You are on page 1of 8

NAMA : NUR ISRAMIYANTI, S.

Pd
NO. UKG : 201699708526
UNIT KERJA : UPT SMAN 9 WAJO

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Masalah yang
Analisis Eksplorasi
No. telah Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
Penyebab Masalah
diidentifikasi
Rendahnyanya
1 motivasi belajar
siswa
Rendahnya hasil
2
belajar siswa
Kurangnya
komunikasi
3 antara guru
dengan orang
tua siswa
Guru belum
maksimal
menerapkan
4
model-model
pembelajaran
yang inovatif
Siswa kesulitan
dalam
memecahkan
5 masalah yang
berkaitan
dengan soal
HOTS
Guru belum
maksimal
mengoptimalkan
6 pemanfaatan
aplikasi TIK
dalam proses
pembelajaran

Pra LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Hasil eksplorasi penyebab masalah (Hasil Kajian Riset Analisis eksplorasi
No. telah
Sederhana) penyebab masalah
diidentifikasi
1 Rendahnyanya Kajian Literatur
motivasi belajar Menurut pendapat Yusuf (Rismawati dan Khairiati, 2020)
siswa yang menyatakan bahwa motivasi belajar timbul karena
adanya faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal meliputi: faktor fisik (kondisi
kesehatan, kebutuhan nutrizi), faktor psikologis
(kondisi jasmani dan rohani)
b. Faktor eksternal meliputi faktor sosial (hubungan
siswa dengan guru, konselor, teman sebaya, orang
tua, tetangga), faktor non sosial (keadaan cuaca,
waktu, tempat, fasilitas)

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa


menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:97-99) dalam
jurnal Sri Wahyuni dkk (2021) antara lain:
a. Cita-Cita Siswa atau Aspirasi Siswa
b. Kemampuan Siswa
c. Kondisi Siswa
d. Kondisi Lingkungan Siswa
e. Lingkungan siswa
f. Unsur-Unsur Dinamis Dalam Belajar
g. Upaya Guru Dalam Membelajarkan Siswa

Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi


belajar peserta didik diantaranya adalah sebagai berikut
(Sardiman, 2004:101) dalam jurnal Witri Lestari (2012):
a. Metode mengajar guru
b. Tujuan kurikulum dan pengajaran yang tidak jelas
c. Tidak adanya relevansi kurikulum dengan kebutuhan
dan minat peserta didik.
d. Latar belakang ekonomi dan social budaya peserta
didik
e. Kemajuan teknologi dan informasi
f. Merasa kurang mampu terhadap mata pelajaran
tertentu
g. Masalah pribadi peserta didik baik dengan orang tua,
teman maupun dengan lingkungan sekitarnya.

Hasil Wawancara
 Kepala Sekolah dan Guru
a. Metode, model dan media pembelajaran yang kurang
variatif
b. Tidak adanya niat untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang berikutnya.
c. Lingkungan sosial siswa (pergaulan)
d. Siswa tidak paham dengan konsep dasar matematika
e. Siswa lebih memilih kesenangan semata daripada
belajar untuk kesuksesan masa depannya
f. Kurangnya perhatian orang tua
 Siswa
a. Pembelajaran yang kurang menarik
b. Tidak menyukai mata pelajaran matematika
c. Kondisi jelas yang tidak kondusif
d. Tidak tahu manfaat untuk apa mempelajari
matematika
e. Tidak ada keinginan untuk melanjutkan pendidikan.
 Orang Tua
a. Kondisi ekonomi
b. Waktu belajar yang lama
c. Siswa tidak menyukai pelajaran yang berhitung
d. Siswa lebih senang main gadget
 Pakar, Dosen
a. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak
membuat siswa aktif
b. cara guru menyampaikan materi pembelajaran
c. Siswa tidak menyukai materi yang diajarkan oleh
gurunya
d. Guru jarang memberikan motivasi dan reward atas
usaha siswa dalam belajar
e. Guru jarang menyentuh ranah afektif peserta didik
dalam proses pembelajaran
f. Kondisi lingkungan siswa
2 Rendahnya hasil Kajian Literatur
belajar siswa Nabilla dan Prasetyo (2019) mengemukakan bahwa tinggi
rendahnya hasil belajar matematika yang menimbulkan
banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar
diantaranya (1) faktor internal yaitu yang berasal dari
dalam diri siswa, seperti kurangnya minat dan motivasi
peserta didik saat pembelajaran matematika (2) faktor
eksternal yaitu yang berasal dari luar diri siswa, seperti
metode guru yang tidak menarik bagi peserta didik.

Menurut Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2009: 19-28),


bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah
(Nabilla dan, 2019):
a. Faktor Internal meliputi faktor fisiologis dan faktor
psikologis (kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap
dan bakat)
b. Faktor eksternal meliputi lingkungan sosial (keluarga,
sekolah, masyarakat) dan lingkungan non sosial
(materi pelajaran, perangkat belajar)

Ardillah dan Suryo (2017) mengemukakan bahwa 4 faktor


yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa yaitu:
a. kurangnya minat siswa terhadap pelajaran
matematika
b. kurangnya konsentrasi siswa selama proses
pembelajaran
c. rendahnya pemahaman konsep siswa
d. kurangnya kedisiplinan siswa.

Hasil Wawancara
 Kepala Sekolah dan Guru
a. Kurangnya minat siswa terhadap pelajaran
b. Kurangnya konsentrasi siswa selama proses
pembelajaran
c. Rendahnya pemahaman konsep siswa
d. Beberapa siswa tidak memenuhi kriteria untuk
mencapai ketuntasan belajar
e. Kurangnya dukungan orang tua dalam perkembangan
anaknya
f. Kurangnya perhatian guru maupun orang tua kepada
siswa yang malas
g. Mengabaikan tugas dan tanggung jawab sebagai
siswa
 Siswa
a. Tidak bisa mengejar ketertinggalan materi
b. penjelasan guru yang kurang di pahami.
c. Materi matematika dianggap sulit untuk dipelajari
d. Malas belajar dikarenakan kecanduan bermain HP
 Orang Tua Siswa
a. Faktor ekonomi karena beberapa siswa yang
membantu orang tua bekerja
b. Siswa malas ke sekolah
c. Motivasi siswa untuk belajar masih rendah
 Pakar, Dosen
a. Rendahnya pemahaman konsep siswa
b. Kurangnya minat siswa terhadap pelajran matematika
c. Kurangnya konsentrasi siswa selama proses
pembelajaran
d. Kurangnya kedisiplinan siswa
3 Kurangnya Hasil kajian literatur:
komunikasi Isnadie (2012) faktor-faktor penghambat komunikasi guru
antara guru dengan orang tua/wali siswa adalah:
dengan orang a. Faktor dari orang tua yang meliputi: sulit mencari
tua siswa orang tua dan rumah jauh, orang tua tidak perhatian,
kesibukan orang tua, dan kemampuan ekonomi orang
tua.
b. Faktor dari guru yang meliputi kurangnya motivasi
guru untuk melakukan kunjungan kepada wali siswa
(home visit), kurangnya respon dari orang tua dalam
proses komunikasi, dan sulitnya menyesuaikan waktu
dengan orang tua siswa.

Hasil wawancara :
 Kepala Sekolah dan Guru
a. Orang tua sulit ditemui
b. Orang tua tidak mengetahui perkembangan belajar
anak di sekolah
c. Orang tua sibuk bekerja
d. Guru jarang berkunjung ke rumah siswa
e. Guru sibuk dengan urusan lain di luar jam mengajar
 Orang Tua Siswa
a. Sibuk bekerja
b. Jarang memenuhi undangan pertemuan orang tua
c. Memercayakan urusan belajar anaknya kepada
sekolah
d. Siswa jarang membicarakan masalah sekolah dengan
orang tuanya
e. Alat komunikasi yang terbatas bagi beberapa orang
tua siswa
 Pakar, Dosen
a. Program pengembangan karakter siswa belum
berjalan dengan baik
b. Kesibukan dan kurangnya pemahaman orang tua
terkait perlunya koordinasi tentang perkembangan
siswa
c. Pihak sekolah belum merangkul tokoh masyarakat
sekitar
d. Orang Tua belum memahami perannya di lingkungan
sekolah
e. Orangtua siswa jarang dilibatkan untuk
kegiatan sekolah
f. Guru jarang melakukan komunikasi dengan orang tua
terkait prestasi anaknya
4 Guru belum Khodijah (2022) mengemukakan bahwa faktor yang
maksimal mempengaruhi penerapan model-model pembelajaran
menerapkan inovatif, yaitu rendahnya pemahaman guru tentang
model-model model-model pembelajaran inovatif, rendahnya kualitas
pembelajaran pelatihan/workshop yang diikuti, rendahnya komitmen
yang inovatif dan motivasi guru untuk menerapkan model-model
pembelajaran inovatif.

Maujud dkk (2022), penyebab guru belum menerapkan


model pembelajaran inovatif:
a. Guru belum memahami secara mendalam konsep
pembelajaran model tersebut
b. Guru belum terbiasa dengan model pembelajaran
tersebut
c. Guru masih terbiasa menggunakan metode ceramah
d. Guru belum mampu membuat media pembelajaran
yang variatif
e. Kurangnya pelatihan dan sosialisasi tentang model
pembelajaran di sekolah

Farida dkk (2019) mengemukakan bahwa hambatan


yang dihadapi guru dalam menerapkan model
pembelajaran inovatif adalah:
a. Usia guru yang sudah dalam kategori lanjut yang
membuat menurunnya kekebalan tubuh sehingga
mengurangi kondisi kesehatan.
b. Beban kerja yang merangkap seperti Wakasek, Kepala
Perpustakaan dll, membuat guru kekurangan waktu
c. Kurang aktifnya guru dalam mengikuti pelatihan untuk
guru, seperti kegiatan MGMP.
d. Pengetahuan tentang model-model pembelajaran
inovatif yang masih terbatas memungkinkan guru
hanya menerapkan metode pembelajaran yang sudah
umum dilakukan atau monoton, yaitu metode
ceramah.

Mislinawati dan Nurmasyitah (2018) mengemukakan


bahwa guru menghadapi berbagai kendala dalam
menerapkan model pembelajaran berdasarkan kurikulum
2013 menunjukkan terdapat beberapa kegiatan yang
belum maksimal dilakukan oleh guru, diantaranya guru
kurang memahami langkah-langkah sesuai sintak yang ada
pada model pembelajaran, guru menuliskan model pada
RPP tetapi dalam langkah- langkah pembelajaran tidak ada
sintak yang sesuai dengan model yang dimaksud. Dengan
kata lain guru masih menggunakan model pembelajaran
lama dan tidak sesuai dengan instruksi pada kurikulum
2013.

Hasil Wawancara
 Kepala Sekolah dan guru
a. Rendahnya kualitas pelatihan/workshop yang diikuti
b. Rendahnya komitmen dan motivasi guru untuk
menerapkan model-model pembelajaran inovatif
c. Guru merasa masih nyaman dengan menggunakan
model pembelajaran yang konvensional
d. Kurangnya memahami langkah-langkah dari model
pembelajaran yang sesuai dengan materi
e. Terkadang guru dihadapkan dengan kondisi siswa yang
lebih nyaman dengan belajar pasif sehingga kurang
berpikir untuk lebih inovatif
 Dosen, Pakar
a. Guru kurang memahami langkah-langkah pembelajaran
sesuai sintak yang ada pada model pembelajaran
b. Guru kurang mengikuti pelatihan/workshop untuk
meningkatkan komptensi guru
c. Guru belum maksimal dalam berkolaborasi dengan
guru lain dalam hal merancang dan menunjang
kemampuan dalam mengembangkan pembelajaran
yang inovatif.
d. Guru tidak menjadikan refleksi dalam pembelajaran
yang lampau
e. Pengimplementasian model-model pembelajaran
inovatif yang dilakukan guru sudah dilakukan namun
belum maksimal
f. Guru belum siap mempelajari dengan model-model
pembelajaran yang baru
5 Siswa kesulitan Najahah, dkk (2022) diperoleh jenis kesalahan yang
dalam dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS berupa
memecahkan kesalahan membaca (reading errors), kesalahan
masalah yang memahami (comprehension errors), kesalahan penulisan
berkaitan rumus (transformation errors), kesalahan keterampilan
dengan soal proses (process skill errors), dan kesalahan penentuan
HOTS jawaban akhir (encoding error). Faktor yang
mempengaruhi kesalahan siswa adalah tidak paham
konsep, kesalahan proses berpikir, lupa, kurang teliti, tidak
mengetahui rumus dan langkah penyelesaian soal, dan
pengaruh dari kesalahan pada tahapan sebelumnya

Kusuma dan Adna (2021) mengemukakan bahwa kesulitan


dalam menyelesaikan soal-soal HOTS adalah
a. Kurangnya pemahaman konsep yang digunakan
dalam perhitungan
b. tidak mampu memahami soal berupa narasi
c. salah mendeskripsikan pertanyaan dari soal
d. kurangnya berlatih dalam menyelesaikan soal

Hasil Wawancara
 Kepala Sekolah dan Guru
a. Siswa terbiasa mengerjakan soal LOTS
b. Kurangnya berpikir siswa yang masih rendah
c. Kurangnya pemahaman guru dalam penyusunan soal
HOTS
d. Kurangnya minat belajar siswa pasca pandemi
sehingga merasa sulit untuk mengerjakan soal HOTS
 Siswa
a. Siswa tidak dibiasakan mengerjakan soal HOTS
b. Kurangnya pemahaman dalam menganalisi soal-soal
HOTS
 Pakar, Dosen
a. Kurangnya pemahaman konsep yang digunakan oleh
siswa
b. Siswa tidak mampu memahami soal berupa narasi
c. Kurangnya pembiasaan yang diberikan oleh guru
dalam mengerjakan soal HOTS
6 Guru belum Kajian Literatur
maksimal Nurvitasari dan Poerwandar (2018) mengemukakan
mengoptimalkan bahwa kendala yang dihadapi oleh guru dalam
pemanfaatan pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran menjadi
aplikasi TIK kurang lancar dan maksimal diantaranya adalah
dalam proses terbatasnya fasilitas TIK seperti komputer, LCD
pembelajaran proyektor, dan jaringan internet. Selain itu, kurangnya
pengetahuan dan keterampilan guru dan siswa dalam
pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran.

Ningsi dkk (2020) berpendapat permasalahan guru dalam


mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran adalah:
a. Membutuhkan waktu yang cukup banyak sehingga
proses pembelajaran kurang efektif.
b. Kurangnya waktu disebabkan perlu persiapan yang
banyak terutama dari sarana dan prasarana.
c. Terbatasnya sarana dan prasarana pendukung yang
dimiliki sekolah
d. Peserta didik tidak memahami inti materi yang
disampaikan meskipun mereka antusias Ketika guru
mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran
e. Tidak tersedia layanan internet

Hasil wawancara:
 Kepala Sekolah dan Guru
a. Minimnya fasilitas untuk mendukung proses
pembelajaran berbasis TIK
b. Guru jarang mengikuti pelatihan tentang penggunaan
aplikasi TIK dalam proses pembelajaran
c. Guru kurang terampil dalam memanfaatkan aplikasi
platform pembelajaran seperti google classroom,
quizizz dan aplikasi lainnya.
d. Keterbatasan koneksi internet
e. ketakutan dan pertimbangan dampak negatif dari
penggunaan alat berupa handphone (HP) dan laptop di
sekolah menjadi kendala guru memanfaatkan TIK
dalam pembelajaran di kelas
 Siswa
a. Jarang menggunakan aplikasi TIK
b. Siswa hanya memanfaatkan HP sebagai sarana
hiburan bukan untuk belajar
c. Akses internet di sekolah tidak stabil
d. Wifi sekolah hanya bisa digunakan untuk tempat-
tempat tertentu
 Pakar, Dosen
a. Kurangnya motivasi guru untuk belajar dan
mengembangkan diri
b. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam
penggunaan aplikasi TIK
c. Guru tidak memahami manfaat penggunaan aplikasi
TIk
d. Kurangnya dorongan atau daya dukung dari sekolah
e. Kurangnya kolaborasi antar guru, terutama guru
muda dan guru senior dalam pemanfaatan TIK dalam
proses pembelajaran.

You might also like