You are on page 1of 2

Banyaknya kasus mafia peradilan yang melibatkan oknum Penegak Hukum (Polisi, Jaksa,

Hakim, advokat di Indonesia, menurut anda faktor apasajakah yang menyebabkan hal demikian
terjadi? dan bagaimana fungsi kode etik bagi profesi hukum?

JAWABAN:

Praktek mafia hukum disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :

a. Moralitas yang sangat rendah dari aparat penegak hukum, seperti aparat kepolisian, jaksa,
panitera, hakim, dan pengacara yang dalam praktiknya bekerja sama dengan cukong, makelar
kasus, dan aktor politik;
b. Budaya politik yang korup telah tumbuh subur dalam birokrasi negara dan pemerintahan yang
feodalistik, tidak transparan, dan tidak ada kekuatan kontrol dari masyarakat;
c. Tingginya apatisme dan ketidakpahaman masyarakat tentang arti dan cara bekerja aparat yang
berperan dalam praktik kriminal tersebut;
d. Kriteria dan proses rekrutmen aparat kepolisian, jaksa, dan hakim yang masih belum
sepenuhnya transparan dan profesional; dan
e. Rendahnya kemauan negara (political will) di dalam memberantas praktik mafia peradilan
secara sungguh-sungguh dan jujur.

Bertens menyatakan, kode etik profesi merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh kelompok
profesi, yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana seharusnya berbuat
dan sekaligus menjamin mutu moral profesi itu di mata masyarakat. Kode etik profesi merupakan norma
yang diterapkan dan diterima oleh kelompok profesi yang menyerahkan atau memberi petunjuk kepada
anggota sebagaimana seharusnya. Kode etik ini umumnya memberikan petunjuk-petunjuk kepada para
anggotanya untuk berpraktik dalam profesi.

Sumaryono mengemukakan tiga alasannya pentingnya kode etik yaitu: sebagai sarana kontrol sosial;
sebagai pencegah campur tangan pihak lain; sebagai pencegah kesalahpahaman dan konflik. Fungsi lain
menurut Abdulkadir Muhammad: merupakan kriteria prinsip profesional yang telah digariskan, sehingga
dapat diketahui dengan pasti kewajiban profesional anggota lama, baru, ataupun calon anggota
kelompok profesi; dapat mencegah kemungkinan terjadi konflik kepentingan antara sesama anggota
kelompok profesi, atau antara anggota kelompok profesi dan masyarakat. Anggota kelompok profesi
atau anggota masyarakat; sebagai kontrol melalui rumusan kode etik profesi, apakah anggota kelompok
profesi telah memenuhi kewajiban profesionalnya sesuai dengan kode etik profesi.

Sumber :

http://referensi.elsam.or.id/wp-content/uploads/2015/02/Quo-Vadis-Pemberantasan-Mafia-
Hukum.pdf
Niru Anita Sinaga. (2020, Maret). Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang Baik.
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma, 10(2),
ISSN 2656-4041.

You might also like