You are on page 1of 5

Modul 9.

Model Pembelajaran Apresiasi Sastra di SD

KB. 1 Pembelajaran Apresiasi Sastra di Kelas Rendah


A. Pengertian Apresiasi Sastra
Apresiasi sastra adalah penghargaan(terhadap karya sastra)yang didasarkan pada
pemahaman,prengenalan,penafsiran,penghayatan dan penikmatan yang didukung oleh
kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam suatu karya sastra.

B. Tujuan Pembelajaran Apresiasi Sastra SD


Guru yang memiliki pengalaman lebih dari 2 tahun,bahkan mungkin puluhan tahun
dalam pembelajaran siswa tentu tidak terlepas dari berbagai variable pokok yang saling
berkaitan,yaitu kurikulum,guru/pendidik,pembelajaran,dan peserta (disebut siswa).
Semua komponen menuju arah untuk kepentingan peserta didik,yakni
siswa.Berdasarkan hal itu guru dituntut harus mampu menggunakan berbagai model
pembelajaran agar siswa dapat melakukan kegiatan belajar. Ada 2 nilai yang dapat
diambil dari pembelajaran sastra,yaitu nilai personal dan nilai pendidikan.Nilai personal
meliputi perkembangan emosional,intelektual,imajinasi,pertumbuhan rasa
sosial.Adapun nilai Pendidikan mencakup eksplorasi dan penemuan,keterampilan
berbahasa,mengembangkan cipta dan rasa atau nilai keindahan,menanamkan wawasan
multicultural dan menanamkan kebiasaan membaca.

C. Karakteristik Siswa SD Kelas Rendah


Anak-anak SD kelas rendah pada umumnya sudah dapat menangkap cerita yang
dikisahkan oleh orang tua atau guru mereka.Di antara mereka juga sudah memiliki
kemampuan tinggi dalam membaca buku cerita atau puisi.Hanya saja,mereka belum
mampu membedakan antara khayalan dengan kenyataan mengingat pengamatan mereka
belum fokus pada satu hal atau satu masalah.

D. Langkah-langkah Pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia Kelas Rendah


Langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran apresiasi kelas rendah
1. Kriteria pemilihan bahan pembelajaran apresiasi sastra
Dalam memilih bahan pembelajaran apresiasi sastra,guru harus menggunakan
kriteria keterbacaan dan kesesuaian.Kriteria keterbacaan berkaitan dengan mudah
sukarnya karya sastra dibaca dan dipahami oleh siswa.Sementara itu,kriteria
kesesuaian berkaitan dengan sesuai tidaknya bahan pembelajaran dengan
karakteristik siswa sebagai penerima pesan pembelajaran.
Penggunaan kedua kriteria tersebut,jika dikaitkan dengan bentuk sastra anak,yaitu
prosa,puisi,dan drama,maka mesti mengacu pada ketiga bentuk karya sastra.
2. Langkah-langkah yang digunakan
Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dapat dilakukan dengan memberi tugas
membaca sajak,membaca cerita,berdeklamasi atau mendongeng di depan
kelas.Dalam hal penilaian,secara umum dikenal dua bentuk penilaian yaitu :
a. Penilaian prosedur yang meliputi : penilaian proses belajar dan nilai hasil
belajar.
b. Instrumen atau alat penilaian,yang meliputi : tanya jawab,penugasan,esai tes,dan
pilihan ganda.Tentang bentuk soal dan bagaimana pedoman penskorannya.
E. Pengembangan Materi Pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia Di Kelas Rendah
Dalam melaksanakan apresiasi sastra anak,kita dapat melakukan beberapa
kegiatan,yakni kegiatan apresiasi secara langsung,apresiasi tidak
langsung.Pendokumentasian sastra anak dan melatih kegiatan mencipta sastra
(rekreatif).Secara terperinci dijelaskan sebagai berikut :
1. Kegiatan apresiasi langsung,yaitu membaca sastra anak,mendengar sastra anak
ketika dibacakan atau dideklemasikan dan menonton pertunjukan sastra anak
dipentaskan.
2. Kegiatan apresiasi tidak langsung,yaitu mempelajari teori sastra,mempelajari kritik
dan esai sastra dan mempelajari sejarah sastra.
3. Pendokumentasian sastra anak dan
4. Melatih kegiatan kreatif menvipta sastra atau kreatif dengan mengungkapkan
kembali karya sastra yang dibaca,didengar,atau ditontonnya.
Pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra anak di SD kelas rendah dapat dimulai dari
kegiatan pra kegiatan belajar mengajar di kelas.Kegiatan pra dapat dilakukan dengan
memberi salinan teks sastra atau puisi.Yang menjadi catatan adalah ketika di kelas
rendah karya sastra berbentuk drama cukup dikenalkan drama yang sesuai dengan
anak.Khusus dalam hal evaluasi,sama dengan materi yang lain dalam mata pelajaran
bahasa,evaluasi pembelajaran apresiasi sastra itu hendaknya mengandung tiga
komponen dasar evaluasi,yaitu kognisi,afeksi dan psikomotor.Dalam hal penilaian
dikenal bentuk penilaian yaitu :
1. Penialain prosedur yang meliputi penilaian proses belajar dan penilaian hasil belajar.
2. Instrumen atau alat penilaian yang meliputi tanya jawab,penugasan,esai tes dan
pilihan ganda.

F. Pembelajaran Apresiasi Sastra Secara Terpadu Di Kelas SD Kelas Rendah


Pembelajaran sastra anak di SD kelas rendah diharapkan benar-benar dapat menjadi
pembelajaran sastra anak.Sastra anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat
dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak.Bagi
siswa kelas 1-3 ,sifat sastra anak adalah imajinasi semata bukan berdasarkan pada fakta.

Sastra anak juga berfungsi sebagai media Pendidikan dan hiburan,membentuk


kepribadian anak,serta menuntun kecerdasan emosi anak.Pendidikan dalam sastra anak
memuat amanat tentang moral,pembentuk kepribadian anak,mengembangkan imajinasi
dan kreativitas serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak.Fungsi
hiburan dalam sastra anak dapat membentuk anak merasa bahagia atau senang
membaca,senang dan bergembira mendengarkan cerita ketika dibacakan atau
dideklamasikan dan mendapat kenikmatan atau kepuasan batin sehingga menuntun
kecerdasan emosinya.
KB. 2 Pembelajaran Apresiasi Sastra di Kelas Tinggi
A. Karakteristik Siswa SD Kelas Tinggi
Masa usia SD sebagai masa siswa-siswa akhir yang berlangsung dari usia 6-11 atau 12
tahun.Karakteristik utama siswa sekolah dasar adalah mereka menampilkan perbedaan-
perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang.di antaranya,perbedaan dalam
intelegensi,kemampuan dalam kognitif dan bahasa,perkembangan kepribadian dan
perkembangan fisik siswa.
Menurut Piaget terdapat 5 faktor yang menunjang perkembangan intelektual yaitu :
a. Kedewasaan (maturation)
b. Pengalaman fisik (physical)
c. Pengalaman logika matematika (logical mathematical experience)
d. Transmisi sosial (social transmission)
e. Proses keseimbangan (equilibrium)
Tahapan perkembangan intelektual yang dilalui siswa yaitu :
a. Tahap sensorik motor usia 0-2 tahun
b. Tahap operasioanal usia 2-6 tahun
c. Tahap operasioanl konkret usia 7-11 atau 12 tahun
d. Tahap operasional formal usia 11 atau 12 tahun ke atas
Dengan demikian,siswa SD berada dalam tahap operasional konkret,yakni suatu tahapan
ketika siswa mengembangkan pemikiran logis,masih sangat terikat pada fakta-fakta
perceptual,artinya siswa mampu berpikir logis tetapi masih terbatas pada objek-objek
konkret dan mampu melakukan konservasi.
B. Langkah-langkah Pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia Secara Terpadu Di Kelas
Tinggi
Mata pelajaran Bahasa Indonesia yang bertujuan agar peserta didik mampu :
1. Berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang berlaku,baik secara
lisan maupun tulisan.
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan
bahasa negara.
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
berbagai tujuan.
4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,serta
kematangan emosional dan sosial.
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,memperluas
budi pekerti serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia.

C. Langkah-langkah Pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia Kelas Tinggi


Tujuan khusus pembelajaran dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Siswa mampu mengemukakan kembali ringkasan isi cerita sesuai dengan rangkaian
cerita,pelaku cerita dan tempat kejadian cerita.
2. Siswa mampu memberikan tanggapan terhadap kejadian cerita baru
3. Siswa mampu mengemukakan kembali ringkasan tanggapan secara lisan dengan baik
dan benar.
D. Pengembangan Materi Pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia Di Kelas Tinggi
Inti perencanaan pembelajaran itu adalah rencana pelaksanakan pembelajaran (RPP) dan
bahan ajar,kedua hal itu disebut perangkat pembelajaran.Dengan kedua perangkat
pembelajaran itulah guru mewujudkan harapannya,yakni meningkatkan kompetensi siswa
sehingga mencapai kriteria ketuntasan minimal dan dalam pembelajaran apresiasi sastra di
kelas tinggi,model pembelajaran yang aplikatif dan pragmatis adalah RPP yang benar-
benar dapat digunakan untuk mengantarkan siswa kepada pencapaian kompetensi dengan
tuntas.
Model-model itu harus kita benar-benar pahami SK,KD dan mampu menjabarkannya
menjadi indicator.Dari indicator dilahirkan :
1. Tujuan pembelajaran
2. Materi pembelajaran
3. Kegiatan pembelajaran
4. Prosedur pembelajaran dan
5. Instrument penilaian

E. Pembelajaran Apresiasi Sastra Secara Terpadu Di Kelas Tinggi


Dalam pembelajaran apresiasi sastra secara terpadu di kelas tinggi,ketika mempelajari
sastra fokus pembelajaran tertuju pada siswa yang tengah membaca,menikmati dan
merespons peristiwa-peristiwa yang terpapar melalui sajian sastra.Perlu diingat bahwa
mereka (siswa kelas 4-6 ) adalah siswa kelas tinggi yang mempunyai beberapa sifat khas
sebagai berikut :
1. Adanya minat terhadapkehidupan praktis sehari-hari yang konkret
2. Amat realistic,ingin tahu dan ingin belajar
3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaram
khusus,oleh ahli yang mengikuti teori faktor ditaksirkan sebagai mulai menonjolnya
faktor-faktor
4. Pada umumnya anak menghadap tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha
menyelesaikan sendiri
5. Pada masa ini anak memandang nilai(angka raport) sebagai ukuran yang tepat
mengenai prestasi sekolah
6. Anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya,biasanya untuk bermain
bersama-sama.
Oleh karena itu,dalam praktik pembelajaran apresiasi sastra secara terpadu,kerja guru ialah
menumbuhkembangkan jiwa merdeka anak didik dengan mewaspadai rambu-rambu sifat
kodrati anak didik,yaitu melihat,mengamati,meniru.

You might also like