You are on page 1of 2

1. Apa perbedaan konsep radikal dan radikalisme?

Dalam bahasa Indonesia, radikal merupakan kata serapan dari bahasa Inggris
“radical” yang secara etimologi berasal dari bahasa Latin “radix, radicis” yang
memiliki arti akar, sumber, atau asal mula. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi V terbitan Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016, kata 'radikal'
bermakna 'secara mendasar (sampai kepada hal yang prinsip)'. Selain itu, radikal
adalah istilah politik yang bermakna 'amat keras menuntut perubahan (undang-
undang, pemerintahan)'. Arti selanjutnya, radikal juga berarti 'maju dalam berpikir
atau bertindak'.

Radikalisme adalah paham yang bisa memengaruhi kondisi sosial politik


suatu negara. Radikalisme kini sangat erat kaitannya dengan konsep ekstremisme
dan terorisme. Selain itu, pengertian radikalisme yang lain adalah paham atau aliran
yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara
kekerasan atau drastis. Dengan pengertian radikalisme tersebut, dapat dikatakan
bahwa penyebab paham tersebut muncul adalah ketidakadilan, diskriminasi, dan
sifat tercela.

2. Bagaimana pendapat kamu tentang berpikir radikal dan kaitannya dengan berpikir
kritis dalam menghasilkan inovasi masa kini, baik atau buruk?

Pendapat saya mengenai konsep radikal dalam berpikir kritis dalam bidang
inovasi yaitu memang dibutuhkan, karena bidang inovasi butuh pikiran-pikiran
mendasar. Dengan pikiran mendasar ini, banyak inovasi yang terjadi di banyak
bidang, salah satunya di bidang pertanian. Pola pikir ini memang banyak sekali
artinya, kita harus bisa memilih pola pikir radikal yang benar sebagai pola pikir
mendasar dalam bidang inovasi ini.

3. Apa yang akan kamu lakukan untuk mencegah radikalisme di lingkungan kampus?

Beberapa hal yang bisa saya lakukan untuk mencegah radikalisme di


kampus yaitu saya mengikuti kegiatan sosialisasi tentang radikalisme, serta saya
akan mematangkan pikiran – pikiran saya, memusyawarahkan masalah-masalah
yang terjadi, dan mengambil keputusan dengan tepat sesuai hasil kesepakatan tanpa
berpikir sayalah yang paling benar, karena pikiran – pikiran ini yang mendorong
radikalisme. Dan tidak lupa menghindari kelompok – kelompok yang terdapat ciri-
ciri mempunyai paham radikalisme.

You might also like