You are on page 1of 19

PT.

Cipta Progresa Usaha


Cikarang Technopark Building
Gedung A, Lantai 2. Jl Inti C1 No. 17,
Lippo Cikarang 17530
Telepon (021) 50112236

MENENTUKAN PERALATAN
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
UNIT KOMPETENSI
E.370000.006.01
MENENTUKAN PERALATAN IPAL
Unit Kompetensi
E.370000.006.01

Unit kompetensi ini merupakan


kemampuan yang didasari atas
pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja yang dibutuhkan dalam
menentukan peralatan instalasi
pengolahan air limbah.
TAHAPAN PENENTUAN PERALATAN
IPAL
• Karakteristik sumber sudah diperoleh, termasuk beban pencemar
• Jenis pencemar dan besarnya yang akan diturunkan ditetapkan
• Debit air limbah yang akan diolah ditetapkan
1 • Lahan tersedia
• Biaya

• Tentukan jenis pengolahan (Fisika/kimia/biologi)


2 • instalasi pengolahan yang akan dibuat
• Tentukan kapasitas IPAL
• Tentukan sistem pengolahan (batch/kontinyu

3 • Tentukan efisiensi penyisihan (mencapai baku mutu)

Buat Laporan penentuan potensi sumber pencemar


Buat Laporan Sumber Pencemar
4
PERTIMBANGAN PEMILIHAN
SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH

• Kualitas dan Kuantitas Air Limbah akan menentukan:


• Disain waktu detensi dalam reaktor
• Volume reaktor
• Jumlah media
• Jumlah volume udara untuk proses aerasi
• Besar pompa untuk resirkulasi
• Kemudahan Pengoperasian dan Ketersediaan SDM jenis IPAL memeiliki karakteristik
operasi dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda tergantung jenis limbah dan
bangunan pengolahannya.
• Kebutuhan Lahan dan Biaya  peruntukan/kelas badan air penerima semakin tinggi
Baku Mutu Air Limbah semakin ketat  efisiensi IPAL semakin tinggi  waktu detensi
semakin tinggi  lahan makin luas  biaya semakin tinggi
• Kualitas hasil olahan  harus sesuai baku mutu jenis industri dan badan air penerima
PERENCANAAN IPAL
PENENTUAN METODE PENGOLAHAN DAN PEMILIHAN PERALATAN IPAL

• Jenis dan Karakteristik Air Limbah


• Air limbah dengan karakteristik fisika bisa diolah secara fisika (pengolahan
primer), kimia dengan cara kimia dan biologi (pengolahan sekunder dan tersier),
biologi dengan cara kimia dan biologi (pengolahan sekunder dan tersier).
• Data Air Limbah yang akan diolah, analisis air limbah diperlukan dengan parameter
minimal sesuai baku mutu air limbah untuk jenis industry yang bersangkutan. Data
kuantitas dan beban air limbah juga diperlukan untuk memperkirakan dimensi IPAL.
• Teknik Pengolahan Air Limbah yang akan dipilih (Pengolahan Primer, Sekunder dan
atau Tersier)
• Pertimbangan: kemudahan operasi, SDM, lahan dan biaya.
TAHAP PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Primary Treatment
Air Limbah dialirkan melalui penyaring • Air Limbah melalui beberapa tangki dan filter ini akan
(screen) untuk menghilangkan partikel- disaring sehingga air limbah terpisah dari pencemar yang
partikel yang mengapung dan dapat berbentuk padatan. Pengolahan ini menghasilkan
menyumbat pipa. Setelah itu, air limbah “sludge” yang diendapkan pada sedimentation tank.
dilalui ke suatu grit chamber (terdapat Biasanya proses pengolahan primer ini bisa mengurangi
pasir dan kerikil untuk menyaring partikel hampir 50% dari suspended solids yang ada di air
halus). limbah.
Grit Chamber
PENGOLAHAN SEKUNDER
• PENGOLAHAN TAHAP SEKUNDER DAPAT MENGHILANGKAN SEKITAR 85%
MATERI ORGANIK PADA AIR LAIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN BAKTERI.
Secara prinsip, Teknik pengolahan sekunder yang digunakan adalah Trickling filter
dan Activated sludge. Setelah air limbah melewati tangki sedimentasi pada tahap
primer, air limbah kemudian dipompa ke fasilitas yang menggunakan trickling Trickling filter
filter atau activated sludge. Trickling filter merupakan alat dengan lapisan
bebatuan setebal 3-6 feet dimana air limbah dialirkan ke dalamnya.
• biological treatment: Media reactor yang menggunakan biofiltration, activated
sludge atau extended aeration atau variasi dari ketiganya. Proses biologi lain
termasuk Rotating Biological contactors (RBC) dan constructed wetlands untuk
pengolahan air limbah akhir. Identifikasi nitrifikasi juga dapat dilakukan untuk
mengurangi kadar nitrat ketika air limbah dibuang ke lingkungan perairan yang
sensitif;
• chemical treatment: Dapat digunakan untuk menyesuaikan kadar parameter
tertentu sebelum pengolahan biologi (missal pmay be used to adjust the
parameters of wastewater prior to biological treatment (e.G. Ph adjustment,
reduction in heavy metals or nutrient adjustment).
PENGOLAHAN SEKUNDER
PENGOLAHAN SEKUNDER DARI AIR LIMBAH MENGGUNAKAN OKSIDASI UNTUK MEMURNIKAN AIR LIMBAH LEBIH LANJUT, DAPAT
DILAKUKAN DENGAN CARA:
Biofiltration
• METODE INI MENGGUNAKAN sand filters, contact filters, ATAU trickling filters UNTK MEMASTIKAN PENGURANGAN KADAR SEDIMEN
PADA AIR LIMBAH. DARI KETIGA JENIS FILTER INI, trickling filters MERUPAKAN YANG PALING EFEKTIF UNTUK PENGOLAHAN AIR
LIMBAH DALAM JUMLAH SEDIKIT.
AeraSI
• AeraSI MERUPAKAN PROSES YANG PANJANG NAMUN EFEKTIF, DILAKUKAN DENGAN CARA MENCAMPURKAN AIR LIMBAH DENGAN
SUATU LARUTAN MIKROORGANISME. HASIL DARI CAMPURAN INI KEMUDIAN DIAERASI SELAMA 30 JAM UNTUK MEMASTIKAN HASIL
YANG DIHARAPKAN.

Aeration tank
PENGOLAHAN SEKUNDER
Kolam oksidasi
• Prinsip pengolahan sederhana, kolam oksidasi biasanya digunakan di daerah-daerah yang lebih hangat.
• Metode ini menggunakan cara kerja badan air alami seperti laguna. Air limbah dialirkan ke dalam kolam selama
jangka waktu tertentu dan ditahan selama 2-3 minggu untuk mengurangi kadar pencemar yang ada di dalam air limbah.
• Ketentuan kolam:
• kedalaman tidak lebih dari 1m
• dekat permukaan air untuk pembuangan
• lahan bebas banjir dan tidak miring
• tidak terdapat sumber air tanah saat penggalian

Lagun-oxidation
pond
PENGOLAHAN TERSIER
• PENGOLAHAN TERSIER MERUPAKAN TAHAP AKHIR PADA
PENGOLAHAN AIR LIMBAH. Pada pengolahan tersier, pada dasarnya
dilakukan untuk mengurangi kadar fosfat dan nitrat. Bahan yang
digunakan untuk memurnikan air limbah bisa karbon aktif atau pasir.
• Pengolahan air limbah bisa saja dilakukan lebih dari tiga tahapan
penglahan, tergantung kebutuhan penggunaan air limbah yang
Water filter dengan
dihasilkan. carbon aktif

Sand filter
PENGOLAHAN TERSIER
• Air limbah dari tangka sedimentasi biasanya
didisinfeksi dengan chlorine sebelum dibuang ke
badan air penerima. Chlorine berfungsi untuk
membunuh bakteri pathogen dan mengurangi bau.
Jika dilakukan dengan benar, klorinasi dapat
membunuh lebih dari 99% bakteri berbahaya di
dalam air limbah.
• Larutan/gas klorin dapat diproduksi di tempat/lokasi
pengolahan untuk menghindari resiko yang terjadi
selama transportasi.
• Kelebihan klorin pada air limbah dapat dikurangi
dengan dechlorination.
• Alternative disinfeksi dengan klorin, antara lain cahaya
ultraviolet atau ozone, bisa diberikan jika pengolahan
dengan klorin dianggap berbahaya bagi ikan dan
kehidupan akuatik pada badan air penerima.
UNIT PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

No Unit Pengolahan Tujuan Pengolahan


1 Penyaringan Menghilangkan zat padat
2 Perajangan Memotong benda yang beradadi dalam air limbah
3 Bak penagkap pasir Menghilangkan pasir dan koral
4 Bak Penangkap Lemak Memisahkan benda terapung
5 Tangki ekualisasi Melunakkan air limbah
6 Netralisasi Menetralkan asam basa
7 Pengendapan/Pengapungan Menghialngkan benda tercampur
8 Reaktor Lumpur aktif/aerasi Menghilangkan bahan organic
9 Karbon aktif Menghilangkan bau, benda yang tidak dapat diuraikan
10 Pengendapan kimia Mengendapkan fosfat
11 Nitrifikasi/denitrofikasi Menghilangkan nitrat secara biologis
12 Air stripping Menghilangkan amoniak
13 Pertukaran ion Menghilangkan zat tertentu (logam)
14 Saringan pasir Menghilangkan partikel padat yang lebih kecil
15 Osmosis/elektrolisis Menghilangkan zat terlarut
16 desinfektant Membunuh mikroorganisme
Contoh Dimensi peralatan IPAL
Menentukan besaran beban operasi IPAL berdasarkan debit dan kadar
bahan pencemar
Menentukan besaran beban operasi IPAL berdasarkan debit dan kadar bahan
pencemar
PT. Cipta Progresa Usaha
Cikarang Technopark Building
Gedung A, Lantai 2. Jl Inti C1 No. 17,
Lippo Cikarang 17530
Telepon (021) 50112236

TERIMA KASIH

You might also like