You are on page 1of 5

BAU MULUT (HALITOSIS)

Ni Ketut Ratmini
Dosen Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Denpasar
ratminijkg@yahoo.com

ABSTRACT
Bad breath (halitosis) ia a problem that concern almost everyone. Bad breath is not
uncommon to distance the owner of the association in his neighborhood. Halitosis is a term
used to describe unpleasant breath odor emitted when breathing (http://wikipedia.org).
Halitosis is estimated about 50%-65% of the population (http://indrax.wordpress.com).
The main cause of halitosis is bacteria and VSC’s. Ninety percent of patients had
halitosis from the mouth causes such as as poor oral hygiene, periodontal disease, a layer on
the surface tongue, impacted food, dirty dentures, mouth cancer, and sore throat (The
California Breath Clinic).
Several method for measuring halitosis, as follows: organoleptic test,
chromatogaraphy gas. halimeter, Bana testing, and chemiluminescence
(http://www.animated-teeth.com).
Prof. Mel Rosenberg. Ph.D from the Faculty of Dentistry, University of Tel Aviv (citet
Chudahman Manan), recommends halitosis prevention by: 1)consult to the dentist regularly.
2)clean between teeth with dental floss, choose a neutral unscented. Check the smell. Clean
again if smell. 3)brush your teeth and gums clean regularly. 4)a lot of dringking. 5)sugar free
chewing gum for 1-2 minutes, especially if the mouth feels dry. 6)rinse and brush your teeth
after eating or drinking milk product, fish, and meat. 7)ask your dentist which mouthwash
clinically proven its effectiveness in combating bad breath. Its best to use it just before sleep
at night. 8)eat fresh and has fibers vegetables. 9)do not smoke because it heightens the risk of
bad breath. 10)if you wear dentures, at night soak dentures in antiseptic solution, unless you
forbid dentist.
The conclusion is: halitosis or bad breath can develop all the people. The main source
of halitosis is in the mouth, that is the volatile sulphur compounds (VSC’s). This compounds
is produced from decomposition of protein by anaerobic bacteria.

keyword: halitosis

Pendahuluan Penyebab bau mulut (halitosis) bisa


sangat sederhana dan langsung, misalnya
Jarang sekali orang menyadari makan petai, jengkol, durian, bawang
bahwa, mulutnya mengeluarkan hawa tak putih. Tetapi bau mulut dapat terjadi oleh
sedap, karena memang sulit mengecek bau berbagai karena penyebab lain.1 Lebih dari
mulut sendiri. Bau mulut merupakan 90% kasus bersumber dari mulut dan 10 %
masalah yang hampir menyangkut siapa berasal dari kelainan sistemik.3
saja.1 Bau mulut tidak jarang menjauhkan Diperkirakan 50% penduduk
sang empunya dari pergaulan di mengalami halitosis dengan tingkat
lingkungannya. Pengidap bau mulut baru keparahan yang bervariasi. Halitosis
tahu saat semua orang tiba – tiba pergi saat memiliki dampak yang signifikan baik
ia datang atau dengan refleks orang secara pribadi maupun sosial. Nafas bau
menutup hidung ketika ia tiba. Sudah tentu juga dapat menjadi menetap (chronic bad
kita tidak ingin mempunyai gangguan breath), ini merupakan kondisi yang
mulut seperti ini.2 serius, sementara mempengaruhi 25% dari

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 5 No. 1 (Pebruari 2017) 25


penduduk dengan tingkatan yang penyebab dari mulut seperti: kebersihan
bervariasi.4 mulut yang jelek, penyakit periodontal,
Pada kebanyakan kasus (85%-90%), lapisan pada permukaan lidah, sisa
bau mulut atau halitosis dimulai dari mulut makanan yang terbenam, gigi tiruan
sendiri. Lokasi dari mulut yang paling lepasan yang kotor, kanker di mulut, dan
umum yang berhubungan dengan halitosis radang tenggorokan.4
adalah lidah. Bakteri di lidah menghasilkan Penyebab bau mulut atau halitosis
senyawa – senyawa bau busuk dan asam sangat beragam, yaitu: 1) kurangnya
lemak, dan ini dilaporkan berhubungan kebersihan mulut; 2) pola makan
dengan 80% - 90% dari seluruh kasus bau merupakan penyebab utama halitosis yaitu
mulut.5 proses penguraian protein oleh bakteri..
Penguraian protein oleh bakteri ini
Pembahasan menghasilkan gas yang berbau, seperti:
hidrogen sulfida, metil mercaptan,
Halitosis adalah istilah yang kadaver, skatol, dan putricine. Sehingga
digunakan untuk menggambarkan nafas produk makanan yang kaya protein dapat
bau yang tidak sedap yang dikeluarkan saat menyebabkan bau mulut. Mengkonsumsi
bernafas.5 Bau mulut (halitosis) adalah makanan tertentu, seperti bawang mentah,
nafas bau yang tidak enak, tidak akan menghasilkan bau yang khas; 3)
menyenangkan dan menusuk hidung.6 biofilm (lapisan biologis) pada mukosa
Halitosis adalah istilah teknis dari nafas mulut yang mengandung jutaan bakteri; 4)
bau.3 Halitosis adalah istilah untuk nafas karies gigi; 5) radang gusi; 6) resesi gusi;
bau yang diakibatkan volatile sulphur 7) plak dan karang gigi; 8)lesi/ luka dalam
compounds (VSC’s).4 Istilah halitosis mulut; 9) penyakit kelenjar ludah; 10)
pertama digunakan tahun 1870-an. tonsilitis/ pembengkakan amandel; 11)
Halitosis berasal dari bahasa Latin ’halitus’ plak tonsilar dan cairan tonsilar; 12)
yang berarti nafas dan ’osis’ dari bahasa faringitis dan abses faringeal; 13) gigi
Yunani, yang diartikan keadaan medis palsu yang kotor; 14) tembakau; 15)
tertentu. Nafas bau bukan istilah baru. merokok; 16) lesi di hidung dan telinga; 17
Catatan menunjukan istilah nafas bau ) kencing manis; 18) demam; 19) puasa
sudah ada sejak tahun 1550 sebelum dan dehidrasi; 20) pasien rawat inap; 21)
masehi.5 Beberapa istilah bau mulut yang penyakit perut dan esofagus; 22) penyakit
dipergunakan di dunia ilmiah atau di usus; 23) penyakit paru – paru; 24)
masyarakat sehari – hari. Istilah – istilah gangguan hati/ liver; 25) pasien psikiatris;
tersebut adalah: halitosis, fetor oris, fetor dan 26) kelainan somatis.8
ex ore, bau mulut, nafas tak sedap, oral Para pakar biologi pada pertemuan
malodor, bad breath, dragon breath, dan Perhimpunan Riset Dental Amerika di
jungle mouth.7 Dallas, melaporkan hasil temuan mereka
Nafas bau secara mendasar bahwa, bakteri penyebab bau mulut adalah
disebabkan oleh dua hal, yaitu: fisiologis Solobacterium moorei.9 Rongga mulut
dan patologis. Sumber fisiologis dari nafas berisikan jutaan bakteri anaerob yang
bau berasal dari kondisi pada permukaan mengolah protein dari makanan dan
dari lidah. Bakteri yang dijumpai pada menguraikannya, seperti Fusobacterium
permukaan lidah pasien yang sehat dan Actinomyces. Proses penguraian
berbeda dengan pasien pengidap halitosis. protein tersebut menghasilkan bau.8
Sumber patologis melibatkan keparahan Penyebab paling mendasar dari nafas bau
saku gusi, yang dikenal dengan penyakit adalah adanya lapisan yang menutupi
periodontal. Penyebab utama halitosis permukaan bagian belakang lidah. Lebih
adalah bakteri dan VSC’s. Sembilan puluh tepatnya nafas bau disebabkan oleh
persen pasien halitosis mempunyai bakteri yang hidup di lapisan tersebut.

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 5 No. 1 (Pebruari 2017) 26


Penyebab mendasar kedua adalah terkait dengan pemeriksaan organoleptik
akumulasi bakteri dalam mulut yaitu: tehnik ini tidak benar – benar
10
seseorang. Nilai pH dalam rongga mulut obejektif. Selain itu faktor- faktor lain
umumnya 6,5. Bila nilai tersebut diluar nafas bau dapat mempengaruhi
bertambah banyak atau mengandung evaluasi organoleptik. Sebagai contoh:
materi lain maka, akan berubah menjadi penelitian – penelitian telah menunjukan
alkali dan menimbulkan bau busuk, apalagi bahwa, faktor – faktor seperti kelaparan,
nilai pH mencapai 7,2 ke atas, akan lebih siklus menstruasi, posisi kepala dapat
mendorong pertumbuhan kuman negatif mempengaruhi penilaian. Selain itu
Granstrom, sehingga memungkinkan konsumsi kopi, teh, jus, produk tembakau,
penguraian protein melepaskan bau busuk. dan kosmetik beraroma oleh subjek
Terlebih bila yang dilepaskan sulfida yang sebelum pengujian organoleptik dapat
mudah menguap maka, bau mulut akan mempengaruhi hasil pengujian.
lebih tidak menyedapkan. Selain itu ketika Pengukuran organoleptik ini tidak bisa
mulut kering atau kurang melakukan gerak mengukur tingkat lemah, kuat atau rata –
penelanan mudah menimbulkan mulut rata halitosis.
berbau busuk.2
Bagaimana seseorang dapat B. Gas Kromatografi
menguji kualitas napas mereka sendiri? Kromatografi adalah memanfaatkan
Ada banyak cara objektif untuk bisa gas untuk mengidentifikasi senyawa yang
mencium napas sendiri. Cobalah teknik ini: ditemukan dalam sampel. Kromatografi
untuk mengetahui bau lidah bagian depan telah dimanfaatkan dibeberapa bidang
jilatlah pergelangan tangan, tunggu sekitar keilmuan. Gas kromatografi juga telah
lima detik, sementara air liur agak dipakai dokter gigi untuk studi halitosis
mengering, dan kemudian mencium dan dapat mengkuantifikasi tingkat yang
baunya. Cara berikutnya, yaitu: memeriksa tepat dari berbagai senyawa yang ada
bau yang terkait dengan bagian belakang dalam nafas seseorang. Gas kromatografi
lidah. Ambil sendok, putar terbalik, dan ini dianggap sebagai gold standard atau
menggunakannya untuk mengikis/ cara terbaik untuk pengukuran halitosis.
mengeruk bagian paling belakang lidah. Namun belum secara luas dipergunakan
Lihatlah materi yang menempel pada dalam penelitian, sebab relatif mahal,
sendok, biasanya itu berupa bahan putih untuk mengoperasikannya memerlukan
dan tebal. Kemudian cium baunya.10 pelatihan khusus, dan memerlukan waktu
yang banyak dalam setiap pengukuran
Beberapa peneliti menggunakan nafas.
beberapa metode yang berbeda untuk
mengukur halitosis, sebagai berikut:10 C. Halimeter
A. Pengujian Organoleptik Halimeter adalah suatu monitor
Menilai nafas seseorang dengan khusus senyawa sulfida, yang bisa
cara pengujian organoleptik berarti bahwa, mengkuantifikasi aspek tertentu dari nafas
peneliti hanya melakukan evaluasi nafas seseorang. Alat ini pertama kali
menggunakan penciuman hidung sebagai diperkenalkan tahun 1991 untuk mengukur
sarana untuk membuat penilaian. tingkat gas sulfida, seperti hidrogen sulfida
Berdasarkan sejarah pengujian nafas dan metil merkaptan, yang disebut sebagai
seperti ini telah menjadi pilihan yang senyawa - senyawa belerang atsiri atau
sering digunakan peneliti gigi. VSC’s (Volatile Sulphur Compounds), ini
Pemeriksaan ini murah dan mudah, karena dikenal sebagai bahan penyebab bau
tidak memerlukan alat khusus. Hidung mulut. Halimeter menunjukan tingkat
mampu mendeteksi sampai 10.000 bau sulfida dalam nafas seseorang. Ini
yang berbeda-beda. Permasalahan yang menunjukan tingkat VSC’s yang sesuai

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 5 No. 1 (Pebruari 2017) 27


yang ada dalam mulut. Halimeter tidak Langkah pencegahan dan
dapat menguji jenis VSC”s secara khusus. pengobatan halitosis, seperti di kutip dari,
Halimeter menghasilkan pengukuran yang sebagai berikut:2
kurang definitif dari bau mulut seseorang 1. Ingat berkumur setelah makan,
dibandingkan dengan gas kromatografi. menggosok gigi selama tiga menit
Selain itu senyawa seperti etanol dan setelah makan, perhatikan kebersihan
minyak esensial (termasuk yang ditemukan gigi palsu dan dilepas waktu tidur. Jaga
di obat kumur) mengganggu kemampuan selalu kebersihan rongga mulut dan
halimeter dalam membuat pengukuran. perlu melakukan pemeriksaan rongga
Keuntungan penggunaan halimeter untuk mulut secara rutin .
penelititan dibandingkan dengan gas 2. Jangan makan terlalu kenyang, apalagi
kromatografi, yaitu: halimeter tidak makan malam, dan dianjurkan makan
memerlukan pelatihan khusus, bersifat hidangan yang agak tawar dan tidak
portable, pengukuran cepat, dan relatif terlalu berminyak, jangan makan
lebih murah. kudapan menjelang tidur, kurangilah
konsumsi alkohol dan tidak merokok.
D. Pengujian BANA 3. Cegah sembelit, dan jaga kelancaran
Beberapa bakteri penyebab buang air besar.
penyakit periodontal (penyakit gusi) 4. Orang setengah baya dan lanjut usia
menghasilkan produk – produk limbah dianjurkan banyak mengkonsumsi
yang cukup berbau, dan memberi buah-buahan segar dan minum teh
kontribusi terhadap masalah nafas untuk menggairahkan sekresi ludah.
seseorang. Keberadaan beberapa jenis 5. Setiap pagi minum segelas air hangat
bakteri dapat diuji dengan melakukan tes ditambah sedikit garam dalam keadaan
Bana. Bakteri tersebut mempunyai perut kosong, berfungsi untuk
karakteristik yang mampu menghasilkan mengatur fungsi lambung, ini juga
enzim yang merendahkan ”Benzoil dapat mengurangi timbulnya halitosis.
senyawa-D, L-arginin-naphthylamida” 6. Bidara merah dan hitam dapat
disingkat Bana. Ketika sebuah sampel air meringankan halitosis yang
liur pasien yang mengandung bakteri diuji ditimbulkan karena makan brambang
dengan senyawa Bana, akan menyebabkan dan bawang serta makanan pedas
perubahan warna pada media pengujian. lainnya. Selain itu, minum teh kental
E. Chemiluminescence juga dapat meringankan bau bawang.
Salah satu metode yang lebih baru 7. Mengulum permen vitamin C atau
dikembangkan untuk pengujian permen karet, menggunakan pasta gigi
keberadaan senyawa terkait dengan yang mengandung fluorin atau obat
halitosis dengan menggunakan prinsip tradisional Tiongkok dan mengunyah
chemiluminescence. Jenis pengujian ini daun teh juga dapat menghilangkan
pertama kali dipergunakan pada tahun halitosis.
1999. Ketika sebuah sampel yang 8. Dalam keadaan biasa, halitosis dapat
mengandung senyawa - senyawa belerang dicegah dengan memperhatikan
(seperti VSC’s – jenis senyawa yang kebersihan rongga mulut dan
menyebabkan bau mulut) dicampur dengan memelihara kebiasaan baik perawatan
senyawa merkuri, reaksi yang dihasilkan gigi.
menyebabkan fluoresensi. Kekuatan 9. Menyikat dan bersihkan sela-sela gigi
metodologi chemiluminescence yaitu dapat memakai odol dioksida klor (hindari
memberikan selektifitas dan kepekaan odol berisi sodium laryl sulphate).
lebih baik dibandingkan halimeter. 10. Pakai obat kumur yang berisi dioksida
klor.

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 5 No. 1 (Pebruari 2017) 28


11. Penggunaan pengikis lidah (mengikis 9. http://niasonline.net, Bakteri penyebab
lidah/ menyikat lidah dengan sikat halitosis. diakses 20 Maret 2015.
gigi) untuk menyingkirkan lapisan 10. http://www.animated-teeth.com, Bad
putih pada permukaan lidah. breath. diakses 20 Maret 2015.
12. Pembersihan gigi tiruan dengan teratur.
13. Minum banyak air putih.
14. Lakukan pengobatan pada penyakit
primer, seperti: radang gusi, radang
lambung, kencing manis, dan
sebagainya.

Simpulan dan Saran

Berdasarkan pembahasan di atas


dapat disimpulkan halitosis atau bau mulut
dapat mengidap semua orang. Sumber
utama halitosis adalah di dalam mulut,
yaitu adanya senyawa-senyawa belerang
yang mudah menguap atau volatile sulphur
compounds (VSC’s). Senyawa ini
dihasilkan dari proses penguraian protein
oleh bakteri anaerob, khususnya pada
permukaan lidah bagian belakang. Untuk
terhindar dari halitosis, disarankan agar
melakukan berbagai upaya pencegahan dan
perawatan seperti yang telah disampaikan
di atas.

Daftar Pustaka

1. Manan C, Menyiasati Bau Mulut,


tersedia di http://indrax.wodrpress.com,
diakses 20 Maret 2015.
2. http://www.mixfm-medan.com, Bau
mulut, diakses 20 Maret 2015.
3. http://myhealth.uscd.edu-Health, Fresh
breath diakses 19 Maret 2015.
4. The California Breath Clinic, Bad
Breath and Halitosis Reseach, tersedia
di http://www.haalitosisresearch.com,
diakses tanggal 25 Maret 2015.
5. Wikipedia, Halitosis, tersedia di
http://en.wikipedia.org, diakses 19
Maret 2015.
6. http://www.medicalera.com, Bau mulut
diakses 20 Maret 2015.
7. Djaja A, 2000, Halitosis, Jakarta, PT
DENTAL LINTAS MEDIATAMA.
8. http://www.doktermu.com, Penyebab
Bau Mulut, diakses 20 Maret 2015.

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 5 No. 1 (Pebruari 2017) 29

You might also like