You are on page 1of 5

543

SOSIETAS, VOL. 8, NO. 2, 2018

FUNGSI EDUKASI TAMAN KOTA PATIH SAMPUN PEMALANG


SEBAGAI RUANG PUBLIK BAGI MASYARAKAT
Hartati Sulistyo Rini, Rizki Wulan Afriyani
Universitas Negeri Semarang
Email: hartatisulistyorini@mail.unnes.ac.id , rwulanafriyani17@gmail.com

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi edukasi yang ada di Taman Patih Sampun
Pemalang, dan untuk mengetahui tantangan pemanfaatan taman terkait dengan fungsi edukasinya
tersebut. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, dengan teknik pengumpulan data observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Informan yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 24 orang dengan
sebaran yang berasal dari kategori pengunjung, pengelola taman bacaan, petugas kebersihan dan parker,
dan pemerintah setempat. Teknik analisis sata kualitatif yang dugunakan adalah model interaktif. Alat
analisis yang digunakan adalah konsep ruang publik Habermas dan Carr. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: 1) Terdapat beberapa fungsi edukasi di taman ini seperti edukasi lingkungan, sebagai tempat
stimulan untuk meningkatkan minat baca masyarakat, dan sebagai ruang belajar alternatif, 2) Terdapat
beberapa tantangan yang dihadapi seperti pengabaian larangan membuang sampah sembarangan oleh
beberapa pengunjung, pengelola fasilitas membaca yang tidak rutin beroperasi, serta minimnya tempat
teduh sebagai tempat yang sering digunakan untuk melakukan kegiatan belajar atau kerja kelompok.
Kata kunci: Fungsi Edukasi, Taman Kota, Pemanfaatan Taman.

1 PENDAHULUAN sebagai fungsi ekonomi, fungsi sosial budaya,


serta fungsi estetika kota. Sedangkan Setiawan,
Keberadaan ruang publik di suatu wilayah Haryono, dan Burhan (2014) menyatakan bahwa
perkotaan memiliki peran penting, karena ruang public adalah tempat interaksi kultural dan
memberi ruang masyarakat untuk berekspresi, ideologi, transaksi dagang, pertukaran ide dan
bahkan menyelaraskan kehidupan yang sumber hiburan untuk masyarakat.
dijalaninya. Secara fisik, ruang publik ini dapat Berpijak dari berbagai penelitian terdahulu
didekatkan dengan adanya ruang-ruang terbuka tersebut, maka penelitian ini memiliki tujuan yang
sebagai tempat aktivitas masyarakat perkotaan. khas yaitu : 1) untuk mengetahui bagaimana
Dalam Pasal 28 sampai dengan pasal 30 UU No. fungsi edukasi yang ada di Taman Patih Sampun
26 Tahun 2007 menyatakan bahwa proporsi ruang Pemalang, 2) untuk mengetahui bagaimana
terbuka hijau pada wilayah kota minimal 30% dan tantangan pemanfaatan Taman Patih Sampun
proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah Pemalang terkait dengan fungsi edukasinya.
kota minimal 20% dari luas wilayah kota (Ruba Taman Patih Sampun di Pemalang merupakan
dkk ,2015). Taman kota merupakan salah satu salah satu upaya nyata dari pemerintah setempat
bentuk dari ruang publik yang dikelola oleh untuk mewujudkan ruang publik fisik bagi
pemerintah kota. masyarakat kota. Taman Patih Sampun berlokasi
Berbagai perspektif mengenai keberadaan di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Bojongbata,
ruang public perkotaan kota dan signifikansinya Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang.
untuk kehidupan masyarakat di dalamnya telah Nama Patih Sampun diambil dari nama salah satu
menjadi fokus dalam beberapa kajian. Bagi tokoh penting yang pernah memimpin Pemalang
Ardani, Rini, dan Iswari (2016) ruang publik di masa lalu. Taman Patih Sampun Pemalang
perkotaan dapat dimanfaatkan dimanfaatkan berada di sebelah selatan SMA N 1 Pemalang,
untuk berbagai aktivitas sosial seperti nongkrong, serta berhadapan langsung dengan SMK N 1
foto-foto, kumpul komunitas sampai aktivitas Pemalang. Dengan luas lahan sekitar 8.010,3843
ekonomi. Lebih khusus, Sugiyanto dan Sitohang m2 , fasilitas yang terdapat di Taman Patih
(2017) dan Mubarok (2014) menjelaskan Sampun antara lain pendopo, yang terdiri dari
beberapa fungsi taman kota sebagai ruang publik, pendopo komunitas dan pendopo utama; tempat
yaitu 1) secara intrinsik (utama) sebagai fungsi duduk; hotspot area; jalur jogging; kolam air
ekologis dan 2) fungsi ekstrinsik (tambahan) mancur; plaza taman; toilet; permainan anak;


544
SOSIETAS, VOL. 8, NO. 2, 2018

berbagai macam pepohonan; area parkir; jalur dalam penelitian ini terdapat 15 informan utama.
refleksi; dan gazebo. Informan tersebut terdiri dari pengunjung yang
Pengunjung yang datang ke Taman Patih berstatus sebagai pelajar, orang tua, dan
Sampun memiliki berbagai macam karakteristik mahasiswa. Sementara itu, informan pendukung
mulai dari kelompok pengunjung dan usianya, adalah pihak pengelola yaitu Badan Perencanaan
asal, aktivitas, waktu berkunjung, dan lama waktu Pembangunan Daerah Pemalang (BAPPEDA) dan
berkunjung. Pengunjung biasanya datang bersama Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
teman atau keluarga. Kelompok usia pengunjung Pemalang (DISPERKIM), serta para pengelola
mulai dari balita sekitar 2-5 tahun, anak-anak, fasilitas membaca di Taman Patih Sampun.
remaja, dewasa, hingga lansia. Pengunjung taman Teknik analisis data yang digunakan adalah
ini juga berasal dari area dalam kota Pemalang. model interaktif (Miles dan Huberman, 1992)
Aktivitas pengunjung di Taman Patih Sampun meliputi: pengumpulan data, reduksi data,
Pemalang yaitu : bersantai; olahraga; bermain- penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
main; menikmati makanan dan minuman yang Validitas data yang digunakan dalam penelitian
dijual di sekitar area taman; mengakses wifi; ini adalah triangulasi data.
belajar dan atau kerja kelompok; kegiatan
organisasi atau komunitas; kegiatan sosial seperti 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
penggalangan dana untuk korban bencana alam.
Pengunjung lebih memilih mengunjungi taman
3.1. Taman Patih Sampun dan
pada sore dan malam hari dengan alasan : cuaca Fungsi Edukasinya
lebih sejuk dan tidak terik, sudah banyak penjual
makanan dan minuman yang berjualan, dan lebih Taman kota sebagai ruang publik dibangun
ramai jika dibanding waktu pagi dan siang hari. oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan
Rata-rata pengunjung ketika mengunjungi Taman masyarakat akan ruang terbuka. Tujuan umum
Patih Sampun mereka menghabiskan waktu dari ruang terbuka publik menurut Carr (1992)
sekitar 2-3 jam. adalah : 1) Kesejahteraan masyarakat
Pendekatan konseptual yang menjadi alat (menyediakan jalur untuk pergerakan, pusat
analisis dalam penelitian ini adalah konsep ruang komunikasi, dan tempat untuk merasa bebas dan
publik Habermas (2012) dan Carr (1992). santai); 2) Peningkatan Visual/Visual
Habermas (2012) meletakkan dasar dalam Enhancement menjadi lebih manusiawi,
konsepsi penting tentang ruang publik dan harmonis, dan indah; 3) Peningkatan
demokrasi. Ruang publik menjadi oposisi dari Lingkungan/Environmental Enhancement; 4)
ruang privat, yang memberikan akses yang mudah Pengembangan Ekonomi/Economic
dimasuki dan tidak memandang strata kelas Development; 5) Peningkatan Kesan/Image
sosial. Tujuan ruang terbuka publik menurut Carr Enhancement. Dalam konteks taman Patih
dkk (1992) adalah : 1) Kesejahteraan masyarakat Sampun di Pemalang, unsur kesejahteraan
(menyediakan jalur untuk pergerakan, pusat masyarakat tersebut dapat dicapai dengan adanya
komunikasi, dan tempat untuk merasa bebas dan pusat aktivitas warga dimana terdapat ruang
santai); 2) Peningkatan Visual/Visual relaksasi warga untuk sekedar melepaskan
Enhancement menjadi lebih manusiawi, kepenatan dari rutinitas sehari-hari. Secara visual,
harmonis, dan indah; 3) Peningkatan Taman Patih Sampun juga memberi unsur estetika
Lingkungan/Environmental Enhancement; 4) dan membuat dinamika kehidupan masyarakat
Pengembangan Ekonomi/Economic kota menjadi lebih humanis. Peningkatan kualitas
Development; 5) Peningkatan Kesan/Image lingkungan juga lebih terasa dengan rindangnya
Enhancement. Lebih lanjut Carr (1992) pepohonan dan fasilitas pendukung taman yang
mengemukakan bahwa ruang publik harus menjadi bukti bahwa taman kota ini juga
memiliki nilai bagi penggunanya, nilai-nilai berfungsi sebagai ruang terbuka hijau.
tersebut antara lain responsif, demokratis, dan Selanjutnya, pengembangan ekonomi juga
bermakna. nampak dari aktivitas PKL yang berada di sekitar
taman, sehingga ikut meramaikan kunjungan ke
2 METODE PENELITIAN taman ini. Berbagai makanan kecil dijajakan di
sekitar taman untuk menemani aktivitas
Penelitian ini menggunakan metode masyarakat yang memanfaatkan waktunya di area
penelitian studi kasus. Lokasi penelitian di Taman ini. Akhirnya, berbagai aktivitas di taman tersebut
Patih Sampun Pemalang, Kecamatan Pemalang, baik secara sosial-budaya, maupun ekonomi
Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Teknik memberikan kesan secara khusus sebagai ruang
pengumpulan data menggunakan observasi, baru bagi ekspresi warga yang hijau dan
wawancara, dan dokumentasi. Informan utama menyenangkan.
adalah pengunjung Taman Patih Sampun dimana


545
SOSIETAS, VOL. 8, NO. 2, 2018

Secara khusus, hasil penelitian ini menunjukan yang ingin meminjam. Buku yang tersedia di
bahwa terdapat beberapa fungsi edukasi di Taman taman baca ini mulai dari novel, komik, buku
Patih Sampun seperti edukasi lingkungan, religi, serta buku resep masakan. Buku-buku
menjadi stimulan untuk meningkatkan minat baca tersebut merupakan buku dari koleksi pribadi dan
masyarakat, dan sebagai ruang belajar alternatif. donatur.
Pertama, terdapat edukasi lingkungan di Fungsi edukasi ketiga adalah sebagai
Taman Patih Sampun yang dapat dilihat dari ruang belajar alternatif. Lokasi Taman Patih
ketersediaan tempat sampah yang sudah terpisah Sampun yang berdekatan dengan beberapa
antara sampah organik, sampah anorganik, serta institusi pendidikan, menjadikan taman ini sering
sampah kaca, kaleng dan kertas serta beberapa digunakan oleh para pelajar untuk belajar dan
poster larangan membuang sampah sembarang. atau kerja kelompok. Suasana Taman Patih
Edukasi lingkungan yang ada di Taman Patih Sampun yang nyaman serta rindang menjadi
Sampun dapat diamati pula dari adanya kegiatan alasan beberapa siswa melakukan kegiatan belajar
sosialisasi sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup atau kerja kelompok di Taman Patih Sampun.
Kabupaten Pemalang bersama Aktivis Penggiat Kegiatan-kegiatan tersebut didukung pula dengan
Lingkungan Hidup di Taman Patih Sampun. adanya hotspot area sehingga pengunjung
Sosialisasi mengenai sampah diadakan dalam terutama para siswa yang memanfaatkan tempat
rangka Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) ini untuk belajar atau kerja kelompok dipermudah
2018. Acara ini diadakan dengan tujuan agar untuk mencari informasi atau bahan belajar
masyarakat lebih peduli dengan lingkungan serta dengan hotspot area. Menurut Jatmiko (2016)
bisa mengolah sampah menjadi sesuatu yang taman dapat dijadikan sebagai tempat beredukasi
lebih bermanfaat. dengan tersedianya fasilitas perpustakaan gratis
Fungsi edukasi yang kedua adalah atau taman baca untuk anak-anak, remaja,maupun
menjadi stimulan untuk meningkatkan minat baca dewasa.
masyarakat. Upaya meningkatkan minat Dalam perspektif Carr (1992) ruang
membaca masyarakat ditemukan dari adanya publik harus memiliki 3 nilai bagi penggunanya,
fasilitas membaca yang tersedia di Taman Patih yaitu : responsif, demokratis, dan bermakna.
Sampun, seperti : perpustakaan keliling daerah, Sebagai taman kota yang memiliki fungsi
taman baca keliling, dan taman baca Patih edukasi, maka nilai responsif tersebut berkaitan
Sampun. Perpustakaan keliling daerah ada setiap dengan prinsip melayani kepentingan pengguna
hari Sabtu mulai pukul 15.00 – 17.00 WIB, dan sesuai tujuan yang akan dicapai (aspek edukatif)
secara operasional berada di Kantor Perpustakaan yang dapat dilihat dalam beberapa aktivitas
dan Arsip Daerah Kabupaten Pemalang. Rencana sebagai berikut yaitu : 1) menyediakan ruang
ke depan, perpustakaan keliling akan membuka edukasi warga berupa edukasi lingkungan dan
konter permanen perpustakaan di Taman Patih taman bacaan yang disediakan dan difasilitasi
Sampun. Keberadaan Perpustakaan Keliling di oleh pemerintah maupun pihak lain secara
Taman Patih Sampun merupakan realisasi sukarela; 2) tersedianya ruang-ruang yang
program nasional sebagai upaya pemberdayaan memungkinkan pengunjung untuk melakukan
gemar membaca. aktivitas edukasi seperti membaca dan belajar
Taman baca keliling ada setiap hari kelompok dengan tambahan fasilitas hot-spot area
Sabtu dan Minggu pukul 06.00- 09.00 WIB. yang menambah motivasi para penggunanya
Taman Baca Keliling ini didirikan dan dikelola untuk berlama-lama di taman ini; dan 3) fungsi
secara pribadi oleh Rinto pada tahun 2017. Buku- edukasi taman ini secara responsif juga
buku yang disediakan di taman baca keliling mendukung keberadaan lingkungan di sekitarnya,
antara lain buku cerita legenda, cerita nabi, novel, dimana terdapat 2 sekolah sehingga aktivitas para
komik, dan ensiklopedia. Buku-buku tersebut pelajar juga diharapkan lebih terarah pada
berasal dari koleksi pribadi dan donatur. Taman kegiatan edukasi, walaupun berada di luar ruang
Baca Keliling ini dikelola oleh beberapa relawan. sekolah.
Pengunjungnya biasanya adalah anak-anak Nilai demokratis dari taman kota ini,
bersama orang tuanya. yang pertama adalah diartikan dalam hal dapat
Taman baca Patih Sampun beroperasi diakses oleh semua. Ruang terbuka ini dapat
setiap hari kecuali hari Jum’at dan buka pada diakses bagi semua kalangan masyarakat baik dari
pukul 08.00-16.00 WIB. Taman Baca Patih sisi lokasi maupun pemanfaatannya. Taman kota
Sampun didirikan secara pribadi oleh Yudha sejak ini berlokasi di dekat jalan raya, dengan akses
akhir 2017. Lokasi Taman Patih Sampun menjadi yang juga sangat mudah, karena berada di jalur
pilihan pengelola untuk membuka taman baca utama penghubung antar wilayah di Pemalang.
dikarenakan taman tersebut ramai dikunjungi oleh Untuk mencapai lokasi taman ini dapat diakses
para siswa. Taman baca ini memberikan fasilitas dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan
sewa atau pinjam buku bagi para pengunjung angkutan umum. Tempat parkir sepeda motor


546
SOSIETAS, VOL. 8, NO. 2, 2018

cukup tersedia walaupun tidak terlalu luas. Dalam yang diakibatkan oleh pengunjung yang kurang
konteks kebebasan bertindak, pengunjung taman menyadari akan pentingnya membuang sampah
memiliki hak untuk mengakses semua fasilitas pada tempatnya sehingga menimbulkan
taman yang tersedia, namun tetap berada dibawah ketidaknyamanan bagi pengunjung lainnya.
peraturan yang berlaku demi kenyamanan Dengan kata lain edukasi lingkungan yang
bersama. Prinsip demokratis kedua diwujudkan diciptakan oleh pengelola belum berjalan dengan
dalam bentuk ruang publik harus pula melindungi semestinya karena tempat sampah dan poster-
hak-hak kelompok pengguna, serta bisa poster larangan membuang sampah sembarangan
digunakan oleh semua kelompok masyarakat, dan masih menjadi hiasan semata dan belum
terbebas dari segmentasi warga. Taman Patih diterapkan dengan maksimal oleh pengunjung
Sampun ini secara umum memberi ruang ekspresi taman. Pemilahan sampah berdasarkan jenisnya
berbagai aktivitas warga seperti : bermain, juga belum berjalan, karena masih ditemukan
berolahraga, melakukan kegiatan ekonomi, dan berbagai varian sampah dalam satu tempat
bersosialisasi. Secara khusus, fungsi edukasi juga sampah tertentu. Seperti yang dikatakan oleh
terwadahi dalam penyediaan fasilitas dan kegiatan salah satu pihak pengelola yaitu Baskoro Adi
di dalamnya. Artinya, anak-anak, remaja, orang Prabowo (37), terkait dengan tantangan
tua, pelajar, masyarakat umum bahkan lansia pemanfaatan taman yang edukatif :
dapat menggunakan fasilitas edukasi di taman ini. “ Tantangan yang berkaitan dengan edukasi
Habermas (2012) menegaskan bahwa ruang yaitu kebiasaan pengunjung yang kurang tertib
publik ini merupakan pengejawantahan adanya dan pengunjung yang masih banyak membuang
demokrasi, dimana masyarakat berhak sampah sembarangan ...., (wawancara pada 22
menggunakan dan mengaksesnya, baik secara Maret 2018)
fisik maupun visual.
Nilai ketiga yang penting adalah bahwa Kedua, tantangan yang dihadapi oleh para
taman kota ini memiliki makna untuk membentuk penyedia fasilitas membaca di Taman Patih
ikatan personal dan sosial. Terkait dengan fungsi Sampun adalah masih rendahnya minat baca
edukasinya, maka kebermaknaan taman ini terkait pengunjung, padahal buku yang disediakan untuk
dengan suasana taman yang mendukung untuk dibaca memiliki akses yang gratis. Pihak
kegiatan belajar. Hal ini membuat para penyedia fasilitas membaca selalu berusaha
pengunjung merasa terkesan dan bahkan mengajak pengunjung untuk membaca dengan
berulang-ulang melakukan kegiatan bernuansa cara memberikan hadiah pada pengunjung yang
edukasi di taman ini. Para pelajar terlihat sering mau membaca, memberikan pelayanan sebaik
melakukan belajar kelompok menggunakan mungkin, serta mempromosikan keberadaan
fasilitas wi-fi, rapat-rapat, kegiatan ekstra taman baca melalui media sosial. Berikut ini
kurikuler, bahkan membuat tugas video adalah media sosial dan sarana publikasi melalui
pembelajaran karena lingkungan taman yang media massa yang telah diupayakan oleh
bagus secara visual. Kegiatan edukasi di taman pengelola taman bacaan, baik milik pemerintah
Patih Sampun juga diwarnai dengan kegiatan atau ataupun swasta : (1) informasi mengenai kegiatan
kunjungan anak-anak TK, serta penyelenggaraan perpustakaan keliling daerah ini dipublikasikan
pagelaran seni dari sekolah-sekolah di sekitarnya. melalui situs Kabar Pemalang yang disebarkan
Berdasarkan hal tersebut, taman ini merupakan melalui facebook dengan nama Kabar Pemalang,
ruang publik yang dapat menimbulkan hubungan sementara di instagram dengan nama
antara tempat, kehidupan perorangan maupun @Kabarpemalang; (2) kegiatan di Taman Baca
kelompok, dan berusaha untuk menghubungkan Keliling sering diposting pada salah satu akun
fisik dengan konteks sosial budaya. Ruang publik sosial media salah satu pengelola dengan nama
yang dapat memberikan kesan yang bermakna instagram @indriaaa, dan sering direpost oleh
bagi pengunjungnya akan menumbuhkan rasa akun instagram @Kabarpemalang; (3) promosi
ingin kembali lagi ke ruang publik tersebut. kegiatan Taman Baca Patih Sampun dilakukan di
facebook : Taman Baca Patih Sampun.

Ketiga, masih terbatasnya fasilitas tempat


3.2. Tantangan-Tantangan dari teduh beratap (gazebo) untuk kegiatan belajar dan
Fungsi Edukasi yang Dihadapi atau kerja kelompok karena antusiasme para
pelajar. Jalur-jalur pedestrian taman yang teduh
Terdapat beberapa tantangan terkait dengan seringkali menjadi alternatif bagi pelajar untuk
fungsi edukasi di Taman Patih Sampun Pemalang bisa berkelompok disana.
ini. Pertama adalah tantangan dalam edukasi
lingkungan. Berdasarkan hasil pengamatan
terlihat masih banyak sampah yang berserakan


547
SOSIETAS, VOL. 8, NO. 2, 2018

Studi Perencanaan Wilayah dan Kota


ITB.
4 KESIMPULAN
Habermas, J. (2012). Ruang Publik: Sebuah
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
Kajian Tentang Kategori Masyarakat
yang telah dilakukan, maka taman kota Patih
Borjuis. Cetakan ke-4. Diterjemahkan
Sampun telah berupaya melakukan perannya
oleh Yudi Santoso. Bantul: Kreasi
dalam konteks fungsi edukasi untuk masyarakat.
Namun masih terdapat beberapa tantangan yang
Wacana
yang harus dihadapi dalam pelaksanaan fungsi
Jatmiko, B. W. (2016). Kajian Fungsi Sosial
edukasi tersebut. Saran yang daat disampaikan
adalah tambahan tenaga kebersihan; pengecekan
Terhadap Taman Kota Sebagai Ruang
langsung dari pengelola taman dari dinas terkait Terbuka Hijau Di Kota Semarang.
agar betul-betul mengetahui teknis operasional Jurnal Geo Educasia. Vol. 1. No.
dan berbagai kendala yang dihadapi di taman kota 3.Miles, B. M. dan M. Huberman.
ini; perlunya penambahan ruang belajar yang (1992). Analisis Data Kualitatif Buku
teduh dan beratap sebagai tempat belajar alternatif Sumber Tentang Metode-metode
yang sangat dibutuhkan pengunjung pelajar; dan Baru.Jakarta: UI Press.
penambahan penerangan pada malam hari agar
taman lebih kondusif untuk berbagai aktivitas Mubarok, M.Z. (2014). Fungsi Taman Kota
warga. Dharma Wanita Bagi Masyarakat
Pekanbaru. Jurnal FISIP. Vol. 1. No. 2.
REFERENSI Ruba, V.C.H. F., N.W.F. Utami, dan G.M.
Ardani, K. S., H. S. Rini, dan R. Iswari. (2016). Adnyana. (2015). Pemeliharaan Fisik
Pemanfaatan dan Pemaknaan Ruang Taman Nostalgia Kota Kupang Provinsi
Publik Bagi Masyarakat Di Kawasan Nusa Tenggara Timur. Jurnal Arsitektur
Jalan Pahlawan Kota Semarang. Jurnal Lansekap. Vol. 1. No. 2.
Solidarity. Vol. 5. No.1. Setiawan, D., T. Haryono, dan A. Burhan .
(2014). The Public Space of “Jogja
Carr, S. (1992). Public Space. New York : Fashion Week Carnival” and Cosplay
Press Syndicate of the University of Clothing in Yogyakarta. Jurnal
Cambridge. Komunitas. Vol. 6. No. 2.

Eriawan, T. (2003). Prinsip Perancangan Sugiyanto, E. dan C.A.V. Sitohang. 2017.


Taman Kota dan Taman Bagian Wilayah Optimalisasi Fungsi Ruang Terbuka
Kota di Kota Bandung. Tesis Magister Hijau Sebagai Ruang Publik Di Taman
Bidang Khusus Rancang Kota Program Ayodia Kota Jakarta Selatan. Jurnal
Sosial dan Humaniora. Vol. 2. No. 3.

You might also like