KB. 1 Pembelajaran Apresiasi Sastra di Kelas Rendah
A. Pengertian Apresiasi Sastra Apresiasi sastra adalah penghargaan(terhadap karya sastra)yang didasarkan pada pemahaman,prengenalan,penafsiran,penghayatan dan penikmatan yang didukung oleh kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam suatu karya sastra.
B. Tujuan Pembelajaran Apresiasi Sastra SD
Guru yang memiliki pengalaman lebih dari 2 tahun,bahkan mungkin puluhan tahun dalam pembelajaran siswa tentu tidak terlepas dari berbagai variable pokok yang saling berkaitan,yaitu kurikulum,guru/pendidik,pembelajaran,dan peserta (disebut siswa). Semua komponen menuju arah untuk kepentingan peserta didik,yakni siswa.Berdasarkan hal itu guru dituntut harus mampu menggunakan berbagai model pembelajaran agar siswa dapat melakukan kegiatan belajar. Ada 2 nilai yang dapat diambil dari pembelajaran sastra,yaitu nilai personal dan nilai pendidikan.Nilai personal meliputi perkembangan emosional,intelektual,imajinasi,pertumbuhan rasa sosial.Adapun nilai Pendidikan mencakup eksplorasi dan penemuan,keterampilan berbahasa,mengembangkan cipta dan rasa atau nilai keindahan,menanamkan wawasan multicultural dan menanamkan kebiasaan membaca.
C. Karakteristik Siswa SD Kelas Rendah
Anak-anak SD kelas rendah pada umumnya sudah dapat menangkap cerita yang dikisahkan oleh orang tua atau guru mereka.Di antara mereka juga sudah memiliki kemampuan tinggi dalam membaca buku cerita atau puisi.Hanya saja,mereka belum mampu membedakan antara khayalan dengan kenyataan mengingat pengamatan mereka belum fokus pada satu hal atau satu masalah.
D. Langkah-langkah Pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia Kelas Rendah
Langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran apresiasi kelas rendah 1. Kriteria pemilihan bahan pembelajaran apresiasi sastra Dalam memilih bahan pembelajaran apresiasi sastra,guru harus menggunakan kriteria keterbacaan dan kesesuaian.Kriteria keterbacaan berkaitan dengan mudah sukarnya karya sastra dibaca dan dipahami oleh siswa.Sementara itu,kriteria kesesuaian berkaitan dengan sesuai tidaknya bahan pembelajaran dengan karakteristik siswa sebagai penerima pesan pembelajaran. Penggunaan kedua kriteria tersebut,jika dikaitkan dengan bentuk sastra anak,yaitu prosa,puisi,dan drama,maka mesti mengacu pada ketiga bentuk karya sastra. 2. Langkah-langkah yang digunakan Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dapat dilakukan dengan memberi tugas membaca sajak,membaca cerita,berdeklamasi atau mendongeng di depan kelas.Dalam hal penilaian,secara umum dikenal dua bentuk penilaian yaitu : a. Penilaian prosedur yang meliputi : penilaian proses belajar dan nilai hasil belajar. b. Instrumen atau alat penilaian,yang meliputi : tanya jawab,penugasan,esai tes,dan pilihan ganda.Tentang bentuk soal dan bagaimana pedoman penskorannya. E. Pengembangan Materi Pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia Di Kelas Rendah Dalam melaksanakan apresiasi sastra anak,kita dapat melakukan beberapa kegiatan,yakni kegiatan apresiasi secara langsung,apresiasi tidak langsung.Pendokumentasian sastra anak dan melatih kegiatan mencipta sastra (rekreatif).Secara terperinci dijelaskan sebagai berikut : 1. Kegiatan apresiasi langsung,yaitu membaca sastra anak,mendengar sastra anak ketika dibacakan atau dideklemasikan dan menonton pertunjukan sastra anak dipentaskan. 2. Kegiatan apresiasi tidak langsung,yaitu mempelajari teori sastra,mempelajari kritik dan esai sastra dan mempelajari sejarah sastra. 3. Pendokumentasian sastra anak dan 4. Melatih kegiatan kreatif menvipta sastra atau kreatif dengan mengungkapkan kembali karya sastra yang dibaca,didengar,atau ditontonnya. Pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra anak di SD kelas rendah dapat dimulai dari kegiatan pra kegiatan belajar mengajar di kelas.Kegiatan pra dapat dilakukan dengan memberi salinan teks sastra atau puisi.Yang menjadi catatan adalah ketika di kelas rendah karya sastra berbentuk drama cukup dikenalkan drama yang sesuai dengan anak.Khusus dalam hal evaluasi,sama dengan materi yang lain dalam mata pelajaran bahasa,evaluasi pembelajaran apresiasi sastra itu hendaknya mengandung tiga komponen dasar evaluasi,yaitu kognisi,afeksi dan psikomotor.Dalam hal penilaian dikenal bentuk penilaian yaitu : 1. Penialain prosedur yang meliputi penilaian proses belajar dan penilaian hasil belajar. 2. Instrumen atau alat penilaian yang meliputi tanya jawab,penugasan,esai tes dan pilihan ganda.
F. Pembelajaran Apresiasi Sastra Secara Terpadu Di Kelas SD Kelas Rendah
Pembelajaran sastra anak di SD kelas rendah diharapkan benar-benar dapat menjadi pembelajaran sastra anak.Sastra anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak.Bagi siswa kelas 1-3 ,sifat sastra anak adalah imajinasi semata bukan berdasarkan pada fakta.
Sastra anak juga berfungsi sebagai media Pendidikan dan hiburan,membentuk
kepribadian anak,serta menuntun kecerdasan emosi anak.Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang moral,pembentuk kepribadian anak,mengembangkan imajinasi dan kreativitas serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak.Fungsi hiburan dalam sastra anak dapat membentuk anak merasa bahagia atau senang membaca,senang dan bergembira mendengarkan cerita ketika dibacakan atau dideklamasikan dan mendapat kenikmatan atau kepuasan batin sehingga menuntun kecerdasan emosinya. KB. 2 Pembelajaran Apresiasi Sastra di Kelas Tinggi A. Karakteristik Siswa SD Kelas Tinggi Masa usia SD sebagai masa siswa-siswa akhir yang berlangsung dari usia 6-11 atau 12 tahun.Karakteristik utama siswa sekolah dasar adalah mereka menampilkan perbedaan- perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang.di antaranya,perbedaan dalam intelegensi,kemampuan dalam kognitif dan bahasa,perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik siswa. Menurut Piaget terdapat 5 faktor yang menunjang perkembangan intelektual yaitu : a. Kedewasaan (maturation) b. Pengalaman fisik (physical) c. Pengalaman logika matematika (logical mathematical experience) d. Transmisi sosial (social transmission) e. Proses keseimbangan (equilibrium) Tahapan perkembangan intelektual yang dilalui siswa yaitu : a. Tahap sensorik motor usia 0-2 tahun b. Tahap operasioanal usia 2-6 tahun c. Tahap operasioanl konkret usia 7-11 atau 12 tahun d. Tahap operasional formal usia 11 atau 12 tahun ke atas Dengan demikian,siswa SD berada dalam tahap operasional konkret,yakni suatu tahapan ketika siswa mengembangkan pemikiran logis,masih sangat terikat pada fakta-fakta perceptual,artinya siswa mampu berpikir logis tetapi masih terbatas pada objek-objek konkret dan mampu melakukan konservasi. B. Langkah-langkah Pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia Secara Terpadu Di Kelas Tinggi Mata pelajaran Bahasa Indonesia yang bertujuan agar peserta didik mampu : 1. Berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang berlaku,baik secara lisan maupun tulisan. 2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. 3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. 4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,serta kematangan emosional dan sosial. 5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,memperluas budi pekerti serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. 6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
C. Langkah-langkah Pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia Kelas Tinggi
Tujuan khusus pembelajaran dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Siswa mampu mengemukakan kembali ringkasan isi cerita sesuai dengan rangkaian cerita,pelaku cerita dan tempat kejadian cerita. 2. Siswa mampu memberikan tanggapan terhadap kejadian cerita baru 3. Siswa mampu mengemukakan kembali ringkasan tanggapan secara lisan dengan baik dan benar. D. Pengembangan Materi Pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia Di Kelas Tinggi Inti perencanaan pembelajaran itu adalah rencana pelaksanakan pembelajaran (RPP) dan bahan ajar,kedua hal itu disebut perangkat pembelajaran.Dengan kedua perangkat pembelajaran itulah guru mewujudkan harapannya,yakni meningkatkan kompetensi siswa sehingga mencapai kriteria ketuntasan minimal dan dalam pembelajaran apresiasi sastra di kelas tinggi,model pembelajaran yang aplikatif dan pragmatis adalah RPP yang benar- benar dapat digunakan untuk mengantarkan siswa kepada pencapaian kompetensi dengan tuntas. Model-model itu harus kita benar-benar pahami SK,KD dan mampu menjabarkannya menjadi indicator.Dari indicator dilahirkan : 1. Tujuan pembelajaran 2. Materi pembelajaran 3. Kegiatan pembelajaran 4. Prosedur pembelajaran dan 5. Instrument penilaian
E. Pembelajaran Apresiasi Sastra Secara Terpadu Di Kelas Tinggi
Dalam pembelajaran apresiasi sastra secara terpadu di kelas tinggi,ketika mempelajari sastra fokus pembelajaran tertuju pada siswa yang tengah membaca,menikmati dan merespons peristiwa-peristiwa yang terpapar melalui sajian sastra.Perlu diingat bahwa mereka (siswa kelas 4-6 ) adalah siswa kelas tinggi yang mempunyai beberapa sifat khas sebagai berikut : 1. Adanya minat terhadapkehidupan praktis sehari-hari yang konkret 2. Amat realistic,ingin tahu dan ingin belajar 3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaram khusus,oleh ahli yang mengikuti teori faktor ditaksirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor 4. Pada umumnya anak menghadap tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikan sendiri 5. Pada masa ini anak memandang nilai(angka raport) sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah 6. Anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya,biasanya untuk bermain bersama-sama. Oleh karena itu,dalam praktik pembelajaran apresiasi sastra secara terpadu,kerja guru ialah menumbuhkembangkan jiwa merdeka anak didik dengan mewaspadai rambu-rambu sifat kodrati anak didik,yaitu melihat,mengamati,meniru.