You are on page 1of 16

TUGAS MAKALAH

FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN


NURSING PRACTICE THEORY (TEORI PRAKTIK KEPERAWATAN)

DISUSUN OLEH : :
Kelompok 4 / Kelas 1-A
1. Rizky Amalia Putri (1130022028)
2. Febina Maslamatul Izma (1130022042)
3. Elly Arnovi Ibrahim M. (1130022075)
4. Aisha Safira Rahma (1130022083)
5. Viona Wardha Amanda (1130022085)
6. Kania Eka Desianasari (1130022099)
7. Allysa Naura Setyaputri (1130022135)
8. Lutfiana Rahmayanti N. (1130022137)
9. Sania Fernanda (1130022141)
10. Afifah Salsabillah (1130022161)
11. Tarisa Nadya Dwi Cahyani (1130022164)

DOSEN FASILITATOR :
Nety Mawarda Hatmanti, S.Kep.Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Nursing
Practice Theory” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu
Yurike Septianingrum, S.Kep.Ns., M.Kep selaku dosen penanggung jawab dan
ibu Nety Mawarda Hatmanti, S.Kep.Ns., M.Kep selaku dosen fasilitator pada
mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan mengenai nursing practice theory bagi para
pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen-dosen pada mata kuliah ini yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 10 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 5
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7
2.1 Definisi Practice Theory .......................................................................... 7
2.2 Konsep Practice Theory ........................................................................... 8
2.3 Perkembangan Practice Theory ............................................................... 8
2.4 Klasifikasi dan Karakteristik Practice Theory ....................................... 10
2.5 Contoh Practice Theory ......................................................................... 12
2.6 Perbedaan Practice Theory dengan Teori Lainnya ................................ 12
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Practice Theory ......................................... 13
2.8 Komponen Paradigma dan Teori Keperawatan ...................................... 14
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 15
4.1 Simpulan ................................................................................................. 15
4.2 Saran ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perbedaan Tingkatan Pengembangan Teori Keperawatan ....................... 13

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teori adalah kumpulan ide dan klaim yang menawarkan perspektif
terorganisir tentang peristiwa, serta penjelasan atau deskripsi fenomena tertentu.
Menurut definisi tradisional, teori adalah seperangkat konsep yang terorganisir,
koheren, dan saling berhubungan satu sama lain yang menawarkan deskripsi,
penjelasan, dan prediksi tentang fenomena (DeLaune and Ladner, 2011 dalam
Aini, 2018). Tujuan teori dalam disiplin keilmuan adalah memandu penelitian
untuk meningkatkan ilmu dengan mendukung pengetahuan yang ada atau
menghasilkan pengetahuan baru (Aini, 2018).
Teori keperawatan adalah seperangkat ide, definisi, hubungan, dan harapan
atau saran yang berasal dari model keperawatan atau dari disiplin (bidang ilmu)
lain dan rancangan purposive, pandangan metodis fenomena dengan merancang
inter-relationship khusus diantara ide-ide yang bertujuan untuk menggambarkan,
menjelaskan, meramalkan, dan/atau merekomendasikan (Aurora, 2015 dalam
Aini, 2018). Teori keperawatan adalah gagasan ilmiah yang mendasari ilmu
keperawatan dan terdiri dari struktur yang beragam dan komposisi teoritis
(Alligood, 2014)
Teori keperawatan mengalami perkembangan dari masa ke masa yang
ditujukan untuk penerapan teori yang sesuai dengan kondisi praktik, yang
meliputi : Philosophical theory, grand theory, middle range theory, dan practice
theory. Practice theory merupakan teori yang dikembangkan berdasarkan
perkembangan dari middle range theory (Wijaya et al., 2022).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana konsep practice theory keperawatan?

1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum
Untuk memahami konsep practice theory keperawatan.

5
B. Tujuan Khusus
1. Dapat memahami dan menjelaskan kembali mengenai definisi dari
practice theory
2. Dapat memahami dan menjelaskan kembali mengenai konsep
practice theory
3. Dapat memahami dan menjelaskan kembali mengenai perkembangan
practice theory
4. Dapat memahami dan menjelaskan kembali mengenai identifikasi
dan karakteristik practice theory
5. Dapat memahami dan menjelaskan kembali mengenai contoh
practice theory
6. Dapat memahami dan menjelaskan kembali mengenai perbedaan
practice theory dengan teori yang lain
7. Dapat memahami dan menjelaskan kembali mengenai kelebihan dan
kekurangan dari practice theory
8. Dapat memahami dan menjelaskan kembali mengenai komponen
paradigma dan teori keperawatan

1.4 Manfaat
a. Bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
yang dimiliki khususnya mengenai nursing practice theory.
b. Dapat dijadikan sarana untuk menambah pengetahuan bagi pembaca.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Practice Theory


Practice theory adalah teori yang memberikan arahan langsung pada perawat
untuk mencapai tujuan, artinya teori ini memberikan suatu produk intervensi
spesifik yang harus dilakukan perawat agar dapat memberi efek pada kondisi
pasien (Nugroho, 2021a dalam Wijaya, Yudhawati, et al., 2022). Practice theory
menurut Smith (2019) adalah deskripsi dan perkembangan dari tindakan
keperawatan yang telah ada dan dikembangkan untuk digunakan pada situasi
keperawatan yang spesifik (Smith, 2019). Practice theory mengabstraksikan
masalah pada satu individu, satu situasi, dan satu sudut pandang (Edyana, 2017).
Prescriptive theory, situations spesific theory, dan micro theory adalah semua
istilah yang digunakan untuk menggambarkan practice theory (Wijaya,
Yudhawati, et al., 2022) . Beberapa ilmuwan menggunakan istilah "mikro-teori"
untuk menggambarkan kumpulan klaim teoretis, biasanya hipotesis, yang
berfokus pada fenomena yang didefinisikan secara khusus (Kim, 2019).
Teori dengan aplikasi yang paling spesifik adalah practice theory karena
sebuah practice theory akan menetapkan standar asuhan keperawatan untuk
mengatasi masalah dan akan menjelaskan fenomena khusus yang menjadi
perhatian disiplin (Ahmad, 1989). Practice theory juga menentukan intervensi
keperawatan yang cocok untuk mencapai tujuan tertentu, fokus pada fenomena
keperawatan yang spesifik dengan memberikan arahan langsung pada praktik
keperawatan dan hipotesis dengan menguraikan kejelasan fenomena. Practice
theory menyediakan kerangka kerja untuk intervensi keperawatan dan
memprediksi hasil dan efek dari praktik keperawatan itu sendiri (Thayer, 2020
dalam Wijaya, Yudhawati, et al., 2022).

7
2.2 Konsep Practice Theory
Practice theory merupakan teori yang dikembangkan berdasarkan
perkembangan dari middle range theory, karenanya teori ini lingkupnya lebih
sempit dan lebih konkrit keabstrakannya dibandingkan dengan ketiga teori dalam
tingkatan teori (Nugroho, 2021a dalam Wijaya, Yudhawati, et al., 2022).
Practice theory tidak hanya berkembang dari middle range theory, tetapi juga
dapat berkembang dari pengalaman praktik keperawatan, dan uji empiris.
Pengalaman praktik klinis perawat dapat menjadi sumber utama untuk
pengembangan practice theory keperawatan. Kedalaman dan kompleksitas teori
keperawatan digambarkan dan dijelaskan melalui apresiasi secara mendalam
terhadap fenomena keperawatan dan hubungan antara aspek pada situasi
keperawatan (Potter, 2021). Toney-Butler and Thayer (2020) dalam Wijaya,
Yudhawati, et al., 2022, mengatakan bahwa semua pengetahuan keperawatan
dikembangkan untuk praktik, sehingga semua teori keperawatan tanpa
menghiraukan tingkatannya maka merupakan teori praktik.
Idealnya practice theory berhubungan erat dengan konsep dari middle range
theory dan dibawah kerangka kerja dari grand theory. Contohnya tindakan
keperawatan yang dapat dikembangkan menjadi practice theory yaitu perawat
mengetahui bahwa mereka dapat mengurangi nyeri pada pasien dengan
melakukan intervensi yang spesifik dan mengurangi kerusakan kulit karena
tekanan dengan perubahan posisi yang teratur (Smith, 2019).

2.3 Perkembangan Practice Theory


Practice Theory merupakan hasil dari sebuah proses refleksi dari dunia nyata
keperawatan klinis, dimana didalamnya dibutuhkan engaging, intuiting, dan
envisioning. Engaging berarti keterlibatan langsung perawat pada suatu situasi.
Intuiting berarti perspektif subyektif yang dibawa perawat pada situasi tertentu
berdasarkan pengalaman yang telah didapatkannya. Envisioning berarti intuisi
kreatif perawat dalam memberikan arti unik dalam situasi tersebut dan
mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru. Refleksi bukan sebagai akhir
dari pencarian pendekatan baru namun sebagi suatu proses yang berlanjut. Ada
beberapa langkah dalam proses refleksi yaitu mengumpulkan pengalaman,

8
konsentrasi pada perasaan sendiri, mengevaluasi kembali melalui asosiasi,
integrasi, validasi dan ketepatan (Wijaya, Yudhawati, et al., 2022).
Untuk melakukan proses tersebut dilakukan dengan mengumpulkan data-data
pengalaman dalam bentuk jurnal tertulis, melakukan studi studi dari jurnal ilmiah,
diskusi dengan kolega. Smith (2019) menambahkan sumber-sumber dari
pengembangan practice theory ini adalah pengalaman sehari-hari dari perawat,
diskusi dengan perawat mahir berdasar kasus yang ditemuinya. Langkah kedua
yaitu konsentrasi pada perasaan, artinya tidak hanya mendeskripsikan perasaannya
saja tentang pengalaman itu tetapi mencari bukti ilmiah/pertanggungjawaban dari
perasaan itu. Kepercayaan kuno tentang situasi itu tidak boleh mempengaruhi
persepsi. Bahkan kepercayaan kuno tersebut sebaiknya diganti dengan hal yang
baru dan terbuka. Hal ini dapat dicapai dengan menulis sebuah catatan ilmiah
(Smith, 2019).
Langkah ketiga yaitu terdiri dari empat bagian. Yang pertama adalah asosiasi
atau hubungan yang memungkinkan praktisi refleksi untuk menghubungkan
situasi yang ada dengan pengetahuan yang telah ada dan tindakan yang dilakukan.
Hasil akhirnya adalah praktisi tersebut mengganti perilaku atau ilmu yang lama
dengan yang baru. Hal ini dapat dicapai dengan brainstorming dari kelompok,
diskusi terbuka untuk mengklarifikasi pikiran dan perasaan agar muncul
pendekatan baru (Smith, 2019).
Langkah berikutnya yaitu integrasi. Dalam langkah ini praktisi mulai
mengelompokkan beberapa ide, perasaan, dan isu yang muncul dalam langkah
asosiasi. Hasil dari pengelompokkan ini didapatkan suatu hubungan lagi dan suatu
kesimpulan. Disini konsep baru, proposisi awal, dan asumsi dapat terlihat. Dapat
juga hal tersebut berhubungan dengan teori yang sudah ada. Validasi berarti
membandingkan hasil pendekatan baru dengan pengalaman, pengetahuan dan
pendekatan dari praktisi lain untuk mengetahui keaslian dari ide praktisi. Validasi
juga berarti mencoba hasil pendekatan praktisi di situasi lain. Cara terbaik untuk
mevalidasi hasil pendekatan baru adalah mengembalikan pendekatan tersebut ke
praktik klinik dan diuji disana (Wijaya, Yudhawati, et al., 2022).
Ketepatan adalah langkah terakhir dalam proses refleksi yaitu menggabungkan
perilaku dan pendekatan baru dengan dasar pengatahuan kita. Sebagai hasilnya

9
pengetahuan baru tersebut dapat digunakan di masa depan pada situasi yang sama
saat pertama kali refleksi dilakukan (Foth et al., 2018 dalam Wijaya, Yudhawati,
et al., 2022).

2.4 Klasifikasi dan Karakteristik Practice Theory


2.4.1 Klasifikasi Practice Theory
Practice theory bertujuan untuk menjelaskan penerapan teori dalam dunia
nyata. Menurut Dickhoff & James (1968) practice theory dapat diklasifikasikan
dalam empat tingkatan dari yang rendah hingga tinggi, yaitu (Edyana, 2017) :
1. Situation-producing theory. Jenis teori dengan tingkat paling rendah ini
bertujuan memprediksi situasi, sehingga sering disebut dengan prescriptive
theory atau teori yang memberikan petunjuk awal. Pada teori ini dijelaskan
bagaimana seorang tenaga kesehatan harus berbuat.
2. Situation-relating theory. Jenis teori ini menghubungkan situasi yang
diperoleh atau digambarkan dari situation-producing theory. Teori ini
menghasilkan dasar-dasar pengujian hubungan antar situasi atau menjawab
pertanyaan “apakah yang akan terjadi jika…”.
3. Factor-relating theory. Jenis teori ini bertujuan menguji hubungan antar
konsep. Konsep-konsep tersebut dihasilkan dari penggambaran hubungan
situasi yang dihasilkan situation-relating theory.
4. Factor-isolating theory. Jenis teori ini bertujuan untuk mengobservasi,
menggambarkan dan memberi “nama” pada konsep-konsep. Berdasarkan
hubungan antar konsep yang diperoleh dari factor-relating theory, maka
peneliti dapat membentuk teori yang hasilnya adalah mengisolasi faktor-faktor
dan penamaan konsep.

Practice theory merupakan teori yang paling informal dibandingkan


dengan yang lain. Teori ini paling konkrit dan dapat diaplikasikan. Teori ini
memiliki 2 level (Foth et al., 2018 dalam Wijaya, Yudhawati, et al., 2022) :
1. Level I / Higher Level : Menghubungkan dengan middle range theory
Practice theory pada higher level sangat dekat hubungannya dengan middle
range theory, tetapi terdiri dari satu atau dua konsep-konsep utama dan

10
frekuensi aplikasinya dibatasi dengan sebuah kejadian. Contoh teori yang ada
hubungannya dengan perawatan luka dekubitus atau perawatan kateter.
2. Level II / Lower Level : Mendesain sebuah hipotesis
Practice theory pada lower level didefinisikan sebagai satu set hipotesa kerja
atau proposisi. Para ilmuan dan praktisi menggunakan proposisi kerja secara
sementara, menjelaskan atau melakukan test hipotesa kerja yang ada kaitannya
dengan kesehatan sebagai hasil interaksi antara manusia dan lingkungan

2.4.3 Karakteristik Practice Theory


Micro theory atau yang sering dikenal sebagai practice theory, adalah teori
keperawatan yang diterapkan pada perawatan pasien yang sebenarnya.
Karakteristik berikut membedakan teori ini dari level teori lainnya (McEwan and
Wills, 2021 dalam Wijaya, Luh, et al., 2022) :
1. Digunakan saat melakukan intervensi keperawatan yang melibatkan
keterampilan psikomotorik (seperti mengganti pakaian dan mengelola obat)
atau komunikasi (seperti pendidikan dan konseling kesehatan).
2. Bersumber dari grand theory atau middle range theory, praktik klinis, dan
penelitian, serta kajian literatur yang menjelaskan secara spesifik terkait
praktik keperawatan tertentu.
3. Dapat diterapkan pada semua tingkat teori keperawatan.

Wooldridge (1992) dalam Potter (2021) menjelaskan beberapa ciri dari


practice theory/micro theory yaitu :
1. Practice theory dinyatakan dalam sebuah hubungan sebab akibat antara makna
dan tujuan yang dapat di uji secara empiris.
2. Fokus pada penyebab yang dapat dimanipulasi oleh perawat; efek yang
dianggap relevan untuk mengevaluasi hasil yang telah dicapai; dan
ketidaktentuan kondisi yang dapat diaplikasikan dalam situasi praktik.
3. Fokus pada makna yang dapat diasumsikan secara mandiri oleh profesi
perawat baik praktik manipulasi langsung maupun struktur panduan praktik.

11
2.5 Contoh Practice Theory
Practice theory dapat mencakup unsur-unsur khusus tertentu, seperti
keperawatan onkologi, keperawatan kebidanan, atau keperawatan ruang operasi,
atau mungkin berhubungan dengan aspek keperawatan lainnya, seperti
administrasi keperawatan atau pendidikan keperawatan. Teori-teori tersebut
biasanya menggambarkan unsur-unsur tertentu dari asuhan keperawatan, seperti
pereda nyeri kanker, atau pengalaman khusus, seperti menjelang kematian dan
perawatan akhir hayat (McEwen, 2018).
Contoh practice theory yaitu bonding attachment theory, therapeutic touch,
exercise as selfcare, caring for patient with chronic skin disease, quality of care,
theory of parental attachment with preterm infants in neonatal intensive care
units, theory of fatigue associated with pregnancy, dll (Smith, 2019).

2.6 Perbedaan Practice Theory dengan Teori Lainnya


Secara ringkas, level atau tingkatan pengembangan teori keperawatan dapat
dijelaskan sebagai berikut (Wijaya, Luh, et al., 2022) :
Philosophical a. Merupakan karya awal yang mendahului era teori
Theory / b. Sifat teori yang sangat abstrak dengan ruang lingkup yang
Metatheory sangat luas.
c. Berkontribusi untuk pengetahuan keperawatan dengan
memberikan arahan untuk disiplin dan membentuk dasar
untuk keilmuan professional, yang mengarah kepada
pemahaman teoritis baru.
d. Preposisi dan konsep yang disajikan sangat tidak konkrit,
tidak rinci, dan sangat global.
e. Dapat digunakan untuk menguji teori lain akan tetapi teori
ini tidak dapat di uji oleh teori manapun.
Grand theory / a. Sifat teori masih bersifat abstrak dan cakupannya yang luas
Macrotheory akan tetapi tidak seabstrak dan seluas cakupan teori filosofi.
b. Konsep dan preposi yang disajikan masi kurang kongkrit
dan kurang rinci dalam memaknai suatu fenomena.
c. Membutuhkan penelitian yang spesifik sebelum dapat

12
sepenuhnya di uji cobakan.
d. Tidak memberikan panduan terhadap intervensi
keperawatan yang spesifik, namun memberikan kerangka
kerja struktural dan ide yang abstrak.
e. Diturunkan dari teori filosofi.
Middle Range a. Cakupannya lebih terbatas dan kurang abstrak.
Theory b. Menjelaskan fenomena spesifik atau konsep dan
mencerminkan praktek keperawatan.
c. Lebih mudah diaplikasikan dalam praktek.
d. Dapat diturunkan dari Grand theory
e. Dapat diuji secara empiris
Practice a. Lebih tidak abstrak, lebih spesifik dan cakupannya lebih
Theory / sempit di bandingkan dengan middle range theory.
Microtheory b. Berorientasi pada suatu tindakan nyata untuk tujuan yang
spesifik.
c. Fokus kepada fenomena keperawatan spesifik yang
mencerminkan praktek klinis dan hanya terbatas kepada
populasi atau bagian dari situasi pada teori.
d. Sangat mudah untuk di aplikasikan dalam praktik
keperawatan.
e. Dapat diuji secara empiris.
f. Dapat diturunkan dari grand dan middle theory
Tabel 1 Perbedaan Tingkatan Pengembangan Teori Keperawatan

2.7 Kelebihan dan Kekurangan Practice Theory


2.7.1 Kelebihan Practice Theory
Kelebihan dari practice theory atau yang disebut juga dengan micro theory
ini yaitu lebih spesifik dan jelas cakupannya dibanding middle range theory.
Selain itu, teori ini sangat mudah untuk di aplikasikan dalam praktik keperawatan
karena berfokus pada fenomena keperawatan yang spesifik dengan memberikan
arahan langsung pada praktik keperawatan dan hipotesis dengan menguraikan
kejelasan fenomena.

13
2.7.2 Kekurangan Practice Theory
Karena dikembangkan berdasarkan perkembangan dari middle range
theory membuat practice theory memiliki ruang lingkup yang lebih sempit, lebih
tidak abstrak dibandingkan dengan ketiga teori lain, dan hanya terbatas kepada
populasi atau bagian dari situasi pada teori.

2.8 Komponen Paradigma dan Teori Keperawatan


Paradigma dan teori keperawatan dapat dijadikan kedalam satu kelompok,
yaitu berdasarkan urutan/hierarki ilmu pengetahuan yang telah kita kenal
(diurutkan berdasar yang paling abstrak hingga yang paling praktikal) (Wijaya,
Yudhawati, et al., 2022) :
1. Metaparadigma : Orang, Lingkungan, Kesehatan dan Keperawatan
2. Philosophy : Nightingle
3. Model Konseptual : Neuman sistem model
4. Teori : Grand theory, Midle range theory, practice theory

14
BAB III
PENUTUP

4.1 Simpulan
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, practice theory
adalah teori yang sudah dapat diaplikasikan langsung atau dipraktekkan dengan
pasien atau dapat diuji secara empiris. Practice theory/micro theory merupakan
teori yang dikembangkan berdasarkan perkembangan dari middle range theory,
karenanya teori ini lingkupnya lebih sempit dan lebih konkrit keabstrakannya
dibandingkan dengan ketiga teori dalam tingkatan teori. Practice theory
merupakan hasil dari sebuah proses refleksi dari dunia nyata keperawatan klinis,
dimana didalamnya dibutuhkan engaging, intuiting, dan envisioning.

4.2 Saran
Demikian atas ulasan dari makalah ini dari penulis untuk memperjelas dalam
pembahasan "Nursing Practice Theory". Apabila ada kekeliruan atau tidak
jelasnya dalam makalah ini dapat menghubungi penulis, dan apabila ada
kekurangan dari materi ini diharapkan pembaca dapat membantu dalam
memperbaiki makalah ini terimakasih.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S. A. (1989). Theories and models of nursing. Recent Advances in


Nursing, 24.
Aini, N. (2018). Teori Model Keperawatan Beserta Aplikasinya Dalam
Keperawatan. Universitas Muhammadiyah Malang.
Alligood, M. R. (2014). Nursing theory & their work (8th ed.). Elsevier Mosby.
Edyana, A. (2017). Kerangka Teori, Kerangka Konsep, Hipotesis, Dan Definisi
Operasional. Domain Afektif Depkes RI Cartono Dan Utari & Sundeen,
2019, 1–12.
Kim, H. S. (2019). The Nature of Theoritical Thinking in Nursing (2nd ed.).
Springer Publishing Company.
McEwen, M. (2018). Theoretical Basis for Nursing (5th ed.). Lippincott Williams
and Wilkins.
Potter, P. A. (2021). Fundamentals of Nursing - E-Book. In Elsevier Health
Science.
Smith, M. C. (2019). Nursing Theories and Nursing Practice (5th ed.). F.A. Davis
Company.
Wijaya, Y. A., Luh, N., Suardini, P., & Fista, K. R. (2022). Classification of
Nursing Theory Developed By Nursing Experts : a Literature Review
Klasifikasi Teori Keperawatan Yang Dikembangkan Oleh Ahli
Keperawatan : Sebuah Tinjauan Literatur. Nursing Theory Developed, 23(2),
1–49.
Wijaya, Y. A., Yudhawati, N. L. P. S., & Ilmy, S. K. (2022). Development of
Nursing Concept and Theory Model : Differences and Identification of
Nursing Theory Group Between Theory, Grand Theories, Middle Range
Theory and Nursing Practice Theory. Sain Keperawatan, 14, 1–22.
https://doi.org/10.13140/RG.2.2.16470.11844

16

You might also like