dan ekstrinsik. belajar siswa.
 Kurangnya
2) Kemauan Siswa
kedekatan
Keinginana seorang anak perlu dibarengi dengan antara guru dan
kemampuan untuk mencapainya, karena kemauan siswa
akan memperkuat motivasi anak untuk
melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
3) Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan
rohani mempengaruhi motivasi belajar.
4) Kondisi lingkungan Siswa
Siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar,
oleh karena itu kondisi lingkungan sekolah yang
sehat, kerukunan, dan ketertiban pergaulan perlu di
pertinggi mutunya agar semangat dan motivasi
belajar siswa mudah diperkuat.
5) Unsur-Unsur Dinamis dalam Belajar dan
Pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan,
ingatan, dan pikiran yang mengalami perubahan
berkat pengalaman hidup.
Setidaknya ada enam faktor yang memiliki
dampak substansial terhadap motivasi belajar
siswa(dalam Catharina, 2006: 158-166).
Keenam
faktor yang dimaksud yaitu:
1.Sikap, sikap memiliki pengaruh kuat terhadap
perilaku dan belajar siswa karena sikap itu
membantu siswa dalam merasakan dunianya,dan
memberikan pedoman kepada perilaku yang
dapat membantu menjelaskan dunianya. Sikap
juga akan membantu seseorang merasa aman di
suatu lingkungan yang pada mulanya tampak
asing. Sikap akan memberikan pedoman dan
peluang kepada seseorang untuk mereaksi secara
lebih otomatis
2.Kebutuhan, kebutuhan adalah kondisi yang
dialami oleh individu sebagai suatu kekuatan
internal yang memandu siswa untuk mencapai
tujuan. Semakin kuat seseorang merasakan
kebutuhan, semakin besar peluangnya untuk
mengatasi perasaan yang menekan didalam
memenuhi kebutuhannya.
3.Rangsangan, rangsangan secara langsung
membantu memenuhi kebutuhan belajar siswa.
Siswa apabila tidak memperhatikan
pembelajaran, maka sedikit sekali belajar akan
terjadi pada diri siswa. Proses pembelajaran dan
materi yang terkait dapat membuat
sekumpulan kegiatan belajar. Setiap siswa
memiliki keinginan untuk mempelajari sesuatu
dan memiliki sikap positif terhadap materi
pembelajaran. Siswa apabila tidak menemukan
proses pembelajar yang merangsang, maka
perhatiannya akan menurun. Pembelajaran yang
tidak merangsang mengakibatkan siswa yang
pada mulanya termotivasi untuk belajar pada
akhirnya menjadi bosan terlibat dalam
pembelajaran.
4.Afeksi, afeksi dapat menjadi motivator
intrinsik, apabila emosi bersifat positif pada
waktu kegiatan belajar berlangsung, maka emosi
mampu mendorong siswa untuk belajar keras.
Buku pelajaran apabila menimbulkan perasaan
heran dan menyenangkan siswa, maka siswa akan
senang membaca banyak buku pelajaran.
5. Kompetensi, di dalam situasi pembelajaran rasa
kompetensi pada diri siswa akan timbul apabila
menyadari bahwa pengetahuan atau kompetensi
yang diperoleh telah memenuhi standar yang
telah ditentukan. Situasi ini biasanya akan muncul
pada akhir proses belajar ketika siswa telah
mampu menjawab berbagai pertanyaan yang
diajukan oleh guru. Siswa apabila mengetahui
bahwa merasa mampu terhadap apa yang telah
dipelajari, siswa akan merasa percaya diri.

An Nisa Puthree, Dewi Widiana Rahayu,


Muslimin Ibrahim, M Syukron Djazilan (2021)
Dalam peneitiannya yang berjudul “Analisis Faktor
Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar Siswa
Sekolah Dasar selama Pembelajaran Daring”. Hasil
penelitian menunjukan bahwa motivasi belajar
siswa rendah disebabkan oleh faktor internal dan
eksternal siswa. Faktor internal kejenuhan, minat
belajar, kesehatan fisik dan mental. faktor
eksternal siswa adalah keadaan keluarga,
lingkungan di rumah, dan sarana prasarana.

Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan


sebagai berikut : (1) adanya hasrat dan keinginan
berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa
depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5)
adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6)
adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga
memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan
baik. Uno (2014: 23).
Berdasarkan hasil wawancara

1. Menurut Pengawas SMK Propinsi Jambi ,


Nur Wahyudi, S.Pt, M.Pd

Penyebab motivasi siswa masih rendah disebabkan


oleh beberapa hal yaitu pertama disebabkan adanya
tujuan dalam belajar siswa yang belum kuat
sehingga siswa kurang memahami makna
pembelajaran yang sedang dilaksanakan kemudian
yang kedua layanan yang diberikan oleh sekolah
kepada siswa. Jika layanan yang diberikan baik
maka akan memberikan hasil yang baik misalnya
pada siswa yang mengalami perasaan salah
mengambil jurusan. Tentu dalam hal ini guru yang
mengajar harus memiliki kompetensi yang baik
sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan apa
yang diharapkan.
2. Menurut Kepala Sekolah SMK N 6 Muaro
Jambi Rukoyah S.Pd, M.Pd

Rendahnya motivasi belajar siswa disebabkan oleh


beberapa hal yakni berupa kondisi jasmani siswa
yang sudah capek karena jarak yang terlalu jauh
antara rumah dan sekolah sehingga pada saat siswa
sampai disekolah sudah dalam keadaan capek,
selanjutnya kurangnya sarana prasaarna yang
dimiliki sekolah juga mempengaruhi pada
rendahnya motivasi belajar siswa.

3. Menurut Rekan Sejawat SMK N 6 Muaro


Jambi Dewi Kusmiati S.Pd,
Rendahnya motivasi belajar siswa disebabkan oleh
faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi
kurangnya kesadaran dirinya pentingnya pendidikan
dan belum mengenal dirinya dengan baik bagaimana
cara belajar yang tepat. Faktor eksternal berupa latar
belakang keluarga yang tidak harmonis sehingga
membatasi pergaulan dengan temannya.

4. Menurut Humas MGMP Kab Muaro Jambi,


Isti Wulandari, S.E, Gr
Rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran
dikelas disebabkan siswa lebih tertarik dengan
menggunakan hp pada saat pemeblajaran sehingga
menganggap pembelajaran yang dilaksakan oleh
guru menjadi tidak bermakna

5. Menurut Wakakur SMK N 6 Muaro Jambi,


Riko Hardona, S.Pd
Rendahnya motivasi belajar siswa dikarenakan
metode mengajar guru yang masih monoton sehingga
siswa kurang tertarik dengan materi yang
disampaikan oleh guru. Siswa biasanya lebih tertarik
dengan mata pelajaran yang memiliki keterampilan
praktik.

6. Menurut Guru Produktif BDP SMK N 6


Muaro Jambi , Tri Harsiwi,A.Md
Motivasi yang rendah disebabkan oleh factor yang
berasal dari dalam dirinya sendiri yaitu kemauan
belajar yang masih rendah, Kemudian factor
eksternal yang mempengaruhi berupa lingkungan
teman sebaya , guru yang mengajar masih monoton
dan perkembangan teknologi penggunaan hp saat
pembelajaran berlangsung

2 Siswa kurang Menurut Dr. Ali Muhtadi, M.Pd dalam modul Setelah melakukan
berkosentrasi pembelajaran inovatif Pedagogik (2022:56)Otak kajian literatur dan
saat kita memiliki siklus bio-kognitif terkait perhatian wawancara dari
pembelajaran yang naik turun setiap 90 menit. Dalam 24 jam otak berbagai pakar maka
kita memiliki siklus naik turun perhatiannya dapat diambil Analisis
eksplorasi penyebab
sebanyak 16 kali. Itu artinya jika kita temukan
masalah
sebagian peserta didik kita yang terus menerus
mengantuk di dalam kelas, bisa jadi mereka sedang 1. siswa tidak bisa
berada pada titik terendah siklus perhatian mereka. memfokuskan
Jika itu terjadi, langkah terbaik yang perlu dilakukan pikiran dan
adalah mengajak pesertadidik untuk melakukan perhatiannya secara
gerakan-gerakan peregangan dan gerak badan untuk penuh pada kegiatan
membantu memfokuskan kembali perhatian mereka. pembelajaran.
Pembelajaran akan membantu otak untuk tetap 2. Rasa tidak suka
mempertahankan perhatiannya jika peserta didik pada pelajaran dan
setiap sembilan puluh menit diberi kesempatan kurangnya
untuk melakukan gerakan meregangkan atau motivasi dari
relaksasi tubuh dengan tenang sekitar sepuluh dalam diri siswa
menit. dalam meraih
target hasil belajar.
Penelitian Purwanto & Nuryana (2010) 3. Suasana kelas yang
menunjukkan adanya permasalahan gangguan kurang kondusif
konsentrasi belajar pada siswa-siswa di SD Negeri 4. Tidak melakukan
Serengan I Surakarta, peneliti menemukan bahwa gerakan
meregangkan atau
sebagian besar siswa tidak dapat berkonsentrasi saat
relaksasi tubuh
belajar adalah karena kondisi ruang kelas yang dengan tenang
sangat gaduh, siswa-siswa saling mengobrol, sekitar sepuluh
bersahut-sahutan dengan suara yang keras dan menit setiap 90
mengganggu satu sama lain. menit pelajaran.
5. Tidak memahami
Nita Otifa (2021) Penyebab menurunnya materi
konsentrasi belajar siswa lainnya adalah sebagai 6. cara mengajar guru
berikut: yang tidak
1. Penggunaan gadget seperti HP, Tablet, dan menarik.
komputer yang berlebihan. 7. Guru
b. Suasana belajar yang tidak kondusif.
c. Kualitas tidur yang rendah menggunakan
d. Rasa tidak suka pada pelajaran tertentu buku teks.
e. Kurangnya motivasi dari dalam diri siswa dalam 8. Pemilihan model
meraih target hasil belajar. dan metode
f. Pola makan yang kurang sehat sehingga dapat pengajaran yang
menyebabkan terhambatnya proses metabolisme kurang tepat oleh
tubuh dan berimbas pada kerja otak.
guru
Astutik, Vidya Dwi. 2017 Berdasakan Hasil
penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor
yang Menyebabkan Gangguan Konsentrasi Belajar
pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS 3
di SMA Negeri 6 Malang”. menunjukkan bahwa
tingkat konsentrasi belajar siswa pada saat
mengikuti pelajaran di kelas masih rendah
dikarenakan siswa tidak bisa memfokuskan pikiran
dan perhatiannya secara penuh pada kegiatan
pembelajaran. Terbukti dengan sikap dan partisipasi
siswa yang kurang aktif dan antusias dalam belajar.
Gangguan konsentrasi belajar tersebut disebabkan
oleh  beberapa faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal meliputi (1) rendahnya motivasi
siswa dalam belajar, (2) rendahnya minat siswa
terhadap mata pelajaran ekonomi, dan (3) kebiasaan
siswa tidak sarapan pagi sebelum berangkat ke
sekolah. Sedangkan faktor eksternalnya meliputi
(1) pemilihan metode pengajaran yang kurang tepat
oleh guru, (2) materi ekonomi yang dianggap sulit
oleh siswa, (3) jadwal pelajaran ekonomi yang tidak
sesuai harapan siswa, (4) cuaca dan iklim yang
ekstrim, dan (5) suara bising yang ditimbulkan oleh
kegiatan pembangunan gedung sekolah, serta suara
gaduh dari siswa lainnya pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung. Solusi yang telah
dilakukan guru ekonomi adalah dengan melakukan
komunikasi yang baik dengan siswa, pemberian
perhatian yang lebih, pemberian peringatan,
pemberian penegasan, dan melakukan variasi
pembelajaran.
Menurut artikel detikedu (2021) Penyebab Anak
Sulit Fokus Belajar adalah:
1. Kecemasan atau stress
2. Tidak memahami materi
3. Kebiasaan makan
4. Gangguan obsesif kompulsif

Berdasarkan hasil wawancara

1. Menurut Pengawas SMK Propinsi


Jambi , Nur Wahyudi, S.Pt, M.Pd
Ada beberapa factor yang menyebabkan siswa
mengalami kesulitan belajar terutama kosentrasi .
Yang pertama yang menyebabkan siswa sulit
berkosentrasi adalah keadaan siswa yang tidak
tertarik dalam pembelajaran dikelas karena
disebabkan guru yang mengajar masih
mengguknakan model yang masih monoton
sehingga siswa mengantuk dan bosan sehingga
siswa tidak memahami materi yang diberikan oleh
gurunya. Kedua factor kesejahteraan siswa di
rumah ini disebabkan ada siswa yang tinggal tidak
bersama keluarga, jadi lingkungan mempengaruhi
juga.

2. Menurut Kepala Sekolah SMK N 6


Muaro Jambi Rukoyah S.Pd, M.Pd
Sulitnya siswa berkosentrasi dalam belajar teori
didalam kelas karena adanya kecemasan atau stres
siswa karena permasalahan yang dari rumah dan
penyebab yang lain adalah suara bising yang
disebabkan oleh kelas lain yang pada saat y ang
bersamaan sedang belajar praktik

3. Menurut Humas MGMP Kab Muaro


Jambi, Isti Wulandari, S.E, Gr
Penggunaan HP pada saat pembelajaran memiliki
dampak yang sangat besar terutama yang sudah
kecanduan game sehingga pada saat pembelajaran
masih sibuk bermain hp
4. Menurut Wakakur SMK N 6 Muaro
Jambi, Riko Hardona, S.Pd
Ada dua factor yang menyebabkan penurunan
tingkat kosentrasi siswa yaitu internal berupa tidak
suka dengan mata pelajarannya dan factor lainnya
adalah siswa yang banyak bergadang pada malam
hari akan mengalami kesulitan dalam berkosentrasi
pada pagi harinya. Faktor eksternalnya berasal dari
guru yang memliki kekurangan dalam menyajikan
materi sehingga siswa tidak tertarik mengikuti
pembelajaran.

5. Menurut Guru Produktif BDP SMK N 6


Muaro Jambi, Tri Harsiwi, A.Md
Pada saat pembelajaran siswa asyik bermain hp
sehingga sulit kosentrasi belajar kemudian juga
dari kemauan dalam mengikuti pembelajaran
yang masih kurang sehingga sulit untuk
memahami materi yang disampaikan oleh guru

3 Kurangnya Mumu, A.Majid. Aang Rohyana (2019) Setelah melakukan


Kerja sama Hambatan dalam kerjasama antara sekolah dengan kajian literatur dan
antara guru orangtua siswa dibedakan menjadi dua yaitu faktor wawancara dari
dan orang internal dan faktor eksternal. Faktor internal berbagai pakar maka
tua. meliputi keyakinan guru, pandangan guru terhadap dapat diambil Analisis
orang tua, dan kendala dari guru. Faktor eksternal eksplorasi penyebab
meliputi pandangan orang tua, tuntutan hidup, dan masalah
sikap orang tua.
1.Faktor Ekonomi
Sejalan dengan hasil temuan siti mawaddah Sering disibukkan
Huda (2019) menyatakan Ada dua faktor penyebab dengan pekerjaan
kerja sama guru dan orang tua terbatas yaitu faktor sehari-hari untuk
internal memenduhi kebutuhan
dan eksternal. Hambatan-hambatan yang dialami hid9pup, menyebabkan
pihak madrasah dalam menjalin kerjasama antara mereka cenderung sulit
guru dan orangtua untuk meningkatkan hasil belajar untuk berpartisipasi
siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. aktif dalam berbagai
Faktor internal yaitu adalah pandangan guru kegiatan bersama
terhadap orangtua dan kendala guru. Sedangkan
sekolah
faktor eksternal adalah pandangan orang tua,
tuntutan hidup dan sikap orang tua 2.Kurangnya percaya
diri orang tua siswa
Grant dan Ray (Suriansyah, 2014:64) akan kemampuan
menyatakan ada sejumlah hambatan yang ditemui untuk membantu
dalam membangun keterlibatan keluarga di sekolah sekolah .
mencakup aspek 3.Faktor budaya yang
melekat dan pandangan
1.Ekonomi (kekurangan uang dan transportasi). yang kuat seakan-akan
Orangtua murid/keluarga yang memiliki tingkat guru adalah seorang
ekonomi masih rendah sering disibukkan dengan ahli
pekerjaan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari. Kesibukan ini menyebabkan 4.pandangan guru
mereka cenderung sulit untuk berpartisipasi/terlibat terhadap orangtua dan
aktif dalam berbagai kegiatan bersama sekolah kendala guru dalam
menjalin kerja sama
2. Kurangnya percaya diri dalam kemampuan untuk
membantu. Hambatan ini berkaitan dengan 5.Keterbatasan kerja
kurangnya percaya diri dari masyarakat atau
orangtua murid akan kemampuan untuk membantu
sekolah, demikian juga dengan pihak sekolah
sendiri sering muncul perasaan ketidak percayaan
akan kemampuan untuk mampu membantu orangtua
murid dalam mengatasi masalah-masalah
pendidikan anak di rumah, akibatnya hubungan
klaboratif tidak dilakukan secara optimal.

Fa3.Faktor antargenerasi (orangtua mereka tidak


terlibat).
Faktor ini merupakan salah satu faktor yang dapat
mengganggu terciptanya kemitraan dan keterlibatan
orang tua murid dan masyarakat terhadap
pendidikan di sekolah. Orang tua murid yang
usianya sangat tua atau tokoh masyarakat yang
sudah sepuh cenderung tidak mau terlibat banyak
dalam berbagai kegiatan kolaboratif, meskipun
sebenarnya keterlibatan mereka sangat dibutuhkan
oleh sekolah.

4.faktor tuntutan waktu yaitu yang berhubungan


dengan pekerjaan, perawatan anak, perawatan
orangtua.

5.Faktor budaya yang melekat dan pandangan yang


kuat seakan-akan guru adalah seorang ahli (expert)
sehingga memiliki kemampuan untuk mengatasi
segala masalah yang ada sudah sangat kuat.
Akibatnya, orangtua sering menyerahkan
sepenuhnya keberhasilan pendidikan anaknya
kepada pihak sekolah.
Fa6.Faktor budaya kelas yang tidak terbuka menyambut
orang tua murid sebagai tamu.
Ada keraguan pihak guru dan sekolah akan
keterlibatan optimal mereka, terkadang muncul
ketakutan kalau orang tua murid dan masyarakat
melakukan intervensi pada hal-hal teknis yang
menjadi kewenangan guru
7.Faktor pengalaman masa lalu (pengalaman negatif
dengan sekolah).
Sekolah sering memiliki pengaalaman negatif akibat
keterlibatan orang tua murid dan masyarakat
terhadap sekolah. Hal ini membawa dan
mempengaruhi sekolah untuk enggan berbuat
banyak dalam membangun kemitraan yang optimal.

Berdasarkan hasil wawancara


1. Menurut Pengawas SMK Propinsi
Jambi , Nur Wahyudi, S.Pt, M.Pd

- Orang tua kurang peduli terhadap masalah


belajar anak
- Menganggap masalah pendidikan
sepenuhnya tanggungjawab sekolah

2 Menurut Kepala Sekolah SMK N 6


Muaro Jambi Rukoyah S.Pd, M.Pd
Hambatan yang menyebabkan Kurangnya Kerja
sama antara guru dan orang tua. adanya orang tua
yang belum bisa menggunakan surat digital yang
disampaikan pihak sekolh kepada orang tua yang
dikirimkan melalui HP.Selanjutnya ada juga orang
tua siswa juga yang tidak memiliki HP

3. Menurut Humas MGMP Kab Muaro


Jambi, Isti Wulandari, S.E, Gr
Ada beberapa hal yang menyebabkan kurangnya
kerjasama antara guru dan orang tua siswa yaitu
kurangnya perhatian orang tua terhadap
perkembangan belajar siswa, orang tua jarang
memenuhi undangan yang diberikan pihak sekolah
karena berbagai macam alas an terutama masalah
pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan

4. Menurut Wakakur SMK N 6 Muaro


Jambi, Riko Hardona, S.Pd
Kurangnya kerjasama antara guru dan orang tua
disebabkan oleh pola pikir orang tua yang
menyatakan bahwa pendidkan diserahkan
sepenuhnya kepada pihak sekolah, kemudian
kesibukan orang tua juga yang membuat kurang
perhatian terhadap perkembangan siswa padahal
untuk menciptakan hasil pembelajaran yang baik
harus ada kerjasama yang baik antara guru dan
orang tua

5. Menurut Guru Produktif BDP SMK N 6


Muaro Jambi , Tri Harsiwi, A.Md
Kurangnya kerjasama guru dan orang tua
disebabkan oleh orang tua ada yang belum
memiliki hp dan kadang apabila ada undangan ke
sekolah sering tidak memenuhi karena kesibukan
orang tua yang bekerja.

4 Guru belum Menurut Indah Fajar Friani, Sulaiman, Setelah melakukan


menerapkan Mislinawati dalam jurnal yang dimut FKIP kajian literatur dan
model-model Unsyiah Volume 2 Nomor 1, 88-97 Februari wawancara dari
pembelajaran 2017, kendala yang dihadapi guru dalam berbagai pakar maka
inovatif menerapkan model pembelajaran diantaranya adalah dapat diambil analisis
dalam rencana eksplorasi penyebab
pelaksanaan pembelajaran (RPP ) guru kurang masalah guru belum
memahami langkah- langkah menerapkan model
pembelajaran sesuai sintak yang ada pada model pembelajaran
pembelajaran. Sehingga guru diantaranya adalah:
kurang mampu dalam menstimulus siswa untuk 1.guru tidak pernah
menemukan sendiri masalah yang mendapatkan pelatihan
ada pada materi pembelajaran, pengelolaan dan terkait model
pengawasan kelas guru kurang pembelajaran.
mampu mengarahkan siswa yang kurang pintar 2.kompetensi guru
untuk terlibat aktif dengan yang belum memadai
bekerjasama dalam kelompok, terkendala dalam untuk menguasai
menyediakan alat dan bahan jika pembelajaran inovatif
diperlukan dalam melakukan proyek, dan guru 3. Sulit menentukan
kurang menyiasati waktu yang model pembelajaran
tersedia. yang susuai dengan
karekteristik peserta
Yusriani Yusriani(1*), Muhammad Arsyad(2), didik
Kaharuddin Arafah(3),

1.Membutuhkan biaya yang cukup banyak, guru


tidak pernah mendapatkan pelatihan terkait model
pembelajaran berbasis proyek, tidak tersedia LKPD
berbasis proyek, guru merangkap jabatan sebagai
administrasi , ,banyak peserta didik tidak mandiri,
dan penilaian menghabiskan banyak waktu.
Kokom Komalasari. (2010: 249-251)
1) Sekolah atau guru tidak dilibatkan dalam proses
perencanaan,
penciptaan, dan bahkan pelaksanaan inovasi
pembelajaran melalui
pembelajaran kontekstual tersebut.
2) Guru ingin mempertahankan metode tradisional
yang mereka lakukan
sekarang, karena metode tersebut sudah mereka
lakukan bertahuntahun.
3) Inovasi baru yang dibuat oleh orang lain terutama
dari pusat
(khususnya Depdiknas) belum sepenuhnya melihat
kebutuhan dan
kondisi yang dialami oleh guru dan siswa.
4) Inovasi yang diperkenalkan dan dilaksanakan
yang berasal dari pusat
merupakan kecenderungan sebuah proyek dimana
segala sesuatunya ditentukan oleh pencipta inovasi
dari pusat

Berdasarkan hasil wawancara

1. Menurut Pengawas SMK Propinsi


Jambi , Nur Wahyudi, S.Pt, M.Pd
Hal ini didasari oleh survey keberadaan guru yang
tidak memiliki kreatifitas dalam mengajar
sehingga hanya menjalankan kewajiban mengajar
saja sementara tampilan proses mengajarnya
belum menunjukkan kreatifitas. Faktor selanjutnya
kesiapan guru dalam menyiapkan sarana prasarana
belajar, kesiapan yang dilaksanakan pada
pembelajaran masih rendah missal pada saat
pelajaran praktik masih harus mencari peralatan
dan perlengkapan disaat jam pembelajaran yang
sudah dimulai. Kemudian guru tidak memahami
teknik mengajar yang baik. Selanjutnya belum
melaksanakan profesi keberlanjutan misalnya
untuk pembuatan karya ilmiah dan lain – lain,
2. Menurut Kepala Sekolah SMK N 6
Muaro Jambi Rukoyah S.Pd, M.Pd
Guru belum menerapkan model-model
pembelajaran inovati karena guru belum
memahami model – model pembelajaran inovatif
seperti apa dan tentu saja guru kurang memahami
langkah- langkah pembelajaran sesuai sintak yang
ada pada model pembelajaran.

3. Menurut Humas MGMP Kab Muaro


Jambi, Isti Wulandari, S.E, Gr
Pada pelaksanaan pembelajaran inovatif yang
akan diterapkan pada saat pembelajaran masih
terkendala pada alat dan bahan yang masih kurang
pada saat akan digunakan oleh guru dalam
mengajar. Keterbatasan ruang praktik untuk kelas
pemasaran juga masih memiliki keterbatasan
sehingga menggunakan media seadanya.
Keinginan siswa yang rendah juga mempengaruhi
pelaksanaan model pembelajaran yang inovatif
tidak terlaksana dengan baik

4. Menurut Wakakur SMK N 6 Muaro


Jambi, Riko Hardona, S.Pd

Untuk penerapan pembelajaran inovatif


dikarenakan kurangnya persiapan peralatan oleh
guru sebelum memasuki kelas sehingga RPP yang
sudah memuat pembelajaran inovatif dapat
diterapkan sesuai dengan yang diharapkan.
Kemudian model pembelajaran yang dipilih guru
ternayata tidak sesuai dengan materi atau konteks
yang akan dipelajari sehingga tujuan pembelajaran
yang didapatkan tidak optimal.

5. Menurut Guru Produktif BDP SMK N 6


Muaro Jambi , Tri Harsiwi, A,Md
Ada beberapa factor yang menyebabkan guru
belum melaksanakan pembelajaran inovatif yaitu
kurangnya sarana prasarana sekolah sehingga guru
kurang memanfaatkan model – model
pembelajaran inovatif, selanjutnya untuk
pembelajaran yang membutuhkan koneksi internet
selalu terkendala karena kondisi lingkungan yang
memang jaringan internetnya yang kurang bagus.
5 Siswa sulit Menurut Rizki Pratama Dalman dan Junaidi Setelah melakukan
Menjawab dalam jurnal of Education & Pedagogy (2022) kajian literatur dan
Soal HOTS penyebab siswa kesulitan menjawab soal HOTS wawancara dari
berbagai pakar maka
dalam pembelajaran
dapat diambil analisis
adalah disebabkan karena siswa yang tidak eksplorasi penyebab
memahami materi dan siswa yang tidak mengerti masalah siswa sulit
perintah soal, Masalah tidak hanya terjadi dari menjawab soal HOTS
siswanya tetapi juga disebabkan oleh guru yang adalah
tidak menjelaskan dan tidak membiasakan siswa 1. siswa yang tidak
dalam mengerjakan soal HOTS. Penyebab guru memahami materi
2.karena peserta didik
yang tidak membiasakan pembelajaran dan soal
belum terbiasa dalam
HOTS kepada siswa disebabkanoleh kurangnya menyelesaikan soal
pelatihan tentang HOTS yang diberikan kepada berbasis HOTS
guru. 3.Guru belum
menerapkan
Tri Nuraini (2022) berdasarkan hasil penelitian pembelajaran
yang berjudul “Analisis faktor penyebab kesulitan berorientasi pada
siswa sekolah dasar kelas IV dalam menyelesaikan keterampilan berpikir
soal hots (high order thinking skills) pada mata tingkat tinggi (HOTS)
pelajaran ipa”. Hasil penelitian juga menunjukkan 4.Kurangnya
kolaborasi antar siswa,
bahwa peserta didik mengalami kesulitan dalam
seperti kerja kelompok,
menyelesaikan soal berbasis HOTS. Adapun faktor diskusi tanya jawab,
yang dapat menyebabkan peserta didik kelas IV bedah kasus dan
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal contoh-contoh lainnya
berbasis HOTS, yaitu karena peserta didik yang pedahal perkembangan
belum  terbiasa dalam menyelesaikan soal berbasis siswa itu lebih efektif
dilakukan dengan
HOTS, peserta didik masih memerlukan bantuan
tindakan atau dengan
orang lain dalam menyelesaikan soal, kesulitan kata lain aksi jika itu
dalam memahami kalimat atau maksud dari soal, diterapkan oleh guru
kurang teliti dalam membaca dan memahami soal, maka tidak menuntut
serta pemahaman materi yang kurang. kemungkinan siswa
bisa menganalisa.
Kusuma ( 2021) Kurangnya pemahaman konsep
yang digunakan dalam perhitungan, 2) tidak mampu ss
memahami soal berupa narasi, 3) salah
mendeskripsikan pertanyaan dari soal

Berdasarkan hasil wawancara

1. Menurut Pengawas SMK Propinsi


Jambi , Nur Wahyudi, S.Pt, M.Pd

a. Kurangnya kemampuan guru dalam


memahami konsep HOTS
b. Guru kurang memiliki kreatifitas dalam
mengajar
c. Guru tidak mengajak siswa untuk berpikir
kritis dan pengalaman belajar

2. Menurut Kepala Sekolah SMK N 6


Muaro Jambi, Rukoyah, S.Pd, M.Pd
Pembelajaran berbasis HOTS belum
dilaksanakan optimal didalam kelas bisa
disebabkan karena guru yang belum memahami
pembelajaran berdiferensiasi yang maknanya
pembelajaran HOTS bukan hanya berdasarkan
pembelajaran yang sulit tetapi bagaimana
mengajarkan siswa untuk berpikir kritis.
Kemudian siswa juga terbiasa dalam menjawab
soal yang masis menggunakan basis LOTS

3. Menurut Humas MGMP Kab Muaro


Jambi, Isti Wulandari, S.E, Gr
Siswa memiliki pemahaman yang masih rendah
terhadap materi yang disajikan oleh guru yang
disebabkan oleh metode pembelajaran guru yang
sulit dipahami siswa, kemudian pola berpikir
siswa juga belum bisa melaksanakan pembelajaran
yang mengarah kepada proses berpikir kritis. Hal
ini juga didasaari oleh kebiasaan siswa yang selalu
diberikan soal yang berbasis LOST sehingga
ketika diberikan soal berbasis HOTS siswa kurang
mampu menjawab.

4. Menurut Wakakur SMK N 6 Muaro


Jambi, Riko Hardona, S.Pd

Kesulitan guru dalam menerapkan pembelajaran


berbasis HOTS disebabkan oleh pemahaman
guru dalam pembelajaran HOTS yang tidak
mesti berkaitan dengan hal- hal yang sulit tapi
menekankan pada pola piker yang lebih kritis
bukan hanya procedural biasa. Kemudian siswa
yang sudah terbiasa dengan pembelajaran LOST
sehingga ketika diberikan soal yang berbasi
HOTS siswa sulit dalam menjawab.

5. Menurut Guru Produktif BDP SMK N


6 Muaro Jambi, Tri Harsiwi, A.Md

Kendala guru dalam mengaplikasikan


pembelajaran berbasis HOTS karena pola pikir
siswa masih rendah sehingga guru kesulitan
bagaimana menerapkan pembelajaran HOTS
karena ada juga siswa yang memiliki kekurangan
lambat berpikir dan lambat dalam berbicara
selanjutnya siswa sudah terbiasa dalam
menjawab soal – soal yang masih berbasis LOTS

6 Guru belum Amalia Styaningrum (2016) berdasarkan hasil Setelah melakukan


mengintegrasi penelitian yang berjudul” analisis hambatan guru kajian literatur dan
kan IT dalam dalam pengintegrasian teknologi di smpn 1 grabag” wawancara dari
pembelajaran Secara keseluruhan kendala yang ada yaitu fasilitas berbagai pakar maka
pribadi guru, kemampuan guru menggunakan dapat diambil analisis
teknologi, umur, dan waktu. Dari hasil penelitian ini eksplorasi penyebab
menunjukkan bahwa kendala mengintegrasikan masalah guru belum
teknologi merupakan hambatan dari guru sendiri mengintegrasikan IT
yaitu tidak memiliki motivasi untuk mencoba dan dalam pembelajaran
mempelajari teknologi adalah
1. Keterbatasan
Bastudin, M.Pd.(2021) Kendala utama dalam Sarana dan
pemanfaatan TIK dalam pembelajaran yang prasarana dan
dihadapi guru di sekolah adalah sarana dan ketersediaan
prasarana pendukung yang terbatas. Sarana dan jaringan
prasarana yang dimaksud adalah komputer, laptop, internet dan
dan infokus. Kendala berikutnya yang cukup tinggi sinyal.
mempengaruhi guru memanfaatkan TIK dalam 2. Minimnya
pembelajaran adalah ketersediaan jaringan internet penguasaan IT
dan sinyal. Selanjutnya kendala berikutnya adalah dalam
ketersediaan listrik. Pengetahuan teknis guru tentang pembelajaran.
teknologi informasi dan komunikasi yang terbatas 3. Anggapan guru
menjadi kendala berikutnya dalam pemanfaatan TIK yang
untuk pembelajaran di kelas. Kemudian, ketakutan menganggap
dan pertimbangan dampak negatif dari penggunaan bahwa materi
alat berupa handphone (HP) dan laptop di sekolah yang ada di
menjadi kendala guru memanfaatkan TIK dalam buku sudah
pembelajaran di kelas. Atas pertimbangan ketakutan cukup untuk
penyalahgunaan alat TIK tersebut, sekolah mengajarkan
mengeluarkan kebijakan melarang guru membawa siswa dengan
HP ke sekolah. Kendala terkecil penghambat guru baik sehingga
memanfaatkan TIK adalah terkait pengelolaan dat tidak diperlukan
Uza sukmana (2015) media TIK.
Belum meratanya infrastuktur yang mendukung 4. terlena dengan
penerapan TIK di bidang pendidikan zona nyaman
ketidaksiapaan sumber daya manusia  untuk
memanfaatkan TIK dalam proses pembelajaran.
Menurut 2016 Nurhayati, Tanti
a) kemampuan dasar guru dalam bidang TIK
yang memang masih rendah. b) ketersediaan
fasilitas TIK yang masih beluma memadahi.
c) Sekolah tidak mengharuskan guru
menggunakan TIK dalam proses
pembelajaran. Sehingga guru kurang
terangsang untuk lebih mengembangkan diri.
d) Keterbatasan waktu yang digunakan
untuk mempersiapkan media TIK di dalam
pembelajaran. e) Anggapan guru yang
menganggap bahwa materi yang ada di buku
sudah cukup untuk mengajarkan siswa
dengan baik sehingga tidak diperlukan
media TIK. f) Kenyamanan guru dalam
menggunakan metode belajar konvensional,
yang dianggap lebih mudah dan tidak
menyulitkan. g) Tidak adanya kegiatan
pelatihan-pelatihan bagi guru untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam
bidang TIK

Berdasarkan hasil wawancara


1. Menurut Pengawas SMK Propinsi
Jambi , Nur Wahyudi, S.Pt, M.Pd
Penyebab guru belum mengintegrasikan IT adalah
jaringan internet belum stabil dan membutuhkan
banyak waktu

2. Menurut Kepala Sekolah SMK N 6


Muaro Jambi Rukoyah S.Pd, M.Pd
Menurut saya tentang kurangnya penguasaan IT
terhadap guru selaku tenaga pendidik disekolah
guru terlalu terlena dengan zona nyaman
maksudnya sehingga menimbulkan keraguan untuk
mencoba hal-hal baru atau kekinian terutama dalam
menguasi IT serta minimnya pelatihan tentang
penggunaan teknologi terhadap guru dari instansi
sehingga membuat guru terlalu beranggapan bahwa
hal-hal baru itu sulit.

3. Menurut Humas MGMP Kab Muaro


Jambi, Isti Wulandari, S.E, Gr
Kurangnya fasilitas yang dimiliki oleh sekolah
sehingga harus bergantian dalam menggunakannya
sehingga tidak semua guru bisa memanfaatkan
penggunaannya

4. Menurut Wakakur SMK N 6 Muaro


Jambi, Riko Hardona, S.Pd
 Minimnya penguasaan IT dalam
pembelajaran
 Sarana prasarana yang tidak mendukung.
Jaringan internet yang belum stabil

5. Menurut Guru Produktif BDP SMK N 6


Muaro Jambi
Selain fasilitas yang dimiliki sekolah akses internet
juga mempengaruhi karena lingkungan disini sangat
berpengaruh terhadap koneksi internet apabila listrik
sering padam maka jaringan menjadi tidak stabil.
Kemudian kemampuan guru dalam menguasai IT
masih rendah.

You might also like