Professional Documents
Culture Documents
Traffic
Traffic
Penulis: muhammad.dhiatra@binus.ac.id
Abstract. Dalam peningkatan ekonomi sebuah negara, infrastruktur dalam negara tersebut akan
sangat terpengaruhi. Peningkatan infrastruktur dibutuhkan karena salah satu masalahnya adalah
meningkatnya jumlah volume kendaraan yang bergerak di suatu daerah. Dengan adanya
peningkatan volume kendaraan maka lalu lintas yang dilewati sangat membutuhkan
perkembangan infrastruktur. Dalam studi kasus ini peningkatan infrastruktur yang dibutuhkan
adalah jembatan. Pada pelaksanaan studi kasus ini memiliki tujuan untuk menganalisa metode
pekerjaan yang digunakan dalam pembangunan Jembatan Girder Beton Sentuk 2 yang berlokasi
di Jembayan, Kutai, Kartanegara, Kalimantan Timur. Analisa yang dilakukan dapat diketahui
bahwa pekerjaan pembangunan jembatan ini dapat dilakukan menggunakan metode pelaksanaan
pekerjaan Cast-in-Situ karena lokasi proyek yang cukup sulit untuk menggunakan alat berat
dalam penggunaan metode yang lainnya.
1. Latar Belakang
Dalam peningkatan ekonomi sebuah negara, infrastruktur dalam negara tersebut akan sangat
terpengaruhi. Peningkatan infrastruktur dibutuhkan karena salah satu masalahnya adalah meningkatnya
jumlah volume kendaraan yang bergerak di suatu daerah. Dengan adanya peningkatan volume
kendaraan maka lalu lintas yang dilewati sangat membutuhkan perkembangan infrastruktur. Dan juga
sebaliknya, dengan adanya peningkatan infrastruktur lalu lintas maka ekonomi sebuah negara itu dapat
meningkat. Hal ini dikarenakan salah satu kegiatan ekonomi yang berupa mobilisasi barang ataupun
transportasi antar wilayah. Salah satu konstruksi yang dibutuhkan dalam memudahkan mobilisasi ini
adalah dengan membangun jembatan untuk mempermudah transportasi darat yang menghubungkan
kedua wilayah. Jembatan berfungsi sebagai penghubung dari dua wilayah yang terpisah oleh sungai
ataupun selat. Dengan pembangunan jembatan ini kedua wilayah yang terpisah dapat dengan mudah
melakukan interaksi ekonomi.
Jembatan merupakan konstruksi yang memiliki fungsi untuk menghubungkan dua wilayah yang
terpisahkan berupa air ataupun jalan lalu lintas sehingga dapat dilalui dengan mudah. Setiap
pembangunan konstruksi jembatan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sesuai dengan jenis
jembatan yang dibutuhkan mulai dari kekuatan dan juga stabilitas struktur jembatan itu sendiri, biaya
yang dibutuhkan dalam pembangunan jembatan, durabilitas dari jembatan perlu diperhitungkan
sehingga dapat digunakan dalam waktu yang sangat lama. Dampak yang diberikan dalam pembangunan
jembatan juga perlu diperhatikan sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar dalam lokasi
pembuatan jembatan tersebut.
Dalam proyek konstruksi jembatan terdapat dua metode dalam pelaksanaan pengecoran yaitu metode
cast-in-situ dan metode precast.
Pembangunan proyek jembatan dengan metode cast-in-situ terdapat beberapa jenis yaitu:
• MSS (Movable Scaffolding System)
• ILM (Increamental Launcing Method)
• Balanced Cantilever dengan FormTraveller
• Cable Stayed dengan FormTraveller
2. Lokasi Studi
Lokasi studi kasus ini dilaksanakan di area pertambangan, Jembayan, Kutai, Kartanegara, Kalimantan
Timur. Jembatan yang dilakukan penelitian ini merupakan jembatan sentuk yang memiliki peran sebagai
penghubung pada area pertambangan untuk proses pekerjaan hauling dari material yang didapatkan dari
pertambangan. Ukuran dari jembatan ini memiliki bentang sebesar 30-meter yang dimana jembatan ini
berada diatas Sungai Sentuk yang memiliki aliran air sungai yang dapat dibilang cukup deras sehingga
diperlukan pembuatan jembatan.
Lokasi dari studi kasus ini dapat di akses dari aplikasi google maps dan juga google earth sehingga
dapat diketahui area pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam pembangunan Jembatan Sentuk 2. Dalam
gambar yang diberikan oleh aplikasi tersebut dapat terlihat bagaimana terrain dari area studi sehingga
dapat memperkirakan metode pekerjaan yang cocok untuk digunakan dalam pekerjaan pembangunan
ini.
Gambar 1 Area Pekerjaan Pembangunan Jembatan Sentuk 2 via Google Maps
(sumber: Google Maps)
Jembatan Sentuk 2 ini menggunakan jenis jembatan girder beton yang memiliki bentang sepanjang
30-meter dengan menggunakan satu bentang. Beton yang digunakan dalam pembangunan jembatan ini
menggunakan beton bertulang sehingga dapat menumpu beban yang lebih dibandingkan dengan beton
biasa. Dan dari layout tersebut dapat terlihat arah kendaraan yang akan melewati jembatan tersebut yang
memiliki muatan dan yang tidak ada muatannya. Jembatan yang berada diatas Sungai Sentuk ini akan
dibangun lebih lebar dan juga lebih panjang dibandingkan Jembatan Sentuk 1.
Gambar 5 Layout Denah Topografi Jembatan Sentuk 2
(Sumber: PT. Indovisi Sukses Mandiri dan PT. Lapi GTC)
Pembangunan Jembatan Sentuk 2 berdasarkan gambar layout denah topografi berada diatas sungai
yang memiliki arus yang cukup deras sehingga pekerjaan ini butuh keamanan yang lebih untuk pekerja,
dan sangat membutuhkan bantuan dari alat berat sehingga pekerjaan dapat dilaksakan dengan cepat dan
juga efisien.
3. Metodologi
Metodologi penulisan dalam analisa ini dibuat yang memiliki tujuan untuk Menyusun alur dari penulisan
hasil analisa metode pekerjaan Jembatan Sentuk 2
Berikut adalah metodologi dari studi kasus ini.
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan
Data
Analisa Metode
Konstruksi Jembatan
Kesimpulan
Selesai
Analisa studi kasus ini dimulai dari melakukan studi literatur mengenai metode konstruksi jembatan
dari jurnal, peraturan pemerintah, dan juga buku. Setelah melakukan studi literatur dilaksanakan analisa
metode konstruksi jembatan berdasarkan data – data dari area proyek pembangunan jembatan tersebut.
Setelah analisa dari metode konstruksi jembatan telah dibuat maka dapat dilakukan penarikan
kesimpulan dari analisa tersebut sehingga pengerjaan studi kasus dapat dianggap selesai.
4. Analisis
Metode pelaksanaan jembatan yang digunakan dalam proyek ini terdapat dua jenis yaitu metode cast-
in-situ dan precast. Pada pelaksanaan menggunakan metode cast-in-situ yaitu melakukan pengecoran
di lokasi pembuatan jembatan. Sedangkan pada pembuatan jembatan menggunakan metode precast
merupakan menggunakan jembatan yang di pracetak yang kemudian dilakukan instalasi di lokasi
pembangunan jembatan.
Pada pembangunan jembatan diawali dengan proses perancangan dari jembatan yang akan dibuat.
Awal pekerjaan tersebut yaitu investigasi lokasi pekerjaan, pengujian tanah pada area proyek, dan
dilakukan pengolahan data hasil dari investigasi dan juga pengujian pada area tersebut. Kemudian
dilakukan pembuatan desain dari jembatan yang akan dibuat dan rancangan pekerjaan dari proyek. Dan
setelah pelaksanaan rancangan dapat dilakukan pemilihan metode konstruksi yang digunakan pada
proyek pembangunan jembatan ini. Metode konstruksi yang dipilih dalam studi kasus ini adalah cast-
in-situ.
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam proyek ini menggunakan metode MSS dimana pada
metode ini pelaksanaannya dicor ditempat setelah bekisting jembatan telah dibuat. Kemudian
scaffolding dipindahkan dengan cara dipindah ke segmen pengecoran berikutnya setelah beton telah
mengeras. Scaffolding yang berada di bagian segmen awal akan digeser ke bagian selanjutnya ketika
pengecoran yang dilakukan pada segmen awal telah selesai dan sudah mengeras. Penggeseran
scaffolding ke bagian pengecoran berikutnya, kemudian dapat dikerjakan pengecoran ketika scaffolding
telah selesai digeser.
Metode selanjutnya yang dapat digunakan dalam proyek ini adalah metode konstruksi balanced
cantilever dimana pembangunan ini memanfaatkan efek kantilever seimbangnya maka struktur dapat
berdiri sendiri, mendukung berat sendiri tanpa bantuan perancah. Metode ini dapat dilaksanakan karena
dilakukan dari atas struktur sehingga tidak diperlukan bantuan di bagian bawah struktur sehingga cocok
digunakan pada jembatan diatas sungai. Metode ini dapat digunakan untuk pengecoran ditempat maupun
pemasangan beton per segmen (precast segmental).
Tahapan dari pekerjaan menggunakan balanced cantilever adalah:
1. Konstruksi pembuatan abutment pada ujung – ujung jembatan
2. Membangun pondasi pada tengah jembatan
3. Pemasangan dek beton pada pondasi
4. Pemasangan segmen beton pada ujung jembatan
6. Pemasangan segmen terakhir pada abutmen menggunakan travelling crane pada ujung jembatan
5. Kesimpulan
Berikut merupakan kesimpulan yang dapat diambil dari analisa studi kasus metode konstruksi
pekerjaan Jembatan Sentuk 2:
• Terdapat dua metode yang dapat digunakan dalam proyek Jembatan Sentuk 2
• Metode yang dapat digunakan adalah MSS (movable scaffolding system) dan balanced cantilever
• Proyek konstruksi jembatan bergantung pada alat berat
• Pelaksanaan menggunakan MSS dilakukan dengan metode cast-in-situ secara menyeluruh
• Pelaksanaan menggunakan balanced cantilever dapat menggunakan metode cast-in-situ ataupun
precast segments.
• Penggunaan metode MSS akan lebih murah dibandingkan balanced cantilever karena pembuatan
beton dilaksanakan ditempat.
Referensi
[1] I Ketut Nudja S. (2016). Perencanaan Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Atas Jembatan
YEH Panahan Di Kabupaten Tabanan. PADURAKSA, 5(1), ISSN : 2303-2693
[2] Fani F., I Putu Artama W., & M. Arif R. (2012). Analisa Perbandingan Metode Pelaksanaan Cast
in Situ Dengan Pracetak Terhadap Biaya dan Waktu Pada Proyek Dian Regency Apartmen.
JURNAL TEKNIK POMITS, 1(1). 1-6
[3] I Wayan I. (2017). Pembangunan Jembatan Labuan Sait – Suluban Yang Ramah Lingkungan.
JURNAL LOGIC, 17(1).
[4] Kosim, W., & Supartono, F. (2020). Analisis Jembatan Beton Prategang Box Girder Dengan
Metode Balanced Cantilever. Jurnal Mitra Teknik Sipil, 3(2). 315-387.
[5] Candy Happy N. (2016). Analisis Metode Pelaksanaan Plat Precast Dengan Plat Konvensional
Ditinjau Dari Waktu Dan Biaya (Studi Kasus : Markas Komando Daerah Militer Manado).
Jurnal Sipil Statik, 4(5). 319-327. ISSN : 2337-6732