You are on page 1of 34

MAKALAH PENGANTAR ILMU PESISIR KEPULAUAN

“POTENSI KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN NON HAYATI”

Dosen : Dr. Suhadi, S.KM.,M.Kes

Disusun Oleh :
Dinda Putri Aprilia (J1A122022)
KESMAS A

Fakultas Kesehatan Masyarakat


UNIVERSITAS HALUOLEO
Tahun 2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, hidayah serta inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Potensi Keanekaragaman Hayati dan Non hayati Laut” dengan baik tanpa suatu
halangan apapun.

Sholawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW,
yang mana telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benerang
dengan iman Islam serta ilmu.

Dengan mencurahkan segala usaha, kemampuan penulis, makalah ini dapat terselesaikan
dengan adanya masukan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dengan setulus hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan.Oleh
karena itu, penulis berharap kepada seluruh pembaca untuk memberikan saran dan kritik, demi
menyempurnakan makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat.

Kendari, 22 Oktober 2022

PENULIS

DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................1

DAFTAR ISI..................................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................................4

1.3 Tujuan..................................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................................4

2.1 Pengertian keanekaragaman hayati dan non hayati...............................................................................4

2.1.1 Keanekaragaman hayati.................................................................................................................4

2.1.2 Keanekaragaman non hayati..........................................................................................................4

2.2 Macam-macam keanekaragaman hayati dan non hayati.......................................................................4

2.2.1 Macam-macam keanekaragaman hayati........................................................................................4

2.2.2 Macam-macam keanekaragaman non hayati.................................................................................4

2.3 Manfaat keanekaragaman hayati dan non hayati..................................................................................4

2.3.1 Manfaat keanekaragaman hayati....................................................................................................4

2.3.2 Manfaat keanekaragaman non hayati.............................................................................................4

2.4 Kekayaan jenis hayati dan non hayati di Indonesia..............................................................................4

2.4.1 Kekayaan jenis hayati....................................................................................................................4

2.4.2 Kekayaan jenis non hayati.............................................................................................................4

2.5 Nilai dan pemanfaatan keanekaragaman hayati dan non hayati............................................................4

2.6 Ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan non hayati..................................................................4

BAB III PENUTUP........................................................................................................................................4

3.1 kesimpulan...........................................................................................................................................4

3.1.1 Kesimpulan keanekaragaman hayati..............................................................................................4

3.1.2 Kesimpulan keanekaragaman non hayati.......................................................................................4

3.2 Saran.....................................................................................................................................................4

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................................4

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang memiliki sumberdaya kelautan yang melimpah, baik
berupa potensi hayati maupun non hayati. Sumberdaya kelautan tersebut dapat dimanfaatkan
manusia sebagai usaha perikanan, pariwisata, dan lain-lain guna memenuhi kebutuhan hidup
manusia (Wikipedia, 2006).

Kekayaan hayati di dunia tidak tersebar seragam,daerah tropis umumnya merupakan tempat
hidup berbagai jenis spesies dalam jumlah yang besar dibandingkan daerah lain. Secara efisien dan
efektif diperlukan target dalam usaha konversi dengan mengetahui dimana pusat keanekaragaman
hayati yang dijadikan tingkatan prioritas secara nasional maupun internasional. Dalam skala
global,secara sederhana dapat diidentifikasi daerah target yang dimasuksud dengan membuat
penilaian (scoring) antar Negara yang memiliki kekayaan spesies yang tinggi.

Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia dengan keanekaragaman Negara


kepulauan terbesar di dunia dengan keanekaragaman hayati yang tinggi dan merupakan asset
bangsa yang tak ternilai dan perlu dilestarikan melalui perlindungan dan pemanfaatan secara
berkelanjutan, seperti diamanatkan dalam UU nomor 5 tahun 1994 tentang keanekaragaman
hayati, yang meliputi konservasi, pemanfaatan berkelanjutan atas komponen keanekaragaman
hayati, serta akses dan pembagian keuntungan yang adil.

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan panjang pantai lebih dari 81.000 km, dimana
2/3 wilayah kedaulatannya berupa perairan laut. Laut merupakan sumber kehidupan karena
memiliki potensi kekayaan alam hayati dan nir-hayati berlimpah. Sumber kekayaan alam tersebut,
menurut amanat Pasal 33 UUD-1945 harus dikelola secara berkelanjutan untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan rakyat. Luasnya lautan Indonesia sebenarnya membawa keuntungan dan manfaat
yang baik bagi bangsa Indonesia, karena salah satu fungsi dari laut adalah sebagai sumber
kekayaan alam. Sumber kekayaan yang terkandung dilautan sangat berlimpah, sehingga bisa
digunakan atau dimanfaatkan untuk mensejahterakan bangsa Indonesia.

4
Potensi kelautan Indonesia memang kaya akan sumber daya alam yang begitu melimpah dan
berada pada posisi geografis yang strategis. Namun mayoritas penduduk di Indonesia masih belum
dapat menguasai apa yang dimilikinya tersebut. Indonesia mengatakan “memiliki” kekayaan alam
yang berlimpah, tetapi pada kenyataanya (de facto) yang “menguasai” sumber daya alam itu
adalah para pemilik modal atau kapitalis dari negara-negara lain. Alangkah tepatnya apabila
paradigma “memiliki” juga diimbangi dengan paradigma “menguasai”.Menguasai disini tentu
bukan dalam arti bersikap otoriter, sewenang-wenang terhadap alam yang dimotivasi oleh hawa
nafsu, akan tetapi “menguasai” dalam konteks berkuasa atau mampu memegang amanah sebagai
wakil Tuhan di bumi yang berkomitmen untuk berlaku adil dalam mengelola sumber daya alam
sebaik mungkin, khususnya lautan.

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (Bahasa Inggris :biodiversity)adalah suatu istilah


pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yansecara ilmiah dapat dikelompokkan
menurut skala organisasi biologisnya, yaitumencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan
mikroorganisme serta ekosistem danproses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini
merupakan bagiannya. Dapatjuga diartikan sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan
dalam ekosistematau bioma tertentu. Keanekaragaman hayati seringkali digunakan sebagai
ukurankesehatan sistem biologis (wikipedia).

Jadi, keanekaragaman hayati secara sederhana dapat dijelaskan sebagai keanekaragaman


tumbuhan atau binatang yang terdapat di suatu daerah tertentu. Sedangkan Sumber daya alam
nonhayati (abiotik) disebut juga sumber daya alam fisik. Sumber daya alam nonhayati secara
harfiah dapat diartikan sebagai sumber daya yang tidak mempunyai kehidupan dan tidak
mengalami kematian. Manusia selalu bergantung pada keanekaragaman kehidupan di bumi untuk
memenuhi kebutuhan pokok hidupnya seperti makanan, pakaian dan obat-obatan.

Sumber daya alam adalah semua kekayaan bumi, baik keanekaragaman hayati maupun
keanekaragaman non hayati yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan
kesejahteraan manusia, misalnya: tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin,
cahaya matahari, dan mikroba (jasad renik). Sumber daya alam nonhayati adalah sumber daya
alam yang berasal bukan dari makhluk hidup. Yang termasuk sumber daya alam nonhayati
misalnya: air, angin, tanah, dan benda tambang.

5
Pada dasarnya Alam mempunyai sifat yang beraneka ragam, namun serasi dan seimbang.
Oleh karena itu, perlindungan dan pengawetan alam harus terus dilakukan untuk mempertahankan
keserasian dan keseimbangan tersebut. Semua kekayaan yang ada di bumi ini, baik biotik maupun
abiotik, yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia merupakan sumber daya alam.
Tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroba merupakan sumber daya alam hayati, sedangkan faktor
abiotik lainnya merupakan sumber daya alam nonhayati. Pemanfaatan sumber daya alam harus
diikuti oleh pemeliharaan dan pelestarian karena sumber daya alam bersifat terbatas.

Sebagai kader bangsa, mahasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan tentang


keanekaragaman hayati dan nilai pentingnya bagi kehidupan manusia. Dengan demikian
mahasiswa akan memeliki kepekaan untuk menjaga, melestarikan, dan memanfaatkan
keanekaragaman hayati dan non hayati Indonesia secara berkelanjutan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan keanekaragaman hayati dan non hayati?

2. Apa saja macam-macam keanekaragaman hayati dan non hayati?

3. Apa saja manfaat keanekaragaman hayati dan non hayati?

4. Bagaimana kekayaan jenis hayati dan non hayati di Indonesia?

5. Bagaimana nilai dan pemanfaatan keanekaragaman hayati dan non hayati?

6. Bagaimana ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan non hayati?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui keanekaragaman hayati dan non hayati

2. Untuk mengetahui macam-macam keanekaragaman hayati dan non hayati

3. Untuk mengetahui keanekaragaman hayati dan non hayati

4. Untuk mengetahui kekayaan jenis hayati dan non hayati di Indonesia

5. Untuk mengetahui nilai dan pemanfaatan keanekaragaman hayati dan non hayati

6. Untuk mengetahui ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan non hayati


6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian keanekaragaman hayati dan non hayati

2.1.1 Keanekaragaman hayati


Keanekaragaman hayati merupakan variabilitas antar mahluk hidup dari semua sumber daya,
termasuk di daratan, ekosistem perairan dan kompleks ekologis termasuk juga keanekaragaman
dalam spesies di antara spesies dan ekosistemnya. Sepuluh persen dari ekosistem alam berupa
suaka alam, suaka marga satwa, taman nasional, hutan lindung, dan sebagian lagi untuk
kepentingan budidaya plasma nutfah yang dialokasikan sebagai kawasan yang dapat memberi
perlindungan bagi keanekaragaman hayati.

Menurut Indriyanto (2006) Keanekaragaman hayati merupakan varibilitas antar mahluk


hidup dari semua sumber daya, termasuk di daratan, ekosistem perairan dan kompleks ekologis
termasuk juga keanekaragaman dalam spesies diantara spesies dan ekosistemnya. Sepuluh persen
(10%) dari ekosistem alam berupa Suaka Alam, Suaka Marga Satwa, Taman Nasional, Hutan
Lindung dan sebagian lagi untuk kepentingan budidaya plasma nutfah yang dialokasikan sebagai
kawasan yang dapat memberi perlindungan bagi keanekaragaman hayati.

Selain itu menurut Barnes, (1997) Biodiversitas merupakan berbagai macam jenis jumlah
dan pola penyebaran dari suatu organisme atau sumberdaya alam hayati dan ekosistem.
Biodiversitas terdiri atas dua komponen, yaitu jumlah total jenis perunit area dan kemerataan
(kelimpahan, dominasi, dan penyebaran spasial individu jenis yang ada). Indeks yang
menggabungkan kedua hal tersebut dalam suatu nilai tunggal disebut indeks biodiversitas.
Variabel-variabel yang disatukan kedalam suatu nilai tunggal menyangkut jumlah jenis,
kelimpahan spesies relatif, homogenitas dan ukuran petak contoh. Untuk itu, indeks biodiversitas
tergantung pada indeks kekayaan (Richnree indices), indeks keragaman (Diversity indeces) dan
indeks kemerataan (Evenness indisces).

Keanekaragaman hayati menurut Undang Undang Nomor 5 Tahun 1994 adalah


keanekaragaman di antara mahluk hidup dari semua sumber termasuk di antaranya daratan, lautan,

7
dan ekosistem akuatik lain, serta komplek-komplek ekologi yang merupakan bagian dari
keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman dalam spesies, antarspesies, dan ekosistem.

Soerianegara (1996) mengatakan bahwa indeks keanekaragaman merupakan tinggi


rendahnya suatu nilai yang menunjukkan tinggi rendahnya keanekaragaman dan kemantapan
komunitas. Komunitas yang memiliki nilai keanekaragaman semakin tinggi maka hubunganmantar
komponen dalam komunitas akan semakin kompleks. Nilai indeks keanekaragaman di Indonesia
dapat dikatakan tinggi jika nilainya lebih dari 3,5.

Menurut Wardah (2008) Keanekaragaman hayati, baik secara langsung atau tidak, sangat
berperan dalam kehidupan manusia berupa sandang, pangan, papan, obat-obatan, wisata,
pengembangan ilmu pengetahuan dll. Peran lain dari keanekaragaman hayati yang tidak kalah
pentingnya adalah dapat mengatur proses ekologis sistem penyangga kehidupan termasuk
menghasilkan oksigen, mencegah pencemaran udara dan air, mencegah banjir, erosi dan longsor,
dan menunjang keseimbangan hubungan pemangsa dan yang dimangsa dalam bentuk
pengendalian hama alami.

Menurut Sutoyo (2010) dalam penelitiannya mengenai keanekaragaman hayati Indonesia


bahwa Negara Indonesia merupakan satu diantara pusat keragaman hayati terkaya di dunia,
sehingga Indonesia disebut sebagai negara mega-biodiversity yang artinya mempunyai banyak
keunikan genetiknya, tinggi keragaman jenis spesies, ekosistem dan endemisnya. Eksploitasi
spesies flora dan fauna yang berlebihan akan menimbulkan kelangkaan dan kepunahan,
penyeragaman varietas tanaman dan ras hewan budidaya menimbulkan erosi genetik. Ancaman
keanekaragaman hayati di Indonesia dapat diatasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu
dengan cara identifikasi dan inventarisasi keragaman dalam hal sebaran, keberadaan, pemanfaatan,
dan sistem pengelolaannya.

Menurut Sutoyo (2010) dalam penelitiannya mengenai keanekaragaman hayati Indonesia


bahwa Negara Indonesia merupakan satu diantara pusat keragaman hayati terkaya di dunia,
sehingga Indonesia disebut sebagai negara mega-biodiversity yang artinya mempunyai banyak
keunikan genetiknya, tinggi keragaman jenis spesies, ekosistem dan endemisnya. Eksploitasi
spesies flora dan fauna yang berlebihan akan menimbulkan kelangkaan dan kepunahan,
penyeragaman varietas tanaman dan ras hewan budidaya menimbulkan erosi genetik. Ancaman

8
keanekaragaman hayati di Indonesia dapat diatasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu
dengan cara identifikasi dan inventarisasi keragaman dalam hal sebaran, keberadaan, pemanfaatan,
dan sistem pengelolaannya.

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah variasi dan variabilitas kehidupan di bumi.
Keanekaragaman hayati biasanya merupakan ukuran variasi pada tingkat genetik, spesies, dan
ekosistem. Biodiversitas daratan (terestrial) biasanya lebih besar di sekitar khatulistiwa, akibat
iklim yang hangat dan produktivitas primer (aliran energy) yang tinggi. Keanekaragaman hayati
tidak terdistribusi secara merata di Bumi, dan paling bervariasi di daerah tropis. Meskipun
ekosistem hutan tropis hanya mencakup 10 persen dari permukaan Bumi, tapi ekosistem ini
memiliki sekitar 90 persen spesies yang ada di dunia. Keanekaragaman hayati laut biasanya
tertinggi di sepanjang pantai Samudra Pasifik bagian barat, tempat suhu permukaan laut paling
tinggi, dan di pita lintang tengah di semua lautan. Keanekaragaman spesies juga dipengaruhi
gradien lintang. Keanekaragaman hayati umumnya cenderung mengelompok di titik panas dan
telah meningkat seiring waktu, tetapi kemungkinan akan melambat di masa depan.

Perubahan lingkungan yang cepat biasanya menyebabkan kepunahan massal. Lebih dari 99,9
persen dari semua spesies yang pernah hidup di Bumi, yang berjumlah lebih dari lima miliar
spesies, diperkirakan telah punah. Perkiraan jumlah spesies Bumi saat ini berkisar antara 10 juta
hingga 14 juta; sekitar 1,2 juta spesies telah dicatat, tetapi lebih dari 86 persen di antaranya belum
dideskripsikan. Pada Mei 2016, para ilmuwan melaporkan bahwa diperkirakan ada 1 triliun spesies
yang berada di Bumi saat ini, dan hanya seperseribu dari satu persen yang telah dideskripsikan.
Jumlah total pasangan basa DNA di Bumi diperkirakan 5,0 x 10 37 dengan berat 50 miliar ton.
Sebagai perbandingan, total massa biosfer diperkirakan sebanyak 4 TtC (triliun ton karbon). Pada
Juli 2016, para ilmuwan mengidentifikasi satu set yang terdiri atas 355 gen dari leluhur universal
terakhir (LUCA) dari semua organisme yang hidup di Bumi.

Sejak kehidupan dimulai di Bumi, lima kepunahan massal besar dan beberapa peristiwa kecil
telah menurunkan keanekaragaman hayati secara besar dan mendadak. Eon Fanerozoikum (540
juta tahun terakhir) ditandai dengan pertumbuhan keanekaragaman hayati yang cepat melalui
letusan Kambrium, sebuah periode ketika mayoritas filum organisme multiseluler pertama kali
muncul Selama 400 juta tahun berikutnya terjadi beberapa kali kepunahan massal, yaitu hilangnya
keanekaragaman hayati secara besar-besaran. Pada periode Karbon, hancurnya hutan hujan
9
menyebabkan hilangnya kehidupan tumbuhan dan hewan. Peristiwa kepunahan Perm–Trias yang
berlangsung 251 juta tahun lalu merupakan kepunahan terburuk; organisme vertebrata
memerlukan waktu 30 juta tahun untuk kembali pulih dari peristiwa ini. Kepunahan terakhir, yaitu
peristiwa kepunahan Kapur–Paleogen yang terjadi 65 juta tahun lalu, lebih menarik perhatian
dibandingkan peristiwa kepunahan lainnya karena mengakibatkan kepunahan dinosaurus non-
avian.

Sejak munculnya manusia, pengurangan keanekaragaman hayati dan hilangnya


keanekaragaman genetik terus berlangsung. Peristiwa ini dinamakan kepunahan Holosen, yaitu
pengurangan yang terutama diakibatkan oleh manusia, terutama penghancuran habitat. Sebaliknya,
keanekaragaman hayati memberi pengaruh positif terhadap kesehatan manusia melalui berbagai
cara, walaupun beberapa dampak negatifnya sedang dipelajari.

keanekaragaman hayati laut dan pesisir secara global telah diatur melalui konvensi
keanekaragaman hayati pasal 8 tentang konservasi IN-SITU (konservasi di dalam habitat aslinya)
yang menekankan pentingnya pembentukkan dan pengelolaan kawasan konservasi bersama sama
dengan konservasi, pemanfaatan berkelanjutan dan prakarsa inisiatif di area daratan laut yang
berdekatan dengannya.

Secara nasional diatur melalui:

1. Undang-Undang No. 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayatidan


Ekosistemnya.

2. Undang-Undang No. 24/1992 Tentang Penataan Ruang

3. Undang-Undang No. 5/1994 tentang pengesahan PBB United Nations Convention


on Biological Diversity (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsamengenai
Keanekaragaman Hayati)

4. Undang-Undang No. 23/1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

5. Undang-Undang No. 31/2004 Tentang Perikanan

6. Undang-Undang No. 34/2004 Tentang Pemerintahan Daerah

10
7. Undang-undang No. 27/2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil

8. PP No. 38/2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah,


pemerintah daerah provinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten/kota.

2.1.2 Keanekaragaman non hayati


Keanekaragaman non hayati atau sumber daya alam non hayati (abiotik) disebut juga sumber
daya alam fisik. Sumber daya alam non hayati secara harfiah dapat diartikan sebagai sumber daya
yang tidak mempunyai kehidupan dan tidak mengalami kematian. sumber daya alam nonhayati
(abiotik) disebut juga sebagai sumber daya alam fisik.

Sumber daya alam adalah semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik yang dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia, misalnya:
tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin, cahaya matahari, dan mikroba (jasad
renik). Sumber daya alam nonhayati adalah sumber daya alam yang berasal bukan dari makhluk
hidup. Yang termasuk sumber daya alam nonhayati misalnya: air, angin, tanah, dan benda
tambang.

Pada dasarnya Alam mempunyai sifat yang beraneka ragam, namun serasi dan seimbang.
Oleh karena itu, perlindungan dan pengawetan alam harus terus dilakukan untuk mempertahankan
keserasian dan keseimbangan tersebut. Semua kekayaan yang ada di bumi ini, baik biotik maupun
abiotik, yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia merupakan sumber daya alam.
Tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroba merupakan sumber daya alam hayati, sedangkan faktor
abiotik lainnya merupakan sumber daya alam nonhayati. Pemanfaatan sumber daya alam harus
diikuti oleh pemeliharaan dan pelestarian karena sumber daya alam bersifat terbatas.

Keanekaragaman hayati atau sumber daya alam yang terbentuk oleh proses alamiah dan
membutuhkan jangka waktu yang lama disebut sumber daya alam terbatas atau sumber daya alam
yang tidak dapat diperbarui. Sumber daya alam ini akan habis suatu saat dan sulit atau tidak
mungkin dibuat kembali. Contohnya minyak bumi, batu bara, dan gas alam.

11
Sumber daya alam kekal adalah sumber daya alam yang tak akan habis dan selamanya ada di
bumi. Contohnya, air, udara, sinar matahari, angin, gelombang, pasang surut, dan panas bumi.

Udara yang kita hirup merupakan salah satu jenis sumber daya alam, lebih tepatnya sumber
daya alam non-hayati. Secara ringkas, sumber daya alam non hayati itu merupakan sumber daya
alam non hayati itu selain makhluk hidup.

2.2 Macam-macam keanekaragaman hayati dan non hayati

2.2.1 Macam-macam keanekaragaman hayati


Setiap makhluk hidup dan organisme yang menghuni bumi ini memiliki sifat, ukuran, bentuk
maupun warna yang berbeda-beda. Keberagaman ciri dari makhluk hidup tersebut lantaran adanya
keanekaragaman hayati atau biodiversitas.

Biodeversitas atau keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan,
mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. keanekaragaman hayati
menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup. Keanekaragaman dari makhluk hiudp dapat
terjadi karena adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tesktur, penampilan dan sifat.
Secara umum, keanekaragaman hayati dibagi menjadi 3. Secara garis besar keanekaragaman
hayati ini dibagi menjadi 3 tingkat yaitu, keanekaragaman gen, keanekaragaman spesies, dan
keanekaragaman ekosistem.

1.    Keanekaragaman Tingkat Genetik

Keanekaragaman gen merupakan variasi genetik dalam satu spesies. Tingkat tersebut timbul
karena setiap individu mempunyai bentuk gen yang khas. Gen adalah mateti dalam kromosom
makhluk hidup yang mengendalikan sifat organisme. Gen pada setiap individu meskipun
perangkat dasar penyusunannya sama tapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-
masing induknya. Penyebab terjadinya gen adanya perkawinan antara dua individu makhluk hidup
sejenis dari kedua induk. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang
berasal dari kedua induk. Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan
menyebabkan keanakaragaman individu dalam satu spesies berupa varietes-varietes secara alami
atau buatan. Beberapa contoh antara lain:
12
1. variasi jenis kelapa : kelapa gading, kelapa hijau, kelapa kopyor
2. variasi jenis padi : IR, PB, Rojolele, Sedani, Barito, Delangu, Bumiayu, dan sebagainya
3. variasi jenis anjing : anjing bulldog, doberman, Collie, herder, anjing kampung, dan
sebagainya
4. variasi jenis bunga mawar : Rosa gallica, Rosa damascene, Rosa canina

Yang menyebabkan terjadinya variasi dalam satu jenis ( fenotif ) adalah faktor gen ( genotif ) dan
faktor lingkungan ( environment ), sehingga dapat dituliskan rumus berikut  :

F=G+L

F =  fenotip (sifat  yang tampak)

G =  genotif (sifat yang tidak tampak – dalam gen)

L =  lingkungan.

Jika Genotip berubah karena suatu hal ( misalnya mutasi) atau lingkungan  berubah maka akan
terjadi perubahan di Fenotip.

2. Keanekaragaman Tingkat Individu/Spesies (Jenis)

Dua makhluk hidup mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan yang fertil
(mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan) maka kedua makhluk hidup
tersebut merupakan satu spesies.

Keanekaragaman hayati tingkat spesies ini menunjukkan keanekaragaman atau variasi yang
terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk hidup dalam genus yang sama atau familia yang
sama. Pada berbagai spesies tersebut terdapat perbedaan-perbedaan sifat. Hal ini dapat dilihat pada
contoh berikut ini:

1. famili Fellidae : kucing, harimau, singa


2. famili Palmae : kelapa, aren, palem, siwalan, lontar
3. famili Papilionaceae : kacang tanah, kacang buncis, kacang panjang, kacang kapri
13
4. familia graminae  : rumput teki, padi, jagung
5. genus Ipomoea : ketela rambat (Ipomoea batatas) dan kangkungan (Ipomoea crassicaulis)
6. genus Ficus : pohon beringin (Ficus benjamina) dan pohon Preh (Ficus ribes)

3.    Keanekaragaman Tingkat Ekosistem

Ekosistem berarti suatu kesatuan yang dibentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk
hidup (komponen biotik) dan lingkungannya (komponen abiotik). Setiap ekosistem memiliki ciri-
ciri lingkungan fisik,  lingkungan kimia, tipe vegetasi/tumbuhan, dan tipe hewan yang spesifik.
Kondisi lingkungan makhluk hidup ini sangat beragam. Kondisi lingkungan yang beragam
tersebut menyebabkan jenis makhluk hidup yang menempatinya beragam pula. Keanekaragaman
seperti ini disebut sebagai keanekaragaman tingkat ekosistem.

Faktor abiotik yang mempengaruhi faktor biotik di antaranya adalah iklim, tanah, air, udara,
suhu, angin, kelembapan, cahaya, mineral, dan tingkat keasaman. Variasi faktor abiotic
menimbulkan kondisi berbeda pada setiap ekosistem untuk mengetahui adanya keanekaragaman
hayati pada tingkat ekosistem, dapat dilihat dari satuan atau tingkatan organisasi kehidupan di
tempat tersebut.

Secara garis besar, terdapat dua ekosistem utama, yaitu ekosistem daratan (eksosistem
terestrial) dan ekosistem perairan (ekosistem aquatik). Ekosistem darat terbagi atas beberapa
bioma, di antaranya bioma gurun, bioma padang rumput, bioma savana, bioma hutan gugur, bioma
hutan hujan tropis, bioma taiga, dan bioma tundra.

Bioma diartikan sebagai kesatuan antara iklim dominan dan vegetasi serta hewan yang hidup
di dalam iklim dominan tersebut. Bisa juga diartikan suatu daratan luas yang memiliki
karakteristik komponen biotik dan abiotik. Adapun ekosistem perairan dapat dibagi menjadi
ekosistem air tawar, ekosistem laut, ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, dan ekosistem
terumbu karang.

14
Keanekaragaman ekosistem terbentuk dari keanekaragaman gen dan jenis, sehingga dapat
digambarkan suatu urutan berikut :

Gen ——> keanekaragaman gen  ——> keanekaragaman jenis  ——> keanekaragaman


ekosistem

Hal ini dapat dilihat pada contoh berikut ini,

a. Ekosistem Lumut

Lumut (dalam bahasa yunani : bryophyta) adalah sebuah divisi tumbuhan yang hidup
didarat, umumnya berwarna hijau dan berukuran kecil (dapat tidak tampak dengan bantuan lensa),
dan ukuran lumut yang terbesar adalah kurang dari 50 cm. Lumut hidup di batu, kayu
gelondongan, pepohonan, dan ditanah. Lumut tersebar hampir diseluruh belahan dunia, terkecuali
didalam laut.

Ekosistem lumut adalah ekosistem yang mayoritas lingkungannya ditumbuhi oleh lumut.
Umumnya ekosistem ini terdapat di kawasan dengan temperatur rendah, seperti puncak gunung,
perbukitan, lembah dan daerah dekat kutub. Hewan yang hidup di ekosistem lumutnya biasanya
mempunya ciri berbulu tebal dan toleran terhadap suhu dingin.

Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem, diantaranya sebagai peresap air (sifat
selnya menyerupai spon), untuk memepertahankan kelembaban, penghasil oksigen melalui proses
fotosintesis yang cepat dan sebagai penyerap polutan.

b. Ekosistem Hutan Berdaun Jarum

Ekosistem berdaun jarum terdapat di kawasan beriklim sub tropis. Daerah subtropis
adalah daerah dengan iklim subtropis yang terletak pada garis lintang di antara 23'50 LS/LU-
400 LS/LU 3. Daerah ini cenderung dijadikan sebagai perantara antara daerah tropis dan daerah
iklim sedang. Ekosistem ini biasanya berada di lingkungan bersuhu rendah atau dingin.

Hutan berdaun jarum sendiri biasanya disebut sebagai hutan konifer. Konifer merupakan
jenis tumbuhan yang banyak yang memiliki runjung sebagai organ pembawa biji.
15
Menurut Mucharommah Sartika Ami, M.Pd dan Puardmi Damayanti, M.Pd dalam buku
yang berjudul Ilmu Alamiah Dasar, hutan berdaun jarum atau hutan konifer adalah jenis bioma
hutan yang paling luas di dunia. Menurut Mucharommah Sartika Ami, M.Pd dan Puardmi
Damayanti, M.Pd dalam buku yang berjudul Ilmu Alamiah Dasar, hutan berdaun jarum atau
hutan konifer adalah jenis bioma hutan yang paling luas di dunia.

Dengan kondisi cuaca dan iklim tertentu, hutan berdaun jarum hanya dapat ditinggali
oleh hewan atau tumbuhan yang bisa beradaptasi dengan baik. Jenis fauna atau hewan yang
dapat mendiami hutan berdaun jarum adalah hewan-hewan yang berbulu lebat dan biasanya
berukuran raksasa. Contohnya, seperti beruang, harimau, rusa, serigala merah, burung hantu,
burung-burung imigran, serangga berbahaya seperti laba-laba. Untuk jenis floranya sendiri telah
dijelaskan sebelumnya bahwa tumbuh-tumbuhan yang hidup di hutan berdaun jarum adalah
tumbuh-tumbuhan yang berjenis konifer. Contoh tumbuhan jenis konifer adalah pinus, cemara
cedar, larches, sequoia dan sebagainya.

c. Ekosistem Hutan Hujan Tropis

Ekosistem hutan hujan tropis memiliki aneka tumbuhan yang bermacam-macam.


Keanekaragaman hayati di kawasan ini sangat bervariasi, contohnya adalah hutan-hutan di
Indonesia dengan jutaan spesies yang hidup di dalamnya.

Ekosistem hutan hujan tropis adalah suatu sistem ekologi yang biasanya mendiami
wilayah luas tertentu dengan di dalamnya terdapat pepohonan tinggi serta spesies hewan yang
aneka ragam.  Antara hutan biasa dengan hutan satu ini terdapat perbedaan yang cukup
mencolok. Yakni terletak pada jenis tumbuhan dan hewannya. Umumnya, hutan ini biasanya
berada di daerah yang terletak di dataran rendah hingga mencapai ketinggian 1200 meter dari
bawah permukaan laut. 

Selain itu, letak geografis hutan di daerah tropis ini terletak antara 23 derajat 27 Lintang
Utara dan 23 derajat 27 Lintas Selatan. di mana wilayah yang diliputinya yakni Asia Selatan
dan Asia Tenggara. Australia bagian utara, sebagian Afrika, Amerika Tengah, sebagian besar

16
wilayah Amerika Selatan, dan Kepulauan Pasifik pun jadi bagian yang terdapat hutan dengan
iklim tropis. 

Hutan satu ini pun memegang peranan sangat penting dalam kehidupan manusia, yaitu
memproduksi oksigen dalam jumlah besar. Ekosistem hutan hujan tropis pun bermanfaat
sebagai tempat penyimpanan air.

d. Ekosistem Padang Rumput

Ekosistem padang rumput atau sabana merupakan wilayah yang didominasi oleh
rerumputan yang terhampar luas. Ekosistem ini terdapat di kawasan kering, seperti hutan-hutan
Afrika.

ekosistem padang rumput adalah ekosistem yang terjadi di daerah padang rumput.
Artinya, interaksi yang dilakukan oleh organisme- organisme padang rumput dengan
komponen- komponen biotik dan abiotik yang berada di lingkungannya. Ekosistem padang
rumput ini adalah salah satu jenis dari ekosistem daratan atau ekosistem terestial yang terbentuk
secara alami. Ekosistem padang rumput ini juga disebut dengan nama lain, yakni grassland atau
stepa.

Ekosistem ini dipenuhi dengan hamparan rumput yag hijau, sehingga apabila kita
memandangnya, maka sejauh mata memandang kita akan melihat warna hijau yang segar dan
mendamaikan. Ekosistem padang rumput ini hanya ada di lingkungan wilayah yang memiliki
iklim tropis.

e. Ekosistem Padang Pasir

Salah satu ciri ekosistem padang pasir adalah adanya tumbuhan kaktus dengan sifat
membutuhkan sedikit air untuk bertahan hidup. Hewan-hewan yang hidup di kawasan ini
contohnya adalah reptil, mamalia kecil serta berbagai jenis burung.

17
Ekosistem ini dipenuhi dengan hamparan rumput yag hijau, sehingga apabila kita
memandangnya, maka sejauh mata memandang kita akan melihat warna hijau yang segar dan
mendamaikan. Ekosistem padang rumput ini hanya ada di lingkungan wilayah yang memiliki
iklim tropis.

Ekosistem gurun adalah salah satu daerah yang memiliki curah hujan yang sangat rendah,
dengan curah hujan yang seperti itu di daerah gurun pun juga mempunyai pola sebaran yang
tidak teratur sehingga ada di sebagian gurun yang tidak terkena hujan. tetapi dengan curah
hujan yang rendah gurun pasir memiliki tingkat penguapan yang sangat tinggi. sehingga daerah
gurun menjadi sangat gersang dan kering tentu sangat tidak cocok untuk di jadikan tempat
tinggak oleh beberapa jenis makhluk hidup.

f. Ekosistem Pantai

Ekosistem pantai merupakan salah satu ekosistem yang ada di Bumi. Seperti yang kita
ketahui bersama bahwasannya Bumi mempunyai jenis ekosistem, yakni ekosistem daratan dan
juga ekosistem air. Ekosistem pantai ini merupakan salah satu jenis dari ekosistem daratan.
Meskipun bersebelahan dengan ekosistem laut, namun ekosistem pantai adalah termasuk
ekosistem daratan. Ekosistem pantai diartikan sebagai ekosistem yakni sebuah kesatuan
komponen baik biotik maupun abiotik yang berada di sekitar pantai dan saling berinteraksi
antara satu dengan lainnya, serta saling mempengaruhi dan terbentuknya sebuah aliran energi.
Selain membentuk suatu energi, interaksi antara komponen- komponen tersebut juga
membentuk sebuah struktur biotik dan juga siklus materi.

Ekosistem pantai terdapat di wilayah pesisir yang berbatasan dengan laut atau samudera.
Contoh hewan yang berhabitat di wilayah ini adalah kepiting, serangga, serta burung-burung
pantai.

2.2.2 Macam-macam keanekaragaman non hayati

Keanekaragamaan non hayati atau sumber daya alam non hayati dapat berupa sumber
daya fosil, sumber daya tanah, sumber daya air, sumber daya mineral, sumber daya matahari,
serta sumber daya angin.
18
Sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan
dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan
hidup kita. Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan
tanah, udara, dan lain sebagainya. Contoh dasar sumber daya alam seperti barang tambang,
sinar matahari, tumbuhan, hewan dan banyak lagi lainnya.

1. Sumber daya alam berdasarkan jenis :

Sumber daya alam non hayati / abiotik adalah sumber daya alam yang berasal dari benda
mati. contoh : bahan tambang, air, udara, batuan, dan lain-lain.

2. Sumber daya alam berdasarkan sifat pembaharuan :

Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui / non renewable ialah sumber daya alam
yang tidak dapat di daur ulang atau bersifat hanya dapat digunakan sekali saja atau tidak dapat
dilestarikan serta dapat punah. contoh : minyak bumi, batu bara, timah, gas alam. sumber daya
alam yang tidak terbatas jumlahnya / unlimited contoh : sinar matahari, arus air laut, udara, dan
lain lain.

3. Sumber daya alam berdasarkan kegunaan atau penggunaannya :

Sumber daya alam penghasil bahan baku adalah sumber daya alam yang dapat digunakan
untuk menghasilkan benda atau barang lain sehingga nilai gunanya akan menjadi lebih tinggi.
contoh : hasil hutan, barang tambang, hasil pertanian, dan lain-lain.

19
2.3 Manfaat keanekaragaman hayati dan non hayati

2.3.1 Manfaat keanekaragaman hayati

Keanekaragaman hayati sejatinya telah menjadi menjadi bagian penting dalam rantai
kehidupan manusia, yaitu sebagai sistem pendukung kehidupan. Keragamanan hayati ini
merupakan life support system yang mana menjadikan keberadaannya mutlak ada karena
kerusakan terhadap keanekaragaman hayati dapat mengancam kehidupan manusia. Peran
keanekaragaman hayati sangat penting bagi manusia, jadi menjaga keanekaragaman hayati
berarti menjaga kehidupan, sebab memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai Sumber Pangan

Manfaat pertama yang bisa diambil dari keanekaragam hayati adalah sebagai sumber
pangan. Manusia membutuhkan energi untuk bisa beraktivitas (baca : Energi Dalam
Ekosistem). Energi tersebut diperoleh dari makanan yang dikonsumsi oleh manusia.
Makanan tersebut bisa berasal dari hewan maupun tumbuhan.

2. Sebagai Bahan Obat- Obatan

Indonesia mempunyai sekitar seribu spesies tanaman obat. Tanaman obat tersebut dapat
ditanam di rumah sebagai tanaman obat keluarga (toga). Selain itu, teknologi yang terus
berkembang membantu industri jamu atau obat tradisional untuk mengetahui manfaat dari
setiap bagian tanaman yang berkhasiat. Penggunaan tanaman sebagai obat ini lebih aman
dan mengurangi efek samping. Contoh beberapa tanaman obat yang sering digunakan yaitu
tanaman jahe, kencur, temulawak, daun sirih, kayu putih, buah mengkudu dan alang- alang. 

3. Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan

Seseorang harus mengetahui ilmu anatomi hewan dan tumbuhan agar bisa
mengembangkan potensi dari tumbuhan dan hewan tersebut.Dengan meneliti flora dan 
manusia bisa mendalami berbagai ilmu terutamanya adalah biologi. Penelitian tersebut akan
20
menghasilkan berbagai metode keilmuan, misalnya perkembangbiakan vegetatif buatan pada
hewan maupun tumbuhan. Ilmu pengetahuan bisa terus berkembang dan berguna bagi
manusia jika keanekaragaman hayati sebagai sumber ilmu itu sendiri terus dijaga
eksistensinya.

4. Sebagai Aspek Budaya

Budaya dibeberapa daerah di Indonesia masih menggunakan tanaman dan hewan


tertentu. Misalnya pada upacara adat di daerah Sulawesi mengharuskan memotong hewan
kerbau. Ritual Larung sesaji di Jawa juga menyembelih sapi atau kerbau untuk di larutkan ke
laut. Budaya nyekar atau berkunjung ke makam juga memanfaatkan jenis- jenis flora seperti
mawar, melati dan kenanga untuk di tabur di atas makam.

5. Sebagai Penyeimbang Ekosistem

Manfaat paling penting dari keanekaragaman hayati adalah sebagai penyeimbang


ekosistem. Setiap makhluk hidup yang mendiami suatu ekosistem mempunyai perannya
masing- masing. Jika keberadaan makhluk hidup tersebut terancam, tentu akan mengganggu
keseimbangan. Apabila ekosistem tidak seimbang, maka akan mengakibatkan berbagai
bencana yang merugikan manusia, lingkungan dan makhluk hidup yang lain.

6. Meningkatkan Produktivitas Ekosistem

Salah satu manfaat keanekaragaman hayati adalah dapat meningkatkan produktivitas


ekosistem dari masing-masing spesies. Meski sekecil apapun peranan dari setiap spesies,
produktivitasnya akan bermanfaat bagi suatu ekosistem. Misalnya, berbagai macam tanaman
yang dapat dikonsumsi oleh hewan dan manusia, atau bahkan dapat dijadikan obat-obatan.
Ekosistem akan menjadi lebih aktif dengan adanya manfaat dari setiap spesies tersebut.

7. Menjamin Keberlanjutan Alam

Adanya keanekaragaman hayati juga bermanfaat untuk menjamin keberlanjutan alam.


Semua spesies dalam ekosistem akan saling mendukung untuk menciptakan lingkungan

21
yang lebih baik. Contohnya adalah tanaman-tanaman bakau di pantai yang dapat menjaga
bibir pantai dari abrasi air laut. Manfaat ini dapat mencegah terjadinya kerusakan lingkungan
sehingga keberlanjutan alam akan terjaga.

 8. Menjaga Keseimbangan Alam

Keanekaragaman hayati juga menjadi elemen penjaga keseimbangan alam. Tanpa


keragaman, alam akan menjadi tidak seimbang. Misalnya, pada ekosistem hutan hujan tropis
yang menjadi habitat dari berbagai macam spesies hewan dan tumbuhan. Bisa dibayangkan
jika ekosistem hutan hujan tropis tidak ada, maka alam akan menjadi tidak seimbang.

9. Meningkatkan Taraf Kehidupan Manusia

Keanekaragaman hayati menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan taraf hidup
manusia. Karena kehidupan manusia tidak bisa lepas dari sumber daya alam, yang berasal
dari keanekaragaman dalam tiap tingkatan.

10. Menyediakan Perlindungan Alami

Keanekaragaman hayati juga bermanfaat untuk memberikan perlindungan secara alami


dan sejumlah keuntungan lain bagi alam dan manusia. Misalnya, adanya perlindungan
terhadap sumber daya air, perlindungan terhadap banjir, perlindungan terhadap tanah
longsor, kesehatan tanah, dan sebagainya. Tanpa keanekaragaman hayati, tidak mungkin
alam menjadi tempat yang sehat untuk dihuni manusia.

11. Manfaat edukasi dan Hiburan

Disamping manfaatnya bagi alam dan kehidupan, keanekaragaman hayati juga memiliki
manfaat lainnya di bidang edukasi dan hiburan. Keberadaannya bisa dijadikan objek
penelitian dan pendidikan, serta pariwisata.

2.3.2 Manfaat keanekaragaman non hayati


1. sebagai sumberdaya kehidupan makhluk hidup

22
Air dan udara merupakan dua contoh SDA non hayati yang berperan sebagai sumber kehidupan
makhluk hidup. Tanpa kedua elemen tersebut, makhluk hidup tidak akan bisa bernafas dan
melangsungkan hidupnya.

2. manfaat di sektor ekonomi

Disektor ekonomi, SDA non hayati banyak sekali manfaatnya. Contohnya pada bahan tambang, ini
akan memberikan dampak ekonomi bagi para penambang yang menjual hasil tambang. Para
penambang ini bukan saja mereka yang sekelas perusahaan, tapi penambang tradisional yang
menambang diarea tebing atau sungai juga termasuk. Selain itu air juga memberikan manfaat
ekonomi apabila dijual didaerah yang mengalami kelangkaan air bersih.

3. sumber energi listrik

Ada banyak sekali SDA non hayati yang bisa diubah menjadi energi listrik contohnya sebagai
berikut:

 Energi yang terkandung pada air mengalir dijadikan sebagai pembangkit listrik tenaga air
 Aliran udara dimanfaatkan untuk memutar kincir angin yang mampu menghasilkan listrik
 Sinar matahari ditangkap oleh panel surya untuk menghasilkan listrik
 Geothermal dimanfaatkan untuk pembangkit listrik
 Batubara banyak dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap.

2.4 Kekayaan jenis hayati dan non hayati di Indonesia

2.4.1 Kekayaan jenis hayati

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki keanekaragaman hayati
tinggi. Indonesia terletak di daerah tropis, ini menyebabkan memiliki tingkat curah hujan yang
cukup tinggi. Sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan
daerah yang subtropis (iklim sedang) dan kutub (iklim kutub). Tingginya keanekaragaman
hayati di Indonesia ini terlihat dari berbagai macam ekosistem yang ada di Indonesia.
23
Dalam buku Melestarikan Indonesia (2008) karya Jatna Supriatna, Indonesia dikenal
sebagai salah satu negara yang mempunyai "mega diversity" jenis hayati dan merupakan "mega
center" keanekaragaman hayati dunia. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati sebanding
dengan Brazil yang mempunyai daratan lebih dari lima kali besarnya.

Keanekaragaman hayati Indonesia yang jumlahnya sangat tinggi, baru sekitar 6.000 spesies
tumbuhan, 1.000 spesies hewan, dan 100 spesies jasad renik yang telah diketahui potensinya
dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk menunjang kebutuhan hidupnya.

Dilansir situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), keanekaragaman


hayati Indonesia memiliki keunikan tersendiri jika dibandingkan negara lain. Keunikannya
adalah disamping memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia mempunyai areal
tipe Indomalaya yang luas, juga tipe Oriental, Australia, dan peralihannya. Selain itu di
Indonesia terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka, serta hewan dan tumbuhan endemik
(penyebaran terbatas).

 Flora (tumbuhan)

Flora di Indonesia merupakan bagian dari geografi tumbuhan Indo-Malaya. Flora


Indo-Malaya meliputi tumbuhan yang hidup di India, Vietnam, Thailand, Malaysia,
Indonesia, dan Filipina. Flora yang tumbuh di Malaysia, Indonesia, dan Filipina sering
disebut sebagai kelompok flora Malesiana.

Hutan di daerah flora Malesiana memiliki kurang lebih 248.000 species tumbuhan
tinggi. Didominasi oleh pohon dari familia Dipterocarpaceae, yaitu pohon-pohon yang
menghasilkan biji bersayap. Hutan di Indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis
atau hutan basah. Cirinya dengan kanopi yang rapat dan banyak tumbuhan liana
(tumbuhan yang memanjat), seperti rotan. Tumbuhan khas Indonesia seperti durian
(Durio zibetinus), Mangga (Mangifera indica), dan Sukun (Artocarpus sp) di Indonesia
tersebar di Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi. Sementara itu di Indonesia bagian
timur tipe hutannya berbeda. Mulai dari Sulawesi hingga Papua terdapat hutan non-
Dipterocarpaceae.

24
 Fauna (hewan)

Hewan di Indonesia memiliki tipe Oriental (Kawasan Barat Indonesia) dan


Australia (Kawasan Timur Indonesia) serta peralihan.

Hewan-hewan di bagian Barat Indonesia (Oriental) yang meliputi Sumatera, Jawa,


dan Kalimantan memiliki ciri:

 Banyak species mamalia yang berukuran besar


 Terdapat berbagai macam kera
 Terdapat hewan andemik
 Burung-burung memiliki warna bulu yang kurang menarik,tetapi dapat berkicau

Sementara itu hewan-hewan yang berada di Indonesia bagian timur, yakni Irian,
Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, relatif sama dengan Australi memiliki ciri sebagai
berikut:
 Mamalia berukuran kecil
 Banyak hewan terkantung
 Tidak terdapat spesies kera
 Jenis jenis burung memiliki warna yang beragam

2.4.2 Kekayaan jenis non hayati


Berdasarkan kesinambungannya, sumber daya alam non hayati dibedakan menjadi tiga jenis yakni
1. Sumber daya alam yang dapat pulih
Merupakan sumber daya alam yang ketersediaannya bisa terus ada karena proses
pembentukannya berlangsung cukup cepat, entah karena proses pembentukannya
berlangsung secara natural atau melalui bantuan manusia. Contohnya seperti oksigen,
yang tidak pernah habis meski milyaran orang bernafas menggunakan oksigen. Hal ini
karena proses pembentukan oksigen berlangsung cepat oleh tumbuhan. Selain itu ada
sinar matahari, air, angin dan gelombang air laut.
2. Sumber daya yang tidak dapat pulih

25
Sumber daya alam yang tidak dapat pulih berarti sumber daya yang ketersediaannya
tidak bisa berkesinambungan, meski ketersediaan sumber daya alam ini cukup
melimpah tapi apabila digunakan maka akan suatu saat akan menemui kelangkaan.
Penyebab sumber daya alam ini tidak bisa berkesinambungan, karena proses
pembentukannya cukup lama sehingga tidak mampu menjamin ketersediaannya apabila
dipakai secara terus menerus. Contohnya adalah bahan-bahan tambang dan bahan bakar
fosil yang bisa terbentuk secara alami selama ratusan juta tahun.
3. sumber daya alam dengan sifat gabungan
sumber daya alam ini sebenarnya dapat pulih namun apabila proses pemulihannya
tidak berlangsung atau terganggu maka akan menyebabkan rusaknya sumber daya alam
tersebut sehingga tidak dapat digunakan kembali.
Contohnya tanah, apabila tidak dipulihkan tanah yang subur bisa menjadi tanah yang
tandus atau padang pasir yang tidak subur.

Contoh keanekaragaman atau sumber daya non hayati:


1. Air
Air merupakan salah satu elemen penting yang sangat dibutuhkan makhluk
hidup untuk bertahan hidup. Karena air ini berfungsi pada segala aspek, baik
untuk minuman, pengairan, pelarut dan sumber energy listrik.

Oleh sebab itu air merupakan sumbe daya inti yang dibutuhkan semua
makhluk hidup. Untung saja air masuk kedalam sumber daya alam non hayati
yang bisa diperbaharui.
2. Udara
Di dalam atmosfer bumi terkandung beberapa jenis udara, contohnya
oksigen dan karbondioksida yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup.
Oksigen dibutuhkan oleh manusia dan hewan untuk bernafas, sementara
karbondioksida dibutuhkan tumbuhan untuk berfotosintesis. Baik oksigen dan
karbondioksida, sama-sama tersusun dari material tak bernyawa yang bisa
diperbaharui. Karena manusia memproduksi karbondioksida dari oksigen,
sementara tumbuhan memproduksi oksigen dari karbondioksida.

26
3. Tanah
Tanah merupakan media yang paling mudah untuk bercocok tanam, apalagi
jika tanah tersebut sangat subur maka tumbuhan yang ditanam bisa tumbuh
dengan subur pula. Sehingga dengan memanfaatkan tanah, manusia bisa
menanam padi untuk memastikan ketersediaan sumber makanan.
Selain untuk bercocok tanam, tanah juga punya manfaat lain yakni sebagai
tempat berpijak dan membangun bangunan. Sehingga bisa dikatakan segala
aktifitas manusia berada diatas tanah.
4. Sinar matahari
Sinar matahari juga merupakan sumber energi, karena sinar matahari ini
dibutuhkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis.
Selain itu sinar matahari juga berguna bagi manusia karena sinar matahari
mengandung vitamin D. Di sektor energi alternatif, sinar matahari juga berguna
sebagai pembangkit listrik tenaga surya. Sinar matahari ini masuk kedalam
sumber daya alam non hayati karena merupakan pancaran sinar yang notabene
tidak bernyawa. Lalu apakah matahari masuk ke sumber daya alam yang bisa
diperbaharui atau tidak ?. Ini masih diperbedatkan, pasalnya matahari berkobar
untuk menghasilkan sinar. Para ilmuan pun memprediksi kalau kapanpun
waktunya matahari bisa padam apabila bahan bakar yang menyebabkan matahari
berkobar itu habis. Hanya saja, prediksi matahari akan padam tersebut cukup
lama yakni sekitar 10 milyar tahun lagi. Sehingga meski tidak bisa diperbaharui,
matahari memiliki energi yang sangat amat melimpah.
5. Angin
Angin dan udara itu berbeda, angin merupakan udara yang berhembus. Jadi
angin itu memiliki aliran sementara udara kadang tidak. Angin masuk kedalam
sumber daya alam karena angin ini bermanfaat bagi mahkluk hidup. Contohnya
untuk para nelayan, angin dijadikan energi untuk menggerakan perahu,
sementara di sektor energi alternatif angin dimanfaatkan sebagai pembangkit
listrik tenaga angin.
6. Bahan tambang

27
Ada banyak sekali sumber daya alam yang terkandung dibawah tanah. Salah
satunya, gas bumi dan minyak bumi yang sampai sekarang masih menjadi
kebutuhan utama meski sudah ada biofuel. Selain bahan bakar, sumber daya
alam lain yang didapat dari proses penambangan adalah emas, tembaga, nikel,
batubara dan lainnya.
Bahan tambang ini masuk kedalam sumber daya alam non hayati yang tidak
bisa diperbaharui, alasannya bahan-bahan tersebut terbentuk secara alamiah
selama ratusan juta tahun. Sehingga meski ketersediaannya melimpah, tidak
akan mampu untuk berkelanjutan.
7. Iklim
Ada beberapa tanaman yang memanfaatkan iklim agar bisa tumbuh dengan
efektif. Contohnya padi yang banyak ditanam saat musim hujan karena
pengairan padi akan lebih efektif saat musim hujan. Selain itu, produksi garam
tradisional akan meningkat saat musim kemarau karena sinar matahari lebih
lama dibandingkan musim hujan. Dari hal itulah iklim masuk kedalam sumber
daya alam non hayati karena berguna bagi manusia.

2.5 Nilai dan pemanfaatan keanekaragaman hayati dan non hayati


Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati. Indonesia
mempunyai areal tipe Indomalaya yang luas, juga tipe Oriental, Australia, dan peralihannya.
Selain itu di Indonesia terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka serta endemik yang
memiliki penyebaran terbatas.
Begitu banyaknya sumber daya alam dan keanekaragaman hayati di Indonesia, tidak salah
bila Indonesia disebut sebagai kawasan utama dalam berbagai penelitian dunia. Hingga saat ini,
berbagai bentuk keanekaragaman hayati terus diselidiki terutama di daerah hutan hujan tropis
dan sebagian besar hutan tersebut ada di Indonesia.
Dalam hutan hujan tropis tersebut diperkirakan terdapat jutaan spesies yang belum
teridentifikasi. Ada beberapa nilai manfaat keanekaragaman hayati bagi manusia, diantaranya
adalah nilai biologi, nilai pendidikan, nilai estetika dan budaya, nilai ekologi, serta nilai
religious.
1. Nilai Biologi
28
Kebutuhan pangan, sandang, obat-obatan, bahan bangunan, dan oksigen hampir 100%
berkat jasa keanekaragaman hayati. Seluruh penduduk di dunia, kebutuhan makanannya
bergantung kepada tumbuhan dan hewan yang langsung diambil dari alam. Para ilmuwan dunia
percaya bahwa sekitar 80 ribu spesies tumbuhan dapat dimakan. Namun, hanya 30% spesies
saja yang mampu menyediakan 90% kebutuhan gizi manusia.
Banyak industri yang memerlukan bahan baku dari keanekaragaman hayati hewan dan
tumbuhan, seperti industri benang memerlukan beberapa jenis tumbuhan dan hewan. Selain itu,
ada industri kertas memerlukan jutaan ton batang tumbuhan, begitu pula industri obat obatan
dan kosmetik memerlukan berbagai jenis hewan dan tumbuhan yang memiliki khasiat tertentu.
2. Nilai Pendidikan
Keanekaragaman hayati dapat digunakan sebagai pembelajaran dan sumber penelitian.
Keanekaragaman hayati masih dilakukan penelitian dalam pencarian potensi suatu organisme,
pemuliaan flora dan fauna, mencari sumber alternative energi dan pangan, maupun pelestarian
alam.

3. Nilai Estetika dan Budaya


Keanekaragaman hayati memiliki nilai estetika yang memberikan keindahan sebagai sarana
untuk memberikan rasa kepuasan dan kebahagiaan pada orang yang menikmatinya.
Keanekaragaman hayati juga memberikan pemandangan alam yang indah.
Tidak mengherankan apabila para wisataawan mancanegara senang berkunjung ke
kawasan hutan alam, sungai, arung jeram, dan laut yang masih alami. Tidak sedikit
keanekaragaman hewan mempunyai bentuk fisik yang bagus dan perilaku lucu, sehingga
dijadikan incaran koleksi manusia.
4. Nilai Ekologi
Keberadaan keanekaragaman hayati pada suatu daerah sangat berperan besar untuk
menjaga proses ekosistem, seperti daur zat dan aliran energi. Disamping itu, keberadaan
keanekaragaman hayati, berupa keanekaragaman tumbuhan mempunyai peran besar dalam
menjaga tanah dari erosi dan terjaganya proses fotosintesis.
Dalam skala luas, keanekaragaman tumbuhan menjaga daerah aliran sungai serta stabilitas
iklim. Sedangkan keanekaragaman hewan akan berpengaruh terhadap rantai makanan, jika

29
salah satu ada hewan berkurang bahkan punah akan mengganggu keseimbangan rantai
makanan.
5. Nilai Religius
Keanekaragaman hayati juga memiliki fungsi untuk mengingatkan kita akan kebesaran
Tuhan yang telah menciptakan alam raya ini dengan berbagai macam keindahan. Manfaat
keanekaragaman hayati mampu meningkatkan kesejahteraan manusia dengan memenuhi
kebutuhan primer maupun sekunder.
Kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi atau mutlak meliputi
sandang, pangan, papan, dan udara segar. Sedangkan kebutuhan sekunder bertujuan untuk
memenuhi kenikmatan hidup meliputi rekreasi dan transportasi.

2.6 Ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan non hayati


Keanekaragaman hayati saat ini kian mengalami berbagai erosi (penyusutan). Perusakan
habitat secara menyeluruh telah mengganggu ekosistem yang ada, sehingga cukup mengancam
berbagai spesies. Eksploitasi berlebihan pada spesies flora dan fauna akan menimbulkan
kelangkaan serta kepunahan suatu spesies. Selain itu, adanya penyeragaman varietas tanaman
dan ras hewan budidaya yang telah dilakukan ternyata menimbulkan erosi genetik, sehingga
dampak yang dirasakan juga terjadi pada krisis keanekaragaman hayati. 
Parahnya ancaman saat ini adalah pada pemanfaatan keanekaragaman hayati yang secara
ekonomi masih terlalu berorientasi pada keuntungan besar tanpa memperhatikan adanya
dampak parah terhadap kerusakan lingkungan.
Masalah utama dalam keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah turunnya
keanekaragaman hayati dikarenakan faktor pencemaran lingkungan hidup hayati (meliputi: air,
tanah, udara, hutan dan laut). 
Secara umum, terjadinya kerusakan suatu ekosistem ini disebabkan oleh beberapa faktor,
seperti kerusakan habitat, pembudidayaan spesies sejenis, polusi zat-zat berbahaya, perburuan
liar, erosi, dan usaha pencagaran yang tidak terencana serta berjalan lancar.
Faktor-faktor berikut ini adalah penyebab masalah keanekaragaman hayati yang dapat
dibagi menjadi dua jenis faktor, yaitu faktor yang terjadi secara alami (sebab alam) dan faktor
yang terjadi sebab dari kegiatan manusia (antropogenik).
1. Faktor Alami
30
Faktor-faktor alami ini berkaitan dengan masalah perilaku adaptasi suatu spesies atau
organisme. Apabila dapat beradaptasi dengan baik terhadap suatu kondisi yang baru, maka
organisme tersebut akan bertahan hidup. Namun, apabila spesies itu tidak dapat beradaptasi
secara baik, maka organisme atau spesies tersebut tidak akan dapat bertahan hidup.
2. Faktor antropogenik
Faktor antropogenik merupakan faktor yang cenderung paling mengakibatkan kerusakan
pada lingkungan. Hal tersebut terjadi sebab faktor ini mencakup kegiatan dan hal seperti
pertambahan jumlah penduduk, kurangnya pemahaman dan kesadaran diri sendiri dan
kelompok akan kepedulian untuk senantiasa menjaga keanekaragaman hayati. Selain itu, karena
pesatnya pembangunan dan dibarengi penegakan hukum yang lemah membuat keanekaragaman
hayati yang ada dapat di eksplor secara liar.

BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

3.1.1 Kesimpulan keanekaragaman hayati

Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang


menunjukkan kesuluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada daerah. Tingkat
keanekaragaman hayati terdiri dari tiga yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman spesies, dan
keanekaragaman ekosistem.

Fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati yaitu memiliki nilai ekonomi sebagai sumber
bahan pangan, obat-obatan, kosmetik, sandang, papan dan memiliki aspek budaya.Selain itu
keanekaragaman hayati juga memiliki nilai pendidikan dan ekologi.

31
Faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati di suatu daerah
disebabkan oleh hilangnya habitat, pencemaran tanah, udara dan air, perubahan iklim, eksploitasi
tanaman dan hewan, masuknya spesies pendatang dan industrilisasi pertanian dan hutan.

Untuk mencegah kepunahan keanekaragaman hayati diperlukan usaha untuk


melestarikannya baik usaha untuk perlindungan maupun pengawetan alam serta pelestarian
keanekaragaman hayati yang meliputi pelestarian secara in situ maupun ek situ.

3.1.2 Kesimpulan keanekaragaman non hayati

Sumber daya alam adalah semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik yang dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia, misalnya:
tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin, cahaya matahari, dan mikroba (jasad
renik). Sumber daya alam nonhayati adalah sumber daya alam yang berasal bukan dari makhluk
hidup. Yang termasuk sumber daya alam nonhayati misalnya: air, angin, tanah, dan benda
tambang.

Pada dasarnya Alam mempunyai sifat yang beraneka ragam, namun serasi dan seimbang.
Oleh karena itu, perlindungan dan pengawetan alam harus terus dilakukan untuk mempertahankan
keserasian dan keseimbangan tersebut. Semua kekayaan yang ada di bumi ini, baik biotik maupun
abiotik, yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia merupakan sumber daya alam.
Tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroba merupakan sumber daya alam hayati, sedangkan faktor
abiotik lainnya merupakan sumber daya alam nonhayati. Pemanfaatan sumber daya alam harus
diikuti oleh pemeliharaan dan pelestarian karena sumber daya alam bersifat terbatas

3.2 Saran

Didalam kehidupan ini terdapat berbagai jenis keanekaragaman baik hewan maupun
tumbuhan.Untuk mencegah kepunahan maka diperlukan usaha bersama antara pemerintah dan
masyarakat dalam upaya untuk melestarikannya, dan memberikan sanksi yang tegas kepada pihak-
pihak yang bertanggung jawab atas perusakan tersebut.

32
Sebagai kader bangsa, mahasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan tentang
keanekaragaman hayati dan nilai pentingnya bagi kehidupan manusia. Dengan demikian
mahasiswa akan memeliki kepekaan untuk menjaga, melestarikan, dan memanfaatkan
keanekaragaman hayati dan non hayati Indonesia secara berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA
Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga.
Nunung Nurhayati, Mukhlis, & Agus Jaya. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. (cetakan ke-
1).Bandung : Yrama Widya.
Henny Riandari. 2014. Biologi untuk Kelas X SMA dan MA.Solo : Global
Mochamad Indrawan. 2007. Biologi Konservasi.Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
Supardi. 1994. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya.Bandung : Alumni
Anonim. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pus
Widodo, dkk. 2007. Alamku Sains 3 Untuk Sekolah Dasar kelas III. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Widodo, dkk. 2007. Alamku Sains 4 Untuk Sekolah Dasar kelas IV. Jakarta: PT Bumi Aksara.
UCN-UNEP, WWF, Bumi Wahana,
Strategi Menuju Kehidupan yang Berkelanjutan. Jakarta: PT. Gramedia.
Salim, E. 1986.  Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: LP3ES

33
Soemarwoto, O. 1994. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Bandung: Penerbit
Djambatan.
Soerjani, M., Rofiq, M. Dan M. Rozy, M. 1987.  Lingkungan Sumberdaya Alam dan
Kependudukan dalam Pembangunan.  Jakarta: UI Press.
Tim Penyusun Bahan Ajar PLH. 2009. Pendidikan Lingkungan Hidup Semarang: UNNES Press

34

You might also like